Dalam
hadits marfu’ disebutkan, “Wahai Abu Hurairah, pelajarilah ilmu faroidh (ilmu waris) dan
ajarkanlah karena ilmu tersebut adalah separuh ilmu dan saat ini telah dilupakan. Ilmu
warislah yang akan terangkat pertama kali dari umatku.” (HR. Ibnu Majah, Ad
Daruquthni, Al Hakim, Al Baihaqi. Hadits ini dho’if). Namun sudah menunjukkan
kemuliaan ilmu waris karena Allah Ta’ala telah merinci dalam Al Qur’an mengenai
hitungan warisan. Dan Allah yang memberikan hukum seadil-adilnya. Beda dengan
anggapan sebagian orang yang menganggap hukum Allah itu tidak adil karena
suuzhonnya pada Sang Kholiq.
Pada kesempatan kali ini, kami hanya menghadirkan secara ringkas mengenai perihal
waris. Tidak seperti biasanya kami berkutat dengan banyak dalil. Kami buat panduan
waris kali ini dengan begitu sederhana yang banyak merujuk dari kitab fikih
Syafi’i Matan Ghoyah wat Taqrib (Matan Abi Syuja’). Dalam tulisan kali ini, kami pun
menyampaikan contoh-contoh sederhana mengenai masalah waris. Semoga bermanfaat.
1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki dan seterusnya ke bawah
3. Ayah
4. Kakek dan seterusnya ke atas
5. Saudara laki-laki
6. Anak laki-laki dari saudara laki-laki (keponakan) walaupun jauh (seperti anak dari
keponakan)
7. Paman
8. Anak laki-laki dari paman (sepupu) walaupun jauh
9. Suami
10. Bekas budak laki-laki yang dimerdekakan
1. Anak perempuan
2. Anak perempuan dari anak laki-laki (cucu perempuan) dan seterusnya ke bawah
3. Ibu
4. Nenek dan seterusnya ke atas
5. Saudara perempuan
6. Istri
7. Bekas budak perempuan yang dimerdekakan
‘Ashobah yaitu orang yang mendapatkan warisan dari kelebihan harta setelah
diserahkan pada ashabul furudh.
1. Anak laki-laki
2. Anak dari anak laki-laki (cucu)
3. Ayah
4. Kakek
5. Saudara laki-laki seayah dan seibu
6. Saudara laki-laki seayah
7. Anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah dan seibu (keponakan)
8. Anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah (keponakan)
9. Paman
10. Anak paman (sepupu)
11. Jika tidak didapati ‘ashobah, baru beralih ke bekas budak yang dimerdekakan
Ashabul furudh yaitu orang yang mendapatkan warisan berdasarkan kadar yang telah
ditentukan dalam kitabullah.
Kadar waris untuk ashabul furudh:
1. 1/2
2. 1/4
3. 1/8
4. 2/3
5. 1/3
6. 1/6
1. Anak perempuan
2. Anak perempuan dari anak laki-laki (cucu perempuan)
3. Saudara perempuan seayah dan seibu
4. Saudara perempuan seayah
5. Suami jika tidak memiliki anak atau cucu laki-laki
Kaedah yang perlu diingat: Siapa yang tumbuh dari si fulan, selama si
fulan ini ada, maka ia tidak mendapatkan warisan. Misalnya seorang cucu
tidaklah mendapatkan waris jika masih ada anak si mayit (ayah dari cucu
tadi).
1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki
3. Saudara laki-laki seayah dan seibu
4. Saudara laki-laki seayah
Paman laki-laki, anak laki-laki dari paman (sepupu), anak laki-laki dari saudara laki-laki
(keponakan) dan tuan yang membebaskan budak mendapatkan waris tanpa saudara-
saudara perempuan mereka.
Contoh soal 1:
Seorang laki-laki meninggal dunia dengan meninggalkan 1 orang istri , 1 orang anak
laki-laki dan 1 orang anak perempuan dari anak laki-laki.
Jawab:
Istri 1/8
Cucu perempuan –
Contoh soal 2:
Seorang laki-laki meninggal dunia dan meninggalkan 1 anak perempuan dan seorang
ayah.
Jawab:
Anak perempuan: 1/2 karena hanya satu, tidak ada anak laki-laki
Ayah 1/6 + si
Contoh soal 3:
Seorang wanita meninggal dunia dengan meninggalkan seorang suami, 1 anak
perempuan, 1 anak perempuan dari anak laki-laki, 1 anak laki-laki dari anak laki-laki
dari anak laki-laki (cicit).
Jawab:
Suami: 1/4
Suami 1/4
Cicit sisa
Contoh soal 4:
Seorang pria meninggal dunia meninggalkan seorang ibu, seorang saudara kandung
wanita dan seorang paman.
Jawab:
Ibu: 1/3
Paman sisa
Contoh soal 5:
Seorang pria meninggal dunia dengan meninggalkan seorang ibu, seorang ayah, anak
laki-laki, saudara kandung laki-laki
Jawab:
Ibu: 1/6
Ayah: 1/6
Ibu 1/6
Ayah 1/6
Contoh soal 6:
Seorang pria meninggal dunia dan meninggalkan 2 anak laki-laki, 1 anak laki-laki dari
anak laki-laki (cucu), ayah, kakek dan nenek.
Jawab:
Ayah: 1/6
Nenek: 1/6
Ayah 1/6
Nenek 1/6
Cucu –
Kakek –
Contoh soal 7:
Seorang pria meninggal dunia dan meninggalkan ayah, 1 anak perempuan, 1 anak laki-
laki, 1 paman, 1 kakek, 1 anak perempuan dari anak laki-laki.
Jawab:
Ayah: 1/6
Anak perempuan dari anak laki-laki: hajb (terhalangi oleh anak laki-laki)
Ayah 1/6
Kakek –
Contoh soal 8:
Jawab:
Anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah: hajb (terhalangi oleh saudara perempuan
seayah)