Anda di halaman 1dari 8

“DASAR-DASAR BIOLOGIS PERILAKU”

LATAR BELAKANG
Setiap manusia pasti mengalami perkembangan. Perkembangan manusia tidak tertuju
pada aspek psikologi saja, tetapi juga pada aspek biologis. karena setiap aspek perkembangan
individu baik fisik, emosi, inteligensi, maupun social saling mempengaruhi satu sama lain.
Terdapat hubungan yang positif diantara aspek-aspek tersebut. Apabila seorang anak dalam
pertumbuhan fisiknya mengalami gangguan maka perkembangan aspek lainnya pun terganggu,
seperti: kecerdasannya kurang berkembang dan mengalami kelabilan emosional.
Banyak aspek dari perilaku dan fungsi mental dapat dipahami secara lebih baik dengan
mengetahui proses biologi dasar, system saraf, organ indra, otot dan kelenjar memungkinkan kita
mengetahui dan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Persepsi seseorang terhadap sesuatu
sangat tergantung pada bagaimana organ indra mendeteksi stimuli dan bagaimana otak
menginterpretasikan informasi yang datang dari organ indra tersebut. Setiap prilaku sangat
tergantung dari intregasi banyak proses yang terjadi di dalam tubuh. Intregasi dilakukan oleh
system syaraf dengan bantuan system endokrin, mislanya semua proses yang harus berkordianasi
secara efektif ketika harus menghentikan kendaraan pada saat lampu merah. Selain aspek
biologis yang bersifat indrawi, aspek herediter atau pembawaan juga mempunyai peran yang
tidak kalah penting, seperti dalam kemampuan mental, temperamen,stabilitas emosional, dan
sebagainya. Oleh karena itu aspek-aspek yang bersifat biologis mempunyai pengaruh yang
sangat besar dalam perkembangan psikologi.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan, maka dapat di ambil beberapa
rumusan masalah mengenai dasar-dasar biologis perilaku dalam psikologi, yaitu:
1. Bagaimana pengaruh interaksi gen, evolusi, dan lingkungan terhadap perilaku?
2. Bagaimana pengaruh sistem syaraf dan otak terhadap perilaku?

KAJIAN TEORI
A. GEN, EVOLUSI DAN LINGKUNGAN
Gen merupakan unit dasar dari hereditas, terletak dalam kromosom, berupa sebuah struktur
yang bentuknya tongkat dan terletak di tengah-tengah (nukleus) setiap tubuh. Manusia
mempunyai 46 kromosom, yang tersusun dalam 23 pasangan. Kromosom berisi molekul-
molekul DNA (deoxyribonuleicacid) yang berbentuk serupa benang. Setiap kromosom manusia
mengandung ribuan gen, masing-masing terletak di tempat tertentu. Semua gen (sekitar 25.000)
bersama-sama membentuk genom manusia. Sejumlah gen berpengaruh langsung terhadap suatu
sifat tertentu dan lainnya berpengaruh secara tidak langsung. Sejumlah Gen mewariskan dalam
bentuk yang sama sementara yang lain beraneka ragam, maka hal itulah yang membentuk
individualitas setiap seseorang.
Evolusi merupakan sebuah perubahan frekuensi munculnya gen dalam sebuah populasi.
Meningkat atau berkurangnya frekuensi sifat-sifat tertentu dalam sebuah populasi sejalan dengan
meningkat atau berkurangnya frekuensi gen –gen yang mempengaruhi sifat-sifat tersebut.
Perkembangan seperti ini dapat menjelaskan perubahan-peruubahan yang berlangsung pada
suatu species tertentu. Ketika perubahan yang terjadi sudah cukup besar, species baru akan
terbentuk. Dalam suatu populasi biasanya terjadi perubahan frekuensi munculnya gen. Hal
tersebut disebabkan oleh proses yang berlangsung selama pembuahan, seperti adanya kesalahan
dalam merangkai DNA yang asli, saling bertukar tempat dari suatu pasangan kromosom ke
pasangan kromosom lain, hingga ketika produksi sperma dan telur menghasilkan variasi-variasi
genetis baru. Selain itu, proses seleksi alam juga merupakan salah satu faktor yang perluuntuk
diperhitungkan. Menurut prinsip seleksi alam, nasib dari variasi gen tergantung pada lingkungan.
Jika individu pada sebuah lingkungan memiliki sifat-sifat genetis yang cenderung lebih berhasil,
maka makin lama gen-gen mereka lebih banyak ditemui dalam populasinya. Melalui proses
reproduksi, gen-gen mereka akan terseleksi dari generasi ke generasi berikutnya dan menyebar
ke seluruh spesies. Sebaliknya, individu yang sifatnya tidak adaptif dalam perjuangan
mempertahankan hidup, tidak akan dapat bereproduksi dengan baik.[1]
Beberapa hal yang berhubungan dengan gen, evolusi dan lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Kesamaan Genetis
Manusia di seluruh dunia memiliki kesamaan, misalnya dalam hal kemamouan berbahasa,
berpasangan dan berhubungan seksual, loyalitas terhadap keluarga dan suku dan sebagainya.
Banyak kesamaan genetis diantara manusia di seantero dunia. Menurut psikologi
evolusi, hal tersebut sebagian erat kaitannya dengan karakter genetis (bawaan). Yang
berkembang selam sejarah evolusi spesies manusia. Akibat evolusi tersebut, ada banyak
kemampuan kecendeungan dan sifat yang sudah ada sejak lahir atau berkembang secara cepat
seiring dengan kematangan. Sifat-sifat ini tidak hanya mencakup sifat yang tampak jelas, namun
juga mencakup sifat yang tidak begitu tampak jelas. Beberapa contih dari sifat-sifat tersebut
adalah : refleks bayi, minat terhadap hal-hal baru, hasrat untuk menjelajah dan memanipulasi
objek, impuls untuk bermain, dan keterampilan kognitif dasar.

2. Keragaman atau variatif genetik


Selain adanya kesamaan pada manusia diseluruh dunia juga terdapat perbedaan genetis.
Contoh nyatanya adalah intelligensi. Sejumlah psikolog berkeyakinan bahwa IQ (Intteligence
quotient) itu mengukur kualitas umum yang mempengaruhi kebnyakan mental. Skor IQ
sangatdipengaruhi oleh faktor heritabilitas Bagi anak-anak dan remaja perkiraan faktor
heritabilitas sekitar 0,4 atau 0,5 sedang bagi orang dewasa antara 0,5 sampai 0,8. . Dengan
demilian kontribusi genetika menjadi relatif lebih besar dari pada lingkungan , seiring dengan
bertambahnya usia. [2]
Salah satu kemungkinan gen mempengaruhi intteligensi adalah jumlah sel syaraf otak
sebagaimana tercermin dalam volum total dari zat kelabu di otak (Grey Matter). Selain itu
proses perkembangan otak juga mempengaruhi intteligensi. Pada anak-anak cerdas otak bagian
luar yang berhubungan dengan proses berfikir, pada awalnya lebih tipis (lebih sedikit zat
kelabunya dibanding dengan anak-anak yang lain Namun demikian otak mereka lbih cepat
berkembang dan lebih lama daripada anak lain. Pada anak-anak yang memiliki skor IQ rata-rata
puncak perkembangan kortek terjadi pada usia 7 atau 8 tahun, adapun pada anak yang memiliki
skor tinggi puncak perkembangannya terjadi pada usia 11 atau 12 tahun. Namun pengalaman
stimulasi intteligensi dan bahkan diet dapat mempengaruhi jumlah koneksi sel syaraf dalam
otak. Yang tentunya memiliki dampak terhadap zat kelabu otak. Menurut para ahli pengalaman
dan lingkungan yang mempengaruhi perkembangan inttelektual antara lain : perawatan dalam
kandungan, kecukupan gizi, kontak dengan bahan beracun, lingkungan keluarga yang mungkin
memicu munculnya stres.[3]

3. Pembawaan (Nature) dan Lingkungan (Nuture)


Pengaruh genetis maupun lingkungan saling berinteraksi untuk menghasilkan kualitas yang
unik, yaitu manusia. Aktif tidaknya sebuah gen tergantung pengalaman yang dimiliki dan
aktifitas dari gen-gen lain. Aktifitas gen juga berfariasi akibat proses biokimia acak yang terjadi
didalam badan sel.
Para ahli teori dan peneliti menjelaskan bagaimana antara pembawaan dan lingkungan
saling berkaitan dalam hal perkembangan psikologi individu. Diantaranya mereka membagi ke
dalam faktor-faktor yng menentukan perkembangan psikologi
- Peran kematangan
Banyak perubahan yang lazim pada bayi dan masa kanak-kanak awal, seperti munculnya
kemampuan berjalan dan berbicara, yang terlihat berkaitan kematangan tubuh dan otak.
Perkembangan urutan alamiah perubahan fisik dan pola perilaku, termasuk kesiapan untuk
menguasai berbagai kemampuan baru seperti kemampuan berbicara dan berjalan. Sebagai man
anak-anak tumbuh menjadi remaja dan kemudian menjadi dewasa, perbedaan-perbedaan
individual dalam karakteristik bawaan dan pengalaman hidup untuk memainkan peranan yang
lebih besar, seperti halnya orang beradaptasi terhadap kondisi internal dan eksternal yang mereka
hadapi sendiri. Meskipun demikian, kematangan bisa berlanjut mempengaruhi proses
biologis.[4]
- Berbagai lingkungan perkembangan
Manusia adalah makhluk sosial. Sejak awal, mereka berkembang di dalam lingkungan sosial dan
sejarah. Bagi seorang bayi, biasanya lingkungan yang terdekat adalah keluarga , tetapi
selanjutnya keluarga mendapatkan pengaruh yang luas dan mengalami perubahan terus-menerus
dari lingkungan di sekitar rumah, komunitas dan masyarakat.
a. Keluarga
Keluarga bisa memiliki arti yang berbeda-beda, tergantung pada tempat dan masanya. Keluarga
inti merupakan sebuah unit kekeluargaan, ekonomi dan rumah tangga dua generasi yang terdiri
atas 1 atau 2 orang tua dan anak-anak kandungnya. Pada kondisi keluarga saat ini tidak seperti
keluarga dahulu, dimana kedua orangtua cenderung bekerja di luar rumah dan tidak
memperhatikan perkembangan anak-anaknya. Kebanyakan anak-anak malah menghabiskan
waktu di tempat penitipan anak atau di sekolah.
b. Status ekonomi dan lingkungan di sekitar tempat tinggal
Status ekonomi meliputi pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan, yang mempengaruhi berbagai
proses dan hasil tersebut secara tidak langsung, melalui faktor-faktor yang saling terkait, seperti
jenis rumah, dan lingkungan di sekitar rumah. Kemiskinan dapat membahayakan kesejahteraan
fisik, kognitif dan psikososial anak-anak dan keluarga. Kemiskinan mungkin membahayakn
secara tidak langsung, melalui dampaknya pada dimana keluarga tinggal, keadaan emosi orang
tua dan praktik pola asuh dan suasana yang mereka ciptakan di rumah.
c. Budaya
Culture mengacu pada keseluruhan cara hidup sebuah masyarakat atau kelompok, termasuk adat
istiadat, tradisi, hukum, pengetahuan, nilai, bahasa dan produk-produk fisik, dari perkakas
sampai karya seni, semua perilaku dan sikap yang di pelajari, dibagi dan ditularkan di antara
anggota kelompok sosial. Budaya berubah terus-menerus, sering kali melalui kontak dengan
budaya lain.
d. Ras dan kesukuan
Istilah ras yang secara biologis dan terkenal, dipandang sebagai pengelompokan biologis yang
bisa di identifikasi, sekarang disepakati oleh para ahli sebagai konstruk sosial, dengan tidak ada
konsensus ilmiah yang jelas mengenai definisinya secara mustahil diukur secara konsisten.
Namun demikian, ras sebagai pengelompokan sosial tetap menjadi satu faktor dalam banyak
penelitian karena bisa membuat perbedaan pada cara individu diperlakukan, tempat tinggal
mereka, peluang kerja, mutu pelayanan kesehatan, dan apakah mereka berperan aktif secara
penuh didalam masyarakat.[5]
Nature adalah sifat bawaan yang dimiliki individu, sementara nurture merupakan
lingkungan yang mempengaruhi individu tersebut. Dari ilustrasi di atas, kita dapat melihat bahwa
faktor nature tidak selalu merupakan harga mati. Hingga batas tertentu, faktor nurture juga akan
menunjukan perannya. Artinya kedua faktor tersebut memiliki bagian peran masing-masing
dalam pembentukan suatu individu.

B. SISTEM SARAF DAN OTAK


1. Sel saraf atau neuron
Blok bangunan dasar otak dan sistem saraf adalah sel saraf (neuron). Melalui neuron inilah
informasi dapat berjalan dari organ indra ke otak dan dati otak ke otot. Pada dasarnya ada tiga
tipe neuron yakni neuron sensor, neuron motor dan neuron motor. Neuron sensor membawa
informasi dari organ indra ke otak,neuron motor membawa informasi dari otak ke otot, dan
neuron konektor yang terdapat di dalam otak dan sumsum tulang belakang, menghubungkan
neuron sensor dan neuron motor. Ketiga tipe neuron ini terdiri dari badan sel dengan beberapa
cabang yang disebut dendrit. Dan sering kali satu diantaranya sangat panjang dan disebtu akson.
Di sepanjang akson inilah impuls saraf berjalan dari badan sel menuju ke neuron berikutnya pada
suatu rantai neuron atau menuju ke otot. Sebuah impuls dapat dapat dihasilkan dari perangsangan
organ indra atau dari penerimaan impuls yang berasal dari neuron lain. Pada saat impuls berjalan
di sepanjang akson dengan arah yang selalu tetap neuron dikatakan meletup. Selubung dikelilingi
akson yaitu upih myelin, merupakan pelindung yang mengakibatkan kecepatan konduksi impuls
saraf lebih besar dari pada kecepatan konduksi pada neuron yang tidak bermyelin. Perangsangan
pada neuron harus cukup kuat untuk dapatmenghasilkan sebuah impuls, artinya harus diatas nilai
ambang respons. Jika rangsangannya lemah tidak bisa menghasilkan impuls yang kuat nemun
dapat merangsang neuron yang lain.[6]
2. Sistem saraf
Sistem saraf berfungsi untuk mengumpulkan dan memproses informasi, memberikan reaksi
terhadap berbagai rangsangan, dan mengatur kerja berbagai sel. Manusia memiliki sistem saraf
yang mengandung miliaran sel, para ilmuwan membagi jaringan kerja yang rumit ini ke dalam
dua bagian utama yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer.
- sistem saraf pusat
Terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai
jembatan yang menghubungkan otak dengan bagian lain dari tubuh yang terletak dibawah leher.
Respon impuls yang dihasilkan oleh sumsum tulang belakang bersifat reflek. Dan terkadang
gerak reflek ini dapat dipengaruhi oleh pikiran dan emosi. Sistem saraf berfungsi untuk
menerima, memproses, menginterpretasikan dan menyimpan informasi sensoris yang datang,
seperti informasi tentang rasa, suara, bau, warna, tekanan pada kulit, dan lain sebagainya. Sistem
saraf pusat juga mengirimkan pesan untuk otot, kelenjar, dan organ internal.
- Sistem saraf perifer
Berfungsi menangani pesan informasi yang masuk dan keluar dari sistem saraf pusat. Sistem
saraf perifer meliputi semua bagian dari sistem saraf yang terletak diluar otak dan saraf tulang
belakang sampai saraf-saraf ujung jari tangan dan jari kaki. Sistem saraf perifer ada dua bagian
yaitu sistem saraf somatik dan sistem saraf autonomik. Sistem saraf somatik terdiri dari saraf-
saraf yang membawa impuls dari organ indra, yakni mata, telinga, hidung, kulit, dan lidah, serta
mempengaruhi otot-otot organ indra dibawah kendali sadar. Semua bagian tubuh yang dapat
anda gerakan atas kehendak anda. Sistem saraf autonomik berfungsi untuk mengatur fungsi
kelenjar , pembuluh darah, dan organ internal seperti kandung kemih, perut dan jantung, yang
aktivitasnya tidak membutuhkan usaha-usaha secara sadar. Ada dua seksi pada Sistem saraf
autonomik yaitu bagian simpatik dan para simpatik. Keduanya berhubungan dengan hampir
semua kelenjar dan organ tubuh serta biasanya hasil kerjanya berlawanan untuk membantu tubuh
mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Kerja sistem saraf simpatik
dianalogikan dengan sebuah pedal gas mobil. Sistem saraf simpatik mengerahkan usaha untuk
bertindak dan mengeluarkan energi sementaracara kerja sistem saraf para simpatik lebih
menyerupai rem.sistem saraf parasimpatik tidak menghentikan proses di dalam tubuh namun
cenderung memperlambat atau menjaga agar semuanya berlangsung secara halus.serta membuat
tubuh dapat menghemat dan menyimpan energi. [7]
3. Otak
Deskrispsi mengenai otak pada umumnya terdiri dari batang otak, serebelum, talamus,
hipotalamus dan kelenjar hipofisis, amigdala, hipokampus dan serebrum.
Batang otak
Bagian otak yang paling bawah adalah batang otak yang berhubungan dengan sumsum tulang
belakang, mengandung bangunan-bangunan yang mempunyai berbagai fungsi. Salah satu tugas
utamanya ialah mengendalikan berbagai macam perilaku-dalam yang tidak atau sedikit
dikendalikan secara sadar, seperti misalnya pernapasan, denyut jantung, dan pencernaan. Dalam
inti batang otak terletak sistem pengaktifan retikulum. Jaringan saraf yang padat ini menyaring
informasi yang datang dan membangkitkan pusat yang lebih tinggi jika terjadi sesuatu yang
menuntut perhatian.
Cerebellum
Letaknya dibagian belakang otak. Cerebellum berkontribusi dalam menjaga keseimbangan dan
mengatur otot agar dapat bergerak dengan lancar dan tepat. Bagian ini juga terlibat dalam proses
mengingat sejumlah ketrampilan sederhana dan refleks-refleks yang dipelajari, serta turut
berperan dalam tugas-tugas kognitif yang kompleks seperti menganalisis informasi sensorik,
pemecahan masalah dan pemahaman terhadap kata.
Talamus
Merupakan stasiun penghubung bagi jalan saraf dari dan ke korteks. Impuls-impuls yang menuju
ke arah korteks adalah impuls yang berkaitan dengan informasi indra, seperti misalnya
penglihatan dan pendengaran, sedangkan impuls yang menuju langsung ke otak kecil adalah
impuls yang berkaitan dengan pergerakan anggota tubuh yang kompleks. Bagian lain dari
talamus mempengaruhi kegiatan tidur dan keterjagaan.[8]
Hipotalamus dan kelenjar hipofisis
Hipotalamus berkaitan dengan dorongan-dorongan kelangsungan hidup individu maupun spesies
seperti haus, lapar, emosi, seks, dan reproduksi. Hipotalamus mengatur suhu dengan cara
memicu timbulnya keringat atau menggigil juga mengontrol tugas yang kompleks dari sistem
saraf autonomik.
Amigdala
Amigdala bertanggungjawab atas pengevaluasian informasi-informasi sensorik, menetukan
secara tepat arti pentingnya sesuatu secara emosional dan berkontribusi dalam pengambilan
keputusan awal untuk mendekati atau menjauhi sesuatu. Misalnya dalam menilai adanya bahaya
atau ancaman. Amigdala juga berperan dalam menengahi kecemasan dan depresi.
Hipokampus
Bagian ini membandingkan informasi sensorik dengan ekspektasi otak terhadap lingkungan. Jika
harapan-harapan dipenuhi, bagian ini akan memberi tahu sistem pengaktifan retikulum untuk
mereda. Hipokampus juga merupakan pintu gerbang menuju ingatan.hipokampus
memungkinkan kita membentuk ingatan-ingatan baru tentang fakta-fakta dan kejadian-kejadian.
Informasi tersebut kemudian disimpan di korteks serebral.
Cerebrum
Cerebrum mempunyai bentuk seperti kembang kol. Bentuk-bentuk pemikiran tingkat tinggi ada
berlangsung pada daerah ini. Cerebrum terdiri dari dua bagian yang disebut dengan hemisfer
serebral. Hemisfer-hemisfer ini dihubungkan oleh kumpulan serabut yang cukup besar yang
disebut korpus kolasum. Secara umum hemisfer kanan mengontrol sisi kiri tubuh dan hemisfer
kiri mengontrol sisi kanan tubuh. Bagian yang terpenting dari cerebrum ialah korteks, hanya
meliputi beberapa jenis sel teratas dan disinilah letak kendali utama perilaku kecerdasan. Hal
yang paling erat kaitannya dengan korteks adalah persepsi, belajar, dan ingatan serta kendali atas
fungsi motoris. Pada hemisfer serebral terbagi dalam empat daerah atau lobus, yakni lobus
oksipital, lobus parietal, lobus temporal, dan lobus frontal.[9]

KESIMPULAN

Gen merupakan unit dasar dari hereditas yang terletak dalam kromosom. Jumlah
kromosom seutuhnya 46 kromosom. Semua gen yang kurang lebih berkisar 25.000 bersama-
sama membentuk genom manusia. Sejumlah gen berpengaruh terhadap suatu sifat tertentu dan
sejumlah gen lainnya berpengaruh secara tidak langsung dengan cara mengaktifkan atau
menghentikan kerja gen lain sepanjang hidup seseorang.
Seleksi alam juga merupakan salah satu faktor terciptanya gen-gen spesies baru, karena
untuk bertahan terhadap suatu lingkungan individu memerlukan sebuah sifat-sifat genetis yang
adaptif. Jadi melalui reproduksi gen-gen mereka akan terseleksi dari generasi ke generasi dan
menyebar ke seluruh spesies.
Beberapa hal yang berhubungan dengan gen, evolusi dan lingkungan:
1. Kesamaan genetis
2. Keragaman (variasi) genetis
3. Pembawaan (nature) dan lingkungan (nurture)
Sistem saraf:
1. Sel saraf atau neuron : blok bangunan dasar otak yang menyusun sistem saraf.
a. Neuron motor
b. Neuron sensor
c. Neuron konektor
2. Sistem saraf perifer : menangani pesan informasi yang masuk dan keluar dari sistem saraf
pusat. Sistem saraf perifer terdiri dari dua bagian, yakni somatik dan autonomik.
3. Sistem saraf pusat : menerima, memproses, menginterpretasikan, dan menyimpan informasi
sensoris yang datang seperti informsdi tentang rasam, suara, bau, warna.
Otak:
1. Batang otak : mengendalikan perilaku dalam yang tidak dikendalikan secara sadar
2. Cerebelum : memelihara keseimbangan dan penampilan kemampuan melakukan suatu
kegiatan.
3. Talamus : penghubung bagi jalan saraf dari dan ke korteks.
4. Hipotalamus : motivasi perilaku dalam bertahan hidup, misal haus, lapar
5. Amigdala : evaluasi awal terhadap informasi sensorik untuk menentukan kepentingan
6. Hipokampus : perbandingan informasi sensorik dengan harapan-harapan, pembentukan baru
tentang fakta
7. Serebrum : pusat letak kendali perilaku kecerdasan. Terbagi menjadi 4 bagian: lobus
oksipital, lobus parietal, lobus temporal, lobus frontal.

Anda mungkin juga menyukai