Anda di halaman 1dari 6

PERTUMBUHAN dan PERKEMBANGAN

BIOLOGI SMA/ MA KELAS XII

1. Pertumbuhan: perubahan pada makhluk hidup meliputi pertambahan ukuran tubuh; bersifat
kuantitatif; ireversibel; disebabkan pertambahan jumlah, massa dan ukuran sel tubuh.
2. Perkembangan: proses mencapai kematangan (kedewasaan) organisme; bersifat kualitatif;
disebabkan terdiferensiasinya sel-sel menuju struktur dan fungsi tertentu.
Pertumbuhan dan perkembangan berjalan secara simultan.

Pada tumbuhan (plantae)


3. Meliputi tiga tahap: 1) perkembangan bakal biji dan buah; 2) perkecambahan; 3) pertumbuhan.
Menjadi contoh adalah tumbuhan jenis angiospermae.
4. Perkembangan bakal biji. Bakal biji akan menjadi biji. Biji terdiri atas endosperm dan zigot.
 Endosperm.
- Tumbuh dan berkembang lebih dahulu.
- Berisi cadangan makanan bagi pertumbuhan dan perkembangan zigot.
- Pada monokotil, cadangan makanan digunakan sampai perkecambahan. Sedangkan, pada
dikotil hanya digunakan sampai sebelum perkecambahan.
 Zigot.
- Zigot membelah secara mitosis menjadi sel basal dan sel terminal.
- Sel basal berkembang menjadi suspensor yang menghubungkan embrio dengan kulit bakal
biji dan menyuplai nutrisi ke embrio.
- Sel terminal berkembang menjadi proembrio yang melekat pada suspensor.
Pada embrio, muncul tonjolan yang merupakan kotiledon (daun lembaga).
Biji yang matang berkurang kadar airnya sampai tinggal 5 s.d 15% saja; juga mengandung embrio
dengan kotiledon dan/ atau endosperm.
 Embrio: hasil pembelahan lebih lanjut dari zigot. Embrio (lembaga) memiliki tiga bagian utama
yakni:
1) Radikula (akar lembaga): Ujung radikula menghadap liang biji dan saat perkecambahan,
radikula menembus liang tersebut.
2) Kaulikulus (batang lembaga): dibedakan atas hipokotil dan epikotil.
 Hipokotil: terdapat di bawah kotiledon; akan menjadi akar.
 Epikotil: terdapat di atas kotiledonl akan menjadi batang dan daun.
3) Kotiledon (daun lembaga): Merupakan daun pertama bagi tumbuhan. Fungsi: -menimbun
makanan; -alat fotosintesis (pertama); dan -bagi embrio sebagai pengisap makanan dari
endosperm.
o Dikotil: tumbuhan dgn dua kotiledon. Epikotil terletak di atas kotiledon (di ujung epikotil
terdapat pulmula yakni ujung batang) dan hipokotil derada di bawah kotiledon (berujung
pada radikula).
o Monokotil: kotiledon tunggal (satu), kotiledon sering disebut skutelum yang menyerap
makanan dari endosperma saat perkecambahan.

Perkembangan bakal buah.


 Bakal buah berkembang menjadi buah yang melindungi biji ketika dipencarkan.
 Dinding bakal buah berkembang menjadi perikarp, yakni bagian dinding yang paling tebal.
 Buah umumnya berkembang setelah terjadinya penyerbukan.
5. Perkecambahan.
 Biji yang telah dipencarkan akan berkecambah pada tempat yang sesuai.
Jika tidak jatuh pada tempat yang sesuai, biji akan mengalami dormansi (tidak tumbuh dan
berkembang)
 Perkecambahan dimulai setelah berakhirnya dormansi, tepatnya setelah imbibisi terjadi.
Imbibisi= masuknya air ke dalam biji.
Imbibisi merangsang hormon giberelin yang berperan dalam pembentukan enzim amilase untuk
memecah amilum menjadi glukosa sebagai sumber energi perkecambahan.
 Setelah imbisisi, sel mulai mengalami perbanyakan, dilanjutkan diferensiasi (pertambahan jenis
dan fungsi sel), organogenesis (pembentukan organ) dan morfogenesis.
 Bedasarkan letak perkecambahan, perkecambahan dibagi jadi perkecambahan:
- Epigeal: bagian hipokotil terangkat ke atas karena tumbuh lebih cepat sehingga kotiledon
terangkat ke atas tanah. Mis: kacang hijau & kacang tanah.
- Hipogeal: bagian
epikotil terangkat ke
atas dan kotiledon
(hipokotil) tetap di
dalam tanah. Mis:
kacang kapri, jagung
dan rerumputan.
Perkecambahan: hipogeal dan epigeal

6. Pertumbuhan. Dibedakan menjadi pertumbuhan primer dan sekunder.


Pertumbuhan primer: terjadi pada meristem primer, terbagi atas titik tumbuh akar dan batang.
Menyebabkan tumbuhan bertambah panjang (secara vertikal).
 Titik tumbuh akar dibedakan menjadi:
1) Daerah pembelahan: pada ujung akar; dilindungi tudung akar
(kaliptra); sel-selnya membelah sangat cepat. Juga disebu daerah
meristem.
2) Daerah pemanjangan (elongasi): sel-selnya memanjang agar akar dapat
menembus tanah lebih dalam.
Sel-selnya terdiferensiasi menjadi protoderm (calon epidermis);
meristem dasar (calon jaringan dasar) dan prokambium (calon stele/
silinder pusat).
3) Daerah diferensiasi. Sel-selnya terdiferensiasi secara jelas menjadi
jaringan primer. Misal: epidermis telah memiliki bulu-bulu akar.
 Titik tumbuh batang; dapat diamati pada tunas berupa kuncup.
- Primordia adalah bagian di mana daun muncul dari kuncup tunas.

Pertumbuhan sekunder: terjadi pada meristem sekunder, menyebabkan diameter batang bertambah.
Hanya terjadi pada tumbuhan dikotil, Gymnospermae dan palmae.
 Meristem sekunder pada kambium aktif membelah secara radial, yakni:
- yang sekitar xylem membelah ke dalam, membentuk xylem sekunder;
- yang sekitar floem membelah ke luar, membentuk floem sekunder.
Aktivitas pembelahan lebih aktif pada musim hujan daripada pada musim kemarau. Hal
demikian menyebabkan terbentuknya formasi lingkaran tahun pada batang.
 Aktivitas sel meristem sekunder menyebabkan jaringan epidermis dan korteks luar pecah-pecah
dan rusak. Tumbuhan meresponnya dengan membentuk kambium gabus (felogen). Felogen akan
membentuk:
- Felem (kumpulan sel mati) ke
arah luar;
- Feloderm (sel-sel hidup) ke
arah dalam.
Pada felogen terdapat celah-celah
pertukaran udara dan air yakni
lentisel. Pertumbuhan primer akhir dan pertumbuhan sekunder

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan:


a. Faktor internal:
- [Intrasel]Genetika (hereditas). Gen mengendalikan metabolisme, pola pertumbuhan dan sifat-
sifat turunan yang ditampilkan oleh tumbuhan.
- [Intersel]Fisiologis, yakni vitamin (sebagai koenzim dan pembangun hormon) dan hormon.
b. Faktor eksternal:
- Temperatur, mempengaruhi metabolisme (kerja enzim), fotosintesis, respirasi dan transpirasi.
o Strategi tumbuhan menghadapi suhu tinggi adalah meninkngkatkan transpirasi
(penguapan lewat daun).
o Setiap tumbuhan memiliki suhu optimum yang berbeda-beda, tergantung pada asal
wilayah dari jenis tumbuhan tersebut.
- Cahaya matahari, menentukan proses fotosintesis (sumber energi) dan lainnya.
o Tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap akan tumbuh lebih cepat namun pucat, kurus
dan daunnya tidak berkembang. Ini disebut etiolasi.
o Periode penyinaran cahaya matahari menyebabkan respon berbeda-beda pada setiap
tumbuhan, ini disebut fotoperiodisme. Hal ini dikontrol oleh pigmen fitokrom.
a. Tumbuhan berhari pendek: akan berbunga jika lama pencahayaan lebih pendek dari
lama kegelapan. Mis: dahlia, krisan dan aster.
b. Tumbuhan berhari panjang: akan berbunga jika lama pencahayaan lebih panjang dari
lama kegelapan. Mis: bayam, gandum dan kentang.
c. Tumbuhan berhari netral, mis: bunga matahari, mawar dan kapas.
o Daun yang lebih banyak tersinari matahari akan mengalami fotosintesis yang cepat-cepat
>> sel-sel palisade/ pagar lebih dari selapis >> kutikulanya menebal.
- Air, berperan: 1)menentukan laju fotosintesis (penyedia ion H+ bagi fotosintesis); 2)pelarut
dan medium dalam metabolisme; 3)transportasi unsur hara dari tanah dan hasil fotosintesis
dari daun; 4)sebagai sumber garam-garam mineral.
- pH medium tanam. Jika medium tanam (tanah) terlalu asam, keasaman dapat diturunkan (pH
dinaikkan) dengan menaburkan kapur.
- Oksigen. Pada bagian akar, aerasi harus baik agar mendapat O2 yang cukup. Aerasi yang
baik membuat respirasi akar meningkat untuk pengedaran unsur2 hara dari dalam tanah.
Aerasi yang baik didapat dari menggemburkan tanah.
- Nutrisi, dibedakan menjadi makronutrien (dibutuhkan dalam jumlah besar, yakni C, O, H, K,
S, N, P, Ca, Mg) dan mikronutrien (yakni Fe, Cl, B, Mn, Zn, Mo dan Cu).
8. Hormon-hormon pada tumbuhan antara lain:
1) Auksin (IAA, indole acetic acid) terdapat pada koleoptil pucuk tumbuhan (tunas apikal) terutama
yang tidak terkena sinar matahari. Berperan dalam:
- Memacu pemanjangan sel;
- Dominasi apikal (menghambat tumbuhnya tunas lateral/ samping);
- Merangsang kambium membentuk xylem dan floem;
- Menghambat rontoknya daun dan buah;
- Memicu partenokarpi (pembuahan tanpa penyerbukan) dan partenogenesis (buah tanpa biji);
- Pembentukan akar lateral (akar samping) dan serabut akar.
Auksin yang berlebihan membuat ukuran sel-sel menjadi sangat besar, menyebabkan reaksi
turgor yang mengganggu permeabilitas sel sehingga sel akan menjadi kekeringan.
2) Giberelin, sinergis dengan auksin. Berperan dalam:
- Perkembangan dan perkecambahan embrio serta mengakhiri dormansi biji;
Giberelin merangsang pembentukan enzim amilase yang akan memecah amilum pada
endosperm menjadi glukosa sebagai sumber energi selanjutnya.
- Memperbaiki pertumbuhan tumbuhan kerdil;
- Proses pembentukan biji, yakni pada pembentukan polen atau serbuk sari;
- Memperbesar ukuran buah dan merangsang pembentukan bunga.
3) Etilen, berperan dalam:
- Pada konsentrasi lebih tinggi daripada auksin dan giberelin, etilen dapat menghambat
pertumbuhan batang, akar dan bunga;
- Bersama-sama auksin dapat merangsang pembentukan bunga;
- Pematangan buah (dengan meningkatkan respirasi buah);
- Kerontokan daun (antagonis dengan auksin)
4) Sitokinin, berperan dalam pembelahan sel (sitokinase). Selain itu:
- Merangsang pembentukan akar dan batang juga cabang akar dan batang (tunas lateral)
dengan menghambat dominasi apikal;
- Mengatur pertumbuhan daun dan pucuk;
- Memperbesar daun muda;
- Mengatur pembentukan bunga dan buah;
- Menghambat proses penuaan dengan merangsang transportasi garam mineral, asam amino
dan protein ke daun.
5) Asam absisat (ABA), inhibitor yang bekerja antagonis dengan auksin/ giberelin.
- Berperan dalam penuaan dan gugurnya daun.
- Mempertahankan tumbuhan dari kondisi yang buruk, misalnya dengan mendormansikan
tumbuhan (menutup stomata daun).
6) Kalin, berperan dalam organogenesis tumbuhan yakni: rizokalin (akar), filokalin (daun),
kaulokalin (batang), dan antokalin (bunga).
7) Asam traumalin, berperan dalam regenerasi sel tumbuhan.
- Akan membentuk kalus (jaringan belum terdiferensiasi) pada bagian dari jaringan tumbuhan
yang rusak atau luka.
9. Etiolasi adalah fenomena di mana tumbuhan yang hidup di tempat gelap ternyata tumbuh lebih cepat
(batang lebih panjang), namun batangnya kurus, lembek serta daunnya kuning pucat. Hal ini
disebabkan kerja auksin yang dimaksimalkan dengan tidak adanya sinar matahari, namun proses
fotosintesis terganggu sehingga zat makanan tidak terpenuhi.
10. Fototropisme adalah respon tumbuhan terhadap cahaya, antara lain dengan gerak sebagian bagian
tubuh. Contohnya adalah arah tumbuh kecambang yang condong ke arah cahaya. Hal ini karena
auksin pada ujung pucuk rusak oleh cahaya matahari, sehingga bagian pucuk membelah/ memanjang
kurang aktif ketimbang bagian lain yang auksinnya masih baik. Pembelahan/ pemanjangan sel yang
tidak seimbang ini membuat batang tumbuhan akan lebih condong ke arah datangnya cahaya.

Pada hewan (animalia)


11. Meliputi dua tahap besar: 1) tahap embrionik; dan 2) tahap pascaembrionik.
12. Tahap embrionik, dimulai dari fertilisasi (pembentukan zigot) hingga menjadi embrio.
(1) Morulasi, zigot (sel tunggal) membelah berkali-kali.
- Sel zigot membelah dari satu hingga sekitar 16 s.d 64 sel, membentuk morula.
- Pembelahan sel terjadi lebih cepat pada bagian vertikal, yakni pada kutub fungsional dan
kutub vegetatif. Kedua kutub dipisahkan daerah sabit kelabu.
(2) Blastulasi, pembagian konsentrasi sitoplasma ke dalam dua kutub.
- Konsentrasi sitoplasma sel lebih tinggi pada kutub vegetatif. Pembentukan kedua kutub telah
selesai.
- Terbentuk rongga di antara kedua kutub tadi, disebut blastosol. Embrio dengan blastosol ini
disebut blastula.
(3) Gastrulasi, embrio mulai berdiferensiasi dengan menghilangkan blastosol.
- Sel-sel pada kutub fungsional membelah dengan cepat. Akibatnya, sel-sel pada kutub
vegetatif melekuk (invaginasi) ke dalam.
- Invaginasi membentuk dua formasi, yakni ektoderm (bagian luar) dan endoderm (bagian
dalam), serta rongga tengah yakni arkenteron (atau gastrosol).
- Lubang tempat pelekukan disebut blastofor. Blastofor akan menjadi anus dan bagian ujung
lainnya juga akan membuka menjadi mulut.
- Pada akhirnya, proses gastrulasi menghasilkan bentukan gastrula yang terdiri dari tiga bagian
utama: 1)ektoderm; 2)mesoderm dan 3)endoderm.
(4) Diferensiasi dan organogenesis
- Proses ini menjadikan struktur dan fungsi sel-sel ke dalam jaringan yang spesifik. Proses ini
dikendalikan faktor gen/ hereditas. Hasil dari diferensiasi dan organogenesis ini antara lain:
1) Ektoderm, terdiferensiasi menjadi epidermis, rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat,
sistem saraf dan email gigi.
2) Mesoderm, terdiferensiasi menjadi sistem gerak, sistem transportasi, sistem ekskresi dan
sistem reproduksi, juga jaringan ikat.
3) Endoderm, terdiferensiasi menjadi sistem pernapasan, sistem pencernaan, pankreas, hati
dan kelenjar gondok.
- Pada proses ini, bagian yang berdekatan saling memengaruhi. Ini disebut imbas atau induksi
embrionik dengan tujuan pemerataan perubahan sel.

Diagram pertumbuhan dan perkembangan embrio


13. Tahap pascaembrionik terjadi setelah embrio terbentuk, dengan tujuan akhir individu dewasa yang
siap bereproduksi. Terdiri dari dua jenis: regenerasi dan metamorfosis.
a) Regenerasi, perbaikan bagian tubuh yang luka atau rusak. Proses ini ditentukan oleh sel-sel
batang yang belum terdiferensiasi.
- Pada organisme dengan reproduksi aseksual, regenerasi juga sekaligus proses reproduksinya.
Contoh: cacing pipih.
b) Metamorfosis, yakni pertambahan ukuran, bentuk dan bagian2 tubuh hewan dari satu tahapan
(stadium) ke tahapan yang lain. Proses ini dikendalikan hormon.
 Pada serangga. Serangga, bedasarkan terjadinya metamorfosis, dikelompokkan menjadi:
a) Ametabola, yang tidak bermetamorfosis. Stadium pertumbuhannya yakni tahap telur dan
imago (organisme dewasa). Mis. kutu buku.
b) Holometabola, yang bermetamorfosis sempurna. Bentuk hewan muda sangat berbeda
dengan bentuk hewan dewasa. Stadium2-nya yakni telur >> larva (ulat) >> pupa
(kepompong) >> imago (dewasa). Contohnya pada kupu-kupu, ngengat, semut dan lebah.
Eksidis adalah pergantian kulit pada tahap larva.
c) Hemimetabola, yang bermetamorfosis tidak sempurna. Bentuk hewan muda mirip dengan
hewan dewasa. Stadium2-nya yakni telur >> larva >> semi-imago >> imago. Contohnya
pada kumbang, belalang, walang sangit dan lipas.
 Pada amfibi, contohnya pada katak. Dibagi menjadi tiga stadium:
(1) Premetamorfosis, terbentuknya berudu (kecebong) dengan ekor yang panjang dan seperti
sirip di bagian depan.
(2) Prometamorfosis, kaki bagian depan mulai terbentuk, pertumbuhan tubuh lambat dan
ekor memendek.
(3) Metamorfosis klimaks, kaki bagian depan mulai muncul dan ekor mulai menghilang.
Metamorfosis katak dipengaruhi hormon tiroksin.

TINJAUAN ULANG
1. Jelaskan definisi pertumbuhan dan perkembangan sehingga anda dapat membedakan keduanya!
2. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dibagi menjadi tiga tahap, yakni perkembangan,
perkecambahan, dan pertumbuhan. Jelaskan ketiganya secara mendalam!
3. Pertumbuhan tumbuhan dipengaruhi faktor ......... dan .......... . Faktor .......... terdiri atas ........ (2),
sedangkan faktor ........... terdiri atas ........... (6). Jelaskanlah kedelapan faktor-faktor tersebut!
4. Salah satu faktor pertumbuhan tumbuhan adalah hormon. Hormon pada tumbuhan terdiri dari 7
jenis. Jelaskan ketujuh hormon tersebut!
5. Jelaskan perihal etiolasi, fotoperiodisme dan fototropisme!
6. Pertumbuhan hewan dibagi menjadi dua tahapan besar, yakni .............. dan .............. .
7. Jelaskan secara mendalam tahapan-tahapan yang terdapat pada tahap embrionik pertumbuhan
hewan!
8. Tahap pascaembrionik pertumbuhan hewan terdiri dari 2 jenis, yakni .......... dan .......... . Jelaskan
keduanya!

TERIMA KASIH - SELAMAT BELAJAR


TUHAN MEMBERKATI – ORA ET LABORA

Anda mungkin juga menyukai