Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DI SUSUN OLEH
Sri Damayanti
18180000051
TAHUN 2019
Laporan Pendahuluan
Manajemen Kamar Operasi
Alasan mempunyai sistem zona pada bangunan ruang operasi rumah sakit adalah untuk
meminimalisir risiko penyebaran infeksi (infection control) oleh micro-organisme dari
rumah sakit (area kotor) sampai pada kompleks ruang operasi.
Konsep zona dapat menimbulkan perbedaan solusi sistem air conditioning pada setiap
zona, Ini berarti bahwa staf dan pengunjung datang dari koridor kotor mengikuti
ketentuan pakaian dan ketentuan tingkah laku yang diterapkan pada zona.
3. Alur Material/bahan.
a. Material/bahan bersih/steril.
Material/bahan bersih untuk kebutuhan kamar bedah diambil dari :
i. ruang penyimpanan bersih/steril, seperti linen, peralatan kebutuhan
bedah, dan sebagainya.
ii. Untuk kebutuhan farmasi (obat-obatan), diambil dari ruang
penyimpanan farmasi, termasuk bahan/material yang sekali pakai.
Bila ruang farmasi tidak tersedia, dapat digunakan ruang persiapan
peralatan.
iii. Zat anestesi, umumnya disimpan di ruang penyimpanan anestesi.
b. Material kotor/bekas.
i. Material kotor, terdiri dari :
1. Material kotor/bekas yang digunakan dan sifatnya habis
pakai, di masukkan ke dalam tempat sampah berupa
kontainer kotor, selanjutnya ditutup rapat, dan dibawa ke
area kotor untuk selanjutnya dibawa ke tempat pembuangan
yang khusus digunakan untuk ini.
2. Material kotor/bekas yang masih dapat digunakan kembali,
seperti linen, peralatan kedokteran dan sebagainya dibawa ke
ruang spool hook, setelah dibersihkan dan dikemas dikirim
ke ruang laundri atau CSSD.
Bilamana terjadi gangguan pada suatu jalur, untuk keamanan ruang-ruang lain,
sebuah lampu indikator pada panel akan menyala dan alarm bel berbunyi, pasokan
oksigen dan nitrous oksida dapat ditutup alirannya dari panel-panel yang berada di
koridor-koridor, Bel dapat dimatikan, tetapi lampu indikator yang memonitor
gangguan/ kerusakan yang terjadi tetap menyala sampai gangguan/kerusakan
teratasi.
h. Pintu
Pintu masuk dan keluar pasien harus berbeda
Pintu masuk dan keluar petugas tersendiri.
Setiap pintu menggunakan door closer ( bila memungkinkan )
Setiap pintu diberi kaca pengintai untuk melihat kegiatan kamar tanpa
membuka pintu
i. Pembagian area
Ada batas tegas antara area bebas terbatas, semi ketat dan area ketat.
Ada ruangan persiapan untuk serah terima pasien dari perawat ruangan
kepada perawat kamar operasi.
j. Air bersih
Air bersih harus memenuhi persyaratan:
Tidak berwarna, berbau dan berasa.
Tidak mengandung kuman pathogen.
Tidak mengandung zat kimia.
Tidak mengandung zat beracun
k. Pembersihan Kamar Operasi
Pemeliharan kamar operasi merupakan proses pembersihan ruang berserta
alat-alat standar yang ada dikamar operasi yang dilakukan teratur sesuai
jadwal tujuannya untuk mencegah infeksi silang dari atau kepada pasien serta
mempertahankan sterilitas. Cara pembersihan kamar operasi:
Cara pembersihan rutin atau harian
Pembersihan rutin yaitu pembersihan sebelum dan sesudah
penggunaan kamar operasi agar siap pakai dengan ketentuan sebagai
berikut :
o Semua permukaan peralatan yang terdapat didalam kamar
operasi harus dibersihkan dengan menggunakan desinfektan
atau dapat juga menggunakan air sabun.
o Permukaan meja operasi dan matras harus diperiksa dan
dibersihakan
o Ember tempat sampah harus dibersihkan setiap selesai dipakai
kemudian pasang plastik yang baru.
o Semua peralatan yang digunakan untuk pembedahan
dibersihkan.
o Noda-noda yang ada pada dinding harus dibersihkan.
o Lantai dibersihkan kemudian dipel dengan menggunakan cairan
desinfektan.
o Lubang angin kaca jendela dan kosen harus dibersihkan
o Alat tenun bekas pasien dikeluarkan dari kamar operasi jika
alat tenun tersebut bekas pasien infeksi maka penanganannya
sesuai dengan prosedur yang berlaku.
o Lampu operasi harus dibersihkan setiap hari pada waktu
membersihakan lampu harus dalam keadaan dingin.
o Alas kaki ( sandal ) khusus kamar operasi harus dibersihkan
setiap hari
Pembersihan mingguan
o Dilakukan secara teratur setiap seminggu sekali.
o Semua peralatan yang ada dalam kamar bedah dikeluarkan dan
diletakkan di koridor atau didepan kamar bedah.
o Peralatan kamar bedah harus dibersihkan atau dicuci dengan
memakai cairan desinfektan atau cairan sabun . perhatian harus
ditunjukan pada bagian peralatan yang dapat menjadi tempat
berakumulasinya sisa organis seperti bagian dari meja operasi
dibawah matras
o Permukaan dinding dicuci dengan menggunakan air mengalir
o Lantai disemprot dengan menggunakan detergen kemudian
permukaan lantai disikat setelah bersih dikeringkan.
o Setelah lantai bersih dan kering peralatan yang sudah
dibersihkan dapat dipindah kembali dan diatur dalam kamar
operasi.
Pembersihan sewaktu
Pembersihan sewaktu dilakukan bila kamar operasi digunakan untuk
tindakan pembedahan pada kasus infeksi dengan ketentuan sbb:
o Pembersihan kamar operasi secara menyeluruh meliputi
dinding meja operasi, meja instrument dan semua peralatan
yang ada dikamar operasi.
o Intrumen dan alat bekas pakai harus dipindahkan atau tidak
boleh campur dengan alat yang lain sebelum didesinfektan.
o Pemakaian kamar operasi untuk pasien berikutnya di ijinkan
setelah pembersihan secara menyeluruh dan sterilisasi selesai.
VI. Penanganan Limbah Kamar Operasi
a) Limbah cair dibuang ditempat khusus yang berisi larutan desinfektan yang
selanjutnya mengalir ke tempat pengelolaan limbah cair rumah sakit
b) Limbah padat atau anggota tubuh ditempatkan dalam kantong atau tempat
tertutup yang selanjutnya dibakar atau di kubur dirumah sakit sesuai ketentuan
yanag berlaku atau diserahterimakan kepada keluarga pasien bila memungkinkan.
c) Limbah non infeksi yang kering dan basah ditempatkan pada tempat yang
tertutup serta tidak mudah bertebaran dan selanjutnya dibuang ketempat
pembuangan rumah sakit.
d) Limbah infeksi ditempatkan pada tempat yang tertutup dan tidak mudah bocor
serta diberi label warna merah untuk dimusnahkan.
VII. Manajemen Kamar Operasi (Persiapan Pre, Intra, dan Post Operasi)
Persiapan Fisik Sebelum Operasi
Selain mempersiapkan mental, waktu, dan biaya, pembedahan berencana juga
mewajibkan pasien untuk menyiapkan kondisi fisik demi lancarnya operasi yang akan
berlangsung. Persiapan fisik ini berhubungan dengan kelainan atau penyakit yang
akan dibedah tersebut, dan juga persiapan fisik berkenaan dengan pembiusan, agar
obat-obat bius yang nantinya diberikan tidak menimbulkan efek negatif akibat
kemampuan respon tubuh yang tidak normal lagi.
Diagnosis suatu penyakit diupayakan sejelas mungkin sebelum terapi pembedahan
dijalankan. Dan bagi operator atau dokter bedah sendiri, tentu tidak akan memiliki
arah yang pasti di saat berlangsungnya operasi jika informasi atau assesment belum
optimal. Sehingga diperlukan pemeriksaan tambahan di luar pemeriksaan fisik untuk
menuju kepastian itu. Mungkin akan diperlukan pemeriksaan laboratorium saja atau
dibutuhkan lagi pemeriksaan penunjang yang masih taraf sederhana sampsi sudah
canggih. Misalnya pemeriksaan rontgen atau xray atau CT scan dengan kontras,
biopsi, endoscopy (colonoscopy, ureteroscopy, arthroscopy, bronchoscopy,
laparoscopy dll). Memang semakin maju perkembangan teknologi, semakin canggih
pula alat pemeriksaan di bidang medis yang membuat pasien semakin nyaman. Tapi
apapun pemeriksaan itu, tidak selalu harus suatu penyakit langsung dideteksi dengan
peralatan yang canggih.
VIII. INTERVENSI KLIEN INTRA OPERATIF
A. Anggota Tim Pembedahan
Tim pembedahan terdiri dari:
1. Ahli bedah
Tim pembedahan dipimpin oleh ahli bedah senior atau ahli bedah yang sudah
melakukan operasi.
2. Asisten pembedahan (1 orang atau lebih)
Terdiri dari asisten bius dokter, residen, atau perawat, di bawah petunjuk ahli
bedah. Asisten memegang retractor dan suction untuk melihat letak operasi.
3. Anaesthesologist atau perawat anaesthesi
Perawat anaesthesi memberikan obat-obat anaesthesi dan obat-obat lain untuk
mempertahankan status fisik klien selama pembedahan.
4. Circulating nurse
Peran vital sebelum, selama, dan setelah pembedahan.
Tugas:
- Set up ruangan operasi
- Menjaga kebutuhan alat
- Check up keamanan dan fungsi semua peralatan sebelum pembedahan, posisi
klien dan kebersihan daerah operasi sebelum drapping
- Memenuhi kebutuhan klien, memberi dukungan mental, orientasi klien
Selama pembedahan:
- Mengkoordinasikan aktivitas
- MengimplementasikanNCP
- Membantu anesthetic
- Mendokumentasikan secara lengkap drain, kateter, dll
5. Surgical technologist atau Nurse scrub; bertanggung jawab menyiapkan dan
mengendalikan peralatan steril dan instrumen, kepada ahli bedah/asisten.
Pengetahuan anatomi fisiologi dan prosedur pembedahan memudahkan antisipasi
instrumen apa yang dibutuhkan.
IX. ANASTHESIA
Anasthesia menyebabkan keadaan kehilangan rasa secara partial atau total, dengan
atau tanpa disertai kehilangan kesadaran.
Tujuan: Memblok transmisi impuls syaraf, menekan refleks, meningkatkan
relaksasi otot. Pemilihan anesthesia oleh anesthesiologist berdasarkan konsultasi
dengan ahli bedah dan factor klien.
TYPE ANASTHESIA:
Perawat perlu mengenal ciri farmakologic terhadap obat anesthesia yang
digunakan dan efek terhadap klien selama dan sesudah pembedahan.
1. Anasthesia Umum
Adalah keadaan kehilangan kesadaran yang reversible karena inhibisi impulse
saraf otak. Misal : bedah kepala, leher, klien yang tidak kooperatif.
1) Stadium Anesthesia
- Stadium I : Relaksasi
Mulai klien sadar dan kehilangan kesadaran secara bertahap.
- Stadium II : Excitement
Mulai kehilangan kesadaran secara total sampai dengan pernafasan yang iregulair
dan pergerakan anggota badan tidak teratur.
- Stadium III : Ansethesi pembedahan
Ditandai dengan relaksasi rahang, respirasi teratur, penurunan pendengaran dan
sensasi nyeri.
- Stadium IV : Bahaya
Apnoe, Cardiapolmunarry arrest, dan kematian.
2. Metode Pemberian
Inhalasi , IV injection. Instilasi rectal
(1) Inhalasi
Metode yang paling dapat dikontrol karena intak dan eliminasi secara primer
oleh paru.
Obat anesthesia inhalasi yang diberikan:
1. Gas: Nitrous Axida (N2O).
Paling sering digunakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau. Non iritasi dengan
masa induksi dan pemulihan yang cepat.
a. Folatile: Cairan yang dapat menguap.
b. Halotan: Non iritasi terhadap saluran pernafasan dan menghasilkan mual dan
muntah yang minimal pada post op. Halotan dapat menekan pada system
cardiovaskuler (Hypotensi dan Bradicardia). Dan berpengaruh terhadap
hypotalanus.
c. Ethrane: Anasthesi inhalasi yang menghasilkan relaksasi otot yang adekwat.
Ethrane mengurangi ventilasi klien.dan menurunkan tekanan darah.
d. Penthrane: Pelemas otot yang efektif dan memberikan efek analgetik pada
konsentrasi rendah, toksik pada ginjal dan hanya digunakan untuk pembedahan
waktu pendek.
e. Forane: Muscle relaksan, cardio vascular tetap stabil.
Berman, A.J., & Snyder, S.J. (2012). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing: Concepts,
Process, and Practice, 9th ed. New Jersey: Pearson Education, Inc.
DeLaune, S.C., & Ladner, P.K. (2011). Fundamentals of Nursing: Standards & Practice, 4th
ed.
USA: Delmar Cengage Learning.
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2009). Fundamentals of Nursing, 7th ed. Singapore: Elsevier.