Anda di halaman 1dari 39

SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM) PADA MOBIL

A. PENDAHULUAN
Sistem pengisian merupakan bagian dari sistem kelistrikan yang
terdapat pada kendaraan baik mobil ataupun sepeda motor, dimana sistem
pengisian ini mensuply kebutuhan listrik pada kendaraan. Seperti di ketahui
bahwa pada sebuah kendaraan terdapat sebuah komponen yang berfungsi
menyimpan arus listrik yaitu battery. tapi apa jadinya apabila battery tu
kehabisan listrik karena terpakai untuk kepeluan kendaraan, apakah kita
harus mengganti batere setiap battery kehabisan listrik? tentu tidak oleh
karena itu di perlukan sebuah sistem untuk mengisi kembali battery di saat
battery telah lemah atau kosong. Dan sistem ini di sebut sistem
pengisian (Charging Syste).

Sistem pengisian berfungsi untuk :


1. Mengisi arus listrik ke battery
2. Mensuplai arus listrik ke seluruh sistem kelistrikan setelah mesin hidup

Ada dua type sistem pengisian :


1. Generator yang berfungsi untuk menghasilkan arus searah (Direct Current)
digunakan awal tahun 60-an.
2. Alternator yang berfungsi untuk menghasilkan arus bolak-balik (Alternating
Current).

Alasan penggunaan alternator :


1. Konstruksi lebih kecil dan tahan lama.
2. Mampu menghasilkan arus output saat kecepatan idle.
Bagian-bagian :

Alternator
1. Voltage regulator
2. Battery
3. Ignition switch (kunci kontak)

B. PRINSIP DASAR
Prinsip dasar pengbangkitan arus listrik adalah Hukum Faraday yang
berbunyi :
Bila sebuah konduktor digerakkan di dalam medan magnet, maka akan tim-bul
arus induksi pada konduktor terse-but.

a. Jarum galvano meter akan bergerak jika


pengahantar atau magnet digerakkan
b. Arah gerakan jarum akan berfariasi mengikuti
arah gerakan penghantar atau magnet
c. Basar gerakan jaum akan semakin besar
sebanding dengan kecepatan gerakan
d. Jarum tidak akan bergerak jika gerakan
dihentikan

nghantar atau magnet

e. Basar gerakan jaum akan semakin besar


sebanding dengan kecepatan gerakan
f. Jarum tidak akan bergerak jika gerakan
C. HUKUM TANGAN KANAN FLEMING

Apabila sebuah penghantar bergerak keluar memotong garis gaya magnet,


maka gaya gerak listrik akan mengalir dari kanan ke kiri.
Arah gaya gerak listrik dapat diketahui dengan menggunakan hukum tangan
kanan fleming dimana, jari telunjuk menunjukkan arah fluksi magnet, ibu jari
menunjukkan arah gerakan konduktor, dan jari tengah menunjukkan arah
arus induksi.

D. BESARNYA GAYA GERAK LISTRIK


Bila perubahan medan magnet berlangsung dengan cepat maka gaya gerak
listrik yang dibangkitkan pada kumparan akan semakin besar
Hubungan ini dapat dinyatakan dengan rumus :

E = N x dÂ
dt
E = Gaya gerak listrik yang dibangkitkan
N = Jumlah gulung
d = Perubahan flux magnet
dt = Waktu
E. PRINSIP ALTERNATOR
Magnet Berputar Dalam Kumparan

Alternator membangkitkan arus listrik dengan cara memutarkan magnet listrik


(rotor coil) didalam kumparan (stator coil)

Pembangkitan Arus Bolak-balik (Alternating Current)

Saat magnet berputar di dalam kum-paran maka akan timbul arus bolak-balik
pada kumparan.
Hubungan antara arus yang dibangkit-kan dengan posisi magnet adalah :
- Pada 0° dan 180° arus yang di-bangkitkan adalah nol
- Pada 90° arus yang dibangkitkan adalah maksimum positif
- Pada 270° arus yang dibangkitkan adalah maksimum negatif
Arus Bolak-balik 3 Phase

Pada alternator terdapat 3 kumparan yang berjarak masing-masing 120°


Pada saat alternator berputar pada masing-masing kumparan akan timbul
arus bolak-balik Ini berarti alternator membangkitkan arus bolak-balik 3
phase.

Cara penyambungan 3 phase

1. Hubungan “Y” (Star/Bintang)

Ujung dari tiap-tiap kumparan dihu-bungkan menjadi satu, dimana sam-


bungan / titik tengah kumparan itu di-sebut titik netral (netral point)
2. Hubungan Delta

Ujung dari tiap-tiap kumparan dihu-bungkan ke awal dari kumparan lain. Ini
berarti ketiga kumparan dihubung-kan secara seri

Karakteristik dari kedua hubungan tersebut adalah :

Hubungan Tegangan Arus


“Y” (Star) E 3 I
Delta E I 3

Saat ini alternator menggunakan hubungan “Y” dengan alasan :


· Penghubungan kumparan sederhana
· Tegangan output lebih besar
· Mempunyai titik netral yang dapat digunakan
· Meskipun kurang baik saat arus output maksimum, tetapi pada putaran
rendah lebih baik
Penyearahan

Kelistrikan mobil membutuhkan arus searah, oleh karena itu arus yang di-
hasilkan oleh alternator tidak dapat langsung digunakan. Untuk itu diperlu-
kan proses penyearahan yang berfungsi untuk merubah arus bolak-balik (AC)
menjadi arus searah (DC), dimana proses penyearahan ini menggu-nakan
dioda Pada alternator menggunakan dioda sebanyak 6,8,9,11.

Pada diagram (a) tegangan di-bangkitkan diantara phase 1 & 2. Arus mengalir
melalui dioda 1 la-lu ke beban dan kembali melalui dioda 5. Pada langkah
selanjutnya arus yang dibangkitkan pada tiap-tiap kumparan arahnya
berubah, te-tapi arus yang ke beban selalu mengalir dengan arah yang sama.
Gelombang Output Setelah Penyearahan

Terminal dimana arus yang ke-luar sudah disearahkan disebut terminal B


(Battery). Dan terminal dimana arus kembali disebut terminal E (earth).
Tegangan antara terminal N (titik netral) dan E adalah ½ dari tegangan
terminal B. Gelombang output sesudah penyearahan digambarkan pada grafik
©.

Komponen Sistem pengisian:


1. Alternator
Alternator berfungsi untuk merubah energi mekanik menjadi energi listrik.
Berikut komponen utama Alternator.
1) Rotor
Rotor berfungsi untuk membangkitkan medan magnet.

Rotor terdiri dari :


a. Rotor coil
b. Rotor core
c. Slip ring
d. Rotor shaft

2) Stator

Stator berfungsi untuk membangkit-kan arus listrik bolak-balik.

Stator terdiri dari :


a. Stator coil
b. Stator core
3) Pulley

Pulley berfungsi untuk menerima te-naga mekanis dari mesin untuk me-
mutarkan rotor.
Rasio pulley alternator terhadap pulley mesin adalah 1,8 – 2,2 : 1.

4) Rectifier/Dioda

Rectifier/Dioda berfungsi untuk merubah arus AC menjadi arus DC. Rectifier


terdiri dari 3 dioda positif, 3 dioda negatif, dan diode holder. Diode holder
berfungsi untuk mera-diasikan panas dan mencegah dioda panas.

5) Hausing/rumah alternator
Hausing berfungsi untuk pemegang bagian-bagian alternator. Pada Hausing
terdapat lubang venti-lasi untuk tempat mengalirnya udara pendingin.

6) Brus / Sikat

Brus / sikat berfungsi menghubungkan arus listrik ke Rotor. Tanpa adanya


brus listrik tidak akan sampai ke rotor, dan medan magnet tidak akan terjadi.

7) Fan Alternator

Fungsi fan alternator sebagai pendingin, yakni untuk mendinginkan


komponen -komponen yang ada di dalam alternator.

2. Baterai
Fungsi baterai pada sisitem pengisian sebagai sumber arus pembangkit medan
magner pada rotor saat alternator belum menghasilkan listrik, stabilizer dan
penyimpan arus dari alternator.
.
3. Ignition switch (kunci kontak)

Fungsi utama kunci kontak adalah untuk menghubungkan dan memutus


arus/tegangan pada sistem pengapian, dari baterai ke rangkaian primer
pengapian.

4. Regulator

Regulator berfungsi untuk mengontrol tegangan yang dihasilkan


pembangkit listrik, mengontrol arus yang kelua, dan mencegah arus balik
dari baterai.
Berikut Bagan kerja regulator.
Tegangan yang dihasilkan oleh alternator bervariasi tergantung dari kecepatan
putaran dan banyaknya beban. Untuk itulah digunakan regulator yang
berfungsi untuk menjaga tegangan out-put alternator tetap konstan.

Regulator Tipe Kontak Point

Regulator tipe kontak point terdiri dari :


· Voltage regulator yang berfungsi untuk menjaga tegangan output alter-nator
tetap konstan.
· Voltage relay yang berfungsi untuk mematikan lampu CHG dan meng-
hubungkan arus ke voltage regulator.

Cara Kerja
Kecepatan Rendah ke Sedang
Saat kecepatan rendah arus yang dihasilkan alternator masih kecil sehingga
yang mengalir ke voltage regulator juga masih ke-cil, sehingga kemagnetan
pada voltage regulator (M) belum mampu menarik P0. Arus yang mengalir ke
rotor coil (F) melalui P1 > P0

Saat kecepatan mesin naik arus yang dihasilkan alternator juga naik, se-
hingga yang mengalir ke voltage regulator juga naik, sehingga kemag-netan
pada voltage regulator (M) sudah mampu menarik P0 lepas dari P1. Arus yang
mengalir ke rotor coil (F) melalui tahanan (R), sehingga arus yang dihasilkan
alternator menjadi turun dan menyebabkan kemagnetan pada voltage regulator
(M) turun dan P0 kembali berhubungan dengan P1.

Kecepatan Sedang ke Tinggi

Saat kecepatan sedang, posisi P0 adalah mengambang. Dengan naiknya


putaran maka arus yang dihasilkan alternator besar, se-hingga arus yang
mengalir ke voltage regulator besar, dan kemagnetan pa-da voltage regulator
mampu menarik P0 berhubungan dengan P2. Arus yang mengalir ke rotor coil
(F) menjadi terputus.
Bagan Pengisian Dengan Regulator Tipe Kontak Point

Sistem pengisian dengan regulator tipe kontak point terdiri dari :


1. Kunci kontak 5. Socket Voltage regulator
2. Fuse (sekering) 6. Alternator
3. CHG lamp 7. Terminal B
4. Voltage regulator 8. Fusible link

Cara kerja
Kunci kontak “on” mesin belum berputar
Saat kunci kontak “ON” mesin belum berputar pada stator coil belum ada
tegangan induksi, sehingga terjadi aliran arus :

Battery - KS - fuse - IG regulator - a - P1 - F regulator - F alternator - rotor coil - E


alternator - massa. (arus field)

Rotor coil menjadi magnet.

Battery - KS - charge lamp - L regulator - P2 - c - E regulator - massa. (arus lampu


charge). Lampu charge menyala

Mesin Hidup Putaran Rendah

Saat mesin hidup dengan putaran rendah pada stator coil terjadi tegangan
induksi, sehingga terjadi aliran arus :

N alternator - N regulator - C2 (voltage relay) - E regulator - massa.(tegangan


netral)
· Voltage relay menjadi magnet menarik P2 berhubungan dengan d, sehingga
menyebabkan charge lamp mati (tidak ada beda potensial)

B alternator - B regulator - d - P2 - C1 (voltage regulator) - E regulator - massa.


(tegangan output)
· Voltage regulator menjadi magnet tetapi belum mampu menarik P1

B alternator - KS - fuse - IG regulator - a - P1 - F regulator - F alternator - rotor coil


- E alternator - massa. (arus field)

· Rotor coil menjadi magnet

B alternator - beban - massa (arus output)

Mesin Hidup Putaran Sedang

Saat mesin hidup dengan putaran sedang pada stator coil terjadi tegangan
induksi, sehingga terjadi aliran arus :

N alternator - N regulator - C2 (voltage relay) - E regulator - massa. (tegangan


netral)

· Voltage relay menjadi magnet menarik P2 berhubungan dengan d, sehingga


menyebabkan charge lamp mati (tidak ada beda potensial)

B alternator - B regulator - d - P2 - C1 (voltage regulator) - E regulator - massa.


(tegangan output)
· Voltage regulator menjadi magnet menarik P1 lepas dari a tetapi tidak
berhubungan dengan b.

B alternator - KS - fuse - IG regulator - tahanan - F regulator - F alternator - rotor


coil - E alternator - massa. (arus field)

· Rotor coil menjadi magnet (kecil).

B alternator -- beban - massa (arus output)

Mesin Hidup Putaran Tinggi

Saat mesin hidup dengan putaran tinggi pada stator coil terjadi tegangan
induksi, sehingga terjadi aliran arus :

N alternator - N regulator - C2 (voltage relay) - E regulator - massa.(tegangan


netral)

· Voltage relay menjadi magnet menarik P2 berhubungan dengan d, sehingga


menyebabkan charge lamp mati (tidak ada beda potensial)

B alternator - B regulator - d - P2 - C1 (voltage regulator) - E regulator - massa.


(tegangan output)
· Voltage regulator menjadi magnet menarik P1 berhubungan dgn b.

B alternator - KS - fuse - IG regulator - tahanan - P1 - b - E regulator - massa.


(tidak ada arus field)

· Rotor coil tidak menjadi magnet.

B alternator - beban - massa (arus output)

Alternator Dengan Ic Regulator


Dibandingkan dengan alternator yang memakai regulator tipe kontak point, al-
ternator dengan IC regulator mempunyai keuntungan :
· Tahan terhadap getaran dan tahan lama
· Tegangan output lebih stabil
· Tahanan kumparan rotor lebih kecil sehingga arus dapat diperbesar.

Konstruksi
Alternator dengan IC regulator (small alternator) terdiri dari :
1. Front end frame 8. Brush (sikat)
2. Rear end frame 9. Slip ring
3. Stator 10. Rectifier
4. Terminal B 11. Rear end cover
5. Konektor 12. Rotor
6. IC regulator 13. Bearing
7. Brush spring 14. Pulley

Rotor

Pada beberapa jenis alternator, rotor ada yang dijadikan satu dengan fan,
sehingga memungkinkan ukuran alter-nator menjadi lebih kompak.

Rectifier

Rectifier pada alternator dengan IC re-gulator mempunyai konstruksi yang


lebih kompak (kecil) dibanding deng-an alternator dengan regulator tipe kontak
point.
IC Regulator

IC regulator berfungsi untuk menjaga tegangan output alternator agar tetap


konstan.

IC REGULATOR

IC regulator mempunyai keuntungan :


o Waktu pengaturan tegangan lebih pendek
o Lebih tahan terhadap getaran
o Ukurannya lebih kecil (disatukan dengan alternator).

Dan mempunyai kerugian :


o Harganya mahal
o Kurang tahan terhadap tegangan dan panas yang tinggi.

Ada dua cara pemasangan IC regulator :


1. Add on : IC regulator dipasang di luar alternator.
2. Built in : IC regulator dipasang di dalam alternator
Prinsip Kerja IC Regulator
· Saat Tegangan Output Pada Terminal B Rendah

Tegangan output belum dapat melewati ZD, sehingga Tr2 “Off”.Tegangan output
mengalir ke ba-se Tr1 melalui resistor R1 dan Tr1 “On”. Arus yang mengalir ke
rotor coil melalui B - rotor coil - F - Tr1 (On) - E (massa).

· Saat Tegangan Output Pada Terminal B Tinggi

Tegangan output sudah dapat melewati ZD, sehingga Tr2 “On” dan Tr1 “Off”.
Dan arus yang ke rotor coil terputus.
Tipe IC Regulator
IC Regulator Tipe A

Cara pemasangan IC regulator ke alternator adalah add on.


Jenis IC regulator ini sekarang sudah tidak digunakan lagi.
· C Regulator Tipe B

Cara pemasangan IC regulator ke alternator adalah built in.


Jenis IC regulator ini digunakan pada semua kendaraan Isuzu yang
menggunakan alternator dengan IC regulator.
Cara Kerja Sistem Pengisian Dengan Ic Regulator Tipe B
Kunci kontak “on” mesin belum berputar

Saat kunci kontak “ON” mesin belum berputar pada stator coil belum ada
tegangan induksi, sehingga terjadi aliran arus :

1. Battery - fuse - S alternator - S IC regulator – BIC - BAT alternator - B IC regulator


- BIC
· BIC meng”ON”kan transistor karena mendeteksi tegangan battery kurang dari
14,7 volt.

2. Battery - fuse - starter switch - IG alternator - dioda - R IC regulator - tahanan - L


IC regulator - rotor coil - F IC regulator - Tr “ON” - E (massa).
· Kemagnetan pada rotor coil kecil sekali.

3. Battery - fuse - starter switch - IG alternator - dioda - R IC regulator - tahanan - L


IC regulator - L alternator - kumparan charge relay- ZD “OFF”.
· Kumparan charge relay tidak menjadi magnet.

4. Battery - fuse - starter switch - charge light - plat kontak CHG relay - massa.
· Charge light menyala.

Mesin Hidup Tegangan Output Di Bawah Standar (<14,7 Volt)

Saat mesin hidup pada stator coil terjadi tegangan induksi, sehingga terjadi
aliran arus :

1. Stator coil - dioda - BAT alternator - S alternator - S IC reg - BIC - B IC regulator -


BIC

· BIC meng”ON”kan transistor karena mendeteksi tegangan output ku-rang dari


14,7 volt.

2. Stator coil - field dioda - rotor coil - F IC regulator - Tr “ON” - E IC regulator - E


alternator - massa.

· Rotor coil menjadi magnet.


3. Stator coil - field dioda - L alternator - kumparan charge relay - ZD ”ON” - massa
· Kumparan charge relay menjadi magnet menarik plat kontak ke atas, sehingga
charge light mati karena tidak ada beda potensial.

Mesin Hidup Tegangan Output Di Atas Standar (¦14,7 Volt)

Saat mesin hidup pada stator coil terjadi tegangan induksi, sehingga terjadi
aliran arus :

1. Stator coil - dioda - BAT alternator - S alternator - S IC reg – BIC- B IC regulator -


BIC
· BIC meng”OFF”kan transistor karena mendeteksi tegangan output lebih dari
14,7 volt.

2. Stator coil - field dioda - rotor coil - F IC regulator - Tr “OFF”


· Rotor coil tidak menjadi magnet.

3. Stator coil - field dioda - L alternator - kumparan charge relay - ZD ”ON” - massa
· Kumparan charge relay menjadi magnet menarik plat kontak ke atas, sehingga
charge light mati karena tidak ada beda potensial.
IC Regulator Tipe M

Cara pemasangan IC regulator ke alternator adalah built in.


Jenis IC regulator ini digunakan pada kendaraan sedan.

Cara Kerja Sistem Pengisian Dengan Ic Regulator Tipe M


Kunci Kontak ON Mesin Belum Berputar
MIC mendeteksi tegangan battery melalui terminal IG dan akan menghidupkan
Tr1.
· Rotor coil menjadi magnet
(Tr1 akan ON dan OFF secara bergantian agar arus yang ke rotor minimum !
0,17 A)

Belum ada listrik yang dibangkitkan alternator. Tegangan pada terminal P IC


regulator 0 volt dideteksi oleh MIC yang mengirimkan sinyal untuk
mengaktifkan Tr3.
· Lampu CHG menyala

Mesin Hidup Tegangan Di Bawah Standar

Mesin hidup dan alternator membangkitkan listrik.


Tr1 akan diaktifkan oleh MIC dari kondisi ON – OFF menjadi ON terus-
menerus. Ia juga akan mematikan Tr3 dan menyalakan Tr2 sehingga lampu
CHG mati.
Mesin Hidup Tegangan Mencapai Tegangan Standar

Tr1 tetap pada posisi ON tegangan pada terminal B meningkat sesuai dengan
naiknya putaran mesin. Saat tegangan mencapai 14,5 ! 0,1 volt rangkaian MIC
akan mendeteksinya dan mematikan Tr1 sehingga arus pada rotor coil
terputus.
Akibatnya tegangan pada terminal B akan drop, dan MIC akan menghidup-kan
Tr1 lagi dan arus pada rotor coil meningkat dan tegangan di terminal B akan
naik. Dengan proses ini maka tegangan di B dapat dipertahankan pada nilai
konstan.
Kumparan Rotor Coil Putus

Bila karena sesuatu hal hubungan ke kumparan rotor putus ketika alternator
berputar, tegangan pada terminal P IC regulator adalah 0 volt. Rangkaian MIC
akan mendeteksi serta mematikan Tr2 dan menyalakan Tr3 sehingga lampu
CHG akan menyala.

Hubungan Ke Terminal S Putus

Bila terminal S terlepas / terputus saat alternator sedang berputar, rangkai-an


MIC akan mendeteksi tidak ada input pada terminal S dan mematikan Tr2 dan
menyalakan Tr3 sehingga lampu CHG akan menyala untuk mempe-ringatkan
adanya ketidak-normalan.

Hubungan Ke terminal B Putus

Bila terminal B terlepas / terputus saat alternator sedang berputar, tegangan


pada battery akan turun perlahan-lahan (tegangan pada terminal S) karena
pengisian battery terhenti.
Pada saat tegangan pada terminal S melebihi 13 volt rangkaian MIC akan
mendeteksinya dan menyalakan Tr3 serta mematikan Tr2 sehingga lampu CHG
akan menyala.
ALTERNATOR DENGAN DIODA NETRAL (NEUTRAL POINT DIODA)

Tegangan rata-rata pada titik netral adalah ½ terminal B. Tegangan ini


digunakan untuk mengak-tifkan lampu CHG.
Untuk meningkatkan output alternator ada beberapa metoda :
· Memperbesar ukuran.
· Merubah hubungan stator ke Y.
· Menambah netral point dioda.

Penambahan netral point dioda akan meningkatkan out put sebesar 10 –


15%

Cara Kerja
tegangan pada titik netral bukan hanya DC tetapi juga AC. Tegangan AC
timbul di N sebagai hasil dari tegangan harmonik ketiga yang diinduksikan
pada tiap phase oleh aliran output dan tepat pada phase yang sama. Jadi
tegangan pada titik netral lebih tinggi atau lebih rendah dari tegangan output,
arus akan mengalir melalui dioda yang dipasang antara titik netral serta
terminal output.
· Tegangan Titik Netral Melebihi 14 Volt
· Tegangan Titik Netral Turun Di Bawah 0 Volt

Demikianlah pembahasan tentang sistem pengisian pada mobil, semoga


bermanfaat.
MELEPAS ALTERNATOR DARI MESIN

1. Melepas kabel negatif baterai


2. Melepas kabel-kabel yang berhubungan dengan alternator
3. Melepas baut pengikat alternator

MELAKUKAN PEMERIKSAAN AWAL SEBELUM DIBONGKAR

1. Cek suara abnormal dan kekocakan bearing alternator dengan memutar


pully
2. lakukan pemeriksaan hubungan terminal-terminal pada alternator

Hubungan Ohm
Tujuan pemeriksaan meter Spesifikasi
(+) (-)
Memeriksa rotor koil, sikat 3,9 – 4,1 Ohm
F E
dan slip ring (tahanan rotor coil)
Diode positip dan Stator B N Jarum bergerak
coil N B Jarum tidak bergerak
Diode negatip dan Stator N E Jarum bergerak
coil E N Jarum tidak bergerak

pemeriksaan Rotor Coil


Pemeriksaan Diode Positif

Pemeriksaan Diode Negatif

MELAKUKAN PEMBONGKARAN ALTERNATOR

Lakukan pembongkaran dengan urutan sesuai dengan gambar berikut ini.


Setelah semua baut yang mengikat alternator dilepas, untuk melepas
alternator dilakukan dengan cara mengungkit cover depan dengan stator coil
menggunakan obeng. Jangan mengungkit cover belakang dengan stator coil
sebab dapat menyebabkan kawat stator putus atau diode putus saat tertarik
sewaktu memisahkan.
Susunan Alternator regulator Mekanik

MELAKUKAN PEMERIKSAAN KOMPONEN ALTERNATOR

A. Pemeriksaan rotor alternator

Pemeriksaan rotor alternator meliputi:

1. Pemeriksaan bearing alternator


2. Pemeriksaan kondisi slip ring
3. pemeriksaan rotor coil denagan ohm meter, standar tahanan untuk
regulator mekanik: 3,9-4,2 ohm. dan untuk tahanan dengan IC: 2,8-3,0
ohm.
4. Pemeriksaan hubungan rotor coil dengan bodi, tidak boleh ada
hubungan

Pemeriksaan Rotor Alternator

B. Pemeriksaan stator alternator

Pengetesan hubungan kawat lilitan dari kemungkinan putus atau terbuka dan
pemeriksaan kebocoran kawat ke bodi stator coil.
Pemeriksaan Stator Coil

C. Pemeriksaan panjang sikat

Ukur panjang sikat, panjang sikat yang menonjol minimal 5,5 mm. Bila
panajang siakt kurang dari standar maka perlu diganti. Cara mengganti sikat:
Keluarkan sikat lama dengan cara memanaskan terminal siakat menggunakan
solder kemudian ganti dengan siakt yang baru. Panajang sikat baru pada
alternator regulator mekanik: 12,5 mm sedangkan alternator IC regulator
sepanjang 16,5 mm.

Memeriksa dan Mengganti Sikat


D. pemeriksaan diode

Periksa semua diode menggunakan ohm meter seperti gambar di bawah ini.
Pemeriksaan diode negatif

Pemeriksaan Diode Negatif

1. Hubungkan clem positif ohm meter dengan bodi negatif (terminal negatif)
dan hubungkan clem negatif ohm meter dengan salah satu ujung stator
(seperti gambar a dan b). ohm meter harus menunjukan tidak bergerak.
2. Balik posisi, hubungkan clem positif ohm meter dengan salah satu
ujung stator dan hubungkan clem negatif ohm meter dengan bodi negatif
(terminal negatif) seperti gambar c. Jarum ohm meter harus bergerak.

Pemeriksaan Diode Positif


Periksa diode positif seperti gamabar dibawah ini.

Memeriksa Diode Positif

Anda mungkin juga menyukai