Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunianya, penulis dapat meyelesaikan tugas mata kuliah Evaluasi Purna Huni
dengan materi “Evaluasi Purna Huni, Studi Kasus : Pasar Sindu” ini tepat pada
waktunya.
Makalah ini mungkin tidak dapat terselesaikan tepat pada waktunya tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh civitas akademika Program
Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, terutama kepada :
1. Dr. Ir. Widiastuti, MT
2. Ni Luh Putu Eka Pebriyanti, ST., MSc
Sebagai dosen-dosen pengajar mata kuliah Evaluasi Purna Huni yang
telah memberikan bantuan, baik moral maupun material dalam penyusunan
makalah ini. Penulis menyadari bahwa tugas ini jauh dari kata sempurna. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
untuk penyempurnaan ke depannya.

Denpasar, 21 September 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR .......................................................................................... 1


DAFTAR ISI ...................................................................................................... 2
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 4

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 5

1.3 Tujuan .............................................................................................. 5

1.4 Manfaat ............................................................................................ 5

BAB II METODE DAN OBJEK


2.1 Metode ............................................................................................. 7

2.1.1 Metode Pendataan .......................................................... 7

2.1.2 Metode Analisis ............................................................. 7

2.2 Identitas Objek ................................................................................. 8

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Konsep AC Central ......................................................................... 10

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ......................................................................................... 20
4.2 Saran .................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 21

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lokasi Observasi ............................................................................ 9


Gambar 2.2 Tampilan Rumah Sakit Mata Ramata ............................................ 9
Gambar 3.1 Sketsa sistem kerja Chiller ............................................................. 10
Gambar 3.2 Denah Basement ............................................................................. 12
Gambar 3.3 Denah Lantai 1 ............................................................................... 12
Gambar 3.4 Outdoor AC pada Rumah Sakit Ramata ........................................ 17

3
BAB I

PENDAHULUAN
Pada BAB I akan membahas tentang latar belakang dari makalah,
rumusan masalah, tujuan penulisan, serta manfaat penulisan.

1.1 Latar Belakang


Pasar dapat bermakna sebagai tempat berkumpul yang di dalamnya terjadi
interaksi sosial antar berbagai macam karakter manusia sekaligus sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan ekonomi. Oleh karena itulah disebut pasar, karena dalam
bahasa Jawa pasar yang sering disebut dengan peken mempunyai arti “berkumpul”
(Suardana, 2007). Arsitektur pasar disebut juga sebagai media untuk bertemunya
masyarakat dari berbagai macam lapisan, melakukan proses bertemu, berinteraksi,
tawar-menawar, jual-beli. Hal inilah yang menjadi karakter asli dari pasar
tradisional. Seiring dengan perkembangan jaman, konsep pasar tradisional mulai
dilupakan banyak orang, hanya segelintir orang yang masih bertahan dengan
konsep pasar tradisional.
Pasar Sindu adalah pusat perdagangan berbasis tradisi telah digagas sejak tahun
1969, dan mulai dibangun pada 1971. Corak utamanya adalah menjadi tempat jual-
beli kebutuhan sehari-hari, pasar seni, gerai pakaian dan mainan, serta pusat kuliner
pada malam hari. Namun, sebelum direnovasi, kondisinya sangat memprihatinkan,
yakni kumuh, kebersihannya kurang diperhatikan. Alur belanjanya tak nyaman,
penataan barang asal-asalan, dan sistem pembuangan buruk, keamanannya pun tak
maksimal. Setelah direnovasi, Pasar Sindu kembali beroperasi dan diresmikan pada
tanggal 4 Agustus 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Pasar Sindu dengan menggunakan
metode Evaluasi Purna Huni (EPH). Menurut Sudibyo (1989), Post Occupancy
Evalu ation atau Evaluasi Pasca Huni merupakan kegiatan berupa peninjauan
(pengkajian) kembali (evaluasi) terhadap bangunan-bangunan dan atau lingkungan
binaan yang telah dihuni. Penelitian ini membahas tentang aspek fungsional yaitu

4
aspek bangunan dan lingkungan binaan yang secara langsung mendukung kegiatan
pemakai dengan segala atributnya berupa pengelompokan fungsi, sirkulasi, faktor
manusia, dan fleksibilitas/perubahan pada Pasar Sindu. Tujuannya untuk
menghasilkan hasil responden Purna Huni terhadap standar dan desain pada masa
lalu di Pasar Sindu. Hasil penelitian akhir menjadi dasar rekomendasi usulan-usulan
desain untuk mengatasi masalah dan acuan pengembangan mendatang.

5
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Evaluasi Purna Huni?
2. Apa yang dimaksud dengan Pasar Sindu ?
3. Bagaimana kondisi Pasar Sindu pasca direnovasi ?

1.3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Evaluasi Purna Huni.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pasar Sindu.
3. Untuk mengetahui bagaimana kondisi Pasar Sindu pasca direnovasi.

1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mahasiswa
 Memberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai Evaluasi Purna
Huni dengan studi kasus Pasar Tradisional.
 Menambah wawasan mengenai Evaluasi Purna Huni dengan studi kasus
Pasar Tradisional.
2. Masyarakat
 Memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai Evaluasi Purna
Huni dengan studi kasus Pasar Tradisional.
3. Tim Pengajar
 Mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa mengenai Evaluasi
Purna Huni dengan studi kasus Pasar Tradisional.
 Mengetahui efektifitas sistem SCL ( Student Centre Learning ) pada
mahasiswa

6
BAB II

METODE DAN OBJEK

Pada BAB II akan membahas metode yang digunakan pada saat


pengumpulan data dan gambaran umum tentang objek yang digunakan yaitu
Rumah Sakit Ramata

2.1 Metode
2.1.1 Metode Pendataan

Pencarian data dilakukan dengan melakukan observasi pada tanggal 21


September 2019 yang berlokasi di Pasar Sindu. Data-data observasi tersebut
berupa:
a. Foto objek selama observasi;
b. Ketelitian saat melakukan obsevasi secara mendetail
c. Wawancara dengan Pegawai dari bangunan tersebut untuk dimintai
keterangan. Narasumber yang kami wawancarai yaitu Ibu Asih selaku pelaku
kegiatan ekonomi. Dalam proses wawancara interviewer mengajukan pertanyaan,
baik dengan meminta penjelasan dan jawaban dari pertanyaan yang diberikan dan
membuat catatan mengenai hal-hal yang diungkapkan oleh narasumber Selain itu,
penulis juga menggunakan referensi dari jurnal dan materi di mata kuliah untuk
melengkapi data yang diperlukan. Semua data yang telah diperoleh tersebut
dikumpulkan dan akan diolah ke tahapan selanjutnya.

2.1.2 Metode Analisis


Analisis dilakukan ketika semua data yang dibutuhkan terkumpul. Metode
analisis yang penulis gunakan yaitu metode komprehensif yang cara
menganalisisnya dengan membandingkan data yang telah diperoleh dengan teori
atau materi yang sudah ada. Dari tahap ini penulis akan mengetahui apakah aplikasi

7
sistem sudah tepat atau masih keliru. Selanjutnya, dilakukan tahap pengembangan
laporan observasi. Pertama, kami membuat kerangka apa saja yang akan dibahas
dalam makalah ini. Langkah berikutnya, kerangka tersebut ditambahkan dengan
data-data yang kami dapatkan ketika melakukan observasi. Lalu, dianalisis dengan
metode yang sudah ditetapkan sebelumnya.

2.2 Identitas Objek


Pasar Tradisional Badung terletak di Dangin Puri Kangin, Jl. Sulawesi No.1,
Dauh Puri Kangin, Kec. Denpasar Barat, Kota Denpasar, Provinsi Bali.

Nama objek : Pasar Sindu


Alamat : Jl. Ps Sindu No.5
Sanur Kec. Denpasar Selatan, Kota Denpasar,
Bali 80288.
Fungsi Objek : Pasar Tradisional
Tahun diresmikan : 2010
Renovasi :2
Jumlah lantai : 2 lantai

8
Gambar 2.1 Lokasi observasi

Sumber : Google Maps

Gambar 2.2 Tampilan Pasar Sindu

Sumber : Hasil Observasi

9
BAB III

PEMBAHASAN
Pada Bab III akan membahas mengenai kebudayaan pada Pasar Tradisional
Baadung, Bali.

3.1 Evaluasi Purna Huni


Menurut Sudibyo (1989), Post Occupancy Evaluation atau Evaluasi Purna Huni
merupakan kegiatan berupa peninjauan (pengkajian) kembali (evaluasi) terhadap
bangunan-bangunan dan atau lingkungan binaan yang telah dihuni.
Post Occupancy Evaluation merupakan suatu bagian dari rentetan kegiatan di
dalam proses pembangunan dimana kajian atas suatu bangunan yang telah
dipergunakan (dihuni) dilakukan secara seksama atau sistematika untuk menilai
apakah kinerja bangunan tersebut sejalan dengan kriteria perancangannya
(Danisworo, 1989).
Rabinowitz (dalam Sudibyo,1989) memilih POE dalam 3 aspek yaitu:
fungsional, teknis, dan perilaku. Masing-masing mempunyai lingkup dan
spesifikasi dalam kegiatannya, meskipun secara proses garis besarnya sama. Dalam
pelaksanaan kegiatan POE, evaluator dapat melakukan satu atau lebih aspek yang
hendak dievaluasi.
1. Aspek Fungsional Aspek fungsional yang dimaksud disini adalah
menyangkut aspek fisik ruang terbuka yang secara langsung mendukung
kegiatan pemakai dengan segala atributnya. Perancangan ruang terbuka
yang menekankan fungsi akan berpedoman pada kesesuaian antara area
kegiatan dengan segala kegiatan yang berlangsung didalamnya. Evaluasi
terhadap perubahan fungsi memberi masukan yang sangat berguna karena
fleksibilitas menjadi pertimbangan rancangan tata ruang dan prasarana.
2. Aspek Teknis Merupakan segala sesuatu yang terkait dengan teknis suatu
ruang, seperti struktur, ventilasi, sanitasi, pencahahayaan, keamanan, dsb.
3. Aspek Perilaku menghubungkan kegiatan pengguna dengan lingkungan
fisiknya. Evaluasi perilaku adalah mengenai bagaimana kesejahteraan sosial

10
dan psikologis pengguna dipengaruhi oleh rancangan suatu ruang. Beberapa
permasalahan perilaku yang perlu diperhatikan misalnya proximity dan
teritoriality , privasi dan interaksi, persepsi, citra dan makna, kognisi dan
orientasi (Sudibyo, 1989)

Teknis

Evaluasi
Purna
Huni
Fungsi Perila
onal ku

Gambar 3.1 Aspek Analisis Evaluasi Purna Huni (EPH)


Sumber : Dokumentasi Observasi

3.2 Pasar Sindu

3.2.1 Sejarah Pasar Sindu


Pasar Sindu adalah pusat perdagangan berbasis tradisi telah digagas sejak tahun
1969, dan mulai dibangun pada 1971. Corak utamanya adalah menjadi tempat jual-
beli kebutuhan sehari-hari, pasar seni, gerai pakaian dan mainan, serta pusat kuliner
pada malam hari. Pada awalnya kondisi Pasar Sindu sangat memprihatinkan, yakni
kumuh, kebersihannya kurang diperhatikan. Alur belanjanya tak nyaman, penataan
barang yang terkesan berantakan, dan sistem pembuangan buruk serta
keamanannya yang kurang maksimal.

11
Di tengah proses revitalisasi Pasar Tradisional yang masih tersendat, dengan
dana pemerintah pusat juga sangat terbatas, pembangunan kembali Pasar Sindu,
Sanur, Denpasar, Bali yang anggaran biaya renovasi sebesar Rp 4.000.000.000.
Pasar Sindu diresmikan dan beroperasi kembali pada Rabu, 4 Agustus 2010 silam.

3.2.2 Pasar Sindu Pasca Renovasi

Proses renovasi dan revitalisasi Pasar Sindu dilakukan berdasar pada


PeraturanMenteri Perdagangan RI tentang Penilaian Pasar Tradisional untuk
Kategori Pasar Desa. Terletak di lahan seluas 5.200 m2, bangunan utamanya seluas
3.700 m2 diperuntukkan bagi 150 unit los dan 78 toko, sisanya pedagang musiman
seperti yang menjual aneka makanan. Untuk pedagang di los ditata sesuai dengan
jenis dagangan yang di jual sehingga masyarakat lebih mudah untuk berbelanja.
Disamping itu dengan penataan sesuai dengan jenis dagangan dapat mempermudah
menjaga kebersihan pasar. Los dalam pasar Sindu terbagi menjadi 5 los, yaitu :
1. Los A meliputi sarana dan prasarana upacara keagamaan, dan buah-buahan.
2. Los B meliputi jajan bali, sayuran, dan sembako.
3. Los C meliputi tempe, tahu, telur, dan daging ayam, sapi, serta babi.
4. Los D meliputi jajan bali, sayuran, sembako, canang, bunga, dan janur.
5. Los E meliputi buah-buahan, sayur, nasi, kopi, tempe, tahu, telur, dan
kerupuk.
Setiap los di pasar tersebut disediakan 3 set bak sampah yang diperuntukan
sampah organik, jenis plastik dan sisa makanan. Zoning los seperti ini bertujuan
untuk memudahkan pelaku kegiatan ekonomi dalam bertransaksi dan sekaligus
memperbaiki alur kegiatan ekonomi agar lebih terstruktur. Dalam kesehariannya,
masing-masing penjual dikenai uang sewa Rp 2.500 per hari.

12
Gambar 3.2 Papan Informasi Los
Sumber : Dokumentasi observasi

3.2.3 Evaluasi Teknis


Eveluasi teknis merupakan kajian kembali yang menyangkut kondisi fisik
bangunannya meliputi struktur, ventilasi, sanitasi, dan pengaman bangunan serta
sistem penyangganya. (Sudibyo,1989)
 Struktur
Pasar Sindu termasuk dalam tipologi bangunan bentang lebar (wide span
building) dengan struktur baja

BAB IV

PENUTUP

Dalam bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari keseluruhan hasil


observasi sistem pengkondisian udara buatan (AC Central) pada Rumah Sakit
Mata Ramata

13
4.1 KESIMPULAN
Sistem pengkondisian udara buatan (AC Central) merupakan salah satu
syarat yang harus dimiliki oleh bangunan umum khususnya dalam hal
ini adalah Rumah sakit. Hal ini bertujuan untuk memberikan rasa nyaman pada
civitas khususnya kenyamanan thermal. Pada dasarnya Rumah Sakit Mata
Ramata sudah memenuhi standard-standard dalam penggunaan sistem
pengkondisian udara buatan (AC Central).

4.2 SARAN
Rumah sakitmata Ramata ini telah berupaya untuk menerapkan sistem
pengkondisian udara buatan degan menggunakan AC Central. Diharapkan
kedepannya banyak bangunan-bangunan publik melakukan hal serupa untuk
memenuhi kebutuhan civitas di dalamnya terutama untuk memenuhi kebutuhan
thermal civitas pada bangunan itu sendiri.

14
DAFTAR PUSTAKA

Grandjean, E. 1988. Fitting the Task to the Man. A textbook of Occupational


Ergonomics. 4th Edition. London : Taylor & Francis.
Poerbo, H.. (2000), Struktur dan Konstruksi Bangunan Tinggi, Djambatan,
Jakarta.
Poerbo, H. 1992. Utilitas Bangunan. Jakarta : Penerbit Djambatan
Tanggoro, D. 2000. Utilitas Bangunan. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit UI-
Press

15

Anda mungkin juga menyukai