Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA 2

“IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT”

DISUSUN OLEH

EVY FITRIA ISLAMIATI

[E1M 016 021]

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2019

1
IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

A. ABSTRAK
Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis sakarida yang
terkandung dalam suatu bahan. Identifikasi karbohidrat dilakukan dengan
beberapa uji yitu uji iod, uji benedict dan uji seliwanoff. Uji iod dilakukan untuk
mengidentifikasi adanya pati yang ditandai dengan pembentukan senyawa
kompleks pati-iod berwarna merah hingga hijau kecoklatan. Uji benedict
dilakukan untuk menguji adanya gugus gula pereduksi, penentuan gula pereduksi
ini dapat mengetahui apakah senyawa tersebut ketosa atau aldosa. Uji seliwanoff
dilakukan untuk menguji adanya gugus ketosa, pemanasan yang lama (30 menit)
pada uji ini menyebabkan reaksi positif terhadap sampel. Sampel yang digunakan
pada praktikum identifikasi karbohidrat ini adalah filtrat susu yang dilarutkan
dengan HCl dan buah apel, jeruk, melon dan pisang yang dilarutkan dengan
etanol. Uji positif pada uji iod adalah perubahan warna menjadi biru, pada uji
benedict perubahan warna menjadi merah hingga hijau kecolatan dan pada uji
seliwanoff perubahan warna menjadi merah.
Kata kunci: identifikasi, karbohidrat, dan uji positif.

B. PENDAHULUAN
Praktikum identifikasi karbohidrat bertujuan untuk mengidentifikasi jenis
sakarida yang terkandung dalam suatu bahan. Karbohidrat adalah kelompok
senyawa yang mengandung unsur C, unsur H dan unsur O. senyawa-senyawa
karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena adanya gugus karbonil dalam bentuk
aldehid atau keton. Senyawa ini juga memiliki banyak gugus hidroksil. Karena
itu, karbohidrat merupakan suatu polihidroksil aldehid atau polihidroksi keton
atau turunan senyawa-senyawa tersebut. Senyawa karbohidrat yang memiliki tiga
sampai sembilan atom karbon yang disebut monosakarida. Gabungan senyawa-
senyawa monosakarida akan membentuk senyawa kabrbohidrat yang lebih besar.

2
Ikatan penghubung antara dua buah monosakarida atau lebih disebut ikatan
glikosida (Ngili, 2015: 69).
Monosakarida yang paling sederhana yaitu gliseraldehid dan dihidroksi
aseton. Contoh monosakarida yang penting yaitu glukosa, fruktosa, galaktosa, dan
pentosa. Oligosakarida yang lain ialah trisakarida yaitu yang terdiri atas tiga
molekul monosakarida dan tetrasakarida yang terbentuk dari empat molekul
monosakarida. Oligosakarida yang paling banyak terdapat dialam ialah
disakarida. Golongan disakarida yaitu sukrosa, maltosa, laktosa, dan trehalosa.
Golongan yang termasuk oligosakarida adalah rafinosa yang bila dihidrolisis
menjadi galaktosa, glukosa, dan fruktosa. Polisakarida umumnya berupa senyawa
berwarna putih dan tidak berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis dan tidak
mempunyai sifat mereduksi. Beberapa polisakarida yang penting di antaranya
ialah amilum, glikogen, dekstrin, dan selulosa (Maggy, 2016: 32).
Karbohidrat memiliki peran sebagai sumber energy utama, setiap 1 gram
karbohidrat mengandung 4,1 kalori, membentuk senyawa-senyawa organik
seperti lemak dan protein, menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh.
Manusia tidak dapat terlepas dari peranan karbohidrat dalam melaksanakan
aktivitasnya. Berbagai sumber makanan seperti beras dan jagung merupakan
sumber karbohidrat utama. Karbohidrat didalam tubuh manusia disimpan dalam
bentuk glikogen yang terdapat dalam otot sekitar 245-350 gram, dalam hati
sekitar 90-108 gram dan didarah dalam bentuk glukosa sekitar 17 gram.
Kebutuhan karbohidrat pada setiap manusia tidaklah sama antara seorang pelajar,
pekerja ringan, pekerja berat dan pemikir. Rata-rata kita hanya membutuhkan 1
gram per berat badan per hari, artinya bila memiliki berat tubuh 50 gram maka
kebutuhan tubuh kita akan karbohidrat perhari adalah 50 gram karbohidrat
(Sulistiyono, 2016).
Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian,
kacang-kacang kering dan gula. Hasil olahan bahan-bahan ini adalah bihun, mie,
roti, tepung-tepungan, selai, sirup dan lainnya. Sumber karbohidrat yang banyak

3
dimakan oleh penduduk local adalah beras, jagung, ubi, sinkong, talas dan tahu.
Adapun pada buah dan susu mengandung senyawa-senyawa yang termasuk
kedalam pokok bahasan karbohidrat. Fungsi karbohidrat dalan tubuh adalah
sebagai sumber energi, pemberi rasa manis pada makanan, penghemat protein,
pengatur metabolism lemak dan membantu pengeluaran feses. Karbohidrat
membantu pengeluaran feses dengan cara mengatur peristaltik usus dan memberi
bentuk pada feses. Selulosa dan serat makanan mengatur peristaltik usus,
sedangkan hemiselulosa dan pektin mampu menyerap banyak air dalam usus
besar sehingga memberi bentuk pada sisa makanan yang akan dikeluarkan. Serat
makanan mencegah kegemukan konstipasi, hemeroid, penyakit-penyakit
divertukolis, kanker usus besar, penyakit diabetes mellitus dan jantung koroner
yang berkaitan dengan kadar kolesterol (Siregar, 2017).
Sifat kimia karbohidrat berhubungan erat dengan gugus fungsi yang
terdapat pada molekulnya yaitu gugus –OH, gugus aldehid dan gugus keton. Sifat
mereduksi, monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat dapat
mereduksi, terutama dalam suasana basa. Sifat sebagai reduktor ini dapat
digunakan untuk keperluan identifikasi karbohidrat mupun analisis kuantitatif.
Sifat mereduksi ini disebabkan oleh adanya gugus aldehid atau keton bebas dalam
molekul karbohidrat. Uji benedict bertujuan untuk mengidentifikasi gula
pereduksi. Uji benedict berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus
aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis biasanya ditambahkan zat
pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya pengendapan,
CuCO3 uji positif ditandai dengan terbentuknya larutan hijau, merah, orange atau
merah bata serta adanya endapan. Uji iod bertujuan untuk memisahkan antara
polisakarida, monosakarida dan disakarida. Iod memberikan warna kompleks
dengan polisakarida. Amilum memberikan warna biru pada iod, sedangkan
glikogen dan tepung yang sudah dihidrolisis sebagian memberikan warna merah
sampai coklat dengan iodium. Uji Seliwanoff adalah uji kimia yang dilakukan
untuk membedakan gula aldosa dan ketosa. Ketosa dibedakan dari aldosa via

4
gugus fungsi keton/aldehida gula tersebut. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa
ketika dipanaskan ketosa lebih cepat terdehidrasi dari pada aldosa. Ketosa yang
terdehidrasi kemudian bereaksi dengan resorsinol, menghasilkan zat berwarna
merah tua. Aldosa dapat sedikit bereaksi dan menghasilkan zat berwarna merah
muda. Pereaksi fehling, pereaksi ini dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang
mempunyai sifat mereduksi, juga dapat direduksi selain oleh reduktor lain.
Pereaksi fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan fehling A dan larutan
fehling (Poedjiaji, 2017: 39-45).

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum identifikasi karbohidrat
adalah gelas kimia, corong kaca, statif, penangas air, tabung reaksi, pipet
tetes, batang pengaduk, rak tabung reaksi, penjepit kayu, blender, pisau,
stopwatch dan thermometer.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum identifikasi karbohidrat
adalah buah pisang, buah apel, buah melon, buah jeruk, susu, HCl 1 M, etanol
dingin, reagen benedict, reagen seliwanoff, reagen iod, plastik bening, kertas
saring dan aquadest.

D. PROSEDUR KERJA
1. Preparasi sampel
a. Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan.
b. Buah pisang, buah apel, buah melon dan buah jeruk di haluskan
menggunakan blender.
c. Hasil adonan blender ditambahkan etanol dingin dan saring.
d. Filtrat didiamkan dan selanjunya diuji.
e. Susu ditambahkan dengan 2 mL HCl 1 M,

5
f. Filtrat dari susu diambil dan diuji.
2. Uji Iod
a. Tabung reaksi yang bersih disiapkan.
b. Filtrate susu, melon, jeruk, apel dan pisang diambil masing-masing
sebanyak 1 mL.
c. 2-3 tetes larutan iod dimasukkan kedalam masing-masing tabung yang
sudah terisi filtrat.
d. Perubahan yang terjadi diamati.
e. Larutan positif dan negatif dicatat pada hasil pengamatan.
3. Uji benedict
a. Tabung reaksi yang bersih disiapkan.
b. Larutan negatif (filtrat susu, melon, jeruk dan apel) diambil masing-
masing sebanyak 1 mL.
c. 2 mL reagen benedict dimasukkan kedalam masing-masing tabung yang
sudah terisi filtrat.
d. Larutan (didalam tabung) dipanaskan selama 2 menit.
e. Perubahan yang terjadi diamati.
f. Larutan positif dan negatif dicatat pada hasil pengamatan.
4. Ui seliwanoff
a. Tabung reaksi yang bersih disiapkan.
b. Larutan negatif (filtrat susu) diambil sebanyak 1 mL.
c. Untuk perbandingan, filtrat melon, jeruk dan apel diambil sebanyak 1 mL
dan dimasukkan kedalam tabung masing-masing.
d. 2 mL reagen seliwanoff dimasukkan kedalam masing-masing tabung yang
sudah terisi filtrat.
e. Larutan dipanaskan selama 30 menit.
f. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat pada hasil pengamatan.

6
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
a. Uji iod
No Sampel Perlakuan
(Filtrasi) Mula-mula +Reagen iod
1 Melon Orange Coklat (-)
2 Jeruk Orange bening Coklat (-)
3 Apel Coklat Coklat (-)
4 Pisang Keruh Ungu kehitaman (+)
5 Susu + HCl Putih bening Kuning kecoklatan (-)
6 Susu tanpa HCl Putih kental Kuning kunyit (-)

b. Uji benedict
Sampel Perlakuan
No (larutan negatif) Mula-mula +Reagen Pemanasan 2
benedict menit
1 Melon Orange Biru Hijau tosca (+)
2 Jeruk Orange bening Hijau muda Hijau tosca (+)
3 Apel Coklat Hijau tua Orange (+)
4 Susu +HCl Bening keruh Biru Ungu muda (-)
5 Susu tanpa HCl Putih kental Biru muda Biru (-)

c. Uji seliwanoff
Sampel Perlakuan
No Mula-mula +Reagen Pemanasan 30
seliwanoff menit
1 Melon Orange Kuning Orange bening (+)
bening

7
2 Jeruk Orange bening Kuning Coklat (+)
3 Apel Coklat Orange Merah ada
endapan (+)
4 Susu +HCl Bening keruh Keruh Bening (+)
5 Susu tanpa HCl Putih kental Putih Putih kecoklatan
kecoklatan (menggumpal) (-)

2. Pembahasan
Praktikum identifikasi karbohidrat bertujuan untuk mengidentifikasi
jenis sakarida yang terkandung dalam suatu bahan. Karbohidrat merupakan
suatu polihidroksil aldehid atau polihidroksi keton atau turunan senyawa-
senyawa tersebut. Senyawa karbohidrat yang memiliki tiga sampai sembilan
atom karbon yang disebut monosakarida. Contoh monosakarida yang penting
yaitu glukosa, fruktosa, galaktosa, dan pentosa. Disakarida terdiri dari 2
molekul monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Golongan
disakarida yaitu sukrosa, maltosa, laktosa, dan trehalosa. Polisakarida terdiri
lebih dari 10 monosakarida yang telah terhubung oleh ikatan glikosida.
Polisakarida yang penting di antaranya ialah amilum, glikogen, dekstrin, dan
selulosa. Sifat mereduksi, monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai
sifat dapat mereduksi, terutama dalam suasana basa. Sifat sebagai reduktor ini
dapat digunakan untuk keperluan identifikasi karbohidrat mupun analisis
kuantitatif.
Identifikasi karbohidrat pada praktikum kali ini menggunakan 3 uji
yaitu uji iod, uji benedict dan uji seliwanoff. Pertama, uji iod. Prinsip uji ini
adalah pembentukan senyawa kompleks pati-iodium. Uji iod adalah uji untuk
memisahkan antara polisakarida, monosakarida dan disakarida. Iod
memberikan warna kompleks dengan polisakarida. Amilum memberikan
warna biru pada iod, sedangkan glikogen dan tepung yang sudah dihidrolisis

8
sebagian memberikan warna merah sampai coklat dengan iodium.
Berdasarkan praktikum pada uji iod ini digunakan 6 sampel atau filtrat. Buah
yang telah halus sebelumnya telah ditambahkan etanol dingin yang bertujuan
untuk melarutkan (like dissolve like) sehingga mempermudah dalam
mengidentifikasi suatu senyawa, kemudian disaring untuk diambil filtratnya.
Filtrat dari buah melon, jeruk, apel, pisang, susu yang ditambahkan dengan
HCl sebelumnya dan susu tanpa HCl. Penambahan beberapa tetes larutan iod
ini menyebabkan perubahan warna dari masing-masing sampel. Tabung
pertama berisi filtrat buah melon, setelah penambahan larutan iod larutan
berubah warna menjadi coklat. Tabung kedua berisi filtrat buah jeruk, setelah
penambahan larutan iod larutan berubah warna menjadi coklat. Tabung ketiga
berisi filtrat buah apel, setelah penambahan larutan iod larutan berubah warna
menjadi coklat. Tabung keempat berisi filtrat buah pisang, setelah
penambahan larutan iod larutan berubah warna menjadi ungu kehitaman atau
membentuk warna komplek biru-hitam. Kemudian tabung kelima berisi filtrat
susu dengan HCl, setelah penambahan larutan iod larutan berubah warna
menjadi kuning kecoklatan dan terakhir tabung keenam berisi filtrat susu
tanpa HCl, setelah penambahan larutan iod larutan berubah warna menjadi
kuning kunyit. Sehingga dapat diartikan bahwa filtrat buah melon, jeruk dan
apel merupakan senyawa homopolisakarida akibat hidrolisis yang ditandai
dengan perubahan warna menjadi coklat. Pada filtrat buah pisang didapatkan
hasil positif terbentuk warna kompleks biru-hitam ditandai dengan adanya
senyawa amilum pada pisang. Sedangkan pada susu dengan HCl, perubahan
warna pada susu menjadi warna kuning kecoklatan. Untuk susu tanpa HCl
didapatkan warna setelah menambahan iod menjadi kuning kunyit. Pengaruh
penambahan HCl menyebabkan terhidrolisis nya suatu senyawa, warna coklat
pada susu dengan HCl menunjukkan adanya senyawa glikogen dan sebagian
pati yang terhidrolisis pada susu. Uji positif terhadap uji ini adalah
pembentukan senyawa kompleks dari filtrat buah pisang.

9
Uji kedua adalah uji benedict. Identifikasi menggunakan reagen
benedict bertujuan untuk menentukan adanya kandungan aldosa dan ketosa
yang nantinya dapat ditentukan adanya gula pereduksi pada suatu sampel. Uji
positifnya tergantung pada kadar gula pereduksi, merah, kuning kehijauan dan
atau orange. Pada uji ini, digunakan filtrat negatif dari uji iod, yaitu filtrat
melon, apel, jeruk dan susu. Setelah penambahan larutan benedict, dilakukan
pemanasan selama 2 menit. Warna setiap sampel berbeda-beda. Reaksi positif
pada uji ini terjadi pada melon dan jeruk yang ditandai dengan perubahan
warna filtrat menjadi hijau (tosca), apel yang ditandai dengan perubahan
warna filtrat menjadi orange dan pada susu tanpa HCl uji negatif ditandai
dengan perubahan warna filtrat menjadi biru begitupun susu dengan
penambahan HCl berubah warna keruh menjadi ungu muda. Sesuai teori
sampel fruktosa, laktosa dan maltosa menunjukkan reaksi positif dengan
perubahan warna dan memiliki endapan merah bata dan kuning kehijauan
yang menandakan adanya kandungan aldosa dan ketosa. Sedangkan untuk
sampel sukrosa dan galaktosa menunjukkan hasil yang negatif karena
perubahan warna menjadi biru dan tidak memilki endapan. Seharusnya uji
positif juga terjadi pada susu, dimana susu mengandung laktosa. Reaksi uji ini
sebagai berikut:

10
Ketiga, uji seliwanof. Uji Seliwanoff adalah uji kimia yang dilakukan
untuk membedakan gula aldosa dan ketosa.Ketosa dibedakan dari aldosa via
gugus fungsi keton/aldehida gula tersebut. Jika gula tersebut mempunyai
gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika mengandung gugus aldehida, ia
adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan ketosa
lebih cepat terdehidrasi dari pada aldosa.
Dengan reaksi sebagai berikut:

Uji ini bertujuan untuk menentukan adanya kandungan ketosa.


Berdasarkan pengamatan larutan sukrosa, laktosa dan maltosa menunjukan
hasil yang positif, sedangkan sampel gula yang lain yaitu fruktosa dan
galaktosa menunjukkan hasil yang negatif hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan. Pada percobaan yang dilakukan penambahan reagen seliwanoff
dan pemanasan selama 30 menit, uji ini positif pada filtrat susu, buah melon,
apel dan jeruk yang ditandai dengan perubahan warna filtrat susu menjadi
bening, pada filtrat apel menjadi warna merah dan ada endapan, coklat pada
jeruk dan orange bening pada melon. Menurut teori, pada percobaan
scliwanoff, fruktosa akan bereaksi cepat dengan membentuk warna merah.
Zat-zat lain juga akan bereaksi seperti fruktosa apabila pemanasan dilakukan
lebih lama. Sehingga percobaan yang dilakukan sesuai dengan teori.

11
F. SIMPULAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis sakarida yang
terkandung dalam suatu bahan. Identifikasi karbohidrat dilakukan dengan
beberapa uji yitu uji iod, uji benedict dan uji seliwanoff. Uji iod dilakukan untuk
mengidentifikasi adanya pati yang ditandai dengan pembentukan senyawa
kompleks pati-iod berwarna merah hingga hijau kecoklatan. Uji benedict
dilakukan untuk menguji adanya gugus gula pereduksi, penentuan gula pereduksi
ini dapat mengetahui apakah senyawa tersebut ketosa atau aldosa. Uji seliwanoff
dilakukan untuk menguji adanya gugus ketosa, pemanasan yang lama (30 menit)
pada uji ini menyebabkan reaksi positif terhadap sampel. Sampel yang digunakan
pada praktikum identifikasi karbohidrat ini adalah filtrat susu yang dilarutkan
dengan HCl dan buah apel, jeruk, melon dan pisang yang dilarutkan dengan
etanol. Uji positif pada uji iod adalah filtrat buah pisang yang ditandai dengan
perubahan warna menjadi ungu kehitaman (biru), perubahan warna terjadi karena
terbentuknya senyawa kompleks antara pati dengan iod. Pada uji benedict positif
pada filtrat buah melon, dan buah jeruk yang ditandai dengan warna menjadi hijau
tosca, dan filtrat buah apel yang berubah warna menjadi orange dan pada susu uji
negatif, dimana warna filtrat menjadi warna biru. Pada uji seliwanoff perubahan
warna menjadi merah, uji positif pada filtrat buah apel ditandai dengan warna
merah dan jeruk menjadi warna coklat, melon menjadi warna orange dan susu
dengan HCl, uji negatif pada susu tanpa HCl, susu menggumpal. Pemanasan pada
uji seliwanoff untuk memberikan uji positif pada sampel.

12
G. DAFTAR PUSTAKA
Maggy, Thenawidjaja. 2016. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Ngili, Yohanis. 2015. Biokimia Dasar. Bandung: Rekayasa Sains.
Poedjiaji, 2017. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Univesitas Indonesia Press.
Siregar, Nurhamida Sari. 2017. Karbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahragaan. Vol. 13
(2).
Sulistiyono, Agus. 2016. Penentuan Jenis Karbohidrat Dengan Uji Kualitatif
Menggunakan Reagen Pada Sampel Mie Instan. Jurnal karbohidrat. Vol 1
(2).

13
LAMPIRAN 1

14
15
LAMPIRAN 2
1. Uji iod
a. Warna awal

b. Setelah penambahan iod

2. Uji benedict

16
3. Uji seliwanoff

Setelah pemanasan:

Susu + HCl pada benedict (biru) dan pada Seliwanof (putih):

17

Anda mungkin juga menyukai