DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS MAYUNG
Jl. Ki Gede Mayung No. 36 Kecamatan Gunung Jati Telp. 0231-8228618
Email: mayung.pkm@gmail.com, Kode Pos 45151
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hingga kini, kusta seringkali terabaikan. Meskipun kusta tidak secara
langsung termasuk ke dalam pencapaian Millenium Development Goals (MDGs),
namun terkait erat dengan lingkungan yaitu sanitasi. Penggunaan air bersih dan
sanitasi akan sangat membantu penurunan angka kejadian penyakit NTD. Beban
akibat penyakit kusta bukan hanya karena masih tingginya jumlah kasus yang
ditemukan tetapi juga kecacatan yang diakibatkannya, Indonesia sudah mencapai
eliminasi di tingkat nasional. Namun saat ini, masih ada 14 propinsi yang
mempunyai beban tinggi yaitu Banten, Sulteng, Aceh, Sultra, Jatim, Sulsel, Sulbar,
Sulut, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat dan Kalimantan Utara.
Dampak sosial terhadap penyakit kusta ini sedemikiari besarnya, sehingga
menimbulkan keresahan yang sangat mendalam. Tidak hanya pada penderita
sendiri, tetapi pada keluarganya, masyarakat dan negara. Hal ini yang mendasari
konsep perilaku penerimaan periderita terhadap penyakitnya, dimana untuk kondisi
ini penderita masih banyak menganggap bahwa penyakit kusta merupakan penyakit
menular, tidak dapat diobati, penyakit keturunan, kutukan Tuhan, najis dan
menyebabkan kecacatan. Akibat anggapan yang salah ini penderita kusta merasa
putus asa sehingga tidak tekun untuk berobat. Hal ini dapat dibuktikan dengan
kenyataan bahwa penyakit mempunyai
kedudukan yang khusus diantara penyakit-penyakit lain. Hal ini disebabkan oleh
karena adanya leprophobia (rasa takut yang berlebihan terhadap kusta).
Leprophobia ini timbul karena pengertian penyebab penyakit kusta yang salah dan
cacat yang ditimbulkan sangat menakutkan. Dari sudut pengalaman nilai budaya
sehubungan dengan upaya pengendalian leprophobia yang bermanifestasi sebagai
rasa jijik dan takut pada penderita kusta tanpa alasan yang rasional. Terdapat
kecenderungan bahwa masalah kusta telah beralih dari masalah kesehatan ke
masalah sosial. Leprophobia masih tetap berurat akar dalam seleruh lapisan
masalah masyarakat karena dipengaruhi oleh segi agama, sosial, budaya dan
dihantui dengan kepercayaan takhyul. Fhobia kusta tidak hanya ada di kalangan
masyarakat jelata, tetapi tidak sedikit dokter-dokter yang belum mempunyai
pendidikan objektif terhadap penyakit kusta dan masih takut terhadap penyakit
kusta. Selama masyarakat kita, terlebih lagi para dokter masih terlalu takut dan
menjauhkan penderita kusta, sudah tentu hal ini akan merupakan hambatan
terhadap usaha penanggulangan penyakit kusta. Akibat adanya phobia ini, maka
tidak mengherankan apabila penderita diperlakukan secara tidak manusiawi di
kalangan masyarakat.
G. SASARAN
1. Masyarakat
2. Sekolah dasar
3. Lintas Program
4. Lintas sektoral
H. PEMBIAYAAN
Pendanaan dalam kegiatan program kusta dibiayai oleh dana Puskesmas yang sah
dan APBD
I. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Terlampir
Demikianlah kerangka acuan ini kami buat, semoga kegiatan tersebut yang
kami laksanakan dapat membantu meningkatkan derajat kesehatan program
penyakit kusta.
PROGRAM KUSTA
TAHUN 2017
UPT PUSKESMAS MAYUNG
Jl. Ki Gede Mayung No. 36 Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon Telp. 0231-8228612
Email: mayung.pkm@gmail.com Kode Pos: 45151