Laporan Assei Mikrobiologi
Laporan Assei Mikrobiologi
ASSEI MIKROBIOLOGI
1
II. MATERI DAN METODE
Metode assei mikrobiologi yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
metode sumur difusi dengan sampel daun juwet (S. cumini). Tahap awal yang
dilakukan yaitu medium Nutrient Agar yang telah diinokulasi bakteri E. coli dan
terdiri dari tujuh sumur disiapkan. Sumur pada medium diberi label sesuai
perlakuan. Daun juwet ditimbang kemudian dipotong kecil dan ditumbuk hingga
halus sambil diberi air steril untuk memudahkan penumbukan. Ekstrak daun juwet
kemudian diambil dan disaring menggunakan kertas saring lalu ditempatkan ke
cawan Petri. Ekstrak tersebut kemudian dipipet ke dalam sumur yang telah diberi
label sebanyak 3 tetes dengan menggunakan mikropipet. Sampel lainnya, kontrol
positif (antibiotik Enrofloxacin) dan kontrol negatif diperlakukan sama. Medium
yang sudah terisi oleh sampel dan kontrol diinkubasi pada suhu 37°C selama 24
jam. Diameter zona bening yang terbentuk pada masing – masing sumur setelah
diinkubasi diukur dan dihitung persentase daya hambat sampel.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1 Hasil
(Terlampir)
III.2 Pembahasan
Sampel yang digunakan pada praktikum assei mikrobiologi kali ini adalah
rimpang kunyit, daun juwet, daun mint, rimpang jahe, dan daun jambu. Bakteri
yang digunakan dalam praktikum ini yaitu E. coli. Praktikum assel mikrobiologi
didapatkan hasil persentase daya hambat sampel yaitu 38,81% (Gram + Daun
Juwet) 61,68% (Gram – Daun Juwet); 0% (Gram + dan Gram – Daun Mint);
61,68% (Gram + Daun Jambu) 54,51% (Gram – Daun Jambu); 48,28% (Gram +
Rimpang Jahe) 47,97% (Gram – Rimpang Jahe); 15,57% (Rimpang Kunyit)
34,89% (Gram – Rimpang Kunyit); 0 cm (Kontrol -); dan 3,21 cm (Kontrol +).
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ekstrak kunyit memiliki aktivitas
antibakteri. Kunyit mengandung senyawa aktif kurkumin dan minyak atsiri
meliputi (keton sesquiterpen, tureron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren,
sabinen, borneol, dan sineil). Kurkumin dapat mendenaturasi protein sel yang
berdampak pada lisisnya membrane sel bakteri. Senyawa sesquiterpen bersifat
2
bakterisida dengan merusak struktur tersier protein (Panigrahi and Mahapatra,
2016).
Kandungan senyawa metabolit sekunder daun juwet yaitu alkaloid, fenolik,
steroid, dan saponin. Mekanisme penghambatan bakteri oleh senyawa antibakteri
yang terkandung pada ekstrak daun juwet yaitu dengan merusak dinding sel
sehingga mengakibatkan lisis. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan
permeabilitas membran sitoplasma yang menyebabkan kebocoran nutrien dari
dalam sel, mendenaturasi protein serta penghambatan kerja enzim intraseluler
sehingga terjadi kerusakan sistem metabolisme di dalam sel (Sudarmi dkk., 2017).
Rimpang jahe (Zingiber officinale) memiliki kandungan senyawa golongan
flavonoid, fenol, terpenoid, dan minyak atsiri yang aktif menghambat
pertumbuhan bakteri. Senyawa flavonoid yang bersifat lipofilik pada jahe dapat
merusak membran mikroba. Senyawa golongan terpenoid dapat berikatan dengan
protein dan lipid yang terdapat pada membran sel dan dapat menimbulkan lisis
pada sel (Islam dkk., 2014).
Ekstrak daun mint tidak menunjukkan adanya daya hambat (daya hambat
nol). Hasil ini tidak sesuai dengan pustaka yaitu daun mint mengandung minyak
atsiri 1-2 %, mentol 80-90 %, menthon, d-pipirition, heksanolfenilasetat, etil
amilkarbinol, dan neomentol. Kandungan yang terdapat dalam daun mint yaitu
minyak atsiri 1-2% yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri (Karlina, 2015).
Daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) mengandung bahan aktif, antara
lain tanin yang bersifat antibakteri (mempresipitasi protein dari bakteri),
kuersetin, polifenolat, kuinon, saponin, alkaloid dan flavonoid yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri, guayaverin, leukosianidin, minyak atsiri, asam
malat, damar dan asam oksalat (Tampedje, 2016).
Enrofloxacin sebagai kontrol positif dapat menghambat adanya
pertumbuhan bateri. Antibotik yang digunakan harus bersifat bakterisidal dan
resisten terhadap adanya bakteri. Enrofloxacin termasuk dalam antibiotika
golongan Fluoroquinolon, bersifat bakterisida. Daya kerja Enrofloxacin adalah
menghambat replikasi bakteri dengan cara menghambat kerja enzim DNA gyrase
(Windradini, 2015).
3
IV. KESIMPULAN
1. Metode yang digunakan pada praktikum assei mikrobiologi kali ini adalah
metode sumur difusi yang didasarkan pada kemampuan senyawa – senyawa
antibakteri yang diuji untuk menghasilkan diameter zona penghambatan di
sekeliling sumur uji terhadap bakteri yang digunakan sebagai penguji.
2. Kemampuan sampel dalam menghambat atau membunuh pertumbuhan
bakteri dapat dilihat dari persentase daya hambat sampel yaitu 38,81% (Gram
+ Daun Juwet) 61,68% (Gram – Daun Juwet); 0% (Gram + dan Gram – Daun
Mint); 61,68% (Gram + Daun Jambu) 54,51% (Gram – Daun Jambu);
48,28% (Gram + Rimpang Jahe) 47,97% (Gram – Rimpang Jahe); 15,57%
(Rimpang Kunyit) 34,89% (Gram – Rimpang Kunyit); 0 cm (Kontrol -); dan
3,21 cm (Kontrol +).
DAFTAR PUSTAKA
4
Pratiwi, R. H. 2017. Mekanisme Pertahanan Bakteri Patogen Terhadap Antibiotik.
Jurnal Pro-Life. 4(3): 418-429.
Tampedje, A. A. D., J. S. B. Tuda., dan M. A. Leman. 2016. Uji Efek Aantibakteri
Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Terhadap Pertumbuhan
Koloni Streptococcus mutans. Jurnal Ilmiah Farmasi. 5(3): 222-228.
Toma, A. and S. Deyno. 2014. Phytochemistry and Pharmacological Activities of
Moringa oleifera. International Journal of Pharmacognosy. 1(1): 222- 231.
Soleha, T. U. 2015. Uji Kepekaan Terhadap Antibiotika. Jurnal Kedokteran. 5(9):
118-123.
Sudarmi, K., I. B. G. Darmayasa., dan I. K. Muksin. 2017. Uji Fitokimia dan
Daya Hambat Ekstrak Daun Juwet (Syzygium cumini) Terhadap
Pertumbuhan Escherechia coli dan Staphylococcus aureus ATCC. Jurnal
Simbiosis. 5(2): 47-51.
Windradini, R. 2015. Efektivitas Antibiotik Enrofloxacin Terhadap Ayam
Pedaging Yang Diinfeksi Bakteri Escherichia coli dan Mycoplasma
gallinarum. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
5
LAMPIRAN
Assei Mikrobiologi
1 6
2 7
3
8
9
4 10
5 11
Keterangan :
1. La
Gambar 2. Medium Nutrient Agar pada cawan Petri sebelum ditetesi m
sampel
pu
bunsen 7. Daun juwet (Syzygium cumini)
2. Alkohol 8. Cutter/pemotong
3. Mortar dan stamper 9. Pinset
4. Cawan Petri 10. Korek api
5. Tips mikropipet 11. Mikropipet
6. Tabung reaksi
6
Gambar 3. Medium Nutrient Agar pada cawan Petri setelah ditetesi
sampel, lalu diinkubasi 24 jam