Anda di halaman 1dari 18

1

1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan

sumber daya manusia dalam mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta

sejahtera lahir dan batin. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap

penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dalam

mewujudkan suatu derajat kesehatan yang optimal diperlukan suatu upaya

yang nyata dengan hasil yang diharapkan (Adisasmito, 2007).

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah upaya kesehatan

masyarakat yang ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi

dan mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang dengan

upaya kesehatan perorangan berupa upaya kuratif bagi individu (peserta didik)

yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut. Salah satu usaha untuk

mengatasi masalah kesehatan gigi pada anak adalah melalui program Usaha

Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) (Kemenkes RI, 2012).

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RIKESDAS) (2007), prevalensi

masalah gigi dan mulut adalah 23,4%, dan Riset Kesehatan Dasar

(RIKESDAS) (2013), terjadi peningkatan prevalensi masalah gigi dan mulut

masyarakat Indonesia menjadi 25,9%. Prevalensi masalah gigi dan mulut

untuk provinsi Sulawesi Utara pada Riset Kesehatan Dasar (RIKESDAS)

(2007) yaitu 29,8% dan pada Riset Kesehatan Dasar (RIKESDAS) (2013)

terjadi peningkatan prevalensi gigi dan mulut mencapai 31,6%. Riset

Kesehatan Dasar (RIKESDAS) (2007) berdasarkan pada kelompok umur 10-


2

14 yang mengalami masalah gigi dan mulut yaitu 20,6% dan yang menerima

perawatan yaitu 26,6% terjadi peningkatan pada Riset Kesehatan Dasar

(RIKESDAS) (2013) menjadi 25,2% dan yang menerima perawatan sebesar

28,3%.

Hasil penelitian Ahmad, K, U. (2015) mengenai “Gambaran Kebersihan

Gigi dan Mulut pada Siswa Sekolah Dasar yang Telah Dilaksanakan UKGS di

SDN 36 Manado” menyatakan bahwa pada 63 responden OHI-S yaitu kriteria

sedang (65,0%), kriteria baik (25,3%), dan kriteria buruk (9,52%) dengan

kriteria yang paling dominan yaitu kriteria sedang.

Berdasarkan survey awal penulis yang dilaksanakan pada tanggal

28 Februari 2018 di SD Inpres Ikhwan Kec. Dumoga Barat Kab. Bolaang

Mongondow yang telah dilaksanakan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)

dan hasil pemeriksaan OHI-S pada 10 orang siswa diperoleh nilai OHI-S 1,31

termasuk dalam kriteria sedang menurut Green and Vermillion.

Mencermati permasalahan tersebut penulis tertarik untuk meneliti guna

mengetahui tentang gambaran kebersihan gigi dan mulut pada siswa kelas IV

dan V sekolah dasar yang melaksanakan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah

(UKGS) di SD Inpres Ikhwan Kec.Dumoga Barat Kab. Bolaang Mongondow.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini ”Bagaimanakah Gambaran

Kebersihan Gigi dan Mulut pada Siswa Kelas IV dan V Sekolah Dasar yang
3

Telah Dilaksanakan UKGS di SD Inpres Ikhwan Kec. Dumoga Barat Kab.

Bolaang Mongondow?”

3. Tujuan Penelitian

Mengetahui gambaran kebersihan gigi dan mulut pada siswa Kelas IV dan

V sekolah dasar yang telah dilaksanakan UKGS di SD Inpres

IkhwanKec.Dumoga Barat Kab. Bolaang Mongondow.

4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

dan wawasan ilmiah khususnya mengenai gambaran kebersihan gigi dan

mulut pada siswa Kelas IV dan V sekolah dasar yang telah dilaksanakan

UKGS di SD Inpres IkhwanKec. Dumoga Barat Kab.Bolaang

Mongondowdan dapat digunakan sebagai bahan acuan penelitian

selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Pihak Puskesmas

Diharapkan menjadi salah satu masukan bagi UPTD Puskesmas

Bomberay Kecamatan Bomberay agar tetap dipertahankan kesehatan

gigi dan mulut melalui kegiatan UKGS.


4

b. PihakAkademis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan ajaran dalam

mata kuliah bidang keperawatan gigi.

c. Pihak penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan dalam melakukan penelitian

serta dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah.

5. Tinjauan Pustaka

A. Kebersihan Gigi dan Mulut

Kebersihan gigi dan mulut menurut Putri dkk (2011) adalah bebasnya

gigi dan mulut dari sisa makanan dan kuman-kuman yang merusak gigi.

Deposit atau lapisan yang menumpuk pada permukaan gigi dapat

dikelompokkan menjadi 1) acquired pellicle, 2) materia alba, 3) debris

makanan, 4) plak gigi, 5) dental stain dan 6) kalkulus.

1. Acquired Pellicle (pelikel dapatan)

Acquired pellicle (pelikel dapatan) merupakan lapisan tipis, licin,

tidak berwarna, translusen, aseluler, dan bebas bakteri. Lokasinya

tersebar merata pada permukaan gigi dan lebih banyak terdapat pada

daerah yang berdekatan dengan gingiva. Jika diwarnai dengan larutan

pewarna (disclosing solution) akan terlihat sebagai suatu permukaan

yang tipis dan pucat dibandingkan dengan plak yang lebih kontras

warnanya. Acquired pellicle ini dapat terbentuk setelah gigi erupsi dan

setelah kutikula email primer dan reduced email epithelium


5

(membrane Nasmyth) hilang karena abrasi atau pada permukaan gigi

yang baru saja selesai disikat atau dibersihkan sehingga gigi langsung

berkontak dengan saliva dan flora mikroorganisme.

2. Materia Alba

Materia alba adalah suatu deposit lunak, berwarna kuning atau

putih keabu-abuan yang melekat pada permukaan gigi, restorasi,

kalkulus, dan gingiva. Tidak mempunyai struktur yang spesifik serta

mudah disingkirkan dengan semprotan air, akan tetapi untuk

penyingkiran yang sempurna diperlukan pembersihan secara mekanis.

Materi alba dapat menyebabkan iritasi lokal pada gingiva sehingga

dapat merupakan penyebab umum terjadinya gingivitis, efek iritasi

oleh materi alba ini kemungkinan disebabkan oleh bakteri serta

produk-produknya. Deposit ini pelekatannya kurang erat jika

dibandingkan dengan plak gigi. Deposit dapat terlihat jelas tanpa

menggunakan larutan disclosing dan sering kali cenderung menumpuk

pada sepertiga gingival mahkota gigi dan pada gigi yang malposisi.

Deposit ini dapat terbentuk pada permukaan gigi yang baru

dibersihkan dalam beberapa jam dan pada waktu tidak digunakan

untuk pengunyahan.

3. Debris Makanan

Kebanyakan debris makanan akan segera mengalami liquifikasi

oleh enzim bakteri dan bersih 5-30 menit setelah makan, tetapi ada

kemungkinan sebagian masih tertinggal pada permukaan gigi dan


6

membran mukosa. Aliran saliva, aksi mekanis dari lidah, pipi, dan

bibir serta bentuk dan susunan gigi dan rahang akan mempengaruhi

kecepatan pembersihan sisa makanan. Pembersihan ini dipercepat oleh

proses pengunyahan dan viskositas ludah yang rendah.

4. Plak Gigi

Plak gigi merupakan deposit lunak yang melekat erat pada

permukaan gigi, terdiri atas mikroorganisme yang berkembang biak

dalam suatu matrik interseluler jika seseorang melalaikan kebersihan

gigi dan mulutnya. Berbeda halnya dengan lapisan terdahulu, plak gigi

tidak dapat dibersihkan hanya dengan cara kumur ataupun semprotan

air dan hanya dapat dibersihkan secara sempurna dengan cara mekanis.

Jika jumlahnya sedikit plak tidak dapat terlihat, kecuali diwarnai

dengan larutan disclosing atau sudah mengalami diskolorasi oleh

pigmen-pigmen yang berada dalam rongga mulut. Jika menumpuk,

plak akan terlihat berwarna abu-abu, abu-abu kekuningan dan kuning.

Plak biasanya mulai terbentuk pada sepertiga permukaan gingival dan

pada permukaan gigi yang cacat dan kasar.

5. Dental Stain (pewarnaan gigi)

Pewarnaan pada gigi dan tambalan terjadi melalui: stain melekat

langsung pada permukaan gigi melalui acquired pellicle, stain

mengendap pada kalkulus dan deposit lunak, dan stain bersatu dengan

struktur gigi dan bahan tambal. Stain yang melekat langsung pada

permukaan gigi dan stain yang mengendap pada kalkulus dapat


7

dihilangkan dengan cara diskeling dan dipoles. Gangguan yang

diakibatkan oleh stain terutama adalah merusak estetik. Endapan stain

yang menebal dapat membuat kasar permukaan gigi yang selanjutnya

akan menyebabkan penumpukan plak sehingga mengiritasi gudi di

dekatnya. Stain tertentu mengindikasikan dilakukannya evaluasi

kebersihan mulut dan perawatan yang berkaitan dengan kebersihan

mulut.

6. Kalkulus

Kalkulus merupakan suatu massa yang mengalami kalsifikasi yang

terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi, dan objek solid

lainnya di dalam mulut, misalnya restorasi dan gigi geligi tiruan.

Kalkulus adalah plak terkalsifikasi.Tahap-tahap pembentukannya dapat

dipantau dengan mengamati vener plastic yang terpasang pada gigi

geligi atau geligi tiruan.Kalkulus jarang ditemukan pada gigi susu dan

tidak sering ditemukan pada gigi permanen anak muda usia. Meskipun

demikian, pada anak usia 9 tahun, kalkulus sudah dapat ditemukan

pada sebagian besar rongga mulut, dan pada hampir seluruh rongga

mulut individu dewasa (Putri dkk, 2011).

B. IndeksKebersihan Gigi dan MulutOral Hygiene Indeks Simplified

(OHI-S)

Mengukur kebersihan gigi dan mulut merupakan upaya untuk

menetukan keadaan kebersihan gigi dan mulut seseorang.Pada umumnya

untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut digunakan suatu index.


8

Index adalah suatu angka yang menunjukkan keadaan klinis yang didapat

pada waktu dilakukan pemeriksaan, dengan cara mengukur luas dari

permukaan gigi yang ditutupi oleh plak maupun kalkulus, dengan

demikian angka yang diperoleh berdasarkan penilaian yang objektif. Jika

kita sudah mengetahui nilai atau angka kebersihan gigi dan mulut dari

seorang pasien, kita dapat memberikan pendidikan dan penyuluhan,

motivasi dan evaluasi, yaitu dengan melihat kemajuan ataupun

kemunduran kebersihan gigi dan mulut seseorang atau sekelompok orang,

ataupun kita dapat melihat perbedaan keadaan klinis seseorang atau

sekelompok orang (Putri dkk, 2011).

Mengukur kebersihan gigi dan mulut, menurut Greendan Vermillion

menggunakan index yang dikenal dengan Oral Hygiene Index (OHI) dan

Simplified Oral Hygiene Index (OHI-S). Pada awalnya Index ini digunakan

untuk menilai penyakit peradangan gusi dan penyakit periodontal, akan

tetapi dari data yang diperoleh ternyata kurang berarti atau bermakna. Oleh

karena itu Index ini hanya digunakan untuk mengukur tingkat kebersihan

gigi dan mulut dan melihat efektivitas dari penyikatan gigi.

1. Oral Hygiene Index (OHI)

OHI terdiri atas komponen Indexdebris dan Indexkalkulus, dengan

demikian OHI merupakan hasil penjumlahan dari Index debris dan

Index kalkulus, setiap Index menggunakan skala nilai dari 0-3. Pada

penilaian ini semua gigi diperiksa baik gigi-gigi pada rahang atas
9

maupun rahang bawah. Setiap rahang dibagi menjadi tiga segmen,

yaitu:

a. Segmen pertama, mulai dari distal kaninus sampai molar ketiga

kanan rahang atas.

b. Segmen kedua, di antara kaninus kanan dan kiri.

c. Segmen ketiga, mulai dari mesial kaninus sampai molar ketiga kiri.

Setelah semua gigi diperiksa, pilih gigi yang paling kotor dari setiap

segmen. Pada Oral Hygiene Index (OHI), penetuan skor untuk tiap gigi

dilakukan sebagai berikut:

Table 1. Kriteria Debris

Skor Kondisi
0 Gigi bersih dari debris
1 Jika gigi ditutupi oleh debris tidak lebih dari 1/3 dari
permukaan gigi atau tidak ada debris tetapi terdapat stain,
baik pada bagian fasial maupun lingual
2 Jika gigi ditutupi oleh debris tidak lebih dari 1/3 tetapi kurang
dari 2/3 dari luas permukaan gigi
3 Jika gigi ditutupi oleh debris tidak lebih dari 2/3 permukaan
gigi skor debris index: jumlah skor seluruh rahang

Index debris adalah jumlah seluruh skor segmen dibagi jumlah segmen

(=6). Pengukuran kalkulus sama dengan pengukuran debris, yaitu

sebagai berikut:
10

Table 2. Kriteria Kalkulus

Skor Kondisi
0 Gigi bersih dari kalkulus
1 Jika terdapat kalkulus tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi
mulai dari servikal
2 Jika terdapat kalkulus supra gingival lebih dari 1/3 tetapi
kurang dari 2/3 dari permukaan gigi atau terdapat sedikit
kalkulus subgingival
3 Jika terdapat kalkulus lebih dari 2/3 permukaan gigi atau
terdapat kalkulus subgingival yang melingkari servikal

Index kalkulus adalah jumlah seluruh skor segmen dibagi jumlah

segmen (=6).

2. Simplified Oral Hygiene Index (OHI-S)

Pengukuran kebersihan gigi dan mulut seseorang, Green dan

Vermilillion memilih enam permukaan gigi index tertentu yang cukup

dapat mewakili segmen depan maupun belakang dari seluruh

pemeriksaan gigi yang ada dalam rongga mulut. Gigi-gigi yang dipilih

sebagai gigi index beserta permukaan index yang dianggap mewakili

tiap segmen adalah:

Tabel 3.Kriteria Gigi

Gigi 16 pada permukaan bukal


Gigi 11 pada permukaan labial
Gigi 26 pada permukaan bukal
Gigi 36 pada permukaan lingual
Gigi 31 pada permukaan labial
Gigi 46 pada permukaan lingual
11

Permukaan yang diperiksa adalah permukaan gigi yang jelas

terlihat dalam mulut, yaitu permukaan klinis bukan anatomis.

a. Mencatat skor debris

Oral debris adalah bahan lunak di permukaan gigi yang dapat

merupakan plak, material alba, dan food debris.Kriteria skor debris

terdapat pada tabel berikut.

Table 4.Kriteria Skor Debris

Skor Kondisi
0 Tidak ada debris atau stain
1 Plak penutup tidak lebih dari 1/3 dari permukaan servikal
atau terdapat stain ekstrinsik di permukaan yang diperiksa
2 Plak menutup lebih dari 1/3 tetapi kurang dari 2/3
permukaan yang diperiksa
3 Plak penutup lebih dari 2/3 permukaan yang diperiksa

Cara pemeriksaan debris dapat dilakukan dengan menggunakan

larutan disclosing ataupun tanpa menggunakan larutan disclosing.

b. Mencatat skor kalkulus

Kalkulus adalah deposit keras yang terjadi akibat pengendapan

garam-garam anorganik yang komposisi utamanya adalah kalsium

karbonat dan kalsium fosfat yang bercampur dengan debris,

mikroorganisme, dan sel-sel epitel deskuamasi. Kriteria skor

kalkulus terdapat pada tabel berikut.


12

Table 5. Kriteria Skor Kalkulus

Skor Kondisi
0 Tidak ada kalkulus
1 Kalkulus supragingiva menutupi tidak lebih dari 1/3
permukaan servikal yang diperiksa
2 Kalkulus suprangingiva menutupi lebih dari 1/3 tetapi
kurang dari 2/3 permukaan yang diperiksa, atau ada bercak
kalkulus subgingiva di sekeliling servikal gigi

3 Kalkulus suprangingiva menutup lebih dari 2/3 permukaan


atau ada kalkulus subgingiva yang kontinu di sekeliling
servikal gigi

c. Menghitung skor indexdebris, skor indek kalkulus dan skor OHI-S

Skor index debris maupun skor index kalkulus ditentukan

dengan cara menjumlahkan seluruh skor kemudian membaginya

dengan jumlah segmen yang diperiksa.

d. Menentukan kriteria index debris, index kalkulus dan OHIS

Menurut Green dan Vermillion, kriteria penilaian debris dan

kalkulus sama, yaitu mengikuti ketentuan sebagai berikut.

Baik : jika nilainya antara 0-0,6

Sedang : jika nilainya antara 0,7-1,8

Buruk : jika nilainya antara 1,9-3,0

OHIS mempunyai kriteria tersendiri, yaitu mengikuti ketentuan

sebagai berikut.

Baik : jika nilainya antara 0,0-1,2

Sedang : jika nilainya antara 1,3-3,0

Buruk : jika nilainya antara 3,1-6,0. (Putri dkk, 2011)


13

C. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah upaya kesehatan

masyarakat yang ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan

gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang

dengan upaya kesehatan perorangan berupa upaya kuratif bagi individu

(peserta didik) yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut

(Kemenkes RI, 2012).

Upaya Kesehatan Masyarakat pada UKGS berupa kegiatan yang

terencana, terarah dan berkesinambungan.

1. Intervensi perilaku

a. Penggerakan guru, dokter kecil, orang tua murid melalui

lokakarya/pelatihan.

b. Pendidikan kesehatan gigi oleh guru, sikat gigi bersama dengan

menggunakan pasta gigi berflour, penilaian kebersihan mulut oleh

guru/dokter kecil.

c. Pembinaan oleh tenaga kesehatan.

2. Intervensi lingkungan

a. Flouridasi air minum (bila diperlukan).

b. Pembinaan kerjasama lintas program/lintas sektor melalui TP

UKS.

Upaya kesehatan perorangan pada UKGS berupa intervensi individu

pada peserta didik yang membutuhkan perawatan kesehatan gigi dan mulut

meliputi surface protection, fissure sealant, kegiatan skeling, penambalan


14

dengan metode ART (Atraumatic Restorative Treatment technique)

penambalan, pencabutan, aplikasi flour atau kumur-kumur dengan larutan

yang mengandung flour, bisa dilaksanakan di sekolah, di puskesmas atau

di praktek dokter gigi perorangan/dokter gigi keluarga (Kemenkes RI,

2012).

D. Landasan Teori/Kerangka Konsep

Baik

OHI-S Sedang

Buruk

Gambar 1. Landasan Teori/Kerangka Konsep

6. Metodologi Penelitian

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk

menggambarkan kebersihan gigi dan mulut pada siswa sekolah dasar yang

dilaksanakan UKGS (Notoatmodjo, 2010).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada minggu pertama dan kedua

bulan Mei 2018.


15

2. Tempat penelitian

SD Inpres Ikhwan Kecamatan Dumoga Barat Kabupaten Bolaang

Mongondow.

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini yaitu mono variabel tentang kebersihan

gigi dan mulut pada siswa kelas IV dan V sekolah dasar yang telah

dilaksanakan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di SD Inpres Ikhwan

Kec. Dumoga Barat Kab. Bolaang Mongondow.

D. Definisi Operasional

Kebersihan gigi dan mulut adalah deposit atau lapisan yang

menumpuk pada permukaan gigi dapat dikelompokkan menjadi acquired

pellicle, materia alba, debris makanan, plak gigi, dental stain dan kalkulus.

Pengukuran kebersihan gigi dan mulut menurut Greene dan Vermillion

menggunakan kriteria nilai OHI-S yang didapat adalah sebagai berikut:

Baik = 0–1,2

Sedang = 1,3–3,0

Jelek = 3,1–6,0

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini yaitu semua siswa SD Inpres Ikhwan

sebanyak 164 siswa.


16

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa yang ada di kelas

IV dan V di SDN Inpres IkhwanKec.Dumoga Barat Kab.Bolaang

Mongondow sebanyak 50 siswa.

F. Instrumen Penelitian

1. Alat

a. Diagnosa set terdiri dari kaca mulut, pinset, sonde, excavator.

b. Nierbekken

2. Bahan

a. Disclosing solution

b. Cotton pellets

c. Sarung tangan

d. Masker

e. Alkohol

3. Alat tulis menulis

4. Format pemeriksaan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S).

G. Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari pihak sekolah SD Inpres IkhwanKec.Dumoga

Barat Kab.Bolaang Mongondow yang berupa profil sekolah.


17

H. Jalannya Penelitian

1. Tahap persiapan, pelaksanaan atau prosedur penelitian

a. Menyampaikan maksud dan tujuan penelitian kepada kepala

sekolah dengan memberikan surat ijin penelitian.

b. Mengumpulkan siswa di ruang kelas dan menjelaskan maksud dan

tujuan penelitian.

c. Melakukan pemeriksaan OHI-S dan mencatat pada format OHI-S.

d. Pengolahan data dengan memasukan kedalam master tabel.

2. Tahap penyelesaian

a. Menyusun laporan akhir dan konsultasi.

b. Ujian KTI.

I. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu distribusi

𝑓
frekuensi presentasi relative (Sudijono, 2015) dengan rumus:p = ×
N

100%.

f = frekuensi yang sedang dicari presentasenya.

N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu).

p = angka presentase.
18

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, Wiku. (2007). Sistem Kesehatan, edisi 1-2. Raja Grafindo Persada.
Jakarta

Ahmad, K, U. (2015). Gambaran Kebersihan Gigi dan Mulut pada Siswa Sekolah
Dasar yang Telah Dilaksanakan UKGS di SDN 36 Manado. KTI Program
Studi Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan, Manado.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.(2007). Riset Kesehatan Dasar.


Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.

_____________. (2013) Riset Kesehatan Dasar. Kementerian Kesehatan RI.


Jakarta.

Kemenkes, RI. (2012). Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Jakarta

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineke Cipta, Jakarta.

Putri M. H., Elisa H., dan Neneng N. (2011). Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan
Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. EGC. Jakarta.

Sudijono, A. (2015). Pengantar Statistik Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada.


Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai