Anda di halaman 1dari 5

asindo bangun pengolahan Mangan di

Kupang

JAKARTA. PT Jasindo Utama siap membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter)
mineral logam mangan di Kupang, Nusa Tenggara Timur dengan kapasitas produksi
terpasang total mencapai 24 ribu ton per bulan. Pengerjaan proyek ini sudah dimulai dari
September 2011 dengan nilai investasi total sebesar Rp 1,1 triliun.

“Pabrik pengolahan dan permurnian atau smelter mangan ini diharapkan dapat menghasilkan
produk unggulan berupa ferromangan dan siliconmangan dengan kualitas tinggi yang
berorientasi ekspor. Tahap pertama kapasitas produksi olahan mangan sekitar 3.000 ton per
bulan, tahap kedua 6.000 ton per bulan serta tahap ketiga 24.000 ton per bulan,” papar
Presiden Direktur PT Jasindo Utama Chang Chongching dalam Siaran Pers yang diterima
KONTAN, Sabtu (11/2).

Peletakan batu pertama ditandainya pembangunan pabrik smelter Jasindo Utama dilakukan
oleh Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa pada 11 Februari 2012 di Desa Benu,
Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pabrik ini berdiri di atas lahan
seluas 40 hektare dan diharapkan mampu menyerap tenaga kerja hingga 1.200 orang.

Jangka waktu pembangunan pabrik tahap I dimulai September 2011 sampai dengan Mei
2013, tahap II Agustus 2013 sampai dengan Oktober 2014, dan tahap III Januari 2015 sampai
dengan Agustus 2016.

Chang menjelaskan, tujuan investasi pembangunan pabrik smelter mangan ini untuk
meningkatkan keuntungan masyarakat karena mereka dapat menjual langsung hasil tambang
mangannya dengan harga tinggi ke pabrik atau smelter Jasindo.

“Untuk mendukung suksesnya investasi pembangunan industri mineral logam mangan dalam
upaya memajukan Kabupaten Kupang serta mewujudkan visi NTT Baru, maka sangat
dibutuhkan dukungan dan keberpihakan melalui kerjasama dari para penentu kebijakan dalam
bentuk regulasi pengaturan pengolahan hasil galian mangan. Serta didukung pula oleh
pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur,” tutur Chang.

Jasindo Utama merencanakan ekspor mangan ke Korea Selatan dan kawasan Asia Timur
lainnya dengan nilai ekspor per tahun sebesar US$ 3.750.000. Sedangkan untuk domestik,
perusahaan siap mengirimkan mangan ke PT Krakatau Steel.

Kukuh Riyadi, staf umum PT Jasindo Utama yang dihubungi KONTAN, Sabtu (11/2)
mengatakan PT Jasindo Utama tidak memiliki hubungan dengan PT Jasindo. "Investor kami
berasal dari China dan Korea Selatan," ujarnya.

PT Jasindo Utama kata dia di Indonesia saat ini berkantor di Kupang, NTT. Kukuh
mengatakan keberadaan Jasindo Utama di Kupang untuk menampung hasil mangan yang
berasal dari pertambangan rakyat. "Jumlahnya di sini ratusan. Kami akan membuat
kesepakatan dengan tambang rakyat ini," ujarnya.

Selain memanfaatkan pertambangan rakyat ke depan, Jasindo Utama juga bakal melakukan
nota kesepahaman dengan perusahaan-perusahaan tambang pemegang Izin Usaha Eksploitasi
yang ada di Timor. "Tetapi tahap awal kita tetap dengan tambang rakyat," ujarnya.

Ditentang

Rencana Jasindo Utama ini mendapat penolakan dari Forum Pemuda NTT Penggerak
Keadilan dan Perdamaian (Formadda NTT). "Jasindo sedang menghancurkan pulau-pulau
kecil di NTT. Dengan kapasitas produksi 24.000 ton per bulan maka akan ada ribuan hektare
lahan yang hancur dan hilang. Akan ada konversi lahan besar-besaran dari pertanian ke
pertambangan, alih profesi dari petani menjadi penambang," ujar Ketua Umum Formadda
NTT Yohanes Kristo Tara kepada KONTAN, Minggu (12/2).

Selain kekhawatiran kerusakan lingkungan, menurut Formadda bahaya gangguan kesehatan


akibat aktivitas pertambangan mangan juga bakal bertambah. Catatan organisasi yang
berbasis di Jakarta dan Kupang ini, setidaknya ada 46 warga di sekitar lokasi tambang
mangan rakyat yang sudah meninggal mengidap penyakit infeksi saluran pernapasan akibat
tebaran debu dari aktivitas penambangan. "Konflik sosial baik vertikal maupun horisontal
pasti terjadi, terutama dipicu perebutan lahan. Pemerintah dan Jasindo sedang menabur
konflik sosial di NTT," ujar Kristo.

Sebelumnya bergerak lebih jauh, Formadda meminta Pemerintah Daerah di NTT untuk
memikir ulang rencana pembangunan pabrik pengolahan mangan tersebut. Catatan Formadda
saat ini setidaknya terdapat 413 Izin Usaha Pertambangan di NTT yang juga perlu ditinjau
ulang oleh masing-masing bupati di sana.

Reporter: Petrus Dabu

VIDEO PILIHAN


INDEKS BERITA


Ini daftar harga paket

internet Stroomnet dan Stroomnet TV dari PLN


Salim Group berbisnis

game, Axton Salim: Kami bawa Pokemon Trading Card Game


Pakai kereta semicepat,

Jakarta-Surabaya jadi 5 jam 30 menit


KEIN: Pembangunan

PLTN siap dukung suplai listrik ke Industri dan Ibukota baru


Menko Luhut: Larangan

ekspor nikel berdampak positif

Recommended by

Anda mungkin juga menyukai