PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang
bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.Puskesmas berperan
menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal.Dengan
demikian Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,
pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan di tingkat dasar.
Dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan, puskesmas harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu
yaitu azas pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan masyarakat, keterpaduan dan rujukan.
Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal dan Puskesmas dapat menghasilkan luaran
yang efektif dan efisien puskesmas harus melaksanakan manajemen dengan baik.Manajemen
puskesmas yang baik terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan
pertanggungjawaban seluruh kegiatan secara keterkaitan dan berkesinambungan.
Perencanaan tingkat puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah
kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan maupun upaya kesehatan
penunjang.
Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan PP No. 25 Tahun 2000,
daerah mempunyai wewenang yang besar untuk menentukan masalah kesehatan yang harus
diprioritaskan dan intervensi yang perlu dilakukan serta menentukan berapa besar anggaran yang
diperlukan. Disamping itu juga mempunyai kewenagan untuk melakukan integrasi perencanaan
dan anggaran.Melalui pelaksanaan otonomi – desentralisasi diharapkan dapat terlaksana kegiatan-
kegiatan yang lebih dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dengan penyususan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) ini diharapkan semua komponen yang ada di
Puskesmas Warungpring dapat:
a) Menganalisis Situasi Wilayah Kerja, Prilaku Kesehatan masyarakat, dan Lembaga Bersumber
Daya Masyarakat yang ada di wilayah Puskesmas Warungpring.
d) Menyusun Kegiatan Intervensi berupa program kesehatan bersama-sama lintas program dan
lintas sektor untuk mengatasi permasalahan yang ada.
e) Mengetahui program-program prioritas apa saja yang akan dilaksanakan oleh Puskesmas
Warungpring dalam mengatasi permasalahan kesehatan di masyarakat satu atau dua tahun kedepan.
f) Perhitungan Anggaran, yaitu melakukan perhitungan kebutuhan anggaran kegiatan yang
direncanakan.
Puskesmas Warungpring adalah salah satu Unit Pelayanan Teknis Daerah dibidang kesehatan
dimana Puskesmas Warungpring merupakan perpanjangan tangan Dinas Kesehatan Kabupaten
Pemalang dalam upaya menjalankan kebijakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja
KecamatanWarungpring.
Agar Puskesmas dapat bekerja dengan baik, searah dan sesuai dengan kebijakan baik yang ada di
Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang maupun kebijakan dari daerah Kabupaten Pemalang, maka
Puskesmas Warungpring pada Tahun 2016 ini memiliki visi dan misi baru menyesuaikan dengan
visi misi Kabupaten Pemalang dan Dinas Kesehatan yang baru :
VISI
MISI
TATA NILAI
Puskesmas Warungpring mempunyai Tata nilai atau budaya kerja SIAGA yaitu;
Senyum,sapa,salam,sopan,santun
Inovatif
MOTO
GAMBARAN UMUM
1. ANALISA SITUASI
1. Analisa Geografi
Gambar 2.1
Peta Kecamatan Warungpring
Secara rinci jumlah kepala keluarga, rumah dan penyebaran penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Warungpring ditampilkan di Tabel 2.2
Tabel 2.2
Rata2
Luas Jumlah Jumlah Kepadatan
Jiwa
No Desa Wilayah Penduduk Rumah Penduduk
/Rumah
(Km2) (Jiwa) Tangga (Jiwa/Km2)
Tangga
Berdasarkan UU No. 56/1960 tentang kategori jumlah penduduk, maka kriteria kepadatan
penduduk di wilayah puskesmas Warungpring adalah1
Tabel 2.2
Komposisi jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin yang ada di Kelurahan
Jagasatru dapat dilihat pada Tabel 2.4 dibawah ini.
Tabel 2.4
Jumlah penduduk Kelurahan Jagasatru yang berada pada golongan usia antara usia 15 – 64 tahun
sebanyak 7.613 jiwa ( 72,01 % ) dimana golongan usia tersebut merupakan usia produktif serta
merupakan sasaran program yang paling efektif.
Untuk mengetahui angka beban tanggungan di Kelurahan Jagasatru maka digunakan formula
sebagai berikut :
3.504
Beban Tanggungan = x 100 = 49,57
7.069
yang berarti setiap 100 jiwa penduduk produktif harus menanggung 49 jiwa yang tidak produktif,
tingginya rasio beban tanggungan yang mencapai angka 49,57 ini merupakan faktor penghambat
pembangunan ekonomi di Kelurahan Jagasatru, karena sebagian pendapatan yang diperoleh oleh
golongan usia produktif, harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan usia yang tidak produktif.
Sex ratio merupakan perbandingan penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan
dalam datu daerah dan waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki
untuk tiap 100 penduduk perempuan (Lembaga Demografi, FEUI dalam Supartini: 2005)
Rasio jenis kelamin biasanya dihitung dengan menggunakan jumlah pria yang terdapat dalam
penduduk tertentu dan kemudian di bagi oleh jumlah perempuan yang temasuk kedalam penduduk
itu juga, dengan demikian ratio jenis kelamin sesuai dengan definisi tersebut akan
mencerminkan/100 penduduk perempuan.
Rasio jenis kelamin penduduk kelurahan Jagasatru dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Berdasarkan dari data yang ada ternyata jumlah penduduk perempuan (5.120 jiwa) di Kelurahan
Jagasatru lebih sedikit dari jumlah penduduk laki-laki (5.452 jiwa) dengan SexRatio 106,48 %,
oleh karenanya selain perlu memberikan perhatian pada penduduk golongan perempuan upaya
yang lebih intensif juga perludilakukan terhadap penduduk golongan laki-laki sebagai pencari
nafkah pada keluarganya.
Perbandingan jumlah penduduk perempuan dan laki-laki di kelurahan Jagasatru dapat dilihat pada
gambar 2.2 tentang Komposisi Penduduk Laki-laki dan Perempuan.
Gambar 2.2
Dari jumlah penduduk di kelurahan Jagasatru yaitu 10.572 jiwa, 6.099 jiwa ( 57,69%)
diantaranya merupakan MasyarakatMiskin (lihat Tabel 2.5), tentunya ini merupakan
permasalahan yang memerlukan penanganan serta prioritas kebijakan tersendiri.
Sampai tahun 2013 ini belum ada data terbaru mengenai jumlah penduduk menurut jenis mata
pencaharian, oleh sebab itu masih menggunakan data th 2011 dari Kelurahan Jagasatru.
Tabel 2.5
Mata pencaharian penduduk di Kelurahan Jagasatru sebagian besar adalah karyawan swasta
sebanyak 246 orang (37%) serta PNS/TNI/Polri 208 orang (31%) sedangkan yang tidak
bekerja/pensiunan pegawai sebanyak 152 orang (23%). Bila melihat Tabel 2.5 tersebut diatas kita
gabungkan golongan yang bekerja sebagai karyawan swasta ditambah dengan pensiunan dan yang
tidak bekerja serta yang bekerja sebagai buruh tidak tetap sebagai golongan yang berpenghasilan
rendah, maka jumlah penduduk yang berpenghasilan rendah ada sebanyak 431 orang (64,1%), hal
ini tentunya akan mempengaruhi daya beli masyarakat Kelurahan Jagasatru.
Tabel 2.6
LAKI –
NO JENIS PEKERJAAN PEREMPUAN JUMLAH %
LAKI
1 PNS 129 61 190 28%
2 Industri Rumah tangga 18 9 27 4%
3 Pedagang keliling 5 2 7 1%
4 Montir 5 0 5 1%
5 Dokter Swasta 0 1 1 0%
6 Pembantu Rumah Tangga 0 21 21 3%
7 TNI 9 0 9 1%
8 POLRI 8 1 9 1%
9 Pensiun PNS/TNI/POLRI 56 96 152 23%
10 Notaris 0 1 1 0%
11 Jasa Pengobatan Alternatif 1 0 1 0%
12 Dosen Swasta 2 0 2 0%
13 Karyawan perusahaan swasta 182 64 246 37%
Karyawan perusahaan
14 1 0 1 0%
pemerintah
JUMLAH 416 256 672 100%
Dari gambaran Table 2.7 di bawah, pendidikan mayoritas penduduk Kelurahan Jagasatru adalah
lulusan SLTP sebanyak 3.465 orang (45,17%), dan masih banyak yang hanya pernah bersekolah
SD tetapi tidak diketahui apakah lulus atau tidak yaitu sebanyak 1.783 orang (23,24%) hal ini
tentunya sangat mempengaruhi terhadap status sosial ekonomi masyarakat, dimana akan
berdampak pula pada kualitas hidup dan kesehatan masyarakat itu sendiri.
Perlu adanya antisipasi kedepan dengan bekerjasama antara Lintas Sektoral seperti Kelurahan,
Kecamatan, Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan agar tidak bertambah lagi jumlah anak yang
hanya lulusan SD, maupun yang hanya bisa baca tulis saja namun tidak lulus SD karena kedaan
tersebut berpotensi menimbulkan berbagai masalah di masyarakat seperti masalah ekonomi,
kesehatan dan keamanan seperti Kriminalitas, Narkoba, Miras maupun PSK.Oleh karena salah
satu penentu keberhasilan pembangunan salah satunya adalah bidang pendidikan. Diharapkan
dengan lebih meningkatnya pendidikan masyarakat, dapat mengungkit pembangunan diberbagai
sektor.
Sasaran Program Puskesmas tersebut di atas, kemudian di kelompokan pada kelompok sasaran
khusus/kelompok rentan. Kelompok usia rentan di wilayah kelurahan Jagasatru ada sebanyak
4.427orang (41%) ini termasukdidalamnya jumlah anak sekolah baik SD, SMP maupun SMA
sebanyak 2.695 orang (25%). Bila dibandingkan dengan tenaga, sarana dan prasarana yang ada di
Puskesmas Jagasatru, maka hal ini merupakan suatu tantangan untuk dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang optimal dan prima bagi masyarakat Kelurahan Jagasatru.
Tabel 2.7
NO URAIAN JUMLAH %
1 Tidak Sekolah 0 0
2 Pernah SD 1.783 23,24 %
3 Lu Lulus SD 0 0
4 Lulus SLTP 3.465 45,17 %
5 Lulus SLTA 1.993 25,99%
.6 Lulus Perguruan Tinggi / Akademi 431 5,6 %
JUMLAH 7.672 100%
Tabel 2.8
Tahun 2013
SASARAN
N NAMA IBU IBU BAYI
IBUMENYU NEONAT BALIT LANSI ANAKSEKOL
O RW HAMI BERSAL 0-11
SUI US A A AH
L IN BL
Kutagara
1 13 12 24 10 10 32 57
Utara
Kutagara SD
2 25 24 48 23 23 59 70
Selatan
3 Jagasatru 26 25 50 24 24 58 27
Pegajaha
4 25 24 48 23 23 75 45
n Utara
Pegajaha
5 31 30 60 27 27 88 65 SLTP
n Selatan
Cuciman
6 36 33 66 34 34 63 34
ah Timur
Cuciman
7 18 18 36 17 17 60 52
ah Barat
Kra.
8 Jagasatru 31 30 60 29 29 69 32
Timur
Kra. SMA
9 Jagasatru 17 16 32 15 15 46 33
Barat
Kra.
10 Jagasatru 19 18 36 17 17 51 41
Selatan
JUMLAH 241 230 460 219 219 597 456 2.695
Sumber: Data Sasaran Wilayah UPTD Puskesmas Jagasatru 2013 – Dinas Kesehatan Kota
Cirebon
Yang merupakan sasaran pelayanan kesehatan yang lainnya adalah masyarakat miskin.Di wilayah
kerja Puskesmas Jagasatru, jumlah penduduk miskin yang mendapat jaminan progam
JAMKESMAS sebanyak 3.634 jiwa dan KCMS2.877 jiwa. Proporsi penduduk miskin terhadap
jumlah penduduk seluruhnya juga tinggi yaitu sebesar 61,58 % di wilayah Kelurahan. Keadaan ini
tentunya sangat berpengaruh terhadap status kesehatan masyarakat Kelurahan Jagasatru dan
keberhasilan intervensi program UPTD Puskesmas Jagasatru.
Tabel 2.9
JUMLAH
NO RW JUMLAH SKTM JUMLAH TOTAL
JAMKESMAS
1 I 276 198 465
2 II 241 246 487
3 III 331 308 639
4 IV 315 300 615
5 V 499 379 878
6 VI 437 413 850
7 VII 231 234 465
8 VIII 332 264 596
9 IX 142 145 287
10 X 427 390 817
3.222ditambah
6.511( 412 jiwa tidak
JUMLAH 412(tidak diketahui 2.877
diketahui RT/RW)
RT/RW)
Sumber: Data Peserta Jamkesmas/KCMS Wilayah UPTD Pusk. Jagasatru- Dinas Kesehatan
Kota Cirebon
Dari jumlah seluruh masyarakat miskin yang mendapatkan Kartu Jamkesmas dan Kartu Cirebon
Menuju Sehat (KCMS) yaitu sebanyak 6.511 jiwa, ada tambahan lagi masyarakat miskin di
wilayah Kelurahan Jagasatru yang akan mendapatkan Kartu Jamkesmas baru sebanyak 412 jiwa.
a) ANALISA KETENAGAAN
Puskesmas Jagasatru mempunyai tenaga 28 orang karyawan dengan rincian dapat dilihat pada
Tabel 2.10 di bawah ini :
Tabel 2.10
Daftar Ketenagaan Berdasarkan Golongan Kerja
UPTD Puskesmas Jagasatru hanya memiliki 1 (satu) orang tenaga fungsional dokter umum.
Kunjungan BP Umum di UPTD Puskesmas Jagasatru rata-rata perhari ± 130 pasien, dengan
komposisi tenaga dokter seperti diatas, maka upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat akan
menjadi kurang maksimal. Hal ini disebabkan pelayanan kesehatan di puskesmas tidak hanya
upaya kesehatan perorangan saja, tetapi ada upaya kesehatan masyarakat yang masih banyak
memerlukan perhatian dari semua komponen puskesmas termasuk oleh dokter umum
fungsionalnya.
Ratio tenaga dokter umum yang ideal adalah 1 : 80, dimana seorang dokter umum akan maksimal
melaksanakan tugasnya jika melakukan upaya kesehatan perorangan berkisar 80 orang / hari. Oleh
sebab itu UPTD Puskesmas Jagasatru sejak 2 tahun kebelakang telah mengusulkan untuk adanya
penambahan tenaga dokter umum.
Demikian pula jumlah tenaga bidan, perawat dan tenaga administrasi/pelaksana di UPTD
Puskesmas Jagasatru masih perlu penambahan tenaga.Oleh karena tenaga bidan, perawat dan
tenaga administrasi yang ada sekarang telah memiliki tugas tambahan lebih dari satu tugas
tambahan. Dengan semakin kompleksnya permasalahan kesehatan di wilayah UPTD Puskermas
Jagasatru, kurangnya dukungan sumber daya manusia (SDM) ini tentunya akan berdampak pada
hasil pencapaian cakupan program-program yang ada di UPTD Puskermas Jagasatru.
Peran serta masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru sudah cukup baik, yang ditandai
dengan adanya kepengurusan Kampung Siaga di seluruh RW, di Kelurahan Jagasatru.
Kegiatan Kampung Siaga di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru juga telah mendapatkan prestasi
yang cukup membanggakan, yaitu sebagi juara pertama lomba Kampung Siaga tingkat
Propinsi Jawa Barat yang diraih oleh Kampung Siaga RW 02 Kutagara Utara, pada tahun
2008 .
Selain Kegiatan Kampung Siaga juga terdapat beberapa kegiatan yang melibatkan peran serta
masyarakat, yaitu pembentukan Tim Verifikasi dan Tim Validasi masyarakat miskin di masing
masing RW yang berperan dalam menentukan sasaran masyarakat miskin yang berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan melalui progam Jamkesmas. Tim tersebut di bentuk berdasarkan
kesepakatan yang dibuat oleh warga masyarakat kemuadian akan disahkan oleh pihak Kelurahan
dan Kecamatan melalui Surat Keputusan yang ditandatangani oleh Lurah dan Camat.
Pada tahun 2010 di Kecamatan Pekalipan, yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Jagasatru,
terdapat kegiatan remaja peduli lingkungan.Kegiatan tersebut adalah hasil kerjasama Lintas
Sektoral dengan pihak swasta yaitu PDAM Kota Cirebon.Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh
remaja peduli lingkungan adalah penanaman pohon di seluruh RW di Kecamatan Pekalipan dan
telah dilatih RW Percontohan yaitu RW 10 Kelurahan Jagasatru dalam pengelolaan sampah rumah
tangga untuk dibuat kompos.
Prestasi lain yang merupakan bukti peran serta masyarakat Kelurahan Jagasatru sudah baik
khususnya di bidang adalah diraihnya Juara II Lomba Ponsyandu Tingkat Kota Tahun 2012
oleh Posyandu Anggrek RW 08 Jagasatru.
Di samping itu, terdapat beberapa kegiatan lain yang merupakan hasil kerjasama Puskesmas
dengan lintas sektoral, diantara yaitu :
3) Rapat Koordinasi bulanan dengan para kader, PKK dan PLKB di Kelurahan Jagasatru.
6) Kegiatan Siaga Bencana dengan kader, RW, Kelurahan Jagasatru dan Kecamatan
Pekalipan.
7) Kegiatan RSBM (Rumah Sakit Berbasis Masyarakat) bekerja sama dengan jejaring
RSBM wilayah Kecamatan Pekalipan yaitu dokter spesialis kandungan RSPAD (Rumah Sakit
Panti Adi Dharma), dokter spelialis anak RS Ciremai dan dokter spesialis Jantung RS Gunung Jati
Cirebon. Jejaring Kegiatan RSBM ini dibangun dimulai dari peran serta masyarakat (kader
posyandu) dalam melakukan deteksi dini ibu hamil resiko tinggi dan bayi / balita resiko tinggi di
masyarakat.
Hasil Cakupan Kegiatan Program yang dilaksanakan di Puskesmas merupakan indikator yang
dapat dipergunakan untuk memberi gambaran hasil kinerja Puskesmas yang bersangkutan. Berikut
ini akan ditampilkan hasil cakupan program UPTD Puskesmas Jagasatru, yang terdiri dari Upaya
Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan .
Tabel 2.11
Hasil cakupan Upaya Program Promosi Kesehatan baik yang dilakukan di dalam dan diluar gedung
di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru secara umum telah berjalan dengan cukup baik. Namun
kegiatan pembinaan UKBM, pembinaan pemberdayaan masyarakat melalui RW siaga aktif dan
kegiatan promosi kesehatan individu dan keluarga melalui kunjungan rumah perlu ditingkatkan lagi
untuk menumbuhkan kesadaran pada masyarakat akan pentingnya menjaga dan memelihara
kesehatan pribadi, keluarga dan masyarakat dengan demikian upaya untuk meningkatkan strata
UKBM dapat agar mencapai strata mandiri dan terciptanya kampung siaga aktif dapat terwujud
sesuai harapan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan kelompok di tiap
kampung/RW melalui pencapaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di seluruh wilayah kerja
Puskesmas Jagasatru.
Tabel 2.12
NAMA CAKUPAN
NO TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN 2011 2012 2013
Kurang dari
1 K1 95 % 111,06% 97.5% 80,91% ↓↓
target
Kurang dari
2 K4 90 % 76,63% 84.64% 77,17% ↑↓
target
3 Deteksi Risti 20 % 37,29% 36.92% 37,34% Melebihi target ↓↑
Persalinan Kurang dari
4 90 % 79,82% 100% 79,13% ↑↓
Nakes target
Kurang dari
5 KN1 90 % 82,88% 84.47% 83,56% ↑↓
target
Kurang dari
6 N2 90 % 82,88% 84.01% 83,56% ↑↓
target
Kurang dari
7 N3 90 % 79,72% 83.56% 83,56% ↑=
target
Kurang dari
8 B2 90 % 79,27% 78.99% 82,19% ↓↑
target
Kurang dari
10 B8 90% 76,57% 79.90% 73,51% ↑↓
target
Kurang dari
13 B9 90 % 78,82% 78.99% 84,01% ↑↑
target
Kurang dari
14 B12 90 % 77,47% 75.92% 84,01% ↓↑
target
PELAYANAN
15 70% 79% 76,97% 78,51% Melebihi target ↑↑
KB
Hasil Cakupan Program KIA / KB UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2013 masih perlu
peningkatan yang lebih baik lagi, masih banyak / hampir seluruh cakupan kegiatan yang belum
memenuhi target, diantaranya yaitu kegiatan K4, KN1, N2, N3, B2, B8, B9, B12 dengan trend 2011 –
2013 ada yang meningkat, tetap bahkan turun dari tahun sebelumnya.
Kesenjangan K1 dan K4 pada tahun 2013 ini tidak terlalu besar (3,74%) dibandingkan tahun 2012
(12,86%), itu artinya masih ada sekitar 9 bumil yang belum masuk K4.
Diperlukan kerjasama aktif antara petugas kesehatan, petugas kesehatan dengan kader kesehatan
melalui kunjungan rumah dalam penemuan dan pemantauan ibu hamil serta neonatal sehingga
penanganan kasus resti baik pada ibu hamil atau pun neonatal dapat dilakukan sedini mungkin
dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi.
Diharapkan semua petugas memahami definisi operasional untuk tiap cakupan sehingga dapat
menghitung cakupan dengan benar. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil cakupan yaitu
dengan memberikan pelayanan yang lebih baik sesuai SOP, tertib administrasi KIA serta
meningkatkan kerja samalintas program dan lintas sektoral.
Evaluasi yang intensif dan berkesinambungan terhadap hasil cakupan KIA oleh petugas dan
seluruh binwil adalah upaya lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil cakupan program
KIA.
Hasil cakupan pelayanan KB sudah cukup baik, trend 2011 – 2013 menunjukan peningkatan dari
tahun ke tahun. Secara kualitas, pencapaian ini perlu diperhatikan lagi, oleh karena masih banyak
akseptor KB yang menggunakan kontrasepsi yang kurang mantap terutama akseptor yang telah
memiliki dua anak atau lebih.
Upaya pendekatan dan promosi pada klien/masyarakat oleh petugas puskesmas, kader, lintar
sektor dengan BKKBN tentang Pengetahuan KB bagi Masyarakat perlu lagi digalakkan agar
akseptor yang telah memiliki dua anak atau lebih mau dengan kesadarannya sendiri untuk
menggunakan alat kontrasepsi yang lebih mantap. Serta bagi klien yang baru memiliki satu anak
mau untuk menunda kehamilannya sampai anak tersebut melewati masa balitanya.
Diharapkan dengan upaya-upaya tersebut diatas dapat menekan laju pertumbuhan penduduk
khususnya di Kelurahan Jagasatru sehingga kepadatan penduduk dapat berkurang.
Tabel 2.13
CAKUPAN
NO NAMA KEGIATAN TARGET KETERANGAN TREND
2011 2012 2013
1 MTBS (2bl-5th)
2 MTBM (0-2bl)
Neonatus (0-
100 % 100 % 100% 100% Mencapai target =
28 hr)
Bayi
100 % 100% 100% 100% Mencapai target =
(0- 2 bl)
Hasil kegiatan MTBM /MTBS UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2011 – 2013 sudah cukup
baik.Dari kegiatan ini telah dapat menjaring beberapa kasus yang berpotensi menjadi wabah seperti
campak, diare serta kasus – kasus yang harus segera mendapat penanganan yang cepat dan tepat
seperti misalnya demam tinggi, pneumonia dll.
Dalam rangka menurunkan angka kematian balita, masih diperlukan kerjasama yang aktif, evaluasi
yang intensif dan berkesinambungan antara petugas lintas program, agar pelaksanaan MTBS
(Manajemen Terpadu Balita Sakit) dapat terlaksana dengan baik. Dengan demikian program MTBS
diharapkan akan dapat menjaring balita resti / yang sakit, sehingga penangannya dapat dilakukan
sedini mungkin.
Kegiatan MTBM/MTBS ini harus terus dilaksanakan secara berkesinambungan agar cakupan
program-program yang lain ikut tercapai. Diperlukan kerjasama yang baik antara lintas program
dalam kesinambungan program MTBM/MTBS ini.
Tabel 2.14
NAMA CAKUPAN
NO TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN 2011 2012 2013
1 Klinik sanitasi 10 % 7,1 % 5,6% 5,2% Kurang dari target ↓↓
Pengawasan dan
2 93 % 97,2 % 100% 100% Lebih dari target ↑=
Pembinaan TTU
Pengawasan dan
3 90 % 90 % 94,28% 100% Lebih dari target ↑↑
Pembinaan TPM
Pengawasan
4 93 % 100 % 100% 100% Lebih dari target ↑=
TPS
Kunjungan
5 100 % 91,4 % 90% 82% Kurang dari target ↓↓
Rumah
Pelaksanaan Program Kesehatan Lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru sudah cukup
baik namun ada beberapa yang harus ditingkatkan lagi, seperti pelayanan klinik sanitasi baru
dilaksanakan 5,6% dari semua yang datang berobat ke Puskesmas, dan kunjungan rumah, baru
dilaksanakan 82% dan trend nya menurun dibandingkan tahun lalu. Perlu peningkatan kerjasama
yang baik antara lintas program serta dengan dokter pemeriksa di BP Umum agar kasus-kasus
penyakit bersumber dari linkungan atau binatang dapat di konsulkan/dirujuk ke klinik sanitasi agar
petugas sanitasi bisa mendapatkan data untuk memecahkan / mencari akar permasalahan di
lapangan sehingga kasus-kasus tersebut tidak menjadi KLB (Kejadian Luar Biasa).
Kunjungan rumah dalam rangka inspeksi sanitasi perumahan, penilaian rumah sehat, perlu
ditingkatkan lagi melalui kerjasama lintas program dan lintas sektor agar terwujudnya wilayah
kelurahan jagasatru yang bersih dan sehat dengan demikian diharapkan derajat kesehatan
masyarakat Kelurahan Jagasatru pun akan meningkat.
1.4. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Tabel 2.15
NAMA CAKUPAN
NO TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN 2011 2012 2013
1 Jumlah balita ( S ) 100% 100% 100% 100% Mencapai target =
Balita Yg
2 mempunyai kartu 100% 100% 100% 100% Mencapai target =
(K)
Balita yg ditimbang
3 naik berat 80% 68,2% 69,2% 68,3% Kurang dari target ↑↓
badannya ( N/D )
Balita dgn berat Kurang dari target
4 badankurang 5% 2.45% 0,01% 0,01% (Jumlah BGM ↓=
(BGM ) / KEP nyata berkurang)
Cakupan
5 100 % 100% 100% 100% Mencapai target =
Penimbangan (K/S)
Tingkat partisipasi
6 85% 83,2% 87,4% 84,4% Mencapai target ↑↓
masyarakat (D/S)
Pencapaian program
7 45% 56,6% 60,5% 57,6% Mencapai target ↑↓
(N/S)
Hasil kegiatan program Gizi pada tahun 2013 di Puskesmas Jagasatru sudah cukup baik. Peran
serta masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan posyandu oleh para kader
posyandu sudah baik, hal tersebut dapat dilihat dari pencapaian cakupan D/S (84,4%)namun
demikian ada penurunan trend dibandingkan tahun sebelumnya.
Secara kualitas masih ada yang harus ditingkatkan lagi antara lain perlunya perhatian
khusus/intervensi lebih intensif mengenai peningkatkan berat badan tiap kali penimbangan oleh
karena masih ada sebanyak 31,7% balita yang tidak mengalami peningkatan berat badan pada saat
penimbangan. Diperlukan kerjasama yang baik antara lintas program dan lintas sektor dalam
pembinaan/intervensi balita yang tidak/sulit naik berat badannya tersebut.
Jumlah balita gizi kurang dan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru mengalami
penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, diharapkan penurunan ini diikuti pula dengan adanya
peningkatan pengetahuan ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita tentang prilaku hidup ber-PHBS,
sehingga bayi, balita serta anak-anak di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru dapat tumbuh dengan
sehat. Diharapkan dengan perhatian yang lebih serta intervensi yang tepattidak ada lagi balita
gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru.
1. Program Imunisasi
Hasil cakupan program imunisasi secara umum seluruhnya masih belum mencapai target sesuai
yang diharapkan meskipun kegiatan sweeping imunisasi telah 100% dilakukan, hal ini pun
terlihat dari hasil pencapaian di tahun sebelumnya meskipun ada beberapa pencapaian yang
trendnya mengalami peningkatan.
Tabel 2.16
NAMA CAKUPAN
NO TARGET KET TREND
KEGIATAN 2011 2012 2013
Kurang dari
1 Imunisasi BCG 98 % 81,98 % 83,56% 70,32% ↑↓
target
Imunisasi DPT Kurang dari
2 98 % 84,68 % 82,19% 78,08% ↓↓
Hb1 target
Imunisasi DPT Kurang dari
3 95 % 85,14 % 80,82% 82,19% ↓↑
Hb2 target
Imunisasi DPT Kurang dari
4 90 % 80,18 % 78,08% 78,54% ↓↑
Hb3 target
Kurang dari
5 Imunisasi Polio1 90 % 80,18 % 82,19% 68,49% ↑↓
target
Kurang dari
6 Imunisasi Polio2 95 % 83,78 % 79,91% 78,08% ↓↓
target
Kurang dari
7 Imunisasi Polio3 93 % 82,43 % 78,54% 81,74% ↓↑
target
Kurang dari
8 Imunisasi Polio4 90 % 80,18 % 78,08% 78,54% ↓↑
target
Imunisasi Kurang dari
9 90 % 65,77 % 83,11% 80,82% ↑↑
Campak target
Imunisasi lebih dari
10 75 % 80,18 % 83,11% 76,26% ↑↓
Hepatitis unijek target
Kurang dari
11 Imunisasi TT 1 90 % 112,70 % 98,34% 76,76% ↑↓
target
Kurang dari
12 Imunisasi TT 2 85 % 36,64 % 83,81% 70,95% ↑↓
target
Pencapaian program imunisasi yang hampir selalu tidak mencapai target ini disebabkan karena
jumlah sasaran bayi/balita di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru berdasarkan proyeksi terlalu
besar dibandingkan jumlah riil bayi/balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru.Selain
itu, tingakat mobilisasi penduduk Kelurahan Jagasatru sangat tinggi, banyak penduduk yang hanya
andon untuk beberapa lama, kemudian pindah / pulang ke tempat asal.
Selain adanya kesenjangan antara data sasaran hasil proyeksi dan data sasaran riil, juga
mobilisasi penduduk yang cukup tinggi hasil cakupan imunisasi di beberapa RW rendah karena
adanya pemahaman dari keyakinan beberapa masyarakat bahwa bahan baku untuk
pembuatan vaksin berasal dari bahan yang tidak halal sehingga masyarakat tidak mau
membawa anaknya diimunisasi. Sehingga upaya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya imunisasi bagi bayi dan balita sebagai bagian dari kelompok rentan perlu dilakukan
melalui kegiatan promosi kesehatan perorangan ataupun kelompok agar program imunisasi dapat
berjalan dengan baik sehingga bayi dan balita di wilayah Puskesmas Jagasatru dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal.
Tabel 2.17
NAMA CAKUPAN
NO TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN 2011 2012 2013
1 DT 95 % 94,9 % 95,84% 93,5% Lebih dari target ↑↓
2 TD 95 % 97,8 % 96,20% 92,57% Lebih dari target ↓↓
3 Campak 95 % 97,0 % 94,46% 92,57% Kurang dari target ↓↓
Hasil kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)pada tahun 2013 mengalami penurunan,
oleh karena pada pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pada tahun 2013 ada
beberapa sekolah yang anak didiknya tidak diijinkan untuk di imunisasidi sekolah karena ada
pemahaman yang meragukan kehalalan imunisasi, kedepannya kerjasama yang sudah baik antara
petugas imunisasi, petugas UKS dan pihak sekolah termasuk guru UKS agar lebih ditingkatkan lagi
agar hal-hal tersebut dapat diantisipasi sebelumnya misalnya dengan kegiatan
sosialisasi/penyuluhan tentang imunisasi bagi orang tua murid di sekolah.
Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup
tinggi yaitu ada sekitar 13 orang. Hal ini mengikuti pola lima tahunan kejadian DBD, karena
pelonjakan kasus DBD ini pun terjadi di beberapa wilayah yang lain. Namun demikian berkat
kesiapsiagaan petugas dalam melaksanakan Penelitian Epidemiologi serta meningkatkan kegiatan
pemantauan jentik dalam rangka memutus rantai penularan kasus DBD dapat dihentikan.
Keberhasilan ini pemuntusan rantai penularan kasus DBD ini pun tidak lain karena adanya sistem
kewaspadaan di masyarakat sudah baik, sehingga Petugas Demam Berdarah Dengue, Petugas
Kesehatan Lingkungan, Petugas Surveilans serta Petugas Promosi Kesehatan dapat
menindaklanjuti dengan cepat.
Tabel 2.18
Upaya pemeriksaan jentik berkala oleh kader serta kegiatan monitoring pelaksanaan jentik
berkala oleh petugas sangat membantu dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat
DBD.Upaya ini harus dibantu oleh upaya semua masyarakat kelurahan jagasatru untuk melakukan
gerakan 3M(menutup, menguras, mengubur) dalam rangka pemberantasan jentik nyamuk aedes
aegypti.
1. Surveillans
Pelaksanaan program surveillans di wilayah kerja UPTD Puskesmas sudah cukup baik karena
ditunjang dengan adanya pengumpulan data epidemiologi yang di dapat dari kegiatan dalam dan
luar gedung yang berpotensi menjadi wabah cepat dan lengkap oleh petugas.Dengan adanya data
epidemiologi yang lengkap maka kegiatan penanggulangan penyakit dapat dilaksanakan dengan
mudah dan cepat sehingga kejadian KLB serta perluasan wilayah KLB dapat dicegah.
Pertemuan rutin antara petugas kesehatan (TEPUS) dalam rangka menggali permasalahan
kesehatan di wilayah kerja sudah dilaksanakan dengan baik di UPTD Pudkesmas Jagasatru,
sehingga kerjasama lintas program antar petugas kesehatan sudah berjalan dengan baik.
Kerjasama lintas program antar petugas puskesmas, lintas sektoral, dukungan tokoh masyarakat
dan upaya peran serta seluruh masyarakat dalam membangun sistem pengamatan penyakit serta
faktor-faktor resiko resikonya diharapkan dapat mencegah timbulnya penyakit menular di
masyarakat yang dapat berpotensi menjadi KLB.
Adapun penemuan kasus yang berpotensi menjadi wabah dapat dilihat pada Tabel 2.19 :
Tabel 2.19
1. Diare
Pelaksaan program Diare sudah cukup baik, penemuan kasus diare cukup banyak di wilayah
UPTD Puskesmas Jagasatru hal ini dapat disebabkan karena beberapa faktor yaitu karena
kepadatan penduduk yang sangat tinggi sehingga sanitasi lingkungan menjadi kurang baik,
kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kesehatan pribadi.
Tabel2.20
NAMA CAKUPAN
NO TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN 2011 2012 2013
Penemuan kasus
1 10% 189% 122,8% 131% Lebih dari target ↓ ↑
(semua umur)
2 Diare Balita 20% 177% 136,7% 132% Lebih dari target ↓ ↓
Dalam penangan kasus diare, rehidrasi oral merupakan upaya pertolongan pertama yang paling
penting dilakukan dalam mencegah dan menanggulangi dehidrasi akibat diare.Peran serta
masyarakat dalam upaya pencegahan kematian akibat diare telah dilakukan melalui kegiatan
rehidari oral yaitu pendistribusian oralit oleh kader posyandu kepada penderita diare.
1. ISPA
Pelaksanaan program ISPA di Puskesmas Jagasatru telah berjalan cukup baik, hal ini ditandai
dengan penemuan kasus ISPA yang cukup baik. Pada kasus ISPA Pneumonia yang memerlukan
penanganan lebih lanjut telah dirujuk ke RS, yang kemudian akan dilakukan pemantauan pasca
perawatan oleh petugas dalam rangka care seeking untuk mencegah kematian bayi / balita akibat
Pneumonia.
Diharapkan dengan jumlah penemuan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang masih
kurang dari target ini lebih menggambarkan sudah baiknya status kesehatan masyarakat khususnya
masyarakat wilayah kerja UPTD Puskesmas Jagasatru.
Tabel2.21
Namun demikian penemuan kasus dan penanganan kasus ini masih harus lebih ditingkatkan lagi
dengan kerjasama yang baik antara lintas program dan kerjasama petugas, petugas bina wilayah
(binwil) serta dengan kader kesehatan.
Pelaksanaan program TB Paru di UPTD Puskesmas Jagasatru sudah cukup baik, penemuan kasus
serta penemuan suspek sudah melampaui target yang seharusnya dicapai. Angka konversi belum
mencapai target ini disebabkan oleh karena penderita yang ditemukan pada tahun tsb ada beberapa
yang belum menyelesaikan pengobatan.
Selain penderita yang diobati adalah penderita dengan BTA + (positif) , beberapa penderita ada
yang tidak dapat mengeluarkan sputum / setelah beberapa pemeriksaan BTA selalu hasilnya –
(negatif) oleh karena pada pemeriksaan fisik pasien, didapatkan beberapa gejala yang mengarah
pada kelainan TB paru serta hasil dari pemeriksaan RÖ + (positif) maka penderita diberikan
pengobatan TB untuk mencegah terjadinya penularan penyakit TB paru pada orang-orang
sekitarnya.
Tabel 2.22
PENCAPAIAN TRE
NAMA KET
N TARG 2011 2012 2013 ND
KEGIAT
O ET SASAR CAKUP SASAR CAKUP SASAR CAPAI CAKUP
AN
AN AN AN AN AN AN AN
1 Penemua 100% 21 100% 11 109% 10 11 110% Melebi ↑ ↑
hi
n kasus
Target
Melebi
Perkiraa
2 68% 210 68.57% 110 122% 100 147 147% hi ↑↑
n Suspek
Target
Kuran
Angka
3 85% 21 85.71% 12 75% 11 9 81,8% g dari ↓ ↑
konversi
Target
Angka Menca
4 kesembu 100% 19 100% 21 100% 12 12 100% pai ==
han Target
Angka Melebi
5 kesalaha < 5% 144 0 135 0 100 0 0 hi ==
n laborat Target
Melebi
6 TB Anak > 10% 21 14% 12 33% 1 2 200% hi ↓↑
Target
RO Melebi
7 (+)BTA < 10% 21 4.76% 12 16.66% 1 2 200% hi ↓↑
(-) Target
Angka kesembuhan yang telah mencapai 100% didapat dari pemeriksaan sputum ulang penderita
pada bulan terkhir pengobatan yang menyatakan kuman BTA sudah negatif (kuman BTA sudah
tidak ditemukan pada pemeriksaan mikroskopik apus sputum).
Laboratorium UPTD Puskesmas Jagasatru mulai tahun 2012 sudah diberikan kewenangan oleh
Dinas Kesehatan Kota Cirebon sebagai Laboratorium yang dapat dan mampu memeriksa dan
membaca hasil pemeriksaan apus sputumnya sendiri. Dengan demikian sejak awal tahun 2012
UPTD Puskesmas Jagasatru tidak perlu lagi merujuk pemeriksaan mikroskopik sputum ke
Laboratorium Prn yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Cirebon. Hal ini ditunjang
dengan adanya tenaga analis serta sarana prasanana yang telah memenuhi persyaratan sebagai
laboratorium pembaca sendiri hasil pemeriksaan TB paru. Dalam menjaga mutu dari hasil
pemeriksaan mikroskopik sputum tersebut, sediaan-sediaan pemeriksaan sputum pasien (preparat)
di laboratorium UPTD Puskesmas Jagasatru selalu di lakukan pemeriksaan ulang mikrokopik oleh
Laboratorium Kesehatan Daerah sebagai standar prosedur tetap yang harus dilaksanakan dalam
penemuan dan penatalaksanaan program TB. Dalam pemeriksaan kroscek ini Laboratorium UPTD
Puskesmas Jagasatru telah melaksanakan kegiatannya dengan cukup baik karena angka kesalahan
dalam pembacaan preparat adalah 0 atau hasilnya telah sama / sesuai dengan hasil pembacaan
Laboratorium Kesehatan Daerah.
Dengan adanya fasilitas laboratorium seperti tersebut di atas, sangat memberikan kemudahan
tidak hanya bagi dokter pemeriksa, petugas TB, petugas Laboratorium tapi juga bagi penderita
TB yang ada di wilayah UPTD Puskesmas Jagasatru dapat dengan lebih cepat mendapatkan hasil
pemeriksaannya sehingga dapat dengan cepat pula ditentukan penatalaksanaan selanjutnya.
Angka TB anak melebihi dari target, hal ini bisa terjadi karena mungkin saja suspek/penderita
yang ada di wilayah UPTD puskesmas Jagasatru yang sebenarnya adalah lebih dari angka
proyeksi yang telah ditentukan atau juga mungkin karena over diagnosis dari petugas.Untuk
mengurangi kemungkinan yang kedua (over diagnosis) petugas UPTD Puskesmas selalu
diupayakan untuk selalu memperhatikan SOP penatalaksanaan TB pada anak (termasuk
didalamnya sistem skoring).
1. Penyakit Kelamin
Pada Bulan September tahun 2013, UPTD Puskesmas Jagasatru ditunjuk sebagai Layanan HIV
(Human Immunodeficiency Virus) – IMS (Infeksi Menular Sexual) Komprehensif
Berkesinambungan (LKB HIV-IMS) dimana pelayanannya meliputi upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif (paripurna) bagi individu dan masyarakat yang membutuhkan. Diharapkan
dalam layanan ini orang yang tidak sakit agar semakin sehat, yang sakit agar makin sehat, yang
belum terinfeksi agar tidak tertular dan yang sudah terinfeksi agar kualitas hidup meningkat.
UPTD Puskesmas Jagasatru telah memiliki tim yang sudah dilatih Layanan HIV (Human
Immunodeficiency Virus)–IMS (Infeksi Menular Sexual) Komprehensif Berkesinambungan (LKB
HIV-IMS) yang terdiri dari tenaga promosi kesehatan, dokter umum, dokter gigi, bidan, perawat
dan analis.
Kegiatan yang sudah di laksanakan oleh UPTD Puskesmas Jagasatru terkait layanan LKB HIV-
IMS, dapat di lihat pada tabel 2.23 dibawah ini.
Tabel 2.23
No Kegiatan Tujuan
Sosialisasi Kegiatan LKB IMS-HIV ke Camat Kecamatan Sosialisasi dan
1
Pekalipan dan ke Lurah Kelurahan Jagasatru Koordinasi lintas sector
Sosialisasi Kegiatan LKB IMS-HIV ke Kecamatandan Koordinasi dan
2
Kelurahan membangun jejaring
Sosialisasi dan
3 Pertemuan Petugas Puskesmas
membangun jejaring
Pertemuan Komunitas (Remaja, Kader, PKK) bekerja sama Sosialisasi dan
4
dengan KPA, LSM Cipta Rasa, LSM Duta Remaja membangun jejaring
Sosialisasi pada pertemuan tingkat Kecamatan dan Sosialisasi dan
5
Kelurahan membangun jejaring
Test Mobile VCT dan
6 Mobile Klinik
IMS
Mendeteksi dini dan tata
7 Screening IMS – HIV
laksana IMS – HIV
Hasil deteksi dini IMS – HIV AIDS dengan pemeriksaan darah du UPTD Puskesmas Jagasatru
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.24
Jumlah
No Kegiatan Positif Interminate
Pemeriksaan
1 Tes VDRL 58 3 –
2 Tes HIV-AIDS 203 0 8
Dari hasil pemeriksaan terdapat 8 (delapan) orang interminate yang artinya orang tersebut harus
dilakukan pemeriksaan ulang setelah 6 (enam) bulan pemeriksaan pertama.
1. Pes/Rabies
Untuk kegiatan program Pes/Rabies pada tahun 2011 – 2012 tidak ada penemuan kasus di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Jagasatru.
Tabel 2.25
NAMA HASIL
TAHUN SASARAN TARGET KETERANGAN
KEGIATAN CAKUPAN
2011 Rabies 0 0 1 Suspek
2012 Rabies 0 0 0 −
2013 Rabies 0 0 0 −
1. Filariasis
Tidak ditemukan kasus/penderita Infeksi Filariasis pada tahun 2011 dan 2012 di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Jagasatru.
Tabel 2.26
NAMA HASIL
TAHUN SASARAN TARGET KETERANGAN
KEGIATAN CAKUPAN
2011 Rabies 0 0 1 Suspek
2012 Rabies 0 0 0 −
2013 Rabies 0 0 0 −
2. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
Ada 16 (enam belas) sekolah di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jagasatru, daftar sekolah dapat
dilihat pada Tabel.2.27 di bawah ini :
Tabel 2.27
Tahun 2011-2013
Jumlah Sekolah
Sekolah
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Jumlah PAUD − 2 3
Jumlah TK 5 2 2
Jumlah SD 14 8 8
Jumlah SLTP 2 2 2
Jumlah SLTA 1 1 1
Adapun hasil kegiatan perjaringan anak sekolah dalam rangka deteksi dini penyakit pada anak-
anak sekolah dapat dilihat pada Tabel 2.28 berikut :
Tabel 2.28
NAMA CAKUPAN
NO TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN 2011 2012 2013
1 Penjaringan TK 100 % 100 % 100 % 100% Mencapai target = =
2 Penjaringan SD 100 % 100 % 100 % 100% Mencapai target = =
Penjaringan
3 100 % 100 % 100 % 100% Mencapai target = =
SMP/MTS
Penjaringan
4 100 % 100 % 100 % 100% Mencapai target = =
SMA/MA
Pemeriksaan
5 100 % 100% 100% 100% Mencapai target = =
berkala
Pemberian obat
6 100 % 100 % 100 % 100% Mencapai target = =
cacing
Pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru telah
berjalan cukup baik, cakupan program seluruhnya telah mencapai target. Koordinasi lintas
program antar petugas serta koordinasi lintas sektor antara UPTD Puskesmas Jagasatru dengan
UPTD Pendidikan Kecamatan Pekalipan dan pihak sekolah sudah terjalin cukup baik.
Tabel 2.29
Pelaksanaan Program Kesehatan Jiwa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jagasatru pada tahun
2011-2012 belum maksimal, untuk cakupan penemuan kasus/deteksi dini gangguan kesehatan jiwa
masih sagat kurang dan trendnya mengalami penurunan, tahun 2011 cakupan hanya 0,92% dan
tahun 2012 menurun lagi menjadi 0,6%.Pada tahun 2013 cakupan deteksi dini gangguan
kesehatan jiwa meningkat menjadi 19,9% hampir mencapai target.Beberapa kasus telah
mendapatkan penangan oleh psikolog melalui kegiatan konseling di Puskesmas. Kegiatan
konseling oleh psikologi ini diselenggarakan setiap 2 (dua) minggu sekali, yaitu pada hari rabu
minggu I dan minggu III setiap bulannya.
Perlu adanya pelatihan untuk dokter puskesmas dan petugas kesehatan jiwa dalam melakukan
deteksi dini dengan mengunakan metoda 2 (dua) menit pada kasus-kasus gangguan kesehatan jiwa,
karena dokter dan petugas di UPTD Puskesmas Jagasatru belum pernah mendapatkan pelatihan
deteksi dini gangguan kesehatan jiwa.
Kerjasama serta komunikasi harus ditingkatkan antara petugas pemegang program dengan
dokter pemeriksa serta dengan seluruh binwil di wilayah kerja untuk penemuan/deteksi dini
gangguan kesehatan jiwa.Sehingga penderita gangguan kesehatan jiwa bisa mendapatkan haknya
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan baik.
Tabel 2.30
Hasil Cakupan Program Perawatan Kesehatan Masyarakat
KM IV
K
meningkat
M 34 7 33 ↑↓
kembali di th
IV
2013
Tabel 2.31
Pelayanan Kesehatan Mata di Puskesmas Jagasatru telah berjalan dengan baik, trend menunjukan
adanya peningkatan pelayanan pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012.Pelayanan tersebut
dilakukan di dalam dan di luar gedung Puskesmas.Selain itu juga dilaksanakan secara khusus untuk
penjaringan pasien penderita penyakit Katarak senillis di masyarakat baik oleh dokter, petugas
ataupun oleh kader kesehatan.
Tabel 2.32
Pelayanan Kesehatan Lansia di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru telah berjalan dengan baik
trendnya meningkat antara tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Pelayanan lansia resti belum
terlayani sesuai harapan karena dari jumlah sasaran lansia yaitu sekitar ± 433 orang, lansia yang
secara aktif datang ke posbindu dan puskesmashanya 297 orang lansia saja.Meskipun demikian,
lansia resti yang sudah dilayani baik oleh petugas puskesmas di lapangan maupun pelayanan di
dalam gedung, selalu dilakukan pemantauan oleh petugas, binwil dan kader kesehatan.
UPTD Puskesmas Jagasatru memiliki 10 (sepuluh) Pos Bindu binaan, dimana masing-masing Pos
Bindu akan dikunjungi petugas peukesmas 1 (satu) bulan sekali.
1. Baru
Tabel 2.33
Tabel 2.34
Kunjungan baru BP Umum tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada peningkatan 106
kunjungan (1,31%).
1. Lama
Tabel 2.35
Kunjungan lama BP Umum tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada penurunan 2.842
kunjungan (5,36%).
1. Baru
Tabel 2.37
Tabel 2.38
Kunjungan baru BP Gigi tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada penurunan 858
kunjungan (15,67%).
1. Lama
Tabel 2.39
Tabel 2.40
Kunjungan lama BP Gigi tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada peningkatan 733
kunjungan (39,17%)
1. Baru
Tabel 2.41
Tabel 2.42
Kunjungan baru KIA tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada penurunan 104
kunjungan (6,72%).
1. Lama
Tabel 2.43
Tabel 2.44
Kunjungan lama KIA tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada penurunan 434
kunjungan (10,02%).
4.1. JUMLAH KUNJUNGAN UPTD PUSKESMAS JAGASATRU
Dibawah ini akan ditampilkan jumlah kunjungan UPTD Puskesmas Jagasatu dari tahun 2012 dan
tahun 2013.
Tabel 2.45
Jumlah Kunjungan
Jumlah Kunjungan
Jumlah total kunjungan pada tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada penurunan
sekitar 3.399 (4,58%) pengunjung, ini karena pengunjung gratis lainnya ada penurunan skitar 6.940
pengunjung.
Tabel 2.47
Dari data kunjungan pasien di UPTD Puskesmas Jagasatru tahun 2013, didapat informasi mengenai
10 penyakit terbanyak di UPTD Puskesmas Jagasatru. Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa Penyakit ISPA (42,08%), Hipertensi (12,88%), Myalgia (11,65%), Diare (8,57%) dan
Dispepsia (5,5%) masih merupakan penyakit terbanyak di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Jagasatru. Hal ini dapat dimengerti karena wilayah Kelurahan Jagasatru merupakan wilayah
yang1.tingkat kepadatan penduduknya sangat tinggi rata-rata 30.563 jiwa/Km2, dengan tingkat
hunian >6 jiwa/rumah, ini merupakan tingkat hunian yang cukup padat dan potensial terhadap
penularan penyakit.2. 57,69% (6.099 jiwa)Penduduk di Kelurahan Jagasatru adalah mayarakat
miskin, tentunya ini erat kaitannya dengan tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Jagasatru
yang akan berdampak baik langsung ataupun tidak langsung pada tingkat kesehatan individu serta
masyarakat di kelurahan Jagasatru.
6.1. KEUANGAN
Sumber pembiayaan operasional dan kegiatan program di UPTD Puskesmas bearasal dari Dinas
Kesehatan Kota yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Cirebon
ataupun berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang berasal dari pusat.
Adapun besaran jumlah penerimaan keuangan di UPTD Puskesmas Jagasatru dapat di lihat pada
Tabel 2.48.
Tabel 2.48
Penerimaan
NO Kegiatan Pengeluaran Saldo
APBN(Rp) APBD(Rp)
Pengembalian
0 68.812.750 68.812.750 0
Retribusi
UKS 0 500.000 500.000 0
Wabah, Bencana dan 0 1.423.523 1.423.523 0
Kesling
KIA & KB 0 14.197.500 1.419.7500 0
Gizi 0 44.808.000 44.808.000 0
P2P 0 6.655.000 6.655.000 0
Lansia 2.731.227 2.731.227 0
BOK 74.010.000 0 74.010.000 0
Jamkesmas Des 10 s.d
59.179.000 0 59.179.000 0
Nop 2011
Jamkesmas Des 11 s.d
64.274.500 0 64.274.500 0
Nop 2012
Jumlah 197.463.500 137.704.477 335.167.977 0
BAB. III
Sesuai dengan arah kebijakan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kota Cirebon serta
Tugas pokok UPTD Puskesmas Jagasatru, sasaran yang ingin dicapai pemerintah Kota Cirebon
pada tahun 2013 – 2018 dalam bidang kesehatan adalah “Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar
dan Rujukan yang berkualitas” dengan arah kebijakan “Menyediakan Jaminan Pelayanan
Kesehatan Dasar bagi seluruh Warga Kota Cirebon dan menyediakan biaya Operasional Pelayanan
Kesehatan Rujukan.
Pada bab ini akan dilakukan Analisa masalah dan pemecahan masalah yang ditemukan di UPTD
Puskesmas Jagasatru, mulai dari identifikasi masalah sampai dengan bentuk intervensi kegiatan
untuk mengatasi masalah tersebut. Adapun sistematika/alur dari proses analisa masalah sampai
dengan pemecahan masalah adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Masalah
3. Perumusan Masalah
6. Identifikasi Kegiatan
Dengan menganalisa serta membuat suatu pemecahan masalah kesehatan di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Jagasatru dengan cermat, diharapkan UPTD Puskesmas Jagasatru dapat menemukan
alternatif pemecahan masalah kesehatan melalui kegiatan-kegiatan intervensi secara efektif dan
efisien. Sehingga dapat membantu dan meningkatkan pembangunan khususnya bidang kesehatan
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jagasatru.
1. IDENTIFIKASI MASALAH
Tabel 3.1
1 2. PembinaanPemberdayaan
Masyarakat RW Trend ↓ = dibanding
50 %
50 % th.2012
3. Cakupan Individu/ Keluarga
melalui Kunjunganrumah
Kesehatan Lingkungan :
3. Lansia yg memperoleh
pembinaan – Semua kegiatan PHN,
baik dari jumlah sasaran
4. Perawatan Tindak Lanjut serta target Trend ↓
dibanding th.2012- Jumlah
5. KM II keluarga rawan yang dibina
1 menurun- Jumlah keluarga
6. KM III yang selesai dibina
menurun
7. KM IV
1. PRIORITAS MASALAH
Setelah melakukan identifikasi masalah-masalah yang ada di UPTD Puskesmas Jagasatru baik dari
Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan maka, didapatlah 4 (empat)
masalahyaitu :
1. Rendahnya Cakupan Kesehatan Ibu dan Anak
Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan perlu dilakukan untuk menentukan masalah kesehatan
mana yang perlu mendapat perhatian lebih dari masalah kesehatan lainnya.Untuk penentuan
prioritas masalah kesehatan yang ada, dilakukan menggunakan Analisis USG dengan
mempertimbangkan Kriteria sebagai berikut :
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
Dengan menjumlahkan (U+S+G), nilai tertinggi ditetapkan sebagai prioritas masalah kesehatan.
Dengan menjumlahkan (U+S+G), nilai tertinggi ditetapkan sebagai prioritas masalah kesehatan.
Dengan demikian pioritas masalah yang ada di UPTD Puskesmas Jagasatru adalah “Rendahnya
Cakupan Kesehatan Ibu dan Anak”
1. PERUMUSAN MASALAH
Identifikasi permasalahan-permasalahan kesehatan yang ditemukan di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Jagasatru dilakukan dengan menganalisa data-data hasil cakupan program UPTD
Puskesmas Jagasatru dalam kurun satu tahu yaitu pada bulan Januari sampai dengan Desember
tahun 2013. Dari hasil analisa data-data cakupan program tersebut, kemudian didapatkan beberapa
prioritas masalah yang muncul, yang pada akhirnya didapatkan 3 (tiga) pokok masalah yang akan
menjadi prioritas utama dalam pemecahan masalah kesehatan yang ada di wilayah UPTD
Puskesmas Jagasatru.
Setelah itu barulah dilakukan pengkajian terhadap ke-3 masalah tersebut, siapa yang terkena
dampak dari permasalahan tersebut, sebesr apa masalah yang ditimbulkan, dimana terjadi masalah
tersebut, kapan masalah tersebut terjadi.
Kapan
Yang terkena Dimana Masalah
No MasalahKesehatan Besarnya Masalah
Masalah TerjadinyaMasalah tersebut
Terjadi
Ibu
Hamil Tidak
terpantau
Bayi nya resti
bumil
Terjadi
penyulit
pada bumil
Kesehatan Ibu dan yang tidak
Anak:K1 & K4Kn1 diketahui
s/d N3B2 s/d B12 oleh petugas
Wilayah Kerja Kurun
kesehatan
1 UPTD Puskesmas waktu 1
Jagasatru tahun
Penyulit
intra dan
post partum
dapat
menyebabk
an beberapa
kejadian pd
bayi spt
:IUFD,
Asfiksia,
BBLR dll.
Kapan
Yang
Dimana Masalah
No MasalahKesehatan terkena Besarnya Masalah
TerjadinyaMasalah tersebut
Masalah
Terjadi
2 Imunisasi:Semua Balita Wilayah Kerja Kurun
Antigen / Jenis Anak/balita UPTD Puskesmas waktu 1
imunisasi dasar tidak Jagasatru tahun
mempunyai
kekebalan
terhadap
beberapa
penyakit
Anak/balita
dapat mudah
terserang
penyakit
Timbul wabah
Gangguan
Perbaikan Tumbuh
3
GiziMasyarakat : Kembang Anak
– Rendahnya Balita
Yang naik Berat Daya tahan Wilayah Kerja Kurun
Badannya saat Balita anak terhap UPTD Puskesmas waktu 1
Penimbangan- penyakit sangat Jagasatru tahun
Tingkat partisipasi rendah
masyarakat di
Posyandu Kecerdasan
anak menurun
1. PENYEBAB MASALAH
Setelah dilakukan pengkajian terhadap 3 (tiga) pokok masalah, maka dari ketiga pokok masalah
tersebut dianalisa lagi terhadap faktor-faktor resiko yang mempengaruhinya.
– Perencanaan
kurang
sempurna
Gambar 1
POHON MASALAH
(Pernyataan Negatif)
4
1
Akibat
Masalah Utama
RENDAHNYA CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
Sebab
2D
2B
2C
2A
JUMLAH SASARAN IBU HAMIL RIIL DI LAPANGAN TIDAK SESUAI DENGAN
SASARAN ESTIMASI IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA
Keterangan :
– Masalah Utama yang dihadapi adalah No.1 Adalah Masalah Utama (Rendahnya Cakupan
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak)
– Penyebab Pokok Dominan No.2D (Jumlah Sasaran Ibu Hamil Riil di Lapangan tidak sesuai
dengan Sasaran Estimasi Ibu Hamil).
– Akibat masalah utama No.1 adalah No. 4 (Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Belum
Optimal)
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
Dengan menjumlahkan U + S + G, nilai tertinggi ditetapkan sebagai alternative masalah poko yang
dominan
Gambar 1
POHON MASALAH
(Pernyataan Negatif)
4
1
Akibat
Masalah Utama
RENDAHNYA CAKUPAN IMUNISASI
Sebab
2D
2B
2C
2A
JUMLAH SASARANRIIL BALITA DI LAPANGAN TIDAK SESUAI DENGAN SASARAN
ESTIMASI BALITA
Keterangan :
– Masalah Utama yang dihadapi adalah No.1 Adalah Masalah Utama (Rendahnya Cakupan
Imunisasi)
– Penyebab Pokok Dominan No.2D (Jumlah Sasaran Riil di Lapangan tidak sesuai dengan
sasaran estimasi).
– Akibat masalah utama No.1 adalah No. 4 (Pelayanan Imunisasi Belum Optimal)
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
Dengan menjumlahkan U + S + G, nilai tertinggi ditetapkan sebagai alternative masalah poko yang
dominan
TabelANALISIS PENETAPAN PENYEBAB MASALAH POKOK YANG
DOMINAN
Gambar 1
POHON MASALAH
(Pernyataan Negatif)
4
1
Akibat
Masalah Utama
RENDAHNYA CAKUPAN BALITA YANG NAIK BERAT BADANNYA SAAT
PENIMBANGAN
Sebab
2D
2B
2C
2A
BANYAKNYA JUMLAH BALITA DENGAN BERAT BADAN KURANG
SAAT PENIMBANGAN BALITA BANYAK BALITA YANG TIDAK DATANG
KURANGNYA KOORDINASI DENGAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTORAL
KOMPETENSI PETUGAS KESEHATAN BELUM OPTIMAL
3D
3C
3B
3A
KURANG BERFUNGSINYA MEJA IV (PENYULUHAN) DI POSYANDU
KURANGNYA PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENTINGNYA MAKANAN
BERGIZI
KURANGNYA PERHATIAN PETUGAS TERHADAP BALITA DENGAN BERAT BADAN
KURANG
KURANGNYA PROMOSI KESEHATAN
Keterangan :
– Masalah Utama yang dihadapi adalah No.1 Adalah Masalah Utama (Rendahnya Cakupan
Pelayanan Perbaikan Gizi Masyarakat)
– Penyebab Pokok Dominan No.2D (Banyaknya Jumlah Balita dengan Berat Badan Kurang).
– Akibat masalah utama No.1 adalah No. 4 (Pelayanan Perbaikan Gizi Masyarakat Belum
Optimal)
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
Dengan menjumlahkan U + S + G, nilai tertinggi ditetapkan sebagai alternative masalah poko yang
dominan
TabelANALISIS PENETAPAN PENYEBAB MASALAH POKOK YANG
DOMINAN
– Meningkatkan
– Kurangnya Koordinasi Pemantauan wilayah
– Penyuluhan
lintas program dan lintas setempat imunisasi
tentang pentingnya
sektoral- Tugas rangkap oleh petugas-
imunisasi bagi balita
petugas kesehatan- Evaluasi Pemantauan
di posyandu–
Kompetensi petugas wilayah setempat
Sweeping imunisasi–
kesehatan kurang imunisasi- Sweeping
Koordinasi lintas
optimal- Sasaran imunisasi-
program dan lintas
estimasi terlalu tinggi Penyuluhan tentang
sektoral– Evaluasi
pentingnya imunisasi
program
– Promosi Kesehatan bagi balita di
Imunisasi:–
kurang posyandu
2 Cakupan semua – Meningkatkan
antigen rendah Pemantauan wilayah
– Mobilisasi penduduk – Refresing/pelatihan
setempat imunisasi
tinggi kader ttg materi
oleh petugas
kesehatan di
– Sebagian besar posyandu
– Evaluasi
masyarakat masih
Pemantauan wilayah
menganut Paradigma sakit – Koordinasi lintas
setempat imunisasi
program dan lintas
– Perencanaan kurang sektor
–
sempurna
Alternatif pemecahan masalah didapatkan berdasarkan brainstorming anggota tim yang kemudian
akan didapatkan pemecahan masalah terpilih yang diperoleh dengan menggunakan analisis USG.
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
Dengan menjumlahkan U + S + G, nilai tertinggi ditetapkan sebagai alternative masalah poko yang
dominan
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
Dengan menjumlahkan U + S + G, nilai tertinggi ditetapkan sebagai alternative masalah poko yang
dominan
Alternatif pemecahan masalah imunisasi adalah melaksanakan sweeping imunisasi pada balita.
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
Dengan menjumlahkan U + S + G, nilai tertinggi ditetapkan sebagai alternative masalah poko yang
dominan
– Penemuan / pencarian
kasus kurang
– Perencanaan kurang
sempurna
– Kurangnya Koordinasi
lintas program dan lintas
sektoral- Tugas rangkap
petugas kesehatan-
Kompetensi petugas kesehatan
kurang optimal- Sasaran – Penyuluhan tentang
estimasi terlalu tinggi pentingnya imunisasi bagi balita
di posyandu– Sweeping
Imunisasi:–
– Promosi Kesehatan kurang imunisasi– Koordinasi lintas
Semua Antigen /
2 program dan lintas sektoral–
Jenis imunisasi
– Mobilisasi penduduk tinggi Evaluasi program
dasar
– Sebagian besar masyarakat
masih menganut Paradigma
sakit
– Perencanaan kurang
sempurna
– Kurangnya Koordinasi
lintas program dan lintas
sektoral- Malas membawa
anak balita ke posyandu-
Kompetensi petugas kesehatan
– Penyuluhan kepada
kurang optimal- Banyaknya
masyarakat ttg pentingnya
jumlah anak balita dengan
memelihara kesehatan bayi &
berat badan kurang
Perbaikan balita di posyandu– Rujukan
GiziMasyarakat : berjenjang balita dengan berat
– Promosi Kesehatan kurang
– Balita dgn berat badan kurang– Pemberian PMT
3
badankurang Pemulihan bagi balita dengan
– Petugas kurang perhatian
(BGM) / KEP berat badan kurang (BGM)/KEP
terhadap balita dengan berat
nyata nyata– Evaluasi program
badan kurang
– Efektivitas meja IV
posyandu masih rendah
BAB. IV
RENCANA USULAN KEGIATAN
Rencana Usulan Kegiatan yang disusun adalah rencana Usulan kegiatan untuk tahun 2015.Dimana
rencana usulan kegiatan ini sumber dananya berasal dari APBD dan APBN (Jamkesmas / BOK).
Dalam Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Jagasatru tahun 2014 ini, meliputi upaya
kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan penunjang yaitu berupa :
a) Kegiatan tahuanan yang akan datang (meliputi kegiatan rutin, sarana/prasarana, operasional
dan program hasil analisis masalah)
b) Kebutuhan sumber daya berdasarkan ketersediaan sumber daya yang ada pada tahun 2013
c) Rekapitulasi Rencana Usulan Kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan ke dalam format
RUK Puskesmas yaitu dalam bentuk matrik.
Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Jagasatru tahun 2015, di susun dengan
memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku, baik kesepakatan global, nasional, maupun
daerah sesuai dengan masalah yang ada sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang tersedia
di Puskesmas.
Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Jagasatru tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 4.1
sebagai berikut :
BAB V.
PENUTUP
Perencanaan tingkat Puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah
kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan maupun upaya kesehatan
penunjang.
Perencanaan ini disusun oleh Puskesmas sebagai Rencana Tahunan Puskesmas Yang dibiayai oleh
Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat serta sumber dana lainnya dan untuk kebutuhan satu tahun
agar Puskesmas mampu melaksanakannya secara efisien, efektif dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Dengan telah disusun Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Jagasatru tahun 2015 ini,
semoga di tahun mendatang UPTD Puskesmas Jagasatru dapat melaksanakan fungsinya sebagai
ujung tombak pembangunan kesehatan masayarakat secara maksimal sehingga dapat tercipta
Masyarakat dan Lingkungan yang sehat di kelurahan Jagasatru.
Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh UPTD Puskesmas Jagasatru, untuk
kemajuan kami sebagai petugas kesehatan juga untuk kemajuan masyarakat Kelurahan Jagasatru.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kami haturkan kepada pihak-pihak yang telah membatu
dalam penyelesaian Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Jagasatru tahun 2015 ini.