Anda di halaman 1dari 4

PEMEKARAN WILAYAH DALAM PERSPEKTIF DESENTRALISASI

(PEMBENTUKAN KABUPATEN PANGANDARAN)

Oleh : Wiji Astuti (Ilmu Pemerintahan - 170410130021)

Kabupaten pangandaran merupakan salah satu daerah otonom baru di provinsi Jawa
Barat. Sebelum menjadi kabupaten, pangandaran merupakan bagian dari Kabupaten Ciamis.
Pembentukan Kabupaten Pangandaran tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui proses
panjang yang melelahkan dan pengorbanan yang cukup besar. Kegigihan masyarakat
Pangandaran didorong oleh enam faktor, yaitu ingin mendekatkan pelayanan publik karena
jarak yang cukup jauh dengan kota ciamis, ingin mengelola potensi daerah yang tidak
dilakukan secara optimal oleh Pemerintah Kabupaten Ciamis, ingin membuka lapangan
kerja karena tingkat pengangguran di Ciamis yang masih cukup tinggi, ingin
menyejahterakan masyarakat pangandaran, ingin melakukan penataan kewilayahan sesuai
dengan kebutuhan, dan meningkatkan stabilitas pertahanan keamanan karena Pangandaran
memiliki garis pantai cukup panjang dan langsung berhadapan dengan perairan
Internasional. Keenam potensi tersebut belum secara optimal dirasakan oleh masyarakat
pangandaran karena keterbatasan anggaran dan wilayah kabupaten ciamis yang begitu luas.

Setelah melalui proses yang cukup panjang, pada tanggal 25 Oktober 2012, DPR
RI yang diketuai oleh Marzuki Ali dengan pemerintah pada rapat paripurna menyetujui
rancangan Undang-Undang tentang pembentukan Kabupaten Pangandaran di Provinsi Jawa
Barat menjadi Undang-Undang. Pada tanggal 16 november 2012 Presiden H. Susilo
Bambang Yudhoyono mengesahkan Undang-Undang Nomor 21 tahun 2012 tentang
pembentukan Kabupaten Pangandaran di Provinsi Jawa Barat, dan diundangkan pada
tanggal 17 November 2012.

Berdasarkan Undang-Undang tersebut, Kabupaten Pangandaran memiliki wilayah


seluas ± 1.010 km2 dengan jumlah penduduk 426.171 jiwa berdasarkan data kependudukan
tahun 2011 yang meliputi sepuluh kecamatan – Padaherang, Kalipucang, Pangandaran,
Parigi, Cijulang, Cigugur, Mangunjaya, Sidamulih, Cimerak dan Langkaplancar – dengan
Ibu Kota di Parigi1.

1
Lihat di situs resmi Bagian Humas Sekretaris Daerah Kabupaten Pangandaran,
http://humaspangandarankab.blogspot.co.id/ (diakses pada 28 Desember 2016, pukul 19.27 WIB)
Pemekaran Wilayah dan Desentralisasi

Pemekaran daerah pada dasarnya merupakan efek samping yang logis dari kebijakan
desentralisasi. Desentralisasi sebenarnya adalah istilah dalam keorganisasian yang secara
sederhana didefinisikan sebagai penyerahan kewenangan2 . Cepatnya pertumbuhan daerah
administratif baru di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota terjadi karena saat ini lebih
banyak sumberdaya yang telah dialihkan oleh pemerintah pusat ke daerah. Desentralisasi
merupakan salah satu reformasi yang terjadi di Indonesia setelah sebelumnya negara
Indonesia menggunakan sistem pemerintahan yang terpusat.

Pada desentralisasi, daerah memiliki wewenang untuk mengatur rumah tangga


daerahnya sendiri dengan asumsi bahwa yang lebih mengetahui potensi yang dimiliki oleh
suatu daerah adalah masyarakat dan pemerintah daerah yang bersangkutan – hal tersebut
lebih terkeneal dengan istilah otonomi daerah3. Dengan adanya wewenang tersebut maka
tiap-tiap daerah yang ada di Indonesia memiliki hak untuk melakukan pemekaran. Hal ini
terbukti setelah diberlakukannya otonomi daerah (desentralisasi) pada tahun 2004 jumlah
pemerintahan provinsi telah bertambah dari 26 menjadi 33 (26,9%), sedangkan untuk
pemerintah kota/kabupaten meningkat sebesar 45,2% dari 303 kota/kabupaten menjadi 440
kota/kabupaten4.

Berdasarkan data tersebut dapat terlihat bahwa adanya desentralisasi berdampak


terhadap pemekaran wilayah. Pemekaran wilayah itu sendiri merupakan pembagian wilayah
administratif yang sudah ada menjadi dua atau lebih daerah otonom baru. Dengan adanya
pembagian daerah otonom baru maka diharapkan beban dari wilayah tersebut menjadi
berkurang serta daerah otonom tersebut dapat maju dan mandiri tanpa tergantung pada
daerah otonom lama (daerah inti). Namun pada pelaksanaannya pada beberapa kasus yang
terjadi masih banyak wilayah yang gagal dalam proses pemekaran wilayahnya, hal ini
dikarenakan masih banyak kendala yang harus dihadapi dan kurang siapnya wilayah tersebut
untuk menjadi daerah otonom baru.

2
Syamsuddin haris. 2007. Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Jakarta. LIPPI press. Hal 52.
3
Abdul Gaffar Karim. 2006. Kompleksitas Persoala Otonomi Daerah di Indonesia. Jogjakarta:
Pustaka Pelajar
4
Lihat di www.undp.or.id , diakses pada 28 Desember 2016 pukul 20.05 WIB.
Jadi pada intinya, sistem desentralisasi di Indonesia merupakan bentuk perbaikan
dari sistem sebelumnya yaitu sistem sentralisasi5. Sistem desentralisasi memberikan
wewenang pada tiap masing-masing daerah untuk mengelola rumah tangga wilayahnya
sendiri. Desentralisasi wilayah memberikan kesempatan bagi tiap wilayah untuk
kemandirian bagi suatu wilayah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.
Desentralisasi wilayah berkaitan dengan pemekaran wilayah, pemekaran wilayah bertujuan
untuk pemerataan pembangunan namun pada pelaksanaannya banyak terjadi
ketidaksesuaian yang disebabkan belum siapnya suatu daerah untuk menjalankan otonomi
daerah melalui pemekaran wilayah tersebut. Supaya tercapainya tujuan dalam proses
desentralisasi khususnya dalam hal pemekaran wilayah diperlukan adanya kerjasama antara
masyarakat dan aparat pemerintah baik pusat maupun daerah agar tujuan dari pemekaran
tersebut dapat berjalan dan penyalahgunaan terhadap wewenang dapat dihindari.

5
Tri Ratnawati, 2009. Pemekaran Daerah : Politik Lokal dan Beberapa Isu Terseleksi. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Daftar Pustaka

Buku :

Syamsuddin haris. 2007. Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Jakarta. LIPPI press.
Abdul Gaffar Karim. 2006. Kompleksitas Persoala Otonomi Daerah di Indonesia.
Jogjakarta:Pustaka Pelajar.
Tri Ratnawati, 2009. Pemekaran Daerah : Politik Lokal dan Beberapa Isu Terseleksi.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Internet :

http://humaspangandarankab.blogspot.co.id/ , diakses pada 28 Desember 2016, pukul 19.27 WIB.

www.undp.or.id , diakses pada 28 Desember 2016 pukul 20.05 WIB.

Anda mungkin juga menyukai