Anda di halaman 1dari 235

PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

PADA APLIKASI CSBO DENGAN MENGGUNAKAN

FRAMEWORK COBIT 4.O DOMAIN PO DAN AI

(Studi Kasus : PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Wakalumi, Ciputat)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komputer

Disusun Oleh :

MIRZA HASAN SIRAJI

206093004123

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2011 M / 1433 H

i
PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

PADA APLIKASI CSBO DENGAN MENGGUNAKAN

FRAMEWORK COBIT 4.O DOMAIN PO DAN AI

(Studi Kasus : PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Wakalumi, Ciputat)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh

MIRZA HASAN SIRAJI

206093004123

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2011 M / 1433 H

ii
PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

PADA APLIKASI CSBO DENGAN MENGGUNAKAN

FRAMEWORK COBIT 4.O DOMAIN PO DAN AI

(Studi Kasus : PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Wakalumi, Ciputat)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Pada Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

MIRZA HASAN SIRAJI

206093004123

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Nur Aeni Hidayah, MMSI Zainuddin Bey Fananie, M.Sc


NIP. 19750818 200501 2 008

Mengetahui

Ketua Program Studi Sistem Informasi

Nur Aeni Hidayah, MMSI


NIP. 19750818 200501 2 008

iii
PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul “Penilaian Tata Kelola Teknologi Informasi Pada

Aplikasi CSBO Dengan Menggunakan Framework Cobit 4.0 Domain PO Dan AI

studi kasus PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Wakalumi, Ciputat” yang

ditulis oleh Mirza Hasan Siraji, NIM 206093004123 telah diuji dan dinyatakan

LULUS dalam sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 23 Nopember 2011. Skripsi

ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata

Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.

Menyetujui,

Penguji I Penguji II

Suci Ratnawati, MTI Elsy Rahajeng, MTI

Pembimbing I Pembimbing II

Nur Aeni Hidayah, MMSI Zainuddin Bey Fananie, M.Sc


NIP. 19750818 200501 2 008

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Ketua Program Studi Sistem Informasi

Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Nur Aeni Hidayah, MMSI


NIP. 19680117 200112 1001 NIP. 19750818 200501 2 008

iv
PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Nopember 2011

Mirza Hasan Siraji

206093004123

v
ABSTRAK

MIRZA HASAN SIRAJI (206093004123), Penilaian Tata Kelola Teknologi


Informasi Pada Plikasi CSBO Dengan Menggunakan Framework COBIT 4.0
Domain PO dan AI (Studi Kasus : PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Wakalumi, Ciputat). (Di bawah bimbingan NUR AENI HIDAYAH, MMSI dan
ZAINUDDIN BEY FANANIE, M.Sc.

Teknologi informasi yang sejak lama diangap sebagai pendorong dan pendukung
strategi perusahaan, saat ini dianggap sebagai bagian terintegrasi dari strategi
bisnis. Keberadaan tata kelola teknologi informasi membantu pemenuhan
kebutuhan akan informasi yang dapat diandalkan dan terjamin. Sehingga
perusahaan dapat memaksimalkan manfaat, mengkapitalisasi peluang dan
mendapatkan keuntungan kompetitif. Tidak adanya cara untuk mengetahui sampai
dimana pengelolaan teknologi informasi (aplikasi CSBO) apakah sudah sesuai
dengan visi perusahaan agar menjadi bank pembiayaan syariah terbaik dan misi
perusahaan agar memiliki sistem dan tata kerja yang unggul, sehingga kita tidak
dapat mengetahui apakah teknologi informasi yang sekarang sudah memenuhi
atau menunjang strategi bisnis perusahaan. Untuk mengetahui sampai dimana
pengelolaan teknologi informasi maka peneliti melakukan penilaian terhadap
teknologi informasi yang ada di PT. BPR Syariah Wakalumi dengan
menggunakan framework COBIT versi 4.0 fokus pada Domain Planning and
Organization (PO) dan Acquisition and Implementation (AI). Framework COBIT
terdiri dari empat domain proses yang saling terkait, yaitu : Plan and Organize
(PO) 10 proses TI, Acquire and Implement (AI) 7 proses TI, Deliver and Support
(DS) 13 proses TI serta Monitor and Evaluate (ME) 4 proses TI. Hasil dari
penilaian tata kelola ini adalah adanya gap antara posisi as-is dan to-be , gap
tersebut nantinya akan dianalisa untuk mencari peluang perbaikannya.

Kata kunci : Penilaian Tata Kelola Teknologi Informasi, COBIT, Domain


Planning and Organization (PO), Domain Acquisition and Implementation (AI).

v Bab + xviii Halaman + 223 Halaman 11 Daftar Pustaka + 8 Gambar + 106


Tabel + 3 Lampiran

Pustaka Acuan : 11 Buku (2000-2011).

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidahyah-

Nya, Tidak lupa, Shalawat serta salam kita junjungkan kepada Nabi Muhammad

SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi sebagai salah satu

syarat dalam menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada Program Studi Sistem

Informasi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul skripsi

ini adalah “Penilaian Tata Kelola Teknologi Informasi Pada Aplikasi CSBO

Dengan Menggunakan Framework Cobit 4.0 Domain PO dan AI Studi Kasus

PT. Bank Syariah Wakalumi, Ciputat”.

Penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu

dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada :

1. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.SIS, selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi

dan sebagai Dosen Pembimbing I yang selalu membimbing dan membantu

dalam menyelesaikan penulisan ini.

3. Bapak Zaenuddin Bey Fananie, M.Sc selaku Dosen Pembimbing II yang telah

membantu dalam menyelesaikan penulisan ini.

4. Seluruh Dosen dan staff karyawan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

vii
5. Orang Tua Tercinta dan keluarga, yang telah memberikan semangat, kasih

sayang, perhatian dan doa untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Dian Ramadhani yang selalu setia setiap saat menemani dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

7. Teman-teman Sistem Informasi dan Teknik Informatika angkatan 2006 yang

sudah membantu dalam mendiskusikan penulisan ini.

Penulis menyampaikan terima kasih banyak dan juga permohonan maaf

kepada semua pihak, apabila selama ini terdapat hal yang kurang berkenan.

Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Amien Ya Robbal Alamien.

Jakarta, Nopember 2011

Mirza Hasan Siraji

206093004123

viii
DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................................... ii

Halaman Persetujuan ............................................................................................ ..iii

Halaman Pengesahan Ujian.................................................................................... iv

Halaman Pernyataan.................................................................................................v

Abstrak ................................................................................................................... vi

Kata Pengantar ...................................................................................................... vii

Daftar Isi................................................................................................................. ix

Daftar Gambar ...................................................................................................... xiii

Daftar Tabel ......................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................5

1.3 Batasan Masalah..............................................................................................6

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................6

1.5 Manfaat Penelitian ..........................................................................................6

1.6 Metodologi Penelitian .....................................................................................7

1.6.1 Metode Pengumpulan Data ...................................................................7

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem..............................................................7

1.7 Sistematika Penulisan......................................................................................8

ix
BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Penilaian Tata Kelola Teknologi Informasi ....................................................9

2.1.1 Penilaian ................................................................................................9

2.1.2 Tata ........................................................................................................9

2.1.3 Kelola ....................................................................................................9

2.1.4 Teknologi Informasi ............................................................................10

2.1.5 Tata Kelola Teknologi Informasi ........................................................10

2.2 Langkah-Langkah Implementasi Tata Kelola Teknologi Informasi .............12

2.2.1 Fase Pertama Mengidentifikasi Kebutuhan .........................................12

2.2.2 Fase Kedua Solusi Diahrapkan (Memperkirakan Solusi) ...................12

2.2.3 Fase Ketiga Merencakan Solusi ..........................................................12

2.2.4 Fase Keempat Implementasi Solusi.....................................................13

2.2.5 Fase Kelima Operasional Solusi ..........................................................13

2.3 Kerangka Kerja Tata Kelola Teknologi Informasi........................................13

2.4 Cobit ..............................................................................................................14

2.5 Kerangka Kerja Cobit ...................................................................................15

2.5.1 Fokus Pada Bisnis ...............................................................................15

2.5.2 Orientasi Pada Proses ..........................................................................17

2.5.3 Berbasis Kontrol ..................................................................................18

2.6 Model Kematangan Untuk Penyelarasan Strategis .......................................19

2.7 ITIL ................................................................................................................20

2.8 ISO 17799 .....................................................................................................21

2.9 Analisa Perbandingan COBIT, ITIL, ISO 17799..........................................22

2.10 Aplikasi CSBO ............................................................................................23


x
2.11 Metode Pengumpulan Data ..........................................................................23

2.11.1 Studi Lapangan................................................................................23

a Observasi ...................................................................................23

b Wawancara ................................................................................23

c Kuisioner....................................................................................24

2.11.2 Studi Pustaka ..................................................................................24

2.11.3 Studi Literatur Sejenis ...................................................................24

2.12 Metode Analisa Data ....................................................................................25

2.13 Studi Literatur Sejenis ...................................................................................26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data ...........................................................................32

3.1.1 Studi Lapangan ....................................................................................32

a. Observasi .......................................................................................32

b. Wawancara .....................................................................................33

c. Kuisioner.........................................................................................34

3.1.2 Studi Pustaka ......................................................................................36

3.1.3 Studi Literatur Sejenis .........................................................................36

3.2 Metode Analisa Data Cobit Versi 4.0 ...........................................................36

3.2.1 Solusi Diharapkan (Memperkirakan Solusi) .......................................38

3.2.2 Merencanakan Solusi...........................................................................38

3.3 Kerangka Berfikir Penelitian.........................................................................39

xi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum PT. BPRS Wakalumi .......................................................40

4.1.1 Sejarah ................................................................................................40

4.1.2 Visi, Misi dan Motto ..........................................................................41

4.1.3 Struktur Organisasi ............................................................................42

4.2 Fase Memperkirakan Solusi ..........................................................................42

4.2.1 Menentukan Nilai Maturity Level Untuk Setiap CO .........................42

a. Konversi Kuisioner Dengan Skala Guttman ..................................43

b. Perhitungan Normalisasi ................................................................54

c. Perhitungan Maturity Level ..........................................................107

4.2.2 Menentukan Uji Hipotesis .................................................................111

4.2.3 Menganalisa Kesenjangan Gap .........................................................113

4.3 Fase Merencanakan Solusi .........................................................................115

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .................................................................................................119

5.2 Saran ............................................................................................................121

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................123

LAMPIRAN - LAMPIRAN .................................................................................125

xii
DAFTAR GAMBAR

2.1 Langkah-Langkah Tata Kelola Teknologi Informasi .....................................11

2.2 Kerangka Kerja Cobit Versi 4.0 .....................................................................16

2.3 Model Kematangan Berdasarkan Cobit .........................................................19

2.4 Perbandingan COBIT, ITIL, ISO 17799 ........................................................22

3.1 Langkah-Langkah Tata Kelola Teknologi Informasi ....................................37

3.3 Kerangka Berpikir Penelitian .........................................................................39

4.1 Struktur Organisasi PT.BPRS Wakalumi ......................................................41

4.2 Grafik Diagram Laba-Laba PO ...................................................................114

4.3 Grafik Diagram Laba-Laba AI ....................................................................114

xiii
xiv
DAFTAR TABEL

2.1 Proses TI Domain PO Berdasarkan Cobit .....................................................15

3.1 Daftar Responden Kuisioner .........................................................................35

3.2 Daftar Pertanyaan Pada Control Objective Domain PO ...............................35

3.3 Daftar Pertanyaan Pada Control Objective Domain AI ................................35

4.1 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO1 ............................................43

4.2 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO2 ............................................43

4.3 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO3 ............................................43

4.4 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO4 ............................................45

4.5 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO5 ............................................45

4.6 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO6 ............................................46

4.7 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO7 ............................................46

4.8 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO8 ............................................47

4.9 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO9 ............................................48

4.10 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO10 ..........................................48

4.11 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden AI1 .............................................49

4.12 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden AI2 .............................................50

4.13 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden AI3 .............................................50

4.14 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden AI4 .............................................51

4.15 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden AI5 .............................................52

4.16 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden AI6 .............................................52

4.17 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden AI7 ............................................53

4.18 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain PO1 .....................54

xv
4.19 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain PO2 .....................55

4.20 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain PO3 .....................55

4.21 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain PO4 .....................56

4.22 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain PO5 .....................57

4.23 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain PO6 .....................58

4.24 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain PO7 .....................59

4.25 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain PO8 .....................59

4.26 Perhitungan Normalisasi *Level Responden 1 Domain PO9 ......................60

4.27 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain PO10 ...................61

4.28 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain AI1 ......................62

4.29 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain AI2 ......................63

4.30 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain AI3 ......................64

4.31 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain AI4 ......................64

4.32 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain AI5 ......................65

4.33 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain AI6 ......................66

4.34 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 1 Domain AI7 ......................67

4.35 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain PO1 .....................68

4.36 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain PO2 .....................68

4.37 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain PO3 .....................69

4.38 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain PO4 .....................70

4.39 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain PO5 .....................70

4.40 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain PO6 .....................71

4.41 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain PO7 .....................72

xvi
4.42 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain PO8 .....................72

4.43 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain PO9 .....................73

4.44 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain PO10 ...................74

4.45 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain AI1 ......................74

4.46 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain AI2 ......................75

4.47 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain AI3 ......................76

4.48 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain AI4 ......................76

4.49 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain AI5 ......................77

4.50 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain AI6 ......................78

4.51 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 2 Domain AI7 ......................78

4.52 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain PO1 .....................79

4.53 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain PO2 .....................80

4.54 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain PO3 .....................80

4.55 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain PO4 .....................81

4.56 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain PO5 .....................82

4.57 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain PO6 .....................83

4.58 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain PO7 .....................84

4.59 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain PO8 .....................84

4.60 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain PO9 .....................85

4.61 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain PO10 ...................86

4.62 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain AI1 ......................87

4.63 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain AI2 ......................88

4.64 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain AI3 ......................89

xvii
4.65 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain AI4 ......................89

4.66 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain AI5 ......................90

4.67 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain AI6 ......................91

4.68 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 3 Domain AI7 ......................92

4.69 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain PO1 .....................93

4.70 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain PO2 .....................94

4.71 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain PO3 .....................95

4.72 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain PO4 .....................96

4.73 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain PO5 .....................96

4.74 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain PO6 .....................97

4.75 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain PO7 .....................98

4.76 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain PO8 .....................99

4.77 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain PO9 .....................99

4.78 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain PO10 .................100

4.79 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain AI1 ....................101

4.80 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain AI2 ....................102

4.81 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain AI3 ....................103

4.82 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain AI4 ....................103

4.83 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain AI5 ....................105

4.84 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain AI6 ....................106

4.85 Perhitungan Normalisasi * Level Responden 4 Domain AI7 ....................106

4.86 Tabel Maturity Level Domain PO1 ...........................................................107

4.87 Tabel Maturity Level Domain PO2 ...........................................................108

xviii
4.88 Tabel Maturity Level Domain PO3 ...........................................................108

4.89 Tabel Maturity Level Domain PO4 ...........................................................108

4.90 Tabel Maturity Level Domain PO5 ...........................................................108

4.91 Tabel Maturity Level Domain PO6 ...........................................................108

4.92 Tabel Maturity Level Domain PO7 ...........................................................109

4.93 Tabel Maturity Level Domain PO8 ...........................................................109

4.94 Tabel Maturity Level Domain PO9 ...........................................................109

4.95 Tabel Maturity Level Domain PO10 .........................................................109

4.96 Tabel Maturity Level Domain AI1 ............................................................110

4.97 Tabel Maturity Level Domain AI2 ............................................................110

4.98 Tabel Maturity Level Domain AI3 ............................................................110

4.99 Tabel Maturity Level Domain AI4 ............................................................110

4.100 Tabel Maturity Level Domain AI5 ...........................................................111

4.101 Tabel Maturity Level Domain AI6 ...........................................................111

4.102 Tabel Maturity Level Domain AI7 ...........................................................111

4.103 Tabel Hasil Uji Hipotesis PO ....................................................................112

4.104 Tabel Hasil Uji Hipotesis AI .....................................................................112

4.105 Tabel Hasil Analisa Kesenjangan GAP Domain PO ................................113

4.106 Tabel Hasil Analisa Kesenjangan GAP Domain AI .................................114

4.107 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain PO3 .........................................115

4.108 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain PO4 .........................................115

4.109 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain PO6 .........................................116

4.110 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain PO7 .........................................116

4.111 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain PO8 .........................................116


xix
4.112 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain PO9 .........................................116

4.113 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain AI1 ..........................................117

4.114 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain AI2 ..........................................117

4.115 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain AI3 ..........................................117

4.116 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain AI4 ..........................................117

4.117 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain AI5 ..........................................118

4.118 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain AI6 ..........................................118

4.119 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain AI7 ..........................................118

xx
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Penggunaan teknologi informasi mempunyai potensi menjadi penentu utama

kesuksesan ekonomi di abad ke-21. Saat ini teknologi informasi telah menjadi

sangat penting bagi keberhasilan perusahaan, memberikan kesempatan-

kesempatan untuk mendapatkan keunguulan kompetitif dan menawarkan

perlengkapan untuk meningkatkan produktifitas, dan akan memberikan lebih lagi

di masa mendatang (Surendro, 2009).

Jusuf (2009) melakukan penelitian di Universitas Nasional dengan

menggunakan metode COBIT 4.0. Penelitian ini dilakukan guna meningkatkan

kinerja TI layanan akademik online yang ada di Universitas Nasional. Titah

(2010) melakukan penelitian dengan menggunakan metode COBIT 4.0. Penelitian

ini bertujuan untuk membuat suatu model tata kelola IT yang nantinya di

harapkan menjadi suatu standard dalam pengelolaan data di Bank Jatim. Syaroh

(2011) melakukan penelitian dengan metode COBIT 4.0 fokus pada domain DS5

dan DS11. Penelitian ini bertujuan untuk mengantisipasi penyalahgunaan data

dan memastikan keamanan sistem pada PT. Arga Bangun Bangsa.

Lenggana (2008) melakukan penelitian di PT. KAI dengan menggunakan

Framework COBIT pada domain PO dan AI. Penelitian ini dimaksudkan untuk

memastikan suatu pengelolaan yang efektif dan efisien pada asset TI yang dimiliki

perusahaan sebagai penunjang utama tercapainya visi dan misi perusahaan.

1
Saraswati (2007) melakukan penelitian di Kementrian Riset dan Teknologi

menggunakan metode Framework COBIT. Penelitian ini ditujukan untuk

mewujudkan pengelolaan sumber daya TI agar dapat dimanfaatkan secara

optimal, dalam rangka mendukung terwujudnya pengelolaan pemerintahan yang

baik. Bagus satria (2008) melakukan penelitian pada PT. Bank Mandiri TBK

dengan metode COBIT 4.0. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan tingkat

kematangan proses tata kelola teknologi informasi dengan menggunakan COBIT,

walaupun organisasi yang sedang diukur tidak menggunakan COBIT sebagai

standar tata kelola proses IT-nya. Fitroh (2009) menggunakan metode COBIT 4.0

fokus pada domain PO dan AI untuk melakukan penilaian tingkat kematangan

Tata Kelola TI pada Sistem Informasi Manajemen Akademik (SIM@K).

Penelitian ini mencoba memberikan usulan model Tata Kelola TI pada UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dengan mengacu kepada standar COBIT 4.0.

Hudiarto (2010) melakukan penilaian tata kelola kelola TI fokus pada

domain Deliver and Support pada PT. Carrefour Indonesia. Penelitian ini

dimaksudkan untuk memperkuat faktor internal guna menutupi kelemahan yang

ditimbulkan oleh faktor eksternal. Falahah (2006) melakukan perencanaan tata

kelola TI dengan metode COBIT pada Direktorat Metorologi. Tujuan perencanaan

tata kelola ini adalah untuk menghasilkan rekomendasi tata kelola pada proses TI

yang paling penting pada instansi tersebut. Hartanto (2008) melakukan analisa

kesenjangan Tata Kelola TI untuk proses pengelolaan data menggunakan metode

COBIT pada BPK. Analisa kesenjangan dilakukan dengan cara pengumpulan data

dan infomasi dari kuisioner dan berbagai sumber.

2
Keberadaan tata kelola teknologi informasi membantu pemenuhan

kebutuhan akan informasi yang dapat diandalkan dan terjamin. Karena

keberadaan teknologi informasi yang kritis, pengelolaan teknologi informasi

seharusnya mendapatkan perhatian yang saling berkesinambungan antara

pemangku kepentingan (stakeholder) dengan operasional yang terlibat langsung

dalam eksekusi proses teknologi informasi di lapangan (Sarno, 2009).

Tata kelola teknologi informasi akan memungkinkan perusahaan

mendapatkan keuntungan penuh dari informasi yang dimilikinya, sehingga

memaksimalkan manfaat, mengkaptalisasi peluang dan mendapatkan keuntungan

kompetitif. Tata kelola teknologi informasi juga mengindentifikasi kelemahan

kontrol dan menjamin adanya implementasi perbaikan yang dapat teukur secara

efektif dan efisien (Surendro, 2009).

Penilaian teknologi informasi berfokus pada berbagai aspek berbasis

komputer dalam sistem informasi perusahaan. Penilaian ini meliputi penilaian

implementasi, operasi, dan pengendalian berbagai sumber daya komputer yang

tepat. Karena kebanyakan sistem informasi modern menggunakan teknologi

informasi, penilaian teknologi informasi biasanya merupakan komponen penting

dalam semua audit eksternal (keuangan) dan internal (Singleton, 2009).

IT Governance menawarkan berbagai solusi, inovasi dan perubahan pada

bisnis perusahaan, asal dalam penerapannya harus sesuai dengan tujuan bisnis

perusahaan untuk itu harus dikelola dengan baik. Kerangka kerja COBIT

menyediakan model proses yang umumnya ditemukan dalam aktivitas TI dalam

empat domain proses yang saling terkait, yaitu : Plan and Organize (PO), Acquire

3
and Implement (AI), Deliver and Support (DS) serta Monitor and Evaluate (ME).

Domain PO terdiri dari sepuluh (10) proses TI, adapun domain AI terdiri dari

tujuh (7) proses TI, diikuti dengan domain DS sebanyak tiga belas (13) proses TI

dan ME sebanyak empat (4) proses TI. Masing-masing proses TI dilengkapi

dengan objektif kontrol (Sarno, 2009)

Aplikasi CSBO adalah aplikasi yang digunakan oleh PT. BPR Syariah

WAKALUMI untuk mencatat semua transaksi perbankan perusahaan. Penerapan

aplikasi ini adalah salah satu langkah perusahaan mengintegrasikan teknologi

informasi dengan tujuan bisnis perusahaan. Untuk mencapai tujuan institusi

tersebut diperlukan suatu perencanaan dan implementasi teknologi informasi yang

selaras dengan perencanaan dan strategi bisnis organisasi yang telah didefinisikan.

Penerapan TI yang selaras dengan tujuan institusi tersebut akan tercapai apabila

didukung oleh sistem tata kelola yang baik.

Permasalahan yang ada pada PT. BPRS Wakalumi yaitu tidak ada cara

untuk mengetahui sampai dimana pengelolaan teknologi informasi (aplikasi csbo)

apakah sudah sesuai dengan visi perusahaan agar menjadi bank pembiayaan

syariah terbaik dan misi perusahaan agar memiliki sistem dan tata kerja yang

unggul. Kita tidak dapat mengetahui apakah teknologi informasi yang sekarang

sudah memenuhi atau menunjang strategi bisnis perusahaan.

Untuk mengetahui hal tersebut peneliti melakukan penilaian terhadap

teknologi informasi yang ada pada PT. BPRS Wakalumi dengan menggunakan

framework Cobit versi 4.0 fokus pada Domain Planning and Organization(PO)

dan Acquisition and Implementation (AI).

4
Oleh karena itu peneliti melakukan “Penilaian Tata Kelola Teknologi

Informasi Pada Aplikasi CSBO dengan menggunakan framework Cobit 4.0 fokus

pada domain Planning and Organization (PO) dan Acquisition and

Implementation (AI) dengan studi kasus PT. BPRS Wakalumi”.

1.2 Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti merumuskan

permasalahan sebagai berikut :

a. Bagaimana cara melakukan penilaian tata kelola teknologi informasi

pada Aplikasi CSBO.

b. Bagaimana cara mengetahui pengelolaan teknologi informasi pada

aplikasi csbo apakah sudah sesuai dengan visi perusahaan agar menjadi

bank pembiayaan syariah terbaik dan misi perusahaan agar memiliki

sistem dan tata kerja yang unggul dan sudah memenuhi strategi bisnis

dari PT. BPRS Wakalumi.

c. Bagaimana mengatasi gap yang terjadi pada masing-masing proses TI

untuk solusi perbaikan teknologi informasi di masa yang akan datang.

1.3 Batasan Masalah.

Adapun batasan-batasan masalah dalam melakukan penilaian tata kelola

teknologi informasi pada aplikasi csbo dengan COBIT 4 domain PO dan AI, yaitu

5
a. Penelitian ini hanya memfokuskan pada tahap solusi diharapkan yang

meliputi menentukan nilai maturity level dari setiap control objective,

menentuan uji hipotesis, menganalisa kesenjangan gap dan tahap

merencanakan solusi.

b. Framework Cobit digunakan hanya dua (2) domain saja yaitu domain

Planning and Organization (PO) dan Acquisition Implementation (AI).

1.4 Tujuan Penelitian.

Tujuan dari penelitian ini yaitu, sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui nilai maturity level dari masing-masing proses TI

yang ada pada domain.

b. Untuk mendukung strategi dan mencapai tujuan (visi dan misi)

perusahaan maka diperlukan tata kelola teknologi informasi.

c. Untuk mengetahui gap yang terjadi pada tiap proses TI dan memberikan

solusi perbaikan teknologi informasi di masa yang akan datang.

1.5 Manfaat Penelitian.

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah disebutkan di

atas, maka manfaat penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Dapat mengetahui tingkat maturity level dari setiap proses TI dengan

melakukan perhitungan.

b. Dapat mengetahui apakah teknologi informasi yang ada sudah

mendukung dalam mencapai tujuan perusahaan.

6
c. Dapat mengetahui gap yang terjadi pada tiap proses TI dan dapat

memberikan solusi perbaikan teknologi informasi di masa yang akan

datang.

1.6 Metodologi Penelitian.

Peneliti melakukan pengumpulan data dengan dua (2) metode yaitu metode

pengumpulan data dan metode analisa data.

1.6.1 Metode Pengumpulan Data.

1. Studi lapangan yang mencakup observasi, wawancara dan

kuisioner.

2. Studi Pustaka.

3. Studi Literatur Sejenis.

1.6.2 Metode Analisa Data.

Dengan menggunakan Framework Cobit 4.0 pada Domain Planning

and Organization (PO) dan Aqcuisition and Implementation (AI) dan

melalui langkah-langkah implementasi tata kelola teknologi informasi

sebagai berikut (Surendro, 2009) :

a. Identifikasi Kebutuhan.

b. Solusi Diharapkan.

c. Merencanakan Solusi.

d. Implementasi Solusi.

7
1.7 Sistematika Penulisan.

Adapun sistematika penulisan skripsi terbagi dalam 5 (lima) BAB sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, serta

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan diantaranya

pengertian tata, kelola, teknologi, informasi, tata kelola teknologi

informasi, COBIT 4.0.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi hasil dari metodologi penelitian yang digunakan

yaitu metode pengumpulan data (studi lapangan, studi pustaka,

dan studi literatur sejenis) serta metode analisa data menggunakan

COBIT 4.0, kerangka berpikir penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil dari tahap-tahap implementasi tata kelola

teknologi informasi. Mulai dari identifikasi kebutuhan, solusi

diharapkan, merencanakan solusi dan implementasi solusi yang

telah dianalisa oleh peneliti.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran hasil dari penelitian.

8
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penilaian Tata Kelola Teknologi Informasi.

2.1.1 Penilaian

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia penilaian diartikan sebagai

suatu proses, cara, perbuatan menilai, pemberian nilai. Secara formal

penilaian dapat diartikan seseorang yang berhak menetapkan kebijakan

selanjutnya terhadap karyawan yang secara individual menilai perilaku dan

prestasi kerja bawahannya. Secara informal penilaian dapat juga diartikan

seseorang atau kelompok yang melakukan penilaian tentang kualitas kerja

dan pelayanan (Tim Penyusun Pusat Bahasa Indonesia, 2005).

2.1.2 Tata.

Tata adalah aturan (biasanya digunakan dalam kata majemuk),

kaidah, aturan, dan susunan, cara menyusun, sistem. (Tim Penyusun Pusat

Bahasa Indonesia, 2005)

2.1.3 Kelola.

Kelola memliki pengertian mengelola, mengendalikan,

menyelenggarakan (pemerintahan), mengurus (perusahaan, proyek) (Tim

Penyusun Pusat Bahasa Indonesia, 2005)

9
2.1.4 Teknologi Informasi.

Teknologi Informasi adalah teknologi yang memanfaatkan komputer

sebagai perangkat utama untuk mengolah data menjadi informasi yang

bermanfaat. (Supriyanto,2005)

Dalam buku Pengenalan Praktis Dunia Komputer dan Komunikasi

definisi Teknologi Informasi adalah istilah umum yang menjelaskan

teknologi apapun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah,

menyimpan, mengkomunikasikan dan atau menyebaran informasi.

(William, 2007).

2.1.5 Tata Kelola Teknologi Informasi.

Tata kelola teknologi informasi merupakan konsep yang berkembang

dari sektor swasta, namun dengan berkembangnya penggunaan teknologi

informasi oleh sektor publik (organisasi-organisasi pemerintahan), maka

juga diterapkan di sektor yang menuntut perbaikan pelayanan bagi

masyarakat umum. (Sarno, 2009)

Tata kelola teknologi informasi adalah tanggung jawab dewan

direksi dan manajemen eksekutif. Tata kelola teknologi informasi

merupakan bagian terintegrasi dari pengelolaaan perusahaan yang

mencakup kepemimpinan, struktur serta proses organisasi yang memastikan

bahwa teknologi informasi perusahaan dapat dipergunakan untuk

mempertahankan dan memperluas strategi dan tujuan organisasi (Surendro,

2009).

10
2.2 Langkah-Langkah Implementasi Tata Kelola Teknologi Informasi.

Impelementasi tata kelola teknologi informasi terdiri dari beberapa langkah

utama, yaitu mengidentifikasi kebutuhan, memperkirakan solusi,

mengimplementasikan solusi dan mengoperasionalkan solusi (Surendro, 2009).

Identifikasi kebutuhan

Tingkatkan Kepedulian
Definisikan Lingkup Definisikan Sumberdaya
dan dapatkan Definisikan Resiko Rencanakan Program
Kegiatan dan Hasilnya
Komitmen Manajemen

Solusi Diharapkan

Definisikan Target Analisa Kesenjangan &


Nilai Kinerja Awal
Perbaikan Identifikasi Perbaikan

Merencanakan Solusi

Kembangkan Rencana
Definisikan Proyek
Perbaikan

Implementasi Solusi

Monitor Kinerja Review Efektifitas


Implementasi Perbaikan
Implementasi Program

Operasional Solusi

Identifikasi Kebutuhan
Bangun Keberlanjutan
Tata Kelola Baru

Gambar 2.1 Langkah-Langkah Tata Kelola Teknologi Informasi (Surendro, 2009)

11
2.2.1 Fase Pertama Mengidentifikasi Kebutuhan

Mulainya suatu proyek implementasi tata kelola teknologi informasi

merupakan kebutuhan akan tata kelola teknologi informasi telah dikenali. Tata

kelola teknologi informasi sangat penting untuk mengkonfirmasi ulang dan

mengkomunikasikan kebutuhan ini kemudian memperbaiki dan

mendefinisikannya hingga ruang lingkup yang disetujui mengenai program tata

kelola teknologi informasi tercapai.

2.2.2 Fase Kedua Solusi Diharapkan (Memperkirakan Solusi)

Dalam memperkirakan solusi terdiri tiga (3) langkah sebagai berikut :

a. Mendefinisikan posisinya saat ini (as-is position).Menilai kapabilitas

dan maturitas saat ini atas proses-proses teknologi informasi terpilih.

b. Menentukan target tingkat kapabilitas dan maturitas (to-be position).

c. Menganalisa Gap antara posisi as-is dan to-be agar menghasilkan solusi

perbaikan.

2.2.3 Fase Ketiga Merencanakan Solusi.

Dalam fase ke tiga dibangun atas inisiatif perbaikan yang telah

teridentifikasi dalam proyek yang diselaraskan dengan nilai bisnis asli dan

pendorong resiko. Pada tahap ini harus melewati dua (2) tahap lainnya, yaitu :

a. Mendefinisikan perbaikan pada proyek-proyek yang dapat dibenarkan.

b. Mengembangkan rencana perbaikan.

12
2.2.4 Fase Keempat Implementasi Solusi.

Pada fase ini untuk menilai unjuk kerja dalam memenuhi sasaran awal.

Mempertimbangkan kebutuhan untuk mengarahkan kembali aktivitas

berikutnya.

2.2.5 Fase Kelima Operasional Solusi.

Pada fase ini untuk menyediakan arahan, menetapkan sasaran, dan

mengalokasikan peran dan tanggung jawab pendekatan yang terus

menerus pada tata kelola teknologi informasi.

2.3 Kerangka Kerja Tata Kelola Teknologi Informasi.

Isu utama dalam pengelolaan TI masa kini adalah bagaimana menyelaraskan

strategi bisnis dengan TI. Isu tersebut merupakan bagian dari fokus pembahasan

Tata Kelola TI sehingga dapat digunakan untuk membantu penyelarasan strategi

bisnis dan tujuan TI. Berbagai kerangka kerja tata kelola TI tersedia dan sudah

dibakukan serta diakui di seluruh dunia, contoh : Information Technology

Infrastructure Library (ITIL) (Davies, 2003), ISO 177799 (ISO, 2005) dan

Control Objective for Information and related Technology (COBIT) (ISACA,

COBIT 4.1, 2007) (Sarno, 2009).

13
2.4 COBIT.

Control Objective for Information and related Technology (COBIT)

menyediakan standar dalam kerangka kerja domain yang terdiri dari sekumpulan

Proses TI yang merepresentasikan aktivitas yang dapat dikendalikan dan

terstruktur. Kerangka kerja COBIT memfokuskan banyak kontrol dan sedikit

eksekusi. Kerangka kerja COBIT menyediakan model proses yang umumnya

ditemukan dalam aktivitas TI dalam empat domain proses yang saling terkait,

yaitu : Plan and Organize (PO), Acquire and Implement (AI), Deliver and

Support (DS) serta Monitor and Evaluate (ME). Domain PO terdiri dari sepuluh

(10) proses TI, Adapun domain AI terdiri dari tujuh (7) proses TI, diikuti dengan

domain DS sebanyak tiga belas (13) proses TI dan ME sebanyak empat (4) proses

TI. Masing-masing proses TI dilengkapi dengan objektif kontrol sehingga

kerangka kerja COBIT menyediakan keterkaitan yang jelas antara kebutuhan tata

kelola TI, proses TI dan objektif kontrol TI.COBIT mendukung tata kelola TI

dengan penyediaan kerangka kerja yang memastikan bahwa : TI selaras dengan

kebutuhan bisnis, TI mendukung bisnis lebih baik dan mampu memaksimumkan

manfaat, penggunaan sumber daya TI yang bertanggung jawab serta resiko TI

dikelola dengan tepat. Berikut dibawah ini akan dijelaskan proses TI dalam

domain PO, AI, DS dan ME berdasarkan COBIT (Sarno, 2009).

14
Tabel 2.1 Proses TI dalam Domain PO Berdasaarkan COBIT

Domain Plan and Organize (PO)


PO1 Mendefinisikan rencana strategis TI
PO2 Mendefinisikan Arsitektur Informasi
PO3 Menentukan Arahan Teknologi
PO4 Mendefinisikan Proses TI, Organisasi dan Keterhubungannya
PO5 Mengelola Investasi TI
PO6 Mengkomunikasikan Tujuan dan Arahan Manajemen
PO7 Mengelola Sumber Daya TI
PO8 Mengelola Kualitas
PO9 Menaksir dan Mengelola Resiko TI
PO10 Mengelola Proyek
Domain Acquire and Impelement (AI)
AI1 Mengidentifikasikan Solusi Otomatis
AI2 Memperoleh dan Memelihara Perangkat Lunak Aplikasi
AI3 Memperoleh dan Memelihara Infrastruktur Teknologi
AI4 Memungkinkan Operasional dan Penggunaan
AI5 Memenuhi Sumber Daya TI
AI6 Mengelola Perubahan
AI7 Instalasi dan Akreditasi Solusi Beserta Perubahannya
Domain Deliver and Support (DS)
DS1 Mendefinisikan dan Mengelola Tingkat Layanan
DS2 Mengelola Layanan Pihak Ketiga
DS3 Mengelola Kinerja dan Kapasitas
DS4 Memastikan Layanan yang Berkelanjutan
DS5 Memastikan Kemanan Sistem
DS6 Mengidentifikasi dan Mengalokasikan Biaya
DS7 Mendidik dan Melatih Pengguna
DS8 Mengelola servicedesk dan insiden
DS9 Mengelola Konfigurasi
DS10 Mengelola Permasalahan
DS11 Mengelola Data
DS12 Mengelola Lingkungan Fisik
DS13 Mengelola Operasi
Domain Monitor and Evaluate (ME)
ME1 Mengawasi dan Mengevaluasi Kinerja TI
ME2 Mengawasi dan Mengevaluasi Kontrol Internal
ME3 Memastikan Pemenuhan Terhadap Kebutuhan Eksternal
ME4 Menyediakan Tata Kelola Teknologi Informasi
(Sarno, 2009)

2.5 Kerangka Kerja Cobit.

Tujuan utama COBIT adalah memberikan kebijakan yang jelas dan praktik

yang baik dalam tata kelola teknologi informasi dengan membantu manajemen

senior memahami dan mengelola risiko terkait tata kelola TI dengan cara

15
memberikan kerangka kerja tata kelola teknologi informasi dan panduan kendali

rinci atau detailed control objective (DCO).

Adapun karakteristik utama kerangka kerja COBIT adalah fokus pada

bisnis, orientasi pada proses, berbasis kontrol dan dikendalikan (Surendro, 2009)

Gambar 2.2 Kerangka Kerja Cobit Versi 4.0 (Surendro, 2009)

2.5.1 Fokus Pada Bisnis.

Orientasi pada bisnis menunjukkan bahwa COBIT dirancang untuk

dapat digunakan oleh banyak pihak. Kebutuhan bisnis tercermin dengan

adanya kebutuhan informasi. Informasi itu sendiri perlu memenuhi kriteria

16
kontrol tertentu, guna mencapai tujuan bisnis. Kriteria kontrol untuk

informasi sebagaimana dikemukakan COBIT adalah : (Surendro, 2009)

1. Efektivitas, terkait dengan informasi yang relevan dan berhubungan

pada proses bisnis serta disampaikan juga secara tepat waktu,

benar, konsisten, dan mudah.

2. Efesiensi, terkait dengan ketentuan informasi melalui penggunaan

sumber daya secara optimal.

3. Kerahasiaan, terkait dengan pengamanan terhadap informasi yang

sensitif dari pihak yang tidak berhak.

4. Integritas, terkait dengan keakuratan dan kelengkapan informasi

serta validitas sesuai dengan nilai dan harapan bisnis.

5. Ketersediaan, terkait dengan ketersediaan informasi pada saat

kapanpun diperlukan oleh proses bisnis.

6. Kepatuhan, terkait dengan kepatuhannya pada hukum, regulasi,

maupun perjanjian kontrak.

7. Keandalan, terkait dengan penyediaan informasi yang tepat bagi

manajemen untuk mendukung operasional suatu entitas dan

menjalankan tanggung jawab tata kelolanya.

2.5.2 Orientasi Pada Proses.

Aktivitas teknologi informasi dalam COBIT didefinisikan ke dalam

model proses yang generik dan dikelompokkan dalam 4 (empat) domain ,

yaitu : (Surendro, 2009)

17
a. Perencanaan dan pengorganisasian (PO)

Domain ini mencakup strategi dan taktik, identifikasi. Realisasi visi

strategis direncanakan, dikomunikasikan dan dikelola untuk

perspektif berbeda.

b. Pengadaan dan Impelementasi (AI)

Solusi teknologi informasi perlu diimplementasikan dan

diintegrasikan kedalam proses bisnis, perubahan dalam

pemeliharaan sistem dicakup dalam domain ini untuk memastikan

solusi berlangsung untuk memenuhi objektif bisnis.

c. Penyampaian Layanan dan Dukungan (DS)

Domain ini mencakup penyediaan layanan, manajemen keamanan

dan kelangsungan, dukungan layanan pada pengguna, manajemen

data dan fasilitas operasional.

d. Monitor dan Evaluasi (ME).

Proses teknologi perlu dinilai dari waktu ke waktu dengan

kebutuhan kontrol. Domain ini berkenaan dengan manajemen

kinerja, pemantauan kontrol internal, pemenuhan terkait dengan

regulasi dan pelaksanaan tata kelola.

2.5.3 Berbasis Kontrol.

Kontrol atau kendali dalam COBIT didefinisikan sebagai kebijakan,

prosedur, praktik dan struktur organisasi yang dirancang untuk memberikan

jaminan yang dapat diterima bahwa tujuan bisnis akan dicapai dan kejadian

18
yang tidak diharapkan dapat dicegah atau diketahui dan diperbaiki.

Sedangkan tujuan kontrol teknologi informasi merupakan pernyataan

mengenai maksud atau hasil yang diharapkan dengan menerapkan prosedur

kontrol dalam aktivitas teknologi informasi tertentu. Tujuan kontrol dalam

COBIT merupakan kebutuhan minimal untuk kontrol yang efektif dari

setiap proses teknologi informasi. (Surendro, 2009)

2.6 Model Kematangan Untuk Penyelarasan Strategis.

Untuk dapat mengukur tingkat kematangan terkait dengan penyelarasan

strategis, organisasi dapat menggunakan model kematangan yang digambarkan

dibawah ini.

Tidak Ada Awal Berulang Didefinisikan Dikelola Optimis

0 1 2 3 4 5

Keterangan Simbol : Keterangan Rangking :

Status Organisasi Saat Ini – Kondisi Saat Ini 0 – Proses manajemen tidak ada sama sekali
1 – Proses bersifat ad hoc dan tidak terorganisir
2 – proses mengikuti pola teratur
Praktek Terbaik dari Industri 3 – proses terdokumentasi dan dikomunikasikan
4 – proses dimonitor dan diukur
5 – praktek terbaik diikuti dan diotomatisasi

Strategi Organisasi Untuk Perbaikan – Dimana Organisasi Ingin Berada

Panduan Standar Internasional

Gambar 2.3 Model Kematangan (Berdasar Kerangka Kerja COBIT) (Surendro, 2009)

19
Model kematangan merupakan metode skoring yang memungkinkan

organisasi untuk memberi rangking bagi dirinya sendiri dari mulai tidak ada

kematangan (non-existing) (bernilai 0) sampai dengan kematangan yang optimis

(bernilai 5). Alat bantu pengukuran ini menawarkan kemudahan untuk memahami

bagaimana menentukan posisi saat ini (as-is) dan posisi ke depan (to-be) serta

memungkinkan organisasi untuk melakukan pembandingan pada dirinya sendiri

berdasarkan praktik-praktik terbaik dan panduan standar yang ada. Model

kematangan penyelarasan lainnya diungkapkan oleh ITGI yang dikenal dengan

nama COBIT (Control Objective for Information and Related). Pada model

COBIT terdapat 34 proses pengendalian teknologi informasi (Surendro, 2009).

2.7 ITIL

Information Technology Infrastructure Library (ITIL) adalah suatu

rangkaian konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan serta

operasi Teknologi informasi (TI). ITIL diterbitkan dalam suatu rangkaian

buku yang masing-masing membahas suatu topik pengelolaan TI. Nama

ITIL dan IT Infrastructure Library erupakan merk dagang terdaftar dari

Office of Government Commerce (OGC) Britania Raya. ITIL memberikan

deskripsi detil tentang beberapa praktik TI penting dengan daftar cek, tugas,

serta prosedur yang menyeluruh yang dapat disesuaikan dengan segala jenis

organisasi

Versi ketiga dari ITIL diterbitkan pada tahun 2007 yang intinya terdiri dari

lima bagian dan lebih menekankan pada pengelolaan siklus hidup layanan

20
yang disediakan oleh teknolomgi informasi. Kelima bagian tersebut adalah :

(Sarno, 2009)

1. Service Strategy

2. Service Design

3. Service Transition

4. Service Operation

5. Continual Service Improvement

2.8 ISO 17799

International Standards Organizations (ISO) mengelompokkan standar

keamanan informasi yang umum dikenali secara internasional ke dalam

struktur penomoran yang standar yakni : ISO 17799. Pada awalnya standar

tersebut disusun oleh sekelompok perusahaan besar seperti Board of

Certification, British Telecom, Marks & Spencer, Midland Bank,

Nationwide Building Society, Shell dan Unilever yang bekerja sama untuk

membuat standar yang dinamakan British Standard 7799 (BS 7799) sekitar

tahun 1995.

BS 7799 terdiri dari dua bagian, yaitu: The Code of Practice Information

Security Management (Part1) dan The Specification for Information Security

Management Systems/ISMS (Part2). Kemudian sekitar tahun 2000, ISO dan

International Electro-Technical Commision (IEC) mengadopsi BS 7799

Part1 dan menerbitkannya sebagai standar ISO/IEC 17799:27000 dan BS

7799 Part2 sebagai standar ISO/IEC 17799:27001 yang diakui secara

21
internasional sebagai standar sistem manajemen keamanan informasi

(Sarno, 2009).

2.9 Analisa Perbandingan COBIT, ITIL, ISO 17799

Gambar 2.4 Perbandingan COBIT, ITIL, ISO 17799

COBIT termasuk dalam pengaturan yang meliputi strategi dan kontrol. Kerangka

kerja tersebut fokus lebih banyak pada kontrol dan sedikit eksekusi sehingga

kepentingannya lebih kepada pendefinisian strategi dan kontrol yang

umumnya dilakukan oleh manajemen tingkat atas. ITIL secara utama membahas

bagaimana kontrol yang didefinisikan agar dapat dilakukan dengan

mendefinisikan rencana taktis dan eksekusi. ITIL fokus pada pendefinisian fungsi,

operasional dan atribut organisasi yang diperlukan, agar manajemen operasional

dapat dioptimasi penuh dalam dua kategori utama : Service Support Management

dan Service Delivery Management. Kerangka yang diberikan belum memberikan

panduan TI yang memenuhi kebutuhan di tingkat yang lebih tinggi, seperti halnya

COBIT. Sedangkan ISO 17799 lebih fokus pada penyediaan control dan rencana

taktis yang mendukung control. (Sarno, 2009)

22
2.10 APLIKASI CSBO.

Aplikasi CSBO adalah aplikasi yang digunakan oleh PT. BPR Syariah

WAKALUMI dalam melakukan segala jenis transaksi mulai dari memasukkan

data nasabah, melakukan transaksi serta mencetak laporan transaksi. Otoritas pada

aplikasi yang digunakan oleh bagian operasional berbeda dengan yang digunakan

oleh bagian audit sesuai dengan tugasnya masing-masing. Oleh karena itu akses

yang dimiliki oleh setiap bagian terbatas hanya pada tugasnya. Tetapi bagian

operasional dan bagian audit tetap saling berkaitan dalam menjalankan kegiatan

transaksinya.

2.11 Metode Pengumpulan Data.

Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan

data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan ini dijelaskan sebagai berikut.

2.11.1 Studi Lapangan.

a. Observasi.

Observasi adalah teknik atau pendekatan untuk mendapatkan

data primer dengan cara mengamati langsung obyek datanya.

(Jogiyanto, 2005).

b. Wawancara.

Wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data

dari responden (Jogiyanto, 2005).

23
c. Kuisioner.

Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi dengan pertanyaan-

pertanyaan untuk tujuan khusus yang memungkinkan analis

sistem untuk mengumpulkan data dan pendapat dari responden-

responden yang dipilih. Daftar pertanyaan ini kemudian akan

dikirimkan kepada responden yang akan mengisinya sesuai

pendapat mereka. (Jogiyanto, 2005)

2.11.2 Studi Pustaka.

Pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca buku-buku

terkait yang dapat dijadikan bahan acuan bagi pengembangan sistem

informasi yang sedang dilakukan. (Keraf, 2004)

2.11.3 Studi Literatur Sejenis.

Studi literatur berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan

penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan

kegiatan penelitian. Uraian dalam studi literatur ini diarahkan untuk

menyusun kerangka pemikiran yang jelas tentang pemecahan masalah yang

sudah diuraikan sebelumnya pada perumusan masalah. (Gulo, 2002)

24
2.12 Metode Analisa Data

Metode analisa data yang digunakan adalah Framework COBIT 4.0 dan

difokuskan pada domain Planning and Organization (PO) dan Acquisition

and Implementation (AI) dan melalui langkah-langkah implementasi tata

kelola teknologi informasi sebagai berikut (Surendro, 2009) :

a. Identifikasi Kebutuhan

Dalam mengidentifikasi kebutuhan ada lima hal yang perlu

diperhatikan, yaitu : Tingkat kepedulian dan komitmen manajemen,

Definisikan lingkup kegiatan, Definisikan resiko, Definisikan sumber

daya dan hasilnya, dan Rencanakan program.

b. Solusi Diharapkan

Setelah melalui tahap Identifikasi Kebutuhan maka selanjutnya

adalah tahap Solusi Diharapkan. Pada tahap ini terdiri dari nilai

kinerja aktual, definisikan target perbaikan dan analisis kesenjangan

dan identifikasi perbaikan.

c. Merencanakan Solusi

Setelah mendapatkan hasil dari solusi yang diharapkan kemudian

tahap selanjutnya adalah merencanakan solusi dengan mendefinisikan

proyek dan mengembangkan rencana perbaikan.

d. Implementasi Solusi

Setelah semua tahap terselesaikan, maka sampai pada tahap

implementasi solusi yaitu dengan perbaikan, monitor kinerja

implementasi dan review aktivitas program.

25
2.13 Studi Literatur Sejenis

a. Nama : Sri Saraswati Wisnu Wardhani, Benny Ranti, Widijanto S,

Nugroho

Judul : Rancangan IT Governance Untuk Mendukung Unjuk Kerja

Lembaga Penelitian Pemerintah : Studi Kasus Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi di Kementrian Riset dan Teknologi Republik

Indonesia.

Institusi : Kementrian Riset dan Teknologi Republik Indonesia.

Abstrak : Penelitian ini ditujukan untuk mewujudkan pengelolaan

sumber daya TI agar dapat dimanfaatkan secara optimal, dalam rangka

mendukung terwujudnya pengelolaan pemerintahan yang baik,

khususnya pada suatu lembaga penelitian pemerintahan yaitu Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di bawah Kementrian

Riset dan Teknologi Republik Indonesia.

b. Nama : U Tresna Lenggana

Judul : Perancangan Model Tata Kelola Teknologi Informasi Pada

Kereta Api Indonesia Berbasis Framework COBIT Domain PO dan AI.

Institusi : PT. Kereta Api Indonesia

Abstrak : Teknologi informasi (TI) telah berkembang menjadi suatu

teknologi yang sangat membantu bahkan menentukan tingkat kinerja

sebuah perusahaan. Dengan bantuan TI, proses kerja atau proses bisnis

yang terjadi di dalam perusahaan dapat dilakukan dengan cepat dan


26
efisien. Pengelolaan TI yang disertai perencanaan dan penetapan

ukuran-ukuran yang jelas sejak awal seperti yang dibentuk dengan

menggunakan standar COBIT akan memastikan suatu pengelolaan yang

efektif dan efisien, dan menjadikan aset TI yang dimiliki menjadi

penunjang utama tercapainya visi dan misi PT. Kereta Api (Persero)

yang telah ditetapkan.

c. Nama : Fitroh

Judul : Penilaian Tingkat Kematangan Tata Kelola TI pada Sistem

Informasi Manajemen Akademik (SIM@K) Berdasarkan Domain PO

dan AI COBIT versi 4.0.

Institusi : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Abstrak : Penelitian ini difokuskan pada dua domain utama COBIT,

yaitu Planning and Organisation (PO) dan Acquisition and

Implementation (AI) pada Sistem Informasi Manajemen Akademik

(SIM@K) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini mencoba

memberikan suatu usulan model Tata Kelola TI untuk UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dengan mengacu kepada standar COBIT (Control

Objective for Information and Related Technology) Versi 4.0.

27
d. Nama : Siti Syaroh

Judul : Audit Sistem Informasi Call Center pada PT. Arga Bangun

Bangsa (ESQ LeaderShip Center) Dengan Menggunakan Framework

COBIT.

Institusi : PT. Arga Bangun Bangsa

Abstrak : Audit sistem informasi menjadi sebuah solusi untuk

mengukur sejauh mana selama ini sistem call centre melakukan proses

DS5 dan DS11 agar ESQ LC dapat melakukan perbaikan-perbaikan.

Dalam penelitian ini membahas 1 domain yaitu Delive and Support dari

4 domain yang ada di Cobit dengan pembahasan dibatasi pada tingkat

kontrol proses pengolahan data (DS11) dan memastikan keamanan

sistem (DS5) untuk Management Awwarness dan Maturity Level.

e. Nama : Laksamana Titah

Judul : Perancangan Model Tata Kelola Teknologi Informasi Berbasis

COBIT pada Proses Pengelolaan Data.

Institusi : Bank JATIM

Abstrak : Penelitian menggunakan COBIT sebagai framework dalam

pengembangan tata kelola IT pada proses pengelolaan data (DS11), hal

ini dilakukan karena COBIT merupakan standard internasional yang

telah diakui.Tahapan pertama dalam penelitian ini adalah pengambilan

data dengan metode wawancara dan kuisioner maturity level. Kuisioner

ini digunakan untuk mengukur tingkat kematangan saat ini dan yang

28
diharapkan pada proses pengelolaan data. Penelitian ini bertujuan untuk

membuat suatu model tata kelola IT yang nanti nya di harapkan

menjadi suatu standard dalam pengelolaan data di Bank Jatim.

Sehingga nantinya segala potensi resiko beserta implikasi yang

berhubungan dengan pengelolaan data dapat di minimalkan.

f. Nama : Heni Jusuf

Judul : IT GOVERNANCE Pada Layanan Akademik On-Line di

Universitas Nasional menggunakan COBIT 4.0

Institusi : Universitas Nasional

Abstrak : Penelitian dilakukan pada layanan Akademik on-line pada

Universitas Nasional dengan menggunakan metode COBIT 4.0.

Penelitian ini dilakukan guna meningkatkan kinerja TI layanan

akademik on-line yang ada di Universitas Nasional.

g. Nama : Bagus Satria

Judul : Pengukuran Tingkat Kematangan Tata Kelola Teknologi

Informasi Menggunakan Model Kematangan COBIT di PT. Bank

Mandiri.

Institusi : PT. Bank Mandiri TBK

Abstrak : Penelitian dilakukan pada PT. Bank Mandiri TBK dengan

metode COBIT 4.0. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan tingkat

kematangan proses tata kelola teknologi informasi dengan

29
menggunakan COBIT, walaupun organisasi yang sedang diukur tidak

menggunakan COBIT sebagai standar tata kelola proses IT-nya.

h. Nama : Hudiarto, Idris Gautama, Jolsvi

Judul : Menggunakan Kerangka Kerja COBIT Pada Domain Deliver

and Support.

Institusi : PT. Carrefour Indonesia.

Abstrak : Fasilitas telekomunikasi yang merupakan faktor eksternal

telah sering membuat PT. Carrefour Indonesia (CI) mengalami

hambatan dalam mencapai sasaran usahanya. Untuk mengatasinya, CI

berusaha memperkuat faktor internal sehingga menutup kelemahan

yang ditimbulkan faktor eksternal. Namun muncul kesulitan lain yaitu

menentukan secara rinci faktor internal mana saja yang perlu diperkuat.

Maka perlu penelitian dari sisi pengelolaan teknologi informasi

agar dapat memetakan semua aktivitas.

i. Nama : Falahah

Judul : Perencanaan Tata Kelola Teknologi Informasi Berdasarkan

Framework COBIT.

Institusi : Direktorat Metrologi

Abstrak : Peneliti melakukan perencanaan tata kelola TI dengan

metode COBIT pada Direktorat Metorologi. Tujuan perencanaan tata

30
kelola ini adalah untuk menghasilkan rekomendasi tata kelola pada

proses TI yang paling penting pada instansi tersebut.

j. Nama : Indra Dwi Hartanto, Aries Tjahyono

Judul : Analisa Kesenjangan Tata Kelola Teknologi Informasi Untuk

Proses Pengelolaan Data Menggunakan COBIT.

Institusi : Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Abstrak : Tata kelola teknologi informasi pada proses pengelolaan data

adalah manajemen pengelolaan data yang merupakan aset penting bagi

perusahaan. Tata kelola teknologi informasi pada proses pengelolaan

data yang kurang baik akan menimbulkan beberapa permasalahan.

Peneliti melakukan analisa kesenjangan Tata Kelola TI untuk proses

pengelolaan data menggunakan metode COBIT pada BPK. Analisa

kesenjangan dilakukan dengan cara pengumpulan data dan infomasi

dari kuisioner, wawancara, dan studi pustaka.

31
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data didalam menganalisa sebuah aplikasi merupakan

suatu hal yang sangat mendasar, metode ini merupakan metode dimana akuisisi

pengetahuan dilakukan, yang berfungsi mengakumulasi, mentransfer, dan

mentransformasi keahlian dari berbagai sumber pengetahuan. Melalui metode

inilah, data-data, fakta-fakta serta informasi-informasi yang terkait dengan

penelitian didapatkan. Dalam metode pengumpulan data ini, peneliti melakukan

beberapa cara yang akan dibahas sebagai berikut.

3.1.1 Studi Lapangan.

a. Observasi.

Pada metode ini peneliti mengumpulkan data dan informasi

dengan cara melakukan observasi secara langsung pada :

Tempat : PT. BPR Syariah WAKALUMI

Alamat : Komplek Mutiara Center blok B1 Jl. Dewi Sartika

Ciputat

Waktu : 25 Januari 2010 sd 25 Februari 2010

Hasil observasi dapat dilihat pada lampiran 1.

32
b. Wawancara.

Dalam hal ini peneliti melakukan tanya jawab langsung dengan

narasumber yang terkait guna mendapatkan gambaran umum

perusahaan. Wawancara dilakukan dengan Ibu Ana selaku staff

Customer Service, Bapak Mukhlis selaku Kepala Bagian Audit.

Beberapa masalah yang ada pada teknologi informasi aplikasi

CSBO di PT.BPRS Wakalumi dapat disimpulkan hasil dari

wawancara sebagai berikut :

1. Tidak mengetahui cara melakukan penilaian tata kelola

teknologi informasi dengan COBIT 4.0 fokus pada domain

Planning and Organization (PO) dan Acquisition and

Implementation).

2. Tidak mengetahui bagaimana pengelolaan teknologi informasi

pada aplikasi csbo apakah sudah sesuai dengan visi dan misi

dan sudah memenuhi strategi bisnis dari PT. BPRS

Wakalumi.

Untuk lebih lengkap hasil wawancara dapat dilihat pada

lampiran2.

33
c. Kuisioner.

Metode ini digunakan dalam proses perhitungan guna mengetahui

nilai tata kelola teknologi informasi pada aplikasi CSBO saat ini

dengan menggunakan framework Cobit versi 4.0. Daftar

pertanyaan pada metode kuisioner diperoleh berdasarkan literatur

Cobit 4.0. Hasil dari kuisioner tersebut akan dihitung melalui

microsoft excel 2007 dan menghasilkan nilai maturity level dari

masing-masing proses teknologi informasi.

Perhitungan jawaban dari pertanyaan dalam kuisioner ini

menggunakan skala ya dan tidak (skala Guttman), dari hasil

kuisioner tersebut kemudian akan dilakukan konversi nilai

terhadap setiap jawaban dari responden. Konversi nilai dilakukan

dengan menggunakan nilai 0 untuk jawaban tidak (T) dan nilai 1

untuk jawaban ya (Y). Dari hasil konversi kemudian dilakukan

normalisasi dengan membagi total nilai konversi dengan jumlah

pertanyaan yang ada pada setiap level, kemudian setelah

dilakukan normalisasi lalu dilakukan penghitungan rata-rata

dengan membagi total nilai jawaban dengan jumlah responden.

Dari hasil tersebut peneliti bisa mengetahui berapa tingkat

kematangan untuk masing-masing Control Objective pada

masing-masing domain PO dan AI dan bisa disimpulkan

berdasarkan grafik diagram laba-laba. Berikut adalah daftar

responden kuisioner digambarkan melalui tabel 3.1. dan untuk

34
jumlah pertanyaan yang dijawab responden dapat dilihat pada

tabel 3.2 dan tabel 3.3.

Tabel 3.1 Daftar Responden Kuisioner

No Responden Jumlah

1 Kepala Bagian Audit 1


2 Kepala Bagian Operasional 1
3 Staff Operasional bagian IT 1
4 Staff Teller 1
Jumlah 4

Tabel 3.2 Daftar pertanyaan pada Control Objective pada domain PO

Tingkat kematangan
Control Objective Jml
0 1 2 3 4 5
PO1 – Mendefinisikan Perencanaan Strategi IT 2 5 4 6 6 5 28
PO2 – Mendefinisikan Arsitektur Informasi 2 4 3 6 9 7 31
PO3 – Menentukan Arah Teknologi 3 5 5 6 11 7 37
PO4 – Mendefinisikan Proses, Organisasi dan Hubungan IT 1 4 3 9 8 5 30
PO5 – Mengelola Investasi IT 2 5 4 7 6 6 30
PO6 – Communicate Management Aims and Direction 2 3 4 5 3 3 20
PO7 – Mengelola SDM IT 2 4 2 5 5 5 23
PO8 – Mengelola Mutu 3 3 2 4 9 5 26
PO9 – Menilai dan Mengelola Resiko-resiko IT 3 7 3 7 11 7 38
PO10 – Mengelola Proyek-proyek 1 8 6 8 9 5 37
Total 21 48 36 63 77 55 300

Tabel 3.3 Daftar pertanyaan pada Control Objective pada domain AI

Tingkat kematangan Jml


Control Objective
0 1 2 3 4 5
AI 1 – Identifikasi Solusi yang Otomatis 2 4 5 4 6 6 27
PO1 – Mendefinisikan Perencanaan Strategi IT 2 5 4 6 6 5 28
AI4–Memungkinkan Operasi dan Penggunaannya 2 6 5 9 11 5 37
AI 5 – Memperoleh Sumber Daya IT 2 4 6 6 7 7 33
AI 6 – Mengelola Perubahan-perubahan 2 4 2 4 9 5 24
AI 7 – Memasang dan Mengakui solusi-solusi dan 1 3 3 4 8 6 25
perubahan-perubahan
Total 12 29 29 36 48 39 193

Untuk lebih lengkap, pengisian jawaban kuisioner dapat dilihat

pada lampiran 3.
35
3.1.2 Studi Pustaka.

Metode ini dilakukan dengan mempelajari teori-teori terkait yang

mendukung pemecahan masalah bagi penelitian yang terdiri dari

media cetak dan elektronik. Daftar buku yang digunakan sebagai

bahan studi penelitian ini dapat dilihat pada halaman daftar pustaka

dari laporan penelitian ini.

3.1.3 Studi Literatur Sejenis.

Metode studi literatur sejenis dilakukan dengan mempelajari hasil

penelitian sebelumnya yang mendukung pemecahan masalah bagi

penelitian. Hasil dari studi literatur sejenis dapat dilihat pada bab 2.

3.2 Metode Analisa Data COBIT Versi 4.0.

Metode yang digunakan dalam melakukan penilaian tata kelola teknologi

informasi pada aplikasi csbo di PT.BPRS Wakalumi yaitu dengan menggunakan

framework Cobit 4.0 dengan langkah-langkah yang digambarkan dibawah ini :

36
Identifikasi kebutuhan

Tingkatkan Kepedulian
Definisikan Lingkup Definisikan Sumberdaya
dan dapatkan Definisikan Resiko Rencanakan Program
Kegiatan dan Hasilnya
Komitmen Manajemen

Solusi Diharapkan

Definisikan Target Analisa Kesenjangan &


Nilai Kinerja Awal
Perbaikan Identifikasi Perbaikan

Merencanakan Solusi

Kembangkan Rencana
Definisikan Proyek
Perbaikan

Implementasi Solusi

Monitor Kinerja Review Efektifitas


Implementasi Perbaikan
Implementasi Program

Operasional Solusi

Identifikasi Kebutuhan
Bangun Keberlanjutan
Tata Kelola Baru

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Implementasi Tata Kelola TI (Surendro, 2009)

37
3.2.1 Solusi Diharapkan (Memperkirakan Solusi).

Dalam memperkirakan solusi terdiri tiga (3) langkah sebagai berikut :

d. Menentukan Nilai Maturity Level dari setiap Control Objective.

Mendefinisikan posisinya saat ini (as-is position). Menilai kapabilitas

dan maturitas saat ini atas proses-proses teknologi informasi terpilih.

e. Menentukan Uji Hipotesis

Menentukan target tingkat kapabilitas dan maturitas (to-be position).

f. Menganalisa Kesenjangan Gap.

Menganalisa Gap antara posisi as-is dan to-be agar menghasilkan solusi

perbaikan.

3.2.2 Merencanakan Solusi.

Fase ini adalah fase terakhir dimana peneliti merencanakan atau

mengusulkan solusi terhadap bagaiamana cara mengatasi gap yang telah dianalisa.

38
3.3 Kerangka Berpikir Penelitian.

Mulai

Metode Observasi

Metode Pengumpulan Gambaran Umum PT. BPRS


Metode Wawancara
Data Wakalumi

Metode Kuesioner Microsoft Excel 2007

Metodologi Penelitian Menentukan Nilai Maturity Level Setiap Control


Objective
Fase Merencanakan
Menentukan Uji Hipotesis
Solusi

Menganalisa Kesenjangan GAP


Metode analisis data
Domain PO & AI
COBIT 4.0

Fase Memperkirakan
Solusi

Kesimpulan

Gambar 3.2 Kerangka Berpikir Penelitian

39
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum PT. BPRS Wakalumi.

4.1.1 Sejarah.

BANK SYARIAH WAKALUMI, didirikan oleh Yayasan Wakalumi

(wakaf karyawan dan alumni muslim citibank), yang bergerak dalam bidang

sosial dan pendidikan bagi anak yatim, miskin dan dhuafa khususnya.

Tujuan didirikannya perseroan selain sebagai unit bisnis yang professional

dan islami, juga untuk menyediakan dana berkesinambungan guna

mendukung kegiatan yayasan. Perseroan resmi beroperasi secara

konvensional sebagai BPR sejak 9 April 1990. Berdasarkan Akte No. 78

Notaris B.R.A.Y Mahyastoeti Notonegoro, SH tanggal 9 Juni 1994,

peseroan menyetujui masuknya Bank Muamalat Indonesia sebagai

pemegang saham dengan kepemilikan sebesar 49% dan menyetujui

perubahan sistem operasional menjadi syariah. Dengan masuk serta adanya

bantuan teknis dan manajemen dari Bank Muamalat Indonesia, Kinerja

Bank Syariah Wakalumi semakin baik.

Setelah melalui transisi untuk melakukan konversi system

operasional, maka sejak tahun 1995, perseroan resmi beroperasi dengan

sistem syariah. Selanjutnya mulai tahun 2003, keterkaitan antara Bank

Syariah Wakalumi dengan Bank Muamalat Indonesia. Kini Bank Syariah

Wakalumi memiliki 5 kantor kas yang tebesar di wilayah Kabupaten

40
Tangerang. Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan modal

dasar, berawal dari Rp. 300 juta menjadi Rp. 1.5 Milyar, kemudian pada

tahun 2005 meningkat menjadi Rp. 6 Milyar. Sejak masuknya Bank

Muamalat Indonesia pada tahun 1994, kepemilikan perseroan terbuka bagi

siapa saja yang memiliki komitmen yang sama untuk mengembangkan

ekonomi umat.

4.1.2 Visi, Misi, dan Motto.

Visi yang dimiliki oleh PT. BPR Syariah Wakalumi, yaitu ingin

menjadi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah terbaik dan terpercaya. Adapun

Misi dari PT. BPRS Wakalumi sebagai berikut :

a. Memberdayakan ekonomi umat dengan fokus usaha mikro, kecil

dan menengah.

b. Memberikan layanan prima dan amanah bagi para mitra usaha.

c. Memiliki sistem dan tata kerja yang unggul dengan sumber daya

insani yang profesional, kompeten, handal dan menjunjung tinggi

ukhuwah islamiyah.

d. Memberikan manfaat optimal bagi para stakeholder

e. Memberikan kontribusi nyata bagi negara dan bangsa.

41
Motto adalah setiap lembaga perbankan tentu mempunyai motto

sebagai motivasi melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai karyawan

dengan berbagai kegiatan yang ada pada Bank tersebut. Motto dari PT. BPR

Syariah Wakalumi adalah “Membangun Kualitas Hidup Yang Khasanah ”.

4.1.3 Struktur Organisasi.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. BPRS Wakalumi.

4.2. Fase Memperkirakan Solusi.

4.2.1. Menentukan Nilai Maturity Level Untuk Setiap Control

Objective.

Untuk menentukan nilai maturity level perlu dilakukan tahapan

sebagai berikut :

42
a. Konversi kuisioner dengan Skala Guttman.

Konversi kuisioner dengan skala guttman dapat dilihat pada tabel

4.1 dibawah ini :

Tabel 4.1 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO1

DAFTAR HASIL PENGOLAHAN DATA RESPONDEN


MASTER DATA
Total
Jawaban
Domain Level Pertanyaan Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
0
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Tidak Tidak Ya 2 2
1 P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
2
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P1 Ya Tidak Tidak Ya 2 2
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Tidak Tidak Tidak Ya 1 3
PO1 3
P4 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P5 Ya Tidak Ya Ya 3 1
P6 Ya Tidak Tidak Ya 2 2
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Tidak Tidak Tidak Ya 1 3
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
4
P4 Ya Tidak Tidak Ya 2 2
P5 Tidak Ya Tidak Ya 2 2
P6 Ya Ya Ya Ya 4 0
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
5 P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4

Tabel 4.2 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO2


Total
Jawaban
Domain Level Pertanyaan Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
1 P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
PO2 P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4

43
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
2 P2 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P1 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
3
P4 Ya Tidak Tidak Ya 2 2
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Ya Ya Ya 3 1
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Tidak Tidak Ya Tidak 1 3
P4 Ya Ya Tidak Ya 3 1
4 P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P7 Ya Ya Ya Ya 4 0
P8 Ya Ya Ya Ya 4 0
P9 Ya Ya Ya Ya 4 0
P1 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P2 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
5 P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P6 Ya Ya Ya Ya 4 0
P7 Ya Ya Ya Ya 4 0

Tabel 4.3 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO3


Total
Jawaban
Domain Level Pertanyaan Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
P1 Tidak Tidak Tidak Ya 1 3
0 P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P1 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
1 P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
2 P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
PO3
P3 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
3
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
4 P6 Ya Ya Ya Ya 4 0
P7 Ya Ya Ya Ya 4 0
P8 Ya Ya Ya Ya 4 0
P9 Ya Ya Ya Ya 4 0
P10 Ya Ya Ya Ya 4 0
P11 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4

44
P1 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
5 P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Ya Ya 2 2
P7 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3

Tabel 4.4 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO4


Total
Jawaban
Domain Level Pertanyaan Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
0 P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P1 Tidak Tidak Tidak Ya 1 3
P2 Ya Tidak Ya Ya 3 1
1
P3 Tidak Ya Ya Tidak 2 2
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
2 P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
3 P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P6 Ya Ya Ya Ya 4 0
P7 Ya Ya Tidak Tidak 2 2
PO4
P8 Tidak Tidak Ya Ya 2 2
P9 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Ya Ya Ya Ya 4 0
P7 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P8 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
5 P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0

Tabel 4.5 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO5


Total
Jawaban
Domain Level Pertanyaan Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak

P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4


0
P2 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P1 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
PO5 1 P3 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P4 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P5 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
2
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
45
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
3 P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P6 Ya Ya Tidak Ya 4 0
P7 Ya Ya Ya Ya 4 0
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Tidak Ya 4 0
4
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Tidak Ya Ya Tidak 2 2
5
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Ya Tidak Tidak Ya 2 2
P6 Ya Ya Tidak Ya 4 0

Tabel 4.6 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO6

Total
Jawaban
Domain Level Pertanyaan Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
1 P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
2
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Ya Ya Tidak Ya 3 1
PO6
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
3 P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
4 P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
5 P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4

Tabel 4.7 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO7


Total
Jawaban
Domain Level Pertanyaan Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
PO7 0
P2 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3

46
P1 Ya Ya Ya Ya 2 0
P2 Ya Ya Ya Ya 2 0
1
P3 Ya Ya Ya Ya 2 0
P4 Ya Ya Ya Ya 2 0
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
2
P2 Tidak Ya Ya Ya 1 1
P1 Tidak Ya Tidak Ya 1 2
P2 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
3 P3 Tidak Ya Ya Ya 1 1
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Ya Tidak Ya 1 2
4 P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
5 P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4

Tabel 4.8 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO8


Total
Jawaban
Domain Level Pertanyaan Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
P1 Ya Ya Tidak Ya 3 1
0 P2 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P3 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P1 Tidak Tidak Ya Tidak 1 3
1 P2 Tidak Tidak Ya Tidak 1 3
P3 Tidak Tidak Ya Tidak 1 3
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
2
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
3
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
PO8
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
4 P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P7 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P8 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P9 Ya Ya Ya Ya 4 0
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
5 P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4

47
Tabel 4.9 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO9
Total
Jawaban
Domain Level Pertanyaan Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
0 P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
1 P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P7 Ya Ya Ya Ya 4 0
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
2 P2 Tidak Ya Ya Ya 3 1
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Tidak Ya Ya Ya 3 1
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
3 P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
PO9
P7 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
4 P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P7 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P8 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P9 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P10 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P11 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
5 P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P7 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4

Tabel 4.10 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden PO10


Total
Jawaban
Domain Level Pertanyaan Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
0 P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
PO10 P2 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
1
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4

48
P5 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P6 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P7 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P8 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
2
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
3
P5 Ya Tidak Tidak Ya 2 2
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P7 Tidak Ya Tidak Tidak 1 3
P8 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
4 P5 Tidak Ya Tidak Ya 2 2
P6 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P7 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 3
P8 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P9 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
5 P3 Tidak Ya Tidak Ya 2 2
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Ya Ya Tidak Ya 3 1

Tabel 4.11 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden AI1


Total
Jawaban
Domain Level Pertanyaan Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
P1 Tidak Tidak Ya Tidak 1 3
0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P1 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
1
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P1 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P2 Ya Ya Tidak Ya 3 1
AI1 2 P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P5 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
3
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
49
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
5
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4

Tabel 4.12 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden AI2

Total
Jawaban
Domain Level Pertanyaan Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
0
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Ya Ya Ya Ya 3 0
P2 Ya Ya Ya Ya 3 0
1
P3 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P4 Ya Ya Ya Ya 3 0
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
2
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
AI2
3 P3 Tidak Ya Tidak Ya 1 2
P4 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P5 Tidak Tidak Tidak Ya 1 3
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
4 P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
5
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4

Tabel 4.13 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden AI3


Total
Jawaban
Domain Level Pertanyaan Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
0 P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
1
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
AI3
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
2 P2 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P3 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3

50
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
3
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
5
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4

Tabel 4.14 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden AI4


Total
Jawaban
Domain Level Pertanyaan Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
0
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
1
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
2 P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
AI4 3 P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P7 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P8 Tidak Ya Tidak Tidak 1 4
P9 Ya Tidak Ya Ya 3 0
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
4 P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P7 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P8 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P9 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P10 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P11 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
5
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4

51
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4

Tabel 4.15 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden AI5


Total
Jawaban
Domain Level Pertanyaan Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
1
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
2
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
3
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
AI5
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
4 P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P7 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
5 P4 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P5 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P7 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4

Tabel 4.16 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden AI6


Total
Jawaban
Domain Level Pertanyaan Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
0
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
AI6 1
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
2
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4

52
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
3
P3 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
4 P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P7 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P8 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P9 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
5 P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4

Tabel 4.17 Daftar Hasil Pengolahan Data Responden AI7


Total
Jawaban
Domain Level Pertanyaan Jawaban
R1-Rofiqoh R2-Mukhlis R3-Widi R4-Sidiq Ya Tidak
0 P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
1 P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
2 P2 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P3 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
3
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
AI7 P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P7 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P8 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P1 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P2 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P3 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
5
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4

53
b. Perhitungan Normalisasi

Hasil perhitungan normalisasi di dapat dari hasil rata-rata

konversi lalu dikalikan dengan level pertanyaan dari setiap domain.

Hasil dari perhitungan normalisasi dapat dilihat pada tabel di bawah

ini :

Tabel 4.18 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain PO1


Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
PO1 P1 Tidak 0 0.00
0 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.20
P2 Ya 1 0.20
1 P3 Ya 1 0.20 0.26 0.26
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
P1 Ya 1 0.25
P2 Ya 1 0.25
2 0.19 0.39
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
P1 Ya 1 0.17
P2 Ya 1 0.17
P3 Tidak 0 0.00
3 0.22 0.65
P4 Ya 1 0.17
P5 Ya 1 0.17
P6 Ya 1 0.17
P1 Ya 1 0.17
P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.17
4 0.17 0.69
P4 Ya 1 0.17
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.17
P1 Ya 1 0.20
P2 Ya 1 0.20
5 P3 Ya 1 0.20 0.16 0.78
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
3.85 2.77

54
Tabel 4.19 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain PO2
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.11 0.00
P2 Ya 1 0.50
P1 Ya 1 0.25
P2 Ya 1 0.25
1 0.16 0.16
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
P1 Ya 1 0.33
2 P2 Ya 1 0.33 0.22 0.44
P3 Ya 1 0.33
P1 Ya 1 0.17
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
3 0.15 0.44
P4 Ya 1 0.17
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.11
PO2
P2 Ya 1 0.11
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.11
4 P5 Tidak 0 0.00 0.15 0.58
P6 Tidak 0 0.00
P7 Ya 1 0.11
P8 Ya 1 0.11
P9 Ya 1 0.11
P1 Ya 1 0.14
P2 Ya 1 0.14
P3 Ya 1 0.14
5 P4 Ya 1 0.14 0.22 1.09
P5 Ya 1 0.14
P6 Ya 1 0.14
P7 Ya 1 0.14
4.58 2.71

Tabel 4.20 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain PO3


Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
PO3 0 P2 Ya 1 0.33 0.16 0.00
P3 Ya 1 0.33

55
P1 Ya 1 0.20
P2 Ya 1 0.20
1 P3 Ya 1 0.20 0.19 0.20
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.20
P1 Ya 1 0.20
P2 Ya 1 0.20
2 P3 Tidak 0 0.00 0.19 0.37
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
P1 Ya 1 0.17
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
3 0.16 0.47
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.17
P1 Ya 1 0.09
P2 Ya 1 0.09
P3 Ya 1 0.09
P4 Ya 1 0.09
P5 Ya 1 0.09
4 P6 Ya 1 0.09 0.21 0.85
P7 Ya 1 0.09
P8 Ya 1 0.09
P9 Ya 1 0.09
P10 Ya 1 0.09
P11 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.14
P2 Ya 1 0.14
P3 Tidak 0 0.00
5 P4 Tidak 0 0.00 0.10 0.50
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Ya 1 0.14
4.27 2.40

Tabel 4.21 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain PO4


Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
0 P1 Ya 1 1.00 0.00 0.00
PO4 P1 Tidak 0 0.00
1 0.11 0.11
P2 Ya 1 0.25

56
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
P1 Tidak 0 0.00
2 P2 Ya 1 0.33 0.15 0.29
P3 Ya 1 0.33
P1 Ya 1 0.11
P2 Ya 1 0.11
P3 Ya 1 0.11
P4 Ya 1 0.11
3 P5 Ya 1 0.11 0.17 0.51
P6 Ya 1 0.11
P7 Ya 1 0.11
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.13
P2 Ya 1 0.13
P3 Ya 1 0.13
P4 Tidak 0 0.00
4 0.11 0.44
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.13
P7 Tidak 0 0.00
P8 Ya 1 0.13
P1 Ya 1 0.20
P2 Ya 1 0.20
5 P3 Ya 1 0.20 0.22 1.09
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
4.57 2.44

Tabel 4.22 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain PO5


Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.11 0.00
P2 Ya 1 0.50
P1 Ya 1 0.20
P2 Ya 1 0.20
1 P3 Ya 1 0.20 0.22 0.22
PO5
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
P1 Ya 1 0.25
2 P2 Ya 1 0.25 0.22 0.44
P3 Ya 1 0.25

57
P4 Ya 1 0.25
P1 Ya 1 0.14
P2 Ya 1 0.14
P3 Ya 1 0.14
3 P4 Ya 1 0.14 0.22 0.67
P5 Ya 1 0.14
P6 Ya 1 0.14
P7 Ya 1 0.14
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
4 0.11 0.44
P4 Ya 1 0.17
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.17
P3 Tidak 0 0.00
5 0.00 0.01
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.17
P6 Ya 1 0.17
4.50 1.79

Tabel 4.23 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain PO6


Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.28 0.00
P2 Ya 1 0.50
P1 Ya 1 0.33
1 P2 Tidak 0 0.00 0.37 0.37
P3 Ya 1 0.33
P1 Ya 1 0.25
P2 Tidak 0 0.00
2 0.14 0.28
P3 Tidak 0 0.00
PO6
P4 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.20
P2 Tidak 0 0.00
3 P3 Tidak 0 0.00 0.22 0.66
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.20
P1 Tidak 0 0.00
4 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00

58
P3 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
5 P2 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
1.82 1.30

Tabel 4.24 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain PO7


Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.29 0.00
P2 Ya 1 0.50
P1 Ya 1 0.25
P2 Ya 1 0.25
1 0.59 0.59
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
P1 Tidak 0 0.00
2 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.20
3 P3 Tidak 0 0.00 0.12 0.35
P4 Tidak 0 0.00
PO7
P5 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
4 P3 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
5 P3 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
1.70 0.94

Tabel 4.25 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain PO8


Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Ya 1 0.33
0 P2 Ya 1 0.33 0.90 0.00
P3 Ya 1 0.33
PO8
P1 Tidak 0 0.00
1 P2 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00

59
P1 Tidak 0 0.00
2 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
3 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4 P5 Tidak 0 0.00 0.10 0.40
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Ya 1 0.11
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
5 P3 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
1.11 0.40

Tabel 4.26 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain PO9


Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Ya 1 0.33
0 P2 Tidak 0 0.00 0.20 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.14
P2 Ya 1 0.14
P3 Ya 1 0.14
1 P4 Ya 1 0.14 0.43 0.43
P5 Tidak 0 0.00
PO9
P6 Tidak 0 0.00
P7 Ya 1 0.14
P1 Ya 1 0.33
2 P2 Tidak 0 0.00 0.20 0.40
P3 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
3 P2 Ya 1 0.14 0.09 0.26
P3 Tidak 0 0.00

60
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
4 P6 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
P10 Tidak 0 0.00
P11 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.14
P3 Tidak 0 0.00
5 P4 Tidak 0 0.00 0.09 0.43
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
1.67 1.51

Tabel 4.27 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain PO10


Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
0 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00

P1 Tidak 0 0.00

P2 Ya 1 0.13

P3 Tidak 0 0.00

P4 Tidak 0 0.00
1 0.38 0.38
P5 Ya 1 0.13

PO10 P6 Ya 1 0.13

P7 Ya 1 0.13

P8 Ya 1 0.13

P1 Tidak 0 0.00

P2 Tidak 0 0.00
2 0.20 0.41
P3 Ya 1 0.17

P4 Tidak 0 0.00

61
P5 Ya 1 0.17

P6 Tidak 0 0.00

P1 Tidak 0 0.00

P2 Ya 1 0.13

P3 Tidak 0 0.00

P4 Tidak 0 0.00
3 0.22 0.66
P5 Ya 1 0.13

P6 Tidak 0 0.00

P7 Tidak 0 0.00

P8 Tidak 0 0.00

P1 Ya 1 0.11

P2 Tidak 0 0.00

P3 Tidak 0 0.00

P4 Tidak 0 0.00

4 P5 Tidak 0 0.00 0.14 0.55

P6 Ya 1 0.11

P7 Tidak 0 0.00

P8 Tidak 0 0.00

P9 Tidak 0 0.00

P1 Tidak 0 0.00

P2 Tidak 0 0.00

5 P3 Tidak 0 0.00 0.12 0.61

P4 Tidak 0 0.00

P5 Ya 1 0.20

1.63 2.61

Tabel 4.28 Perhitungan Normalisasi*Level Responden1 Domain AI1

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.28 0.00
P2 Ya 1 0.50
P1 Ya 1 0.25
P2 Tidak 0 0.00
AI1 1 0.28 0.28
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
P1 Ya 1 0.20
2 0.44 0.89
P2 Ya 1 0.20

62
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
3 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
4 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
5 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
1.80 1.17

Tabel 4.29 Perhitungan Normalisasi*Level Responden1 Domain AI2


Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.25
P2 Ya 1 0.25
1 0.59 0.59
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.25
2 0.29 0.59
AI2 P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
3 P3 Tidak 0 0.00 0.12 0.35
P4 Ya 1 0.20
P5 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
4 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00

63
P3 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
5 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
1.70 1.53

Tabel 4.30 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain AI3

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
0 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P1 Ya 1 0.25
P2 Ya 1 0.25
1 0.50 0.50
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.25
2 0.25 0.50
P3 Ya 1 0.25
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
AI3 3 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.25
4 0.25 1.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
5 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
2.00 2.00

Tabel 4.31 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain AI4

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Ya 1 0.50
0 0.35 0.00
AI4 P2 Tidak 0 0.00
1 P1 Ya 1 0.17 0.58 0.58

64
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
P4 Ya 1 0.17
P5 Ya 1 0.17
P6 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
2 P3 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
3 P5 Tidak 0 0.00 0.08 0.23
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Ya 1 0.11
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
4 P6 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
P10 Tidak 0 0.00
P11 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
5 P3 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
1.44 0.81

Tabel 4.32 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain AI5

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI5 0 P1 Tidak 0 0.00 0.39 0.00

65
P2 Ya 1 0.50
P1 Ya 1 0.25
P2 Ya 1 0.25
1 0.39 0.39
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
2 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
3 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
4 P4 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
5 P4 Ya 1 0.14 0.22 1.11
P5 Ya 1 0.14
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
1.29 1.50

Tabel 4.33 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain AI6

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
AI6 P1 Ya 1 0.25
1 P2 Ya 1 0.25 0.80 0.80
P3 Ya 1 0.25

66
P4 Ya 1 0.25
P1 Tidak 0 0.00
2 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
3 0.20 0.60
P3 Ya 1 0.25
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4 P5 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
5 P3 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
1.25 1.40

Tabel 4.34 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 1 Domain AI7

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
0 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P1 Ya 1 0.33
1 P2 Ya 1 0.33 0.40 0.40
P3 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.33
2 P2 Ya 1 0.33 0.60 1.20
P3 Ya 1 0.33
P1 Tidak 0 0.00
AI7
P2 Tidak 0 0.00
3 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
4 P3 Tidak 0 0.00 0.00 0.00

P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00

67
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
5 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
1.67 1.60

Tabel 4.35 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain PO1

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.20
P2 Tidak 0 0.00
1 P3 Ya 1 0.20 0.25 0.25
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
P1 Ya 1 0.25
P2 Ya 1 0.25
2 0.24 0.48
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.17
P3 Tidak 0 0.00
3 0.11 0.32
PO1 P4 Ya 1 0.17
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.17
P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.17
4 0.21 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.17
P6 Ya 1 0.17
P1 Ya 1 0.20
P2 Ya 1 0.20
5 P3 Ya 1 0.20 0.19 0.95
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
3.15 2.00

Tabel 4.36 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain PO2

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.12 0.00
PO2 P2 Ya 1 0.50
1 P1 Ya 1 0.25 0.18 0.18

68
P2 Ya 1 0.25
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
P1 Ya 1 0.33
2 P2 Tidak 0 0.00 0.16 0.32
P3 Ya 1 0.33
P1 Ya 1 0.17
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
3 0.16 0.49
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.17
P1 Ya 1 0.11
P2 Ya 1 0.11
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.11
4 P5 Tidak 0 0.00 0.16 0.65
P6 Tidak 0 0.00
P7 Ya 1 0.11
P8 Ya 1 0.11
P9 Ya 1 0.11
P1 Ya 1 0.14
P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.14
5 P4 Ya 1 0.14 0.21 1.04
P5 Ya 1 0.14
P6 Ya 1 0.14
P7 Ya 1 0.14
4.11 2.69

Tabel 4.37 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain PO3

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 P2 Ya 1 0.33 0.20 0.00
P3 Ya 1 0.33
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.20
1 P3 Ya 1 0.20 0.18 0.18
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.20
P1 Ya 1 0.20
P2 Tidak 0 0.00
PO3 2 P3 Tidak 0 0.00 0.18 0.35
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
P1 Ya 1 0.17
P2 Ya 1 0.17
P3 Tidak 0 0.00
3 0.15 0.44
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.17
P1 Ya 1 0.09
4 0.27 1.06
P2 Ya 1 0.09
69
P3 Ya 1 0.09
P4 Ya 1 0.09
P5 Ya 1 0.09
P6 Ya 1 0.09
P7 Ya 1 0.09
P8 Ya 1 0.09
P9 Ya 1 0.09
P10 Ya 1 0.09
P11 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.14
P3 Tidak 0 0.00
5 P4 Tidak 0 0.00 0.04 0.21
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
3.42 2.24

Tabel 4.38 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain PO4

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
0 P1 Ya 1 1.00 0.22 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
1 0.11 0.11
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
P1 Tidak 0 0.00
2 P2 Ya 1 0.33 0.15 0.29
P3 Ya 1 0.33
P1 Ya 1 0.11
P2 Ya 1 0.11
P3 Ya 1 0.11
P4 Ya 1 0.11
3 P5 Ya 1 0.11 0.01 0.02
P6 Ya 1 0.11
P7 Ya 1 0.11
PO4 P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.13
P2 Ya 1 0.13
P3 Ya 1 0.13
P4 Tidak 0 0.00
4 0.14 0.55
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.13
P7 Tidak 0 0.00
P8 Ya 1 0.13
P1 Ya 1 0.20
P2 Ya 1 0.20
5 P3 Ya 1 0.20 0.01 0.03
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
4.57 1.00

70
Tabel 4.39 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain PO5

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.20
1 P3 Tidak 0 0.00 0.06 0.06
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.25
P2 Ya 1 0.25
2 0.31 0.63
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
P1 Ya 1 0.14
P2 Ya 1 0.14
P3 Ya 1 0.14
3 P4 Ya 1 0.14 0.31 0.94
PO5 P5 Ya 1 0.14
P6 Ya 1 0.14
P7 Ya 1 0.14
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
4 0.16 0.63
P4 Ya 1 0.17
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
5 0.16 0.78
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.17
3.20 3.03

Tabel 4.40 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain PO6

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.50 0.00
P2 Ya 1 0.50
P1 Ya 1 0.33
1 P2 Tidak 0 0.00 0.67 0.67
P3 Ya 1 0.33
P1 Ya 1 0.25
P2 Tidak 0 0.00
2 0.25 0.50
PO6 P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.20
P2 Tidak 0 0.00
3 P3 Tidak 0 0.00 0.40 1.20
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.20
4 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00

71
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
5 P2 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
1.82 2.37

Tabel 4.41 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain PO7

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.25
P2 Ya 1 0.25
1 0.71 0.71
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
P1 Tidak 0 0.00
2 0.24 0.48
P2 Ya 1 0.50
P1 Ya 1 0.20
P2 Tidak 0 0.00
3 P3 Ya 1 0.20 0.19 0.57
P4 Tidak 0 0.00
PO7
P5 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.20
4 P3 Tidak 0 0.00 0.10 0.38
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
5 P3 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
2.10 2.14

Tabel 4.42 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain PO8

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Ya 1 0.33
0 P2 Ya 1 0.33 0.90 0.00
P3 Ya 1 0.33
P1 Tidak 0 0.00
1 P2 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
PO8 P1 Tidak 0 0.00
2 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
3 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4 P1 Tidak 0 0.00 0.10 0.40

72
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Ya 1 0.11
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
5 P3 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
1.11 0.40

Tabel 4.43 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain PO9

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Ya 1 0.33
0 P2 Tidak 0 0.00 0.16 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.14
P2 Ya 1 0.14
P3 Ya 1 0.14
1 P4 Ya 1 0.14 0.33 0.33
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Ya 1 0.14
P1 Ya 1 0.33
2 P2 Ya 1 0.33 0.31 0.62
P3 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.14
P2 Ya 1 0.14
P3 Tidak 0 0.00
3 P4 Tidak 0 0.00 0.13 0.40
P5 Tidak 0 0.00
PO9
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
4 P6 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
P10 Tidak 0 0.00
P11 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.14
5 P3 Tidak 0 0.00 0.07 0.33
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
73
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
2.14 1.69

Tabel 4.44 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain PO10

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
0 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
1 0.00 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.17
2 0.25 0.51
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.17
P6 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.13
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
PO10 3 0.19 0.57
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Ya 1 0.13
P8 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.11
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4 P5 Ya 1 0.11 0.25 1.01
P6 Ya 1 0.11
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
5 P3 Ya 1 0.20 0.30 1.52
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.20
1.32 3.61

Tabel 4.45 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain AI1

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.31 0.00
AI1 P2 Ya 1 0.50
1 P1 Ya 1 0.25 0.31 0.31

74
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.20
2 P3 Tidak 0 0.00 0.38 0.75
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
3 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
4 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
5 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
1.60 1.06

Tabel 4.46 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain AI2

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.25
P2 Ya 1 0.25
1 0.79 0.79
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
2 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
AI2 3 P3 Ya 1 0.20 0.21 0.63
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
4 P2 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
5 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
0.95 1.42
75
Tabel 4.47 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain AI3

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
0 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P1 Ya 1 0.25
P2 Ya 1 0.25
1 0.57 0.57
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.25
2 0.14 0.29
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
AI3 3 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.25
4 0.29 1.14
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
5 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
1.75 2.00

Tabel 4.48 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain AI4

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Ya 1 0.50
0 0.35 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.17
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
1 0.58 0.58
P4 Ya 1 0.17
P5 Ya 1 0.17
P6 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
2 P3 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
AI4 P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
3 P5 Tidak 0 0.00 0.08 0.23
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Ya 1 0.11
P9 Tidak 0 0.00
4 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00

76
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
P10 Tidak 0 0.00
P11 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
5 P3 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
1.44 0.81

Tabel 4.49 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain AI5

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.39 0.00
P2 Ya 1 0.50
P1 Ya 1 0.25
P2 Ya 1 0.25
1 0.39 0.39
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
2 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
3 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
AI5 P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
4 P4 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
5 P4 Ya 1 0.14 0.22 1.11
P5 Ya 1 0.14
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
1.29 1.50

77
Tabel 4.50 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain AI6

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.25
P2 Ya 1 0.25
1 1.00 1.00
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
P1 Tidak 0 0.00
2 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
3 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
AI6 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4 P5 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
5 P3 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
1.00 1.00

Tabel 4.51 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 2 Domain AI7

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
0 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P1 Ya 1 0.33
1 P2 Ya 1 0.33 1.00 1.00
P3 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
2 P2 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
3 0.00 0.00
AI7 P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4 0.00 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00

78
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
5 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
0.67 1.00

Tabel 4.52 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain PO1

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.20
P2 Tidak 0 0.00
1 P3 Ya 1 0.20 0.27 0.27
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
P1 Ya 1 0.25
P2 Ya 1 0.25
2 0.25 0.50
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.17
P3 Tidak 0 0.00
3 0.11 0.34
PO1 P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.17
P6 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.17
P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.17
4 0.17 0.67
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.17
P1 Ya 1 0.20
P2 Ya 1 0.20
5 P3 Ya 1 0.20 0.20 1.01
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
2.98 2.78

Tabel 4.53 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain PO2

79
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.13 0.00
P2 Ya 1 0.50
P1 Ya 1 0.25
P2 Ya 1 0.25
1 0.20 0.20
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
P1 Ya 1 0.33
2 P2 Tidak 0 0.00 0.18 0.35
P3 Ya 1 0.33
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
3 0.13 0.39
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.17
P1 Ya 1 0.11
PO2
P2 Ya 1 0.11
P3 Ya 1 0.11
P4 Tidak 0 0.00
4 P5 Tidak 0 0.00 0.18 0.70
P6 Tidak 0 0.00
P7 Ya 1 0.11
P8 Ya 1 0.11
P9 Ya 1 0.11
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.14
5 P4 Ya 1 0.14 0.19 0.94
P5 Ya 1 0.14
P6 Ya 1 0.14
P7 Ya 1 0.14
3.80 2.59

Tabel 4.54 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain PO3

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
PO3 0 P2 Ya 1 0.33 0.20 0.00
P3 Ya 1 0.33

80
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.20
1 P3 Ya 1 0.20 0.18 0.18
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.20
P1 Ya 1 0.20
P2 Tidak 0 0.00
2 P3 Tidak 0 0.00 0.18 0.35
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
P1 Ya 1 0.17
P2 Ya 1 0.17
P3 Tidak 0 0.00
3 0.10 0.29
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.09
P2 Ya 1 0.09
P3 Ya 1 0.09
P4 Ya 1 0.09
P5 Ya 1 0.09
4 P6 Ya 1 0.09 0.27 1.07
P7 Ya 1 0.09
P8 Ya 1 0.09
P9 Ya 1 0.09
P10 Ya 1 0.09
P11 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.14
P3 Tidak 0 0.00
5 P4 Tidak 0 0.00 0.08 0.42
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.14
P7 Tidak 0 0.00
3.39 2.32

Tabel 4.55 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain PO4

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
0 P1 Ya 1 1.00 0.21 0.00
PO4
1 P1 Tidak 0 0.00 0.16 0.16

81
P2 Ya 1 0.25
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
P1 Tidak 0 0.00
2 P2 Ya 1 0.33 0.14 0.28
P3 Ya 1 0.33
P1 Ya 1 0.11
P2 Ya 1 0.11
P3 Ya 1 0.11
P4 Ya 1 0.11
3 P5 Ya 1 0.11 0.17 0.50
P6 Ya 1 0.11
P7 Tidak 0 0.00
P8 Ya 1 0.11
P9 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.13
P2 Ya 1 0.13
P3 Ya 1 0.13
P4 Tidak 0 0.00
4 0.11 0.43
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.13
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.20
P2 Ya 1 0.20
5 P3 Ya 1 0.20 0.21 1.07
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
4.69 2.43

Tabel 4.56 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain PO5

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.20
PO5
1 P3 Tidak 0 0.00 0.07 0.07
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
2 P1 Ya 1 0.25 0.37 0.73

82
P2 Ya 1 0.25
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
P1 Ya 1 0.14
P2 Ya 1 0.14
P3 Ya 1 0.14
3 P4 Ya 1 0.14 0.31 0.94
P5 Ya 1 0.14
P6 Tidak 0 0.00
P7 Ya 1 0.14
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.17
P3 Tidak 0 0.00
4 0.12 0.49
P4 Ya 1 0.17
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
5 0.12 0.61
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
2.72 2.85

Tabel 4.57 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain PO6

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.31 0.00
P2 Ya 1 0.50
P1 Ya 1 0.33
1 P2 Tidak 0 0.00 0.41 0.41
P3 Ya 1 0.33
P1 Ya 1 0.25
P2 Tidak 0 0.00
PO6 2 0.15 0.31
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
3 P3 Tidak 0 0.00 0.12 0.37
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.20

83
P1 Tidak 0 0.00
4 P2 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
5 P2 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
1.62 1.09

Tabel 4.58 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain PO7

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.25
P2 Ya 1 0.25
1 0.59 0.59
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
P1 Tidak 0 0.00
2 0.29 0.59
P2 Ya 1 0.50
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
3 P3 Ya 1 0.20 0.12 0.35
P4 Tidak 0 0.00
PO7
P5 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
4 P3 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
5 P3 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
1.70 1.53

Tabel 4.59 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain PO8

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
PO8 0 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00

84
P3 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.33
1 P2 Ya 1 0.33 0.90 0.90
P3 Ya 1 0.33
P1 Tidak 0 0.00
2 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
3 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4 P5 Tidak 0 0.00 0.10 0.40
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Ya 1 0.11
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
5 P3 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
1.11 1.30

Tabel 4.60 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain PO9

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Ya 1 0.33
0 P2 Tidak 0 0.00 0.16 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.14
P2 Ya 1 0.14
P3 Ya 1 0.14
PO9
1 P4 Ya 1 0.14 0.33 0.33
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Ya 1 0.14
P1 Ya 1 0.33
2 0.31 0.62
P2 Ya 1 0.33

85
P3 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.14
P2 Ya 1 0.14
P3 Tidak 0 0.00
3 P4 Tidak 0 0.00 0.13 0.40
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
4 P6 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
P10 Tidak 0 0.00
P11 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.14
P3 Tidak 0 0.00
5 P4 Tidak 0 0.00 0.07 0.33
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
2.14 1.69

Tabel 4.61 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain PO10

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
0 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
PO10 1 0.00 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
2 P1 Tidak 0 0.00 0.73 1.45

86
P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.17
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.17
P6 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.13
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
3 0.27 0.82
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4 P5 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
5 P3 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
0.46 2.27

Tabel 4.62 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain AI1

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Ya 1 0.50
0 1.00 0.00
P2 Ya 1 0.50
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
1 0.00 0.00
AI1 P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
2 P2 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00

87
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
3 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
4 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
5 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
1.00 0.00

Tabel 4.63 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain AI2

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.25
P2 Ya 1 0.25
1 1.00 1.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
2 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
AI2
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
3 P3 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
4 P2 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00

88
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
5 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
0.75 1.00

Tabel 4.64 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain AI3

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
0 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P1 Ya 1 0.25
P2 Ya 1 0.25
1 0.80 0.80
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
2 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
AI3 3 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.25
4 0.20 0.80
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
5 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
1.25 1.60

Tabel 4.65 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain AI4

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Ya 1 0.50
0 0.35 0.00
P2 Tidak 0 0.00
AI4
P1 Ya 1 0.17
1 0.58 0.58
P2 Ya 1 0.17

89
P3 Ya 1 0.17
P4 Ya 1 0.17
P5 Ya 1 0.17
P6 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
2 P3 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
3 P5 Tidak 0 0.00 0.08 0.23
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Ya 1 0.11
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
4 P6 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
P10 Tidak 0 0.00
P11 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
5 P3 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
1.44 0.81

Tabel 4.66 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain AI5

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI5 0 P1 Tidak 0 0.00 0.50 0.00

90
P2 Ya 1 0.50
P1 Ya 1 0.25
P2 Ya 1 0.25
1 0.50 0.50
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
2 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
3 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
4 P4 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
5 P4 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
1.00 0.50

Tabel 4.67 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain AI6

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
AI6 P1 Ya 1 0.25
1 P2 Ya 1 0.25 1.00 1.00
P3 Ya 1 0.25

91
P4 Ya 1 0.25
P1 Tidak 0 0.00
2 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
3 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4 P5 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
5 P3 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
1.00 1.00

Tabel 4.68 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 3 Domain AI7

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
0 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P1 Ya 1 0.33
1 P2 Ya 1 0.33 1.00 1.00
P3 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
2 P2 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
AI7 P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
3 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
4 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00

92
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
5 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
0.67 1.00

Tabel 4.69 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain PO1

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.20
P2 Ya 1 0.20
1 P3 Ya 1 0.20 0.19 0.19
P4 Ya 1 0.20
P5 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.25
P2 Ya 1 0.25
2 0.18 0.36
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
P1 Ya 1 0.17
P2 Ya 1 0.17
PO1
P3 Ya 1 0.17
3 0.24 0.72
P4 Ya 1 0.17
P5 Ya 1 0.17
P6 Ya 1 0.17
P1 Ya 1 0.17
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
4 0.24 0.96
P4 Ya 1 0.17
P5 Ya 1 0.17
P6 Ya 1 0.17
P1 Ya 1 0.20
5 P2 Ya 1 0.20 0.14 0.72
P3 Ya 1 0.20

93
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
4.15 2.96

Tabel 4.70 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain PO2

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.12 0.00
P2 Ya 1 0.50
P1 Ya 1 0.25
P2 Ya 1 0.25
1 0.18 0.18
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
P1 Ya 1 0.33
2 P2 Tidak 0 0.00 0.16 0.31
P3 Ya 1 0.33
P1 Ya 1 0.17
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
3 0.19 0.58
P4 Ya 1 0.17
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.17
P1 Ya 1 0.11
PO2
P2 Ya 1 0.11
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.11
4 P5 Tidak 0 0.00 0.16 0.62
P6 Tidak 0 0.00
P7 Ya 1 0.11
P8 Ya 1 0.11
P9 Ya 1 0.11
P1 Ya 1 0.14
P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.14
5 P4 Ya 1 0.14 0.20 1.00
P5 Ya 1 0.14
P6 Ya 1 0.14
P7 Ya 1 0.14
4.27 2.70

94
Tabel 4.71 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain PO3

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Ya 1 0.33
0 P2 Ya 1 0.33 0.26 0.00
P3 Ya 1 0.33
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.20
1 P3 Ya 1 0.20 0.10 0.10
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.20
P1 Ya 1 0.20
P2 Tidak 0 0.00
2 P3 Tidak 0 0.00 0.15 0.31
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
P1 Ya 1 0.17
P2 Ya 1 0.17
P3 Tidak 0 0.00
3 0.13 0.39
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.17
PO3
P1 Ya 1 0.09
P2 Ya 1 0.09
P3 Ya 1 0.09
P4 Ya 1 0.09
P5 Ya 1 0.09
4 P6 Ya 1 0.09 0.23 0.93
P7 Ya 1 0.09
P8 Ya 1 0.09
P9 Ya 1 0.09
P10 Ya 1 0.09
P11 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.14
P3 Tidak 0 0.00
5 P4 Tidak 0 0.00 0.07 0.37
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.14
P7 Tidak 0 0.00
3.89 2.10

95
Tabel 4.72 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain PO4

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
0 P1 Ya 1 1.00 0.21 0.00
P1 Ya 1 0.25
P2 Ya 1 0.25
1 0.16 0.16
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
P1 Tidak 0 0.00
2 P2 Ya 1 0.33 0.14 0.28
P3 Ya 1 0.33
P1 Ya 1 0.11
P2 Ya 1 0.11
P3 Ya 1 0.11
P4 Ya 1 0.11
3 P5 Ya 1 0.11 0.16 0.48
P6 Ya 1 0.11
P7 Tidak 0 0.00
PO4 P8 Ya 1 0.11
P9 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.13
P2 Ya 1 0.13
P3 Ya 1 0.13
P4 Tidak 0 0.00
4 0.21 0.85
P5 Tidak 0 0.00
P6 Ya 1 0.13
P7 Tidak 0 0.00
P8 Ya 1 0.13
P1 Ya 1 0.20
P2 Ya 1 0.20
5 P3 Ya 1 0.20 0.21 1.04
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
4.82 2.80

Tabel 4.73 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain PO5

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
PO5 0 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00

96
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.20
1 P3 Tidak 0 0.00 0.06 0.06
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.25
P2 Ya 1 0.25
2 0.31 0.63
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
P1 Ya 1 0.14
P2 Ya 1 0.14
P3 Ya 1 0.14
3 P4 Ya 1 0.14 0.31 0.94
P5 Ya 1 0.14
P6 Ya 1 0.14
P7 Ya 1 0.14
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
4 0.16 0.63
P4 Ya 1 0.17
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.17
P3 Tidak 0 0.00
5 0.16 0.78
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.17
P6 Ya 1 0.17
3.20 3.03

Tabel 4.74 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain PO6

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.31 0.00
P2 Ya 1 0.50
P1 Ya 1 0.33
1 P2 Tidak 0 0.00 0.41 0.41
PO6
P3 Ya 1 0.33
P1 Ya 1 0.25
2 P2 Tidak 0 0.00 0.15 0.31
P3 Tidak 0 0.00

97
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
3 P3 Tidak 0 0.00 0.12 0.37
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.20
P1 Tidak 0 0.00
4 P2 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
5 P2 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
1.62 1.09

Tabel 4.75 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain PO7

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.25
P2 Ya 1 0.25
1 0.48 0.48
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
P1 Tidak 0 0.00
2 0.24 0.48
P2 Ya 1 0.50
P1 Ya 1 0.20
P2 Tidak 0 0.00
3 P3 Ya 1 0.20 0.19 0.57
P4 Tidak 0 0.00
PO7
P5 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.20
4 P3 Tidak 0 0.00 0.10 0.38
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
5 P3 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
2.10 1.90

98
Tabel 4.76 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain PO8

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Ya 1 0.33
0 P2 Ya 1 0.33 0.90 0.00
P3 Ya 1 0.33
P1 Tidak 0 0.00
1 P2 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
2 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
3 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
PO8 P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4 P5 Tidak 0 0.00 0.10 0.40
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Ya 1 0.11
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
5 P3 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
1.11 0.40

Tabel 4.77 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain PO9

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Ya 1 0.33
0 P2 Tidak 0 0.00 0.16 0.00
P3 Tidak 0 0.00
PO9 P1 Ya 1 0.14
P2 Ya 1 0.14
1 0.33 0.33
P3 Ya 1 0.14
P4 Ya 1 0.14

99
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Ya 1 0.14
P1 Ya 1 0.33
2 P2 Ya 1 0.33 0.31 0.62
P3 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.14
P2 Ya 1 0.14
P3 Tidak 0 0.00
3 P4 Tidak 0 0.00 0.13 0.40
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
4 P6 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
P10 Tidak 0 0.00
P11 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.14
P3 Tidak 0 0.00
5 P4 Tidak 0 0.00 0.07 0.33
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
2.14 1.69

Tabel 4.78 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain PO10

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
0 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P1 Tidak 0 0.00
PO10 P2 Tidak 0 0.00
1 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00

100
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Ya 1 0.17
2 0.25 0.51
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.17
P6 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.13
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
3 0.19 0.57
P5 Ya 1 0.13
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.11
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4 P5 Ya 1 0.11 0.25 1.01
P6 Ya 1 0.11
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
5 P3 Ya 1 0.20 0.30 1.52
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.20
1.32 3.61

Tabel 4.79 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain AI1

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.31 0.00
P2 Ya 1 0.50
AI1
P1 Ya 1 0.25
1 0.31 0.31
P2 Tidak 0 0.00

101
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.20
2 P3 Tidak 0 0.00 0.38 0.75
P4 Ya 1 0.20
P5 Ya 1 0.20
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
3 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
4 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
5 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
1.60 1.06

Tabel 4.80 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain AI2

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.25
P2 Ya 1 0.25
1 0.65 0.65
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
AI2 P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
2 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
3 P2 Tidak 0 0.00 0.35 1.04
P3 Ya 1 0.20

102
P4 Tidak 0 0.00
P5 Ya 1 0.20
P1 Tidak 0 0.00
4 P2 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
5 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
1.15 1.70

Tabel 4.81 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain AI3

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
0 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P1 Ya 1 0.25
P2 Ya 1 0.25
1 0.57 0.57
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.25
2 0.14 0.29
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
AI3 3 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Ya 1 0.25
4 0.29 1.14
P3 Tidak 0 0.00
P4 Ya 1 0.25
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
5 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 0 0.00
1.75 2.00

Tabel 4.82 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain AI4

103
Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Ya 1 0.50
0 0.35 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.17
P2 Ya 1 0.17
P3 Ya 1 0.17
1 0.58 0.58
P4 Ya 1 0.17
P5 Ya 1 0.17
P6 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
2 P3 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
3 P5 Tidak 0 0.00 0.08 0.23
P6 Tidak 0 0.00
AI4 P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Ya 1 0.11
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
4 P6 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
P10 Tidak 0 0.00
P11 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
5 P3 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
1.44 0.81

104
Tabel 4.83 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain AI5

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
P1 Tidak 0 0.00
0 0.39 0.00
P2 Ya 1 0.50
P1 Ya 1 0.25
P2 Ya 1 0.25
1 0.39 0.39
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
2 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
3 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
/AI5 P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
4 P4 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
5 P4 Ya 1 0.14 0.22 1.11
P5 Ya 1 0.14
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
1.29 1.50

Tabel 4.84 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain AI6

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
AI6 0 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00

105
P2 Tidak 0 0.00
P1 Ya 1 0.25
P2 Ya 1 0.25
1 1.00 1.00
P3 Ya 1 0.25
P4 Ya 1 0.25
P1 Tidak 0 0.00
2 0.00 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
3 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4 P5 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P9 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
5 P3 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
1.00 1.00

Tabel 4.85 Perhitungan Normalisasi*Level Responden 4 Domain AI7

Domain Level Pertanyaan Jawab Konversi Rata2 Konversi Normalisasi Normalisasi * level
0 P1 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P1 Ya 1 0.33
1 P2 Ya 1 0.33 1.00 1.00
P3 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
AI7 2 P2 Tidak 0 0.00 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
3 0.00 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00

106
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
P4 Tidak 0 0.00
4 0.00 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
P7 Tidak 0 0.00
P8 Tidak 0 0.00
P1 Tidak 0 0.00
P2 Tidak 0 0.00
P3 Tidak 0 0.00
5 0.00 0.00
P4 Tidak 0 0.00
P5 Tidak 0 0.00
P6 Tidak 0 0.00
0.67 1.00

c. Perhitungan Maturity Level

Maturity level atau tingkat kematangan di dapat dari hasil

perhitungan jawaban tiap responden pada kuisioner COBIT 4.0.

Hasil dari perhitungan maturity level dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 4.86 Tabel Maturity Level Domain PO1


Maturity
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Level
R1 0.00 0.26 0.39 0.65 0.69 0.78 2.77
R2 0.00 0.25 0.48 0.32 0.00 0.95 2.00
PO1 R3 0.00 0.27 0.50 0.34 0.67 1.01 2.78
R4 0.00 0.19 0.36 0.72 0.96 0.72 2.96
Maturity Level = 2.63

107
Tabel 4.87 Tabel Maturity Level Domain PO2
Maturity
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Level
R1 0.00 0.16 0.44 0.44 0.58 1.09 2.71
R2 0.00 0.18 0.32 0.49 0.65 1.04 2.69
PO2 R3 0.00 0.20 0.35 0.39 0.70 0.94 2.59
R4 0.00 0.18 0.31 0.58 0.62 1.00 2.70
Maturity Level = 2.67

Tabel 4.88 Tabel Maturity Level Domain PO3

Maturity
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Level
R1 0.00 0.20 0.37 0.47 0.85 0.50 2.40
R2 0.00 0.18 0.35 0.44 1.06 0.21 2.24
PO3 R3 0.00 0.18 0.35 0.29 1.07 0.42 2.32
R4 0.00 0.10 0.31 0.39 0.93 0.37 2.10
Maturity Level = 2.26

Tabel 4.89 Tabel Maturity Level Domain PO4

Maturity
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Level
R1 0.00 0.11 0.29 0.51 0.44 1.09 2.44
R2 0.00 0.11 0.29 0.02 0.55 0.03 1.00
PO4 R3 0.00 0.16 0.28 0.50 0.43 1.07 2.43
R4 0.00 0.16 0.28 0.48 0.85 1.04 2.80
Maturity Level = 2.17

Tabel 4.90 Tabel Maturity Level Domain PO5

Maturity
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Level
R1 0.00 0.22 0.44 0.67 0.44 0.01 1.79
R2 0.00 0.06 0.63 0.94 0.63 0.78 3.03
PO5
R3 0.00 0.07 0.73 0.94 0.49 0.61 2.85
R4 0.00 0.06 0.63 0.94 0.63 0.78 3.03

Tabel 4.91 Tabel Maturity Level Domain PO6


Maturity
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Level
R1 0.00 0.37 0.28 0.66 0.00 0.00 1.30
R2 0.00 0.67 0.50 1.20 0.00 0.00 2.37
PO6
R3 0.00 0.41 0.31 0.37 0.00 0.00 1.09
R4 0.00 0.41 0.31 0.37 0.00 0.00 1.09

108
Maturity Level = 1.46

Tabel 4.92 Tabel Maturity Level Domain PO7

Maturity
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Level
R1 0.00 0.59 0.00 0.35 0.00 0.00 0.94
R2 0.00 0.71 0.48 0.57 0.38 0.00 2.14
PO7 R3 0.00 0.59 0.59 0.35 0.00 0.00 1.53
R4 0.00 0.48 0.48 0.57 0.38 0.00 1.90
Maturity Level = 1.63

Tabel 4.93 Tabel Maturity Level Domain PO8

Maturity
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Level
R1 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
R2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
PO8 R3 0.00 0.90 0.00 0.00 0.40 0.00 1.30
R4 0.00 0.00 0.00 0.00 0.40 0.00 0.40
Maturity Level = 0.43

Tabel 4.94 Tabel Maturity Level Domain PO9

Maturity
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Level
R1 0.00 0.43 0.40 0.26 0.00 0.43 1.51
R2 0.00 0.33 0.62 0.40 0.00 0.33 1.69
PO9 R3 0.00 0.33 0.62 0.40 0.00 0.33 1.69
R4 0.00 0.33 0.62 0.40 0.00 0.33 1.69
Maturity Level = 1.65

Tabel 4.95 Tabel Maturity Level Domain PO10

Maturity
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Level
R1 0.00 0.38 0.41 0.66 0.55 0.61 2.61
R2 0.00 0.00 0.51 0.57 1.01 1.52 3.61
PO10 R3 0.00 0.00 1.45 0.82 0.00 0.00 2.27
R4 0.00 0.00 0.51 0.57 1.01 1.52 3.61
Maturity Level = 3.03

109
Tabel 4.96 Tabel Maturity Level Domain AI1

Maturity
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Level
R1 0.00 0.28 0.89 0.00 0.00 0.00 1.17
R2 0.00 0.31 0.75 0.00 0.00 0.00 1.06
AI1 R3 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
R4 0.00 0.31 0.75 0.00 0.00 0.00 1.06
Maturity Level = 0.82

Tabel 4.97 Tabel Maturity Level Domain AI2

Maturity
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Level
R1 0.00 0.59 0.59 0.35 0.00 0.00 1.53
R2 0.00 0.79 0.00 0.63 0.00 0.00 1.42
AI2 R3 0.00 1.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00
R4 0.00 0.65 0.00 1.04 0.00 0.00 1.70
Maturity Level = 1.41

Tabel 4.98 Tabel Maturity Level Domain AI3

Maturity
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Level
R1 0.00 0.50 0.50 0.00 1.00 0.00 2.00
R2 0.00 0.57 0.29 0.00 1.14 0.00 2.00
AI3 R3 0.00 0.80 0.00 0.00 0.80 0.00 1.60
R4 0.00 0.57 0.29 0.00 1.14 0.00 2.00
Maturity Level = 1.90

Tabel 4.99 Tabel Maturity Level Domain AI4

Maturity
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Level
R1 0.00 0.58 0.00 0.23 0.00 0.00 0.81
R2 0.00 0.58 0.00 0.23 0.00 0.00 0.81
AI4 R3 0.00 0.58 0.00 0.23 0.00 0.00 0.81
R4 0.00 0.58 0.00 0.23 0.00 0.00 0.81
Maturity Level = 0.81

110
Tabel 4.100 Tabel Maturity Level Domain AI5

Maturity
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Level
R1 0.00 0.39 0.00 0.00 0.00 1.11 1.50
R2 0.00 0.39 0.00 0.00 0.00 1.11 1.50
AI5 R3 0.00 0.50 0.00 0.00 0.00 0.00 0.50
R4 0.00 0.39 0.00 0.00 0.00 1.11 1.50
Maturity Level = 1.25

Tabel 4.101 Tabel Maturity Level Domain AI6

Maturity
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Level
R1 0.00 0.80 0.00 0.60 0.00 0.00 1.40
R2 0.00 1.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00
AI6 R3 0.00 1.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00
R4 0.00 1.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00
Maturity Level = 1.10

Tabel 4.102 Tabel Maturity Level Domain AI7

Maturity
Domain Responden Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Level
R1 0.00 0.40 1.20 0.00 0.00 0.00 1.60
R2 0.00 1.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00
AI7 R3 0.00 1.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00
R4 0.00 1.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00
Maturity Level = 1.15

4.2.2 Menentukan Uji Hipotesis.

Sebelum menentukan uji hipotesis perlu diketahui terlebih dahulu

nilai kematangan rata-rata dari domain PO dan AI. Berikut ini adalah hasil

perhitungan dari domain PO dan AI :

111
Tabel 4.103 Tabel Hasil Uji Hipotesis PO

Control Objective Pertanyaan Index Maturity Level


PO1 – Mendefinisikan Perencanaan Strategi IT 28 2.63 3
PO2 – Mendefinisikan Arsitektur Informasi 31 2.67 3
PO3 – Menentukan Arah Teknologi 37 2.26 3
PO4 – Mendefinisikan Proses, Organisasi dan hubungan IT 30 2.17 3
PO5 – Mengelola Investasi IT 30 2.68 3
PO6 – Communicate Management Aims & Direction 20 1.46 2
PO7 – Mengelola SDM IT 23 1.63 2
S ;]PO8 – Mengelola Mutu 26 0.43 1
PO9 – Menilai dan Mengelola Resiko-resiko IT 38 1.65 2
PO10 – Mengelola Proyek-proyek 37 3.03 3
Total Rata-Rata
300 2.06 2

Tabel 4.104 Tabel Hasil Uji Hipotesis AI

Control Objective Pertanyaan Index Maturity Level

AI1 – Identifikasi Solusi yang Otomatis 27 0.82 1

AI2 – Memperoleh dan Merawat Aplikasi Software 24 1.41 1

AI3 – Memperoleh dan Merawat Infrastruktur Teknologi 21 1.90 2

AI4 – Memungkinkan Operasi dan Penggunaannya 38 0.81 1

AI 5 – Memperoleh Sumber Daya IT 32 1.25 2

AI 6 – Mengelola Perubahan-perubahan 26 1.10 1


25 1.15 1
AI 7 – Memasang dan Mengakui solusi-solusi dan perubahan-perubahan
Total Rata_Rata

193 1.21 1

Berdasarkan perhitungan rekapitulasi domain PO dan AI di atas

dapat diambil kesimpulan untuk melakukan uji hipotesis. Hipotesis awal

diduga tingkat kematangan pada PT. BPR Syariah Wakalumi berada di level

1 (Initial/Ad Hoc)pada domain PO dan AI. Dari hasil perhitungan di atas

dapat diambil kesimpulan bahwa maturity level domain PO berada di level 2

112
sehingga hipotesis untuk domain PO ditolak. Sedangkan maturity level

domain AI berada di level 1 sehingga hipotesis untuk domain AI dapat

diterima.

4.2.3 Menganalisa Kesenjangan Gap

Setelah mengetahui tingkat kematangan Control Objective domain

PO dan AI pada PT. BPR Syariah Wakalumi saat ini (as-is), maka perlu

dilakukan penyesuaian dengan target kematangan Control Objective yang

diinginkan (to-be). Penentuan target kematangan yang diinginkan pada level

3 atas dasar keinginan perusahaan agar memiliki pengelolaan tata kelola

teknologi informasi yang lebih baik dari kondisi saat ini selain itu

berdasarkan standar internasional perusahaan dengan tata kelola teknologi

informasi yang baik berada pada level 3. Untuk menganalisa kesenjangan

gap pada domain PO dan AI dapat dilihat pada tabel.

Tabel 4.105 Tabel Hasil Analisa Kesenjangan GAP Domain PO

Domain Proses Current Maturity Expected Maturity


PO1 Mendefinisikan Perencanaan Strategi IT 2.63 3
PO2 Mendefinisikan Arsitektur Informasi 2.67 3
PO3 Menentukan Arah Teknologi 2.26 3
PO4 Mendefinisikan Proses, Organisasi dan Hubungan IT 2.17 3
PO5 Mengelola Investasi IT 2.68 3
PO6 Communicate management aims and direction 1.46 3
PO7 Mengelola SDM IT 1.63 3
PO8 Mengelola Mutu 0.43 3
PO9 Menilai dan Mengelola Resiko-resiko IT 1.65 3
PO10 Mengelola Proyek-proyek 3.03 3

113
PO1
4.00
PO10 PO2
3.00
2.00
PO9 PO3
1.00
Current Maturity
0.00
Expected Maturity
PO8 PO4

PO7 PO5

PO6

Gambar 4.2 Grafik Diagram Laba-Laba PO

Tabel 4.106 Tabel Hasil Analisa Kesenjangan GAP Domain AI

Domain Proses Current Maturity Expected Maturity

AI 1 Identifikasi Solusi yang Otomatis 0.82 3


AI 2 Memperoleh dan Merawat Aplikasi Software 1.41 3
AI 3 Memperoleh dan Merawat Infrastruktur Teknologi 1.90 3
AI 4 Memungkinkan Operasi dan Penggunaannya 0.81 3
AI 5 Memperoleh Sumber Daya IT 1.25 3
AI 6 Mengelola Perubahan-perubahan 1.10 3
AI 7 Memasang dan Mengakui solusi-solusi dan perubahan-perubahan 1.15 3

AI 1
3.00
AI 7 2.00 AI 2
1.00
Current Maturity
0.00
AI 6 AI 3 Expected Maturity

AI 5 AI 4

Gambar 4.3 Grafik Diagram Laba-Laba AI

114
Dengan melihat hasil dari tabel di atas dapat dilihat adanya

gap pada 11 Control Objective domain PO dan AI. 6 gap terdapat

pada domain PO dan 7 gap terdapat pada domain AI. 13 gap yang

harus disesuaikan adalah PO3, PO4, PO6, PO7, PO8, PO9, AI1, AI2,

AI3, AI4, AI5, AI6, AI7.

4.3. Fase Merencanakan Solusi.

Gap yang ditemukan pada 13 Control Objective diatas harus bisa diatasi

oleh PT. BPR Syariah Wakalumi, pada fase ini gap antara posisi as-is dan to-be

harus dianalisis dan ditranslasikan menjadi peluang perbaikan. Langkah-langkah

perbaikan gap pada domain PO dan AI sebagai berikut :

1. Mengatasi gap pada domain PO3

Tabel 4.107 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain PO3


 Membuat perencanaan infrastruktur teknologi untuk menentukan
arah pengembangan teknologi .
 Membuat dokumentasi dari perencanaan infrastruktur teknologi.
 Mengadakan training formal untuk mendukung pengembangan
perencananaan infrastruktur.

2. Mengatasi gap pada domain PO4

Tabel 4.108 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain PO4


 Organisasi IT terlibat secara aktif dan konsisten dalam proses bisnis
perusahaan.
 Organisasi IT yang ada dikembangkan dan didokumentasikan
bersama strategi IT.

115
3. Mengatasi gap pada domain PO6

Tabel 4.109 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain PO6


 Mendorong diadakannya training-training yang dapat menunjang
pihak manajemen dalam mengontrol kinerja TI di perusahaan.
 Memenuhi kebutuhan manajemen akan kontrol lingkungan informasi
yang efektif dan terdokumentasi dengan baik.
 membuat prosedur dan standarisasi yang jelas dalam mengelola
kualitas.
 Penentuan kebijakan ditentukan oleh manajemen atas dengan
mengkomunikasikannya dengan seluruh staff berdasarkan
standarisasi dan prosedur-prosedur yang ada.

4. Mengatasi gap pada domain PO7

Tabel 4.110 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain PO7


 Perencanaan dan pengelolaan sumber daya manusia IT yang ada
terstandarisasi dan terdokumentasi dengan baik.
 Mengadakan training-training formal bagi sumber daya manusia IT
agar sesuai dengan spesifikasi IT dari perusahaan.

5. Mengatasi gap pada domain PO8

Tabel 4.111 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain PO8


 Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya manajemen standar mutu
atau Quality Management System dalam memenuhi kebutuhan bisnis
perusahaan khususnya pada bidang IT.
 melakukan perencanaan, penerapan, dan pemeliharaan sistem standar
mutu atau Quality Management System dalam IT.

6. Mengatasi gap pada domain PO9

Tabel 4.112 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain PO9


 Manajemen IT mempunyai nilai standar untuk mengukur resiko dan
rasio resiko.
 Manajemen resiko diterapkan pada tiap-tiap proses IT, dianalisa,
didokumentasikan dan dikomunikasikan untuk mengurangi resiko-
resiko dan dampak potensialnya pada proses dan tujuan bisnis.
 Training manajemen resiko diadakan untuk semua staff.

116
7. Mengatasi gap pada domain AI1

Tabel 4.113 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain AI1


 Diskusi antara manajemen dan pihak IT untuk menetapkan solusi
yang memenuhi kebutuhan bisnis IT.
 Melakukan identifikasi terhadap pengembangan dan impelementasi
solusi seperti sistem, layanan dan infrastruktur agar sesuai dengan
kebutuhan bisnis perusahaan.
 Melakukan pendekatan terstruktur dalam menetapkan kebutuhan dan
mengenali solusi teknologi.

8. Mengatasi gap pada domain AI2

Tabel 4.114 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain AI2


 Kesadaran perlunya perawatan aplikasi secara terjadwal dan
terkoordinasi.
 Sisi keamanan dari aplikasi lebih diperhatikan.

9. Mengatasi gap pada domain AI3

Tabel 4.115 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain AI3


 Adanya kesadaran perlunya pendekatan secara konsisten untuk
memperoleh dan merawat infrastruktur IT.
 Perawatan infrastruktur IT dilakukan secara terjadwal dan
terkoordinasi.

10. Mengatasi gap pada domain AI4

Tabel 4.116 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain AI4


 Adanya standarisasi proses dokumentasi bagi user, manual operasi
dan bahan training.
 Melakukan pendekatan seragam bagi pengembangan prosedur
operasi dan user.
 Menyertakan input dari unit bisnis dalam rancangan program training
bisnis dan user.

117
11. Mengatasi gap pada domain AI5

Tabel 4.117 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain AI5


 Mengintegrasikan kebijakan dan prosedur perolehan IT dengan
proses perolehan bisnis perusahaan.
 Menyusun kebijakan dan prosedur dasar bagi perolehan IT.
 Membuat kebijakan formal dan standarisasi kontrak bagi perolehan
sumber daya IT.

12. Mengatasi gap pada domain AI6

Tabel 4.118 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain AI6


 Penerapan perubahan harus disertai dengan perhitungan akibat
penerapan perubahan kepada karyawan dan fungsi kerja perusahaan.
 Pihak manajemen mendokumentasikan tiap-tiap perubahan yang
terjadi pada proses bisnis dan IT.
 Melakukan analisa terhadap dampak perubahan pada proses bisnis
dan IT untuk mendukung strategi bisnis dan perencanaan teknologi
baru.

13. Mengatasi gap pada domain AI7

Tabel 4.119 Tabel Solusi Kesenjangan GAP Domain AI7


 Menerapkan metodologi formal terkait instalasi, migrasi dan
konversi infrastruktur IT yang baru.
 Melakukan uji kelayakan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan bisnis IT dan tidak adanya
permasalahan lain yang timbul akibat penerapan sistem baru.

118
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian pada bab sebelumnya, dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

A. COBIT 4.0 dapat digunakan sebagai metode dalam melakukan

penilaian Tata Kelola TI pada aplikasi CSBO. Untuk melakukan

penilaian Tata Kelola TI COBIT 4.0 didukung oleh kuisoner sebagai

tools untuk mengetahui tingkat kematangan di tiap-tiap domain.

B. Berdasarkan hasil analisa pada bab sebelumnya dapat diambil

kesimpulan bahwa pengelolaan teknologi informasi pada aplikasi

CSBO belum sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Gap-gap yang

ada menunjukkan bahwa pengelolaan teknologi informasi di PT. BPR

Syariah Wakalumi belum sepenuhnya mendukung dan selaras dengan

strategi bisnis dari perusahaan. Pengelolaan Tata Kelola TI yang baik

akan membantu penyelarasan antara bisnis dan teknologi informasi

sebagai proses dan tujuan atas pencapaian keuntungan persaingan

melalui hubungan simbiosis antara bisnis dan teknologi informasi.

119
C. Untuk mengatasi gap-gap yang ada pada masing-masing proses TI

perlu diketahui terlebih dahulu tingkat kematangan saat ini (as-is) dan

tingkat kematangan yang diinginkan (to-be). Hasil analisa dari

kondisi as-is dan to-be dapat ditranlasikan menjadi peluang perbaikan

tata kelola TI pada PT. BPR Syariah Wakalumi dengan mengacu

pada metode COBIT 4.0.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian pada bab sebelumnya, penulis dapat

memberikan saran :

1. Bagi PT. BPR Syariah Wakalumi.

A. Dari segi manajerial diharapkan penelitian ini dapat menjadi

bahan acuan dalam melakukan pengelolaan tata kelola

teknologi informasi terutama pada domain PO dan AI agar

mencapai tingkat kematangan yang diinginkan yaitu pada

level 3 (Defined Process).

B. Manajemen puncak harus berkomitmen untuk

mengembangkan strategi penggunaan teknologi informasi

agar dapat selaras dengan strategi bisnis perusahaan, ikut

aktif dalam perencanaan teknologi informasi dan bekerja

sama dengan departemen teknologi informasi dalam

memprioritaskan pembangunan aplikasi.

120
C. Departemen informasi harus dapat memahami strategi, tujuan

dan sasaran bisnis perusahaan, tanggap akan kebutuhan

pengguna dan mampu meningkatkan kemampuan dalam hal

teknologi informasi.

2. Saran bagi peneliti-peneliti yang lain :

A. Diharapkan peneliti lain dapat melakukan semua tahap yang

ada pada implementasi tata kelola teknologi informasi dalam

melakukan penilaian tata kelola teknologi informasi.

B. Peneliti lain mampu melakukan penilaian tata kelola

teknologi informasi pada ke empat domain yang ada yaitu

PO (Planning and Organize), AI (Acquire and Implement),

DS (Deliver and Support), dan ME (Monitor and Evaluate).

121
DAFTAR PUSTAKA

Supriyanto A. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta : Salemba Infotech. 2005.

William Brian K, Sawyer Stacey C. Using Information Technology : Pengenalan

Praktis Dunia Komputer dan Komunikasi. Yogyakarta : Andi Publisher. 2007.

Sarno Riyanarto, Audit Sistem dan Teknologi Informasi. Surabaya : ITS Press.

2009.

Surendro Kridanto, Implementasi Tata Kelola Teknologi Informasi. Bandung :

Informatika. 2009.

Gulo. Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo. 2002.

Jogiyanto HM. Pengenalan Komputer. Yogyakarta : Andi. 2005.

Keraf G. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : Pustaka Utama Grafitti. 2004.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :

Balai Pustaka. 2005.

Fitroh. Penilaian Tingkat Kematangan Tata Kelola TI pada Sistem Informasi

Manajemen Akademik (SIM@K) Berdasarkan Domain PO dan AI COBIT 4.0

(Studi Kasus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2009.

Saraswati S. Rancangan IT Governance Untuk Mendukung Unjuk Kerja Lembaga

Penelitian Pemerintah : Studi Kasus Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

di Kementrian Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Universitas Gunadarma.

Jurnal 2007.

122
Lenggana TU. Perancangan Model Tata Kelola Teknologi Informasi Pada Kereta

Api Indonesia Berbasis Framework COBIT Domain PO dan AI ( Studi Kasus PT.

KAI). Institut Teknologi Bandung. Jurnal 2008.

123
LAMPIRAN I

HASIL OBSERVASI

124
Dari hasil observasi saya selama 2 bulan pada PT. BPRS wakalumi, didapatkan hasil sebagai
berikut :
Menurut misi ketiga yang tercantum dalam visi misi PT. BPRS Wakalumi yang berisi
memiliki sistem dan tata kerja yang unggul dengan sumber daya insani yang profesional,
kompeten, handal, dan menjunjung tinggi ukhuwah islamiyah.

Menurut saya selaku peneliti, untuk memiliki sistem yang unggul perusahaan harus
melihat apakah sistem yang ada sudah mengintegrasikan proses bisnis dan proses TI
dengan baik, merencanakan, menerapkan dan menetapkan kerangka kontrol TI bagi
perusahaan. Menurut pengamatan saya (pendapat setelah melihat sistem) saya
memprediksi bahwa sistem tersebut berada pada level 1 (initial/ ad-hoc), sebelum melalui
penilaian tata kelola TI. Secara umum sistem yang unggul berada pada level 3 (defined
process).

Dari hasil observasi tersebut, maka saya melakukan penilaian pada aplikasi csbo, untuk
mengetahui level berapakah yang didapat setelah saya melakukan penilaian terhadap
aplikasi tersebut. Dengan metode Cobit 4.0 dengan menggunakan tools yaitu kuisioner.
Kuisioner tersebut diisi oleh bagian-bagian yang terkait atau yang menggunakan aplikasi
tersebut. Kuisioner diisi oleh 4 orang, ibu widi selaku teller pembiayaan, ibu ana selaku
customer service, bapak sidiq selaku staff operasional bagian IT dan bapak mukhlis
selaku bagian audit.

Setelah melalui tahap kuisioner, maka dilakukan perhitungan maturity level dari tiap-tiap
domain yang ada, kemudian menganalisa uji hipotesis dari hipotesis awal sampai pada
hipotesis sebenarnya, setelah itu didapatkan gap. Gap itulah yang akan dianalisa
kesenjangannya hingga dapat digambarkan dalam diagram grafik laba-laba.

125
LAMPIRAN II

HASIL WAWANCARA

126
Nama : Ibu Ana
Jabatan : Customer Service

Hasil wawancara saya dengan Ibu Ana selaku Customer Service pada PT. BPRS
Wakalumi, sebagai berikut :

1. Sebagai customer service, tentunya Ibu Ana hafal betul mengenai profil
perusahaan, tentu sebuah perusahaan memiliki visi misi dan motto sebagai
gambaran umum perusahaan. Apa saja visi, misi, serta motto yang ada pada
PT. BPRS Wakalumi, serta bagaimana sejarah terbentuknya hingga menjadi
PT. BPRS Wakalumi ?

Jawab :

Baik, saya kan menjawab terlebih dahulu bagaimana sejarah singkat


terbentuknya PT. BPRS Wakalumi.

BANK SYARIAH WAKALUMI, didirikan oleh Yayasan Wakalumi (wakaf


karyawan dan alumni muslim citibank), yang bergerak dalam bidang sosial dan
pendidikan bagi anak yatim, miskin dan dhuafa khususnya. Tujuan
didirikannya perseroan selain sebagai unit bisnis yang professional dan islami,
juga untuk menyediakan dana berkesinambungan guna mendukung kegiatan
yayasan. Perseroan resmi beroperasi secara konvensional sebagai BPR sejak 9
April 1990. Berdasarkan Akte No. 78 Notaris B.R.A.Y Mahyastoeti
Notonegoro, SH tanggal 9 Juni 1994, peseroan menyetujui masuknya Bank
Muamalat Indonesia sebagai pemegang saham dengan kepemilikan sebesar
49% dan menyetujui perubahan sistem operasional menjadi syariah. Dengan
masuk serta adanya bantuan teknis dan manajemen dari Bank Muamalat
Indonesia, Kinerja Bank Syariah Wakalumi semakin baik.
Setelah melalui transisi untuk melakukan konversi system operasional, maka
sejak tahun 1995, perseroan resmi beroperasi dengan sistem syariah.
Selanjutnya mulai tahun 2003, keterkaitan antara Bank Syariah Wakalumi
dengan Bank Muamalat Indonesia. Kini Bank Syariah Wakalumi memiliki 5
kantor kas yang tebesar di wilayah Kabupaten Tangerang. Perseroan telah
mengalami beberapa kali perubahan modal dasar, berawal dari Rp. 300 juta
menjadi Rp. 1.5 Milyar, kemudian pada tahun 2005 meningkat menjadi Rp. 6
Milyar. Sejak masuknya Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1994,
kepemilikan perseroan terbuka bagi siapa saja yang memiliki komitmen yang
sama untuk mengembangkan ekonomi umat.

Kemudian visi, misi dan motto perusahaan adalah sebagai berikut :

Visi yang dimiliki oleh PT. BPR Syariah Wakalumi, yaitu ingin menjadi Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah terbaik dan terpercaya.

127
Adapun Misi dari PT. BPRS Wakalumi sebagai berikut :
f. Memberdayakan ekonomi umat dengan fokus usaha mikro, kecil dan
menengah.
g. Memberikan layanan prima dan amanah bagi para mitra usaha.
h. Memiliki sistem dan tata kerja yang unggul dengan sumber daya insani
yang profesional, kompeten, handal dan menjunjung tinggi ukhuwah
islamiyah
i. Memberikan manfaat optimal bagi para stakeholder
j. Memberikan kontribusi nyata bagi negara dan bangsa.

Setiap lembaga perbankan tentu mempunyai motto sebagai motivasi


melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai karyawan dengan berbagai
kegiatan yang ada pada Bank tersebut. Motto dari PT. BPR Syariah Wakalumi
adalah “ Membangun Kualitas Hidup Yang Khasanah ”.

Nama : Bp. Mukhlis


Jabatan : Kabag Audit

Hasil wawancara saya dengan Bapak Mukhlis selaku Kabag Audit pada PT.
BPRS Wakalumi sebagai berikut :

2. Apakah aplikasi csbo ini sudah dilakukan penilaian tata kelola TI ?

Jawab :
Pihak kami belum melakukan penilaian tata kelola TI, yang ada hanyalah
penilaian audit external perusahaan. Terlebih kami tidak mengetahui cara
melakukan penilaian tata kelola TI tersebut.

3. Apakah menurut bapak aplikasi csbo ini sudah sesuai dengan visi, misi dan
motto yang tercantum pada profil perusahaan, terutama pada misi urutan ketiga
yaitu memiliki sistem yang unggul, apa betul aplikasi csbo ini sudah unggul ?

Jawab :
Secara sempurna memang belum, tetapi kami cukup puas dengan aplikasi csbo
ini, karena dapat mempermudah pelayanan kami terhadap nasabah.

4. Bagaimana harapan bapak untuk aplikasi csbo di masa yang akan datang ?

Jawab :
Harapan saya, semoga aplikasi csbo dapat menjadi salah satu penunjang
strategi bisnis perusahaan. jika memang ada yang lebih baik dan modern, kami
ingin mencobanya, karena demi menunjang strategi bisnis perusahaan peranan
teknologi informasi sangat dibutuhkan.

128
LAMPIRAN III

HASIL PENGISIAN KUISIONER

129
LAMPIRAN 3
ANALISA TINGKAT KEMATANGAN TATA KELOLA TI

MATURITY MODEL
Kuesioner ini dikembangkan dari standard pengelolaan IT internasional COBIT (Control Objectives for
Information and Related Technology), dengan fokus domain pada PO (Planning and Organization) dan AI
(Acquisition and Implementation). untuk itu mohon kiranya Bapak/Ibu dapat memberikan pendapatnya akan
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner ini.

Petunjuk Pengisian
Bacalah pernyataan kriteria dari tingkat kematangan dengan seksama, lalu berikan centang ( √ ) pada pilihan
jawaban (Ya/Tidak) untuk setiap pernyataan yang diberikan.

Nma Responden : Mukhlis Fuad

Bagian : Audit

Jabatan : Kasubag Audit

PO 1 - Mendefinisikan Perencanaan Strategi IT

Manajemen proses mendefinisikan rencana strategi IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dari dukungan
dan perluasan strategi bisnis dan ketentuan penguasaan ketika trasparan tentang keuntungan, biaya, dan
resiko-resiko, adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Perencanaan strategi IT tidak bekerja. √
Non Existent  Tidak ada kesadaran manajemen bahwa perencanaan strategi IT diperlukan √
untuk mendukung tujuan-tujuan bisnis.
1  Kebutuhan untuk perencanaan strategi IT dikenal oleh manajemen IT. √
Initial/  Perencanaan IT dilakukan seperti kebutuhan dasar sebagai jawaban atas
Ad-hoc kebutuhan perusahaan tertentu. √
 Perencanaan strategi IT adakalanya didiskusikan pada pertemuan √
manajemen IT.
 Penjajaran kebutuhan bisnis, aplikasi, dan teknologi terjadi dengan reaktif √
dibanding dengan strategi seluruh perusahaan.
 Posisi resiko strategi dikenali dengan tidak formal dalam proyek ke proyek √
2  Perencanaan strategi IT terbagi dengan manajemen bisnis sebagai √
Repeatable but kebutuhan dasar.
intuitive  Membaharui rencana IT terjadi sebagai jawaban atas permintaan √
manajemen.
 Keputusan yang strategis digerakkan dalam proyek ke proyek, tanpa √
konsistensi dengan seluruh strategi perusahaan.
 Resiko-resiko dan keuntungan-keuntungan user dari keputusan strategi √
utama diakui dengan cara intuitif.

130
3  Sebuah kebijakan menjelaskan kapan dan bagaimana untuk melakukan √
Define process perencanaan strategi IT.
 Perencanaan strategi IT mengikuti pendekatan yang terstruktur yang √
didokumentasikan dan diketahui semua staff.
 Proses perencanaan IT layak bunyi dan menjamin bahwa perencanaan √
sesuai seperti yang dilakukan, namun kebijaksanaan diberikan pada
manajer individual berkenaan dengan proses implementasi dan tidak ada
prosedur untuk menguji proses.
 Seluruh strategi IT meliputi penjelasan yang konsisten dari resiko-resiko
yang mana perusahaan rela ambil sebagai sebuah pembaharuan atau √
penyokong.
 Strategi teknis, keuangan, dan sumber daya manusia sangat mempengarui
tambahan produk dan teknologi baru. √
 Perencanaan strategi IT didiskusikan saat pertemuan manajemen bisnis. √
4  Perencanaan strategi IT adalah praktik standard dan eksepsi yang √
Manage and diumumkan oleh manajemen.
measureable  Perencanaan strategi IT adalah fungsi manajemen yang baik dengan √
tanggung jawab tingkat atasan.
 Manajemen dapat mengawasi proses perencanaan strategi IT, membuat √
keputusan jelas dan mengukur keefektifitasannya.
 Perencanaan IT jangka pendek dan jangka panjang terjadi dan √
mengalir ke bawah dalam perusahaan dengan pembaharuan yang dilakukan
seperti yang dibutuhkan.
 Strategi IT dan strategi seluruh perusahaan semakin menjadi lebih serasi √
dengan menunjukan proses bisnis dan kemampuan nilai tambah dan
mengungkit penggunaan aplikasi dan teknologi melalui merekayasa ulang
proses bisnis.
 Ada proses yang baik untuk menentukan penggunaan sumber internal dan √
eksternal yang dibutuhkan dalam operasi dan pengembangan sistem.
5  Perencanaan strategi IT terdokumentasi, proses hidup secara terus-menerus √
Optimised dipertimbangkan dalam setting tujuan bisnis dan berakibat pada nilai bisnis
yang terlihat melalui investasi dalam IT.
 Pertimbangan nilai tambah dan resiko terus menerus diperbaharui dalam
proses perencanaan strategi IT. √
 Perencanaan IT realistis dikembangkan dan tetap diperbaharui untuk
mencerminkan perubahan teknologi dan pengembangan terkait bisnis. √
 Benchmarking terhadap pemahaman yang baik dan norma-norma industri √
dapat dipercaya terjadi dan terintegrasi dengan proses perumusan strategi.
 Perencanaan yang strategis meliputi bagaimana pengembangan teknologi
baru dapat menggerakkan penciptaan kemampuan bisnis baru dan √
meningkatkan keuntungan kompetitif perusahaan.

PO 2 – Mendefinisikan Arsitektur Informasi

Manajemen proses mendefinisikan arsitektur informasi yang memenuhi kebutuhan bisnis IT menjadi tangkas
dalam menjawab kebutuhan, memberikan keandalan, informasi yang konsisten tanpa kelim terintegrasi
dengan aplikasi dalam proses bisnis adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Tidak ada kesadaran pentingnya arsitektur informasi bagi perusahaan. √
Non Existent  Pengetahuan, keahlian dan tanggung jawab perlu untuk mengembangkan
arsitektur ini yang tidak ada dalam perusahaan. √

131
1  Manajemen mengakui kebutuhan untuk arsitektur informasi. √
Initial/  Pengembangan beberapa komponen dari sebuah arsitektur informasi terjadi
Ad-hoc pada dasar tertentu. √
 Definisi menujukan data dibanding informasi, dan digerakkan oleh tawaran
vendor aplikasi software. √
 Ada komunikasi yang jarang-jarang dan tidak konsisten dari kebutuhan bagi
arsitektur informasi. √
2  Proses arsitektur informasi muncul dan mirip, meskipun informal dan √
Repeatable but intuitif, prosedur-prosedur diikuti dengan individu-individu yang berbeda di
intuitive dalam perusahaan.
 Orang-orang mendapat skill mereka dengan membangun arsitektur √
informasi melalui pengalaman yang dimiliki dan aplikasi teknik-teknik
yang diulang.
 Kebutuhan taktis menggerakkan pengembangan komponen arsitektur √
informasi oleh individu-individu.
3  Pentingnya arsitektur informasi dipahami dan diterima, dan √
Define process pertanggungjawaban bagi penyampaiannya ditetapkan dan
dikomunikasikan dengan jelas.
 Prosedur, tools, dan teknik terkait meskipun tidak canggih telah √
distandarisasi dan didokumentasi dan menjadi bagian aktivitas training
informal.
 Kebijakan-kebijakan arsitektur informasi dasar telah dikembangkan, √
meliputi beberapa kebutuhan yang strategis tetapi sesuai dengan kebijakan-
kebijakan, standar-standar, dan tools dengan tidak konsisten ditekankan.
 Secara formal fungsi administrasi data yang baik adalah pada tempatnya,
setting standar seluruh perusahaan, dan mulai untuk melaporkan √
penyampaian dan penggunaan arsitektur informasi.
 Tools yang otomatis mulai dikerjakan, tetapi penggunaan proses dan
peraturan ditetapkan dengan tawaran vendor software database.
 Aktivitas-aktivitas training formal ditetapkan, didokumentasi, dan terus √
diterapkan. √
4  Pengembangan dan pelaksanaan arsitektur informasi secara penuh didukung √
Manage and dengan metode dan teknik formal.
measureabl  Akuntabilitas bagi kinerja proses pengembangan arsitektur dilaksanakan dan √
keberhasilan arsitektur informasi dapat diukur.
 Dukungan tools yang otomatis tersebar luas, tetapi belum terintegrasi. √
 Matrik dasar telah dikenali dan sebuah sistem pengukuran adalah pada
tempatnya.
 Proses penjelasan arsitektur informasi adalah proaktif dan terfokus pada √
tujuan kebutuhan bisnis masa depan. √
 Organisasi administrasi data secara aktif terlibat dalam semua usaha-usaha
pengembangan aplikasi, untuk menjamin kemantapan. √
 Penyimpanan yang otomatis dengan penuh diterapkan. √
 Model data lebih komplek diterapkan untuk mengungkit isi informasi dari √
database. √
 Sistem informasi eksekutif dan sistem pendukung keputusan mengungkit

ketersediaan informasi.
5  Arsitektur informasi secara konsisten dilaksanakan pada semua level. √
Optimised  Nilai arsitektur informasi pada bisnis terus-menerus ditekankan. √
 Personal IT mempunyai keahlian dan skill yang perlu untuk membangun √
dan menjaga arsitektur informasi yang kuat dan responsif yang
mencerminkan kebutuhan semua bisnis.
 Informasi diberikan oleh arsitektur informasi diterapkan dengan tetap dan √
luas.
 Pengunaan luas dilakukan dari praktek terbaik industri dalam √
pengembangan dan perawatan arsitektur informasi mencakup proses
kemajuan yang berlanjut.

132
 Strategi untuk mengungkit informasi melalui data pergudangan dan
teknologi data mining yang baik. √
 Arsitektur informasi sedang meningkat terus-menerus, dan
mempertimbangkan dengan seksama informasi non-tradisional pada proses-
proses, organisasi-organisasi, dan sistem-sistem.

PO 3 – Menentukan Arah Teknologi

Manajemen proses mendefinisikan arah teknologi yang memenuhi kebutuhan bisnis IT menjadi stabil dan
terintegrasi hemat biaya dan sistem aplikasi standard, sumber daya, dan kemampuan-kemampuan yang yang
diperlukan bisnis sekarang dan yang akan datang adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Tidak ada kesadaran pentingnya perencanaan infrastruktur teknologi yang √
Non Existent sungguh-sungguh ada.
 Pengetahuan dan keahlian perlu untuk mengembangkan sebagaimana √
perencanaan teknologi yang tidak ada.
 Ada jarak pemahaman bahwa perencanaan bagi perubahan teknologi adalah √
penting untuk menyediakan sumber daya dengan efektif.
1  Manajemen mengenali kebutuhan bagi perencanaan infrastruktur teknologi. √
Initial/  Pengembangan komponen teknologi dan implementasi teknologi baru
Ad-hoc adalah khusus dan asing. √
 Ada reaktif dan pendekatan terfokus secara operasional pada perencanaan
infrastruktur. √
 Arah teknologi digerakkan oleh perencanaan evolusi produk sering
bertentangan diantara hardware, sistem software dan vendor software √
aplikasi.
 Komunikasi dari dampak potensial perubahan dalam teknologi adalah tidak √
konsisten.
2  Kebutuhan untuk dan pentingnya perencanaan teknologi dikomunikasikan. √
Repeatable but  Perencanaan adalah taktis dan terfokus pada solusi teknis pembangkit pada
intuitive masalah-masalah teknis, dibanding penggunaan teknologi untuk kebutuhan √
bisnis.
 Evaluasi perubahan teknologi ditinggalkan untuk membedakan individu-
individu yang mengikuti intuitif tetapi serupa proses. √
 Orang-orang mendapat skillnya dalam perencanaan teknologi melalui
pembelajaran dan aplikasi teknik-teknik yang diulang. √
 Teknik dan standar umum muncul untuk pengembangan komponen
infrastruktur. √
3  Manajemen sadar akan pentingnya perencanaan infrastruktur teknologi. √
Define process  Proses pengembangan perencanaan infrastruktur teknologi layak bunyi dan
dilakukan bersama dengan rencana strategi IT. √
 Perencanaan infrastruktur teknologi yang baik, terdokumentasi, dan √
berkomunikasi baik, tetapi tidak konsisten diterapkan.
 Arah infrastruktur teknologi meliputi pemahaman dimana perusahaan ingin √
untuk mendorong atau meninggalkan penggunaan teknologi, berdasar
resiko-resiko dan persekutuan strategi perusahaan.
 Vendor utama dipilih berdasar pemahaman teknologi jangka panjang dan √
rencana pengembangan produk, dengan konsisten dengan arah perusahaan.
 Ada komunikasi dan training formal dari peran dan tanggung jawab. √
LEVEL KRITERIA Y T
4  Manajemen menjamin pegembangan dan perawatan perencanaan √
Manage and infrastruktur teknologi.
measureable  Staff IT mempunyai keahlian dan skill penting untuk mengembangkan √
perencanaan infrastruktur teknologi.
 Dampak potensial perubahan dan penemuan teknologi dipertimbangkan. √

133
 Manajemen dapat mengenali penyimpangan dari perencanaan dan antisipasi
masalah-masalah. √
 Tanggung jawab untuk pengembangan dan perawatan perencanaan
infrastruktur teknologi dkerjakan. √
 Proses pengembangan perencanaan infrastruktur teknologi yang canggih dan
tanggap terhadap perubahan. √
 Praktek internal yang baik dikenalkan dalam proses.
 Strategi sumber daya manusia berjalan bersama arah teknologi untuk √
memastikan bahwa staff IT dapat mengelola perubahan teknologi. √
 Perencanaan migrasi untuk mengenalkan teknologi baru yang baik.
 Outsourcing dan kerjasama sedang diungkit untuk mengakses keahlian dan

skill penting.

 Manajemen telah menganalisis penerimaan resiko terkait mendorong atau
meninggalkan penggunaan teknologi dalam mengembangkan kesempatan

bisnis baru atau efisiensi operasional.
5  Fungsi penelitian ada untuk meninjau kemunculan dan keterlibatan √
Optimised teknologi dan benchmark perusahaan terhadap norma industri.
 Arah perencanaan infrastruktur teknologi diarahkan oleh industri, standar √
internasional, dan pengembangan, dibanding digerakkan oleh vendor
teknologi.
 Dampak bisnis potensial dari perubahan teknologi ditinjau kembali pada √
level manajemen senior.
 Ada persetujuan eksekutif formal baru dan merubah arah teknologi. √
 Yang sungguh-sungguh ada mempunyai perencanaan infrastruktur teknologi
yang hebat yang mencerminkan kebutuhan bisnis, responsif dan dapat √
dimodifikasi untuk mencerminkan perubahan-perubahan dalam lingkungan
bisnis.
 Ada proses yang dilakukan dan terus menerus pada tempatnya untuk
meningkatkan perencanaan infrastruktur teknologi. √
 Praktek terbaik industri secara ekstensif digunakan dalam menentukan arah
teknis. √

PO 4 – Mendefinisikan Proses, Organisasi dan Hubungan IT.

Manajemen proses mendefinisikan proses, organisasi, dan hubungan IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT
menjadi kuat dalam menjawab strategi bisnis ketika menyetujui dengan ketentuan penguasaan dan
memberikan yang baik dan komponen titik kontak adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Organisasi IT tidak secara efektif terbangun untuk memfokuskan prestasi √
Non Existent sasaran bisnis.
1  Fungsi dan aktivitas IT reaktif dan tidak konsisten diterapkan. √
Initial/  IT terlibat dalam proyek bisnis hanya dalam langkah kemudian. √
Ad-hoc  Fungsi IT dipertimbangkan sebagai fungsi pendukung, tanpa perspektif √
seluruh perusahaan.
 Ada sebuah pemahaman jelas dari kebutuhan untuk organisasi IT; namun √
demikian peran dan tanggung jawab tidak formal dan tidak dilakukan.
2  Fungsi IT dibuat untuk menjawab secara taktis, tetapi dengan tidak √
Repeatable but konsisten, pada kebutuhan pelanggan dan hubungan vendor.
intuitive  Kebutuhan untuk organisasi yang terstruktur dan manajemen vendor √
dikomunikasikan, tetapi keputusan masih bergantung pada pengetahuan dan
skill utama individu.
 Kemunculan teknik-teknis umum untuk mengelola organisasi IT dan √
hubungan vendor.
3  Peran dan tanggung jawab yang baik bagi organisasi IT dan pihak ketiga √
Define process yang ada.

134
 Organisasi IT dikembangkan, didokumentasi, dan dikomunikasikan dan √
bersama dengan strategi IT.
 Lingkungan kontrol internal baik adanya. √
 Ada formulasi hubungan dengan kelompok-kelompok lain, meliputi steering √
committee/SC (komisi pengendali), internal audit, dan manajemen vendor.
 Organisasi IT secara lengkap sempurna. √
 Ada definisi fungsi yang dilakukan oleh personel IT dan itu dilakukan oleh √
user.
 Kebutuhan staff IT penting dan keahlian yang baik dan memuaskan. √

 Ada definisi hubungan formal dengan user dan pihak ketiga.

 Divisi peran dan tanggung jawab yang baik dan diterapkan.
4  Organisasi IT dengan proaktif menjawab untuk merubah dan memasukkan √
Manage and semua peran penting untuk mengejar kebutuhan bisnis.
measureable  Manajemen IT, kepemilikan proses, akuntabilitas, dan tanggung jawab jelas √
dan berimbang.
 Praktek internal yang baik telah diterapkan dalam perusahaan dari fungsi IT. √
 Manajemen IT sesuai keahlian dan skill untuk menetapkan, menerapkan, dan √
mengawasi hubungan dan perusahaan yangdisukai. √
 Matrik terukur untuk mendukung sasaran-sasaran bisnis dan faktor-faktor
keberhasilan penting user dibakukan.
 Inventarisasi skill tersedia untuk mendukung proyek pengembangan √
profesional dan staff.
 Keseimbangan antara skill dan sumber daya tersedia secara internal dan itu √
diperlukan dari perusahaan luar yang baik dan dilakukan.
 Struktur organisasi IT mencerminkan kebutuhan bisnis dengan memberikan
layanan bersama dengan proses bisnis yang strategis, bukannya dengan √
teknologi-teknologi asing.
5  Struktur organisasi IT fleksibel dan adaptif. √
Optimised  Prakrek terbaik industri disebarkan. √
 Ada penggunaan teknologi yang luas untuk membantu dalam mengawasi √
kinerja proses-proses dan organisasi IT.
 Teknologi diungkit sejalan untuk mendukung kompleksitas dan distribusi √
geografis organisasi.
 Ada proses kemajuan berlanjut pada tempatnya. √

135
PO 5 - Mengelola Investasi IT

Penerapan TI di perusahaan harus disertai dengan evaluasi/penilaian pembiayaan dan keuntungan yang
menyertainya.

LEVEL KRITERIA Y T
0  Tidak ada kekhawatiran terhadap kepentingan pemilihan investasi IT dan √
besaran dana.
Non Existent  Tidak ada pelacakan atau pegawasan terhadap investasi IT. √
1  Organisasi mengenali/mengakui kebutuhan pengaturan investasi IT tetapi √
kebutuhan ini masih terkomunikasi secara tidak konsisten.
Initial/  Alokasi tanggung jawab pemilihan investasi IT dan besaran dana √
pembangunan telah dikerjakan oleh sebuah basis ad hoc.
Ad-hoc
 Implementasi pemilihan IT dan pendanaan yang terisolasi muncul dengan √
dokumentasi tidak resmi.
 Investasi IT dihakimi pada sebuah basis ad hoc √
 Muncul keputusan yang relatif dan secara operasional terfokus pada √
pendanaan..
2  Terdapat sebuah sedikit pengertian yang implisit terhadap kebutuhan √
pemilihan investasi IT dan pendanaan.
Repeatable but  Kebutuhan untuk yang terpilih dan pendanaannnya telah terkomunikasi. √
intuitive Perbedaannya tergantung pada inisiatif perseorangan dalam organnisasi.
 Terdapat sebuah teknik umum yang darurat untuk membangun komponen √
IT.
 Muncul keputusan reaktif dan taktik pendanaan. √
3  Kebijaksanaan dan proses untuk investasi dan pendanaan terdeskripsi, √
terdokumentasi dan dikomunikasikan, dan menutupi kunci bisnis dan
Define process isu/berita teknologi.
 Pendanaan IT selaras dengan strategi IT dan rencana bisnis √
 Proses pendanaan dan pemilihan IT terformula, didokumentasikan dan
dikomunikasikan
 Training formal adalah darurat namun merupakan kebutuhan dasar tiap √
inisiatif individu
 Pendekatan formal dari pemilihan investasi IT dan pendanaan menjadi √
faktor utama
 Staf IT mempunyai pengalaman dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk √
membuat pendanaan IT.
 Merekomendasikan investasi IT yang sesuai. √
4  Tanggung jawab dan akuntabilitas untuk pemilihan investasi IT dan √
pendanaan ditugaskan kepada individu tertentu.
Manage and  Variasi pendanaan teridentifikasi dan resolved. √
measureable  Analisa pengeluaran formal diketahui meliputi pengeluaran langsung dan √
tidak langsung dari operasi yang ada termasuk investasi yang dituju, dan
juga mempertimbangkan seluruh pengeluaran daur hidup.
 Digunakan proses proaktif dan standar pendanaan √
 Sumber daya manusia bidang IT diakui pada rencana √

136
Investasi
 Keuntungan dan pengembalian dihitung di terms finansial dan non-finansial. √
5  Praktek terbaik industri biasanya digunakan sebagai contoh/standar dan √
pendekatan identifikasi untuk meningkatkan efektifitas investasi Analisa
Optimised pembangunan teknologi digunakan di pemilihan investasi dan proses
pendanaan
 Proses manajemen investasi bertambah secara terus menerus berdasar √
pelajaran yang dipelajari dari analisa performa investasi yang nyata/aktual,
 Keputusan-keputusan investasi menyertakan kecendurangan kenaikan harga √
 Alternatif-alternatif pembiayaan di evaluasi dalam konteks organisasi √
 Analisa biaya jangka panjang dan keuntungan dari semuanya disatukan √
dengan keputusan investasi

PO 6 - Communicate Management Aims and Direction


Penerapan TI harus didukung oleh kebijakan manajemen perusahaan, dan manajemen harus berperan aktif
dalam menjadikan kebijakan terkait TI menajdi kebijakan perusahaan secara umum.
LEVEL KRITERIA Y T
0  Manajemen tidak menyediakan/terdapat sebuah informasi kontrol √
Non Existent lingkungan yang positif
 Tidak ada pengakuan akan kebutuhan ketersediaan satu set kebijaksanaan, √
prosedur, standarisasi dan proses komplain.
1  Manajemen bereaksi terhadap persyaratan kontrol lingkungan informasi.. √
Initial/  Kebijaksanaan, prosedur dan standarisasi dibangun dan dikomunikasikan
Ad-hoc kepada sebuah basis Ad Hoc yang didasarkan pada isu yang berkembang. √
 Proses Pembangunan, Komunikasi dan Komplain dilakukan secara informal √
dan tidak consistent.
2  Manajemen mempunyai pengertian implicit (tersirat) dari kebutuhan dan √
Repeatable but persyaratan sebuah kontrol lingkungan informasi yang efektif, tetapi secara
intuitive praktikal sebagian besar dilakukan informal.
 Manajemen telah mengkomunikasian kebutuhan akan kebijaksanaan √
control, prosedur dan standarisasi, tetapi pembangunan diserahkan kepada
manager secara perorangan dan area bisnis.
 Kualitas dikenali sebagai filosofi yang diinginkan untuk diikuti tetapi √
kenyataannya diserahkan kepada manager perseorangan
 Training dilakukan kepada perseorangan sebagai dasar persyaratan. √
3  Manajemen membangun, mendokumentasikan sebuah control informasi √
Define process yang komplit, dan juga membuat manajemen kualitas yang termasuk
didalamnya adalah kebijakan-kebijakan, prosedur dan standarisasi
 Proses kebijakan yang telah ada di dalam departemen dilakukan secara √
terstruktur, terawat dan diketahui seluruh staf. Prosedur dan standarisasi
yang ada dapat diterima dan meliputi beberapa isu elemen
 Manajemen telah mengirimkan peringatan pesan keamanan IT yang penting.
 Training resmi dapat mensupport kontrol lingkungan informasi tetapi sulit √
diterima.
 Selama ada pembangunan kembang api untuk menghormati kebijaksanaan √
control dan standar, terdapat ketidak konsistenan pada pengawasan terhadap √
kebijakan dan standarisasi ini.
LEVEL KRITERIA Y T
4  Management menerima tanggung jawab untuk kebijakan control komunikasi √
internal dan mendelegasikan tanggung jawab dan mengalokasikan sumber
Manage and daya yang cukup untuk mempertahankan lingkungan berada pada jalurnya
measureable di perubahan secara signifikan
 Control positif, lingkungan control informasi, termasuk sebuah komitmen √
137
untuk kualitas dan peringatan keamanan IT, telah disediakan
 Satu set lengkap kebijaksaan, prosedur dan standarisasi telah disiapkan,
dirawat dan dikomunikasikan dan membutuhkan praktis internal yang baik. √
5  Lingkungan control informasi adalah sejajar dengan strategi manajemen √
framework dan pandangan dan secara teratur diperhatikan, diupdate dan
Optimised berkembang secara periodik.
 Ahli urusan dalam dan luar ditunjuk untuk meyakinkan bahwa praktik √
industri terbaik akan segera diadopsi dengan penghormatan untuk
mengontrol arah dan teknik komunikasi. Pengawasan, control diri dan
pengecekan compliance dilakukan secara teratur oleh organisasi.
 Teknologi digunakan untuk mempertahankan kebijaksanaan dan dasar √
pengetahuan kewaspadaan dan untuk mengoptimalkan komunikasi
menggunakan automation kantor dan alat dasar computer training.

PO 7 – Mengelola SDM IT

Manajemen proses mengelola sumber daya manusia IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT yang kompeten
dan memotivasi orang untuk membuat dan menyampaikan layanan IT adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Tidak ada kesadaran bahwa pentingnya persekutuan manajemen sumber √
daya manusia IT dengan proses perencanaan teknologi bagi perusahaan.
Non Existent  Tidak ada orang atau kelompok secara formal bertanggung jawab bagi
manajemen sumber daya manusia IT. √
1  Manajemen mengenali kebutuhan bagi manajemen sumber daya manusia IT. √
 Proses manajemen sumber daya manusia IT reaktif dan informal.
Initial/  Proses manajemen sumber daya manusia IT secara operasional terfokus √
menggunakan dan mengelola personel IT.
Ad-hoc
 Kesadaran berkembang mengenai dampak bahwa perubahan teknologi dan √
bisnis cepat dan solusi komplek terus meningkat berakibat pada kebutuhan
skill baru dan tingkat kompetensi. √
2  Ada pendekatan taktis untuk menggunakan dan mengelola sumber daya √
manusia IT digerakkan oleh kebutuhan proyek tertentu, bukannya oleh
Repeatable but keseimbangan pemahaman dari ketersediaan internal dan eksternal staff
intuitive yang terampil.
 Training informal terjadi untuk personel baru, yang lalu menerima training √
pada dasar yang dibutuhkan.
3  Ada proses dokumentasi dan baik untuk mengelola sumber daya manusia √
IT.
Define process  Perencanaan manajemen sumber daya manusia IT ada. √
 Ada pendekatan strategis untuk menggunakan dan mengelola personel IT. √
 Perencanaan training formal dirancang untuk mencapai kebutuhan sumber
daya manusia IT. √
 Program pemutaran, dirancang untuk memperluas kemampuan manajemen
bisnis yang mantap. √
4  Tanggung jawab pengembangan dan pemeliharaan perencanaan manajemen √
sumber daya manusia IT telah ditugaskan pada individu dan kelompok
Manage and
138
measureable tertentu dengan dibutuhkan keahlian dan skill yang penting untuk
mengembangkan dan memelihara perencanaan.
 Proses perkembangan dan pengelolaan perencanaan manajemen sumber √
daya manusia IT responsif pada perubahan.
 Perusahaan telah menstandarisasi ukuran yang membolehkan untuk √
mengenali penyimpangan dari perencanaan manajemen sumber daya
manusia IT, dengan penekanan tertentu dan pengelolaan perkembangan
personel IT dan mutasi.
 Tinjauan kompensasi dan kinerja dibangun dan dibandingkan pada praktek √
terbaik industri dan perusahaan IT lainnya.
 Manajemen sumber daya manusia IT proaktif mempertimbangkan arah √
karir.
5  Perencanaan manajemen sumber daya manusia IT diperbarui terus-menerus √
untuk mencapai perubahan kebutuhan bisnis.
Optimised  Manajemen sumber daya manusia IT terintegrasi dengan perencanaan √
teknologi, menjamin pengembangan optimal, dan penggunaan ketersediaan
skill IT.
 Manajemen sumber daya manusia IT terintegrasi dengan dan responsif pada √
kesatuan arah yang strategis.
 Komponen perencanaan manajemen sumber daya manusia IT konsisten √
dengan praktek terbaik industri, seperti kompensasi, penilaian prestasi,
partisipasi dalam forum industri, trasfer pengetahuan, training dan
pengawasan.
 Program-program training dikembangkan untuk semua standar teknologi √
baru dan produk lebih dulu pada penyebarannya di perusahaan.

PO 8 – Mengelola Mutu

Manajemen proses mengelola mutu yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk IT dengan kemajuan berlanjut
dan terukur dari mutu layanan IT yang diberikan adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Peruasahaan kekurangan proses perencanaan QMS dan metodologi daur √
hidup pengembangan sistem (SDLC).
Non Existent  Manajemen senior dan staff IT tidak mengenali bahwa mutu program perlu. √
 Proyek dan operasi tidak pernah ditinjau mutunya. √
1  Ada kesadaran manajemen kebutuhan untuk QMS. √
 QMS digerakkan oleh individu-individu dimana itu terjadi. √
Initial/  Manajemen membuat keputusan informal pada mutu. √

Ad-hoc
2  Program yang sedang dibangun untuk menetapkan dan mengawasi aktivitas √
QMS dalam IT.
Repeatable but  Aktivitas-aktivitas QMS yang tidak terjadi terfokus pada proyek IT dan √
intuitive inisiatif berorientasi proses, tidak pada proses seluruh perusahaan.
3  Proses QMS yang baik telah dikomunikasikan oleh manajemen dan √
mencakup manajemen IT dan end-user.

139
Define process  Program training dan pendidikan muncul untuk mengajar semua level √
perusahaan tentang mutu.
 Harapan mutu dasar menjadi jelas dan terbagi diantara proyek-proyek dan √
dalam perusahaan IT.
 Praktek dan tools sederhana bagi menajemen mutu muncul. √
4  QMS ditujukan pada semua proses, meliputi proses-proses dengan √
kepercayaan pada pihak ketiga.
Manage and  Knowledge base berstandard sedang dibangun untuk matrik mutu. √
measureable  Metode analisis biaya/keuntungan digunakan untuk membenarkan inisiatif
QMS. √
 Benchmarking terhadap industri dan pesaing muncul.
 Program training dan pendidikan telah didirikan untuk mengajar semua level √
perusahaan tentang mutu. √
 Praktek dan tools sedang distandarisasi dan analisis sebab utama secara
periodik dilakukan. √
 Survey kepuasan mutu secara konsisten dilakukan.
 Program berstandar untuk mengukur mutu adalah pada tempatnya dan √
terstruktur dengan baik. √
 Manajemen IT sedang membangun knowledge base untuk matrik mutu. √
5  QMS terintegrasi dan dilakukan pada semua altivitas-aktivitas IT. √
 Proses-proses QMS fleksible dan dapat menyesuaikan diri pada perubahan- √
Optimised perubahan lingkungan IT.
 Knowledge base untuk matrik mutu ditingkatkan dengan praktek terbaik √
eksternal.
 Benchmarking terhadap standar eksternal secara rutin dilakukan. √
 Survey kepuasan mutu adalah proses terus-menerus dan mendorong analisis √
sebab utama dan tindakan perbaikan.

PO 9 – Menilai dan Mengelola Resiko-resiko IT

Manajemen proses dari menilai dan mengelola resiko-resiko IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dari
analisis dan komunikasi resiko-resiko IT dan dampak potensialnya pada proses dan tujuan bisnis adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Penilaian resiko untuk proses dan keputusan bisnis tidak terjadi. √
 Perusahaan tidak mempertimbangkan dampak bisnis terkait dengan celah √
Non Existent keamanan dan ketidakpastian pengembangan proyek.
 Manajemen resiko tidak dikenali terkait dengan perolehan solusi IT dan √
penyampaian layanan IT.
1  Resiko-resiko IT dipertimbangkan dalam cara khusus. √
 Penilaian informal resiko proyek terjadi ditentukan oleh setiap proyek. √
Initial/  Penilaian resiko kadang-kadang dikenali dalam perencanaan proyek tetapi
jarang ditugaskan pada manajer tertentu. √
Ad-hoc
 Resiko-resiko terkait IT tertentu seperti keamanan, ketersediaan, dan
integritas adakalanya dipertimbangkan dalam proyek-proyek. √
 Operasi hari ke hari mempengarui resiko-resiko terkait IT jarang dibicarakan √
pada pertemuan manajemen.
140
 Dimana resiko-resiko telah dipertimbangkan, kelonggaran tidak konsekuen. √
 Muncul pemahaman bahwa resiko-resiko IT penting dan perlu √
dipertimbangkan.
2  Pendekatan penilaian resiko berkembang dan belum matang ada dan √
diterapkan pada kebijakan manajer proyek.
Repeatable but  Manajemen resiko selalu pada level tinggi dan diterapkan hanya pada √
intuitive proyek utama atau sebagai jawaban atas masalah-masalah.
 Proses kelonggaran resiko mulai diterapkan dimana resiko dikenali. √
3  Kebijakan manajemen resiko seluruh perusahaan menetapkan kapan dan √
bagaimana untuk melakukan penilaian resiko.
Define process  Manajemen resiko mengikuti proses yang baik yang terdokumentasi. √
 Training manajemen resiko tersedia untuk semua staff. √
 Keputusan-keputusan untuk mengikuti proses manajemen resiko dan untuk √
menerima training tertinggal pada keleluasaan individu.
 Metodologi untuk penilaian resiko menyakinkan dan bersuara dan √
memastikan bahwa resiko utama pada bisnis dikenali.
 Sebuah proses untuk mengurangi resiko-resiko utama selalu diadakan sekali √
saat resiko dikenali.
 Deskripsi-deskripsi pekerjaan mempertimbangkan √
tanggung jawab manajemen resiko.

4  Manajemen dan penilaian resiko adalah prosedur standard. √


 Pengecualian pada proses manajemen resiko dilaporkan pada manajemen IT. √
Manage and  Manajemen resiko IT adalah tanggung jawab manajemen senior.
measureable Resiko dinilai dan dikurangi pada level proyek individu dan juga secara √
teratur terkait seluruh operasi IT.

 Manajemen disarankan pada perubahan dalam bisnis dan lingkungan IT
yang dengan mantap mempengarui skenario resiko terkait IT. √
 Manajemen dapat mengawasi posisi resiko dan membuat keputusan terang
mengenai pembukaan, dan rela untuk menerima.
 Semua resiko dikenali pemilik yang diangkat dan manajemen senior dan √
manajemen IT telah menentukan tingkat resiko yang perusahaan akan
hadapi. √
 Manajemen IT telah mengembangkan ukuran-ukuran standard untuk menilai
resiko dan melukiskan rasio resiko/keuntungan. √
 Manajemen mengatur untuk proyek manajemen resiko operasional untuk
menaksir kembali resiko-resiko secara reguler. √
 Database manajemen resiko dibangun dan bagian dari proses manajemen
resiko mulai diotomatiskan. √
 Manajemen IT mempertimbangkan strategi-strategi kelonggaran resiko.
5  Manajemen resiko telah mengembangkan pada langkah dimana terstruktur, √
proses seluruh perusahaan dilakukan dan dikelola baik.
Optimised  Praktek-praktek yang baik diterapkan seluruh perusahaan.
 Penangkapan, analisis, dan pelaporan data manajemen resiko sangat √
otomatis. √
 Petunjuk ditarik dari pimpinan-pimpinan dalam bidang itu dan perusahaan

141
IT mengambil bagian dalam kelompok sejawat untuk bertukar pengalaman. √
 Manajemen resiko adalah sungguh terintegrasi dalam semua bisnis dan
operasi IT diterima dengan baik, secara ekstensif mencakup user dari √
layanan IT.
 Manajemen akan menemukan dan bertindak ketika operasional IT utama
dan keputusan investasi dibuat tanpa pertimbangan perencanaan manajemen √
resiko.
 Manajemen terus-menerus menaksir strategi-strategi kelonggaran resiko. √

PO 10 – Mengelola Proyek-proyek

Manajemen proses mengelola proyek-proyek yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dari penyampaian hasil
proyek di dalam kerangka waktu yang disetujui, biaya, dan mutu adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Teknik-teknik manajemen proyek tidak digunakan dan perusahaan tidak √
mempertimbangkan dampak bisnis terkait salah urus proyek dan kegagalan
Non Existent pengembangan proyek.
1  Penggunaan teknik dan pendekatan manajemen proyek di dalam IT √
meninggalkan keputusan pada individu manajer IT.
Initial/  Ada jarak komitmen manajemen pada kepemilikan proyek dan manajemen √
proyek.
Ad-hoc
 Keputusan penting pada manajemen proyek dibuat tanpa manajemen user √
atau input pelanggan.
 Sedikit atau tidak ada pelanggan dan keterlibatan user dalam √
menggambarkan proyek-proyek IT.
 Tidak ada kejelasan perusahaan di dalam IT untuk manajemen proyek. √
 Peran dan tanggung jawab untuk manajemen proyek tidak jelas. √
 Proyek-proyek, rencana-rencana, dan kejadian penting kurang jelas. √
 Waktu dan biaya pegawai proyek tidak sejalan dan dibanding angaran-
angaran. √
2  Manajemen senior telah memperoleh dan berkomunikasi kesadaran √
kebutuhan untuk manajemen proyek IT.
Repeatable but  Perusahaan adalah dalam proses pengembangan dan pemanfaatan beberapa √
intuitive teknik dan metode dari proyek ke proyek.
 Proyek IT secara informal menentukan bisnis dan sasaran teknis. √
 Dibatasi keterlibatan pemegang saham dalam manajemen proyek IT. √
 Petunjuk awal telah dikembangkan untuk beberapa aspek dari manajemen
proyek. √
 Aplikasi petunjuk manajemen proyek diserahkan pada kebijaksanaan √
manajer proyek individu.
3  Metodologi dan proses manajemen proyek IT telah dibangun dan √
dikomunikasikan.
Define process  Proyek-proyek IT ditentukan dengan bisnis sesuai dan sasaran teknis. √
 Manajemen bisnis dan senior IT mulai terikat dan terlibat dalam manajemen
proyek-proyek IT. √
 Kantor manajemen proyek dibangun di dalam IT, dengan peran dan

142
tanggung jawab awal tertentu. √
 Proyek-proyek IT diawasi dengan baik dan memperbarui kejadian penting,
rencana, biaya, dan ukuran kinerja. √
 Training manajemen proyek adalah hasil utama dari inisiatif staff individu. √
 Prosedur jaminan mutu dan aktivitas penerapan pusat sistem telah √
ditentukan tetapi tidak luas diterapkan oleh manajer-manajer IT.
 Proyek mulai dikelola seperti portofolio. √
LEVEL KRITERIA Y T
4  Manajemen memerlukan matrik proyek standard dan formal dan pelajaran √
yang ditinjau mengikuti penyelesaian proyek.
Manage and  Manajemen proyek diukur dan dievaluasi seluruh perusahaan tidak hanya di √
measureable dalam IT.
 Kemajuan pada proses manajemen proyek dirumuskan dan dikomunikasikan √
dengan anggota tim proyek mengarah ke kemajuan.
 Manajemen IT telah diterapkan struktur organisasi proyek dengan peran dan √
tanggung jawab terdokumentasi dan kriteria kinerja staff.
 Kriteria untuk menilai keberhasilan pada setiap kejadian penting ditetapkan. √
 Nilai dan resiko diukur dan dikelola lebih dulu, selama dan setelah √
penyelesaian proyek.
 Proyek-proyek terus meningkat menujukan sasaran perusahaan dari pada √
hanya satu IT tertentu.
 Dukungan proyek kuat dan aktif dari sponsor manajemen senior maupun √
pemegang saham.
 Training manajemen proyek yang relevan direncanakan untuk staff dalam √
kantor manajemen proyek dan seluruh pihak IT.
5  Metodologi program dan proyek daur hidup penuh terbukti diterapkan, √
dilakukan, diintegrasikan dalam budaya seluruh perusahaan.
Optimised  Sebuah inisiatif terus-menerus untuk mengenali dan melembagakan praktek
manajemen proyek terbaik telah diterapkan. √
 Strategi IT untuk pengembangan sumber daya dan proyek operasional
ditetapkan dan diterapkan. √
 Kantor manajemen proyek terintegrasi bertanggung jawab untuk proyek-
proyek dan program-program dari permulaan ke penerapan selanjutnya. √
 Perencanaan seluruh perusahaan dari program-program dan proyek-proyek
memastikan bahwa user dan sumber daya IT dimanfaatkan terbaik untuk
mendukung inisiatif-inisiatif yang strategis √

AI 1 – Identifikasi Solusi Yang Otomatis

Manajemen proses identifikasi solusi yang otomatis yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dalam mewujudkan
fungsional bisnis dan kebutuhan kontrol dalam rancangan yang efektif dan efisien dari solusi yang otomatis
adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Perusahaan tidak memerlukan identifikasi fungsional dan persyaratan √
operasional untuk pengembangan, implementasi atau modifikasi solusi,
Non Existent seperti sistem, layanan, infrastruktur, software, dan data.

143
 Perusahaan tidak menjaga kesadaran ketersediaan solusi teknologi secara √
potensial sesuai pada bisnisnya.
1  Ada kesadaran kebutuhan menetapkan kebutuhan dan mengenali solusi √
teknologi.
Initial/  Kelompok individu mendiskusikan kebutuhan secara tidak normal dan √
kebutuhan kadang-kadang didokumentasikan.
Ad-hoc
 Solusi dikenali oleh individu-individu berdasar kesadaran pasar terbatas √
atau sebagai jawaban atas tawaran vendor.
 Ada sedikit penelitian terstruktur atau analisis ketersediaan teknologi. √
2  Beberapa pendekatan intuitif mengenali keberadaan solusi IT dan √
bermacam-macam bisnis.
Repeatable but  Solusi dikenali secara informal berdasar pengalaman dan pengetahuan √
intuitive internal pihak IT.
 Kesuksesan setiap proyek bergantung keahlian dari beberapa individu
utama. √
 Mutu dokumentasi dan pembuat keputusan dengan sangat berbeda. √
 Pendekatan tidak terstruktur digunakan untuk menetapkan kebutuhan dan √
mengenali solusi teknologi.
3  Pendekatan terstruktur dan jelas dalam menentukan solusi IT yang ada. √
 Pendekatan pada ketetapan solusi IT mensyaratkan pertimbangan
Define process alternatif pendidikan terhadap bisnis atau kebutuhan user, kesempatan √
teknologi, kelayakan ekonomi, penaksiran resiko, dan faktor lain.
 Proses untuk menentukan solusi IT diterapkan bagi beberapa proyek
berdasar faktor-faktor seperti keputusan yang dibuat oleh keterlibatan staff √
individu, sejumlah keterikatan waktu manajemen, dan ukuran dan prioritas
keaslian kebutuhan bisnis.
 Pendekatan terstruktur digunakan untuk menentukan kebutuhan-
kebutuhan dan identifikasi solusi IT. √
4  Metodologi kuat untuk identifikasi dan penilaian solusi IT yang ada dan √
digunakan sebagaian besar proyek.
Manage and  Dokumentasi proyek dalam mutu baik dan setiap langkah layak disetujui. √
measureable  Kebutuhan-kebutuhan diartikulasikan dan sesuai dengan struktur yang
sudah dikenal. √
 Alternatif-alternatif solusi dipertimbangkan, meliputi analisis biaya dan
keuntungan. √
 Metodologi jelas, tegas, umumnya dipahami, dan terukur.
 Ada interface jelas antara manajemen IT dengan bisnis dalam identifikasi √
dan penilaian solusi IT. √
LEVEL KRITERIA Y T
5  Metodologi yang mantap untuk identifikasi dan penilaian solusi IT √
dilakukan untuk kemajuan seterusnya.
Optimised  Metodologi implementasi dan perolehan fleksibel untuk proyek skala √
besar dan kecil.
 Metodologi didukung oleh database knowledge internal dan eksternal √
berisi bahan solusi teknologi.
 Metodologi itu sendiri menghasilkan dokumentasi dalam struktur yang √
sudah dikenal yang membuat produksi dan perawatan efisien.

144
 Kesempatan baru sering diidentifikasi untuk memanfaatkan teknologi √
untuk memperoleh keuntungan kompetitif, rekayasa ulang proses bisnis
pengaruh dan memperbaiki seluruh efisiensi.
 Manajemen akan menemukan dan bertindak jika solusi IT disetujui tanpa √
pertimbangan alternatif teknologi atau kebutuhan fungsional bisnis.
AI 2 –Memperoleh dan Merawat Aplikasi Software

Manajemen proses memperoleh dan merawat aplikasi software yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dengan
membuat aplikasi tersedia dengan kebutuhan bisnis, dan dengan pada waktunya dan biaya yang pantas adalah
:

LEVEL KRITERIA Y T
0  Tidak ada proses untuk merancang dan menetapkan aplikasi. √
 Aplikasi diperoleh berdasarkan tawaran gerakan vendor, pengakuan √
Non Existent brand atau keakraban staff dengan produk-produk tertentu, dengan
sedikit atau tanpa mempertimbangkan kebutuhan sebenarnya.
1  Ada kesadaran bahwa proses untuk perolehan dan perawatan aplikasi √
diperlukan.
Initial/  Pendekatan untuk memperoleh dan merawat aplikasi software berbeda- √
beda dari proyek ke proyek.
Ad-hoc
 Keragaman solusi individual untuk kebutuhan bisnis tertentu mungkin √
diperlukan dengan bebas, sebagai hasil efisiensi dengan perawatan dan
dukungan.
 Ada sedikit pertimbangan keamanan aplikasi dan ketersediaan dalam √
rancangan atau pemerolehan aplikasi software.
2  Ada perbedaan tetapi sama proses pada perolehan dan perawatan √
aplikasi berdasar keahlian di dalam fihak IT.
Repeatable but  Rasio keberhasilan dengan aplikasi bergantung besar pada skill dan √
intuitive pengalaman yang dipunyai di dalam IT.
 Perawatan selalu problematik dan menderita ketika knowledge internal √
telah hilang dari perusahaan.
 Ada sedikit pertimbangan keamanan aplikasi dan ketersediaan dalam √
rancangan atau perolehan aplikasi software.
3  Proses pemahaman umumnya baik dan jelas ada dalam perolehan dan √
perawatan aplikasi software.
Define process  Proses ini bersama dengan IT dan strategi bisnis. √
 Usaha dibuat untuk menerapkan proses terdokumentasi secara konsisten
di seluruh aplikasi dan proyek berbeda.
 Metodologi-metodologi umumnya tidak fleksibel dan sulit diterapkan √
dalam semua keadaan, jadi langkah yang mungkin adalah dengan
melewatinya.
 Aktivitas perawatan direncanakan, dijadwal dan dikoordinasikan. √
4  Ada metodologi dipahami dengan baik dan formal yang mencakup √
rancangan dan proses spesifikasi, kriteria untuk memperolehnya, proses
Manage and untuk testing dan kebutuhan untuk dokumentasi.
measureable  Mekanisme persetujuan disetujui dan terdokumentasi ada untuk √
memastikan bahwa semua langkah diikuti dan pengecualian sah.

145
 Prosedur dan praktek telah berkembang cocok untuk perusahaan, √
digunakan oleh semua staff dan dapat diterapkan pada sebagaian besar
kebutuhan aplikasi.
5  Pratek perolehan dan perawatan software aplikasi bersama dengan √
proses-proses yang baik.
Optimised  Pendekatan berdasar komponen yang sudah dikenal, sesuai aplikasi √
berstandar pada kebutuhan bisnis.
 Pendekatan adalah seluruh perusahaan. √
 Metodologi perawatan dan perolehan maju dengan baik dan √
memungkinkan penyebaran cepat,
mengijinkan kemampuan aksi dan fleksibilitas dalam menjawab
perubahan kebutuhan bisnis.
 Metodologi implementasi dan perolehan aplikasi software telah √
diarahkan pada kemajuan berkelanjutan dan didukung oleh database
knowledge internal dan eksternal yang berisi referensi bahan dan
praktek terbaik.
 Metodologi itu membuat dokumentasi dalam struktur yang sudah √
dikenal yang membuat produksi dan perawatan efisien.

AI 3 – Memperoleh dan Merawat Infrastruktur Teknologi

Manajemen proses memperoleh dan merawat infrastruktur teknologi yang memenuhi kebutuhan bisnis IT
dalam memperoleh dan merawat infrsatruktur IT yang terintegrasi dan berstandard adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Mengelola infrastruktur teknologi tidak dikenal sebagai topik penting √
untuk dikejar.
Non Existent

1  Ada perubahan yang dibuat pada infrastruktur bagi setiap aplikasi baru, √
tanpa ada semua perencanaan.
Initial/  Meskipun ada kesadaran bahwa infrastruktur IT penting, tidak ada √
pendekatan yang konsisten.
Ad-hoc
 Aktivitas perawatan memberi aksi pada kebutuhan jangka pendek. √
 Lingkungan produksi adalah lingkungan uji. √
2  Ada konsistensi antara pendekatan taktis ketika memperoleh dan merawat √
infrastruktur IT.
Repeatable but  Perolehan dan perawatan infrastruktur IT tidak berdasar pada strategi √
intuitive yang baik dan tidak mempertimbangkan kebutuhan aplikasi bisnis yang
harus didukung.
 Ada pemahaman bahwa infrastruktur IT penting, didukung oleh beberapa √
pratek formal.
 Perawatan dijadwal tetapi tidak terjadwal dan terkoordinasi secara penuh, √
misal beberapa lingkungan, lingkungan uji terpisah ada.
3  Proses pemahaman baik dan jelas ada untuk memperoleh dan merawat √
infrastruktur IT.
 Kebutuhan dukungan proses dari aplikasi bisnis penting dan bersama √

146
Define process dengan IT dan strategi bisnis tetapi tidak konsisten diterapkan.
 Perawatan direncanakan terjadwal dan terkoordinasi. √
 Ada lingkungan terpisah untuk uji dan produksi. √
4  Proses perolehan dan perawatan bagi infrastruktur teknologi telah √
berkembang pada point dimana bekerja dengan baik pada semua situasi,
Manage and diperbolehkan secara konsisten dan terfokus pada reusabiliti.
measureable  Infrastruktur IT cukup mendukung aplikasi bisnis. √
 Proses proaktif dan terorganisir dengan baik.
 Biaya dan waktu untuk mencapai tingkat skalabilitas, fleksibiliti, dan √
integrasi yang diharapkan secara parsial optimal. √
5  Proses perolehan dan perawatan untuk infrastruktur teknologi proaktif dan √
bersama dengan aplikasi bisnis penting dan arsitektur teknologi.
Optimised  Praktek yang baik mengenai solusi teknologi dibolehkan dan perusahaan
sadar pengembangan platform terbaru dan manajemen tools. Biaya √
dikurangi dengan rasionalisasi dan standarisasi komponen infrastruktur
dan dengan menggunakan automasi.
 Kesadaran teknis tingkat tinggi dapat mengenali cara optimal untuk
meningkatkan kinerja secara proaktif, meliputi pertimbangan pilihan √
outsourcing.
 Infrastruktur IT dilihat seperti pemungkin utama untuk mengungkit
penggunaan IT. √

AI 4 – Memungkinkan Operasi dan Penggunaannya

Manajemen proses memungkinkan operasi dan penggunaannya yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dalam
memastikan pemenuhan dari end-user dengan tawaran layanan dan level layanan, integrasi aplikasi dan solusi
teknologi dalam proses bisnis adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Ada proses pada tempatnya dengan mempertimbangkan produksi dari √
dokumentasi user, manual operasi dan bahan training.
Non Existent  Hanya bahan yang telah ada yang disuplai dengan produk terbeli. √

1  Ada kesadaran bahwa dokumentasi proses diperlukan. √


 Dokumentasi adakalanya diproduksi dan didistribusi pada kelompok √
Initial/ tertentu.
 Banyak dokumentasi dan prosedur yang ketinggalan. √
Ad-hoc
 Bahan training cenderung satu skema dengan variabel mutu. √
 Tidak ada integrasi virtual dari prosedur dari seluruh sistem dan unit bisnis √
yang berbeda
 Tidak ada input dari unit bisnis dalam rancangan program-program training. √
2  Pendekatan yang sama digunakan untuk menghasilkan prosedur dan √
dokumentasi, tetapi tidak berdasar pada pendekatan terstruktur atau
Repeatable but framework.
intuitive  Tidak ada pendekatan seragam untuk pengembangan prosedur operasi dan √
user.
 Bahan training dihasilkan oleh individual dan kelompok proyek, dan mutu √

147
bergantung keterlibatan individu.
Prosedur dan mutu dari dukungan user beragam dari buruk ke baik, dengan √
sangat kecil konsisten dan integrasi seluruh perusahaan.

 Program training bagi bisnis dan user diberikan atau dimudahkan, tetapi
tidak ada perencanaan untuk melicinkan dan menyampaikan training.
3  Ada kerangka pemahaman yang diterima dan jelas bagi dukumentasi user, √
manual operasi, dan bahan training.
Define process  Prosedur-prosedur disimpan dan dirawat dalam perpustakaan formal dan √
dapat diakses oleh setiap orang yang perlu tahu.
 Koreksi pada dokumentasi dan prosedur-prosedurnya dibuat dengan √
landasan reaktif.
 Prosedur-prosedur tersedia offline dan dapat diakses dan dirawat dalam √
keadaan bahaya.
 Ada proses yang menetapkan prosedur terbaru dan bahan training menjadi √
jelas sampai saat perubahan proyek.
 Meskipun keberadaan pendekatan yang jelas, isi yang sebenarnya beragam, √
karena tidak ada kontrol untuk melakukan sesuai dengan standard.
 User secara tidak formal terlibat dalam proses √
 Tools yang otomatis secara terus-menerus digunakan dalam angkatan dan
distribusi prosedur-prosedur. √
 Training bisnis dan user terencanakan dan terjadwal. √
LEVEL KRITERIA Y T
4  Ada kerangka yang baik untuk prosedur perawatan dan bahan training yang √
mempunyai dukungan manajemen IT.
Manage and Pendekatan yang dibuat untuk prosedur perawatan dan manual training. √
measureable
 Melingkupi semua sistem dan unit bisnis, sehingga proses-proses dapat √
ditinjau dari perspektif bisnis.
 Prosedur-prosedur dan bahan training terintegrasi mencakup saling √
ketergantungan dan menghubungkan.
 Kontrol ada untuk memastikan bahwa standard terlekat dan prosedur- √
prosedur dikembangkan dan dirawat bagi semua proses.
 Feedback user dan bisnis pada dokumentasi dan training dikumpulkan dan √
dinilai sebagai bagian dari proses kemajuan berlanjutan.
 Dokumentasi dan bahan training biasa dapat diprediksi, tingkat yang baik √
realibilitas dan ketersediaan.
 Proses yang muncul untuk menggunakan dokumentasi dan manajemen √
prosedur yang otomatis diterapkan.
 Pengembangan prosedur yang otomatis terus-menerus terintegrasi dengan
pengembangan sistem aplikasi, memudahkan konsistensi, dan akses user. √
 Training bisnis dan user responsif pada kebutuhan bisnis. √
 Manajemen IT sedang mengembangkan matrik bagi pengembangan dan
penyampaian dari dokumantasi, bahan training, dan program training.
5  Proses untuk dokumentasi operasional dan user ditingkatkan melalui adopsi √
metode dan tools baru.
Optimised Bahan prosedur dan bahan training dilakukan seperti mengembangkan

148
knowledge base secara konstan yang dirawat secara elektronik
menggunakan manajemen knowledge terbaru, alir kerja, dan distribusi
teknologi, membuat dapat diakses dan mudah untuk dirawat.

 Proses perolehan dan perawatan untuk infrastruktur teknologi proaktif dan √


bersekutu degan aplikasi bisnis penting dan arsitektur teknologi.
 Bahan training dan dokumentasi diperbarui untuk mencerminkan
organisasional, operasional, dan perubahan software. √
 Pengembangan dokumentasi dan bahan training dan penyampaian program
training secara penuh terintegrasi dengan bisnis dan dengan definisi proses √
bisnis, jadi mendukung kebutuhan seluruh perusahaan, dari pada hanya
prosedur-prosedur berorientasi IT.

AI 5 – Memperoleh Sumber Daya IT


Manajemen proses memperoleh sumber daya IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dengan meningkatkan
hemat biaya IT dan kontribusinya pada keuntungan bisnis adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0  Tidak ada proses perolehan sumber daya IT yang baik pada tempatnya. √
Non Existent  Perusahaan tidak mengenali kebutuhan bagi kebijakan dan prosedur
perolehan yang jelas untuk memastikan bahwa semua sumber daya IT √
tersedia tepat waktu dan efisiensi biaya.
1  Perusahaan telah mengenali kebutuhan kebijakan dan prosedur √
Initial/ terdokumentasi yang menghubungkan perolehan IT pada proses perolehan
Ad-hoc seluruh perusahaan bisnis.
 Kontrak untuk perolehan sumber daya IT dikembangkan dan dikelola √
dengan manajer proyek dan individu lainya dengan melatih keputusan
profesional mereka bukannya sebagai hasil dari prosedur dan kebijakan
formal.
 Ada hubungan khusus antara perolehan perusahaan dan proses manajemen √
kontrak dan IT.
 Kontrak bagi perolehan dikelola pada akhir proyek bukannya terus-menerus √
2  Ada kesadaran perusahaan atas kebutuhan prosedur dan kebijakan dasar √
Repeatable but bagi perolehan IT.
intuitive  Prosedur dan kebijakan terintegrasi dengan proses perolehan organisasi √
bisnis.
 Proses perolehan dimanfaatkan untuk proyek sangat besar. √
 Tanggung jawab dan akuntabilitas bagi perolehan IT dan manajemen √
kontrak ditentukan oleh pengalaman Manajer kontrak individual.
 Pentingnya manajemen supplier dan hubungan manajemen dikenal tetapi
ditujukan berdasar inisiatif individu. √
 Proses kontrak sangat dimanfaatkan oleh proyek sangat besar. √
3  Manajemen telah mengadakan kebijakan dan prosedur bagi perolehan IT. √
Define process  Kebijakan dan prosedur diarahkan oleh proses perolehan perusahaan bisnis. √
 Perolehan IT terintegrasi dengan sistem perolehan bisnis. √
 Standard IT bagi perolehan sumber daya IT yang ada. √
 Supplier sumber daya IT terintegrasi dalam mekanisme manajemen proyek √
perusahaan dari
 perspektif manajemen kontrak. √
 Manajemen IT mengkomunikasi kebutuhan bagi perolehan yang layak dan √
manajemen proyek seluruh fungsi IT.
4  Perolehan IT terintegrasi secara penuh dengan sistem perolehan seluruh √
Manage and bisnis.
measureable  Standard IT bagi perolehan sumber daya IT digunakan untuk semua
perolehan. √

149
 Ukuran kontrak dan manajemen perolehan diambil berkait dengan kasus √
bisnis bagi perolehan IT.
 Laporan bahwa dukungan sasaran bisnis tersedia. √
Manajemen selalu sadar pengecualian pada kebijakan dan prosedur bagi
perolehan IT.
 Manajemen yang strategis dari hubungan berkembang.

 Manajemen IT melakukan penggunaan perolehan dan proses manajemen

kontrak untuk semua perolehan dengan meninjau ukuran kinerja.

5  Manajemen telah melakukan dan menghasilkan seluruh proses bagi √


perolehan IT.
Optimised  Manajemen melakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur bagi √
perolehan IT.
 Ukuran pada manajemen perolehan dan kontrak dilakukan berkait dengan √
kasus bisnis untuk perolehan IT.
 Hubungan baik terbangun dari waktu ke waktu dengan banyak supplier dan √
partner dan mutu hubungan terukur dan terawasi.
 Hubungan dikelola dengan strategis. √
 Prosedur, kebijakan, standard IT untuk perolehan sumber daya IT dikelola √
dengan strategis dan bereaksi terhadap ukuran proses.
 Manajemen IT mengkomunikasikan pentingnya strategi perolehan yang √
layak dan manajemen kontrak seluruh fungsi IT.

AI 6 – Mengelola Perubahan-perubahan

Manajemen proses mengelola perubahan-perubahan yang memenuhi kebutuhan bisnis IT bereaksi terhadap
kebutuhan bisnis bersama dengan strategi bisnis, selagi mengurangi solusi dan kerusakan penyampaian
layanan dan mengerjakan lagi adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Tidak ada proses manajemen perubahan yang baik dan perubahan dapat dibuat √
dengan virtual tanpa kontrol.
Non Existent  Tidak ada kesadaran bahwa perubahan dapat mengacaukan bagi operasi bisnis √
dan IT dan tidak ada kesadaran keuntungan dari manajemen perubahan yang
baik.
1  Dikenal bahwa perubahan harus dikelola dan diawasi. √
 Praktek beragam dan mungkin bahwa perubahan yang tidak sah terjadi. √
Initial/  Ada sedikit atau tidak ada dokumentasi dari perubahan, dan konfigurasi
dokumentasi tidak lengkap dan tidak dapat dipercercayai. √
Ad-hoc
 Kesalahan mungkin terjadi bersama dengan interupsi pada lingkungan
produksi disebabkan oleh manajemen perubahan yang kurang bagus.

2  Ada proses manajemen perubahan informal pada tempatnya dan perubahan √


mengikuti pendekatan ini, namun tidak terstruktur, mendasar, cenderung akan
Repeatable error.
but intuitive  Akurasi dokumentasi konfigurasi tidak konsekuen dan hanya perencanaan √
terbatas dan penilaian dampak terjadi lebih dulu sebelum perubahan.
150
3  Ada proses manajemen perubahan formal yang baik pada tempatnya, √
mencakup kategorisasi, prioritasisasi, prosedur-prosedur darurat, autorisasi
Define perubahan, dan manajemen pelepasan dan sesuai dengan perkembangan yang
process cepat.
 Workaround terjadi dan proses-prosesnya sering dilewati. √
 Error mungkin terjadi dan perubahan tidak sah adakalanya terjadi. √
 Analisis dampak perubahan IT pada operasi bisnis menjadi terbentuk untuk
mendukung perencanaan teknologi dan aplikasi baru. √
4  Proses manajemen perubahan dikembangkan dengan baik dan secara √
konsisten diikuti untuk semua perubahan, dan manajemen yakin bahwa ada
Manage and sedikit pengecualian.
measureable  Proses efisien dan efektif tetapi bersandar pada prosedur manual dan kontrol √
untuk memastikan bahwa mutu dicapai.
 Semua perubahan adalah subjek perencanaan seksama dan dampak penilaian √
untuk memperkecil kemungkinan masalah tempat produksi.
 Proses persetujuan untuk perubahan sudah pada tempatnya. √
 Dokumentasi manajemen perubahan adalah sekarang dan tepat, dengan √
perubahan, dengan merubah secara formal.
 Dokumentasi konfigurasi umumnya akurat. √
 Perencanaan manajemen perubahan IT dan implementasi √
menjadi terintegrasi dengan perubahan dalam proses bisnis, menjamin bahwa
training, perubahan organisasi, persoalan-persolan kelancaran bisnis
ditujukan.

 Ada koordinasi yang meningkat antara manajemen perubahan IT dan
perancangan kembali proses bisnis. √
 Ada proses konsisten untuk mengawasi mutu dan kinerja proses manajemen
perubahan.
5  Proses manajemen perubahan secara teratur ditinjau dan diperbarui untuk √
tetap sejalan dengan praktek yang baik.
Optimised  Proses meninjau mencerminkan hasil dari monitoring. √
 Informasi konfigurasi adalah berbasis komputer dan memberikan kontrol √
terjemahan.
 Pelacakan perubahan adalah canggih dan mencakup tools untuk menemukan √
software yang tidak sah dan tidak berlisensi.
 Manajemen perubahan IT terintegrasi dengan manajemen perubahan bisnis
untuk memastikan bahwa IT adalah pemungkin dalam meningkatkan √
produktivitas dan menciptakan kesempatan bisnis baru bagi perusahaan.

AI 7 – Memasang dan mengakui solusi-solusi dan perubahan-perubahan.


Manajemen proses memasang dan mengakui solusi-solusi dan perubahan-perubahan yang memenuhi
kebutuhan bisnis IT dengan bekerja sistem baru atau dirubah tanpa masalah utama setelah instalasi adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0  Ada jarak penuh instalasi formal atau proses penganggkatan dan tidak ada √
Non Existent manajemen senior ataupun staff IT mengenali kebutuhan untuk
membuktikan bahwa solusi patut untuk tujuan dimaksud.
1  Ada kesadaran kebutuhan untuk membuktikan dan menegaskan bahwa √
Initial/ solusi-solusi terimplementasi melayani tujuan yang dimaksud.

151
Ad-hoc  Testing dilakukan pada beberapa proyek, tetapi inisiatif untuk testing
ditinggal pada tim proyek individu dan pendekatan yang diambil beragam. √
 Pengangkatan formal dan mengakhiri adalah jarang dan tidak ada. √
2  Ada beberapa konsistensi diantara pendekatan testing dan pengangkatan, √
Repeatable but tetapi tidak berdasar beberapa metodologi.
intuitive  Tim pengembangan individu secara normal memutuskan pendekatan √
testing dan biasanya sebuah kemanggkiran dari testing integrasi.
 Ada proses persetujuan informal. √
3  Metodologi formal terkait pada instalasi, migrasi, konversi, dan √
Define process penerimaan adalah pada tempatnya.
Proses pengangkatan dan instalasi IT terintegrasi dalam daur hidup sistem √
dan sampai taraf tertentu secara otomatis.
 Training, testing, dan transisi pada status produksi dan penganggkatan √
mungkin untuk membedakan dari proses yang baik, berdasar keputusan
individu.
 Mutu sistem memasuki produksi adalah tidak konsisten, dengan sistem √
baru sering membangkitkan level penting dari masalah-masalah
implementasi utama.
4  Prosedur dirumuskan dan dikembangkan menjadi terorganisir baik dan √
Manage and praktis dengan menentukan prosedur pengangkatan dan lingkungan test
measureable yang baik.
 Dalam praktek, semua perubahan utama, pada sistem mengikuti √
pendekatan terumus ini.
 Evaluasi pertemuan kebutuhan user berstandard dan terukur, matrik √
produksi yang secara efektif ditinjau dan dianalisis oleh manjemen.
 Mutu sistem memasuki produksi memuaskan untuk manajemen, bahkan
dengan level yang layak dari masalah implementasi utama. √
 Otomasi proses adalah bergantung proyek dan tertentu.
 Manajemen mungkin puas dengan level sekarang dari efisiensi meskipun √
kurang evaluasi dari implementasi utama. √
 Sistem test layak mencerminkan lima lingkungan.

 Testing tegangan bagi sistem baru dan kemunduran testing bagi

keberadaan sistem diterapkan untuk semua proyek.
5  Proses pengangkatan dan instalasi telah dibersihkan pada tingkat praktek √
Optimised yang baik, berdasar hasil kemajuan yang berlanjut dan perbaikan.
 Proses pengangkatan dan instalasi IT terintegrasi dalam sistem daur hidup √
dan otomatis ketika layak, memfasilitasi sebagian besar training, testing
dan transisi pada status produksi dari sistem baru.
 Lingkungan test berkembang baik, daftar masalah dan proses resolusi √
kesalahan menjamin transisi efisien dan efektif pada lingkungan produksi.
 Proses pengangkatan terjadi selalu tanpa mengolah lagi (rework), dan √
masalah implementasi utama secara normal terbatas pada koreksi kecil.
 Tinjauan implementasi utama bestandard, dengan pelajaran tersalur √
kembali pada proses utuk memastikan kemajuan mutu terus-menerus.
 Testing tegangan bagi sistem baru dan testing kemunduran bagi sistem
yang termodifikasi secara konsisten diterapkan. √

152
LAMPIRAN 3
ANALISA TINGKAT KEMATANGAN TATA KELOLA TI

MATURITY MODEL
Kuesioner ini dikembangkan dari standard pengelolaan IT internasional COBIT (Control Objectives for
Information and Related Technology), dengan fokus domain pada PO (Planning and Organization) dan AI
(Acquisition and Implementation). untuk itu mohon kiranya Bapak/Ibu dapat memberikan pendapatnya
akan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner ini.

Petunjuk Pengisian
Bacalah pernyataan kriteria dari tingkat kematangan dengan seksama, lalu berikan centang ( √ ) pada
pilihan jawaban (Ya/Tidak) untuk setiap pernyataan yang diberikan.

Nama Responden : Ibu Rofiqoh


Bagian : Operasional

Jabatan : Kasubag Operasional

PO 1 - Mendefinisikan Perencanaan Strategi IT


Manajemen proses mendefinisikan rencana strategi IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dari dukungan
dan perluasan strategi bisnis dan ketentuan penguasaan ketika trasparan tentang keuntungan, biaya, dan
resiko-resiko, adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Perencanaan strategi IT tidak bekerja. √
Non Existent  Tidak ada kesadaran manajemen bahwa perencanaan strategi IT √
diperlukan untuk mendukung tujuan-tujuan bisnis.
1  Kebutuhan untuk perencanaan strategi IT dikenal oleh manajemen IT. √
Initial/  Perencanaan IT dilakukan seperti kebutuhan dasar sebagai jawaban atas
Ad-hoc kebutuhan perusahaan tertentu. √
 Perencanaan strategi IT adakalanya didiskusikan pada pertemuan
manajemen IT. √
 Penjajaran kebutuhan bisnis, aplikasi, dan teknologi terjadi dengan
reaktif dibanding dengan strategi seluruh perusahaan. √
 Posisi resiko strategi dikenali dengan tidak formal dalam proyek ke
proyek √
2  Perencanaan strategi IT terbagi dengan manajemen bisnis sebagai √
Repeatable kebutuhan dasar.
but intuitive  Membaharui rencana IT terjadi sebagai jawaban atas permintaan √
manajemen.
 Keputusan yang strategis digerakkan dalam proyek ke proyek, tanpa √
konsistensi dengan seluruh strategi perusahaan.
 Resiko-resiko dan keuntungan-keuntungan user dari keputusan strategi √
utama diakui dengan cara intuitif.
3  Sebuah kebijakan menjelaskan kapan dan bagaimana untuk melakukan √
Define perencanaan strategi IT.
process  Perencanaan strategi IT mengikuti pendekatan yang terstruktur yang √
didokumentasikan dan diketahui semua staff.
 Proses perencanaan IT layak bunyi dan menjamin bahwa perencanaan √
sesuai seperti yang dilakukan, namun kebijaksanaan diberikan pada
manajer individual berkenaan dengan proses implementasi dan tidak ada
prosedur untuk menguji proses.
 Seluruh strategi IT meliputi penjelasan yang konsisten dari resiko-resiko
yang mana perusahaan rela ambil sebagai sebuah pembaharuan atau √
penyokong.
 Strategi teknis, keuangan, dan sumber daya manusia sangat mempengarui

153
tambahan produk dan teknologi baru. √
 Perencanaan strategi IT didiskusikan saat pertemuan manajemen bisnis. √
4  Perencanaan strategi IT adalah praktik standard dan eksepsi yang √
Manage and diumumkan oleh manajemen.
measureable  Perencanaan strategi IT adalah fungsi manajemen yang baik dengan √
tanggung jawab tingkat atasan.
 Manajemen dapat mengawasi proses perencanaan strategi IT, membuat √
keputusan jelas dan mengukur keefektifitasannya.
 Perencanaan IT jangka pendek dan jangka panjang terjadi dan √
mengalir ke bawah dalam perusahaan dengan pembaharuan yang
dilakukan seperti yang dibutuhkan.
 Strategi IT dan strategi seluruh perusahaan semakin menjadi lebih serasi √
dengan menunjukan proses bisnis dan kemampuan nilai tambah dan
mengungkit penggunaan aplikasi dan teknologi melalui merekayasa ulang
proses bisnis.
 Ada proses yang baik untuk menentukan penggunaan sumber internal dan √
eksternal yang dibutuhkan dalam operasi dan pengembangan sistem.
5  Perencanaan strategi IT terdokumentasi, proses hidup secara terus- √
Optimised menerus dipertimbangkan dalam setting tujuan bisnis dan berakibat pada
nilai bisnis yang terlihat melalui investasi dalam IT.
 Pertimbangan nilai tambah dan resiko terus menerus diperbaharui dalam
proses perencanaan strategi IT. √
 Perencanaan IT realistis dikembangkan dan tetap diperbaharui untuk
mencerminkan perubahan teknologi dan pengembangan terkait bisnis. √
 Benchmarking terhadap pemahaman yang baik dan norma-norma industri
dapat dipercaya terjadi dan terintegrasi dengan proses perumusan
strategi. √
 Perencanaan yang strategis meliputi bagaimana pengembangan teknologi
baru dapat menggerakkan penciptaan kemampuan bisnis baru dan
meningkatkan keuntungan kompetitif perusahaan. √

PO 2 – Mendefinisikan Arsitektur Informasi


Manajemen proses mendefinisikan arsitektur informasi yang memenuhi kebutuhan bisnis IT menjadi tangkas
dalam menjawab kebutuhan, memberikan keandalan, informasi yang konsisten tanpa kelim terintegrasi
dengan aplikasi dalam proses bisnis adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Tidak ada kesadaran pentingnya arsitektur informasi bagi perusahaan. √
Non Existent  Pengetahuan, keahlian dan tanggung jawab perlu untuk
mengembangkan arsitektur ini yang tidak ada dalam perusahaan. √
1  Manajemen mengakui kebutuhan untuk arsitektur informasi. √
Initial/  Pengembangan beberapa komponen dari sebuah arsitektur informasi
Ad-hoc terjadi pada dasar tertentu. √
 Definisi menujukan data dibanding informasi, dan digerakkan oleh
tawaran vendor aplikasi software. √
 Ada komunikasi yang jarang-jarang dan tidak konsisten dari kebutuhan
bagi arsitektur informasi. √
2  Proses arsitektur informasi muncul dan mirip, meskipun informal dan √
Repeatable intuitif, prosedur-prosedur diikuti dengan individu-individu yang
but intuitive berbeda di dalam perusahaan.
 Orang-orang mendapat skill mereka dengan membangun arsitektur √
informasi melalui pengalaman yang dimiliki dan aplikasi teknik-teknik
yang diulang.
 Kebutuhan taktis menggerakkan pengembangan komponen arsitektur √
informasi oleh individu-individu.
3  Pentingnya arsitektur informasi dipahami dan diterima, dan √
Define pertanggungjawaban bagi penyampaiannya ditetapkan dan
process dikomunikasikan dengan jelas.
154
 Prosedur, tools, dan teknik terkait meskipun tidak canggih telah √
distandarisasi dan didokumentasi dan menjadi bagian aktivitas training
informal.
 Kebijakan-kebijakan arsitektur informasi dasar telah dikembangkan, √
meliputi beberapa kebutuhan yang strategis tetapi sesuai dengan
kebijakan-kebijakan, standar-standar, dan tools dengan tidak konsisten
ditekankan.
 Secara formal fungsi administrasi data yang baik adalah pada √
tempatnya, setting standar seluruh perusahaan, dan mulai untuk
melaporkan penyampaian dan penggunaan arsitektur informasi.
 Tools yang otomatis mulai dikerjakan, tetapi penggunaan proses dan √
peraturan ditetapkan dengan tawaran vendor software database.
 Aktivitas-aktivitas training formal ditetapkan, didokumentasi, dan terus √
diterapkan.
4  Pengembangan dan pelaksanaan arsitektur informasi secara penuh √
Manage and didukung dengan metode dan teknik formal.
measureable  Akuntabilitas bagi kinerja proses pengembangan arsitektur dilaksanakan √
dan keberhasilan arsitektur informasi dapat
diukur.
 Dukungan tools yang otomatis tersebar luas, tetapi belum terintegrasi. √
 Matrik dasar telah dikenali dan sebuah sistem pengukuran adalah pada √
tempatnya.
 Proses penjelasan arsitektur informasi adalah proaktif dan terfokus pada √
tujuan kebutuhan bisnis masa depan.
 Organisasi administrasi data secara aktif terlibat dalam semua usaha- √
usaha pengembangan aplikasi, untuk menjamin kemantapan.
 Penyimpanan yang otomatis dengan penuh diterapkan. √
 Model data lebih komplek diterapkan untuk mengungkit isi informasi √
dari database.
 Sistem informasi eksekutif dan sistem pendukung keputusan

mengungkit ketersediaan informasi.
5  Arsitektur informasi secara konsisten dilaksanakan pada semua level. √
Optimised  Nilai arsitektur informasi pada bisnis terus-menerus ditekankan.
 Personal IT mempunyai keahlian dan skill yang perlu untuk membangun √
dan menjaga arsitektur informasi yang kuat dan responsif yang
mencerminkan kebutuhan semua bisnis. √
 Informasi diberikan oleh arsitektur informasi diterapkan dengan tetap
dan luas. √
 Pengunaan luas dilakukan dari praktek terbaik industri dalam
pengembangan dan perawatan arsitektur informasi mencakup proses √
kemajuan yang berlanjut.
 Strategi untuk mengungkit informasi melalui data pergudangan dan
teknologi data mining yang baik. √
 Arsitektur informasi sedang meningkat terus-menerus, dan
mempertimbangkan dengan seksama informasi non-tradisional pada √
proses-proses, organisasi-organisasi, dan sistem-sistem.

PO 3 – Menentukan Arah Teknologi


Manajemen proses mendefinisikan arah teknologi yang memenuhi kebutuhan bisnis IT menjadi stabil dan
terintegrasi hemat biaya dan sistem aplikasi standard, sumber daya, dan kemampuan-kemampuan yang yang
diperlukan bisnis sekarang dan yang akan datang adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0  Tidak ada kesadaran pentingnya perencanaan infrastruktur teknologi √
Non Existent yang sungguh-sungguh ada.
 Pengetahuan dan keahlian perlu untuk mengembangkan sebagaimana √
perencanaan teknologi yang tidak ada.
 Ada jarak pemahaman bahwa perencanaan bagi perubahan teknologi √
adalah penting untuk menyediakan sumber daya dengan efektif.
155
1  Manajemen mengenali kebutuhan bagi perencanaan infrastruktur √
Initial/ teknologi.
Ad-hoc  Pengembangan komponen teknologi dan implementasi teknologi baru √
adalah khusus dan asing.
 Ada reaktif dan pendekatan terfokus secara operasional pada √
perencanaan infrastruktur.
 Arah teknologi digerakkan oleh perencanaan evolusi produk sering √
bertentangan diantara hardware, sistem software dan vendor software
aplikasi.
 Komunikasi dari dampak potensial perubahan dalam teknologi adalah √
tidak konsisten.
2  Kebutuhan untuk dan pentingnya perencanaan teknologi √
Repeatable but dikomunikasikan.
intuitive  Perencanaan adalah taktis dan terfokus pada solusi teknis pembangkit √
pada masalah-masalah teknis, dibanding penggunaan teknologi untuk
kebutuhan bisnis.
 Evaluasi perubahan teknologi ditinggalkan untuk membedakan √
individu-individu yang mengikuti intuitif tetapi serupa proses.
 Orang-orang mendapat skillnya dalam perencanaan teknologi melalui √
pembelajaran dan aplikasi teknik-teknik yang diulang.
 Teknik dan standar umum muncul untuk pengembangan komponen √
infrastruktur.
3  Manajemen sadar akan pentingnya perencanaan infrastruktur √
Define process teknologi.
 Proses pengembangan perencanaan infrastruktur teknologi layak bunyi √
dan dilakukan bersama dengan rencana strategi IT.
 Perencanaan infrastruktur teknologi yang baik, terdokumentasi, dan √
berkomunikasi baik, tetapi tidak konsisten diterapkan.
 Arah infrastruktur teknologi meliputi pemahaman dimana perusahaan √
ingin untuk mendorong atau meninggalkan penggunaan teknologi,
berdasar resiko-resiko dan persekutuan strategi perusahaan.
 Vendor utama dipilih berdasar pemahaman teknologi jangka panjang
dan rencana pengembangan produk, dengan konsisten dengan arah √
perusahaan.
 Ada komunikasi dan training formal dari peran dan tanggung jawab. √
4  Manajemen menjamin pegembangan dan perawatan perencanaan √
Manage and infrastruktur teknologi.
measureable  Staff IT mempunyai keahlian dan skill penting untuk mengembangkan √
perencanaan infrastruktur teknologi.
 Dampak potensial perubahan dan penemuan teknologi √
dipertimbangkan.
 Manajemen dapat mengenali penyimpangan dari perencanaan dan √
antisipasi masalah-masalah.
 Tanggung jawab untuk pengembangan dan perawatan perencanaan √
infrastruktur teknologi dkerjakan.
 Proses pengembangan perencanaan infrastruktur teknologi yang √
canggih dan tanggap terhadap perubahan.

 Praktek internal yang baik dikenalkan dalam proses.

 Strategi sumber daya manusia berjalan bersama arah teknologi untuk
memastikan bahwa staff IT dapat mengelola perubahan teknologi.
 Perencanaan migrasi untuk mengenalkan teknologi baru yang baik.

 Outsourcing dan kerjasama sedang diungkit untuk mengakses keahlian √
dan skill penting.
 Manajemen telah menganalisis penerimaan resiko terkait mendorong √
atau meninggalkan penggunaan teknologi dalam mengembangkan
kesempatan bisnis baru atau efisiensi operasional.
5  Fungsi penelitian ada untuk meninjau kemunculan dan keterlibatan √

156
Optimised teknologi dan benchmark perusahaan terhadap norma industri.
 Arah perencanaan infrastruktur teknologi diarahkan oleh industri, √
standar internasional, dan pengembangan, dibanding digerakkan oleh
vendor teknologi.
 Dampak bisnis potensial dari perubahan teknologi ditinjau kembali √
pada level manajemen senior.
 Ada persetujuan eksekutif formal baru dan merubah arah teknologi. √
 Yang sungguh-sungguh ada mempunyai perencanaan infrastruktur √
teknologi yang hebat yang mencerminkan kebutuhan bisnis, responsif
dan dapat dimodifikasi untuk mencerminkan perubahan-perubahan
dalam lingkungan bisnis.
 Ada proses yang dilakukan dan terus menerus pada tempatnya untuk √
meningkatkan perencanaan infrastruktur teknologi. √
 Praktek terbaik industri secara ekstensif digunakan dalam menentukan
arah teknis.

PO 4 – Mendefinisikan Proses, Organisasi dan Hubungan IT.


Manajemen proses mendefinisikan proses, organisasi, dan hubungan IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT
menjadi kuat dalam menjawab strategi bisnis ketika menyetujui dengan ketentuan penguasaan dan
memberikan yang baik dan komponen titik kontak adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0  Organisasi IT tidak secara efektif terbangun untuk memfokuskan √
Non Existent prestasi sasaran bisnis.
1  Fungsi dan aktivitas IT reaktif dan tidak konsisten diterapkan. √
Initial/  IT terlibat dalam proyek bisnis hanya dalam langkah kemudian. √
Ad-hoc  Fungsi IT dipertimbangkan sebagai fungsi pendukung, tanpa √
perspektif seluruh perusahaan.
 Ada sebuah pemahaman jelas dari kebutuhan untuk organisasi IT; √
namun demikian peran dan tanggung jawab tidak formal dan tidak
dilakukan.
2  Fungsi IT dibuat untuk menjawab secara taktis, tetapi dengan tidak √
Repeatable but konsisten, pada kebutuhan pelanggan dan hubungan vendor.
intuitive  Kebutuhan untuk organisasi yang terstruktur dan manajemen vendor √
dikomunikasikan, tetapi keputusan masih bergantung pada
pengetahuan dan skill utama individu.
 Kemunculan teknik-teknis umum untuk mengelola organisasi IT dan √
hubungan vendor.
3  Peran dan tanggung jawab yang baik bagi organisasi IT dan pihak √
Define process ketiga yang ada.
 Organisasi IT dikembangkan, didokumentasi, dan dikomunikasikan √
dan bersama dengan strategi IT.
 Lingkungan kontrol internal baik adanya. √
 Ada formulasi hubungan dengan kelompok-kelompok lain, meliputi √
steering committee/SC (komisi pengendali), internal audit, dan
manajemen vendor.
 Organisasi IT secara lengkap sempurna. √
 Ada definisi fungsi yang dilakukan oleh personel IT dan itu √
dilakukan oleh user.
 Kebutuhan staff IT penting dan keahlian yang baik dan memuaskan. √

 Ada definisi hubungan formal dengan user dan pihak ketiga.

 Divisi peran dan tanggung jawab yang baik dan diterapkan.
4  Organisasi IT dengan proaktif menjawab untuk merubah dan √
Manage and memasukkan semua peran penting untuk mengejar kebutuhan bisnis.
measureable  Manajemen IT, kepemilikan proses, akuntabilitas, dan tanggung √
jawab jelas dan berimbang.
 Praktek internal yang baik telah diterapkan dalam perusahaan dari √
fungsi IT.

157
 Manajemen IT sesuai keahlian dan skill untuk menetapkan, √
menerapkan, dan mengawasi hubungan dan perusahaan yangdisukai.
 Matrik terukur untuk mendukung sasaran-sasaran bisnis dan faktor- √
faktor keberhasilan penting user dibakukan.
 Inventarisasi skill tersedia untuk mendukung proyek pengembangan √
profesional dan staff.
 Keseimbangan antara skill dan sumber daya tersedia secara internal √
dan itu diperlukan dari perusahaan luar yang baik dan dilakukan.
 Struktur organisasi IT mencerminkan kebutuhan bisnis dengan
memberikan layanan bersama dengan proses bisnis yang strategis, √
bukannya dengan teknologi-teknologi asing.
5  Struktur organisasi IT fleksibel dan adaptif. √
Optimised  Prakrek terbaik industri disebarkan. √
 Ada penggunaan teknologi yang luas untuk membantu dalam √
mengawasi kinerja proses-proses dan organisasi IT.
 Teknologi diungkit sejalan untuk mendukung kompleksitas dan √
distribusi geografis organisasi.
 Ada proses kemajuan berlanjut pada tempatnya. √

PO 5 - Mengelola Investasi IT
Penerapan TI di perusahaan harus disertai dengan evaluasi/penilaian pembiayaan dan keuntungan yang
menyertainya.
LEVEL KRITERIA Y T
0  Tidak ada kekhawatiran terhadap kepentingan pemilihan investasi IT √
Non Existent dan besaran dana.
 Tidak ada pelacakan atau pegawasan terhadap investasi IT. √
1  Organisasi mengenali/mengakui kebutuhan pengaturan investasi IT √
Initial/ tetapi kebutuhan ini masih terkomunikasi secara tidak konsisten.
Ad-hoc  Alokasi tanggung jawab pemilihan investasi IT dan besaran dana √
pembangunan telah dikerjakan oleh sebuah basis ad hoc.
 Implementasi pemilihan IT dan pendanaan yang terisolasi muncul √
dengan dokumentasi tidak resmi.
 Investasi IT dihakimi pada sebuah basis ad hoc √
 Muncul keputusan yang relatif dan secara operasional terfokus pada √
pendanaan..
2  Terdapat sebuah sedikit pengertian yang implisit terhadap kebutuhan √
Repeatable but pemilihan investasi IT dan pendanaan.
intuitive  Kebutuhan untuk yang terpilih dan pendanaannnya telah √
terkomunikasi. Perbedaannya tergantung pada inisiatif perseorangan
dalam organnisasi.
 Terdapat sebuah teknik umum yang darurat untuk membangun √
komponen IT.
 Muncul keputusan reaktif dan taktik pendanaan. √
3  Kebijaksanaan dan proses untuk investasi dan pendanaan √
Define process terdeskripsi, terdokumentasi dan dikomunikasikan, dan menutupi
kunci bisnis dan isu/berita teknologi.
 Pendanaan IT selaras dengan strategi IT dan rencana bisnis √
 Proses pendanaan dan pemilihan IT terformula, didokumentasikan
dan dikomunikasikan
 Training formal adalah darurat namun merupakan kebutuhan dasar √
tiap inisiatif individu
 Pendekatan formal dari pemilihan investasi IT dan pendanaan √
menjadi faktor utama
 Staf IT mempunyai pengalaman dan ketrampilan yang dibutuhkan √
untuk membuat pendanaan IT.
 Merekomendasikan investasi IT yang sesuai. √
4  Tanggung jawab dan akuntabilitas untuk pemilihan investasi IT dan √

158
Manage and pendanaan ditugaskan kepada individu tertentu.
measureable  Variasi pendanaan teridentifikasi dan resolved. √
 Analisa pengeluaran formal diketahui meliputi pengeluaran √
langsung dan tidak langsung dari operasi yang ada termasuk
investasi yang dituju, dan juga mempertimbangkan seluruh
pengeluaran daur hidup.
 Digunakan proses proaktif dan standar pendanaan √
 Sumber daya manusia bidang IT diakui pada rencana √
Investasi
 Keuntungan dan pengembalian dihitung di terms finansial dan non- √
finansial.
5  Praktek terbaik industri biasanya digunakan sebagai contoh/standar √
Optimised dan pendekatan identifikasi untuk meningkatkan efektifitas investasi
Analisa pembangunan teknologi digunakan di pemilihan investasi
dan proses pendanaan
 Proses manajemen investasi bertambah secara terus menerus
berdasar pelajaran yang dipelajari dari analisa performa investasi √
yang nyata/aktual,
 Keputusan-keputusan investasi menyertakan kecendurangan
kenaikan harga √
 Alternatif-alternatif pembiayaan di evaluasi dalam konteks
organisasi √
 Analisa biaya jangka panjang dan keuntungan dari semuanya
disatukan dengan keputusan investasi √

PO 6 - Communicate Management Aims and Direction


Penerapan TI harus didukung oleh kebijakan manajemen perusahaan, dan manajemen harus berperan aktif
dalam menjadikan kebijakan terkait TI menajdi kebijakan perusahaan secara umum.
LEVEL KRITERIA Y T
0  Manajemen tidak menyediakan/terdapat sebuah informasi kontrol √
Non Existent lingkungan yang positif
 Tidak ada pengakuan akan kebutuhan ketersediaan satu set √
kebijaksanaan, prosedur, standarisasi dan proses komplain.
1  Manajemen bereaksi terhadap persyaratan kontrol lingkungan √
Initial/ informasi..
Ad-hoc  Kebijaksanaan, prosedur dan standarisasi dibangun dan √
dikomunikasikan kepada sebuah basis Ad Hoc yang didasarkan pada
isu yang berkembang.
 Proses Pembangunan, Komunikasi dan Komplain dilakukan secara √
informal dan tidak consistent.
2  Manajemen mempunyai pengertian implicit (tersirat) dari kebutuhan √
Repeatable but dan persyaratan sebuah kontrol lingkungan informasi yang efektif,
intuitive tetapi secara praktikal sebagian besar dilakukan informal.
 Manajemen telah mengkomunikasian kebutuhan akan kebijaksanaan √
control, prosedur dan standarisasi, tetapi pembangunan diserahkan
kepada manager secara perorangan dan area bisnis.
 Kualitas dikenali sebagai filosofi yang diinginkan untuk diikuti √
tetapi kenyataannya diserahkan kepada manager perseorangan
 Training dilakukan kepada perseorangan sebagai dasar persyaratan. √
3  Manajemen membangun, mendokumentasikan sebuah control √
Define process informasi yang komplit, dan juga membuat manajemen kualitas
yang termasuk didalamnya adalah kebijakan-kebijakan, prosedur
dan standarisasi
 Proses kebijakan yang telah ada di dalam departemen dilakukan √
secara terstruktur, terawat dan diketahui seluruh staf. Prosedur dan
standarisasi yang ada dapat diterima dan meliputi beberapa isu
elemen

159
 Manajemen telah mengirimkan peringatan pesan keamanan IT yang √
penting.
 Training resmi dapat mensupport kontrol lingkungan informasi √
tetapi sulit diterima.
 Selama ada pembangunan kembang api untuk menghormati √
kebijaksanaan control dan standar, terdapat ketidak konsistenan pada
pengawasan terhadap kebijakan dan standarisasi ini
4  Management menerima tanggung jawab untuk kebijakan control √
Manage and komunikasi internal dan mendelegasikan tanggung jawab dan
measureable mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk mempertahankan
lingkungan berada pada jalurnya di perubahan secara signifikan
 Control positif, lingkungan control informasi, termasuk sebuah
komitmen untuk kualitas dan peringatan keamanan IT, telah √
disediakan
 Satu set lengkap kebijaksaan, prosedur dan standarisasi telah
disiapkan, dirawat dan dikomunikasikan dan membutuhkan praktis √
internal yang baik.
5  Lingkungan control informasi adalah sejajar dengan strategi √
Optimised manajemen framework dan pandangan dan secara teratur
diperhatikan, diupdate dan berkembang secara periodik.
 Ahli urusan dalam dan luar ditunjuk untuk meyakinkan bahwa
praktik industri terbaik akan segera diadopsi dengan penghormatan √
untuk mengontrol arah dan teknik komunikasi. Pengawasan, control
diri dan pengecekan compliance dilakukan secara teratur oleh
organisasi.
 Teknologi digunakan untuk mempertahankan kebijaksanaan dan
dasar pengetahuan kewaspadaan dan untuk mengoptimalkan √
komunikasi menggunakan automation kantor dan alat dasar
computer training.

PO 7 – Mengelola SDM IT
Manajemen proses mengelola sumber daya manusia IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT yang kompeten
dan memotivasi orang untuk membuat dan menyampaikan layanan IT adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0  Tidak ada kesadaran bahwa pentingnya persekutuan manajemen sumber √
Non Existent daya manusia IT dengan proses perencanaan teknologi bagi perusahaan.
 Tidak ada orang atau kelompok secara formal bertanggung jawab bagi
manajemen sumber daya manusia IT. √
1  Manajemen mengenali kebutuhan bagi manajemen sumber daya manusia IT. √
Initial/  Proses manajemen sumber daya manusia IT reaktif dan informal.
Ad-hoc  Proses manajemen sumber daya manusia IT secara operasional terfokus √
menggunakan dan mengelola personel IT.
 Kesadaran berkembang mengenai dampak bahwa perubahan teknologi dan √
bisnis cepat dan solusi komplek terus meningkat berakibat pada kebutuhan
skill baru dan tingkat kompetensi. √
2  Ada pendekatan taktis untuk menggunakan dan mengelola sumber daya √
Repeatable but manusia IT digerakkan oleh kebutuhan proyek tertentu, bukannya oleh
intuitive keseimbangan pemahaman dari ketersediaan internal dan eksternal staff
yang terampil.
 Training informal terjadi untuk personel baru, yang lalu menerima training √
pada dasar yang dibutuhkan.
3  Ada proses dokumentasi dan baik untuk mengelola sumber daya manusia √
Define process IT.
 Perencanaan manajemen sumber daya manusia IT ada. √
 Ada pendekatan strategis untuk menggunakan dan mengelola personel IT. √
 Perencanaan training formal dirancang untuk mencapai kebutuhan sumber
daya manusia IT. √
 Program pemutaran, dirancang untuk memperluas kemampuan manajemen
160
bisnis yang mantap. √
4  Tanggung jawab pengembangan dan pemeliharaan perencanaan manajemen √
Manage and sumber daya manusia IT telah ditugaskan pada individu dan kelompok
measureable tertentu dengan dibutuhkan keahlian dan skill yang penting untuk
mengembangkan dan memelihara perencanaan.
 Proses perkembangan dan pengelolaan perencanaan manajemen sumber
daya manusia IT responsif pada perubahan. √
 Perusahaan telah menstandarisasi ukuran yang membolehkan untuk
mengenali penyimpangan dari perencanaan manajemen sumber daya √
manusia IT, dengan penekanan tertentu dan pengelolaan perkembangan
personel IT dan mutasi.
 Tinjauan kompensasi dan kinerja dibangun dan dibandingkan pada praktek
terbaik industri dan perusahaan IT lainnya. √
 Manajemen sumber daya manusia IT proaktif mempertimbangkan arah √
karir.
5  Perencanaan manajemen sumber daya manusia IT diperbarui terus-menerus √
Optimised untuk mencapai perubahan kebutuhan bisnis.
 Manajemen sumber daya manusia IT terintegrasi dengan perencanaan √
teknologi, menjamin pengembangan optimal, dan penggunaan ketersediaan
skill IT.
 Manajemen sumber daya manusia IT terintegrasi dengan dan responsif pada √
kesatuan arah yang strategis.
 Komponen perencanaan manajemen sumber daya manusia IT konsisten √
dengan praktek terbaik industri, seperti kompensasi, penilaian prestasi,
partisipasi dalam forum industri, trasfer pengetahuan, training dan
pengawasan.
 Program-program training dikembangkan untuk semua standar teknologi √
baru dan produk lebih dulu pada penyebarannya di perusahaan.

PO 8 – Mengelola Mutu
Manajemen proses mengelola mutu yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk IT dengan kemajuan berlanjut
dan terukur dari mutu layanan IT yang diberikan adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0  Peruasahaan kekurangan proses perencanaan QMS dan metodologi daur √
Non Existent hidup pengembangan sistem (SDLC).
 Manajemen senior dan staff IT tidak mengenali bahwa mutu program perlu. √
 Proyek dan operasi tidak pernah ditinjau mutunya. √
1  Ada kesadaran manajemen kebutuhan untuk QMS. √
Initial/  QMS digerakkan oleh individu-individu dimana itu terjadi. √
Ad-hoc  Manajemen membuat keputusan informal pada mutu. √
2  Program yang sedang dibangun untuk menetapkan dan mengawasi aktivitas √
Repeatable but QMS dalam IT.
intuitive  Aktivitas-aktivitas QMS yang tidak terjadi terfokus pada proyek IT dan √
inisiatif berorientasi proses, tidak pada proses seluruh perusahaan.
3  Proses QMS yang baik telah dikomunikasikan oleh manajemen dan √
Define process mencakup manajemen IT dan end-user.
 Program training dan pendidikan muncul untuk mengajar semua level √
perusahaan tentang mutu.
 Harapan mutu dasar menjadi jelas dan terbagi diantara proyek-proyek dan √
dalam perusahaan IT.
 Praktek dan tools sederhana bagi menajemen mutu muncul. √
4  QMS ditujukan pada semua proses, meliputi proses-proses dengan √
Manage and kepercayaan pada pihak ketiga.
measureable  Knowledge base berstandard sedang dibangun untuk matrik mutu. √
 Metode analisis biaya/keuntungan digunakan untuk membenarkan inisiatif
QMS. √
 Benchmarking terhadap industri dan pesaing muncul.

161
 Program training dan pendidikan telah didirikan untuk mengajar semua level √
perusahaan tentang mutu.
 Praktek dan tools sedang distandarisasi dan analisis sebab utama secara √
periodik dilakukan.
 Survey kepuasan mutu secara konsisten dilakukan. √
 Program berstandar untuk mengukur mutu adalah pada tempatnya dan √
terstruktur dengan baik. √
 Manajemen IT sedang membangun knowledge base untuk matrik mutu.
5  QMS terintegrasi dan dilakukan pada semua altivitas-aktivitas IT. √
Optimised  Proses-proses QMS fleksible dan dapat menyesuaikan diri pada perubahan- √
perubahan lingkungan IT.
 Knowledge base untuk matrik mutu ditingkatkan dengan praktek terbaik √
eksternal.
 Benchmarking terhadap standar eksternal secara rutin dilakukan. √
 Survey kepuasan mutu adalah proses terus-menerus dan mendorong analisis √
sebab utama dan tindakan perbaikan.

PO 9 – Menilai dan Mengelola Resiko-resiko IT


Manajemen proses dari menilai dan mengelola resiko-resiko IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dari
analisis dan komunikasi resiko-resiko IT dan dampak potensialnya pada proses dan tujuan bisnis adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0  Penilaian resiko untuk proses dan keputusan bisnis tidak terjadi. √
Non Existent  Perusahaan tidak mempertimbangkan dampak bisnis terkait dengan celah
keamanan dan ketidakpastian pengembangan proyek. √
 Manajemen resiko tidak dikenali terkait dengan perolehan solusi IT dan
penyampaian layanan IT. √
1  Resiko-resiko IT dipertimbangkan dalam cara khusus. √
Initial/  Penilaian informal resiko proyek terjadi ditentukan oleh setiap proyek. √
Ad-hoc  Penilaian resiko kadang-kadang dikenali dalam perencanaan proyek tetapi
jarang ditugaskan pada manajer tertentu. √
 Resiko-resiko terkait IT tertentu seperti keamanan, ketersediaan, dan
integritas adakalanya dipertimbangkan dalam proyek-proyek. √
 Operasi hari ke hari mempengarui resiko-resiko terkait IT jarang
dibicarakan pada pertemuan manajemen. √
 Dimana resiko-resiko telah dipertimbangkan, kelonggaran tidak konsekuen. √

 Muncul pemahaman bahwa resiko-resiko IT penting dan perlu
dipertimbangkan.
2  Pendekatan penilaian resiko berkembang dan belum matang ada dan √
Repeatable but diterapkan pada kebijakan manajer proyek.
intuitive  Manajemen resiko selalu pada level tinggi dan diterapkan hanya pada √
proyek utama atau sebagai jawaban atas masalah-masalah.
 Proses kelonggaran resiko mulai diterapkan dimana resiko dikenali. √
3  Kebijakan manajemen resiko seluruh perusahaan menetapkan kapan dan √
Define process bagaimana untuk melakukan penilaian resiko.
 Manajemen resiko mengikuti proses yang baik yang terdokumentasi. √
 Training manajemen resiko tersedia untuk semua staff. √
 Keputusan-keputusan untuk mengikuti proses manajemen resiko dan untuk √
menerima training tertinggal pada keleluasaan individu.
 Metodologi untuk penilaian resiko menyakinkan dan bersuara dan √
memastikan bahwa resiko utama pada bisnis dikenali.
 Sebuah proses untuk mengurangi resiko-resiko utama selalu diadakan sekali
saat resiko dikenali. √
 Deskripsi-deskripsi pekerjaan mempertimbangkan √
tanggung jawab manajemen resiko.
4  Manajemen dan penilaian resiko adalah prosedur standard. √
Manage and  Pengecualian pada proses manajemen resiko dilaporkan pada manajemen √
measureable IT.

162
 Manajemen resiko IT adalah tanggung jawab manajemen senior. √
Resiko dinilai dan dikurangi pada level proyek individu dan juga secara
teratur terkait seluruh operasi IT. √
 Manajemen disarankan pada perubahan dalam bisnis dan lingkungan IT
yang dengan mantap mempengarui skenario resiko terkait IT. √
 Manajemen dapat mengawasi posisi resiko dan membuat keputusan terang √
mengenai pembukaan, dan rela untuk menerima.
 Semua resiko dikenali pemilik yang diangkat dan manajemen senior dan √
manajemen IT telah menentukan tingkat resiko yang perusahaan akan
hadapi.
 Manajemen IT telah mengembangkan ukuran-ukuran standard untuk menilai √
resiko dan melukiskan rasio resiko/keuntungan.
 Manajemen mengatur untuk proyek manajemen resiko operasional untuk √
menaksir kembali resiko-resiko secara reguler.
 Database manajemen resiko dibangun dan bagian dari proses manajemen
resiko mulai diotomatiskan. √
Manajemen IT mempertimbangkan strategi-strategi kelonggaran resiko.

5  Manajemen resiko telah mengembangkan pada langkah dimana terstruktur, √
Optimised proses seluruh perusahaan dilakukan dan dikelola baik.
 Praktek-praktek yang baik diterapkan seluruh perusahaan. √
 Penangkapan, analisis, dan pelaporan data manajemen resiko sangat √
otomatis.
 Petunjuk ditarik dari pimpinan-pimpinan dalam bidang itu dan perusahaan √
IT mengambil bagian dalam kelompok sejawat untuk bertukar pengalaman.
 Manajemen resiko adalah sungguh terintegrasi dalam semua bisnis dan
operasi IT diterima dengan baik, secara ekstensif mencakup user dari √
layanan IT.
 Manajemen akan menemukan dan bertindak ketika operasional IT utama
dan keputusan investasi dibuat tanpa pertimbangan perencanaan manajemen √
resiko.
 Manajemen terus-menerus menaksir strategi-strategi kelonggaran resiko.

PO 10 – Mengelola Proyek-proyek
Manajemen proses mengelola proyek-proyek yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dari penyampaian hasil
proyek di dalam kerangka waktu yang disetujui, biaya, dan mutu adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0  Teknik-teknik manajemen proyek tidak digunakan dan perusahaan tidak √
Non Existent mempertimbangkan dampak bisnis terkait salah urus proyek dan kegagalan
pengembangan proyek.
1  Penggunaan teknik dan pendekatan manajemen proyek di dalam IT √
Initial/ meninggalkan keputusan pada individu manajer IT.
Ad-hoc  Ada jarak komitmen manajemen pada kepemilikan proyek dan manajemen √
proyek.
 Keputusan penting pada manajemen proyek dibuat tanpa manajemen user atau √
input pelanggan.
 Sedikit atau tidak ada pelanggan dan keterlibatan user dalam menggambarkan √
proyek-proyek IT.
 Tidak ada kejelasan perusahaan di dalam IT untuk manajemen proyek. √
 Peran dan tanggung jawab untuk manajemen proyek tidak jelas. √
 Proyek-proyek, rencana-rencana, dan kejadian penting kurang jelas. √
 Waktu dan biaya pegawai proyek tidak sejalan dan dibanding angaran-

angaran.
2  Manajemen senior telah memperoleh dan berkomunikasi kesadaran kebutuhan √
Repeatable but untuk manajemen proyek IT.
intuitive  Perusahaan adalah dalam proses pengembangan dan pemanfaatan beberapa √
teknik dan metode dari proyek ke proyek.

163
 Proyek IT secara informal menentukan bisnis dan sasaran teknis. √
 Dibatasi keterlibatan pemegang saham dalam manajemen proyek IT.
 Petunjuk awal telah dikembangkan untuk beberapa aspek dari manajemen √
proyek.
 Aplikasi petunjuk manajemen proyek diserahkan pada kebijaksanaan manajer √
proyek individu.
3  Metodologi dan proses manajemen proyek IT telah dibangun dan √
Define process dikomunikasikan.
 Proyek-proyek IT ditentukan dengan bisnis sesuai dan sasaran teknis. √
 Manajemen bisnis dan senior IT mulai terikat dan terlibat dalam manajemen
proyek-proyek IT. √
 Kantor manajemen proyek dibangun di dalam IT, dengan peran dan tanggung
jawab awal tertentu. √
 Proyek-proyek IT diawasi dengan baik dan memperbarui kejadian penting,
rencana, biaya, dan ukuran kinerja. √
 Training manajemen proyek adalah hasil utama dari inisiatif staff individu. √
 Prosedur jaminan mutu dan aktivitas penerapan pusat sistem telah ditentukan √
tetapi tidak luas diterapkan oleh manajer-manajer IT.

 Proyek mulai dikelola seperti portofolio.
LEVEL KRITERIA Y T
4  Manajemen memerlukan matrik proyek standard dan formal dan pelajaran √
Manage and yang ditinjau mengikuti penyelesaian proyek.
measureable  Manajemen proyek diukur dan dievaluasi seluruh perusahaan tidak hanya di √
dalam IT.
 Kemajuan pada proses manajemen proyek dirumuskan dan dikomunikasikan √
dengan anggota tim proyek mengarah ke kemajuan.
 Manajemen IT telah diterapkan struktur organisasi proyek dengan peran dan √
tanggung jawab terdokumentasi dan kriteria kinerja staff.
 Kriteria untuk menilai keberhasilan pada setiap kejadian penting ditetapkan. √
 Nilai dan resiko diukur dan dikelola lebih dulu, selama dan setelah √
penyelesaian proyek.
 Proyek-proyek terus meningkat menujukan sasaran perusahaan dari pada √
hanya satu IT tertentu.

 Dukungan proyek kuat dan aktif dari sponsor manajemen senior maupun
pemegang saham.

 Training manajemen proyek yang relevan direncanakan untuk staff dalam
kantor manajemen proyek dan seluruh pihak IT.
5  Metodologi program dan proyek daur hidup penuh terbukti diterapkan, √
Optimised dilakukan, diintegrasikan dalam budaya seluruh perusahaan.
 Sebuah inisiatif terus-menerus untuk mengenali dan melembagakan praktek
manajemen proyek terbaik telah diterapkan. √
 Strategi IT untuk pengembangan sumber daya dan proyek operasional
ditetapkan dan diterapkan. √
 Kantor manajemen proyek terintegrasi bertanggung jawab untuk proyek-
proyek dan program-program dari permulaan ke penerapan selanjutnya. √
 Perencanaan seluruh perusahaan dari program-program dan proyek-proyek
memastikan bahwa user dan sumber daya IT dimanfaatkan terbaik untuk √
mendukung inisiatif-inisiatif yang strategis

AI 1 – Identifikasi Solusi Yang Otomatis


Manajemen proses identifikasi solusi yang otomatis yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dalam mewujudkan
fungsional bisnis dan kebutuhan kontrol dalam rancangan yang efektif dan efisien dari solusi yang otomatis
adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0  Perusahaan tidak memerlukan identifikasi fungsional dan persyaratan √
Non Existent operasional untuk pengembangan, implementasi atau modifikasi solusi, seperti
sistem, layanan, infrastruktur, software, dan data.

164
 Perusahaan tidak menjaga kesadaran ketersediaan solusi teknologi secara √
potensial sesuai pada bisnisnya.
1  Ada kesadaran kebutuhan menetapkan kebutuhan dan mengenali solusi √
Initial/ teknologi.
Ad-hoc  Kelompok individu mendiskusikan kebutuhan secara tidak normal dan √
kebutuhan kadang-kadang didokumentasikan.
 Solusi dikenali oleh individu-individu berdasar kesadaran pasar terbatas atau √
sebagai jawaban atas tawaran vendor.
 Ada sedikit penelitian terstruktur atau analisis ketersediaan teknologi. √
2  Beberapa pendekatan intuitif mengenali keberadaan solusi IT dan bermacam- √
Repeatable but macam bisnis.
intuitive  Solusi dikenali secara informal berdasar pengalaman dan pengetahuan internal
pihak IT. √
 Kesuksesan setiap proyek bergantung keahlian dari beberapa individu utama. √
 Mutu dokumentasi dan pembuat keputusan dengan sangat berbeda.
 Pendekatan tidak terstruktur digunakan untuk menetapkan kebutuhan dan √
mengenali solusi teknologi. √

3  Pendekatan terstruktur dan jelas dalam menentukan solusi IT yang ada. √


Define process  Pendekatan pada ketetapan solusi IT mensyaratkan pertimbangan alternatif
pendidikan terhadap bisnis atau kebutuhan user, kesempatan teknologi, √
kelayakan ekonomi, penaksiran resiko, dan faktor lain.
 Proses untuk menentukan solusi IT diterapkan bagi beberapa proyek berdasar
faktor-faktor seperti keputusan yang dibuat oleh keterlibatan staff individu, √
sejumlah keterikatan waktu manajemen, dan ukuran dan prioritas keaslian
kebutuhan bisnis.
 Pendekatan terstruktur digunakan untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan
dan identifikasi solusi IT. √
4  Metodologi kuat untuk identifikasi dan penilaian solusi IT yang ada dan √
Manage and digunakan sebagaian besar proyek.
measureable  Dokumentasi proyek dalam mutu baik dan setiap langkah layak disetujui. √
 Kebutuhan-kebutuhan diartikulasikan dan sesuai dengan struktur yang sudah
dikenal. √
 Alternatif-alternatif solusi dipertimbangkan, meliputi analisis biaya dan
keuntungan. √
 Metodologi jelas, tegas, umumnya dipahami, dan terukur.
 Ada interface jelas antara manajemen IT dengan bisnis dalam identifikasi dan √
penilaian solusi IT. √
5  Metodologi yang mantap untuk identifikasi dan penilaian solusi IT dilakukan √
Optimised untuk kemajuan seterusnya.
 Metodologi implementasi dan perolehan fleksibel untuk proyek skala besar √
dan kecil.
 Metodologi didukung oleh database knowledge internal dan eksternal berisi √
bahan solusi teknologi.
 Metodologi itu sendiri menghasilkan dokumentasi dalam struktur yang sudah √
dikenal yang membuat produksi dan perawatan efisien.
 Kesempatan baru sering diidentifikasi untuk memanfaatkan teknologi untuk √
memperoleh keuntungan kompetitif, rekayasa ulang proses bisnis pengaruh
dan memperbaiki seluruh efisiensi.
 Manajemen akan menemukan dan bertindak jika solusi IT disetujui tanpa √
pertimbangan alternatif teknologi atau kebutuhan fungsional bisnis.

AI 2 –Memperoleh dan Merawat Aplikasi Software


Manajemen proses memperoleh dan merawat aplikasi software yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dengan
membuat aplikasi tersedia dengan kebutuhan bisnis, dan dengan pada waktunya dan biaya yang pantas adalah
LEVEL KRITERIA Y T
0  Tidak ada proses untuk merancang dan menetapkan aplikasi. √
Non Existent  Aplikasi diperoleh berdasarkan tawaran gerakan vendor, pengakuan brand √
165
atau keakraban staff dengan produk-produk tertentu, dengan sedikit atau tanpa
mempertimbangkan kebutuhan sebenarnya.
1  Ada kesadaran bahwa proses untuk perolehan dan perawatan aplikasi √
Initial/ diperlukan.
Ad-hoc  Pendekatan untuk memperoleh dan merawat aplikasi software berbeda-beda √
dari proyek ke proyek.
 Keragaman solusi individual untuk kebutuhan bisnis tertentu mungkin √
diperlukan dengan bebas, sebagai hasil efisiensi dengan perawatan dan
dukungan.
 Ada sedikit pertimbangan keamanan aplikasi dan ketersediaan dalam √
rancangan atau pemerolehan aplikasi software.
2  Ada perbedaan tetapi sama proses pada perolehan dan perawatan aplikasi √
Repeatable but berdasar keahlian di dalam pihak IT.
intuitive  Rasio keberhasilan dengan aplikasi bergantung besar pada skill dan √
pengalaman yang dipunyai di dalam IT.
 Perawatan selalu problematik dan menderita ketika knowledge internal telah √
hilang dari perusahaan.
 Ada sedikit pertimbangan keamanan aplikasi dan ketersediaan dalam √
rancangan atau perolehan aplikasi software.
3  Proses pemahaman umumnya baik dan jelas ada dalam perolehan dan √
Define process perawatan aplikasi software.
 Proses ini bersama dengan IT dan strategi bisnis. √
 Usaha dibuat untuk menerapkan proses terdokumentasi secara konsisten di √
seluruh aplikasi dan proyek berbeda.
 Metodologi-metodologi umumnya tidak fleksibel dan sulit diterapkan dalam √
semua keadaan, jadi langkah yang mungkin adalah dengan melewatinya.
 Aktivitas perawatan direncanakan, dijadwal dan dikoordinasikan. √
4  Ada metodologi dipahami dengan baik dan formal yang mencakup rancangan √
Manage and dan proses spesifikasi, kriteria untuk memperolehnya, proses untuk testing dan
measureable kebutuhan untuk dokumentasi.
 Mekanisme persetujuan disetujui dan terdokumentasi ada untuk memastikan √
bahwa semua langkah diikuti dan pengecualian sah.
 Prosedur dan praktek telah berkembang cocok untuk perusahaan, digunakan √
oleh semua staff dan dapat diterapkan pada sebagaian besar kebutuhan
aplikasi.
5  Pratek perolehan dan perawatan software aplikasi bersama dengan proses- √
Optimised proses yang baik.
 Pendekatan berdasar komponen yang sudah dikenal, sesuai aplikasi berstandar √
pada kebutuhan bisnis.
 Pendekatan adalah seluruh perusahaan. √
 Metodologi perawatan dan perolehan maju dengan baik dan memungkinkan √
penyebaran cepat,
mengijinkan kemampuan aksi dan fleksibilitas dalam menjawab perubahan
kebutuhan bisnis.
 Metodologi implementasi dan perolehan aplikasi software telah diarahkan √
pada kemajuan berkelanjutan dan didukung oleh database knowledge internal
dan eksternal yang berisi referensi bahan dan praktek terbaik.
 Metodologi itu membuat dokumentasi dalam struktur yang sudah dikenal yang
membuat produksi dan perawatan efisien. √

AI 3 – Memperoleh dan Merawat Infrastruktur Teknologi


Manajemen proses memperoleh dan merawat infrastruktur teknologi yang memenuhi kebutuhan bisnis IT
dalam memperoleh dan merawat infrsatruktur IT yang terintegrasi dan berstandard adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0  Mengelola infrastruktur teknologi tidak dikenal sebagai topik penting untuk √
Non Existent dikejar.
1  Ada perubahan yang dibuat pada infrastruktur bagi setiap aplikasi baru, tanpa √

166
Initial/ ada semua perencanaan.
Ad-hoc  Meskipun ada kesadaran bahwa infrastruktur IT penting, tidak ada pendekatan √
yang konsisten.
 Aktivitas perawatan memberi aksi pada kebutuhan jangka pendek. √
 Lingkungan produksi adalah lingkungan uji. √
2  Ada konsistensi antara pendekatan taktis ketika memperoleh dan merawat √
Repeatable but infrastruktur IT.
intuitive  Perolehan dan perawatan infrastruktur IT tidak berdasar pada strategi yang √
baik dan tidak mempertimbangkan kebutuhan aplikasi bisnis yang harus
didukung.
 Ada pemahaman bahwa infrastruktur IT penting, didukung oleh beberapa √
pratek formal.
 Perawatan dijadwal tetapi tidak terjadwal dan terkoordinasi secara penuh, √
misal beberapa lingkungan, lingkungan uji terpisah ada.
3  Proses pemahaman baik dan jelas ada untuk memperoleh dan merawat √
Define process infrastruktur IT.
 Kebutuhan dukungan proses dari aplikasi bisnis penting dan bersama dengan √
IT dan strategi bisnis tetapi tidak konsisten diterapkan.
 Perawatan direncanakan terjadwal dan terkoordinasi.
 Ada lingkungan terpisah untuk uji dan produksi. √

4  Proses perolehan dan perawatan bagi infrastruktur teknologi telah √
Manage and berkembang pada point dimana bekerja dengan baik pada semua situasi,
measureable diperbolehkan secara konsisten dan terfokus pada reusabiliti.
 Infrastruktur IT cukup mendukung aplikasi bisnis. √
 Proses proaktif dan terorganisir dengan baik. √
 Biaya dan waktu untuk mencapai tingkat skalabilitas, fleksibiliti, dan integrasi √
yang diharapkan secara parsial optimal.
5  Proses perolehan dan perawatan untuk infrastruktur teknologi proaktif dan √
Optimised bersama dengan aplikasi bisnis penting dan arsitektur teknologi.
 Praktek yang baik mengenai solusi teknologi dibolehkan dan perusahaan
sadar pengembangan platform terbaru dan manajemen tools. Biaya dikurangi √
dengan rasionalisasi dan standarisasi komponen infrastruktur dan dengan
menggunakan automasi.
 Kesadaran teknis tingkat tinggi dapat mengenali cara optimal untuk
meningkatkan kinerja secara proaktif, meliputi pertimbangan pilihan √
outsourcing.
 Infrastruktur IT dilihat seperti pemungkin utama untuk mengungkit
penggunaan IT. √

AI 4 – Memungkinkan Operasi dan Penggunaannya


Manajemen proses memungkinkan operasi dan penggunaannya yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dalam
memastikan pemenuhan dari end-user dengan tawaran layanan dan level layanan, integrasi aplikasi dan solusi
teknologi dalam proses bisnis adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0  Ada proses pada tempatnya dengan mempertimbangkan produksi dari √
Non Existent dokumentasi user, manual operasi dan bahan training.
 Hanya bahan yang telah ada yang disuplai dengan produk terbeli. √
1  Ada kesadaran bahwa dokumentasi proses diperlukan. √
Initial/  Dokumentasi adakalanya diproduksi dan didistribusi pada kelompok tertentu. √
Ad-hoc  Banyak dokumentasi dan prosedur yang ketinggalan.
 Bahan training cenderung satu skema dengan variabel mutu. √
 Tidak ada integrasi virtual dari prosedur dari seluruh sistem dan unit bisnis √
yang berbeda √
 Tidak ada input dari unit bisnis dalam rancangan program-program training. √

2  Pendekatan yang sama digunakan untuk menghasilkan prosedur dan √


Repeatable but dokumentasi, tetapi tidak berdasar pada pendekatan terstruktur atau
167
intuitive framework.
 Tidak ada pendekatan seragam untuk pengembangan prosedur operasi dan √
user.
 Bahan training dihasilkan oleh individual dan kelompok proyek, dan mutu √
bergantung keterlibatan individu.
Prosedur dan mutu dari dukungan user beragam dari buruk ke baik, dengan √
sangat kecil konsisten dan integrasi seluruh perusahaan.
 Program training bagi bisnis dan user diberikan atau dimudahkan, tetapi tidak √
ada perencanaan untuk melicinkan dan menyampaikan training.
3  Ada kerangka pemahaman yang diterima dan jelas bagi dukumentasi user, √
Define process manual operasi, dan bahan training.
 Prosedur-prosedur disimpan dan dirawat dalam perpustakaan formal dan dapat √
diakses oleh setiap orang yang perlu tahu.
 Koreksi pada dokumentasi dan prosedur-prosedurnya dibuat dengan landasan √
reaktif.
 Prosedur-prosedur tersedia offline dan dapat diakses dan dirawat dalam √
keadaan bahaya.
 Ada proses yang menetapkan prosedur terbaru dan bahan training menjadi √
jelas sampai saat perubahan proyek.
 Meskipun keberadaan pendekatan yang jelas, isi yang sebenarnya beragam, √
karena tidak ada kontrol untuk melakukan sesuai dengan standard.
 User secara tidak formal terlibat dalam proses √
 Tools yang otomatis secara terus-menerus digunakan dalam angkatan dan

distribusi prosedur-prosedur.

 Training bisnis dan user terencanakan dan terjadwal.
4  Ada kerangka yang baik untuk prosedur perawatan dan bahan training yang √
Manage and mempunyai dukungan manajemen IT.
measureable Pendekatan yang dibuat untuk prosedur perawatan dan manual training.
 Melingkupi semua sistem dan unit bisnis, sehingga proses-proses dapat √
ditinjau dari perspektif bisnis.
 Prosedur-prosedur dan bahan training terintegrasi mencakup saling √
ketergantungan dan menghubungkan.
 Kontrol ada untuk memastikan bahwa standard terlekat dan prosedur-prosedur √
dikembangkan dan dirawat bagi semua proses.
 Feedback user dan bisnis pada dokumentasi dan training dikumpulkan dan √
dinilai sebagai bagian dari proses kemajuan berlanjutan.
 Dokumentasi dan bahan training biasa dapat diprediksi, tingkat yang baik √
realibilitas dan ketersediaan.

 Proses yang muncul untuk menggunakan dokumentasi dan manajemen
prosedur yang otomatis diterapkan.

 Pengembangan prosedur yang otomatis terus-menerus terintegrasi dengan
pengembangan sistem aplikasi, memudahkan konsistensi, dan akses user.
 Training bisnis dan user responsif pada kebutuhan bisnis.

 Manajemen IT sedang mengembangkan matrik bagi pengembangan dan √
penyampaian dari dokumantasi, bahan training, dan program training.
5  Proses untuk dokumentasi operasional dan user ditingkatkan melalui adopsi √
Optimised metode dan tools baru.
Bahan prosedur dan bahan training dilakukan seperti mengembangkan
knowledge base secara konstan yang dirawat secara elektronik menggunakan
manajemen knowledge terbaru, alir kerja, dan distribusi teknologi, membuat
dapat diakses dan mudah untuk dirawat.
 Proses perolehan dan perawatan untuk infrastruktur teknologi proaktif dan √
bersekutu degan aplikasi bisnis penting dan arsitektur teknologi.
 Bahan training dan dokumentasi diperbarui untuk mencerminkan √
organisasional, operasional, dan perubahan software.
 Pengembangan dokumentasi dan bahan training dan penyampaian program √
training secara penuh terintegrasi dengan bisnis dan dengan definisi proses

168
bisnis, jadi mendukung kebutuhan seluruh perusahaan, dari pada hanya
prosedur-prosedur berorientasi IT.

AI 5 – Memperoleh Sumber Daya IT


Manajemen proses memperoleh sumber daya IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dengan meningkatkan
hemat biaya IT dan kontribusinya pada keuntungan bisnis adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0  Tidak ada proses perolehan sumber daya IT yang baik pada tempatnya. √
Non Existent  Perusahaan tidak mengenali kebutuhan bagi kebijakan dan prosedur perolehan
yang jelas untuk memastikan bahwa semua sumber daya IT tersedia tepat √
waktu dan efisiensi biaya.
1  Perusahaan telah mengenali kebutuhan kebijakan dan prosedur √
Initial/ terdokumentasi yang menghubungkan perolehan IT pada proses perolehan
Ad-hoc seluruh perusahaan bisnis.
 Kontrak untuk perolehan sumber daya IT dikembangkan dan dikelola dengan √
manajer proyek dan individu lainya dengan melatih keputusan profesional
mereka bukannya sebagai hasil dari prosedur dan kebijakan formal.
 Ada hubungan khusus antara perolehan perusahaan dan proses manajemen
kontrak dan IT. √
 Kontrak bagi perolehan dikelola pada akhir proyek bukannya terus-menerus √

2  Ada kesadaran perusahaan atas kebutuhan prosedur dan kebijakan dasar bagi √
Repeatable but perolehan IT.
intuitive  Prosedur dan kebijakan terintegrasi dengan proses perolehan organisasi bisnis. √
 Proses perolehan dimanfaatkan untuk proyek sangat besar. √
 Tanggung jawab dan akuntabilitas bagi perolehan IT dan manajemen kontrak √
ditentukan oleh pengalaman Manajer kontrak individual.
 Pentingnya manajemen supplier dan hubungan manajemen dikenal tetapi
ditujukan berdasar inisiatif individu. √
 Proses kontrak sangat dimanfaatkan oleh proyek sangat besar. √
3  Manajemen telah mengadakan kebijakan dan prosedur bagi perolehan IT. √
Define process  Kebijakan dan prosedur diarahkan oleh proses perolehan perusahaan bisnis. √
 Perolehan IT terintegrasi dengan sistem perolehan bisnis. √
 Standard IT bagi perolehan sumber daya IT yang ada. √
 Supplier sumber daya IT terintegrasi dalam mekanisme manajemen proyek √
perusahaan dari
 perspektif manajemen kontrak. √

 Manajemen IT mengkomunikasi kebutuhan bagi perolehan yang layak dan
manajemen proyek seluruh fungsi IT.
4  Perolehan IT terintegrasi secara penuh dengan sistem perolehan seluruh bisnis. √
Manage and  Standard IT bagi perolehan sumber daya IT digunakan untuk semua
measureable perolehan. √
 Ukuran kontrak dan manajemen perolehan diambil berkait dengan kasus √
bisnis bagi perolehan IT.
 Laporan bahwa dukungan sasaran bisnis tersedia. √
Manajemen selalu sadar pengecualian pada kebijakan dan prosedur bagi
perolehan IT.
 Manajemen yang strategis dari hubungan berkembang. √
 Manajemen IT melakukan penggunaan perolehan dan proses manajemen √
kontrak untuk semua perolehan dengan meninjau ukuran kinerja.
5  Manajemen telah melakukan dan menghasilkan seluruh proses bagi perolehan √
Optimised IT.
 Manajemen melakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur bagi perolehan √
IT.
 Ukuran pada manajemen perolehan dan kontrak dilakukan berkait dengan √
kasus bisnis untuk perolehan IT.
 Hubungan baik terbangun dari waktu ke waktu dengan banyak supplier dan √

169
partner dan mutu hubungan terukur dan terawasi.
 Hubungan dikelola dengan strategis. √
 Prosedur, kebijakan, standard IT untuk perolehan sumber daya IT dikelola √
dengan strategis dan bereaksi terhadap ukuran proses.
 Manajemen IT mengkomunikasikan pentingnya strategi perolehan yang layak √
dan manajemen kontrak seluruh fungsi IT.

AI 6 – Mengelola Perubahan-perubahan
Manajemen proses mengelola perubahan-perubahan yang memenuhi kebutuhan bisnis IT bereaksi terhadap
kebutuhan bisnis bersama dengan strategi bisnis, selagi mengurangi solusi dan kerusakan penyampaian
layanan dan mengerjakan lagi adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0  Tidak ada proses manajemen perubahan yang baik dan perubahan dapat dibuat √
Non Existent dengan virtual tanpa kontrol.
 Tidak ada kesadaran bahwa perubahan dapat mengacaukan bagi operasi bisnis √
dan IT dan tidak ada kesadaran keuntungan dari manajemen perubahan yang
baik.
1  Dikenal bahwa perubahan harus dikelola dan diawasi. √
Initial/  Praktek beragam dan mungkin bahwa perubahan yang tidak sah terjadi. √
Ad-hoc  Ada sedikit atau tidak ada dokumentasi dari perubahan, dan konfigurasi
dokumentasi tidak lengkap dan tidak dapat dipercercayai. √
 Kesalahan mungkin terjadi bersama dengan interupsi pada lingkungan
produksi disebabkan oleh manajemen perubahan yang kurang bagus. √
2  Ada proses manajemen perubahan informal pada tempatnya dan perubahan √
Repeatable but mengikuti pendekatan ini, namun tidak terstruktur, mendasar, cenderung akan
intuitive error.
 Akurasi dokumentasi konfigurasi tidak konsekuen dan hanya perencanaan √
terbatas dan penilaian dampak terjadi lebih dulu sebelum perubahan.
3  Ada proses manajemen perubahan formal yang baik pada tempatnya, √
Define process mencakup kategorisasi, prioritasisasi, prosedur-prosedur darurat, autorisasi
perubahan, dan manajemen pelepasan dan sesuai dengan perkembangan yang
cepat.
 Workaround terjadi dan proses-prosesnya sering dilewati. √
 Error mungkin terjadi dan perubahan tidak sah adakalanya terjadi. √
 Analisis dampak perubahan IT pada operasi bisnis menjadi terbentuk untuk
mendukung perencanaan teknologi dan aplikasi baru. √
4  Proses manajemen perubahan dikembangkan dengan baik dan secara √
Manage and konsisten diikuti untuk semua perubahan, dan manajemen yakin bahwa ada
measureable sedikit pengecualian.
 Proses efisien dan efektif tetapi bersandar pada prosedur manual dan kontrol √
untuk memastikan bahwa mutu dicapai.
 Semua perubahan adalah subjek perencanaan seksama dan dampak penilaian √
untuk memperkecil kemungkinan masalah tempat produksi.
 Proses persetujuan untuk perubahan sudah pada tempatnya. √
 Dokumentasi manajemen perubahan adalah sekarang dan tepat, dengan √
perubahan, dengan merubah secara formal.
 Dokumentasi konfigurasi umumnya akurat. √

 Perencanaan manajemen perubahan IT dan implementasi
menjadi terintegrasi dengan perubahan dalam proses bisnis, menjamin bahwa
training, perubahan organisasi, persoalan-persolan kelancaran bisnis
ditujukan.
 Ada koordinasi yang meningkat antara manajemen perubahan IT dan √
perancangan kembali proses bisnis.
 Ada proses konsisten untuk mengawasi mutu dan kinerja proses manajemen √
perubahan.
5  Proses manajemen perubahan secara teratur ditinjau dan diperbarui untuk √
Optimised tetap sejalan dengan praktek yang baik.

170
 Proses meninjau mencerminkan hasil dari monitoring. √
 Informasi konfigurasi adalah berbasis komputer dan memberikan kontrol √
terjemahan.
 Pelacakan perubahan adalah canggih dan mencakup tools untuk menemukan √
software yang tidak sah dan tidak berlisensi.
 Manajemen perubahan IT terintegrasi dengan manajemen perubahan bisnis
untuk memastikan bahwa IT adalah pemungkin dalam meningkatkan √
produktivitas dan menciptakan kesempatan bisnis baru bagi perusahaan.

AI 7 – Memasang dan mengakui solusi-solusi dan perubahan-perubahan.


Manajemen proses memasang dan mengakui solusi-solusi dan perubahan-perubahan yang memenuhi
kebutuhan bisnis IT dengan bekerja sistem baru atau dirubah tanpa masalah utama setelah instalasi adalah :
t KRITERIA Y T
0  Ada jarak penuh instalasi formal atau proses penganggkatan dan tidak ada manajemen √
Non Existent senior ataupun staff IT mengenali kebutuhan untuk membuktikan bahwa solusi patut
untuk tujuan dimaksud.
1  Ada kesadaran kebutuhan untuk membuktikan dan menegaskan bahwa solusi-solusi √
Initial/ terimplementasi melayani tujuan yang dimaksud.
Ad-hoc  Testing dilakukan pada beberapa proyek, tetapi inisiatif untuk testing ditinggal pada tim
proyek individu dan pendekatan yang diambil beragam. √
 Pengangkatan formal dan mengakhiri adalah jarang dan tidak ada. √
2  Ada beberapa konsistensi diantara pendekatan testing dan pengangkatan, tetapi tidak √
Repeatable but berdasar beberapa metodologi.
intuitive  Tim pengembangan individu secara normal memutuskan pendekatan testing dan √
biasanya sebuah kemanggkiran dari testing integrasi.
 Ada proses persetujuan informal. √
3  Metodologi formal terkait pada instalasi, migrasi, konversi, dan penerimaan adalah pada √
Define process tempatnya.
Proses pengangkatan dan instalasi IT terintegrasi dalam daur hidup sistem dan sampai √
taraf tertentu secara otomatis.
 Training, testing, dan transisi pada status produksi dan penganggkatan mungkin untuk √
membedakan dari proses yang baik, berdasar keputusan individu.
 Mutu sistem memasuki produksi adalah tidak konsisten, dengan sistem baru sering
membangkitkan level penting dari masalah-masalah implementasi utama. √

4  Prosedur dirumuskan dan dikembangkan menjadi terorganisir baik dan praktis dengan √
Manage and menentukan prosedur pengangkatan dan lingkungan test yang baik.
measureable  Dalam praktek, semua perubahan utama, pada sistem mengikuti pendekatan terumus
ini. √
 Evaluasi pertemuan kebutuhan user berstandard dan terukur, matrik produksi yang √
secara efektif ditinjau dan dianalisis oleh manjemen.
 Mutu sistem memasuki produksi memuaskan untuk manajemen, bahkan dengan level √
yang layak dari masalah implementasi utama.
 Otomasi proses adalah bergantung proyek dan tertentu. √
 Manajemen mungkin puas dengan level sekarang dari efisiensi meskipun kurang √
evaluasi dari implementasi utama.

 Sistem test layak mencerminkan lima lingkungan.

 Testing tegangan bagi sistem baru dan kemunduran testing bagi keberadaan sistem
diterapkan untuk semua proyek.
5  Proses pengangkatan dan instalasi telah dibersihkan pada tingkat praktek yang baik, √
Optimised berdasar hasil kemajuan yang berlanjut dan perbaikan.
 Proses pengangkatan dan instalasi IT terintegrasi dalam sistem daur hidup dan otomatis √
ketika layak, memfasilitasi sebagian besar training, testing dan transisi pada status
produksi dari sistem baru.
 Lingkungan test berkembang baik, daftar masalah dan proses resolusi kesalahan √
menjamin transisi efisien dan efektif pada lingkungan produksi.
 Proses pengangkatan terjadi selalu tanpa mengolah lagi (rework), dan masalah √
implementasi utama secara normal terbatas pada koreksi kecil.
 Tinjauan implementasi utama bestandard, dengan pelajaran tersalur kembali pada
proses utuk memastikan kemajuan mutu terus-menerus. √
 Testing tegangan bagi sistem baru dan testing kemunduran bagi sistem yang
termodifikasi secara konsisten diterapkan. √

171
LAMPIRAN 3

ANALISA TINGKAT KEMATANGAN TATA KELOLA TI

MATURITY MODEL

Kuesioner ini dikembangkan dari standard pengelolaan IT internasional COBIT (Control Objectives for Information
and Related Technology), dengan fokus domain pada PO (Planning and Organization) dan AI (Acquisition and
Implementation). untuk itu mohon kiranya Bapak/Ibu dapat memberikan pendapatnya akan pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan dalam kuesioner ini.

Petunjuk Pengisian
Bacalah pernyataan kriteria dari tingkat kematangan dengan seksama, lalu berikan centang ( √ ) pada pilihan jawaban
(Ya/Tidak) untuk setiap pernyataan yang diberikan.

Nama Responden : Bp. Siddiq

Bagian : Staff Operational

Jabatan : IT

PO 1 - Mendefinisikan Perencanaan Strategi IT Manajemen proses mendefinisikan rencana strategi IT


yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dari dukungan dan perluasan strategi bisnis dan ketentuan penguasaan
ketika trasparan tentang keuntungan, biaya, dan resiko-resiko, adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Perencanaan strategi IT tidak bekerja. √
Non  Tidak ada kesadaran manajemen bahwa perencanaan strategi IT diperlukan untuk √\
Existent mendukung tujuan-tujuan bisnis.
1  Kebutuhan untuk perencanaan strategi IT dikenal oleh manajemen IT. √
Initial/  Perencanaan IT dilakukan seperti kebutuhan dasar sebagai jawaban atas kebutuhan √
Ad-hoc perusahaan tertentu. √
 Perencanaan strategi IT adakalanya didiskusikan pada pertemuan manajemen IT.
 Penjajaran kebutuhan bisnis, aplikasi, dan teknologi terjadi dengan reaktif dibanding √
dengan strategi seluruh perusahaan. √
 Posisi resiko strategi dikenali dengan tidak formal dalam proyek ke proyek
2  Perencanaan strategi IT terbagi dengan manajemen bisnis sebagai kebutuhan dasar. √
Repeatable  Membaharui rencana IT terjadi sebagai jawaban atas permintaan manajemen.
but intuitive  Keputusan yang strategis digerakkan dalam proyek ke proyek, tanpa konsistensi dengan √
seluruh strategi perusahaan.
 Resiko-resiko dan keuntungan-keuntungan user dari keputusan strategi utama diakui √
dengan cara intuitif. √
3  Sebuah kebijakan menjelaskan kapan dan bagaimana untuk melakukan perencanaan √
Define strategi IT.
process  Perencanaan strategi IT mengikuti pendekatan yang terstruktur yang didokumentasikan √
dan diketahui semua staff.
 Proses perencanaan IT layak bunyi dan menjamin bahwa perencanaan sesuai seperti yang √
dilakukan, namun kebijaksanaan diberikan pada manajer individual berkenaan dengan
proses implementasi dan tidak ada prosedur untuk menguji proses.
 Seluruh strategi IT meliputi penjelasan yang konsisten dari resiko-resiko yang mana √
perusahaan rela ambil sebagai sebuah pembaharuan atau penyokong.
 Strategi teknis, keuangan, dan sumber daya manusia sangat mempengarui tambahan √
produk dan teknologi baru. √
 Perencanaan strategi IT didiskusikan saat pertemuan manajemen bisnis.
172
4  Perencanaan strategi IT adalah praktik standard dan eksepsi yang diumumkan oleh √
Manage and manajemen. √
measureable  Perencanaan strategi IT adalah fungsi manajemen yang baik dengan tanggung jawab √
tingkat atasan.
 Manajemen dapat mengawasi proses perencanaan strategi IT, membuat keputusan jelas √
dan mengukur keefektifitasannya.
 Perencanaan IT jangka pendek dan jangka panjang terjadi dan
mengalir ke bawah dalam perusahaan dengan pembaharuan yang dilakukan seperti yang
dibutuhkan. √
 Strategi IT dan strategi seluruh perusahaan semakin menjadi lebih serasi dengan
menunjukan proses bisnis dan kemampuan nilai tambah dan mengungkit penggunaan
aplikasi dan teknologi melalui merekayasa ulang proses bisnis. √
 Ada proses yang baik untuk menentukan penggunaan sumber internal dan eksternal yang
dibutuhkan dalam operasi dan pengembangan sistem.
5  Perencanaan strategi IT terdokumentasi, proses hidup secara terus-menerus √
Optimised dipertimbangkan dalam setting tujuan bisnis dan berakibat pada nilai bisnis yang terlihat
melalui investasi dalam IT. √
 Pertimbangan nilai tambah dan resiko terus menerus diperbaharui dalam proses
perencanaan strategi IT. √
 Perencanaan IT realistis dikembangkan dan tetap diperbaharui untuk mencerminkan √
perubahan teknologi dan pengembangan terkait bisnis.
 Benchmarking terhadap pemahaman yang baik dan norma-norma industri dapat dipercaya √
terjadi dan terintegrasi dengan proses perumusan strategi.
 Perencanaan yang strategis meliputi bagaimana pengembangan teknologi baru dapat
menggerakkan penciptaan kemampuan bisnis baru dan meningkatkan keuntungan
kompetitif perusahaan.

PO 2 – Mendefinisikan Arsitektur Informasi


Manajemen proses mendefinisikan arsitektur informasi yang memenuhi kebutuhan bisnis IT menjadi tangkas
dalam menjawab kebutuhan, memberikan keandalan, informasi yang konsisten tanpa kelim terintegrasi
dengan aplikasi dalam proses bisnis adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Tidak ada kesadaran pentingnya arsitektur informasi bagi perusahaan. √
Non  Pengetahuan, keahlian dan tanggung jawab perlu untuk mengembangkan arsitektur ini
Existent yang tidak ada dalam perusahaan. √
1  Manajemen mengakui kebutuhan untuk arsitektur informasi. √
Initial/  Pengembangan beberapa komponen dari sebuah arsitektur informasi terjadi pada dasar √
Ad-hoc tertentu.
 Definisi menujukan data dibanding informasi, dan digerakkan oleh tawaran vendor √
aplikasi software. √
 Ada komunikasi yang jarang-jarang dan tidak konsisten dari kebutuhan bagi arsitektur
informasi.
2  Proses arsitektur informasi muncul dan mirip, meskipun informal dan intuitif, prosedur- √
Repeatable prosedur diikuti dengan individu-individu yang berbeda di dalam perusahaan.
but intuitive  Orang-orang mendapat skill mereka dengan membangun arsitektur informasi melalui √
pengalaman yang dimiliki dan aplikasi teknik-teknik yang diulang.
 Kebutuhan taktis menggerakkan pengembangan komponen arsitektur informasi oleh √
individu-individu.
3  Pentingnya arsitektur informasi dipahami dan diterima, dan pertanggungjawaban bagi √
Define penyampaiannya ditetapkan dan dikomunikasikan dengan jelas.
process  Prosedur, tools, dan teknik terkait meskipun tidak canggih telah distandarisasi dan √
didokumentasi dan menjadi bagian aktivitas training informal.
 Kebijakan-kebijakan arsitektur informasi dasar telah dikembangkan, meliputi beberapa √
kebutuhan yang strategis tetapi sesuai dengan kebijakan-kebijakan, standar-standar, dan
tools dengan tidak konsisten ditekankan.
 Secara formal fungsi administrasi data yang baik adalah pada tempatnya, setting standar √

173
seluruh perusahaan, dan mulai untuk melaporkan penyampaian dan penggunaan arsitektur
informasi. √
 Tools yang otomatis mulai dikerjakan, tetapi penggunaan proses dan peraturan ditetapkan
dengan tawaran vendor software database. √
 Aktivitas-aktivitas training formal ditetapkan, didokumentasi, dan terus diterapkan.
4  Pengembangan dan pelaksanaan arsitektur informasi secara penuh didukung dengan √
Manage and metode dan teknik formal.
measureable  Akuntabilitas bagi kinerja proses pengembangan arsitektur dilaksanakan dan keberhasilan √
arsitektur informasi dapat diukur.
 Dukungan tools yang otomatis tersebar luas, tetapi belum terintegrasi. √
 Matrik dasar telah dikenali dan sebuah sistem pengukuran adalah pada tempatnya. √
 Proses penjelasan arsitektur informasi adalah proaktif dan terfokus pada tujuan kebutuhan √
bisnis masa depan.
 Organisasi administrasi data secara aktif terlibat dalam semua usaha-usaha pengembangan √
aplikasi, untuk menjamin kemantapan.
 Penyimpanan yang otomatis dengan penuh diterapkan. √
 Model data lebih komplek diterapkan untuk mengungkit isi informasi dari database.
 Sistem informasi eksekutif dan sistem pendukung keputusan mengungkit ketersediaan √

informasi.
5  Arsitektur informasi secara konsisten dilaksanakan pada semua level. √
Optimised  Nilai arsitektur informasi pada bisnis terus-menerus ditekankan. √
 Personal IT mempunyai keahlian dan skill yang perlu untuk membangun dan menjaga √
arsitektur informasi yang kuat dan responsif yang mencerminkan kebutuhan semua bisnis.
 Informasi diberikan oleh arsitektur informasi diterapkan dengan tetap dan luas. √
 Pengunaan luas dilakukan dari praktek terbaik industri dalam pengembangan dan √
perawatan arsitektur informasi mencakup proses kemajuan yang berlanjut.
 Strategi untuk mengungkit informasi melalui data pergudangan dan teknologi data mining √
yang baik.
 Arsitektur informasi sedang meningkat terus-menerus, dan mempertimbangkan dengan

seksama informasi non-tradisional pada proses-proses, organisasi-organisasi, dan sistem-
sistem.

PO 3 – Menentukan Arah Teknologi


Manajemen proses mendefinisikan arah teknologi yang memenuhi kebutuhan bisnis IT menjadi stabil dan
terintegrasi hemat biaya dan sistem aplikasi standard, sumber daya, dan kemampuan-kemampuan yang yang
diperlukan bisnis sekarang dan yang akan datang adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Tidak ada kesadaran pentingnya perencanaan infrastruktur teknologi yang sungguh- √
Non sungguh ada. √
Existent  Pengetahuan dan keahlian perlu untuk mengembangkan sebagaimana perencanaan
teknologi yang tdk ada √
 Ada jarak pemahaman bahwa perencanaan bagi perubahan teknologi adalah penting untuk
menyediakan sumber daya dengan efektif.
1  Manajemen mengenali kebutuhan bagi perencanaan infrastruktur teknologi. √
Initial/  Pengembangan komponen teknologi dan implementasi teknologi baru adalah khusus dan √
Ad-hoc asing. √
 Ada reaktif dan pendekatan terfokus secara operasional pada perencanaan infrastruktur. √
 Arah teknologi digerakkan oleh perencanaan evolusi produk sering bertentangan diantara
hardware, sistem software dan vendor software aplikasi. √
 Komunikasi dari dampak potensial perubahan dalam teknologi adalah tidak konsisten.
2  Kebutuhan untuk dan pentingnya perencanaan teknologi dikomunikasikan. √
Repeatable  Perencanaan adalah taktis dan terfokus pada solusi teknis pembangkit pada masalah- √
but intuitive masalah teknis, dibanding penggunaan teknologi untuk kebutuhan bisnis.
 Evaluasi perubahan teknologi ditinggalkan untuk membedakan individu-individu yang √
mengikuti intuitif tetapi serupa proses.

174
 Orang-orang mendapat skillnya dalam perencanaan teknologi melalui pembelajaran dan
aplikasi teknik-teknik yang diulang. √
 Teknik dan standar umum muncul untuk pengembangan komponen infrastruktur.
3  Manajemen sadar akan pentingnya perencanaan infrastruktur teknologi. √
Define  Proses pengembangan perencanaan infrastruktur teknologi layak bunyi dan dilakukan √
process bersama dengan rencana strategi IT.
 Perencanaan infrastruktur teknologi yang baik, terdokumentasi, dan berkomunikasi baik, √
tetapi tidak konsisten diterapkan.
 Arah infrastruktur teknologi meliputi pemahaman dimana perusahaan ingin untuk √
mendorong atau meninggalkan penggunaan teknologi, berdasar resiko-resiko dan
persekutuan strategi perusahaan.
 Vendor utama dipilih berdasar pemahaman teknologi jangka panjang dan rencana √
pengembangan produk, dengan konsisten dengan arah perusahaan. √
 Ada komunikasi dan training formal dari peran dan tanggung jawab.
4  Manajemen menjamin pegembangan dan perawatan perencanaan infrastruktur teknologi. √
Manage and  Staff IT mempunyai keahlian dan skill penting untuk mengembangkan perencanaan √
measureable infrastruktur teknologi.
 Dampak potensial perubahan dan penemuan teknologi dipertimbangkan. √
 Manajemen dapat mengenali penyimpangan dari perencanaan dan antisipasi masalah- √
masalah. √
 Tanggung jawab untuk pengembangan dan perawatan perencanaan infrastruktur teknologi
dkerjakan. √
 Proses pengembangan perencanaan infrastruktur teknologi yang canggih dan tanggap
terhadap perubahan. √

 Praktek internal yang baik dikenalkan dalam proses.
 Strategi sumber daya manusia berjalan bersama arah teknologi untuk memastikan bahwa

staff IT dapat mengelola perubahan teknologi.

 Perencanaan migrasi untuk mengenalkan teknologi baru yang baik.

 Outsourcing dan kerjasama sedang diungkit untuk mengakses keahlian dan skill penting.
 Manajemen telah menganalisis penerimaan resiko terkait mendorong atau meninggalkan
penggunaan teknologi dalam mengembangkan kesempatan bisnis baru atau efisiensi
operasional.
5  Fungsi penelitian ada untuk meninjau kemunculan dan keterlibatan teknologi dan √
Optimised benchmark perusahaan terhadap norma industri.
 Arah perencanaan infrastruktur teknologi diarahkan oleh industri, standar internasional, √
dan pengembangan, dibanding digerakkan oleh vendor teknologi.
 Dampak bisnis potensial dari perubahan teknologi ditinjau kembali pada level manajemen
senior. √
 Ada persetujuan eksekutif formal baru dan merubah arah teknologi. √
 Yang sungguh-sungguh ada mempunyai perencanaan infrastruktur teknologi yang hebat √
yang mencerminkan kebutuhan bisnis, responsif dan dapat dimodifikasi untuk
mencerminkan perubahan-perubahan dalam lingkungan bisnis. √
 Ada proses yang dilakukan dan terus menerus pada tempatnya untuk meningkatkan
perencanaan infrastruktur teknologi. √
 Praktek terbaik industri secara ekstensif digunakan dalam menentukan arah teknis.

PO 4 – Mendefinisikan Proses, Organisasi dan Hubungan IT.


Manajemen proses mendefinisikan proses, organisasi, dan hubungan IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT
menjadi kuat dalam menjawab strategi bisnis ketika menyetujui dengan ketentuan penguasaan dan
memberikan yang baik dan komponen titik kontak adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0 Non  Organisasi IT tidak secara efektif terbangun untuk memfokuskan prestasi sasaran bisnis. √
Existent
1  Fungsi dan aktivitas IT reaktif dan tidak konsisten diterapkan. √
Initial/  IT terlibat dalam proyek bisnis hanya dalam langkah kemudian. √
Ad-hoc  Fungsi IT dipertimbangkan sebagai fungsi pendukung, tanpa perspektif seluruh √
175
perusahaan.
 Ada sebuah pemahaman jelas dari kebutuhan untuk organisasi IT; namun demikian peran √
dan tanggung jawab tidak formal dan tidak dilakukan.
2  Fungsi IT dibuat untuk menjawab secara taktis, tetapi dengan tidak konsisten, pada √
Repeatable kebutuhan pelanggan dan hubungan vendor.
but intuitive  Kebutuhan untuk organisasi yang terstruktur dan manajemen vendor dikomunikasikan, √
tetapi keputusan masih bergantung pada pengetahuan dan skill utama individu.
 Kemunculan teknik-teknis umum untuk mengelola organisasi IT dan hubungan vendor. √
3  Peran dan tanggung jawab yang baik bagi organisasi IT dan pihak ketiga yang ada. √
Define  Organisasi IT dikembangkan, didokumentasi, dan dikomunikasikan dan bersama dengan √
process strategi IT.
 Lingkungan kontrol internal baik adanya. √
 Ada formulasi hubungan dengan kelompok-kelompok lain, meliputi steering √
committee/SC (komisi pengendali), internal audit, dan manajemen vendor.
 Organisasi IT secara lengkap sempurna. √
 Ada definisi fungsi yang dilakukan oleh personel IT dan itu dilakukan oleh user. √
 Kebutuhan staff IT penting dan keahlian yang baik dan memuaskan. √

 Ada definisi hubungan formal dengan user dan pihak ketiga.

 Divisi peran dan tanggung jawab yang baik dan diterapkan.
4  Organisasi IT dengan proaktif menjawab untuk merubah dan memasukkan semua peran √
Manage and penting untuk mengejar kebutuhan bisnis.
measureable  Manajemen IT, kepemilikan proses, akuntabilitas, dan tanggung jawab jelas dan √
berimbang. √
 Praktek internal yang baik telah diterapkan dalam perusahaan dari fungsi IT. √
 Manajemen IT sesuai keahlian dan skill untuk menetapkan, menerapkan, dan mengawasi
hubungan dan perusahaan yangdisukai. √
 Matrik terukur untuk mendukung sasaran-sasaran bisnis dan faktor-faktor keberhasilan
penting user dibakukan.
 Inventarisasi skill tersedia untuk mendukung proyek pengembangan profesional dan staff. √
 Keseimbangan antara skill dan sumber daya tersedia secara internal dan itu diperlukan dari √
perusahaan luar yang baik dan dilakukan.
 Struktur organisasi IT mencerminkan kebutuhan bisnis dengan memberikan layanan √
bersama dengan proses bisnis yang strategis, bukannya dengan teknologi-teknologi asing.
5  Struktur organisasi IT fleksibel dan adaptif. √
Optimised  Prakrek terbaik industri disebarkan. √
 Ada penggunaan teknologi yang luas untuk membantu dalam mengawasi kinerja proses- √
proses dan organisasi IT.
 Teknologi diungkit sejalan untuk mendukung kompleksitas dan distribusi geografis √
organisasi. √
 Ada proses kemajuan berlanjut pada tempatnya.

PO 5 - Mengelola Investasi IT
Penerapan TI di perusahaan harus disertai dengan evaluasi/penilaian pembiayaan dan keuntungan yang
menyertainya.

LEVEL KRITERIA Y T
0  Tidak ada kekhawatiran terhadap kepentingan pemilihan investasi IT dan besaran dana. √
Non  Tidak ada pelacakan atau pegawasan terhadap investasi IT. √
Existent
1  Organisasi mengenali/mengakui kebutuhan pengaturan investasi IT tetapi kebutuhan ini √
Initial/ masih terkomunikasi secara tidak konsisten.
Ad-hoc  Alokasi tanggung jawab pemilihan investasi IT dan besaran dana pembangunan telah √
dikerjakan oleh sebuah basis ad hoc.
 Implementasi pemilihan IT dan pendanaan yang terisolasi muncul dengan dokumentasi √
tidak resmi. √
 Investasi IT dihakimi pada sebuah basis ad hoc √
 Muncul keputusan yang relatif dan secara operasional terfokus pada pendanaan..
176
2  Terdapat sebuah sedikit pengertian yang implisit terhadap kebutuhan pemilihan investasi √
Repeatable IT dan pendanaan.
but intuitive  Kebutuhan untuk yang terpilih dan pendanaannnya telah terkomunikasi. Perbedaannya √
tergantung pada inisiatif perseorangan dalam organnisasi.
 Terdapat sebuah teknik umum yang darurat untuk membangun komponen IT. √
 Muncul keputusan reaktif dan taktik pendanaan. √
3  Kebijaksanaan dan proses untuk investasi dan pendanaan terdeskripsi, terdokumentasi dan √
Define dikomunikasikan, dan menutupi kunci bisnis dan isu/berita teknologi.
process  Pendanaan IT selaras dengan strategi IT dan rencana bisnis √
 Proses pendanaan dan pemilihan IT terformula, didokumentasikan dan dikomunikasikan √
 Training formal adalah darurat namun merupakan kebutuhan dasar tiap inisiatif individu √
 Pendekatan formal dari pemilihan investasi IT dan pendanaan menjadi faktor utama √
 Staf IT mempunyai pengalaman dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk membuat √
pendanaan IT.
 Merekomendasikan investasi IT yang sesuai.
4  Tanggung jawab dan akuntabilitas untuk pemilihan investasi IT dan pendanaan ditugaskan √
Manage and kepada individu tertentu.
measureable  Variasi pendanaan teridentifikasi dan resolved. √
 Analisa pengeluaran formal diketahui meliputi pengeluaran langsung dan tidak langsung √
dari operasi yang ada termasuk investasi yang dituju, dan juga mempertimbangkan
seluruh pengeluaran daur hidup.
 Digunakan proses proaktif dan standar pendanaan √
Sumber daya manusia bidang IT diakui pada rencana investasi √
 Keuntungan dan pengembalian dihitung di terms finansial dan non-finansial. √
5  Praktek terbaik industri biasanya digunakan sebagai contoh/standar dan pendekatan √
Optimised identifikasi untuk meningkatkan efektifitas investasi Analisa pembangunan teknologi
digunakan di pemilihan investasi dan proses pendanaan
 Proses manajemen investasi bertambah secara terus menerus berdasar pelajaran yang √
dipelajari dari analisa performa investasi yang nyata/aktual,
 Keputusan-keputusan investasi menyertakan kecendurangan kenaikan harga √
 Alternatif-alternatif pembiayaan di evaluasi dalam konteks organisasi √
 Analisa biaya jangka panjang dan keuntungan dari semuanya disatukan dengan keputusan √
investasi

PO 6 - Communicate Management Aims and Direction


Penerapan TI harus didukung oleh kebijakan manajemen perusahaan, dan manajemen harus berperan aktif
dalam menjadikan kebijakan terkait TI menajdi kebijakan perusahaan secara umum.

LEVEL KRITERIA Y T
0  Manajemen tidak menyediakan/terdapat sebuah informasi kontrol lingkungan yang positif √
Non  Tidak ada pengakuan akan kebutuhan ketersediaan satu set kebijaksanaan, prosedur, √
Existent standarisasi dan proses komplain.
1  Manajemen bereaksi terhadap persyaratan kontrol lingkungan informasi.. √
Initial/  Kebijaksanaan, prosedur dan standarisasi dibangun dan dikomunikasikan kepada sebuah √
Ad-hoc basis Ad Hoc yang didasarkan pada isu yang berkembang.
 Proses Pembangunan, Komunikasi dan Komplain dilakukan secara informal dan tidak √
consistent.
2  Manajemen mempunyai pengertian implicit (tersirat) dari kebutuhan dan persyaratan √
Repeatable sebuah kontrol lingkungan informasi yang efektif, tetapi secara praktikal sebagian besar
but intuitive dilakukan informal.
 Manajemen telah mengkomunikasian kebutuhan akan kebijaksanaan control, prosedur dan √
standarisasi, tetapi pembangunan diserahkan kepada manager secara perorangan dan area
bisnis. √
 Kualitas dikenali sebagai filosofi yang diinginkan untuk diikuti tetapi kenyataannya
diserahkan kepada manager perseorangan √
 Training dilakukan kepada perseorangan sebagai dasar persyaratan.

177
3  Manajemen membangun, mendokumentasikan sebuah control informasi yang komplit, √
Define dan juga membuat manajemen kualitas yang termasuk didalamnya adalah kebijakan-
process kebijakan, prosedur dan standarisasi
 Proses kebijakan yang telah ada di dalam departemen dilakukan secara terstruktur, √
terawat dan diketahui seluruh staf. Prosedur dan standarisasi yang ada dapat diterima dan
meliputi beberapa isu elemen
 Manajemen telah mengirimkan peringatan pesan keamanan IT yang penting. √
 Training resmi dapat mensupport kontrol lingkungan informasi tetapi sulit diterima. √
 Selama ada pembangunan kembang api untuk menghormati kebijaksanaan control dan √
standar, terdapat ketidak konsistenan pada pengawasan terhadap kebijakan dan
standarisasi ini.
4  Management menerima tanggung jawab untuk kebijakan control komunikasi internal dan √
Manage and mendelegasikan tanggung jawab dan mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk
measureable mempertahankan lingkungan berada pada jalurnya di perubahan secara signifikan
 Control positif, lingkungan control informasi, termasuk sebuah komitmen untuk kualitas √
dan peringatan keamanan IT, telah disediakan
 Satu set lengkap kebijaksaan, prosedur dan standarisasi telah disiapkan, dirawat dan √
dikomunikasikan dan membutuhkan praktis internal yang baik.
5  Lingkungan control informasi adalah sejajar dengan strategi manajemen framework dan √
Optimised pandangan dan secara teratur diperhatikan, diupdate dan berkembang secara periodik.
 Ahli urusan dalam dan luar ditunjuk untuk meyakinkan bahwa praktik industri terbaik √
akan segera diadopsi dengan penghormatan untuk mengontrol arah dan teknik
komunikasi. Pengawasan, control diri dan pengecekan compliance dilakukan secara
teratur oleh organisasi. √
 Teknologi digunakan untuk mempertahankan kebijaksanaan dan dasar pengetahuan
kewaspadaan dan untuk mengoptimalkan komunikasi menggunakan automation kantor
dan alat dasar computer training.

PO 7 – Mengelola SDM IT
Manajemen proses mengelola sumber daya manusia IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT yang kompeten
dan memotivasi orang untuk membuat dan menyampaikan layanan IT adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Tidak ada kesadaran bahwa pentingnya persekutuan manajemen sumber daya manusia IT √
Non dengan proses perencanaan teknologi bagi perusahaan.
Existent  Tidak ada orang atau kelompok secara formal bertanggung jawab bagi manajemen sumber √
daya manusia IT.
1  Manajemen mengenali kebutuhan bagi manajemen sumber daya manusia IT. √
Initial/  Proses manajemen sumber daya manusia IT reaktif dan informal. √
Ad-hoc  Proses manajemen sumber daya manusia IT secara operasional terfokus menggunakan dan √
mengelola personel IT.
 Kesadaran berkembang mengenai dampak bahwa perubahan teknologi dan bisnis cepat √
dan solusi komplek terus meningkat berakibat pada kebutuhan skill baru dan tingkat
kompetensi.
2  Ada pendekatan taktis untuk menggunakan dan mengelola sumber daya manusia IT √
Repeatable digerakkan oleh kebutuhan proyek tertentu, bukannya oleh keseimbangan pemahaman
but intuitive dari ketersediaan internal dan eksternal staff yang terampil.
 Training informal terjadi untuk personel baru, yang lalu menerima training pada dasar √
yang dibutuhkan.
3  Ada proses dokumentasi dan baik untuk mengelola sumber daya manusia IT. √
Define  Perencanaan manajemen sumber daya manusia IT ada. √
process  Ada pendekatan strategis untuk menggunakan dan mengelola personel IT. √
 Perencanaan training formal dirancang untuk mencapai kebutuhan sumber daya manusia √
IT. √
 Program pemutaran, dirancang untuk memperluas kemampuan manajemen bisnis yang
mantap.
4  Tanggung jawab pengembangan dan pemeliharaan perencanaan manajemen sumber daya √

178
Manage and manusia IT telah ditugaskan pada individu dan kelompok tertentu dengan dibutuhkan
measureable keahlian dan skill yang penting untuk mengembangkan dan memelihara perencanaan.
 Proses perkembangan dan pengelolaan perencanaan manajemen sumber daya manusia IT √
responsif pada perubahan.
 Perusahaan telah menstandarisasi ukuran yang membolehkan untuk mengenali √
penyimpangan dari perencanaan manajemen sumber daya manusia IT, dengan penekanan
tertentu dan pengelolaan perkembangan personel IT dan mutasi.
 Tinjauan kompensasi dan kinerja dibangun dan dibandingkan pada praktek terbaik √
industri dan perusahaan IT lainnya.
 Manajemen sumber daya manusia IT proaktif mempertimbangkan arah karir. √
5  Perencanaan manajemen sumber daya manusia IT diperbarui terus-menerus untuk √
Optimised mencapai perubahan kebutuhan bisnis.
 Manajemen sumber daya manusia IT terintegrasi dengan perencanaan teknologi, √
menjamin pengembangan optimal, dan penggunaan ketersediaan skill IT.
 Manajemen sumber daya manusia IT terintegrasi dengan dan responsif pada kesatuan arah √
yang strategis.
 Komponen perencanaan manajemen sumber daya manusia IT konsisten dengan praktek √
terbaik industri, seperti kompensasi, penilaian prestasi, partisipasi dalam forum industri,
trasfer pengetahuan, training dan pengawasan.
 Program-program training dikembangkan untuk semua standar teknologi baru dan produk √
lebih dulu pada penyebarannya di perusahaan.

PO 8 – Mengelola Mutu
Manajemen proses mengelola mutu yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk IT dengan kemajuan berlanjut
dan terukur dari mutu layanan IT yang diberikan adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Perusahaan kekurangan proses perencanaan QMS dan metodologi daur hidup √
Non pengembangan sistem (SDLC).
Existent  Manajemen senior dan staff IT tidak mengenali bahwa mutu program perlu. √
 Proyek dan operasi tidak pernah ditinjau mutunya. √
1  Ada kesadaran manajemen kebutuhan untuk QMS. √
Initial/  QMS digerakkan oleh individu-individu dimana itu terjadi. √
Ad-hoc  Manajemen membuat keputusan informal pada mutu. √
2  Program yang sedang dibangun untuk menetapkan dan mengawasi aktivitas QMS dalam √
Repeatable IT.
but intuitive  Aktivitas-aktivitas QMS yang tidak terjadi terfokus pada proyek IT dan inisiatif √
berorientasi proses, tidak pada proses seluruh perusahaan.
3  Proses QMS yang baik telah dikomunikasikan oleh manajemen dan mencakup manajemen √
Define IT dan end-user.
process  Program training dan pendidikan muncul untuk mengajar semua level perusahaan tentang √
mutu. √
 Harapan mutu dasar menjadi jelas dan terbagi diantara proyek-proyek dan dalam √
perusahaan IT.
 Praktek dan tools sederhana bagi menajemen mutu muncul.
4  QMS ditujukan pada semua proses, meliputi proses-proses dengan kepercayaan pada √
Manage and pihak ketiga. √
measureable  Knowledge base berstandard sedang dibangun untuk matrik mutu. √
 Metode analisis biaya/keuntungan digunakan untuk membenarkan inisiatif QMS. √
 Benchmarking terhadap industri dan pesaing muncul. √
 Program training dan pendidikan telah didirikan untuk mengajar semua level perusahaan
tentang mutu. √
 Praktek dan tools sedang distandarisasi dan analisis sebab utama secara periodik √
dilakukan. √
 Survey kepuasan mutu secara konsisten dilakukan. √
 Program berstandar untuk mengukur mutu adalah pada tempatnya dan terstruktur dengan
baik.
179
 Manajemen IT sedang membangun knowledge base untuk matrik mutu.
5  QMS terintegrasi dan dilakukan pada semua altivitas-aktivitas IT. √
Optimised  Proses-proses QMS fleksible dan dapat menyesuaikan diri pada perubahan-perubahan √
lingkungan IT.
 Knowledge base untuk matrik mutu ditingkatkan dengan praktek terbaik eksternal. √
 Benchmarking terhadap standar eksternal secara rutin dilakukan. √
 Survey kepuasan mutu adalah proses terus-menerus dan mendorong analisis sebab utama √
dan tindakan perbaikan.

PO 9 – Menilai dan Mengelola Resiko-resiko IT


Manajemen proses dari menilai dan mengelola resiko-resiko IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dari
analisis dan komunikasi resiko-resiko IT dan dampak potensialnya pada proses dan tujuan bisnis adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Penilaian resiko untuk proses dan keputusan bisnis tidak terjadi. √
Non  Perusahaan tidak mempertimbangkan dampak bisnis terkait dengan celah keamanan dan √
Existent ketidakpastian pengembangan proyek.
 Manajemen resiko tidak dikenali terkait dengan perolehan solusi IT dan penyampaian √
layanan IT.
1  Resiko-resiko IT dipertimbangkan dalam cara khusus. √
Initial/  Penilaian informal resiko proyek terjadi ditentukan oleh setiap proyek. √
Ad-hoc  Penilaian resiko kadang-kadang dikenali dalam perencanaan proyek tetapi jarang √
ditugaskan pada manajer tertentu.
 Resiko-resiko terkait IT tertentu seperti keamanan, ketersediaan, dan integritas adakalanya √
dipertimbangkan dalam proyek-proyek.
 Operasi hari ke hari mempengarui resiko-resiko terkait IT jarang dibicarakan pada √
pertemuan manajemen.
 Dimana resiko-resiko telah dipertimbangkan, kelonggaran tidak konsekuen. √
 Muncul pemahaman bahwa resiko-resiko IT penting dan perlu dipertimbangkan. √
2  Pendekatan penilaian resiko berkembang dan belum matang ada dan diterapkan pada √
Repeatable kebijakan manajer proyek.
but intuitive  Manajemen resiko selalu pada level tinggi dan diterapkan hanya pada proyek utama atau √
sebagai jawaban atas masalah-masalah.
 Proses kelonggaran resiko mulai diterapkan dimana resiko dikenali. √
3  Kebijakan manajemen resiko seluruh perusahaan menetapkan kapan dan bagaimana untuk √
Define melakukan penilaian resiko.
process  Manajemen resiko mengikuti proses yang baik yang terdokumentasi. √
 Training manajemen resiko tersedia untuk semua staff. √
 Keputusan-keputusan untuk mengikuti proses manajemen resiko dan untuk menerima √
training tertinggal pada keleluasaan individu.
 Metodologi untuk penilaian resiko menyakinkan dan bersuara dan memastikan bahwa √
resiko utama pada bisnis dikenali.
 Sebuah proses untuk mengurangi resiko-resiko utama selalu diadakan sekali saat resiko √
dikenali. √
 Deskripsi-deskripsi pekerjaan mempertimbangkan tanggung jawab manajemen resiko.
4  Manajemen dan penilaian resiko adalah prosedur standard. √
Manage and  Pengecualian pada proses manajemen resiko dilaporkan pada manajemen IT. √
measureable  Manajemen resiko IT adalah tanggung jawab manajemen senior. √
 Resiko dinilai dan dikurangi pada level proyek individu dan juga secara teratur terkait
seluruh operasi IT. √
 Manajemen disarankan pada perubahan dalam bisnis dan lingkungan IT yang dengan
mantap mempengarui skenario resiko terkait IT. √
 Manajemen dapat mengawasi posisi resiko dan membuat keputusan terang mengenai
pembukaan, dan rela untuk menerima. √
 Semua resiko dikenali pemilik yang diangkat dan manajemen senior dan manajemen IT
telah menentukan tingkat resiko yang perusahaan akan hadapi. √

180
 Manajemen IT telah mengembangkan ukuran-ukuran standard untuk menilai resiko dan √
melukiskan rasio resiko/keuntungan.
 Manajemen mengatur untuk proyek manajemen resiko operasional untuk menaksir √
kembali resiko-resiko secara reguler. √
 Database manajemen resiko dibangun dan bagian dari proses manajemen resiko mulai
diotomatiskan. √
 Manajemen IT mempertimbangkan strategi-strategi kelonggaran resiko.
5  Manajemen resiko telah mengembangkan pada langkah dimana terstruktur, proses seluruh √
Optimised perusahaan dilakukan dan dikelola baik.
 Praktek-praktek yang baik diterapkan seluruh perusahaan. √
 Penangkapan, analisis, dan pelaporan data manajemen resiko sangat otomatis. √
 Petunjuk ditarik dari pimpinan-pimpinan dalam bidang itu dan perusahaan IT mengambil √
bagian dalam kelompok sejawat untuk bertukar pengalaman.
 Manajemen resiko adalah sungguh terintegrasi dalam semua bisnis dan operasi IT √
diterima dengan baik, secara ekstensif mencakup user dari layanan IT.
 Manajemen akan menemukan dan bertindak ketika operasional IT utama dan keputusan √
investasi dibuat tanpa pertimbangan perencanaan manajemen resiko.
 Manajemen terus-menerus menaksir strategi-strategi kelonggaran resiko. √

PO 10 – Mengelola Proyek-proyek
Manajemen proses mengelola proyek-proyek yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dari penyampaian hasil
proyek di dalam kerangka waktu yang disetujui, biaya, dan mutu adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Teknik-teknik manajemen proyek tidak digunakan dan perusahaan tidak √
Non mempertimbangkan dampak bisnis terkait salah urus proyek dan kegagalan
Existent pengembangan proyek.
1  Penggunaan teknik dan pendekatan manajemen proyek di dalam IT meninggalkan √
Initial/ keputusan pada individu manajer IT.
Ad-hoc  Ada jarak komitmen manajemen pada kepemilikan proyek dan manajemen proyek. √
 Keputusan penting pada manajemen proyek dibuat tanpa manajemen user atau input √
pelanggan. √
 Sedikit atau tidak ada pelanggan dan keterlibatan user dalam menggambarkan proyek- √
proyek IT. √
 Tidak ada kejelasan perusahaan di dalam IT untuk manajemen proyek. √
 Peran dan tanggung jawab untuk manajemen proyek tidak jelas. √
 Proyek-proyek, rencana-rencana, dan kejadian penting kurang jelas.
 Waktu dan biaya pegawai proyek tidak sejalan dan dibanding angaran-angaran.
2  Manajemen senior telah memperoleh dan berkomunikasi kesadaran kebutuhan untuk √
Repeatable manajemen proyek IT.
but intuitive  Perusahaan adalah dalam proses pengembangan dan pemanfaatan beberapa teknik dan √
metode dari proyek ke proyek.
 Proyek IT secara informal menentukan bisnis dan sasaran teknis. √
 Dibatasi keterlibatan pemegang saham dalam manajemen proyek IT. √
 Petunjuk awal telah dikembangkan untuk beberapa aspek dari manajemen proyek. √
 Aplikasi petunjuk manajemen proyek diserahkan pada kebijaksanaan manajer proyek √
individu.
3  Metodologi dan proses manajemen proyek IT telah dibangun dan dikomunikasikan. √
Define  Proyek-proyek IT ditentukan dengan bisnis sesuai dan sasaran teknis. √
process  Manajemen bisnis dan senior IT mulai terikat dan terlibat dalam manajemen proyek- √
proyek IT. √
 Kantor manajemen proyek dibangun di dalam IT, dengan peran dan tanggung jawab awal √
tertentu.
 Proyek-proyek IT diawasi dengan baik dan memperbarui kejadian penting, rencana, biaya, √
dan ukuran kinerja. √
 Training manajemen proyek adalah hasil utama dari inisiatif staff individu.

181
 Prosedur jaminan mutu dan aktivitas penerapan pusat sistem telah ditentukan tetapi tidak
luas diterapkan oleh manajer-manajer IT.
 Proyek mulai dikelola seperti portofolio.
4  Manajemen memerlukan matrik proyek standard dan formal dan pelajaran yang ditinjau √
Manage and mengikuti penyelesaian proyek.
measureable  Manajemen proyek diukur dan dievaluasi seluruh perusahaan tidak hanya di dalam IT. √
 Kemajuan pada proses manajemen proyek dirumuskan dan dikomunikasikan dengan √
anggota tim proyek mengarah ke kemajuan.
 Manajemen IT telah diterapkan struktur organisasi proyek dengan peran dan tanggung √
jawab terdokumentasi dan kriteria kinerja staff.
 Kriteria untuk menilai keberhasilan pada setiap kejadian penting ditetapkan. √
 Nilai dan resiko diukur dan dikelola lebih dulu, selama dan setelah penyelesaian proyek. √
 Proyek-proyek terus meningkat menujukan sasaran perusahaan dari pada hanya satu IT √

tertentu.

 Dukungan proyek kuat dan aktif dari sponsor manajemen senior maupun pemegang
saham.
 Training manajemen proyek yang relevan direncanakan untuk staff dalam kantor
manajemen proyek dan seluruh pihak IT.
5  Metodologi program dan proyek daur hidup penuh terbukti diterapkan, dilakukan, √
Optimised diintegrasikan dalam budaya seluruh perusahaan.
 Sebuah inisiatif terus-menerus untuk mengenali dan melembagakan praktek manajemen √
proyek terbaik telah diterapkan.
 Strategi IT untuk pengembangan sumber daya dan proyek operasional ditetapkan dan √
diterapkan. √
 Kantor manajemen proyek terintegrasi bertanggung jawab untuk proyek-proyek dan
program-program dari permulaan ke penerapan selanjutnya.
 Perencanaan seluruh perusahaan dari program-program dan proyek-proyek memastikan √
bahwa user dan sumber daya IT dimanfaatkan terbaik untuk mendukung inisiatif-inisiatif
yang strategis

AI 1 – Identifikasi Solusi Yang Otomatis


Manajemen proses identifikasi solusi yang otomatis yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dalam mewujudkan
fungsional bisnis dan kebutuhan kontrol dalam rancangan yang efektif dan efisien dari solusi yang otomatis
adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Perusahaan tidak memerlukan identifikasi fungsional dan persyaratan operasional untuk √
Non pengembangan, implementasi atau modifikasi solusi, seperti sistem, layanan,
Existent infrastruktur, software, dan data.
 Perusahaan tidak menjaga kesadaran ketersediaan solusi teknologi secara potensial sesuai √
pada bisnisnya.
1  Ada kesadaran kebutuhan menetapkan kebutuhan dan mengenali solusi teknologi. √
Initial/  Kelompok individu mendiskusikan kebutuhan secara tidak normal dan kebutuhan kadang- √
Ad-hoc kadang didokumentasikan.
 Solusi dikenali oleh individu-individu berdasar kesadaran pasar terbatas atau sebagai √
jawaban atas tawaran vendor.
 Ada sedikit penelitian terstruktur atau analisis ketersediaan teknologi. √
2  Beberapa pendekatan intuitif mengenali keberadaan solusi IT dan bermacam-macam √
Repeatable bisnis. √
but intuitive  Solusi dikenali secara informal berdasar pengalaman dan pengetahuan internal pihak IT. √
 Kesuksesan setiap proyek bergantung keahlian dari beberapa individu utama. √
 Mutu dokumentasi dan pembuat keputusan dengan sangat berbeda. √
 Pendekatan tidak terstruktur digunakan untuk menetapkan kebutuhan dan mengenali
solusi teknologi.
3  Pendekatan terstruktur dan jelas dalam menentukan solusi IT yang ada. √
Define  Pendekatan pada ketetapan solusi IT mensyaratkan pertimbangan alternatif pendidikan √
process
182
terhadap bisnis atau kebutuhan user, kesempatan teknologi, kelayakan ekonomi,
penaksiran resiko, dan faktor lain. √
 Proses untuk menentukan solusi IT diterapkan bagi beberapa proyek berdasar faktor-
faktor seperti keputusan yang dibuat oleh keterlibatan staff individu, sejumlah keterikatan
waktu manajemen, dan ukuran dan prioritas keaslian kebutuhan bisnis. √
 Pendekatan terstruktur digunakan untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan dan
identifikasi solusi IT.
4  Metodologi kuat untuk identifikasi dan penilaian solusi IT yang ada dan digunakan √
Manage and sebagaian besar proyek.
measureable  Dokumentasi proyek dalam mutu baik dan setiap langkah layak disetujui. √
 Kebutuhan-kebutuhan diartikulasikan dan sesuai dengan struktur yang sudah dikenal. √
 Alternatif-alternatif solusi dipertimbangkan, meliputi analisis biaya dan keuntungan. √
 Metodologi jelas, tegas, umumnya dipahami, dan terukur. √
 Ada interface jelas antara manajemen IT dengan bisnis dalam identifikasi dan penilaian √
solusi IT.
5  Metodologi yang mantap untuk identifikasi dan penilaian solusi IT dilakukan untuk √
Optimised kemajuan seterusnya.
 Metodologi implementasi dan perolehan fleksibel untuk proyek skala besar dan kecil. √
 Metodologi didukung oleh database knowledge internal dan eksternal berisi bahan solusi √
teknologi.
 Metodologi itu sendiri menghasilkan dokumentasi dalam struktur yang sudah dikenal √
yang membuat produksi dan perawatan efisien.
 Kesempatan baru sering diidentifikasi untuk memanfaatkan teknologi untuk memperoleh √
keuntungan kompetitif, rekayasa ulang proses bisnis pengaruh dan memperbaiki seluruh
efisiensi. √
 Manajemen akan menemukan dan bertindak jika solusi IT disetujui tanpa pertimbangan
alternatif teknologi atau kebutuhan fungsional bisnis.

AI 2 –Memperoleh dan Merawat Aplikasi Software


Manajemen proses memperoleh dan merawat aplikasi software yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dengan
membuat aplikasi tersedia dengan kebutuhan bisnis, dan dengan pada waktunya dan biaya yang pantas adalah

LEVEL KRITERIA Y T
0  Tidak ada proses untuk merancang dan menetapkan aplikasi. √
Non  Aplikasi diperoleh berdasarkan tawaran gerakan vendor, pengakuan brand atau keakraban √
Existent staff dengan produk-produk tertentu, dengan sedikit atau tanpa mempertimbangkan
kebutuhan sebenarnya.
1  Ada kesadaran bahwa proses untuk perolehan dan perawatan aplikasi diperlukan. √
Initial/  Pendekatan untuk memperoleh dan merawat aplikasi software berbeda-beda dari proyek √
Ad-hoc ke proyek.
 Keragaman solusi individual untuk kebutuhan bisnis tertentu mungkin diperlukan dengan √
bebas, sebagai hasil efisiensi dengan perawatan dan dukungan.
 Ada sedikit pertimbangan keamanan aplikasi dan ketersediaan dalam rancangan atau √
pemerolehan aplikasi software.
2  Ada perbedaan tetapi sama proses pada perolehan dan perawatan aplikasi berdasar √
Repeatable keahlian di dalam fihak IT.
but intuitive  Rasio keberhasilan dengan aplikasi bergantung besar pada skill dan pengalaman yang √
dipunyai di dalam IT.
 Perawatan selalu problematik dan menderita ketika knowledge internal telah hilang dari √
perusahaan.
 Ada sedikit pertimbangan keamanan aplikasi dan ketersediaan dalam rancangan atau √
perolehan aplikasi software.
3  Proses pemahaman umumnya baik dan jelas ada dalam perolehan dan perawatan aplikasi √
Define software.
process  Proses ini bersama dengan IT dan strategi bisnis. √
 Usaha dibuat untuk menerapkan proses terdokumentasi secara konsisten di seluruh √
aplikasi dan proyek berbeda.
183
 Metodologi-metodologi umumnya tidak fleksibel dan sulit diterapkan dalam semua √
keadaan, jadi langkah yang mungkin adalah dengan melewatinya.
 Aktivitas perawatan direncanakan, dijadwal dan dikoordinasikan. √
4  Ada metodologi dipahami dengan baik dan formal yang mencakup rancangan dan proses √
Manage and spesifikasi, kriteria untuk memperolehnya, proses untuk testing dan kebutuhan untuk
measureable dokumentasi.
 Mekanisme persetujuan disetujui dan terdokumentasi ada untuk memastikan bahwa semua √
langkah diikuti dan pengecualian sah.
 Prosedur dan praktek telah berkembang cocok untuk perusahaan, digunakan oleh semua √
staff dan dapat diterapkan pada sebagaian besar kebutuhan aplikasi.
5  Pratek perolehan dan perawatan software aplikasi bersama dengan proses-proses yang √
Optimised baik.
 Pendekatan berdasar komponen yang sudah dikenal, sesuai aplikasi berstandar pada √
kebutuhan bisnis. √
 Pendekatan adalah seluruh perusahaan.
 Metodologi perawatan dan perolehan maju dengan baik dan memungkinkan penyebaran √
cepat,
mengijinkan kemampuan aksi dan fleksibilitas dalam menjawab perubahan kebutuhan √
bisnis.
 Metodologi implementasi dan perolehan aplikasi software telah diarahkan pada kemajuan
berkelanjutan dan didukung oleh database knowledge internal dan eksternal yang berisi √
referensi bahan dan praktek terbaik.
 Metodologi itu membuat dokumentasi dalam struktur yang sudah dikenal yang membuat
produksi dan perawatan efisien.

AI3 - Memperoleh dan merawat infrastruktur teknologi


Manajemen proses memperoleh dan merawat infrastruktur teknologi yang memenuhi kebutuhan bisnis IT
dalam memperoleh dan merawat infrsatruktur IT yang terintegrasi dan berstandard adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0 - Non  Mengelola infrastruktur teknologi tidak dikenal sebagai topik penting untuk dikejar. √
Existent
1  Ada perubahan yang dibuat pada infrastruktur bagi setiap aplikasi baru, tanpa ada semua √
Initial/ perencanaan.
Ad-hoc  Meskipun ada kesadaran bahwa infrastruktur IT penting, tidak ada pendekatan yang konsisten. √
 Aktivitas perawatan memberi aksi pada kebutuhan jangka pendek. √
 Lingkungan produksi adalah lingkungan uji. √
2  Ada konsistensi antara pendekatan taktis ketika memperoleh dan merawat infrastruktur IT. √
Repeatable  Perolehan dan perawatan infrastruktur IT tidak berdasar pada strategi yang baik dan tidak √
but intuitive mempertimbangkan kebutuhan aplikasi bisnis yang harus didukung.
 Ada pemahaman bahwa infrastruktur IT penting, didukung oleh beberapa pratek formal. √
 Perawatan dijadwal tetapi tidak terjadwal dan terkoordinasi secara penuh, misal beberapa
lingkungan, lingkungan uji terpisah ada. √
3  Proses pemahaman baik dan jelas ada untuk memperoleh dan merawat infrastruktur IT. √
Define  Kebutuhan dukungan proses dari aplikasi bisnis penting dan bersama dengan IT dan strategi bisnis √
process tetapi tidak konsisten diterapkan.
 Perawatan direncanakan terjadwal dan terkoordinasi. √
 Ada lingkungan terpisah untuk uji dan produksi. √
4  Proses perolehan dan perawatan bagi infrastruktur teknologi telah berkembang pada point dimana √
Manage and bekerja dengan baik pada semua situasi, diperbolehkan secara konsisten dan terfokus pada
measureable reusabiliti.
 Infrastruktur IT cukup mendukung aplikasi bisnis. √
 Proses proaktif dan terorganisir dengan baik. √
 Biaya dan waktu untuk mencapai tingkat skalabilitas, fleksibiliti, dan integrasi yang diharapkan √
secara parsial optimal.
5  Proses perolehan dan perawatan untuk infrastruktur teknologi proaktif dan bersama dengan aplikasi √
Optimised bisnis penting dan arsitektur teknologi.
 Praktek yang baik mengenai solusi teknologi dibolehkan dan perusahaan sadar pengembangan √
platform terbaru dan manajemen tools. Biaya dikurangi dengan rasionalisasi dan standarisasi
komponen infrastruktur dan dengan menggunakan automasi.

184
 Kesadaran teknis tingkat tinggi dapat mengenali cara optimal untuk meningkatkan kinerja secara √
proaktif, meliputi pertimbangan pilihan outsourcing.
 Infrastruktur IT dilihat seperti pemungkin utama untuk mengungkit penggunaan IT. √

AI 4 – Memungkinkan Operasi dan Penggunaannya


Manajemen proses memungkinkan operasi dan penggunaannya yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dalam
memastikan pemenuhan dari end-user dengan tawaran layanan dan level layanan, integrasi aplikasi dan solusi
teknologi dalam proses bisnis adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Ada proses pada tempatnya dengan mempertimbangkan produksi dari dokumentasi user, √
Non manual operasi dan bahan training.
Existent  Hanya bahan yang telah ada yang disuplai dengan produk terbeli. √
1  Ada kesadaran bahwa dokumentasi proses diperlukan. √
Initial/  Dokumentasi adakalanya diproduksi dan didistribusi pada kelompok tertentu. √
Ad-hoc  Banyak dokumentasi dan prosedur yang ketinggalan. √
 Bahan training cenderung satu skema dengan variabel mutu. √
 Tidak ada integrasi virtual dari prosedur dari seluruh sistem dan unit bisnis yang berbeda √
 Tidak ada input dari unit bisnis dalam rancangan program-program training. √
2  Pendekatan yang sama digunakan untuk menghasilkan prosedur dan dokumentasi, tetapi √
Repeatable tidak berdasar pada pendekatan terstruktur atau framework.
but intuitive  Tidak ada pendekatan seragam untuk pengembangan prosedur operasi dan user. √
 Bahan training dihasilkan oleh individual dan kelompok proyek, dan mutu bergantung √
keterlibatan individu.
 Prosedur dan mutu dari dukungan user beragam dari buruk ke baik, dengan sangat kecil √
konsisten dan integrasi seluruh perusahaan.
 Program training bagi bisnis dan user diberikan atau dimudahkan, tetapi tidak ada √
perencanaan untuk melicinkan dan menyampaikan training.
3  Ada kerangka pemahaman yang diterima dan jelas bagi dukumentasi user, manual √
Define operasi, dan bahan training.
process  Prosedur-prosedur disimpan dan dirawat dalam perpustakaan formal dan dapat diakses √
oleh setiap orang yang perlu tahu.
 Koreksi pada dokumentasi dan prosedur-prosedurnya dibuat dengan landasan reaktif. √
 Prosedur-prosedur tersedia offline dan dapat diakses dan dirawat dalam keadaan bahaya. √
 Ada proses yang menetapkan prosedur terbaru dan bahan training menjadi jelas sampai √
saat perubahan proyek.
 Meskipun keberadaan pendekatan yang jelas, isi yang sebenarnya beragam, karena tidak √
ada kontrol untuk melakukan sesuai dengan standard.
 User secara tidak formal terlibat dalam proses √

 Tools yang otomatis secara terus-menerus digunakan dalam angkatan dan distribusi
prosedur-prosedur.

 Training bisnis dan user terencanakan dan terjadwal.
4  Ada kerangka yang baik untuk prosedur perawatan dan bahan training yang mempunyai √
Manage and dukungan manajemen IT.
measureable  Pendekatan yang dibuat untuk prosedur perawatan dan manual training. √
 Melingkupi semua sistem dan unit bisnis, sehingga proses-proses dapat ditinjau dari √
perspektif bisnis.
 Prosedur-prosedur dan bahan training terintegrasi mencakup saling ketergantungan dan √
menghubungkan.
 Kontrol ada untuk memastikan bahwa standard terlekat dan prosedur-prosedur √
dikembangkan dan dirawat bagi semua proses.
 Feedback user dan bisnis pada dokumentasi dan training dikumpulkan dan dinilai sebagai √
bagian dari proses kemajuan berlanjutan.

 Dokumentasi dan bahan training biasa dapat diprediksi, tingkat yang baik realibilitas dan
ketersediaan.

 Proses yang muncul untuk menggunakan dokumentasi dan manajemen prosedur yang
otomatis diterapkan.
185
 Pengembangan prosedur yang otomatis terus-menerus terintegrasi dengan pengembangan √
sistem aplikasi, memudahkan konsistensi, dan akses user.
 Training bisnis dan user responsif pada kebutuhan bisnis. √
 Manajemen IT sedang mengembangkan matrik bagi pengembangan dan penyampaian dari
dokumantasi, bahan training, dan program training. √
5  Proses untuk dokumentasi operasional dan user ditingkatkan melalui adopsi metode dan √
Optimised tools baru.
 Bahan prosedur dan bahan training dilakukan seperti mengembangkan knowledge base √
secara konstan yang dirawat secara elektronik menggunakan manajemen knowledge
terbaru, alir kerja, dan distribusi teknologi, membuat dapat diakses dan mudah untuk
dirawat. √
 Proses perolehan dan perawatan untuk infrastruktur teknologi proaktif dan bersekutu
degan aplikasi bisnis penting dan arsitektur teknologi. √
 Bahan training dan dokumentasi diperbarui untuk mencerminkan organisasional,
operasional, dan perubahan software.
 Pengembangan dokumentasi dan bahan training dan penyampaian program training secara √
penuh terintegrasi dengan bisnis dan dengan definisi proses bisnis, jadi mendukung
kebutuhan seluruh perusahaan, dari pada hanya prosedur-prosedur berorientasi IT.

AI 5 – Memperoleh Sumber Daya IT


Manajemen proses memperoleh sumber daya IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dengan meningkatkan
hemat biaya IT dan kontribusinya pada keuntungan bisnis adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Tidak ada proses perolehan sumber daya IT yang baik pada tempatnya. √
Non Existent  Perusahaan tidak mengenali kebutuhan bagi kebijakan dan prosedur perolehan yang jelas untuk
memastikan bahwa semua sumber daya IT tersedia tepat waktu dan efisiensi biaya. √
1  Perusahaan telah mengenali kebutuhan kebijakan dan prosedur terdokumentasi yang menghubungkan √
Initial/ perolehan IT pada proses perolehan seluruh perusahaan bisnis.
Ad-hoc  Kontrak untuk perolehan sumber daya IT dikembangkan dan dikelola dengan manajer proyek dan √
individu lainya dengan melatih keputusan profesional mereka bukannya sebagai hasil dari prosedur
dan kebijakan formal.
 Ada hubungan khusus antara perolehan perusahaan dan proses manajemen kontrak dan IT. √
 Kontrak bagi perolehan dikelola pada akhir proyek bukannya terus-menerus √
2  Ada kesadaran perusahaan atas kebutuhan prosedur dan kebijakan dasar bagi perolehan IT. √
Repeatable  Prosedur dan kebijakan terintegrasi dengan proses perolehan organisasi bisnis. √
but intuitive  Proses perolehan dimanfaatkan untuk proyek sangat besar. √
 Tanggung jawab dan akuntabilitas bagi perolehan IT dan manajemen kontrak ditentukan oleh √
pengalaman Manajer kontrak individual.
 Pentingnya manajemen supplier dan hubungan manajemen dikenal tetapi ditujukan berdasar inisiatif √
individu.
 Proses kontrak sangat dimanfaatkan oleh proyek sangat besar. √

3  Manajemen telah mengadakan kebijakan dan prosedur bagi perolehan IT. √


Define  Kebijakan dan prosedur diarahkan oleh proses perolehan perusahaan bisnis. √
process  Perolehan IT terintegrasi dengan sistem perolehan bisnis. √
 Standard IT bagi perolehan sumber daya IT yang ada. √
 Supplier sumber daya IT terintegrasi dalam mekanisme manajemen proyek perusahaan dari √
 perspektif manajemen kontrak. √
 Manajemen IT mengkomunikasi kebutuhan bagi perolehan yang layak dan manajemen proyek √
seluruh fungsi IT.
4 Manage  Perolehan IT terintegrasi secara penuh dengan sistem perolehan seluruh bisnis. √
and  Standard IT bagi perolehan sumber daya IT digunakan untuk semua perolehan. √
measureable
 Ukuran kontrak dan manajemen perolehan diambil berkait dengan kasus bisnis bagi perolehan IT. √
 Laporan bahwa dukungan sasaran bisnis tersedia. √
 Manajemen selalu sadar pengecualian pada kebijakan dan prosedur bagi perolehan IT. √
 Manajemen yang strategis dari hubungan berkembang. √
 Manajemen IT melakukan penggunaan perolehan dan proses manajemen kontrak untuk semua √
perolehan dengan meninjau ukuran kinerja.
5  Manajemen telah melakukan dan menghasilkan seluruh proses bagi perolehan IT. √

186
Optimised  Manajemen melakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur bagi perolehan IT. √
 Ukuran pada manajemen perolehan dan kontrak dilakukan berkait dengan kasus bisnis untuk √
perolehan IT.
 Hubungan baik terbangun dari waktu ke waktu dengan banyak supplier dan partner dan mutu √
hubungan terukur dan terawasi.
 Hubungan dikelola dengan strategis. √
 Prosedur, kebijakan, standard IT untuk perolehan sumber daya IT dikelola dengan strategis dan √
bereaksi terhadap ukuran proses.
 Manajemen IT mengkomunikasikan pentingnya strategi perolehan yang layak dan manajemen √
kontrak seluruh fungsi IT.
AI 6 – Mengelola Perubahan-perubahan
Manajemen proses mengelola perubahan-perubahan yang memenuhi kebutuhan bisnis IT bereaksi terhadap
kebutuhan bisnis bersama dengan strategi bisnis, selagi mengurangi solusi dan kerusakan penyampaian
layanan dan mengerjakan lagi adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Tidak ada proses manajemen perubahan yang baik dan perubahan dapat dibuat dengan √
Non virtual tanpa kontrol.
Existent  Tidak ada kesadaran bahwa perubahan dapat mengacaukan bagi operasi bisnis dan IT dan √
tidak ada kesadaran keuntungan dari manajemen perubahan yang baik.
1  Dikenal bahwa perubahan harus dikelola dan diawasi. √
Initial/  Praktek beragam dan mungkin bahwa perubahan yang tidak sah terjadi. √
Ad-hoc  Ada sedikit atau tidak ada dokumentasi dari perubahan, dan konfigurasi dokumentasi √
tidak lengkap dan tidak dapat dipercercayai.
 Kesalahan mungkin terjadi bersama dengan interupsi pada lingkungan produksi √
disebabkan oleh manajemen perubahan yang kurang bagus.
2  Ada proses manajemen perubahan informal pada tempatnya dan perubahan mengikuti √
Repeatable pendekatan ini, namun tidak terstruktur, mendasar, cenderung akan error.
but intuitive  Akurasi dokumentasi konfigurasi tidak konsekuen dan hanya perencanaan terbatas dan √
penilaian dampak terjadi lebih dulu sebelum perubahan.
3  Ada proses manajemen perubahan formal yang baik pada tempatnya, mencakup √
Define kategorisasi, prioritasisasi, prosedur-prosedur darurat, autorisasi perubahan, dan
process manajemen pelepasan dan sesuai dengan perkembangan yang cepat.
 Workaround terjadi dan proses-prosesnya sering dilewati. √
 Error mungkin terjadi dan perubahan tidak sah adakalanya terjadi. √
 Analisis dampak perubahan IT pada operasi bisnis menjadi terbentuk untuk mendukung √
perencanaan teknologi dan aplikasi baru.
4  Proses manajemen perubahan dikembangkan dengan baik dan secara konsisten diikuti √
Manage and untuk semua perubahan, dan manajemen yakin bahwa ada sedikit pengecualian.
measureable  Proses efisien dan efektif tetapi bersandar pada prosedur manual dan kontrol untuk √
memastikan bahwa mutu dicapai.
 Semua perubahan adalah subjek perencanaan seksama dan dampak penilaian untuk √
memperkecil kemungkinan masalah tempat produksi.
 Proses persetujuan untuk perubahan sudah pada tempatnya. √
 Dokumentasi manajemen perubahan adalah sekarang dan tepat, dengan perubahan, √
dengan merubah secara formal.
 Dokumentasi konfigurasi umumnya akurat. √
 Perencanaan manajemen perubahan IT dan implementasi √
menjadi terintegrasi dengan perubahan dalam proses bisnis, menjamin bahwa training,
perubahan organisasi, persoalan-persolan kelancaran bisnis ditujukan.
 Ada koordinasi yang meningkat antara manajemen perubahan IT dan perancangan √
kembali proses bisnis.
 Ada proses konsisten untuk mengawasi mutu dan kinerja proses manajemen perubahan. √
5  Proses manajemen perubahan secara teratur ditinjau dan diperbarui untuk tetap sejalan √
Optimised dengan praktek yang baik.
 Proses meninjau mencerminkan hasil dari monitoring. √
 Informasi konfigurasi adalah berbasis komputer dan memberikan kontrol terjemahan. √
 Pelacakan perubahan adalah canggih dan mencakup tools untuk menemukan software √
187
yang tidak sah dan tidak berlisensi.
 Manajemen perubahan IT terintegrasi dengan manajemen perubahan bisnis untuk
memastikan bahwa IT adalah pemungkin dalam meningkatkan produktivitas dan √
menciptakan kesempatan bisnis baru bagi perusahaan.
AI 7 – Memasang dan mengakui solusi-solusi dan perubahan-perubahan.
Manajemen proses memasang dan mengakui solusi-solusi dan perubahan-perubahan yang memenuhi
kebutuhan bisnis IT dengan bekerja sistem baru atau dirubah tanpa masalah utama setelah instalasi adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Ada jarak penuh instalasi formal atau proses penganggkatan dan tidak ada manajemen √
Non senior ataupun staff IT mengenali kebutuhan untuk membuktikan bahwa solusi patut
Existent untuk tujuan dimaksud.
1  Ada kesadaran kebutuhan untuk membuktikan dan menegaskan bahwa solusi-solusi √
Initial/ terimplementasi melayani tujuan yang dimaksud.
Ad-hoc  Testing dilakukan pada beberapa proyek, tetapi inisiatif untuk testing ditinggal pada tim
proyek individu dan pendekatan yang diambil beragam. √
 Pengangkatan formal dan mengakhiri adalah jarang dan tidak ada. √
2  Ada beberapa konsistensi diantara pendekatan testing dan pengangkatan, tetapi tidak √
Repeatable berdasar beberapa metodologi.
but intuitive  Tim pengembangan individu secara normal memutuskan pendekatan testing dan biasanya √
sebuah kemanggkiran dari testing integrasi.
 Ada proses persetujuan informal. √
3  Metodologi formal terkait pada instalasi, migrasi, konversi, dan penerimaan adalah pada √
Define tempatnya.
process  Proses pengangkatan dan instalasi IT terintegrasi dalam daur hidup sistem dan sampai √
taraf tertentu secara otomatis.
 Training, testing, dan transisi pada status produksi dan penganggkatan mungkin untuk √
membedakan dari proses yang baik, berdasar keputusan individu.
 Mutu sistem memasuki produksi adalah tidak konsisten, dengan sistem baru sering √
membangkitkan level penting dari masalah-masalah implementasi utama.
4  Prosedur dirumuskan dan dikembangkan menjadi terorganisir baik dan praktis dengan √
Manage and menentukan prosedur pengangkatan dan lingkungan test yang baik.
measureable  Dalam praktek, semua perubahan utama, pada sistem mengikuti pendekatan terumus ini. √
 Evaluasi pertemuan kebutuhan user berstandard dan terukur, matrik produksi yang secara √
efektif ditinjau dan dianalisis oleh manjemen.
 Mutu sistem memasuki produksi memuaskan untuk manajemen, bahkan dengan level √
yang layak dari masalah implementasi utama.
 Otomasi proses adalah bergantung proyek dan tertentu.
 Manajemen mungkin puas dengan level sekarang dari efisiensi meskipun kurang evaluasi √
dari implementasi utama. √
 Sistem test layak mencerminkan lima lingkungan. √

 Testing tegangan bagi sistem baru dan kemunduran testing bagi keberadaan sistem
diterapkan untuk semua proyek.
5  Proses pengangkatan dan instalasi telah dibersihkan pada tingkat praktek yang baik, √
Optimised berdasar hasil kemajuan yang berlanjut dan perbaikan.
 Proses pengangkatan dan instalasi IT terintegrasi dalam sistem daur hidup dan otomatis √
ketika layak, memfasilitasi sebagian besar training, testing dan transisi pada status
produksi dari sistem baru.
 Lingkungan test berkembang baik, daftar masalah dan proses resolusi kesalahan √
menjamin transisi efisien dan efektif pada lingkungan produksi.
 Proses pengangkatan terjadi selalu tanpa mengolah lagi (rework), dan masalah √
implementasi utama secara normal terbatas pada koreksi kecil.
 Tinjauan implementasi utama bestandard, dengan pelajaran tersalur kembali pada proses √
utuk memastikan kemajuan mutu terus-menerus.
 Testing tegangan bagi sistem baru dan testing kemunduran bagi sistem yang termodifikasi √
secara konsisten diterapkan.

188
LAMPIRAN 3
ANALISA TINGKAT KEMATANGAN TATA KELOLA TI

MATURITY MODEL
Kuesioner ini dikembangkan dari standard pengelolaan IT internasional COBIT (Control
Objectives for Information and Related Technology), dengan fokus domain pada PO
(Planning and Organization) dan AI (Acquisition and Implementation). untuk itu mohon
kiranya Bapak/Ibu dapat memberikan pendapatnya akan pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan dalam kuesioner ini.

Petunjuk Pengisian
Bacalah pernyataan kriteria dari tingkat kematangan dengan seksama, lalu berikan
centang ( √ ) pada pilihan jawaban (Ya/Tidak) untuk setiap pernyataan yang diberikan.

Nama Responden : Ibu Widi


Bagian : Teller
Jabatan : Staff Teller

PO 1 - Mendefinisikan Perencanaan Strategi IT


Manajemen proses mendefinisikan rencana strategi IT yang memenuhi kebutuhan bisnis
IT dari dukungan dan perluasan strategi bisnis dan ketentuan penguasaan ketika trasparan
tentang keuntungan, biaya, dan resiko-resiko, adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0  Perencanaan strategi IT tidak bekerja. √
Non Existent  Tidak ada kesadaran manajemen bahwa perencanaan strategi √
IT diperlukan untuk mendukung tujuan-tujuan bisnis.
1  Kebutuhan untuk perencanaan strategi IT dikenal oleh √
Initial/ manajemen IT.
Ad-hoc  Perencanaan IT dilakukan seperti kebutuhan dasar sebagai √
jawaban atas kebutuhan perusahaan tertentu.
 Perencanaan strategi IT adakalanya didiskusikan pada √
pertemuan manajemen IT.
 Penjajaran kebutuhan bisnis, aplikasi, dan teknologi terjadi √
dengan reaktif dibanding dengan strategi seluruh perusahaan.
 Posisi resiko strategi dikenali dengan tidak formal dalam √
proyek ke proyek
2  Perencanaan strategi IT terbagi dengan manajemen bisnis √
Repeatable sebagai kebutuhan dasar.
but intuitive  Membaharui rencana IT terjadi sebagai jawaban atas √
permintaan manajemen.
 Keputusan yang strategis digerakkan dalam proyek ke proyek, √
tanpa konsistensi dengan seluruh strategi perusahaan.

189
 Resiko-resiko dan keuntungan-keuntungan user dari keputusan √
strategi utama diakui dengan cara intuitif.
3  Sebuah kebijakan menjelaskan kapan dan bagaimana untuk √
Define melakukan perencanaan strategi IT.
process  Perencanaan strategi IT mengikuti pendekatan yang terstruktur √
yang didokumentasikan dan diketahui semua staff.
 Proses perencanaan IT layak bunyi dan menjamin bahwa √
perencanaan sesuai seperti yang dilakukan, namun
kebijaksanaan diberikan pada manajer individual berkenaan
dengan proses implementasi dan tidak ada prosedur untuk
menguji proses.
 Seluruh strategi IT meliputi penjelasan yang konsisten dari √
resiko-resiko yang mana perusahaan rela ambil sebagai sebuah
pembaharuan atau penyokong.
 Strategi teknis, keuangan, dan sumber daya manusia sangat √
mempengarui tambahan produk dan teknologi baru.
 Perencanaan strategi IT didiskusikan saat pertemuan √
manajemen bisnis.
4  Perencanaan strategi IT adalah praktik standard dan eksepsi √
Manage and yang diumumkan oleh manajemen.
measureable  Perencanaan strategi IT adalah fungsi manajemen yang baik √
dengan tanggung jawab tingkat atasan.
 Manajemen dapat mengawasi proses perencanaan strategi IT, √
membuat keputusan jelas dan mengukur keefektifitasannya.
 Perencanaan IT jangka pendek dan jangka panjang terjadi dan √
mengalir ke bawah dalam perusahaan dengan pembaharuan
yang dilakukan seperti yang dibutuhkan.
 Strategi IT dan strategi seluruh perusahaan semakin menjadi √
lebih serasi dengan menunjukan proses bisnis dan kemampuan
nilai tambah dan mengungkit penggunaan aplikasi dan
teknologi melalui merekayasa ulang proses bisnis.
 Ada proses yang baik untuk menentukan penggunaan sumber √
internal dan eksternal yang dibutuhkan dalam operasi dan
pengembangan sistem.
5  Perencanaan strategi IT terdokumentasi, proses hidup secara √
Optimised terus-menerus dipertimbangkan dalam setting tujuan bisnis
dan berakibat pada nilai bisnis yang terlihat melalui investasi
dalam IT.
 Pertimbangan nilai tambah dan resiko terus menerus √
diperbaharui dalam proses perencanaan strategi IT.
 Perencanaan IT realistis dikembangkan dan tetap diperbaharui √
untuk mencerminkan perubahan teknologi dan pengembangan
terkait bisnis.
 Benchmarking terhadap pemahaman yang baik dan norma- √
norma industri dapat dipercaya terjadi dan terintegrasi dengan
proses perumusan strategi.
 Perencanaan yang strategis meliputi bagaimana √

190
pengembangan teknologi baru dapat menggerakkan
penciptaan kemampuan bisnis baru dan meningkatkan
keuntungan kompetitif perusahaan.

PO 2 – Mendefinisikan Arsitektur Informasi


Manajemen proses mendefinisikan arsitektur informasi yang memenuhi kebutuhan bisnis
IT menjadi tangkas dalam menjawab kebutuhan, memberikan keandalan, informasi yang
konsisten tanpa kelim terintegrasi dengan aplikasi dalam proses bisnis adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0  Tidak ada kesadaran pentingnya arsitektur informasi bagi √
Non Existent perusahaan.
 Pengetahuan, keahlian dan tanggung jawab perlu untuk √
mengembangkan arsitektur ini yang tidak ada dalam
perusahaan.
1  Manajemen mengakui kebutuhan untuk arsitektur informasi. √
Initial/  Pengembangan beberapa komponen dari sebuah arsitektur
Ad-hoc informasi terjadi pada dasar tertentu. √
 Definisi menujukan data dibanding informasi, dan digerakkan
oleh tawaran vendor aplikasi software. √
 Ada komunikasi yang jarang-jarang dan tidak konsisten dari
kebutuhan bagi arsitektur informasi. √
2  Proses arsitektur informasi muncul dan mirip, meskipun √
Repeatable informal dan intuitif, prosedur-prosedur diikuti dengan
but intuitive individu-individu yang berbeda di dalam perusahaan.
 Orang-orang mendapat skill mereka dengan membangun √
arsitektur informasi melalui pengalaman yang dimiliki dan
aplikasi teknik-teknik yang diulang.
 Kebutuhan taktis menggerakkan pengembangan komponen √
arsitektur informasi oleh individu-individu.
3  Pentingnya arsitektur informasi dipahami dan diterima, dan √
Define pertanggungjawaban bagi penyampaiannya ditetapkan dan
process dikomunikasikan dengan jelas.
 Prosedur, tools, dan teknik terkait meskipun tidak canggih √
telah distandarisasi dan didokumentasi dan menjadi bagian
aktivitas training informal.
 Kebijakan-kebijakan arsitektur informasi dasar telah √
dikembangkan, meliputi beberapa kebutuhan yang strategis
tetapi sesuai dengan kebijakan-kebijakan, standar-standar, dan
tools dengan tidak konsisten ditekankan.
 Secara formal fungsi administrasi data yang baik adalah pada √
tempatnya, setting standar seluruh perusahaan, dan mulai
untuk melaporkan penyampaian dan penggunaan arsitektur
informasi.
 Tools yang otomatis mulai dikerjakan, tetapi penggunaan √
proses dan peraturan ditetapkan dengan tawaran vendor
software database.
 Aktivitas-aktivitas training formal ditetapkan, didokumentasi, √

191
dan terus diterapkan.
4  Pengembangan dan pelaksanaan arsitektur informasi secara √
Manage and penuh didukung dengan metode dan teknik formal.
measureable  Akuntabilitas bagi kinerja proses pengembangan arsitektur √
dilaksanakan dan keberhasilan arsitektur informasi dapat
diukur.
 Dukungan tools yang otomatis tersebar luas, tetapi belum √
terintegrasi.
 Matrik dasar telah dikenali dan sebuah sistem pengukuran √
adalah pada tempatnya.
 Proses penjelasan arsitektur informasi adalah proaktif dan √
terfokus pada tujuan kebutuhan bisnis masa depan.
 Organisasi administrasi data secara aktif terlibat dalam semua √
usaha-usaha pengembangan aplikasi, untuk menjamin
kemantapan.
 Penyimpanan yang otomatis dengan penuh diterapkan. √
 Model data lebih komplek diterapkan untuk mengungkit isi √
informasi dari database.
 Sistem informasi eksekutif dan sistem pendukung keputusan √
mengungkit ketersediaan informasi.
5  Arsitektur informasi secara konsisten dilaksanakan pada √
Optimised semua level.
 Nilai arsitektur informasi pada bisnis terus-menerus √
ditekankan.
 Personal IT mempunyai keahlian dan skill yang perlu untuk √
membangun dan menjaga arsitektur informasi yang kuat dan
responsif yang mencerminkan kebutuhan semua bisnis.
 Informasi diberikan oleh arsitektur informasi diterapkan
dengan tetap dan luas. √
 Pengunaan luas dilakukan dari praktek terbaik industri dalam
pengembangan dan perawatan arsitektur informasi mencakup √
proses kemajuan yang berlanjut.
 Strategi untuk mengungkit informasi melalui data
pergudangan dan teknologi data mining yang baik. √
 Arsitektur informasi sedang meningkat terus-menerus, dan

mempertimbangkan dengan seksama informasi non-tradisional
pada proses-proses, organisasi-organisasi, dan sistem-sistem.

PO 3 – Menentukan Arah Teknologi


Manajemen proses mendefinisikan arah teknologi yang memenuhi kebutuhan bisnis IT
menjadi stabil dan terintegrasi hemat biaya dan sistem aplikasi standard, sumber daya,
dan kemampuan-kemampuan yang yang diperlukan bisnis sekarang dan yang akan datang
adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0  Tidak ada kesadaran pentingnya perencanaan infrastruktur

Non Existent teknologi yang sungguh-sungguh ada.
 Pengetahuan dan keahlian perlu untuk mengembangkan √
192
sebagaimana perencanaan teknologi yang tidak ada.
 Ada jarak pemahaman bahwa perencanaan bagi perubahan √
teknologi adalah penting untuk menyediakan sumber daya
dengan efektif.
1  Manajemen mengenali kebutuhan bagi perencanaan √
Initial/ infrastruktur teknologi.
Ad-hoc  Pengembangan komponen teknologi dan implementasi √
teknologi baru adalah khusus dan asing.
 Ada reaktif dan pendekatan terfokus secara operasional pada √
perencanaan infrastruktur.
 Arah teknologi digerakkan oleh perencanaan evolusi produk √
sering bertentangan diantara hardware, sistem software dan
vendor software aplikasi.
 Komunikasi dari dampak potensial perubahan dalam √
teknologi adalah tidak konsisten.
2  Kebutuhan untuk dan pentingnya perencanaan teknologi √
Repeatable dikomunikasikan.
but intuitive  Perencanaan adalah taktis dan terfokus pada solusi teknis √
pembangkit pada masalah-masalah teknis, dibanding
penggunaan teknologi untuk kebutuhan bisnis.
 Evaluasi perubahan teknologi ditinggalkan untuk √
membedakan individu-individu yang mengikuti intuitif tetapi
serupa proses. √
 Orang-orang mendapat skillnya dalam perencanaan
teknologi melalui pembelajaran dan aplikasi teknik-teknik √
yang diulang.
 Teknik dan standar umum muncul untuk pengembangan
komponen infrastruktur.
3  Manajemen sadar akan pentingnya perencanaan infrastruktur √
Define teknologi.
process  Proses pengembangan perencanaan infrastruktur teknologi √
layak bunyi dan dilakukan bersama dengan rencana strategi
IT. √
 Perencanaan infrastruktur teknologi yang baik,
terdokumentasi, dan berkomunikasi baik, tetapi tidak √
konsisten diterapkan.
 Arah infrastruktur teknologi meliputi pemahaman dimana
perusahaan ingin untuk mendorong atau meninggalkan √
penggunaan teknologi, berdasar resiko-resiko dan
persekutuan strategi perusahaan.
 Vendor utama dipilih berdasar pemahaman teknologi jangka √
panjang dan rencana pengembangan produk, dengan
konsisten dengan arah perusahaan.
 Ada komunikasi dan training formal dari peran dan tanggung
jawab.
4  Manajemen menjamin pegembangan dan perawatan √
Manage and perencanaan infrastruktur teknologi.

193
measureable  Staff IT mempunyai keahlian dan skill penting untuk √
mengembangkan perencanaan infrastruktur teknologi.
 Dampak potensial perubahan dan penemuan teknologi √
dipertimbangkan.
 Manajemen dapat mengenali penyimpangan dari √
perencanaan dan antisipasi masalah-masalah.
 Tanggung jawab untuk pengembangan dan perawatan √
perencanaan infrastruktur teknologi dkerjakan.
 Proses pengembangan perencanaan infrastruktur teknologi √
yang canggih dan tanggap terhadap perubahan.
 Praktek internal yang baik dikenalkan dalam proses. √
 Strategi sumber daya manusia berjalan bersama arah √
teknologi untuk memastikan bahwa staff IT dapat mengelola
perubahan teknologi.

 Perencanaan migrasi untuk mengenalkan teknologi baru

yang baik.
 Outsourcing dan kerjasama sedang diungkit untuk

mengakses keahlian dan skill penting.
 Manajemen telah menganalisis penerimaan resiko terkait
mendorong atau meninggalkan penggunaan teknologi dalam
mengembangkan kesempatan bisnis baru atau efisiensi
operasional.
5  Fungsi penelitian ada untuk meninjau kemunculan dan √
Optimised keterlibatan teknologi dan benchmark perusahaan terhadap
norma industri. √
 Arah perencanaan infrastruktur teknologi diarahkan oleh
industri, standar internasional, dan pengembangan, dibanding
digerakkan oleh vendor teknologi. √
 Dampak bisnis potensial dari perubahan teknologi ditinjau
kembali pada level manajemen senior. √
 Ada persetujuan eksekutif formal baru dan merubah arah
teknologi. √
 Yang sungguh-sungguh ada mempunyai perencanaan
infrastruktur teknologi yang hebat yang mencerminkan
kebutuhan bisnis, responsif dan dapat dimodifikasi untuk
mencerminkan perubahan-perubahan dalam lingkungan √
bisnis.
 Ada proses yang dilakukan dan terus menerus pada √
tempatnya untuk meningkatkan perencanaan infrastruktur
teknologi.
 Praktek terbaik industri secara ekstensif digunakan dalam
menentukan arah teknis.

PO 4 – Mendefinisikan Proses, Organisasi dan Hubungan IT.


Manajemen proses mendefinisikan proses, organisasi, dan hubungan IT yang memenuhi
kebutuhan bisnis IT menjadi kuat dalam menjawab strategi bisnis ketika menyetujui

194
dengan ketentuan penguasaan dan memberikan yang baik dan komponen titik kontak
adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0  Organisasi IT tidak secara efektif terbangun untuk √
Non Existent memfokuskan prestasi sasaran bisnis.
1  Fungsi dan aktivitas IT reaktif dan tidak konsisten √
Initial/ diterapkan. √
Ad-hoc  IT terlibat dalam proyek bisnis hanya dalam langkah √
kemudian.
 Fungsi IT dipertimbangkan sebagai fungsi pendukung, tanpa √
perspektif seluruh perusahaan.
 Ada sebuah pemahaman jelas dari kebutuhan untuk
organisasi IT; namun demikian peran dan tanggung jawab
tidak formal dan tidak dilakukan.
2  Fungsi IT dibuat untuk menjawab secara taktis, tetapi √
Repeatable dengan tidak konsisten, pada kebutuhan pelanggan dan
but intuitive hubungan vendor. √
 Kebutuhan untuk organisasi yang terstruktur dan manajemen
vendor dikomunikasikan, tetapi keputusan masih bergantung
pada pengetahuan dan skill utama individu. √
 Kemunculan teknik-teknis umum untuk mengelola
organisasi IT dan hubungan vendor.
3  Peran dan tanggung jawab yang baik bagi organisasi IT dan √
Define pihak ketiga yang ada.
process  Organisasi IT dikembangkan, didokumentasi, dan √
dikomunikasikan dan bersama dengan strategi IT.
 Lingkungan kontrol internal baik adanya. √
 Ada formulasi hubungan dengan kelompok-kelompok lain, √
meliputi steering committee/SC (komisi pengendali), internal
audit, dan manajemen vendor.
 Organisasi IT secara lengkap sempurna. √
 Ada definisi fungsi yang dilakukan oleh personel IT dan itu √
dilakukan oleh user.
 Kebutuhan staff IT penting dan keahlian yang baik dan √
memuaskan.

 Ada definisi hubungan formal dengan user dan pihak ketiga.

 Divisi peran dan tanggung jawab yang baik dan diterapkan.

4  Organisasi IT dengan proaktif menjawab untuk merubah dan √


Manage and memasukkan semua peran penting untuk mengejar
measureable kebutuhan bisnis.
 Manajemen IT, kepemilikan proses, akuntabilitas, dan √
tanggung jawab jelas dan berimbang.
 Praktek internal yang baik telah diterapkan dalam √
perusahaan dari fungsi IT.
 Manajemen IT sesuai keahlian dan skill untuk menetapkan, √
menerapkan, dan mengawasi hubungan dan perusahaan
195
yangdisukai.
 Matrik terukur untuk mendukung sasaran-sasaran bisnis dan
faktor-faktor keberhasilan penting user dibakukan. √
 Inventarisasi skill tersedia untuk mendukung proyek √
pengembangan profesional dan staff.
 Keseimbangan antara skill dan sumber daya tersedia secara √
internal dan itu diperlukan dari perusahaan luar yang baik
dan dilakukan.
 Struktur organisasi IT mencerminkan kebutuhan bisnis √
dengan memberikan layanan bersama dengan proses bisnis
yang strategis, bukannya dengan teknologi-teknologi asing.
5  Struktur organisasi IT fleksibel dan adaptif. √
Optimised  Prakrek terbaik industri disebarkan. √
 Ada penggunaan teknologi yang luas untuk membantu dalam √
mengawasi kinerja proses-proses dan organisasi IT.
 Teknologi diungkit sejalan untuk mendukung kompleksitas √
dan distribusi geografis organisasi.
 Ada proses kemajuan berlanjut pada tempatnya. √

PO 5 - Mengelola Investasi IT
Penerapan TI di perusahaan harus disertai dengan evaluasi/penilaian pembiayaan dan
keuntungan yang menyertainya.
LEVEL KRITERIA Y T
0  Tidak ada kekhawatiran terhadap kepentingan pemilihan √
Non Existent investasi IT dan besaran dana.
 Tidak ada pelacakan atau pegawasan terhadap investasi IT. √
1  Organisasi mengenali/mengakui kebutuhan pengaturan √
Initial/ investasi IT tetapi kebutuhan ini masih terkomunikasi secara
Ad-hoc tidak konsisten.
 Alokasi tanggung jawab pemilihan investasi IT dan besaran √
dana pembangunan telah dikerjakan oleh sebuah basis ad
hoc.
 Implementasi pemilihan IT dan pendanaan yang terisolasi √
muncul dengan dokumentasi tidak resmi.
 Investasi IT dihakimi pada sebuah basis ad hoc √
 Muncul keputusan yang relatif dan secara operasional √
terfokus pada pendanaan..
2  Terdapat sebuah sedikit pengertian yang implisit terhadap √
Repeatable kebutuhan pemilihan investasi IT dan pendanaan.
but intuitive  Kebutuhan untuk yang terpilih dan pendanaannnya telah √
terkomunikasi. Perbedaannya tergantung pada inisiatif
perseorangan dalam organnisasi.
 Terdapat sebuah teknik umum yang darurat untuk √
membangun komponen IT.
 Muncul keputusan reaktif dan taktik pendanaan. √
3  Kebijaksanaan dan proses untuk investasi dan pendanaan √
Define terdeskripsi, terdokumentasi dan dikomunikasikan, dan
196
process menutupi kunci bisnis dan isu/berita teknologi.
 Pendanaan IT selaras dengan strategi IT dan rencana bisnis √
 Proses pendanaan dan pemilihan IT terformula, √
didokumentasikan dan dikomunikasikan
 Training formal adalah darurat namun merupakan kebutuhan √
dasar tiap inisiatif individu
 Pendekatan formal dari pemilihan investasi IT dan √
pendanaan menjadi faktor utama
 Staf IT mempunyai pengalaman dan ketrampilan yang √
dibutuhkan untuk membuat pendanaan IT.
 Merekomendasikan investasi IT yang sesuai. √
4  Tanggung jawab dan akuntabilitas untuk pemilihan investasi √
Manage and IT dan pendanaan ditugaskan kepada individu tertentu.
measureable  Variasi pendanaan teridentifikasi dan resolved.
 Analisa pengeluaran formal diketahui meliputi pengeluaran √
langsung dan tidak langsung dari operasi yang ada termasuk √
investasi yang dituju, dan juga mempertimbangkan seluruh
pengeluaran daur hidup.
 Digunakan proses proaktif dan standar pendanaan
 Sumber daya manusia bidang IT diakui pada rencana √

Investasi
 Keuntungan dan pengembalian dihitung di terms finansial √
dan non-finansial.
5  Praktek terbaik industri biasanya digunakan sebagai √
Optimised contoh/standar dan pendekatan identifikasi untuk
meningkatkan efektifitas investasi Analisa pembangunan
teknologi digunakan di pemilihan investasi dan proses
pendanaan
 Proses manajemen investasi bertambah secara terus menerus √
berdasar pelajaran yang dipelajari dari analisa performa
investasi yang nyata/aktual,
 Keputusan-keputusan investasi menyertakan kecendurangan √
kenaikan harga
 Alternatif-alternatif pembiayaan di evaluasi dalam konteks √
organisasi
 Analisa biaya jangka panjang dan keuntungan dari semuanya √
disatukan dengan keputusan investasi

PO 6 - Communicate Management Aims and Direction


Penerapan TI harus didukung oleh kebijakan manajemen perusahaan, dan manajemen
harus berperan aktif dalam menjadikan kebijakan terkait TI menajdi kebijakan
perusahaan secara umum.
LEVEL KRITERIA Y T
0  Manajemen tidak menyediakan/terdapat sebuah informasi √
Non Existent kontrol lingkungan yang positif
 Tidak ada pengakuan akan kebutuhan ketersediaan satu set √

197
kebijaksanaan, prosedur, standarisasi dan proses komplain.
1  Manajemen bereaksi terhadap persyaratan kontrol √
Initial/ lingkungan informasi..
Ad-hoc  Kebijaksanaan, prosedur dan standarisasi dibangun dan √
dikomunikasikan kepada sebuah basis Ad Hoc yang
didasarkan pada isu yang berkembang.
 Proses Pembangunan, Komunikasi dan Komplain dilakukan √
secara informal dan tidak consistent.
2  Manajemen mempunyai pengertian implicit (tersirat) dari √
Repeatable kebutuhan dan persyaratan sebuah kontrol lingkungan
but intuitive informasi yang efektif, tetapi secara praktikal sebagian besar
dilakukan informal. √
 Manajemen telah mengkomunikasian kebutuhan akan
kebijaksanaan control, prosedur dan standarisasi, tetapi
pembangunan diserahkan kepada manager secara perorangan
dan area bisnis.
 Kualitas dikenali sebagai filosofi yang diinginkan untuk √
diikuti tetapi kenyataannya diserahkan kepada manager
perseorangan
 Training dilakukan kepada perseorangan sebagai dasar √
persyaratan.
3  Manajemen membangun, mendokumentasikan sebuah √
Define control informasi yang komplit, dan juga membuat
process manajemen kualitas yang termasuk didalamnya adalah
kebijakan-kebijakan, prosedur dan standarisasi
 Proses kebijakan yang telah ada di dalam departemen √
dilakukan secara terstruktur, terawat dan diketahui seluruh
staf. Prosedur dan standarisasi yang ada dapat diterima dan
meliputi beberapa isu elemen
 Manajemen telah mengirimkan peringatan pesan keamanan √
IT yang penting.
 Training resmi dapat mensupport kontrol lingkungan √
informasi tetapi sulit diterima.
 Selama ada pembangunan kembang api untuk menghormati √
kebijaksanaan control dan standar, terdapat ketidak
konsistenan pada pengawasan terhadap kebijakan dan
standarisasi ini.
4  Management menerima tanggung jawab untuk kebijakan √
Manage and control komunikasi internal dan mendelegasikan tanggung
measureable jawab dan mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk
mempertahankan lingkungan berada pada jalurnya di
perubahan secara signifikan
 Control positif, lingkungan control informasi, termasuk √
sebuah komitmen untuk kualitas dan peringatan keamanan
IT, telah disediakan
 Satu set lengkap kebijaksaan, prosedur dan standarisasi telah √
disiapkan, dirawat dan dikomunikasikan dan membutuhkan

198
praktis internal yang baik.
5  Lingkungan control informasi adalah sejajar dengan strategi √
Optimised manajemen framework dan pandangan dan secara teratur
diperhatikan, diupdate dan berkembang secara periodik.
 Ahli urusan dalam dan luar ditunjuk untuk meyakinkan
bahwa praktik industri terbaik akan segera diadopsi dengan √
penghormatan untuk mengontrol arah dan teknik
komunikasi. Pengawasan, control diri dan pengecekan
compliance dilakukan secara teratur oleh organisasi.
 Teknologi digunakan untuk mempertahankan kebijaksanaan
dan dasar pengetahuan kewaspadaan dan untuk √
mengoptimalkan komunikasi menggunakan automation
kantor dan alat dasar computer training.

PO 7 – Mengelola SDM IT
Manajemen proses mengelola sumber daya manusia IT yang memenuhi kebutuhan bisnis
IT yang kompeten dan memotivasi orang untuk membuat dan menyampaikan layanan IT
adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Tidak ada kesadaran bahwa pentingnya persekutuan √
Non Existent manajemen sumber daya manusia IT dengan proses
perencanaan teknologi bagi perusahaan.
 Tidak ada orang atau kelompok secara formal bertanggung √
jawab bagi manajemen sumber daya manusia IT.
1  Manajemen mengenali kebutuhan bagi manajemen sumber √
Initial/ daya manusia IT.
Ad-hoc  Proses manajemen sumber daya manusia IT reaktif dan √
informal.
 Proses manajemen sumber daya manusia IT secara √
operasional terfokus menggunakan dan mengelola personel
IT. √
 Kesadaran berkembang mengenai dampak bahwa perubahan
teknologi dan bisnis cepat dan solusi komplek terus
meningkat berakibat pada kebutuhan skill baru dan tingkat
kompetensi.
2  Ada pendekatan taktis untuk menggunakan dan mengelola √
Repeatable sumber daya manusia IT digerakkan oleh kebutuhan proyek
but intuitive tertentu, bukannya oleh keseimbangan pemahaman dari
ketersediaan internal dan eksternal staff yang terampil.
 Training informal terjadi untuk personel baru, yang lalu √
menerima training pada dasar yang dibutuhkan.

3  Ada proses dokumentasi dan baik untuk mengelola sumber √


Define daya manusia IT.
process  Perencanaan manajemen sumber daya manusia IT ada. √
 Ada pendekatan strategis untuk menggunakan dan √

199
mengelola personel IT. √
 Perencanaan training formal dirancang untuk mencapai
kebutuhan sumber daya manusia IT. √
 Program pemutaran, dirancang untuk memperluas
kemampuan manajemen bisnis yang mantap.
4  Tanggung jawab pengembangan dan pemeliharaan √
Manage and perencanaan manajemen sumber daya manusia IT telah
measureable ditugaskan pada individu dan kelompok tertentu dengan
dibutuhkan keahlian dan skill yang penting untuk
mengembangkan dan memelihara perencanaan.
 Proses perkembangan dan pengelolaan perencanaan √
manajemen sumber daya manusia IT responsif pada
perubahan.
 Perusahaan telah menstandarisasi ukuran yang membolehkan √
untuk mengenali penyimpangan dari perencanaan
manajemen sumber daya manusia IT, dengan penekanan
tertentu dan pengelolaan perkembangan personel IT dan
mutasi. √
 Tinjauan kompensasi dan kinerja dibangun dan
dibandingkan pada praktek terbaik industri dan perusahaan
IT lainnya.
 Manajemen sumber daya manusia IT proaktif √
mempertimbangkan arah karir.
5  Perencanaan manajemen sumber daya manusia IT diperbarui √
Optimised terus-menerus untuk mencapai perubahan kebutuhan bisnis.
 Manajemen sumber daya manusia IT terintegrasi dengan √
perencanaan teknologi, menjamin pengembangan optimal,
dan penggunaan ketersediaan skill IT.
 Manajemen sumber daya manusia IT terintegrasi dengan dan √
responsif pada kesatuan arah yang strategis.
 Komponen perencanaan manajemen sumber daya manusia √
IT konsisten dengan praktek terbaik industri, seperti
kompensasi, penilaian prestasi, partisipasi dalam forum
industri, trasfer pengetahuan, training dan pengawasan.
 Program-program training dikembangkan untuk semua √
standar teknologi baru dan produk lebih dulu pada
penyebarannya di perusahaan.

PO 8 – Mengelola Mutu
Manajemen proses mengelola mutu yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk IT dengan
kemajuan berlanjut dan terukur dari mutu layanan IT yang diberikan adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Peruasahaan kekurangan proses perencanaan QMS dan √
Non Existent metodologi daur hidup pengembangan sistem (SDLC).
 Manajemen senior dan staff IT tidak mengenali bahwa √
mutu program perlu.

200
 Proyek dan operasi tidak pernah ditinjau mutunya. √
1  Ada kesadaran manajemen kebutuhan untuk QMS. √
Initial/  QMS digerakkan oleh individu-individu dimana itu terjadi. √
Ad-hoc  Manajemen membuat keputusan informal pada mutu. √
2  Program yang sedang dibangun untuk menetapkan dan √
Repeatable but mengawasi aktivitas QMS dalam IT.
intuitive  Aktivitas-aktivitas QMS yang tidak terjadi terfokus pada √
proyek IT dan inisiatif berorientasi proses, tidak pada
proses seluruh perusahaan.
3  Proses QMS yang baik telah dikomunikasikan oleh √
Define process manajemen dan mencakup manajemen IT dan end-user.
 Program training dan pendidikan muncul untuk mengajar √
semua level perusahaan tentang mutu.
 Harapan mutu dasar menjadi jelas dan terbagi diantara √
proyek-proyek dan dalam perusahaan IT.
 Praktek dan tools sederhana bagi menajemen mutu muncul. √
4  QMS ditujukan pada semua proses, meliputi proses-proses √
Manage and dengan kepercayaan pada pihak ketiga.
measureable  Knowledge base berstandard sedang dibangun untuk √
matrik mutu.
 Metode analisis biaya/keuntungan digunakan untuk √
membenarkan inisiatif QMS.
 Benchmarking terhadap industri dan pesaing muncul. √
 Program training dan pendidikan telah didirikan untuk √
mengajar semua level perusahaan tentang mutu.
 Praktek dan tools sedang distandarisasi dan analisis sebab √
utama secara periodik dilakukan.
 Survey kepuasan mutu secara konsisten dilakukan. √

 Program berstandar untuk mengukur mutu adalah pada
tempatnya dan terstruktur dengan baik.

 Manajemen IT sedang membangun knowledge base untuk
matrik mutu.
5  QMS terintegrasi dan dilakukan pada semua altivitas- √
Optimised aktivitas IT. √
 Proses-proses QMS fleksible dan dapat menyesuaikan diri
pada perubahan-perubahan lingkungan IT. √
 Knowledge base untuk matrik mutu ditingkatkan dengan
praktek terbaik eksternal. √
 Benchmarking terhadap standar eksternal secara rutin √
dilakukan.
 Survey kepuasan mutu adalah proses terus-menerus dan
mendorong analisis sebab utama dan tindakan perbaikan.

PO 9 – Menilai dan Mengelola Resiko-resiko IT


Manajemen proses dari menilai dan mengelola resiko-resiko IT yang memenuhi
kebutuhan bisnis IT dari analisis dan komunikasi resiko-resiko IT dan dampak
potensialnya pada proses dan tujuan bisnis adalah :
201
LEVEL KRITERIA Y T
0  Penilaian resiko untuk proses dan keputusan bisnis tidak √
Non Existent terjadi.
 Perusahaan tidak mempertimbangkan dampak bisnis terkait √
dengan celah keamanan dan ketidakpastian pengembangan
proyek.
 Manajemen resiko tidak dikenali terkait dengan perolehan √
solusi IT dan penyampaian layanan IT.
1  Resiko-resiko IT dipertimbangkan dalam cara khusus. √
Initial/  Penilaian informal resiko proyek terjadi ditentukan oleh √
Ad-hoc setiap proyek.
 Penilaian resiko kadang-kadang dikenali dalam √
perencanaan proyek tetapi jarang ditugaskan pada manajer
tertentu.
 Resiko-resiko terkait IT tertentu seperti keamanan, √
ketersediaan, dan integritas adakalanya dipertimbangkan
dalam proyek-proyek.
 Operasi hari ke hari mempengarui resiko-resiko terkait IT √
jarang dibicarakan pada pertemuan manajemen.
 Dimana resiko-resiko telah dipertimbangkan, kelonggaran √
tidak konsekuen.
 Muncul pemahaman bahwa resiko-resiko IT penting dan √
perlu dipertimbangkan.
2  Pendekatan penilaian resiko berkembang dan belum √
Repeatable but matang ada dan diterapkan pada kebijakan manajer proyek.
intuitive  Manajemen resiko selalu pada level tinggi dan diterapkan √
hanya pada proyek utama atau sebagai jawaban atas
masalah-masalah.
 Proses kelonggaran resiko mulai diterapkan dimana resiko √
dikenali.
3  Kebijakan manajemen resiko seluruh perusahaan √
Define process menetapkan kapan dan bagaimana untuk melakukan
penilaian resiko.
 Manajemen resiko mengikuti proses yang baik yang √
terdokumentasi.
 Training manajemen resiko tersedia untuk semua staff. √
 Keputusan-keputusan untuk mengikuti proses manajemen √
resiko dan untuk menerima training tertinggal pada
keleluasaan individu.
 Metodologi untuk penilaian resiko menyakinkan dan √
bersuara dan memastikan bahwa resiko utama pada bisnis
dikenali.
 Sebuah proses untuk mengurangi resiko-resiko utama √
selalu diadakan sekali saat resiko dikenali.

 Deskripsi-deskripsi pekerjaan mempertimbangkan
tanggung jawab manajemen resiko.
4  Manajemen dan penilaian resiko adalah prosedur standard. √
202
Manage and  Pengecualian pada proses manajemen resiko dilaporkan √
measureable pada manajemen IT.
 Manajemen resiko IT adalah tanggung jawab manajemen √
senior.
Resiko dinilai dan dikurangi pada level proyek individu
dan juga secara teratur terkait seluruh operasi IT.
 Manajemen disarankan pada perubahan dalam bisnis dan √
lingkungan IT yang dengan mantap mempengarui skenario
resiko terkait IT.
 Manajemen dapat mengawasi posisi resiko dan membuat √
keputusan terang mengenai pembukaan, dan rela untuk
menerima.
 Semua resiko dikenali pemilik yang diangkat dan √
manajemen senior dan manajemen IT telah menentukan
tingkat resiko yang perusahaan akan hadapi.
 Manajemen IT telah mengembangkan ukuran-ukuran √
standard untuk menilai resiko dan melukiskan rasio
resiko/keuntungan.
 Manajemen mengatur untuk proyek manajemen resiko √
operasional untuk menaksir kembali resiko-resiko secara
reguler.

 Database manajemen resiko dibangun dan bagian dari
proses manajemen resiko mulai diotomatiskan.
Manajemen IT mempertimbangkan strategi-strategi
kelonggaran resiko.
5  Manajemen resiko telah mengembangkan pada langkah √
Optimised dimana terstruktur, proses seluruh perusahaan dilakukan
dan dikelola baik.
 Praktek-praktek yang baik diterapkan seluruh perusahaan. √
 Penangkapan, analisis, dan pelaporan data manajemen √
resiko sangat otomatis.
 Petunjuk ditarik dari pimpinan-pimpinan dalam bidang itu √
dan perusahaan IT mengambil bagian dalam kelompok
sejawat untuk bertukar pengalaman.
 Manajemen resiko adalah sungguh terintegrasi dalam √
semua bisnis dan operasi IT diterima dengan baik, secara
ekstensif mencakup user dari layanan IT.
 Manajemen akan menemukan dan bertindak ketika √
operasional IT utama dan keputusan investasi dibuat tanpa
pertimbangan perencanaan manajemen resiko.

 Manajemen terus-menerus menaksir strategi-strategi
kelonggaran resiko.

PO 10 – Mengelola Proyek-proyek
Manajemen proses mengelola proyek-proyek yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dari
penyampaian hasil proyek di dalam kerangka waktu yang disetujui, biaya, dan mutu
adalah :

203
LEVEL KRITERIA Y T
0  Teknik-teknik manajemen proyek tidak digunakan dan √
Non Existent perusahaan tidak mempertimbangkan dampak bisnis terkait
salah urus proyek dan kegagalan pengembangan proyek.
1  Penggunaan teknik dan pendekatan manajemen proyek di √
Initial/ dalam IT meninggalkan keputusan pada individu manajer IT.
Ad-hoc  Ada jarak komitmen manajemen pada kepemilikan proyek √
dan manajemen proyek.
 Keputusan penting pada manajemen proyek dibuat tanpa √
manajemen user atau input pelanggan.
 Sedikit atau tidak ada pelanggan dan keterlibatan user dalam √
menggambarkan proyek-proyek IT.
 Tidak ada kejelasan perusahaan di dalam IT untuk √
manajemen proyek.
 Peran dan tanggung jawab untuk manajemen proyek tidak √
jelas. √
 Proyek-proyek, rencana-rencana, dan kejadian penting
kurang jelas. √
 Waktu dan biaya pegawai proyek tidak sejalan dan
dibanding angaran-angaran.
2  Manajemen senior telah memperoleh dan berkomunikasi √
Repeatable kesadaran kebutuhan untuk manajemen proyek IT.
but intuitive  Perusahaan adalah dalam proses pengembangan dan √
pemanfaatan beberapa teknik dan metode dari proyek ke
proyek. √
 Proyek IT secara informal menentukan bisnis dan sasaran √
teknis.
 Dibatasi keterlibatan pemegang saham dalam manajemen √
proyek IT.
 Petunjuk awal telah dikembangkan untuk beberapa aspek √
dari manajemen proyek.
 Aplikasi petunjuk manajemen proyek diserahkan pada
kebijaksanaan manajer proyek individu.
3  Metodologi dan proses manajemen proyek IT telah dibangun √
Define dan dikomunikasikan.
process  Proyek-proyek IT ditentukan dengan bisnis sesuai dan √
sasaran teknis.
 Manajemen bisnis dan senior IT mulai terikat dan terlibat √
dalam manajemen proyek-proyek IT.
 Kantor manajemen proyek dibangun di dalam IT, dengan √
peran dan tanggung jawab awal tertentu.
 Proyek-proyek IT diawasi dengan baik dan memperbarui √
kejadian penting, rencana, biaya, dan ukuran kinerja.
 Training manajemen proyek adalah hasil utama dari inisiatif √
staff individu.
 Prosedur jaminan mutu dan aktivitas penerapan pusat sistem √
telah ditentukan tetapi tidak luas diterapkan oleh manajer-
204
manajer IT. √
 Proyek mulai dikelola seperti portofolio.
4  Manajemen memerlukan matrik proyek standard dan formal √
Manage and dan pelajaran yang ditinjau mengikuti penyelesaian proyek.
measureable  Manajemen proyek diukur dan dievaluasi seluruh √
perusahaan tidak hanya di dalam IT.
 Kemajuan pada proses manajemen proyek dirumuskan dan √
dikomunikasikan dengan anggota tim proyek mengarah ke
kemajuan.
 Manajemen IT telah diterapkan struktur organisasi proyek √
dengan peran dan tanggung jawab terdokumentasi dan
kriteria kinerja staff. √
 Kriteria untuk menilai keberhasilan pada setiap kejadian
penting ditetapkan. √
 Nilai dan resiko diukur dan dikelola lebih dulu, selama dan
setelah penyelesaian proyek. √
 Proyek-proyek terus meningkat menujukan sasaran
perusahaan dari pada hanya satu IT tertentu. √
 Dukungan proyek kuat dan aktif dari sponsor manajemen

senior maupun pemegang saham.
 Trainig manajemen proyek yang relevan direncanakan untuk
staff dalam kantor manajemen proyek dan seluruh pihak IT.
5  Metodologi program dan proyek daur hidup penuh terbukti √
Optimised diterapkan, dilakukan, diintegrasikan dalam budaya seluruh
perusahaan.
 Sebuah inisiatif terus-menerus untuk mengenali dan √
melembagakan praktek manajemen proyek terbaik telah
diterapkan. √
 Strategi IT untuk pengembangan sumber daya dan proyek
operasional ditetapkan dan diterapkan. √
 Kantor manajemen proyek terintegrasi bertanggung jawab
untuk proyek-proyek dan program-program dari permulaan
ke penerapan selanjutnya. √
 Perencanaan seluruh perusahaan dari program-program dan
proyek-proyek memastikan bahwa user dan sumber daya IT
dimanfaatkan terbaik untuk mendukung inisiatif-inisiatif
yang strategis

AI 1 – Identifikasi Solusi Yang Otomatis


Manajemen proses identifikasi solusi yang otomatis yang memenuhi kebutuhan bisnis IT
dalam mewujudkan fungsional bisnis dan kebutuhan kontrol dalam rancangan yang
efektif dan efisien dari solusi yang otomatis adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Perusahaan tidak memerlukan identifikasi fungsional dan √
Non Existent persyaratan operasional untuk pengembangan, implementasi
atau modifikasi solusi, seperti sistem, layanan, infrastruktur,

205
software, dan data. √
 Perusahaan tidak menjaga kesadaran ketersediaan solusi
teknologi secara potensial sesuai pada bisnisnya.
1  Ada kesadaran kebutuhan menetapkan kebutuhan dan √
Initial/ mengenali solusi teknologi.
Ad-hoc  Kelompok individu mendiskusikan kebutuhan secara tidak √
normal dan kebutuhan kadang-kadang didokumentasikan.
 Solusi dikenali oleh individu-individu berdasar kesadaran √
pasar terbatas atau sebagai jawaban atas tawaran vendor.
 Ada sedikit penelitian terstruktur atau analisis ketersediaan √
teknologi.
2  Beberapa pendekatan intuitif mengenali keberadaan solusi √
Repeatable IT dan bermacam-macam bisnis.
but intuitive  Solusi dikenali secara informal berdasar pengalaman dan √
pengetahuan internal fihak IT.
 Kesuksesan setiap proyek bergantung keahlian dari beberapa √
individu utama.
 Mutu dokumentasi dan pembuat keputusan dengan sangat √
berbeda. √
 Pendekatan tidak terstruktur digunakan untuk menetapkan
kebutuhan dan mengenali solusi teknologi.
3  Pendekatan terstruktur dan jelas dalam menentukan solusi IT √
Define yang ada.
process  Pendekatan pada ketetapan solusi IT mensyaratkan √
pertimbangan alternatif pendidikan terhadap bisnis atau
kebutuhan user, kesempatan teknologi, kelayakan ekonomi,
penaksiran resiko, dan faktor lain. √
 Proses untuk menentukan solusi IT diterapkan bagi beberapa
proyek berdasar faktor-faktor seperti keputusan yang dibuat
oleh keterlibatan staff individu, sejumlah keterikatan waktu
manajemen, dan ukuran dan prioritas keaslian kebutuhan √
bisnis.
 Pendekatan terstruktur digunakan untuk menentukan
kebutuhan-kebutuhan dan identifikasi solusi IT.
4  Metodologi kuat untuk identifikasi dan penilaian solusi IT √
Manage and yang ada dan digunakan sebagaian besar proyek.
measureable  Dokumentasi proyek dalam mutu baik dan setiap langkah √
layak disetujui.
 Kebutuhan-kebutuhan diartikulasikan dan sesuai dengan √
struktur yang sudah dikenal.
 Alternatif-alternatif solusi dipertimbangkan, meliputi analisis √
biaya dan keuntungan.
 Metodologi jelas, tegas, umumnya dipahami, dan terukur. √
 Ada interface jelas antara manajemen IT dengan bisnis √
dalam identifikasi dan penilaian solusi IT.
5  Metodologi yang mantap untuk identifikasi dan penilaian √
Optimised solusi IT dilakukan untuk kemajuan seterusnya.
206
 Metodologi implementasi dan perolehan fleksibel untuk √
proyek skala besar dan kecil.
 Metodologi didukung oleh database knowledge internal dan √
eksternal berisi bahan solusi teknologi.
 Metodologi itu sendiri menghasilkan dokumentasi dalam √
struktur yang sudah dikenal yag membuat produksi dan
perawatan efisien. √
 Kesempatan baru sering diidentifikasi untuk memanfaatkan
teknologi untuk memperoleh keuntungan kompetitif,
rekayasa ulang proses bisnis pengaruh dan memperbaiki √
seluruh efisiensi.
 Manajemen akan menemukan dan bertindak jika solusi IT
disetujui tanpa pertimbangan alternatif teknologi atau
kebutuhan fungsional bisnis.

AI 2 –Memperoleh dan Merawat Aplikasi Software


Manajemen proses memperoleh dan merawat aplikasi software yang memenuhi
kebutuhan bisnis IT dengan membuat aplikasi tersedia dengan kebutuhan bisnis, dan
dengan pada waktunya dan biaya yang pantas adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0  Tidak ada proses untuk merancang dan menetapkan aplikasi. √
Non Existent  Aplikasi diperoleh berdasarkan tawaran gerakan vendor, √
pengakuan brand atau keakraban staff dengan produk-
produk tertentu, dengan sedikit atau tanpa
mempertimbangkan kebutuhan sebenarnya.
1  Ada kesadaran bahwa proses untuk perolehan dan perawatan √
Initial/ aplikasi diperlukan.
Ad-hoc  Pendekatan untuk memperoleh dan merawat aplikasi √
software berbeda-beda dari proyek ke proyek.
 Keragaman solusi individual untuk kebutuhan bisnis tertentu √
mungkin diperlukan dengan bebas, sebagai hasil efisiensi
dengan perawatan dan dukungan.
 Ada sedikit pertimbangan keamanan aplikasi dan √
ketersediaan dalam rancangan atau pemerolehan aplikasi
software.
2  Ada perbedaan tetapi sama proses pada perolehan dan √
Repeatable perawatan aplikasi berdasar keahlian di dalam fihak IT.
but intuitive  Rasio keberhasilan dengan aplikasi bergantung besar pada √
skill dan pengalaman yang dipunyai di dalam IT.
 Perawatan selalu problematik dan menderita ketika √
knowledge internal telah hilang dari perusahaan.
 Ada sedikit pertimbangan keamanan aplikasi dan √
ketersediaan dalam rancangan atau perolehan aplikasi
software.
3  Proses pemahaman umumnya baik dan jelas ada dalam √
Define perolehan dan perawatan aplikasi software.
process  Proses ini bersama dengan IT dan strategi bisnis. √

207
 Usaha dibuat untuk menerapkan proses terdokumentasi √
secara konsisten di seluruh aplikasi dan proyek berbeda.
 Metodologi-metodologi umumnya tidak fleksibel dan sulit √
diterapkan dalam semua keadaan, jadi langkah yang
mungkin adalah dengan melewatinya.
 Aktivitas perawatan direncanakan, dijadwal dan √
dikoordinasikan.
4  Ada metodologi dipahami dengan baik dan formal yang √
Manage and mencakup rancangan dan proses spesifikasi, kriteria untuk
measureable memperolehnya, proses untuk testing dan kebutuhan untuk
dokumentasi. √
 Mekanisme persetujuan disetujui dan terdokumentasi ada
untuk memastikan bahwa semua langkah diikuti dan √
pengecualian sah.
 Prosedur dan praktek telah berkembang cocok untuk
perusahaan, digunakan oleh semua staff dan dapat
diterapkan pada sebagaian besar kebutuhan aplikasi.
5  Pratek perolehan dan perawatan software aplikasi bersama √
Optimised dengan proses-proses yang baik.
 Pendekatan berdasar komponen yang sudah dikenal, sesuai √
aplikasi berstandar pada keutuhan bisnis.
 Pendekatan adalah seluruh perusahaan. √
 Metodologi perawatan dan perolehan maju dengan baik dan √
memungkinkan penyebaran cepat,
mengijinkan kemampuan aksi dan fleksibilitas dalam
menjawab perubahan kebutuhan bisnis.
 Metodologi implementasi dan perolehan aplikasi software √
telah diarahkan pada kemajuan berkelanjutan dan didukung
oleh database knowledge internal dan eksternal yang berisi
referensi bahan dan praktek terbaik.
 Metodologi itu membuat dokumentasi dalam struktur yang √
sudah dikenal yang membuat produksi dan perawatan
efisien.

AI 3 – Memperoleh dan Merawat Infrastruktur Teknologi


Manajemen proses memperoleh dan merawat infrastruktur teknologi yang memenuhi kebutuhan
bisnis IT dalam memperoleh dan merawat infrsatruktur IT yang terintegrasi dan berstandard
adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0  Mengelola infrastruktur teknologi tidak dikenal sebagai topik √
Non Existent penting untuk dikejar.
1  Ada perubahan yang dibuat pada infrastruktur bagi setiap aplikasi √
Initial/ baru, tanpa ada semua perencanaan.
Ad-hoc  Meskipun ada kesadaran bahwa infrastruktur IT penting, tidak ada √
pendekatan yang konsisten.
 Aktivitas perawatan memberi aksi pada kebutuhan jangka pendek. √
 Lingkungan produksi adalah lingkungan uji. √
2  Ada konsistensi antara pendekatan taktis ketika memperoleh dan √

208
Repeatable but merawat infrastruktur IT.
intuitive  Perolehan dan perawatan infrastruktur IT tidak berdasar pada √
strategi yang baik dan tidak mempertimbangkan kebutuhan
aplikasi bisnis yang harus didukung.
 Ada pemahaman bahwa infrastruktur IT penting, didukung oleh √
beberapa pratek formal.
 Perawatan dijadwal tetapi tidak terjadwal dan terkoordinasi secara √
penuh, misal bebrapa lingkungan, lingkungan uji terpisah ada.
3  Proses pemahaman baik dan jelas ada untuk memperoleh dan √
Define process merawat infrastruktur IT.
 Kebutuhan dukungan proses dari aplikasi bisnis penting dan √
bersama dengan IT dan strategi bisnis tetapi tidak konsisten
diterapkan. √
 Perawatan direncanakan terjadwal dan terkoordinasi. √
 Ada lingkungan terpisah untuk uji dan produksi. √
4  Proses perolehan dan perawatan bagi infrastruktur teknologi telah √
Manage and berkembang pada point dimana bekerja dengan baik pada semua
measureable situasi, diperbolehkan secara konsisten dan terfokus pada
reusabiliti.
 Infrastruktur IT cukup mendukung aplikasi bisnis. √
 Proses proaktif dan terorganisir dengan baik. √
 Biaya dan waktu untuk mencapai tingkat skalabilitas, fleksibiliti, √
dan integrasi yang diharapkan secara parsial optimal.
5  Proses perolehan dan perawatan untuk infrastruktur teknologi √
Optimised proaktif dan bersama dengan aplikasi bisnis penting dan arsitektur
teknologi.
 Praktek yang baik mengenai solusi teknologi dibolehkan dan √
perusahaan sadar pengembangan platform terbaru dan manajemen
tools. Biaya dikurangi dengan rasionalisasi dan standarisasi
komponen infrastruktur dan dengan menggunakan automasi.
 Kesadaran teknis tingkat tinggi dapat mengenali cara optimal √
untuk meningkatkan kinerja secara proaktif, meliputi
pertimbangan pilihan outsourcing.
 Infrastruktur IT dilihat seperti pemungkin utama untuk √
mengungkit penggunaan IT.

AI 4 – Memungkinkan Operasi dan Penggunaannya


Manajemen proses memungkinkan operasi dan penggunaannya yang memenuhi kebutuhan bisnis
IT dalam memastikan pemenuhan dari end-user dengan tawaran layanan dan level layanan,
integrasi aplikasi dan solusi teknologi dalam proses bisnis adalah :

LEVEL KRITERIA Y T
0  Ada proses pada tempatnya dengan mempertimbangkan prosuksi √
Non Existent dari dokumentasi user, manual operasi dan bahan training.
 Hanya bahan yang telah ada yang disuplai dengan produk terbeli. √
1  Ada kesadaran bahwa dokumentasi proses diperlukan. √
Initial/  Dokumentasi adakalanya diproduksi dan didistribusi pada kelompok √
Ad-hoc tertentu.
 Banyak dokumentasi dan prosedur yang ketinggalan. √
 Bahan training cenderung satu skema dengan variabel mutu. √
 Tidak ada integrasi virtual dari prosedur dari seluruh sistem dan unit √
bisnis yang berbeda
209
 Tidak ada input dari unit bisnis dalam rancangan program-program √
training.
2  Pendekatan yang sama digunakan untuk menghasilkan prosedur dan √
Repeatable dokumentasi, tetapi tidak berdasar pada pendekatan terstruktur atau
but intuitive framework.
 Tidak ada pendekatan seragam untuk pengembangan prosedur √
operasi dan user.
 Bahan training dihasilkan oleh individual dan kelompok proyek, dan √
mutu bergantung keterlibatan individu.
Prosedur dan mutu dari dukungan user beragam dari buruk ke baik,
dengan sangat kecil konsisten dan integrasi seluruh perusahaan.
 Program training bagi bisnis dan user diberikan atau dimudahkan, √
tetapi tidak ada perencanaan untuk melicinkan dan menyampaikan
training.
3  Ada kerangka pemahaman yang diterima dan jelas bagi dukumentasi √
Define user, manual operasi, dan bahan training.
process  Prosedur-prosedur disimpan dan dirawat dalam perpustakaan formal √
dan dapat diakses oleh setiap orang yang perlu tahu.
 Koreksi pada dokumentasi dan prosedur-prosedurnya dibuat dengan √
landasan reaktif.
 Prosedur-prosedur tersedia offline dan dapat diakses dan dirawat √
dalam keadaan bahaya.
 Ada proses yang menetapkan prosedur terbaru dan bahan training √
menjadi jelas sampai saat perubahan proyek.
 Meskipun keberadaan pendekatan yang jelas, isi yang sebenarnya √
beragam, karena tidak ada kontrol untuk melakukan sesuai dengan
standard.

 User secara tidak formal terlibat dalam proses

 Tools yang otomatis secara terus-menerus digunakan dalam
angkatan dan distribusi prosedur-prosedur.

 Training bisnis dan user terencanakan dan terjadwal.
4  Ada kerangka yang baik untuk prosedur perawatan dan bahan √
Manage and training yang mempunyai dukungan manajemen IT.
measureable Pendekatan yang dibuat untuk prosedur perawatan dan manual
training.
 Melingkupi semua sistem dan unit bisnis, sehingga proses-proses √
dapat ditinjau dari perspektif bisnis.
 Prosedur-prosedur dan bahan training terintegrasi mencakup saling √
ketergantungan dan menghubungkan.
 Kontrol ada untuk memastikan bahwa standard terlekat dan √
prosedur-prosedur dikembangkan dan dirawat bagi semua proses.
 Feedback user dan bisnis pada dokumentasi dan training √
dikumpulkan dan dinilai sebagai bagian dari proses kemajuan
berlanjutan.
 Dokumentasi dan bahan training biasa dapat diprediksi, tingkat yang √
baik realibilitas dan ketersediaan.

 Proses yang muncul untuk menggunakan dokumentasi dan
manajemen prosedur yang otomatis diterapkan.

 Pengembangan prosedur yang otomatis terus-menerus terintegrasi
dengan pengembangan sistem aplikasi, memudahkan konsistensi,
dan akses user.

 Training bisnis dan user responsif pada kebutuhan bisnis.
210
 Manajemen IT sedang mengembangkan matrik bagi pengembangan √
dan penyampaian dari dokumantasi, bahan training, dan program
training.
5  Proses untuk dokumentasi operasional dan user ditingkatkan √
Optimised melalui adopsi metode dan tools baru.
Bahan prosedur dan bahan training dilakukan seperti
mengembangkan knowledge base secara konstan yang dirawat
secara elektronik menggunakan manajemen knowledge terbaru, alir
kerja, dan distribusi teknologi, membuat dapat diakses dan mudah
untuk dirawat.
 Proses perolehan dan perawatan untuk infrastruktur teknologi √
proaktif dan bersekutu degan aplikasi bisnis penting dan arsitektur
teknologi.
 Bahan training dan dokumentasi diperbarui untuk mencerminkan √
organisasional, operasional, dan perubahan software.
 Pengembangan dokumentasi dan bahan training dan penyampaian √
program training secara penuh terintegrasi dengan bisnis dan dengan
definisi proses bisnis, jadi mendukung kebutuhan seluruh
perusahaan, dari pada hanya prosedur-prosedur berorientasi IT.

AI 5 – Memperoleh Sumber Daya IT


Manajemen proses memperoleh sumber daya IT yang memenuhi kebutuhan bisnis IT dengan
meningkatkan hemat biaya IT dan kontribusinya pada keuntungan bisnis adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0  Tidak ada proses perolehan sumber daya IT yang baik pada √
Non Existent tempatnya.
 Perusahaan tidak mengenali kebutuhan bagi kebijakan dan prosedur √
perolehan yang jelas untuk memastikan bahwa semua sumber daya
IT tersedia tepat waktu dan efisiensi biaya.
1  Perusahaan telah mengenali kebutuhan kebijakan dan prosedur √
Initial/ terdokumentasi yang menghubungkan perolehan IT pada proses
Ad-hoc perolehan seluruh perusahaan bisnis.
 Kontrak untuk perolehan sumber daya IT dikembangkan dan √
dikelola dengan manajer proyek dan individu lainya dengan melatih
keputusan profesional mereka bukannya sebagai hasil dari prosedur
dan kebijakan formal.
 Ada hubungan khusus antara perolehan perusahaan dan proses √
manajemen kontrak dan IT.
 Kontrak bagi perolehan dikelola pada akhir proyek bukannya terus- √
menerus
2  Ada kesadaran perusahaan atas kebutuhan prosedur dan kebijakan √
Repeatable dasar bagi perolehan IT.
but intuitive  Prosedur dan kebijakan terintegrasi dengan proses perolehan √
organisasi bisnis.
 Proses perolehan dimanfaatkan untuk proyek sangat besar. √
 Tanggung jawab dan akuntabilitas bagi perolehan IT dan manajemen √
kontrak ditentukan oleh pengalaman Manajer kontrak individual.
 Pentingnya manajemen supplier dan hubungan manajemen dikenal
tetapi ditujukan berdasar inisiatif individu. √
 Proses kontrak sangat dimanfaatkan oleh proyek sangat besar.

3  Manajemen telah mengadakan kebijakan dan prosedur bagi √

211
Define perolehan IT.
process  Kebijakan dan prosedur diarahkan oleh proses perolehan perusahaan √
bisnis.
 Perolehan IT terintegrasi dengan sistem perolehan bisnis. √
 Standard IT bagi perolehan sumber daya IT yang ada. √
 Supplier sumber daya IT terintegrasi dalam mekanisme manajemen √
proyek perusahaan dari
 perspektif manajemen kontrak. √
 Manajemen IT mengkomunikasi kebutuhan bagi perolehan yang √
layak dan manajemen proyek seluruh fungsi IT.
4  Perolehan IT terintegrasi secara penuh dengan sistem perolehan √
Manage and seluruh bisnis.
measureable  Standard IT bagi perolehan sumber daya IT digunakan untuk semua √
perolehan.
 Ukuran kontrak dan manajemen perolehan diambil berkait dengan √
kasus bisnis bagi perolehan IT.
 Laporan bahwa dukungan sasaran bisnis tersedia. √
Manajemen selalu sadar pengecualian pada kebijakan dan prosedur
bagi perolehan IT.
 Manajemen yang strategis dari hubungan berkembang. √
 Manajemen IT melakukan penggunaan perolehan dan proses √
manajemen kontrak untuk semua perolehan dengan meninjau ukuran
kinerja.
5  Manajemen telah melakukan dan menghasilkan seluruh proses bagi √
Optimised perolehan IT.
 Manajemen melakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur bagi √
perolehan IT.
 Ukuran pada manajemen perolehan dan kontrak dilakukan berkait √
dengan kasus bisnis untuk perolehan IT.
 Hubungan baik terbangun dari waktu ke waktu dengan banyak √
supplier dan partner dan mutu hubungan terukur dan terawasi.
 Hubungan dikelola dengan strategis.
 Prosedur, kebijakan, standard IT untuk perolehan sumber daya IT √
dikelola dengan strategis dan bereaksi terhadap ukuran proses. √
 Manajemen IT mengkomunikasikan pentingnya strtaegi perolehan
yang layak dan manajemen kontrak seluruh fungsi IT.

AI 6 – Mengelola Perubahan-perubahan
Manajemen proses mengelola perubahan-perubahan yang memenuhi kebutuhan bisnis IT bereaksi
terhadap kebutuhan bisnis bersama dengan strategi bisnis, selagi mengurangi solusi dan kerusakan
penyampaian layanan dan mengerjakan lagi adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0  Tidak ada proses manajemen perubahan yang baik dan perubahan √
Non Existent dapat dibuat dengan virtual tanpa kontrol.
 Tidak ada kesadaran bahwa perubahan dapat mengacaukan bagi √
operasi bisnis dan IT dan tidak ada kesadaran keuntungan dari
manajemen perubahan yang baik.
1  Dikenal bahwa perubahan harus dikelola dan diawasi. √
Initial/  Praktek beragam dan mungkin bahwa perubahan yang tidak sah √
Ad-hoc terjadi.
 Ada sedikit atau tidak ada dokumentasi dari perubahan, dan √
212
konfigurasi dokumentasi tidak lengkap dan tidak dapat
dipercercayai.
 Kesalahan mungkin terjadi bersama dengan interupsi pada √
lingkungan produksi disebabkan oleh manajemen perubahan yang
kurang bagus.
2  Ada proses manajemen perubahan informal pada tempatnya dan √
Repeatable perubahan mengikuti pendekatan ini, namun tidak terstruktur,
but intuitive mendasar, cenderung akan error.
 Akurasi dokumentasi konfigurasi tidak konsekuen dan hanya √
perencanaan terbatas dan penilaian dampak terjadi lebih dulu
sebelum perubahan.
3  Ada proses manajemen perubahan formal yang baik pada √
Define tempatnya, mencakup kategorisasi, prioritasisasi, prosedur-prosedur
process darurat, autorisasi perubahan, dan manajemen pelepasan dan sesuai
dengan perkembangan yang cepat.
 Workaround terjadi dan proses-prosesnya sering dilewati. √
 Error mungkin terjadi dan perubahan tidak sah adakalanya terjadi. √
 Analisis dampak perubahan IT pada operasi bisnis menjadi
terbentuk untuk mendukung perencanaan teknologi dan aplikasi √
baru.
4  Proses manajemen perubahan dikembangkan dengan baik dan secara √
Manage and konsisten diikuti untuk semua perubahan, dan manajemen yakin
measureable bahwa ada sedikit pengecualian.
 Proses efisien dan efektif tetapi bersandar pada prosedur manual dan √
kontrol untuk memastikan bahwa mutu dicapai.
 Semua perubahan adalah subjek perencanaan seksama dan dampak
penilaian untuk memperkecil kemungkinan masalah tempat √
produksi.
 Proses persetujuan untuk perubahan sudah pada tempatnya.
 Dokumentasi manajemen perubahan adalah sekarang dan tepat, √
dengan perubahan, dengan merubah secara formal. √
 Dokumentasi konfigurasi umumnya akurat.

 Perencanaan manajemen perubahan IT dan implementasi

menjadi terintegrasi dengan perubahan dalam proses bisnis,
menjamin bahwa training, perubahan organisasi, persoalan-persolan
kelancaran bisnis ditujukan.
 Ada koordinasi yang meningkat antara manajemen perubahan IT √
dan perancangan kembali proses bisnis.
 Ada proses konsisten untuk mengawasi mutu dan kinerja proses √
manajemen perubahan.
5  Proses manajemen perubahan secara teratur ditinjau dan diperbarui √
Optimised untuk tetap sejalan dengan praktek yang baik.
 Proses meninjau mencerminkan hasil dari monitoring. √
 Informasi konfigurasi adalah berbasis komputer dan memberikan √
kontrol terjemahan.
 Pelacakan perubahan adalah canggih dan mencakup tools untuk √
menemukan software yang tidak sah dan tidak berlisensi.
 Manajemen perubahan IT terintegrasi dengan manajemen perubahan
bisnis untuk memastikan bahwa IT adalah pemungkin dalam √
meningkatkan produktivitas dan menciptakan kesempatan bisnis
baru bagi perusahaan.

213
AI 7 – Memasang dan mengakui solusi-solusi dan perubahan-perubahan.
Manajemen proses memasang dan mengakui solusi-solusi dan perubahan-perubahan yang
memenuhi kebutuhan bisnis IT dengan bekerja sistem baru atau dirubah tanpa masalah utama
setelah instalasi adalah :
LEVEL KRITERIA Y T
0  Ada jarak penuh instalasi formal atau proses penganggkatan dan √
Non Existent tidak ada manajemen senior ataupun staff IT mengenali kebutuhan
untuk membuktikan bahwa solusi patut untuk tujuan dimaksud.
1  Ada kesadaran kebutuhan untuk membuktikan dan menegaskan √
Initial/ bahwa solusi-solusi terimplementasi melayani tujuan yang
Ad-hoc dimaksud.
 Testing dilakukan pada beberapa proyek, tetapi inisiatif untuk √
testing ditinggal pada tim proyek individu dan pendekatan yang
diambil beragam.
 Pengangkatan formal dan mengakhiri adalah jarang dan tidak ada. √
2  Ada beberapa konsistensi diantara pendekatan testing dan √
Repeatable but pengangkatan, tetapi tidak berdasar beberapa metodologi.
intuitive  Tim pengembangan individu secara normal memutuskan √
pendekatan testing dan biasanya sebuah kemanggkiran dari testing
integrasi.
 Ada proses persetujuan informal. √
3  Metodologi formal terkait pada instalasi, migrasi, konversi, dan √
Define process penerimaan adalah pada tempatnya.
Proses pengangkatan dan instalasi IT terintegrasi dalam daur hidup
sistem dan sampai taraf tertentu secara otomatis.
 Training, testing, dan transisi pada status produksi dan √
penganggkatan mungkin untuk membedakan dari proses yang baik,
berdasar keputusan individu.
 Mutu sistem memasuki produksi adalah tidak konsisten, dengan √
sistem baru sering membangkitkan level penting dari masalah-
masalah implementasi utama.
4  Prosedur dirumuskan dan dikembangkan menjadi terorganisir baik √
Manage and dan praktis dengan menentukan prosedur pengangkatan dan
measureable lingkungan test yang baik.
 Dalam praktek, semua perubahan utama, pada sistem mengikuti √
pendekatan terumus ini.
 Evaluasi pertemuan kebutuhan user berstandard dan terukur, matrik √
produksi yang secara efektif ditinjau dan dianalisis oleh manjemen.
 Mutu sistem memasuki produksi memuaskan untuk manajemen,
bahkan dengan level yang layak dari masalah implementasi utama. √
 Otomasi proses adalah bergantung proyek dan tertentu.
 Manajemen mungkin puas dengan level sekarang dari efisiensi √
meskipun kurang evaluasi dari implementasi utama. √
 Sistem test layak mencerminkan lima lingkungan.

 Testing tegangan bagi sistem baru dan kemunduran testing bagi

keberadaan sistem diterapkan untuk semua proyek.

5  Proses pengangkatan dan instalasi telah dibersihkan pada tingkat √


Optimised praktek yang baik, berdasar hasil kemajuan yang berlanjut dan
perbaikan.
 Proses pengangkatan dan instalasi IT terintegrasi dalam sistem daur √
214
hidup dan otomatis ketika layak, memfasilitasi sebagian besar
training, testing dan transisi pada status produksi dari sistem baru.
 Lingkungan test berkembang baik, daftar masalah dan proses √
resolusi kesalahan menjamin transisi efisien dan efektif pada
lingkungan produksi.
 Proses pengangkatan terjadi selalu tanpa mengolah lagi (rework), √
dan masalah implementasi utama secara normal terbatas pada
koreksi kecil.
 Tinjauan implementasi utama bestandard, dengan pelajaran tersalur √
kembali pada proses utuk memastikan kemajuan mutu terus-
menerus.
 Testing tegangan bagi sistem baru dan testing kemunduran bagi √
sistem yang termodifikasi secara konsisten diterapkan.

215

Anda mungkin juga menyukai