BAB II
DASAR, FUNGSI DAN TUJUAN
Pasal 2
Dasar Penyelenggaraan Pondok Pesantren adalah al-Qur’an, al-Hadits , Al-
Ijma’ dan Al-Qiyas sesuai dengan faham ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah.
Pasal 3
Pondok Pesantren mempunyai fungsi membentuk Santri yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT, serta berilmu dan berakhlak mulia.
Pasal 4
Tujuan penyelenggaraan Pondok Pesantren adalah :
a. Membentuk santri yang memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
Subhanahu Wa Ta’ala ;
b. Meningkatkan pemahaman Santri terhadap al-Qur’an dan al-Hadits
serta Ijma dan Ijtihad sahabat Nabi dan Alim Ulama Ahl al-Sunnah wa
al- Jama’ah.
c. Mengembangkan potensi Santri agar mempunyai kemampuan,
pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk menjadi ahli ilmu agama
Islam (mutafaqqih fi al-Din) dan/atau menjadi muslim yang dapat
mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupannya sehari-hari serta
berwawasan luas, kritis,kreatif, inovatif, dan dinamis dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa;
d. Mewujudkan Santri yang bertanggung jawab, demokratis, dan
berakhlak mulia dengan menjunjung tinggi jiwa keikhlasan,
kesederhanaan, kemandirian, persaudaraan sesama umat Islam
(ukhuwah Islamiyah), rendah hati (tawadlu’), toleran (tasamuh),
keseimbangan (tawazun), moderat (tawasuth), keteladanan (uswah),
pola hidup sehat, dan cinta tanah air.
e. Mewujudkan Santri menjadi penerus perjuangan pembangunan bangsa
dan Negara.
BAB III
UNSUR PONDOK PESANTREN
Pasal 5
Pondok Pesantren memiliki unsur sebagai berikut :
a. Kyai dan/atau Ustadz;
b. Santri;
c. Pondok atau asrama;
d. Masjid, Musholla dan/atau Majelis; dan
e. Kajian kitab kuning atau dirasah Islamiyah.
BAB IV
PENDIRIAN PONDOK PESANTREN
Pasal 6
(1) Pondok Pesantren dirintis dan atau didirikan serta diberi nama oleh
seorang Kyai yang diakui keberadaanya oleh masyarakat.
(2) Pondok Pesantren harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Dipimpin oleh seorang Kyai atau Ustadz sebagai pengasuh Pondok
Pesantren;
b. Memiliki kurikulum dan program pendidikan berupa pengajian kitab kuning
atau dirasah Islamiyah.
c. Memiliki jumlah dan kualifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang
memadai
d.Memiliki sekurang-kurangnya 15 orang Santri yang mukim dan
belajar di Pondok Pesantren dalam 1 (satu) tahun pelajaran
terakhir;
e. Memiliki Masjid atau Mushalla atau Majelis yang
dipergunakan sebagai tempat beribadah dan menuntut Ilmu;
f. Memiliki pondokan atau asrama untuk kamar Santri;
g. Melakukan pengkajian terhadap al-Qur’an dan al-Hadits dan Kitab
Kuning atau dirasah Islamiyah;
h. Memiliki tata tertib yang harus dipatuhi oleh pengasuh dan Santri;
i. Memiliki izin operasional atau terdaftar sebagai Pondok Pesantren
di Kantor Kementerian Agama.
BAB V
PRINSIP DAN PENYELENGGARAAN PONDOK PESANTREN
Pasal 7
Pasal 8
Dalam menyelenggarakan pendidikan, pesantren dapat berbentuk sebagai satuan
pendidikan dan / atau sebagai penyelenggara pendidikan.
Bagian 1
Pesantren Sebagai Satuan Pedidikan
Pasal 9
Bagian 2
Pesantren Sebagai Penyelenggara Pendidikan
Pasal 10
BAB VI
Pesantren Sebagai Warisan Budaya Ke Islaman Kabupaten Tangerang
Pasal 11
Pesantren sebagai bagian dari warisan budaya keislaman di Kabupaten Tangerang adalah
pesantren yang memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Pesantren yang tidak menyelenggarakan pendidikan formal.
b. Pesantren yang masih mempertahankan tradisi pesantren bale rombeng.
c. Pesantren yang menjadi pusat rujukan sanad keilmuan ulama di Kabupaten
Tangerang
d. Pesantren yang berumur lebih dari 40 tahun.
Pasal 12
1. Pesantren yang tidak menyelenggarakan pendidikan formal sebagaimana
dimaksud dalam pasal 20 huruf a adalah pesantren yang fokus pada pengkajian
kitab-kitab turats, tidak menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal, tidak
mengembangkan bahasa asing (Arab – Inggris), dan tidak dengan sistem klasikal
terpadu.
2. Pesantren masih mempertahankan tradisi pesantren bale rombeng sebagaimana
dimaksud dalam pasal 20 huruf b adalah pesantren yang masih menggunakan ciri
khas pesantren tradisional.
3. Pesantren yang menjadi pusat rujukan sanad keilmuan ulama sebagaimana
dimaksud dalam pasal 20 huruf c adalah pesantren yang menjadi rujukan sanad
keilmuan atau bidang ilmu tertentu di Kabupaten Tangerang.
4. Pesantren yang dikategorikan sebagai bagian dari warisan budaya keislaman di
Kabupaten Tangerang menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah, Pemilik
Pesantren dan Masyarakat.
5. Ketentuan lebih lanjut tentang pesantren sebagai bagian dari warisan budaya
keislaman di Kabupaten Tangerang diatur oleh peraturan Bupati.
BAB VII
KURIKULUM PONDOK PESANTREN
Pasal 13
(1) Muatan kurikulum pesantren meliputi baca tulis al-Qur’an, Ulumul Qur’an,
Tafsir, Ilmu Tafsir, Hadits, Ilmu Hadits, Tauhid, Fiqh, Ushul Fiqh, Akhlak,
Tasawuf, Tarikh, Bahasa Arab, Nahwu Sharaf, Balaghah, Ilmu Kalam, Ilmu
‘Arudh, Ilmu Manthiq, Ilmu Falaq dan disiplin ilmu lainnya.
(2) Selain muatan kurikulum sebagaimana dimakasud pada ayat (1), pesantren dapat
menyelenggarakan program takhassus sebagaimana dimaksud dalam pasal 10
ayat (2) yang meliputi tahfiz Qur’an, Ilmu Falaq, Ilmu Faraidh, dan cabang-
cabang keilmuan lainnya.
(3) Penerapan kurikulum pesantren dapat disesuaikan dengan ciri dan kekhasan
pesantren masing-masing.
(4) Pendidikan kekhasan masing-masing Pondok Pesantren sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) merupakan penguatan disiplin ilmu agama
Islam tertentu yang didasarkan atas kitab kuning yang menjadi ciri
khas Pondok Pesantren yang bersangkutan.
Pasal 14
(1) Metode pengajaran Pondok Pesantren dapat menggunakan metode
pengajian individual (sorogan), pengajian massal (bandongan), dan
metode pengayaan kekhasan Pondok Pesantren.
(2) Waktu pengajaran di Pondok Pesantren ditetapkan oleh pimpinan
Pondok Pesantren.
BAB VIII
JENJANG PENDIDIKAN DAN LAMA BELAJAR
Pasal 15
(1) Penyelenggaraan pendidikan Pesantren dapat dilaksanakan secara
berjenjang atau tidak berjenjang.
(2) Penjenjangan santri didasarkan atas penguasaan yang bersangkutan
terhadap kitab kuning sesuai kualifikasi kompetensi yang ditetapkan
Pondok Pesantren
(3) Ketentuan lama kegiatan pembelajaran Santri ditetapkan oleh Pondok
Pesantren.
BAB IX
PIMPINAN PONDOK PESANTREN
Pasal 16
Pimpinan Pondok Pesantren dapat berasal dari pengasuh Pondok Pesantren,
baik Kyai atau Ustadz yang ada didalam lingkungan Pondok Pesantren.
BAB X
HAK DAN KEWAJIBAN PONDOK PESANTREN
Pasal 17
HAK PESANTREN
(1) Pondok Pesantren berhak mendapatkan perhatian, pembinaan dan
pengembangan dalam bentuk bantuan dana, pelatihan atau program dari
pemerintah dan atau Pemerintah Daerah.
(2) Dalam menyelenggarakan kegiatannya, pondok pesantren berhak mendapatkan
perlindungan dan jaminan keamanan dari Pemerintah Daerah.
(3) Pondok Pesantren berhak mendapatkan rekomendasi dari Pemerintah
Daerah dan /atau Kantor Kementerian Agama untuk mengajukan
permohonan bantuan kepada Pemerintah atau pihak lain yang tidak
mengikat.
Pasal 18
(1) Pondok pesantren yang tidak menyelenggarakan pendidikan formal berhak
mendapatkan Bantuan Operasional Santri (BOS) daerah dari Pemerintah Daerah.
(2) Tenaga Pendidik Pondok Pesantren berhak mendapatkan tunjangan Daerah.
Pasal 19
Pesantren yang dikategorikan sebagai Warisan Budaya Keislaman di Kabupaten Tangerang
berhak mendapatkan bantuan pendanaan untuk pelestarian dan pengembangan dari
Pemerintah Daerah.
Pasal 20
KEWAJIBAN PONDOK PESANTREN
BAB XI
SANTRI DAN ORANG TUA/WALI SANTRI
Pasal 21
(1) Santri berhak untuk memperoleh ilmu dan pembinaan keagamaan sesuai
dengan jenjang pendidikannya.
(2) Santri berhak mendapatkan keamanan dan keselamatan selama mondok
dan belajar.
(3) Santri wajib mematuhi tata tertib yang berlaku di Pondok Pesantren.
Pasal 22
(1) Orang tua/Wali santri berhak memperoleh informasi mengenai
kemajuan dan perkembangan Santri selama mondok.
(2) Orang tua/Wali Santri wajib membayar segala pembiayaan yang
disepakati dengan Pondok Pesantren dan mematuhi tata tertib Pondok
Pesantren.
BAB XII
PERAN SERTA PEMERINTAH DAERAH
Pasal 23
(1) Pemerintah Daerah bersama-sama Kantor Kementerian Agama
melakukan pembinaan Pondok Pesantren.
(2) Pemerintah Daerah berkewajiban memberikan dana penunjang atau
fasilitas bagi kelancaran Pondok Pesantren.
(3) Besarnya dana penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah yang ditetapkan
dengan Keputusan Bupati.
(4) Pemerintah Daerah memfasilitasi keikutsertaan peserta didik muslim
tingkat SLTP dan SLTA dalam proses pendidikan keagamaan Islam di
Pondok Pesantren, yang pelaksanaanya diatur lebih lanjut oleh
Peraturan Bupati.
Pasal 24
BAB XIII
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
Pasal 26
Pemerintah Daerah memiliki tugas melindungi keberadaan pondok pesantren sebagai
identitas Daerah yang mencerminkan kearifan lokal.
Pasal 27
Pemerintah Daerah bertanggungjawab memfasilitasi dan melindungi keberadaan pondok
pesantren sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 melalui:
a. Mendorong keterlibatan SKPD di lingkungan Pemda dalam meningkatkan kualitas
santri;
b. Memberikan fasilitas pembelajaran ;
c. Melakukan pembinaan, pengawasan
d. Memberikan bantuan sarana dan prasaran serta keuangan;
e. Mengikutsertakan santri dalam pelatihan non formal;
f. Memfasilitasi penyelenggaraan pekan olah raga santri;
BAB XIV
PEMBERDAYAAN PONDOK PESANTREN
Pasal 28
Pemerintah Daerah melakukan pemberdayaan terhadap pondok pesantren sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 meliputi:
BAB XVI
EVALUASI KELULUSAN DAN IJAZAH
Pasal 30
(1) Penilaian pendidikan pada Pondok Pesantren dilakukan oleh Kyai atau
Ustadz.
(2) Penilaian oleh Kyai atau Ustadz sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan secara berkesinambungan yang bertujuan untuk memantau
proses dan kemajuan belajar Santri.
Pasal 31
Santri yang telah menyelesaikan proses pendidikan dan telah dinyatakan lulus
pada Pondok Pesantren diberikan ijazah atau syahadah.
BAB XVII
EVALUASI, PENJAMINAN MUTU, DAN AKREDITASI
Pasal 32
(1) Evaluasi kinerja pendidikan dilakukan oleh Pesantren yang bersangkutan.
(2) Evaluasi kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Evaluasi visi, misi, dan tujuan pendidikan terhadap pengembangan ilmu-ilmu
syariah
b. Evaluasi visi, misi, dan tujuan pendidikan terhadap kebutuhan dan dinamika
perkembangan masyarakat;
c. Efisiensi, produktivitas, akuntabilitas, dan dayasaing Pesantren dalam
kompetisi tingkat regional dan nasional.
(3) Evaluasi kinerja didasarkan pada prinsip penyelenggaraan sistem belajar tuntas dan
kontekstual dengan pembangunan bangsa
Pasal 33
(1) Pesantren wajib melakukan penjaminan mutu yang dilakukan secara bertahap,
sistematis, terencana, dan berkesinambungan untuk memenuhi dan atau melampaui
standar yang ditetapkan oleh organisasi pesantren yang diakui oleh Pemerintah.
(2) Kantor Kementerian Agama melakukan supervisi dan membantu pesantren untuk
menyelenggarakan penjaminan mutu
Pasal 34
(1) Pemerintah Daerah melakukan akreditasi Pesantren secara objektif, adil dan terbuka
berdasarkan kriteria yang ditetapkan.
(2) Kewenangan akreditasi sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat dilakukan oleh badan
akreditasi Pesantren yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah.
(3) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikecualikan untuk pondok
pesantren yang tidak menyelenggarakan Pendidikan formal.
(4) Pembentukan Badan Akreditasi Pesantren sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
diatur dalam Peraturan Bupati.
BAB XVIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 35
(1) Pembinaan dan pengawasan terhadap Pondok Pesantren dilakukan
untuk menjamin mutu dan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan
Pondok Pesantren.
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh pengawas pendidikan Agama Islam dilingkungan
Kementerian Agama bersama Tim Akreditasi Pondok Pesantren.
(3) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB XIX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 36
Pondok Pesantren yang telah berdiri dan menyelenggarakan pendidikan keagamaan Islam
sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah ini agar menyesuaikan dengan segala ketentuan
Peraturan Daerah ini.
BAB XX
PENUTUP
Pasal 37
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku maka semua peraturan
perundang-undangan di Daerah yang mengatur mengenai Pondok Pesantren
dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan
Daerah ini.
Pasal 38
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten
Tangerang.
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR
......TAHUN 2016
TENTANG
PONDOK PESANTREN
I. UMUM
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
Cukup jelas
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19
Cukup jelas
Pasal 20
Cukup jelas
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22
Cukup jelas
Pasal 23
Cukup jelas
Pasal 24
Cukup jelas
Pasal 25
Cukup Jelas
Pasal 26
Cukup jelas
Pasal 27
Cukup jelas
Pasal 28
Cukup jelas
Pasal 29
Cukup jelas
Pasal 30
Cukup jelas
Pasal 31
Cukup jelas
Pasal 32
Cukup jelas
Pasal 33
Cukup jelas
Pasal 34
Cukup jelas
Pasal 34
Cukup jelas
Pasal 35
Cukup jelas
Pasal 36
Cukup jelas
Pasal 37
Cukup jelas
Pasal 38
Cukup jelas