TINJAUAN PUSTAKA
7
Gambar 1. Gelombang yang Dihasilkan oleh
Otak
11
Gelombang delta terdapat pada rentang dari 1 - 4
Hz. Gelombang ini terjadi pada dalam kondisi
tidur yang lama dan gelombang ini sangat mudah
dilihat ketika respon terjadi diakibatkan oleh
pergerakan yang berlebihan.
Gelombang theta dalam rentang dari 4 – 8 Hz.
Gelombang theta berperan penting pada masa
pertumbuhan dan masa kecil. Dalam kondisi ini
pikiran menjadi lebih kreatif dan inspiratif.
Gelombang alpha dalam rentang 8 – 13 Hz
terlihat dari setengah bagian kepala dan biasanya
ditemukan di daerah bagian belakang otak.
Gelombang alpha menghasilkan kondisi yang
sedang rileks, melamun, berkhayal dan bahkan
merupakan kondisi bawah sadar yang dapat
mengoptimalkan kerja otak.
Gelombang beta dalam rentang dari 13 - 30 Hz
merupakan aktivitas elektrik dari otak dengan
kondisi terjagadan sadar penuh].
12
2.3 Prinsip Kerja dari EEG
Elektroda EEG ukurannya lebih kecil
daripada elektroda ECG. Elektroda EEG dapat
diletakkan secara terpisah pada kulit kepala atau
dapat dipasang pada penutup khusus yang dapat
diletakkan pada kepala pasien.
13
tegangan dibandingkan antara dua elektroda pada
kulit kepala.
2.4 Tepografi Otak EEG
Dengan adanya kemungkinan untuk
merekam secara simultan angka-angka dari channel
EEG, teknik baru telah ditemukan, yaitu topografi
otak EEG pada akhir tahun 1980. Pada teknik ini,
angka-angka dari elektroda ditempatkan pada
kepala, mengikuti urutan geometrical. Sebuah
software khusus dalam komputer membuat peta
dari aktivitas otak yang ditampilkan dalam layar
komputer atau berupa print out dengan cara
menandai jumlah aktivitas beberapa bunyi dari
warna (sebagai contoh, hitam dan biru mungkin
menghasilkan amplitudo EEG yang rendah, kuning
dan merah menghasilkan amplitudo yang besar).
Jarak antara tiap-tiap elektroda dikalkulasi dengan
menggunakan teknik matematika (mengkalkulasi
nilai rata-rata dari nilai-nilai seluruhnya) dan
perubahan-perubahan warna yang terjadi.
14
Gambar 10. Peta Topografi EEG
Cara ini memberikan hasil yang lebih
akurat dan representative dalam memperlihatkan
lokasi dimana terjadi perubahan ritme, amplitudo,
dan lain-lain. Para ahli neurologi dengan
menggunakan sistem topografi otak EEG ini tidak
lama lagi mampu mendiagnosa berbagai macam
penyakit (termasuk beberapa gangguan kejiwaan
dengan kelainan biologi atau dengan kelainan lain
yang sebelumnya tidak diketahui). Adanya alat
penunjuk yang langsung menunjuk ke arah
15
perubahan EEG juga akan lebih mempermudah.
Dalam penggunaannya juga digunakan semacam
cinema (berupa animasi yang menggunakan
berbagai gambar yang diambil dari peta otak)
memungkinkan adanya studi yang dinamis dari
fungsi otak.
Topografi otak EEG tidak digunakan
untuk semua kasus. Indikasi utamanya adalah
untuk menentukan ada tidaknya tumor dan penyakit
fokus dari otak (termasuk epilepsi, arteriovenous
malformasi, dan stroke). Juga digunakan jika ada
gangguan pada kesadaran seperti narcolepsi
(gangguan tidur), koma, dan lain-lain. Lebih lanjut
lagi, topografi otak EEG ini juga digunakan untuk
menilai atau memonitor efek withdrawal dari obat-
obat psikoaktif dan penyakit infeksi otak seperti
meningitis, dan juga bisa digunakan untuk follow
up pasien operasi otak. Dalam bidang psikiatri,
topografi otak EEG ini telah digunakan untuk
mengidentifikasi adanya disorders dari kelainan
biologi, seperti skizofrenia, dementia, hiperaktif,
dan depresi serta atrofi otak dan gangguan
perhatian pada anak-anak.
16
Sekarang ini, telah begitu banyak sistem
topografi otak EEG komersial yang telah
digunakan, dimana alat ini diinstall dalam PC atau
macintosh berdasarkan platform mikrokomputer
dan dapat dioperasikan dengan mudah oleh teknisi,
berdasarkan windows menggunakan software.
Software ini memiliki fleksibilitas yang tinggi,
mampu memprogram berbagai konfigurasi dan
parameter rekaman untuk membentuk referensi
database, dari berbagai macam pasien dengan
kelainan yang berbeda-beda. Biasanya, rekaman
multichannel ini dapat dilihat dengan topografi peta
otak yang direkonstruksi.
17