Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TERHADAP PENDIDIKAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta
Didik yang diampu oleh :
Ibu Supartin, M. pd
KELOMPOK 2
Ilham Eka Prasetya (421417002)
Dariani (421417007)
Hidjrawati Tantu (421417010)
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang.
Segala puji dan syukur bagi Allah swt, yang dengan ridho-Nya kami mampu
menyelesaikan makalah yang berjudul Hukum/Prinsip perkembangan dan
implkasinya terhadap pendidikan ini, untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw dan untuk para keluarga, sahabat
dan pengikut-pengikutnya yang setia mendampingi beliau. Terima kasih kepada
semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini yang dengan do'a dan
bimbingannya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi acuan dalam pelajaran
yang sejenis ataupun sebagai bahan referensi untuk makalah-makalah sejenis.
Tidak ada gading yang tak retak, demikian pula makalah ini. Oleh karena itu saran
dan kritik yang membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover……………………………………………………………………………….i
Kata pengantar…………………………………………………………………….ii
Daftar isi………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….3
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………........12
3.2 Saran……………………………………………………………………...12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dunia berkembang begitu pesatnya. Segala sesuatu yang semula tidak bisa
dikerjakan, mendadak dikejutkan oleh orang lain yang bisa mengerjakan hal
tersebut. Agar kita tidak tertinggal dan tidak ditinggalkan oleh era yang berubah
cepat, maka kita sadar bahwa pendidikan itu sangat penting. Banyak negara yang
mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan persoalan yang pelik. Namun
semuanya merasakan bahwa pendidikan merupakan salah satu tugas negara yang
amat penting. Bangsa yang ingin maju, membangun, dan berusaha memperbaiki
keadaan masyarakat dan dunia tentu mengatakan bahwa pendidikan merupakan
kunci keberhasilan suatu bangsa.
Pengemasan pendidikan, pembelajaran, dan pengajaran sekarang ini belum
optimal seperti yang diharapkan. Hal ini terlihat dengan kekacauan-kekacauan yang
muncul di masyarakat bangsa ini, diduga bermula dari apa yang dihasilkan oleh
dunia pendidikan. Pendidikan yang sesungguhnya paling besar memberikan
kontribusi terhadap kekacauan ini.
Tantangan dunia pendidikan ke depan adalah mewujudkan proses
demokratisasi belajar. Pembelajaran yang mengakui hak anak untuk melakukan
tindakan belajar sesuai karakteristiknya. Hal penting yang perlu ada dalam
lingkungan belajar yang demokratis adalah reallness. Sadar bahwa anak memiliki
kekuatan disamping kelemahan, memiliki keberanian di samping rasa takut dan
kecemasan, bisa marah di samping juga bisa gembira. Realitanya bukan hanya
harus dimiliki oleh anak, tetapi juga orang yang terlibat dalam proses pembelajaran.
Lingkungan belajar yang bebas dan didasari oleh realness dari semua pihak yang
telibat dalam proses pembelajaran akan dapat menumbuhkan sikap dan persepsi
yang positif terhadap belajar.
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia tidak pernah dalam keadaan statis. Sejak terjadi proses pembuahan
hingga ajal tiba, manusia selalu berubah dan mengalami perubahan. Perubahan
tersebut bisa menanjak, kemudian berada dititik puncak kemudian mengalami
kemunduran. Selama proses perkembangan seorang anak ada beberapa ciri - ciri
perubahan yang mencolok, yaitu dari segi perubahan fisik dan perubahan mental.
Perubahan fisik berupa perubahan tinggi badan, berat badan, dan organ dalam
tubuhlainnya misalnya otak, jantung, dan lain sebagainya. Perubahan proporsi,
Misalnya perubahan perbandingan antara kepala dan tubuh pada seorang anak.
Sedangkan Perubahan mental meliputi : memori, penalaran, persepsi, emosi,sosial,
dan imajinasi. Hilangnya ciri-ciri sikap sosial yang lama dan berganti dengan ciri-
ciri sikap sosial yang, misalnya egosentris yang hilang berganti dengan sikap
prososial. Hurlock (1980: 5-9) menyatakan prinsip perkembangan ada sembilan,
yaitu:
3
Perkembangan dapat dipengaruhi oleh kematangan dan belajar kematangan
adalah terbukanya karateristik yang secara potensial (merangkak, duduk, dan
berjalan). Belajar adalah perkembangan sudah ada pada individu yang berasal dari
warisan genetik individu, misalnya adalah fungsi yang telah diwariskan yang
disebut phylogenetic.
4
kecerdasan rata-rata. Namun ada perbedaan mereka yang pandai akan lebih cepat
dalam perkembangannya dibandingkan anak yang memiliki kecerdasan rata-rata,
sedangkan anak yang bodoh akan berkembang lebih lambat. Perkembangan
bergerak dari tanggapan umum menuju tanggapan yang lebih khusus.
2.2.1 Environmentalisme
Teori enviromentalisme menyatakan perkembangan ditentukan (meja lilin
putih). Locke mengakui kalau individu memiliki temperamen yang berbeda, namun
secara keseluruhan, lingkunganlah yang membentuk jiwa. Pada saat jiwa dalam
kondisi lunak yaitu pada usia dini, anak-anak mudah dididik menurut kemauan
pendidiknya. Lingkungan membentuk jiwa anak-anak melalui proses asiosiasi (dua
gagasan selalu muncul bersama-sama), repetisi (melakukan sesuatuberkali-kali),
imitasi (penghargaandan hukuman) (Yusuf, Syamsu. 2014).
2.2.2 Naturalisme
Teori naturalisme memandang anak berkembang dengan cara-caranya
sendiri melihat, berpikir, dan merasa. Alam seperti guru yang mendorong anak
mengembangkan kemampuan berbeda-beda ditingkat pertumbuhan yang berbeda.
Teori ini dikemukakan Jean Jecques Rousseau (1712-1778) dalam bukunya yang
berjudul Emile. Belajar dari alam anak-anak mungkin berubah mungkin tidak,
tetapi anak tetap saja sebagai pribadi yang utuh dan kuat. (Yusuf, Syamsu. 2014).
2.2.3 Etologis
Etologi adalah studi tentang tingkah laku manusia dan hewan dalam konteks
evolusi. Teori etologis dikemukakan antara lain Darwin, Lorenz Tindbergen, dan
Bowlby. Charles Darwin (1809-1882) menyatakan (peniruan), dan reward and
punish mentoleh lingkungan. Teori ini dikemukakan filsuf Inggris Jhon Locke
(1632-1704). Locke terkenal dengan istilah tabula rasa bahwa perkembangan
manusia ditentukan oleh seleksi alam. Seleksi alam tidak hanya terjadi pada fisik
6
seperti warna kulit, namun juga pada beragam tingkah laku. Konrad Lorenz (1903-
1989) dan NikoTindbergen (1907-1988) menyatakan insting ikut berkembang
karena menjadi adaptif dalam lingkungan tertentu dan insting memerlukan
lingkungan yang tepat untuk berkembang dengan benar. Jhon Bowlby (1907-1990)
perkembangan manusia ditentukan) yaitu sinyal yang mempromosikan dan
mempertahankan kedekatan anak dengan pengasuhnya (Hamalik, Oemar. 2004)
Teori ini digagas Jean Piaget (1896-1980) yang menyatakan bahwa tahapan
berpikir manusia sejalan dengan tahapan umur seseorang. Piaget mencatat bahwa
seorang anak berperan aktif dalam memperoleh pengetahuan tentang dunia. Tahap
berpikir manusia menurut Piaget bersifat biologis. Melalui penelitiannya Piaget
menemukan bahwa anak- anak melewati tahap-tahap perkembangan kognitif
dengan urutan yang tidak pernah berubah dengan keteraturan yang sama (Salim,
Agus dkk. 2004).
7
2.2.6 Perkembangan moral
Teori perkembangan moral dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg
dilahirkan pada tanggal 25 Oktober 1925 di Bronxeville (New Y ork). Kohl sangat
tertarik dengan karya Piaget yang berjudul The Moral Judgment of the Child
Ketertarikannya tersebut mendorongnya untuk melakukan penelitian tentang proses
perkembangan “Pertimbangan Moral” pada anak. Penelitian tersebut yang
dilakukannya dalam rangka menyelesaikan disertasinya di Universitas Chicago
tahun 1958. Penelitian tersebut dilakukan Kohlberg dengan mengadakan tes kepada
75 orang anak laki-laki yang berusia antara 10 hingga 16 tahun. Tes tersebut
berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang dikaitkan dengan serangkaian cerita di
mana tokoh-tokohnya menghadapi dilema moral. Misalnya seorang suami yang
harus mencuri obat dari toko obat untuk istrinya yang sakit, karena tidak tidak
memiliki uang yang cukup untuk membeli obat tersebut. Berdasarkan penalaran-
penalaran yang diberikan oleh responden dalam merespon dilema moral yang
dihadapinya, Kohlberg percaya bahwa ada tiga tingkat perkembangan moral yang
masing-masing ditandai dua tahap. Konsep kunci untuk memahami perkembangan
moral menurut Kohlberg adalah internalisasi, yaitu perubahan perkembangan dari
perilaku yang dikendalikan secara eksternal menjadi perilaku yang dikendalikan
secara internal (Budiningsih, Asri C. 2005)
9
Teori perkembangan bahasa digagas oleh Chomsky (1928). Chomsky
menyatakan kemampuan berbahasa adalah bawaan manusia yang tidak dimiliki
makhluk lain. Kemampuan berbahasa telah dibawa manusia sejak lahir (Salim,
Agus dkk. 2004).
2.2.14 Humanistik
Penggagas aliran humanistik adalah Abraham Maslow (1908-1970).
Menurut Maslow pertumbuhan dan perkembangan manusia ditentukan oleh hakikat
batin yang esensial dan biologis. Inti batin manusia mendorongnya untuk mencapai
perealisasian kemanusiaanya seutuhnya. Pada sejumlah orang yang melakukan
aktualisasi diri, mereka cenderung merdeka dari tekanan budaya, dan tetap
mempertahankan kapasitas untuk memandang dunia secara spontan, segar, dan lugu
seperti anak (Maslow 1962: 207-208). Dengan kata lain Maslow menyatakan hanya
manusia yang merdeka dari tekanan budaya yang dapat mencapai kesempurnaan
perkembangannya (Yusuf, Syamsu. 2014).
10
maka langkah guru selanjutnya memotivasi siswa. Walaupun siswa udah
termotivasi dengan kegiatan awal saat guru mengkondisikan agar perhatian siswa
terpusat pada materi pelajaran yang sedang berlangsung. Namun guru wajib
membangun motivasi sepanjang proses belajar dan pembelajaran berlangsung agar
siswa dapa mengikuti pelajaran dengan baik. Perkembangan teori belajar cukup
pesat. Berikut ini adalah teori belajar Pertama aliran tingkah laku (Behavioristik),
belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara
stimulus dan respon. Perubahan perila ku dapat berujud sesuatu yang kongkret atau
yang non kongkret, berlangsung secara mekanik memerlukan penguatan. Tokoh
dalam aliran ini adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan
Skinner. Aplikasi teori belajar behavioristik dalam pembelajaran, tergantung dari
beberapa hal seperti tujuan pembelajaran, sifat meteri pelajaran, karakteristik siswa,
media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Kedua aliran kognitif, belajar
adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai
tingkah laku, menekankan pada gagasan bahwa pada bagian-bagian suatu situasi
berhubungan dengan konteks seluruh situasi tersebut. Pengetahuan dibangun dalam
diri seseorang melalui proses interaksi yang bersinambungan dengan lingkungan.
Tokoh aliran ini Piaget, David Ausebel, Brunner (Salim, Agus dkk. 2004).
Aplikasi teori belajar kognitif dalam pembelajaran, guru harus memahami
bahwa siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya,
anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar belajar menggunakan benda-benda
kongkret, keaktifan siswa amat dipentingkan, guru menyususun materi dengan
menggunakan pola atau logika tertentu dari sederhana ke kompleks, guru
menciptakan pembelajaran yang bermakna, memperhatikan perbedaan individual
siswa untuk mencapai keberhasilan siswa.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis masih banyak melakukan kesalahan,
sehingga masih banyak hal yang masih perlu diperbaiki. Oleh karena penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari para pembaca..
12
DAFTAR PUSTAKA
Darsono, Max. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
13