Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel diseluruh


bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur, sedangkan perkembangan
merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai
melalui tumbuh kematangan dan belajar.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak terdapat suatu peristiwa
yang dialaminya yaitu masa percepatan dan perlambatan. Masa tersebut akan
berlainan dalam satu organ tubuh. Percepatan dan perlambatan tersebut
merupakan suatu kejadian yang berbeda dalam setiap organ tubuh akan tetapi
masih saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Peristiwa pertumbuhan pada anak dapat terjadi perubahan tentang
besarnya, jumlah, ukuran didalam tingkat sel, organ maupun individu.
Sedangkan peristiwa perkembangan pada anak dapat terjadi pada perubahan
bentuk dan fungsi pematangan organ mulai dari aspek sosial, emosional, dan
intelektual. Pertumbuhan dan perkembangan secara intelektual anak dapat
dilihat dari kemampuan secara symbol maupun abstrak seperti berbicara,
bermain, berhitung, membaca dan lain-lain, sedangkan perkembangan secara
emosional anak dapat dilihat dari perilaku social dilingkungan anak.
Proses tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa
pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Perkembangan anak terdiri dari : perkembangan motorik kasar
(pergerakan dan sikap tubuh); perkembangan motorik halus (menggambar,
memegang suatu benda dan lain – lain); perkembangan bahasa (kemampuan respon
suara, mengikuti perintah, dan berbicara sopan); kepribadian atau tingkah laku
(berinteraksi dengan lingkungannya).
2

Kemampuan perkembangan motorik kasar diawali dengan koordinasi


tubuh, duduk, merangkak, berdiri, dan diakhiri dengan berjalan. Kemampuan
perkembangan gerak motorik kasar ini ditentukan oleh perkembangan
kekuatan otot, tulang, dan koordinasi otot untuk menjaga keseimbangan tubuh
(Irwan, 2006). Perkembangan motorik kasar tidak hanya dipengaruhi oleh
kemampuan fisik, tetapi juga kesiapan psikis anak untuk melakukannya
seperti memanjat, dan berlari. Kemampuan motorik kasar sangat berpengaruh
pada perkembangan anak. Bila mengalami keterlambatan pada kemampuan
motorik, maka anak akan mengalami keterlambatan perkembangan dan
pertumbuhan anak.
Perkembangan motorik dipengaruhi dua faktor yaitu faktor genetik
(faktor bawaan normal dan patologik, jenis kelamin, dan ras); dan faktor
lingkungan (faktor pra-natal dan post-natal). Tujuan dari perkembangan
motorik yaitu penguasaan ketrampilan tergambar dalam kemampuan
menyelesaikan gerakan motorik tertentu, dimana dapat dilihat seberapa besar
anak dapat menyelesaikan gerakan motorik yang diberikan dengan tingkat
keberhasilan.
Kemampuan gerak motorik meliputi gerak motorik halus, contohnya:
menulis, membaca, berhitung dan lain – lain, sedangkan gerak motorik kasar,
contohnya : berlompat, berlari, menari, bermain bola dan lain – lain (Untuk
meningkatkan gerak motorik kasar dibutuhkan tenaga yang bugar.
Kebugaran atau bugar merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan
pekerjaan secara maksimal tanpa mengalami kelelahan dan bisa melakukan.
Menurut penelitian Surya April 2015, sejalan dengan perteumbuhan
dan perkembangannya anak usia prasekolah mempunyai mempunyai
kemampuan motorik yang kasar dan halus, yang lebih matang dari usia
toddler. Anak sudah lebih aktif, kreatif dan imajinatif. Demikian juga
kemampuan berbicara dan berhubungan sosial dengan temannya. Oleh
karena itu jenis permainan yang sesuai ialah assosiative play, dramatic play,
dan skill play.
3

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang yang dimaksud dengan pengertian pertumbuhan anak prasekolah?


2. Apa yang dimaksud dengan pengertian perkembangan anak prasekolah?
3. Bagaimana cara mendeteksi dini tumbuh kembang anak usia prasekolah?
4. Bagaimana cara menstimulasi tumbuh kembang anak prasekolah?
5. Apa saja masalah yang terjadi pada anak usia Prasekolah

1.3 Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak tentang Pertumbuhan dan


perkembangan masa prasekolah.
2. Untuk mengetahui pertumbuhan anak masak prasekolah.
3. Untuk mengetahui perkembangan anak masak prasekolah.
4. Untuk mendeteksi dini tumbuh kembang anak usia prasekolah
5. Untuk menstimulasi tumbuh kembang anak prasekolah
6. Untuk mengetahui masalah yang terjadi pada anak usia prasekolah

1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
Menambah wawasan pengetahuan tentang Ilmu Keperawatan anak dan
perkembangan anak masa prasekolah.

2. Bagi Pembaca
Memberikan wawasan tentang Pertumbuhan dan perkembangan masa
prasekolah. Serta dapat menambah dan meningkatkan wawasan pengetahuan
khususnya di bidang Ilmu Keperawatan Anak.

3
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pertumbuhan anak usia prasekolah


1. Pada pertumbuhan anak usia pra sekolah pada anak pertumbuhan fisik
khususnya
a. Berat badan mengalami kenaikan rata – rata pertahunnya 2 kg, kelihatanya
kurus tetapi aktivitas motorik tinggi, dimana sistem tubuh sudah mencapai
kematangan seperti berjalan, melompat dan lain – lain.
b. Ukuran tinggi badan anak akan bertambah rata – rata 6,75 – 7,5 cm setiap
tahunnya.
Pada masa ini adalah masa dimana perkembangan kognitif sudah mulai
menunjukan perkembangan dan anak sudah mempersiapkan diri untuk
memasuki sekolah dan tampak lagi kemampuan anak belum mampu menilai
sesuatu berdasarkan apa yang mareka lihat dan anak membutuhkan pengalaman
belajar dengan lingkungan dan orang tuanya. Sedangkan perkembangan
psikososial pada anak sudah menunjukan adanya rasa inisiatif, konsep diri yang
positif, serta mampu mengidentifikasi identitas dirinya.

2. Nutrisi
a. Kebutuhan nutrisi
- Kebutuhan nutrisi anak prasekolah hampir sama dengan todler, meskipun
kalori menurun sampai 90 kkal/kg/hr.
- Kebutuhan protein 1,2 gr/kg/hr.
- Kebutuhan cairan 100ml/kg/hr tergantung pada tingkat aktivitas anak.
b. Pola dan pilihan makanan
- Anak usia prasekolah mungkin menolak sayuran, makanan kombinasi,
dan hati.
- Makanan yang disukai antara lain sereal, daging, kentang bakar, buah
buahan, dan permen

4
5

- Banyak anak yang berusia 3 dan 4 tahun tidak dapat diam atau cerewet
selama makan dengan keluarga, dan dapat tetap berjuang dengan
penggunaan peralatan makan (mis., sendok, piring, dan garpu)
c. Kebiasaan makan orang lain memengaruhi anak usia 5 tahun.
- Anak cenderung fokus pada aspek “social” makan, antara lain percakapan
di meja makan, sikap di meja makan, dan kemauan untuk mencoba
makanan yang baru, serta membantu menyiapkan atau membersihkan
makanan.
- Anak usia prasekolah yang lebih besar dapat menggunakan sendok dan
garpu
-
3. Pola tidur
a. Rata rata anak usia prasekolah tidur 11 sampai 13 jam sehari
b. Sebagian besar anak usia prasekolah memerlukan tidur siang sampai usia 5
tahun, yaitu saat sebagian besar memasuki taman kanak kanak. Kebiasaan
tidur siang setiap hari dapat di hilangkan jika tampak mengganggu waktu tidur
malam hari. Jika anak masih memerlukan tidur siang, cukup selama 30
sampai 60 menit.
c. Ritual yang menentramkan dan relaksasi sebelum tidur harus membantu
menenangkan anak. Ritual sebelum tidur dapat memakan waktu 30 menit
atau lebih.
d. Masalah tidur yang umum terjadi, antara lain:
- Mimpi buruk
- Teror di malam hari
- Sulit istirahat setelah sibuk seharian
- Aktivitas pengantar tidur terlalu lama sehingga menunda tidur
- Terbangun di malam hari
e. Untuk sebagian besar anak usia prasekolah, objek yang menimbulkan rasa
aman dan lampu tetap menyala saat tidur dapat membantu tidur.

4. Kesehatan gigi

5
6

a. Seluruh gigi berjumlah 20 harus lengkap pada usia 3 tahun


b. Perkembangan motorik halus pada usia prasekolah memungkinkan anak
mampu menggunakan sikat gigi dengan baik, anak harus menggosok giginya
dua kali sehari
c. Orang tua harus mengawasi anak menggosok gigi dan membersihkan sela
sela gigi
d. Anak harus menghindari makanan yang bersifat kariogenik untuk mencegah
karies

5. Eliminasi
a. Sebagian besar anak mampu melakukan toilet training dengan mandiri pada
akhir episode prasekolah. Beberapa anak mungkin masih mengompol di
celana. Sebagian besar lupa untuk mencuci tangannya dan untuk membilas
(cebok)
b. Anak anak berkemih rata rata 500 samapi 1000 mL/hari.

B. Perkembangan anak prasekolah


Teori perkembangan anak prasekolah
1. Teori perkembangan psikoseksual menurut Freud
Pada perkembangan psikoseksual anak pertama kali ditemukan oleh Sigmund
Freud yang merupakan proses dalam perkembangan anak dengan pertambahan
pematangan fungsis truktur serta kejiwaan yang dapat menimbulkan dorongan
untuk mencari rangsangan dan kesenangan secara umum untuk menjadikan diri
anak menjadi orang dewasa.
Tahap Oedepal / phalik terjadi pada umur 3 -5 tahun dengan perkembangan
sebagai berikut :
a. Kepuasan pada anak terletak pada rangsangan autoerotic yaitu meraba – raba
b. Merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erogennya
c. Suka pada lain jenis

6
7

d. Anak laki – laki cenderung suka pada ibunya dari pada ayahnya demikian
sebaliknya. Perasaan seksual yang negative menyababkan anak menjauhi
orang tua dengan jenis kelamin berbeda dan mulai dekat dengan orang tua
sejenis, dimulainya proses identifikasi seksual. Disini muncul istilah Oedipus
komplek (mencintai ibu) dan Elektra komplek (cemburu karena tidak punya
penis)

2. Teori perkembangan psikososial menurut Erikson


Pada teori yang dikemukakan menurut Erikson mengenai psikososial anak
dalam perkembangannya selalu dipengaruhi oleh lingkungan sosial untuk
mencapai kematangan kepribadian anak. Pada masa prasekolah ( 4 – 6 tahun )
akan memulai inisiatif dalam pengalaman baru secara aktif dalam melakukan
aktivitasnya, dan apabila tahap ini anak dilarang maka akan tumbuh perasaan
bersalah pada diri anak.
Erikson juga mengungkapkan krisis yang dihadapi pada masa pra sekolah
yakni inisiatif verus rasa bersalah.
a. Orang terdekat anak pra sekolah adalah keluarga
b. Rasa takut yang sering terjadi antara lain : kegelapan, di tinggal sendiri,
binatang besar, hantu, rasa nyeri, atau mutilasi tubuh.

3. Teori perkembangan moral menurut Kohlberg

Perkembangan psikomoral ini dikemukakan oleh Kohlberg dalam memandang


tumbuh kembang anak yang ditinjau segimoralitas anak dalam menghadapi
kehidupan. Tinjauan Kohlberg anak usia pra sekolah berada pada tahap orientasi
hokum dan kertertiban pada tingkat pemikiran konvensional dalam perkembangan
moral, yang terjadi hingga usia 10 tahun. Pada tahap ini mempunyai
perkembangan membuat keputusan yang benar berarti mengerjakan tugas,
berorientasi kepada otoritas yang sudah pasti dan usaha untuk memelihara
ketertiban social, perasaan bersalah muncul dan penekanannya pada
pengendalian eksternal.

7
8

4. Teori perkembangan kognitif menurut Piaget

Menurut Piaget anak usia prasekolah berada pada tahap berpikir


praoperasional ( umur 2 – 7 tahun ) pada perkembangan kognitifnya. Pada
pekembangan kemampuan ini anak belum mampu mengoprasionalisasikan apa
yang dipikirkan melalui tindakan dalam pemikiran anak, perkembangan masih
dalam sifat egosenrik. Contohnya anak akan memilih suatu atau kurang yang lebih
besar walaupun isinya sedikit. Pada masa ini juga sifat pikiran bersifat transduktif
yaitu menganggap semuanya sama. Contoh pemikiran yang bersifat transduktif
seperti seorang pria dikeluarganya adalah ayah, maka semua pria adalah
ayahnya. Pemikiran yang kedua yaitu animisme yakni selalu memperhatikan
adanya benda mati, contohnya seperti jika anak terbentur pada benda mati maka
anak akan memukul kearah benda tersebut.

5. Teori perkembangan hubungan interpersonal menurut Sullivan

Teori ini lebih menekankan pada hubungan interpersonal. Anak menggunakan


hubungan sosial dalam mengembangkan konsep diri. Usia 4 – 5 tahun anak lebih
suka bermain dengan kelompoknya.

Perkembangan anak usia Pra Sekolah

Usia 3 tahun

1. Motorik Kasar :
a. Mengendarai sepeda roda tiga
b. Berdiri pada satu kaki dalam beberapa detik
c. Naik dan turun tangga dengan kaki bergantian
d. Melompat jauh
e. Mencoba berdansa, mungkin belum seimbang

2. Motorik Halus :

8
9

a. Membangun menara dari 9 – 10 kotak


b. Membangun jembatan dengan 3 kotak
c. Secara benar memasukan biji - bijian kedalam botol berleher sempit
3. Bahasa
a. Mempunyai perbendaharaan kata sekitar 900 kata.
b. Menggunakan kalimat lengkap dari 3 sampai 4 kata
c. Bicara tanpa henti, tanpa peduli apakah seseorang memperhatikannya
d. Mengulang kalimat dari enam suku kata
e. Mengajukan banyak pertanyaan

4. Sosial /kognisi
a. Berpakaian sendiri hampir lengkap, dibantu bila kancing dibelakang, dan
mencocokan sepatu kanan atau kiri
b. Mengalami peningkatan rentang perhatian
c. Makan sendri
d. Dapat menyiapkan makan sederhana seperti sereal dan susu
e. Dapat membantu mengatur meja, mengeringkan piring tanpa pecah
f. Takut pada kegelapan
g. Mengetahui jenis kelamin sendiri dan orang lain
h. Egosentrik dalam berfikir dan tingkah laku
i. Mulai memahami waktu
j. Mulai mampu memandang konsep dari perspektif yang berbeda
k. Permainan paralel dan asosiatif : mulia mempelajari permaianan sederhana,
tetapi sering mengikuti aturannya sendiri, serta mulai berbagi

Usia 4 tahun
1. Motorik kasar
a. Melompat dengan satu kaki
b. Menangkap bola dengan tepat
c. Melemparbola bergantian dengan tangan
2. Motorik Halus :

9
1
0

a. Menggunakan gunting dengan baik untuk memotong gambar mengikuti garis


b. Dapat memasang sepatu tetapi tidak mampu mengikat talinya
c. Dapat menggambar menyalin bentuk kotak, garis silang atau segi tiga
3. Bahasa
a. Perbendaharaan sekitar 1.500 kata
b. Menggunakan kalimat dari 4 - 5 kata
c. Menceritakan cerita dengan dilebih - lebihkan
d. Mengetahui lagu sederhana
e. Menyebutkan satu atau lebih warna
f. Memahami analogi seperti :“ Bila es dingin”, “api panas” dsb.
4. Social/ kognisi
a. Sangat mandiri
b. Cenderung untuk keras kepala dan tidak sabar
c. Agresif secara fisik dan ferbal
d. Mendapat kebanggan dalam pencapaian
e. Memamerkan secara dramatis, menikmati pertunjukan orang lain
f. Menceritakan cerita keluarga pada orang lain tanpa batasan
g. Masih mempunyai banyak rasa takut
h. Menghubungkan sebab akibat dengan kejadian
i. Memahami waktu dengan baik, khususnya dalam istilah urutan kejadian
sehari – hari
j. Menilai segala sesuatu munurut dimensinya seperti tinggi, lebar, atau perintah
k. Egosentrisme berkurang dan kesadaran sosial lebih tinggi
l. Dapat menghitung dengan benar
m. Patuh pada orang tua karena batasan bukan karena memahami salah atau
benar

Usia 5 tahun
1. Motorik Kasar :
a. Melompat dnegan kaki bergantian
b. Melempar dan menangkap bola dengan baik

10
1
1

c. Melompat keatas
d. Bermain skate dengan keseimbangan yang baik
e. Berjalan mundur dengan tumit dan jari kaki
f. Keseimbangan pada kaki bergantian dengan mata tertutup
2. Motorik Halus :
a. Mengikat tali sepatu
b. Menggunakan gunting, alat sederhana, atau pensil dengan baik
c. Menggambar meniru gambar permata dan segi tiga, menambahkan 7 – 9
bagian dari gambar garis, mencetak beberapa huruf, angka, atau kata, seperti
nama panggilan
3. Bahasa
a. Mempunyai perbendaharaan sampai 2.100 kata
b. Menggunakan kalimat dengan 6 – 8 kata
c. Menyebutkan 4 atau lebih warna
d. Menggamabar atau melukis dengan banyak komentar dan menyebutkannya
satu persatu
e. Mengetahui nama – nama hari dalam seminggu, bulan, dan kata yang
berhubungan dengan waktu lainnya
f. Dapat mengikuti tiga perintah sekaligus

4. Social/ kognisi
a. Kurang memberontak dibanding sewaktu usia 4 tahun
b. Lebih tenang dan berhasrat untuk menyelesaikan urusan
c. Mandiri tetapi dapat dipercaya, tidak kasar, lebih bertanggung jawab
d. Mengalami sedikit rasa takut, mengandalkan otoritas luar untuk
mengendalikan dunianya
e. Berhasrat untuk melakukan sesuatu dengan benar dan mudah, mencoba
mengikuti aturan
f. Menunjukan sikap lebih baik
g. Memperhatikan diri sendiri secara total kecuali gigi, berpakaian atau higiene (
perlu pengawasan )

11
1
2

h. Mulai bertanya apa yang dipikirkan orang tua dengan membandingkannya


dengan teman sebaya dan orang dewasa lain
i. Lebih mampu memandang perspektif orang lain, tetapi menoleransi
perbedaan dari pada memahaminya
j. Mulai memahami penghematan angka melalui penghitungan objek tanpa
memandang pengaturan
k. Menggunakan kata berorientasi waktu
l. Sangat ingin tahu tentang informasi faktual mengenai dunia

C. Deteksi dini tumbuh kembang anak usia prasekolah


1. Deteksi dini pertumbuhan dengan cara
a. Pengukuran berat badan terhadap tinggi badan dengan tujuan menentukan
status gizi anak, normal, kurus, kurus sekali atau gemuk
b. Pengukuran lingkar kepala anak untuk menilai pertumbuhan otak, penilaian
ini dapat dilihat apabila pertumbuhan otak kecil (mikrosefali) maka
menunjukkan adanya retardasi mental, sebaliknya apabila otaknya besar
(volume kepala meningkat) akibat penyumbatan pada aliran cairan
cerebrospinal.

2. Deteksi dini perkembangan dengan cara


a. Skrining/ pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuisioner Pra
Skrining Perkembangan (KPSP) untuk mengetahui perkembangan anak
normal atau ada penyimpangan
b. Test Daya Dengar (TDD) dengan tujuan untuk menemukan gangguan
pendengaran sejak dini, agar dapat segera di tindaklanjuti untuk
meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak
c. Test Daya Lihat (TDL) dengan tujuan untuk mrndeteksi secara dini kelainan
daya dengar agar dapat di lakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan
untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar

12
1
3

Ada beberapa jenis alat yang digunakan untuk deteksi dini adanya penyimpangan
emosional pada anak

- Kuisoner Masalah mental emosional (KMME) bagi anak umur 3 tahun- 6 tahun
- Ceklist autis anak prasekolah (CATT)
- Formulir deteksi dini gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas
(GPPH)
- Menggunakan abrevieted conner rating scale bagi anak umur 3 tahun ke atas

D. Stimulasi tumbuh kembang anak prasekolah


Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah adalah
kemampuan gerak halus, kemampuan gerak kasar, kemampuan bicara dan bahasa
serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian.

Ada beberapa prinsip dasar yang perlu di perhatikan yaitu:

1. Stimulasi di lakukan dengan di landasi rasa cinta kasih saying


2. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tinkah
laku orang orang yang dekat dengannya
3. Lakukan stimulasi dnegan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi,
menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman
4. Lakukan stiulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap
kemampuan dasar anak
5. Gunakan alat bantu/ permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar anak
6. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki laki dan anak perempuan
7. Anak selalu di beri pujian, bila perlu di beri hadiah atas keberhasilannya

Stimulasi anak usia 3- 4 tahun:

Sebutkan nama benda, sifat, guna benda, bacakan cerita, tanya jawab,
bercerita, nonton TV didampingi, menyanyi, cuci tangan, cebok, berpakaian,
rapikan mainan, makan dengan sendok garpu, masak-masakan, menggunting,
menempel, menjahit, puzzle, balok, menggambar, mewarnai, menulis,

13
1
4

mengelompokkan benda sejenis, mencocokkan gambar dan benda,


menghitung, menngenal angka, melempar, menangkap, berlari, mellompat,
memanjat, merayap, main sepeda roda tiga, main lalu lintas, ular tangga den

E. Masalah yang terjadi pada anak usia Prasekolah


1. Masalah – masalah Umum
a. Kemarahan
Banyak anak prasekolah yang mengungkapkan kemarahan secara tiba-
tiba. Dalam hal ini orang tua jangan memberikan apa yang diminta anak
sebagai tanggapan terhadap kemarahannya itu, sebab hal itu akan dipandang
anak sebagai pahala. orang tua harus mengabaikan kemarahan pertama
anak. Jika usaha ini tidak berhasil untuk meredakan kemarahannya, orang tua
perlu berbicara dengan tegas.

b. Cacat

Sikap orang tua dan perkembangan anak secara umum bisa sangat
dipengaruhi oleh kondisi cacat (Bentovim, 1972). Anak cacat bisa menjadi
terlalu bergantung dan menarik diri. Orang tua dan anggota keluarga lainnya
yang merasa kasihan terhadap anak itu mungkin akan membiarkan anak itu
bersikap begitu, tetapi hal itu akan menimbulkan masalah perilaku. Anak yang
cacat harus didorong untuk sebisa mungkin mandiri, tanpa menyangkal
kondisi cacatnya.

c. Kegemukan

Kegemukan menghancurkan citra diri anak dan membuatnya diejek


teman-temannya, jadi orang tua harus mencegah masalah itu dengan risiko
apa pun.

14
1
5

d. Mengompol

Masalah ini biasa untuk anak masa prasekolah, tetapi itu akan menjadi
masalah besar jika masih berlanjut sampai masa sekolah. Kurang lebih 16 %
anak-anak kadang-kadang masih mengompol setelah berumur 5 tahun (Rae-
Grant, Carr, dan Berman, 1983, 181 ). Orang tua tidak boleh mengolok-olok
anak yang masih mengompol, sebaliknya orang tua sebaiknya menyuruh anak
itu untuk membersihkan tempat tidurnya setiap kali hal itu terjadi.

e. Buang Air Besar di Celana ( Enkopresis )

Seperti halnya mengompol, hal ini juga merupakan hal yang normal untuk
anak masa prasekolah. Jika hal ini terus berlanjut setelah umur 4 tahun, orang
tua bisa melakukan konsultasi dengan ahli psikologi. Kadang-kadang,
mengompol atau buang air besar di celana merupakan masalah medis yang
bisa diobati dengan obat-obatan tertentu.

f. Menggigit Jari

Anak yang masih suka menggigit jari pada usia ini merupakan hal yang
normal. Untuk menghilangkan kebiasaan ini, anak perlu ditawari hadiah,
namun hukuman untuk hal ini tidak disarankan.

g. "Gerenyet"

Perilaku seperti gerakan tiba-tiba yang tidak pantas, seperti mengedipkan


mata dan berdehem terus-menerus disebut gerenyet. Anak yang memiliki
perilaku seperti ini mungkin memerlukan konseling karena perilaku ini
biasanya disebabkan oleh konflik emosional yang mendasarinya. Gerenyet
tersebut akan hilang dengan sendirinya jika konflik tersebut diselesaikan
(Freedman, Kaplan, dan Saddrock, 1975, 1398-1399). Pengobatan mungkin
juga dapat dipakai untuk mengatasi masalah itu sementara.

15
1
6

h. Gagap
Gagap pada anak prasekolah dipandang normal dan biasanya akan hilang
saat anak itu berumur 6 tahun. Gagap biasanya disebabkan oleh
ketidakmatangan neurologis. Orang tua sebaiknya mengabaikan hal ini
kecuali hal itu berlanjut sampai masa sekolah. Makin banyak diberi perhatian,
masalah ini justru makin bertambah parah.

i. Rasa Takut dan Masalah Tidur

Rasa takut terhadap binatang sangat biasa selama usia ini dan tidak perlu
terlalu dikhawatirkan. Orang tua harus meyakinkan anak itu berulang-ulang.
Mimpi buruk dan teror malam mungkin merupakan akibat konflik emosional.
Dalam beberapa kasus, dibutuhkan pengobatan, terutama dengan teror
malam di mana anak-anak berteriak dan meronta-ronta tetapi tidak bangun.

Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM
(rapid eye movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk biasanya
akan benar-benar terbangun dan dapat mengingat kembalimimpinya secara
terperinci. Mimpi buruk yang terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal,
dan satu-satunya tindakan yang perlu dilakukan orang tua adalah
menenangkan anak. Tetapi mimpi buruk yang sering terjadi adalah abnormal
dan bisa menunjukkan masalah psikis. Pengalamam yang menakutkan
(termasuk cerita menakutkan atau film tentang kekerasan di televisi) bisa
menyebabkan terjadinya mimpi buruk. Hal ini terutama sering ditemukan pada
anak-anak yang berumur 3-4 th, karena mereka belum bisa membedakan
antara khayalan dan kenyataan. Teror dimalam hari adalah suatu keadaan
dimana sesaat setelah tertidur anak setengah terbangun dengan kecemasan
yang luar biasa. Anak tidak dapat mengingat kembali apa yang atelah
dialaminya.

16
1
7

Tidur sambil berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan


tertidur anak bengkit dsari tempat tidurnya dan berjalan-jalan. Teror dimalam
hari dan tidur sambil berjalan biasanya berlangsung selama tidur dalam (Non
REM) dan terjadi dalam 3 jam pertama setelah anak tertidur. Tiap episode
berlangsung dari beberapa detik sampai beberapa menit. Teror dimalam hari
sifatnya dramatis karena nak menjerit-jerit dan panik, keadaan ini paling sering
ditemukan pada anak yang berumur 3-8 th.Lampu malam mungkin bisa
membantu. Anak-anak harus didorong untuk kembali ke kamar mereka lagi,
dan jangan tidur di kamar orang tua. Mengigau merupakan hal yang biasa
terjadi pada anak-anak kecil. Jika itu terjadi berulang kali, mungkin dibutuhkan
pengobatan.

j. Depresi

Depresi merupakan hal yang biasa dialami setelah anak kehilangan orang
tua atau benda yang dikasihi. Depresi sering kali muncul dalam bentuk
penarikan diri, kesedihan yang berlarut-larut, dan peningkatan atau penurunan
tingkat aktivitas yang mencolok. Mungkin dibutuhkan konseling, kadang-
kadang obat antidepresan dengan dosis rendah bisa diberikan.

k. Stress

Sekolah minggu, pindah ke rumah yang baru, kunjungan ke dokter gigi


atau ke dokter, atau kelahiran adik mungkin menyebabkan stres yang cukup
berat bagi anak. Orang tua perlu mempersiapkan anak itu dengan
membicarakan kejadian itu dengan jujur. Orang tua harus memberi tahu anak-
anak jika akan mempekerjakan pengasuh untuk mengurangi stres anak.Pada
usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran anggota
keluarga baru (adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh orang tua
sehingga anak sering membuat olah untuk mendapatkan perhatian orang tua.

17
1
8

2. Masalah Kesehatan

Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti

a. Sistem integumen
Masalah kesehatan yang sering terjadi pada sistem integumen adalah
Varicella ( cacar air ), eritema infeksiosa, eksamtema subitum, campak
b. Sistem pencernaan
Masalah kesehatan yang sering terjadi pada sistem pencernaan adalah
glardiatis, enterobialisi, ascarriasis, penyakit cacing, diare
c. Sistem pernapasan
Masalah pada sistem pernapasan yang sering terjadi adalah dipteria, pertusis,
paringitis,stomatitis

3. Bahaya Fisik

a. Kecelakaan

Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang


menghasilkan ketrampilan tertentu. Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik
namunkecelakaan dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-
hati akan berbahaya bagi psikologisnya sehingga anak akan takut terhadap
kegiatan fisik. Jika hal ini terjadi bisa berkembang menjadi masa malu.

b. Keracunan

Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia
lihat tanpa mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.

4. Bahaya Psikologis

Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi.
Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih pemarah,

18
1
9

mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya


mengompol dan menghisap jempol.

19
2
0

BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Anak sejak lahir telah memiliki potensi yang berbeda satu sama lain. Oleh
karena itu perlu diberi dorongan, bimbingan dan pengaruh positif agar dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal. Dalam pemberian pengaruh ini
pendidik perlu mengetahui masa perkembangan anak. Pengaruh kebaikan
yang diberikan kepada anak sebaiknya dihubungan dengan berbagai
kecerdasan yang dimiliki akan. Supaya nanti dapat menghasilkan manusia
yang berkepribadian yang utuh.
Anak adalah subjek yang harus diperhatikan, di beri kebebasan untuk
tumbuh maupun berkembang sendiri berdasarkan apa adanya. Tugas
pendidik adalah mempengaruhi karena ituy perlu pembiasaan, keteladanan
dan pembelajaran.
Pemberian kegiatan pada anak perlu disesuaikan dengan kematangan dan
perkembangan anak. Sehingga nanti dapat menjadi anak yang sehat,
cerdas dan ceria. Beberapa pandangan diatas dapat dijadikan acuan untuk
mendidik anak usia sekolah agar menjadi anak yang sehat cerdas melalui
bermain.
b. Saran
Sebaiknya orang tua berperan besar pada meningkatkan
pertumbuhan,perkembangan dan dinamika pada anak khususnya usia
prasekolah karena pada tahap ini yang paling menetukan bekal
pengetahuan bagi anak untuk melangkah ke jenjang selanjutnya.

20
2
1

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

21

Anda mungkin juga menyukai