Jawab :
Dapat dilakukan melalui menghindari kontak dengan pasien, meningkatkan higienitas
individu (cuci tangan, makan makanan bersih, dan sebagainya), maupun vaksinasi hepatitis
A.
Vaksinasi hepatitis A berupa injeksi immunoglobulin 1 mL IM yang diulang setiap 6-
18 bulan tergantung vaksin, dengan efektifitas yang mencapai 80-100%. Vaksinasi tersebut
diindikasikan bagi individu berikut:
1. Individu yang akan pergi ketempat endemis. Vaksinasi diberikan 2 minggu sebelum
keberangkatan
2. Pasien dengan penyakit hati kronis vaksinasi hepatitis A. Namun, efektifitas vaksinasi
pada kelompok dengan penyakit hati lanjut atau imunokomprom ilebih rendah.
3. Pasien dengan potensi hepatitis A tinggi yakni sosioekonomi rendah, kebersihan air dan
sanitasi yang buruk.
Vaksin hepatitis A belum direkomendasikan pada pasien berusia <2 tahun. Saat ini,
vaksin yang tersedia berupa Havrix® danVaqta®.
Sumber:
Arief, Syamsul. Hepatitis Virus. Dalam: Juffrie M, Soenarto Yati SS, Oswari Hanifah, Arief S,
Rosaline Ina, Mulyani SS, penyunting. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. Edisis ke-1.
Jakarta: Badan Penerbitan IDAI ; 2012. H. 87.
4. Pengolahan (treatment)
Teknik pengolahan ditujukan pada limbah yang tidak dapat kita olah sendiri.
Teknik pengolahan ini dilakukan pada limbah industri atau limbah yang beracun.
Adapun beberapa teknik yang dilakukan untuk mengolah limbah cair diantaranya
sebagai berikut :
Pengolahan secara fisika, pengolahan secara fisika dapat dilakukan dengan
berbagai cara di antaranya adalah:
Penyaringan, dilakukan pada limbah cair yang mudah mengendap. Bahan-bahan
padat dalam cairan dapat dipisahkan dengan penyaringan.
Proses flotasi, yaitu proses pengolahan limbah dengan cara penyisihan ahan-bahan
mengapung seperti minyak dan lemak. Teknik ini dapat juga dilakukan pada
bahan-bahan tersuspensi seperti lumpur.
Proses filtrasi, yaitu teknik yang dilakukan pada bahan limbah yang mengandung
partikel suspensi (mengendap). Teknik ini dapat menyisihkan sebanyak mungkin
partikel yang mengendap.
Proses absorpsi, yaitu teknik pengolahan limbah dengan menggunakan karbon
aktif. Teknik ini dilakukan dengan menyisihkan senyawa aromatik dan senyawa
organik terlarut lainnya.
Teknologi membran (reverse osmosis), digunakan untuk unit pengolahan kecil.
Teknik ini membutuhkan biaya operasi yang sangat mahal.
Pengolahan secara kimia, pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan
untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid),
seperti logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun dengan
membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan bahan-bahan
tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tersebut.
Perubahan zat tersebut adalah dari tidak dapat diendapkan menjadi mudah
diendapkan, baik dengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung
sebagai hasil reaksi oksidasi.
Pengolahan secara biologi, yaitu dengan melibatkan mikroorganisme. Ditinjau dari
segi lingkungan, pengolahan secara biologi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu proses
aerob dan proses anaerob. Proses aerob adalah proses pengolahan limbah yang
melibatkan oksigen, sedangkan proses anaerob adalah proses pengolahan limbah
yang tidak melibatkan oksigen.
Sumber:
Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 288/MENKES/SK/HI/2003 Tentang Pedoman
Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum. Jakarta : 2003