Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BIOLOGI DASAR

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas “ Biologi Dasar”

Dosen Pengampu : Rika Anggraini, S.Pi., M.Si

Disusun Oleh :

DESI NURLIANTI ( 180254241013 )

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2019
KATA PENGANTAR
Penyusun mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas rahmat-Nya sehingga
penyusun dapat mentelesaikan penulisan makalah yang berjudul organisme perairan yang
melakukan fotosintesis.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas biologi dasar dan untuk mempermudah dalam
proses belajar mengajar.

Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan pihak lain makalah ini tidak mungkin dapat
diselesaikan tepat waktu. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima
kasih kepada :Ibu Rika Anggraini, S.Pi., M.Si

Ibu Rika Anggraini, S.Pi., M.Si

1. Ibu Rika Anggraini, S.Pi., M.Si selaku dosen yang telah mengajarkan kami dalam
mata kuliah Biologi Dasar ;
1. Kedua orangtua tercinta, yang senantiasa mendoakan dan memberikan semangat bagi
penulis dapat menyelesaikan makalah ini; dan
2. Teman –teman seperjuangan, yang telah memberikan motivasi semangat.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Penyusun menyadari makalah ini masih
terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi kesempurnaan di masa datang.

Tanjungpinang, 23 September 2019

Penyusun,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI. ............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 2
1.2.Perumusan Masalah ............................................................................................................. 2
1.3.Tujuan................................................................................................................ .................. 2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1. Konsep Biaya Produksi.....................................................................................3
2.2. Jenis-jenis Biaya Produksi................................................................................4
2.3.Teori Biaya Produksi................ ..........................;.............................................6
2.4. Jangka Waktu Produksi.....................................................................................7
2.5.Faktor-Faktor Biaya Produksi............................................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................9
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................10
3.2. Saran.............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Semua mahkluk hidup sangat memerlukan makanan agar dapat tumbuh dan
hidup. tumbuhan merupakan makhluk hidup yang dapat membuat makanannya
sendiri. Akan tetapi, bukan sembarang tumbuhan yang dapat membuat makanannya
sendiri. Tumbuhan yang dapat membuat makanan sendiri adalah tumbuhan yang
mempunyai klorofil. Dengan fotosintesislah tumbuhan bisa menghasilkan makanan
dan memperoleh energinya demi kelangsungan hidupnya.
Fotosintesis adalah peristiwa sintesis atau penyusunan zat organik yang
terdiri dari gula dari zat anorganik yang terdiri dari air dan karbon dioksida dengan
bantuan energi cahaya matahari. Dalam fotosintesis, dihasilkan glukosa atau
karbohidrat dan oksigen. Hampir semua makhluk hidup sangat bergantung pada
hasil fotosintesis. Sehingga fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di
bumi. Organisme yang mampu menyusun senyawa organik dari senyawa
anorganik dinamakan organisme autrotof. ADAPUN Organisme yang dapat melakukan
proses fotosintesis seperti tumbuhan, algae, DAN BAKTERI menghasilkan bahan organik
untuk biosfer. Bahan organik sebagai sumber energi untuk pertumbuhan, perkembangan, dan
pemeliharaan. SALAH SATUNYA ADA Fitoplankton merupakan plankton hewani yang
sangat penting di perairan karena sebagai penghubung dengan organisme laut yang lebih
tinggi tingkatannya pada rantai makanan. Keberadaan fitoplankton di perairan sangat
dibutuhkan bagi zooplankton. Adanya fitoplankton di perairan dapat mengindikasikan
ketersediaan makanan bagi organisme laut yang terdapat di perairan serta dapat memberikan
gambaran tentang daya dukung perairan untuk menunjang kehidupan organisme laut lainnya
(Doni, 2014).
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan fotosintesis?
2. jelaskan organisme yang terdapat di perairan yang melakukan fotosintesis?
3. Apa perbedaan proses fotosintesis pada C3, C4, dan CAM?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui APA ITU FOTOFINTESIS konsep dari biaya produksi.
2. Untuk meNGETAHUI ORGANISME YANG TERDAPAT DI PERAIRAN YANG
MELAKUKAN FOTOSINTESIS.
3. Untuk MENGETAHUI PERBEDAAN DARI C3, C4 DAN CAM.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN FOTOSINTESIS

Fotosintesis adalah proses penyusunan bahan organik (karbohidrat) dari H2O dan CO2 dengan
bantuan energi cahaya matahari. Dalam fotosintesis, dihasilkan glukosa (karbohidrat) yang
dilakukan oleh tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dan oksigen. Hampir semua makhluk
hidup bergantung pada hasil fotosintesis. Sehingga fotosintesis menjadi sangat penting bagi
kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa dalam menghasilkan sebagian besar oksigen yang
terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang mampu menyusun senyawa organik dari senyawa
anorganik dinamakan organisme autotrof. Jadi, fotosintesis merupakan transformasi energi dari
energi cahaya matahari dikonversi menjadi energi kimia yang terikat dalam molekul
karbohidrat. Proses ini berlangsung melalui reaksi berikut.

adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi laju proses fotosintesis


diantaranya :

1. Intensitas cahaya. Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.


2. Konsentrasi karbon dioksida. Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin
banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan
fotosintesis.
3. Suhu. Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada
suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan
meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
4. Kadar air. Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup,
menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.

5. Oksigen
kenaikan kadar oksigen dapat menghambat fotosintesis karena oksigen
merupakan komponen untuk respirasi. Oksigen akan bersaing dengan
karbondioksida untuk mendapat hidrogen.

6. Kandungan Klorofil
Kandungan klorofil dari setiap tumbuhan berbeda-beda. Untuk
membedakannya dapat dilihat pada warna daun. Daun yang menguning atau
berwarna kekuningan berarti kadar klorofilnya relatif masih sangat kurang.
Sebaliknya, jika daun berwarna hijau, maka daun tersebut memiliki kadar klorofil
yang relatif tinggi. Jika kekurangan klorofil, maka akan menurunkan laju fotosintesis.
Dalam memenuhi kekurangan klorofil, tumbuhan sangat memerlukan sejumlah ion
anorganik tertentu untuk membuat pigmen klorofil. Ion itu adalah Mg (Magnesium)
dan N (Nitrogen).

1. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis). Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat


berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan
sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
2. Tahap pertumbuhan. Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi
pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini
mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan
makanan untuk tumbuh.

2.2 organisme di perairan yang melakukan fotosintesis

Fitoplankton adalah salah satu komponen biotik yang berperan penting dalam ekosistem air.
Fitoplankton merupakan organisme autotrof yang dapat menghasilkan makanannya sendiri
melalui proses fotosintesis. Fitoplankton dapat dijadikan indikator biologi sebagai penghasil
oksigen dan bahan organik yang dapat menentukan kesuburan perairan (fase trofik) dan
pencemaran di dalam perairan (Sihombing, 2015).

Bahan organik hasil proses fotosintesis dapat dimanfaatkan oleh zooplankton


yang menduduki tropic level kedua pada piramida makanan. Pada tingkat tropik ini
zooplankton berperan sebagai organisme herbivora atau konsumer primer. Sebagian besar
zooplankton memakan fitoplankton atau detritus dan memiliki peran penting dalam rantai
makanan pada ekosistem perairan.

Pentingnya peranan fitoplankton sebagai pengikat awal energi matahari menjadikan


fitoplankton berperan penting bagi kehidupan laut. Dengan demikian keberadaan fitoplankton
dapat dijadikan indicator kualitas perairan yakni gambaran tentang banyak atau sedikitnya
jenis fitoplankton yang hidup di suatu perairan dan jenis-jenis fitoplankton yang
mendominasi, adanya jenis fitoplankton yang karena zat-zat tertentu yang sedang blooming
dapat memberikan gambaran mengenai keadaan perairan yang sesungguhnya (Ferianita dkk,
2015).

Menurut Hutabarat dan Stewart (2014), fitoplankton mempunyai peranan yang sama
pentingnya baik di sistem pelagic maupun seperti yang diperankan juga oleh tumbuh-
tumbuhan hijau yang lebih tinggi tingkatnya di ekosistem daratan; mereka adalah produsen
utama (primary produsen) zat-zat organic. Seperti tumbuh-tumbuhan hijau yang lain,
plankton membuat ikatan-ikatan organic yang kompleks dari bahan anorganik yang
sederhana. Plankton (phytoplankton) sebagian besar merupakan organisme autotropik dan
menjadi produsen primer dari bahan organik pada habitat aquatic. Komponen lain dari
plankton adalah hewan heterotropic (natutionally dependent) yang disebut zooplankton.
Dengan demikian phytoplankton bersifat sebagai dasar atau baseline dari jaring-jaring
makanan yang ada pada lingkungan perairan.
Pada perairan payau memiliki keanekaragaman yang rendah disebabkan kondisi
parameter fisika kimia perairan yang berubah-ubah disetiap saatnya. Komunitas plankton
dipengaruhi oleh suhu, salinitas dan nutrisi perairan (Handayani, 2014).

Pada waktu siang hari saat matahari bersinar cerah merupakan saat yang baik untuk
fitoplankton melakukan proses fotosintesis, sehingga fitoplankton melakukan migrasi vertikal
ke permukaan air untuk melakukan fotosintesis. Menurut pendapat Sofarini (2014) bahwa
pada perairan yang tenang Chlorophyta merupakan filum yang paling banyak ditemukan
dibanding pada perairan lainnya. Namun demikian dari jumlah selnya, maka filum
Chyanophyta (blue green algae) merupakan yang paling besar. Filum Chyanophyta jarang
dijumpai tetapi sekali muncul populasinya sangat besar. Filum Chrysophyta merupakan jenis
plankton yang lebih mampu beradaptasi terhadap perubahan intensitas cahaya matahari
dibandingkan jenis plankton lainnya.

Kekeruhan adalah suatu ukuran biasan cahaya di dalam air yang disebabkan oleh
adanya partikel koloid dan suspensi yang terkandung dalam air. Kekeruhan air disebabkan
oleh lumpur, partikel tanah, potongan tanaman atau fitoplankton. Kecerahan merupakan
tingkat dimana cahaya mampu menembus lapisan perairan. Pertumbuhan fitoplankton
dipengaruhi oleh cahaya dari segi kualitas dan kuantitas cahaya, dan cahaya matahari
merupakan syarat utama untuk berlangsungnya proses fotosintesis.

Kelimpahan fitoplankton merupakan petunjuk dari kesuburan di suatu lingkungan perairan..


Tingginya suatu nilai kelimpahan jenis fitoplankton diduga karena adanya hubungan nutrien
dan intensitas cahaya matahari yang cukup. Fitoplankton mengandung klorofil yang
mempunyai kemampuan berfotosintesis yakni menyerap energi matahari untuk mengubah
bahan anorganik menjadi bahan organik. Fitoplankton dalam melakukan fotosintesis
membutuhkan cahaya matahari. Penyinaran cahaya matahari akan berkurang secara cepat
dengan makin tingginya kedalaman. Ini sebabnya fitoplankton sebagai produsen primer
hanya didapat pada daerah atau kedalaman dimana sinar matahari dapat menembus perairan.
Bahan organik hasil proses fotosintesis dapat dimanfaatkan oleh zooplankton
yang menduduki tropic level kedua pada piramida makanan. Pada tingkat tropik ini
zooplankton berperan sebagai organisme herbivora atau konsumer primer. Sebagian besar
zooplankton memakan fitoplankton atau detritus dan memiliki peran penting dalam rantai
makanan pada ekosistem perairan.

Namun fitoplankton tertentu mempunyai peran menurunkan kualitas perairan laut


apabila jumlahnya berlebih (blooming) (Anderson, et al., 2008). Tingginya populasi
fitoplankton beracun di dalam suatu perairan dapat menyebabkan berbagai akibat negatif bagi
ekosistem perairan, seperti berkurangnya oksigen di dalam air yang dapat menyebabkan
kematian berbagai makhluk air lainnya (Damar, 2016)

organisme lain. Ada sejumlah bakteri yang melakukan fotosintesis contohnya Rhodobacter
sphaeroides. Bakteri berfotosintesis menggunakan klorosom. Klorosom adalah struktur yang
berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya
untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.

Bakterioplankton

Bakterioplankton adalah kumpulan bakteri yang telah bekerja sepanjang hidupnya untuk
menguraikan sisa-sisa habitat lain. Seperti fitoplankton, bakterioplankton mampu melakukan
fotosintesis sendiri. Spesies ini dapat ditemukan di hampir semua bagian laut, tidak hanya di daerah
permukaan seperti spesies plankton lainnya. Bakterioplankton menguraikan sisa-sisa habitat lain
sehingga dapat digunakan kembali dan menjadi sumber makanan bagi zooplankton. Jenis
bakterioplankton antara lain mykoplankton jamur dan jamur lainnya yang penting dalam siklus hara.
Bakteri berfotosintesis menggunakan klorosom. Klorosom adalah struktur yang berada tepat
dibawah membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses
fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis Rhodobacter
sphaeroides

HUBUNGAN ANTARA RADIASI CAHAYA DENGAN TANAMAN


Tergantung pada :

1. Tipe tanaman (C3, C4, dan CAM)


2. Aliran CO2 ke khloroplas, suhu dsbnya
3. Umur daun (keadaan khloroplas)
Pada cahaya rendah:
Fix. C oleh C3 > C4 > CAM.
Pada cahaya tinggi:
Fix. C oleh CAM > C4 > C3.

PERBEDAAN SIFAT TANAMAN C3, C4, DAN CAM.

A. Tanaman C3.

1. Lebih adaptif pada kondisi di bawah naungan atau di tempat yg intensitas


cahayanya rendah.
2. Enzim yang menyatukan CO2 dengan RuDP dalam siklus calvin , juga dapat
mengikat O2 pada saat yang bersamaan untuk proses fotorespirasi

3. Karbon dioxida masuk ke siklus calvin secara langsung dari udara

4. Disebut tumbuhan C3 karena produk awal reduksi CO2 / fiksasi CO2 dalam siklus calvin adalah
asam 3 fosfogliserat (PGA), yaitu senyawa berkarbon 3.

5. Sebagian besar tumbuhan tinggi masuk ke dalam kelompok tumbuhan C3 : padi,

kentang, kedelai, kacang-kacangan.

6. Apabila stomata menutup akibat stress, maka akan terjadi peningkatan

fotorespirasi yaitu pengikatan O2.

7. Fotorespirasinya tinggi.

B. Tanaman C4.

1. Adaptif di daerah yg intensitas cahayanya penuh, sepert jagung, tebu , rumput-rumputan.

2. CO2 diikat oleh PEP yang tidak dapat mengikat O2, sehingga tidak terjadi kompetisi antara CO2
dan O2.

3. Siklus calvin tidak mengikat CO2 langsung dari udara.

4. Sel seludang pembuluh berkembang dengan baik dan banyak mengandung kloroplas

5. Fotosintesis terjadi di dalam sel mesofil dan sel seludang pembuluh

6. Pengikatan CO2 di udara melalui siklus Daur Asam Dikarboksilat dalam sel mesofil menghasilkan
asam oksaloasetat, malat, dan aspartat ( asam yg berkarbon 4) , kemudian CO2 yg dihasilkan
direduksi melalui siklus calvin di dalam sel seludang pembuluh.

7. Fotorespirasinya rendah.

C. Tanaman CAM.

1. adaptif di daerah panas dan kering, karena memiliki daun yg cukup tebal dan sempit shg
transpirasinya rendah.
2. Sikuls calvin tidak mengikat CO2 langsung dari udara.
3. Umumnya tumbuhan yang beradaptasi pada keadaan kering seperti kaktus, anggrek dan nenas
4. Reduksi karbon pada sel mesofil melalui Daur asam dikarboksilat pada malam hari, dan siklus
calvin pada siang hari.
5. Pada malam hari asam malat tinggi, pada siang hari asam malat rendah.

BAB III
PENUTUP

2.1 KESIMPULAN
1. Cahaya matahari merupakan sumber energi utama ekosistem laut

2. Cahaya matahari menjadi energi bagi organisme autotrof di laut

3. Cahaya matahari menjadi sumber utama proses produksi di laut melalui proses

fotosintesisi yang dilakukan oleh organisme autotrof

4. Fitoplankton sebagai produsen pertama merupakan mata rantai utama dalam rotasi
rantai makanan di dalam air. Maka, kesuburan perairan dapat diperoleh dengan
peningkatan jumlah fitoplankton atau kelimpahan fitoplankton di perairan yang
merupakan salah satu indikator kesuburan perairan
5. Fitoplankton memiliki nilai efisiensi tertentu dalam memanfaatkan cahaya matahari.

dalam proses fotosintesa, yang diperlukan

 Dala proses fotosintesa, bahan yang diperlukan adalah CO2 dan H2O.

 Produk yang dihasilkan dari proses ini adalah glukosa dan O2

 Proses fotosintesa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, cahaya, enzim, substrat, suhu

3.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Wijaya,, Trian Septa. 2015. Struktur Komunitas Fitoplankton sebagai Bio Indikator Kualitas
Perairan Danau Rawapening Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Jurnal Struktu
Komunitas Fitoplankton. 3(2): 55-61.
Sihombing, Ika Novalia. 2015. Kajian Kesuburan Perairan Berdasarkan Unsur Hara (N,P)
dan Fitoplankton di Sungai Tulung Demak. Diponegoro Journal of Maquares. 4 (4):
119-127.

Anda mungkin juga menyukai