Anda di halaman 1dari 42

Kanker kulit adalah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang

tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian
tubuh yang lain. Kanker kulit banyak terjadi di Amerika Serikat, Eropa, dengan tempat yang
memiliki iklim sangat panas. Karena kulit terdiri atas beberapa sel, maka kanker kulit juga
bermacam-macam sesuai dengan jenis sel, yang terkenal. Akan tetapi yang paling sering
terdapat adalah karsinomaa sel basal (KSB), karsioma sel skuamosa (KSS) dan melanoma
maligna (MM). Karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa seringkali di golongkan
kedalam kanker kulit non melanoma.
Kanker kulit adalah keganasan sel-sel yang berkembang di daerah jaringan kulit. Sel-sel ini
akan terus membelah tak terkendali di jaringan sel kulit tersebut. Alhasil, saat sel-sel
harusnya mati, sel kanker tidak mati sehingga menimbulkan penumpukan pada jaringan sel
tersebut. Setelah mesukan jaringan sel di sekitarnya, sel-sel kanker abnormal ini akan terus
membelah diri ke jaringan-jaringan sel terdekatnya. Hanya dengan memperkuat sel-sel
atau jaringan yang belum terjangkit untuk menghentikan penyebaran sel abnormal ini.
Kanker kulit ini biasanya ditandai dengan tompelan yang tidak simetris dan memiliki gradasi
warna yang siginifikan. Intinya, kanker kulit merupakan suatu pengrusakan organ kulit oleh
sel-sel yang abnormal karena di pucu oleh sesuatu yang negatif.

B. ANATOMI KULIT
Kulit merupakan bagian tubuh paling luar yang terdiri atas lapisan epidermis, dermis dan
subkutis. Epidermis terdiri atas beberapa lapis lagi. Paling atas adalah lapisan tanduk
(stratum korneum). Berturut-turut di bawahnya stratum lusidum, stratum granulosum,
stratum spinosum dan stratum basale (terdiri atas sel keratinosit dan melanosit). Adapun
lapisan dermis mempunyai dua bagian yaitu pars papilare dan pars retikulare. Lapisan kulit
paling bawah adalah subskutis yang dibentuk oleh jaringan lemak. Di lapisan ini terdaoat
ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening.
Selain lapisan-lapisan di atas, kulit juga terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan
kuku. Semuanya itu disebut adneksa kulit. Kelenjar kulit terletak di lapisan dermis yang
terdiri atsa kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar palit (glandula sebasea).
Rambut terdiri atas bagian yang berada di bawah kulit (akar rambut) dan yang di atas kulit
(batang rambut). Sedangkan kuku merupakan penebalan lapisan tanduk di ujung-ujung jari
tangan dan kaki.
Setiap sel/komponen di atas mampu berubah menjadi ganas (kanker). KSB berasal dari sel
pluripotensial, KSS dari sel keratinosit dan MM merupakan perubahan ganas sel melanosit di
lapisan epidermis.
C. ETIOLOGI
Di Amerika Serikat kanker kulit paling umum menyerang Pria dan Wanita dan telah
mencapai proporsi epidemis lewat beberapa tahun yang lalu. Dalam kenyataan kanker kulit
menggambarkan 50% dari semua kanker baru. Penyinaran ultraviolet tampaknya menjadi
faktor paling penting, karena insidensi kanker kulit paling tinggi ada di negara-negara
dengan paparan matahari tinggi misalnya di Australia. 5
Penyebab terjadinya kanker kulit ada dua, yaitu penyebab dari dalam tubuh maupun dari
luar tubuh. Faktor penyebab dari luar tubuh berupa bahan kimia, sinar matahari maupun
sinar pengion bersama-sama dan virus. Akhir-akhir ini ditemukan virus-virus yang dapat
menyebabkan kanker kulit. Diantaranya adalah human papiloma virus (HPV) dan human
immunodeficiency virus (HIV). Faktor penyebab dari dalam yaitu materi genetik tubuh
sendiri (gen). Dan daya tahan tubuh juga merupakan faktor yang dapat menyebabkan
kanker. 1
Penelitian terdahulu menemukan, bahwa beberapa bahan kimia dapat menyebabkan kanker
kulit. Di antaranya ialah ter (batubara) arsen (yang terdapat pada insektisida/pestisida),
nitrogen mustard dan lain-lain. Penelitian-penelitian sesudah itu menyatakan bahwa sinar
matahari merupakan faktor utama yang menyebabkan keganasan kulit. Bagian sinar
matahari yang diduga sebagai karsinogesnesis tersebut adalah sinar ultraviolet B (UVB).
Lapisan ozon yang berada di atas bumi, dianggap merupakan penahan sinar UVB sampai ke
bumi. Dengan meningkatnya pemakaian bahan-bahan kimia tertentu, akan menyebabkan
lapisa ozon tersebut pecah, sehingga mengakibatkan pancaran sinar UVB langsung
mengenai bumi. Hal ini akan meningkatkan insidens kanker kulit. Selain sinar matahari
tersebut, sinar pengion yang dipakai untuk pengobatan (radiasi/radioterapi) juga dapat
menimbulkan kanker kulit.

D. PATOFISIOLOGI
Kanker kulit atau skin cancer berawal dari tumor jinak (tahi lalat, kista dll) dan tumor ganas
(kanker). Diantaranya ada keadaan yang disebut prakanker, yaitu penyakit kulit yang dapat
berubah menjadi ganas atau kanker kulit. Misalnya kemerahan karena terkena arsen atau
matahari, jaringan parut menahun, beberapa jenis benjolan yang membesar perlahan,
penyakit kulit karena penyinaran, beberapa jenis tahi lalat, bercak keputihan dirongga
mulut atau lidah dan kemaluan, tahi lalat besar yang sudah ada sejak lahir dan lain-lain.
Disamping itu terdapat juga keadaan yang disebut genodermatosis, yaitu penyakit kulit
yang disebabkan oleh karena kelainan gen yang dihubungkan dengan keganasan.
Contohnya penyakit xeroderma pigmentosum.
Keadaan-keadaan tersebut diatas ada kaitannya dengan kanker kulit. 1

E. JENIS-JENIS KANKER KULIT


Kanker kulit memiliki beberapa jenis, yaitu :
1. Karsinoma Sel Basal (KSB)
Sinonim : basiloma, epitelioma sel basal dan ulkus rodens. Merupakan kanker kulit yang
paling sering terdapat. Dianggap berasal dari sel-sel pluripotensial (sel yang dapat berubah
menjadi sel-sel lain). Teori yang lebih baru menduga bahwa sel tersebut berada di bagian
adneksa kulit. Kelainan umumnya terdapat di daerah yang terpajan sinar matahari. Tumbuh
lambat, bersifat destruktif local dan jaringan menyebar ke bagian tubuh lain. Disebabkan
oleh sinar ultraviolet, jaringan parut, trauma, luka bakar, sinar X maupun bahan kimia.
2. Karisnoma Sel Skuamosa (KSS)
Sinonim : Epitel sel skuamosa (Prickle), karsinoma sel prickle dan karsinoma epidermoid.
KSS adalah keganasan sel keratinosit epidermis, dan mempunyai kemampuan menyebar ke
bagian tubuh yang lain. merupakan kanker kulit ke dua tersering. biasanya menyerang
orang kulit putih yang berada di daerah tropik. laki-laki lebih banyak dari wanita, dan
umumnya mengenai orang tua. Disebabkan oleh sinar matahari, keadaan daya tahan tubuh
yang menurun, virus, bahan-bahan kimia dan jarngan parut juga dapat menyebabkan
timbulnya penyakit ini.
3. Melanoma Maligna (MM)
Melanoma Maligna merupakan jenis kanker kulit yang paling ganas, dapat menyebar
kebagian tubuh lainnya seperti kelenjar limfa. Penyebab yang timbul adalah factor genetik,
sinar matahari, adanya riwayat keluarga, faktor fenotip (mata biru, rambut pirang kulit
terang). 3,1. Kanker ini dicirikan dengan ABCD, yaitu A= Asimetrik, bentuknya tak
beraturan. B= Border atau pinggirannya juga tidak rata. C= Color atau warnanya yang
bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa kecoklatan sampai hitam. Bahkan dalam
kasus tertentu ditemukan berwarna putih, merah dan biru. D= Diameternya lebih besar dari
6 mm.

F. MANIFESTASI KLINIS.
Gambaran klinis yang terjadi :
1. Karsinoma Sel Basal (KSB)
Predileksinya terutama pada wajah. Gambaran klinis karsinoma sel basal berpariasi menjadi
5:
1. Nodulo-ulseratif.
2. Berpigmen.
3. Morfea atau fibrosing atau sklerosing.
4. Superpesial.
5. Fibroepitelioma. 3
2. Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)
Terjadi pada kulit yang terpapar sinar matahari dan membrana mukosa, namun dapat pula
terjadi pada setiap bagian tubuh. Gambaran klinis :
1. Nodula berwarna seperti kulit normal, permukaannya halus tanpa ada krusta atau
ulkus dengan tepi yang berbatas kurang jelas.
2. Nodula kemerahan dengan permukaan yang papilomatosa atau verukosa,
menyerupai bunga kol.
3. Ulkus dengan kusta pada permukaannya, tepi meninggi, berwarna kuning
kemerahan. Dalam perjalanan pnyakitnya lesi akan meluas dan mengadakan metastasi ke
kelenjar limfe regional atau organ-organ dalam. 2,4
3. Melanoma Maligna.
Gambaran klinis yang terjadi adalah :
1. perubahan dalam wanita.
2. Perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat).
3. Tumbuhnya gejala (gatal,rasa terbakar, atau sakit)
4. Terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar.
5. Perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi berpigmen.
6. Berkembangnya lesi satelit. 2

G. DIAGNOSIS (PEMERIKSAAN)
Penyakit kanker kulit berbeda dengan penyakit lain, penyakit kanker kulit atau penyakit
kulit dapat dilihat langsung dengan mata pemeriksa. Metode pemeriksaannya dapat
dilakukan dengan cara melakukan anamnesis riwayat penyakit. Dan dengan cara melakukan
penyayatan mole yang kemudian diamati dibawah Mikroskop. 5
Dan dapat juga dilakukan diangnosis dengan laser. Dapat menanggkap gambar tiga dimensi
dari perubahan kimia dan struktur yang telah berlangsung dibawah permukaan kulit
manusia. Melihat kelainan kulit yang menonjol pada ukurannya lebih besar dari 2,5 cm. 1
H. PENGOBATAN :
Terdapat banyak alternatif pengobatan :
1. Kuretase dan elektrodesikasi.
Keuntungan :
- Teknik sederhana
- Meninggalkan luka yang teratur dan kering.
Kerugian :
- Tidak efektif, hanya bisa di lakukan pada jenis kanker karsioma sel basal.
- tiadak didapat konfirmasi pada batas tepi pembuangan jringan yang adekuat.
2. Bedah eksesi.
Keuntungan :
- penyembuhannya cepat dengan luka yang teratur dan kering.
Kerugian :
- membutuhkan waktu.
- Biaya mahal
- pengambilan jaringan normal dapat berlbihan.
3. Radioterapi.
Keuntungan :
- bermanfaat pada daerah anatomis yang sulit diterapi dengan metode pembedahan.
- bermanfaat bagi penderita dengan lesi yang luas memungkinkan dilakukan anestesi
umum.
Kerugian :
- memerlukan pralatan yang mahal
- memerlukan kunjungan yang berulang kali.
- memberikan efek samping yang signifikan.
4. Bedah beku.
Keuntungan :
- tekniknya cepat.
- peralatan yang dibutuhkan sedrhna.
- tidak mempengruhi syaraf pembulh darah besar, tulang rawan, dan sistem saluran air
mata.
Kerugian :
- rasa nyeri dan edema.
- dafat terjadi hipopigmentasi.
5. Bedah mikrogafik mohs.
Keuntungan :
- evaluasi histopatologi pada tepi irisn menekati 100% dibandingkan dengan tekinik
seksi vertikal tradisional.
- dengan analisa tepi irisan yang lengkap dapat diketahui dan ditelusuri semua
fokus-fokus kanker yang masih tertinggal.
- Reseksi hanya pada daerah kanker, sehingga dapat menghemat jaringan atau
meminimalkan jaringan yang hilang.
Kerugian :
- memerlukan dokter dan petugas laboratorium histopatologi yang terlatih.
- Biayanya mahal. 2
I. DIAGNOSIS YANG MUNGKIN MUNCUL
Pre operasi
1. Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi penyakit klien b/d kurangnya informasi
2. Cemas b/d krisis situasi (prosedur pembedahan)
3. Nyeri Akut b/d agen boligis (proses kanker)
Post operasi
1. Nyeri akut b/d agen injuri fisik (luka pembedahan)
2. Resiko infeksi dengan resiko infeksi: prosedur invasif, luka pembedahan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Pre Operasi

Diagnosa Rasional
No keperawatan/masalah Tujuan dan criteria hasil Intervensi
kolaborasi

1. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan pendidikan Health education


keluarga tentang cara kesehatan pada keluargaselama
perawatan penyakit 15 menit, keluargamengerti - Identifikasi faktor o Mempermudah
tentang kondisi penyakit klien internal dan dalam
b/d kurang informasi
dengankriteria hasil : eksternal yang memberikan
dapat penjelasan pada
- secara verbal keluarga mampu
meningkatkan klien
mengungkapkan kembali
motivasi orang tua
penjelasan yang diberikan (5)
dan keluarga
- keluarga berpartisipasi dalam o Meningkatan
- Jelaskan
perawatan klien (5) pengetahuan dan
pengertian,
mengurangi cemas
tanda dangejala, fa
ktor risiko tentang
penyakit
o Mencegah
- Jelaskan tentang cara keparahan
perawatan penyakit,
penyakit mempercepat
proses
penyembuhan

2. Cemas b/d krisis Setelah dilakukan tindakan reduksi cemas


situasi (prosedur keperawatan selama 1x8 jam
cemas keluarga dan klien - jelaskan prosedur,o Mengurangi
pembedahan)
termasuk sensasi kecemasan,Memb
berkurang dengan kriteria : seperti keadaan antu klien dalam
selama prosedur. meningkatkan
- keluarga mengungkapkan
pengetahuan
sumber kecemasan (5)
tentang status
- koping keluarga adaptif (5) kesehatan dan
meningkatkan
- keluarga berpartisipasi dalam kontrol kecemasan
persiapan operasi (5)

- Temani klien untuko Dukungan akan


meningkatkan memberikan
keamanan dan keyakinan
menurunkan terhadap
kecemasan, pernyataan
Dengarkan keluhan harapan untuk
klien dan keluarga, sembuh/masa
Ciptakan depan
lingkungan untuk
meningkatkan
kepercayaan

- Identifikasi
perubahan level
kecemasan

o Penggunaan
Strategi adaptasi
secara bertahap (
dari mekanisme
bertahan, coping,
sampai strategi
penguasaan)
membantu klien
cepat
mengadaptasi
kecemasan

3. Resiko infeksi dengan Setelah perawatan resiko Kontrol infeksi


faktor resiko : infeksi dapat dikontrol dengan
- Bersihkan o Mencegah infeksi
prosedur invasif kriteria: lingkungan sekitar sekunder
klien
- tidak terdapat tanda -tanda
infeksi - Batasi pengunjung,
o Mencegah INOS
Anjurkan untuk
- nilai lab dalam batas normal
mencuci tangan
termasuk
pengunjung, Cuci
tangan sebelum
dan sesudah
melakukan
perawatan pasien
lain, Gunakan
universal
precautions

- Pertahankan intake
o Meningkatkan daya
cairan dan nutrisi
tahan tubuh
- Administrasi
o Mencegah tjdnya
pemberian
infeksi
antibiotik

- Pertahankan
istirahat o Membantu
relaksasi dan
membantu
- Jelaskan pada klien proteksi infeksi
dan keluarga
o Meningkatkan
tentang tanda-
pengetahuan klien
tanda infeksi.
dan keluarga

Post Operasi

Diagnosa Rasional
Tujuan dan
No keperawatan/masalah Intervensi
criteria hasil
kolaborasi

1. Nyeri akut Setelah manajemen nyeri


berhubungan dengan dilakukan
tindakan - Kaji tingkat nyeri, o untuk menentukan
agen injuri fisik (insisi
keperawatan durasi, lokasi dan intervensi yang sesuai dan
pembedahan) selama 2x8 jam intensitas keefektifan dari therapi
klien dapat yang diberikan
mengontrol nyeri
dengan criteria o Membantu dalam
hasil : - Observasi
mengidentifikasi derajat
ketidaknyaman non
- klien tampak ketidaknyamnan
verbal, kaji tanda vital
rileks (5) o Meningkatkan
- klien bisa kenyamanan,Mengurangi
istirahat (5) - Gunakan teknik nyeri dan memungkinkan
distraksi pasien untuk mobilisasi
- tanda-tanda vital tampa nyeri
dalam batas
normal (5)
o Membantu mengurangi
nyeri yang tidak bisa hilang
dengan tehnik non
farmakologis
- kelola pemberian
analgetik, jika o Mencegah terjadinya
diperlukan kesalahan dalam
pemberian obat

- Perhatikan prinsip 6 B
dalam pemberian
obat.

2. Resiko infeksi dengan Setelah Kontrol infeksi


faktor resiko : prosedur perawatan resiko
invasif, luka infeksi dapat - Bersihkan lingkungano Mencegah infeksi sekunder
dikontrol dengan sekitar klien
pembedahan
kriteria:
- Batasi pengunjung,
- tidak terdapat o Mencegah INOS
Anjurkan untuk
tanda -tanda mencuci tangan
infeksi termasuk
pengunjung, Cuci
- nilai lab dalam
tangan sebelum dan
batas normal
sesudah melakukan
perawatan pasien
lain, Gunakan
universal precautions
- Pertahankan intake
cairan dan nutrisi
o Meningkatkan daya tahan
- Rawat luka, tubuh
Administrasi
o Mencegah tjdnya infeksi
pemberian antibiotik

- Pertahankan istirahat
o Membantu relaksasi dan
membantu proteksi infeksi

DAFTAR PUSTAKA

1. Suriadireja, A., “Mengenal kanker kulit diagnosa, pengobatan dan


pencegahan”,http://www.dharmais.co.id/new/content.php?page=article&lang=id&id=15ent/full/352.

2. Buditjahyono Susanto, 2003, Ilmu Penyakit Kulit, EGC, Jakarta.

3. Harahap Marwali 2000, Ilmu Penyakit Kulit, Hipokrates, Jakarta.

4. John A. Parrish, “Immunosuppression, Skin Cancer, and Ultraviolet A Radiation”


http://content.nejm.org/cgi/cont last update 22 Desember 2005.

5. Sylvie Euvard dkk, “Skin Cancer After Organ Transplantation”


http://content.nejm.org/cgi/content/short/353/21/2262 last update 24 November 2005.

6. Nanda, 2001-2002, Diagnosis Keperawatan NANDA: Defnisi dan klasifikasi

7. Nursing Interventions Clasification, 2000, Edisi 3, IOWA Intervention Project

8. Johnson, M., Meridean, M., Moorhead, S. 2000, Nursing Outcomes Classification (NOC), second edition.
Mosby, Missouri
Jumlah penderita kanker kulit meningkat pesat setiap tahunnya seiring dengan menipisnya lapisan ozon di bumi.
Sinar UV erat hubungannya dengan lapisan ozon yang bertindak sebagai pengalang UV dari matahari ke bumi.
Kalau lapisan itu bocor akibat gas chlorofluorocarbon (CFC) dan yang lainnya, UV akan langsung masuk ke Bumi.
Terkait dengan kecenderungan meningkatnya penderita kanker kulit di dunia, di Indonesia kanker kulit termasuk
peringkat ketiga (15%) jenis kanker terganas setelah kanker leher rahim (55%) dan kanker kulit (17%). Menurut data
patologi RSUP Ciptomangunkusumo, kanker kulit termasuk dalam peringkat pertama untuk kanker pada pria dan
keempat pada wanita setelah kanker leher rahim, kulit dan ovarium (Depkes, 2006).

Menurut Suriadiredja (2008), sebagian besar keganasan yang terjadi pada kulit sebagai akibat kerusakan epidermis
karena pelbagai faktor penyebab yang berlangsung lama. Faktor yang paling berperan adalah pajanan (paparan)
sinar ultraviolet (UV), khususnya pada orang yang banyak bekerja di bawah terik matahari macam pelaut atau petani,
sering berjemur diri di pantai. Berdasarkan uraian tersebut, tentunya masyarakat Indonesia berpotensi besar
menderita kanker kulit.

Beberapa upaya pencegahan kanker kulit yang umum dilakukan antara lain melalui penggunaan tabir surya, bisa
berupa salep atau krim yang mengandung bahan kimia yang melindungi kulit dengan cara menyaring sinar UVA dan
UVB ternyata bisa mengiritasi kulit dan pada beberapa orang bisa menyebabkan reaksi alergi sehingga masyarakat
cenderung anti terhadap penggunaan tabir surya sintetis. Mengingat pentingnya tindakan preventif dan kuratif
terhadap kanker kulit, maka diperlukan pengobatan alternatif dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang mudah
diperoleh masyarakat. Salah satu tanaman obat yang berpotensi besar dalam pencegahan dan pengobatan kanker
kulit adalah pegagan (Centella asiatica).

Penyebab utama kanker kulit yaitu karena radiasi sinar matahari dan zat karsinogenik yang menyebabkan terjadinya
kerusakan DNA dan berkembang menjadi onkogen. Adanya onkogen pada sel, menyebabkan tumbuhnya sel-sel
kanker kulit yang selanutnya mengalami proses inisiasi, promosi dan progresi sampai akhirnya bermetastasis ke
organ lain.

Tanaman pegagan (Centella asiatica) berpotensi sebagai pencegah dan obat alternatif kanker kulit karena adanya
senyawa aktif yang berperan sebagai antiinflamasi, antikanker, antioksidan dan imunomodulator yaitu asiatikosida,
asam asiatat, madekasosida,asam madiasat dan quercetin.

Penamaan penyakit kanker disesuaikan dengan tempat dimana kanker tersebut tumbuh. Begitu juga dengan kanker
kulit, yaitu kanker yang tumbuh di jaringan kulit. Kanker kulit mendominasi jumlah penderita kanker yang ada di
dunia. Setidaknya ditemukan 1 juta kasus baru setiap tahunnya. Peningkatan jumlah penderita yang semakin
meningkat setiap tahun menarik perhatian publik, terkait faktor-faktor penyebab munculnya penyakit ini dan
pencegahannya.
kanker kulit

Ada 4 jenis penyakit kanker kulit, yang pertama adalah Melanoma. Jenis ini paling mematikan dan dapat menyebar
dengan cepat di seluruh tubuh. Ditandai denga munculnya titik-titik baru seperti tahi lalat atau titik lama yang
mengalami perubahan bentuk, ukuran dan warna.

Yang kedua adalah Nodular Melanoma. Jenis ini berkembang denan cepat, tetapi kenampakannya berbeda dengan
Melanoma pada umumnya. Titik yag terbentuk pada kulit berstruktur keras dan tak lama kemudian akan berdarah
dan berkerak.

Jenis kanker kulit berikutnya adalah Basal Cell Carcinoma. Jenis ini paling tidak berbahaya dibandingkan jenis
yang lain. ditandai denga kulit yang mengeras atau kering dan bersisik. Berkembang dengan lambat pada daerah
yang sering terpapar sinar matahari.

Jenis yang terakhir adalah Squamous Cell Carcinoma. Ditandai dengan penebalan kulit dan titik berwarna
kemerahan. Bagian ini dapat berdarah dengan mudah dan menjadi seperti bisul. Pertumbuhanya dalam hitungan
bulan, pada area yang biasa terpapar sinar matahari secara lagsung. Jenis terakhir ini banyak diderita pada usia 50
tahun ke atas.

Faktor Penyebab Kanker Kulit

Setiap orang beresiko menderita kanker kulit, tetapi pada kondisi tertentu, seseorang lebih beresiko menderita
kanker kulit dibandingkan yang lainnya karena adanya faktor-faktor yang memicu. Faktor-faktor penyebabnya antara
lain:

 Ada catatan kesehatan keluarga yang pernah menderita kanker kulit. 5% penderita Melanoma memiliki sejarah

keluarga dengan kanker kulit jenis yang sama.


 Mempunyai banyak tanda lahir atau biasa disebut tahi lalat di kulitnya. Jumlah tahi lalat ini dipengaruhi oleh

faktor genetik dan radiasi sinar matahari.

 Memiliki tipe kulit yang sensitif terhadap radiasi sinar ultraviolet, sehingga mudah merasa terbakar dan

melepuh jika terkena sinar matahari. Semakin gelap warna kulit seseorang, bararti kadar pigmennya semakin

tinggi. Ini meminimalisir resiko mengidap kanker kulit.

 Terlalu banyak menghabiskan waktu di luar ruangan, tanpa menggunakan pelindung sinar matahari semasa
hidupnya.

Bagaimana mencegah Kanker Kulit ?


Tidak ada kata terlambat untuk upaya pencegahan. Sebelum menderita kanker kulit, lebih baik bagi kita untuk
melakukan pencegahan sejak dini. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir potensi menderita
kanker ini adalah sebagai berikut:

 Meminimlaisir kontak langsung dengan sinar matahari, terutama pada pukul 11 siang hingga pukul 4 sore. Pada

waktu-waktu tersebut sinar UV matahari sangat kuat radiasinya, indeks UV-nya bisa lebih dari 3.

 Lindungi kulit anda dengan menggunakan topi atau payung, serta pakaian yang cukup tebal. Jangan terlalu

tipis. Karena pakaian yang tipis masih memungkinkan penetrasi sinar UV sampai ke kulit.

 Tetap berhati-hatilah meski cuaca mendung. Sinar matahari dapat tetap menembus mendung, kabut ataupun

asap hingga 80%. Sehingga kulit kita masih mungkin terbakar meski dalam cuaca mendung.

 Berhati-hatilah dengan pantulan sinar matahari seperti pada air dan pasir. Keduanya dapat memantulkan sinar

matahari yang dapat merusak kulit.

 Gunakan lotion pelindung matahari atau sunscreen. Pilih lotion yang dilengkapi SPF 15, dan mengandung

pelindung UV-A dan UV-B. Gunakan sunscreen 15-30 menit sebelum beraktivitas di luar ruangan dan gunakan

kembali lotion tersebut tiap 2 jam sekali.

 Hindari proses pemutihan kulit yang biasa ditawarkan di salon-salon. Selain meningkatkan resiko kanker, proses

tersebut menyebabkan kulit mengalami penuaan dini.

 Lindungi anak-anak anda. Bayi dibawah 1 tahun lebih baik tidak terkena paparan matahari yang menyengat

secara langsung. Karena kulitnya masih sangat tipis.

 Lindungi mata anda. Radiasi sinar matahari dapat merusak sel-sel mata. Selain menyebabkan kanker kulit,

radiasi sinar matahari pada mata dapat memicu penyakit katarak. Gunakan kacamata untuk aktivitas di luar

rumah.

 Lakukan pemeriksaan terhadap tahi lalat yang anda miliki ke dokter apabila terjadi perubahan atau ketidak
normalan.

Upaya-upaya tersebut merupakan tindakan preventif untuk mencegah tumbuhnya kanker kulit. Upaya tersebut perlu
dilakukan karena proses penyembuhan dan pemulihan kanker kulit tidaklah mudah dan menghabiskan biaya yang
tidak sedikit. Apalagi didukung dengan efek rumah kaca akibat global warming yang menyebabkan sinar matahari
dan panasnya terperangkap di bumi yang semakin meningkatkan resiko kanker kulit, sehingga kita perlu lebih
berhati-hati.

al Kanker Kulit

Tahi lalat atau dalam bahasa Jawa dikenal dengan sebutan andeng-andeng merupakan hal biasa
yang sering ditemukan pada kulit manusia normal. Dalam istilah kedokteran tahi lalat disebut
dengan nevus pigmentosus. Tahi lalat adalah tumor jinak pada kulit yang paling umum dijumpai
pada manusia. Tumor jinak ini yang khas adalah berwarna gelap, sebagian besarnya menetap,
sebagian lain terus membesar sehingga mengkhawatirkan si pemiliknya.

Memang sebagian besar tahi lalat ada sejak lahir, tetapi bisa juga baru muncul saat dewasa.
Umumnya dalam kasus ini pemicunya adalah sering kontak dengan sinar matahari. Tahi lalat
timbul akibat terkena sinar matahari secara terbuka sehingga berdampak meningkatnya pigmen
melanin berlebih. Meski dapat pula tahi lalat terjadi karena faktor genetik, obat-obatan pemutih
kulit, makanan cepat saji, atau bahan-bahan yang mengandung arsen.

Tahi lalat merupakan indikasi terjadinya penumpukan pigmen yang sudah tertahan di bawah
kulit sejak janin. Pigmen-pigmen ini memiliki sarang di bawah kulit dan bisa timbul sewaktu-
waktu. Itulah sebabnya mengapa tahi lalat bisa bertambah banyak seiring bertambahnya usia.

Tahi lalat ada yang datar umumnya bersifat jinak, tapi bisa juga berubah menjadi ganas. Untuk
tahi lalat yang berupa benjolan, atau tumor dalam bahasa pada kulit ada 3 jenis yaitu jinak, bakal
kanker (pra kanker) dan ganas. Tahi lalat dapat berubah semakin besar terasa gatal dan akhirnya
menjadi kanker kulit yang sangat ganas.

Tanda-tanda tahi lalat yang berubah menjadi ganas (melano magnia), yaitu bila muncul rasa
gatal atau nyeri, perubahan warna menjadi lebih gelap, ukurannya membesar, melebar tidak
teratur, permukaan menjadi tidak rata, sering diganggu (dikorek atau digaruk), gampang
berdarah, menjadi luka dan koreng yang tidak sembuh-sembuh. Kalau ada gejala tersebut pada
tahi lalat yang ada di wajah atau anggota tubuh kita, sebaiknya segera periksa ke dokter.

Tahi lalat yang masuk dalam kategori berbahaya jika ukurannya terus membesar hingga
memiliki diameter lebih dari 6 milimeter. Masalah tahi lalat bukan hanya masalah di permukaan
kulit, tapi masalah di dalam lapisan bawah kulit, sehingga jarang sekali tahi lalat yang bisa
ditangani dengan pengobatan tradisional. Tahi lalat yang berisiko kanker harus ditangani segera
sebelum mengalami metastatis atau penyebaran ke bagian tubuh lainnya. Jika terlihat ada tanda-
tanda tahi lalat yang mencurigakan, bersikaplah waspada dengan segera mendatangi dokter atau
ahlinya.

Satu-satunya jalan untuk menghilangkan tahi lalat adalah dengan melakukan operasi. Tahi lalat
sebaiknya diangkat atau dioperasi jika menimbulkan kecurigaan terjadi suatu keganasan. Meski
ada kalanya seseorang minta tahi lalatnya diangkat hanya karena secara kosmetis ia tidak suka,
atau karena alasan secara fengshui kurang bagus.

7 Tanda Tahi Lalat Gejala Kanker Kulit

Kanker kulit merupakan penyakit yang menakutkan sebagian orang, karena langsung berkaitan
dengan penampilan luar. Mencegah kanker sejak dini dan mendeteksi gejala penyakit ini sejak
awal perkembangan mampu mempercepat pengobatan dan penyembuhan.

Ada beberapa tanda gejala kanker kulit yang bisa dideteksi sendiri, seperti yang dimuat dalam
Genius Beauty.

1. Tahi lalat yang asimetris


Tahi lalat harus memiliki bentuk yang teratur. Setiap perubahan yang menimbulkan perubahan
pada ukuran dan bentuk tahi lalat harus menjadi perhatian. Periksakan perubahan tersebut ke
dokter kulit.

2. Tepi tahi lalat


Bagian tepi tahi lalat harus berbentuk halus dan tidak berubah selama bertahun-tahun. Luka,
bengkak, atau tepian yang membesar adalah pertanda Anda perlu memperhatikan kesehatan
kulit.

3. Warna tahi lalat


Warna tahi lalat harus tetap dan tidak berubah. Orang dengan rambut berwarna cerah seharusnya
memiliki warna tahi lalat yang lebih cerah, dan tahi lalat warna lebih gelap bagi yang berkulit
gelap. Perubahan warna tahi lalat kemerah-merahan sebaiknya menjadi perhatian.

4. Ukuran
Semakin besar diameter tahi lalat, semakin tinggi risiko terkena kanker kulit. Apalagi jika ada
tahi lalat yang tumbuh di atas enam milimeter. Perubahan demikian adalah peringatan serius.

5. Tahi lalat baru


Jika tubuh Anda terlalu sering terdapat tahi lalat baru, saatnya segera berkonsultasi dengan
dokter.

6. Gatal-gatal
Tahi lalat yang terasa gatal adalah pertanda buruk. Selain gatal, tahi lalat yang membesar,
bersisik atau berdarah bisa menjadi gejala-gejala terjadinya kanker kulit. Periksakan ke dokter
kulit segera.

7. Risiko bawaan
Orang dengan kulit sangat pucat lebih berisiko terkena kanker kulit dibandingkan orang dengan
kulit berwarna. Waspadai bila ada anggota keluarga yang terkena karsinoma, karena risiko
terkena kanker kulit lebih besar.

Yang Banyak Tahi Lalatnya Bisa Lebih Awet Muda


Mereka yang memiliki banyak tahi lalat, meski resiko terkena penyakit kanker kulit lebih tinggi,
namun rasanya mereka lebih dapat mempertahankan keremajaan wajah dibanding mereka yang
jarang tahi lalatnya. Selain itu resiko terkena penyakit jantung atau tulang keropos dan resiko
penyakit yang berhubungan dengan usia rasanya juga lebih rendah.

Hal ini merupakan hasil penelitian Doktor Bathier dari lembaga penelitian anak kembar akademi
ilmu pengetahuan kerajaan Inggris. Ia melakukan penelitian terhadap anak kembar sebagai
obyeknya. Ia mendapati bahwa antara indeks jumlah tahi lalat dengan organisme yang
memperlamban penuaan memiliki hubungan yang mengejutkannya.

Tidak sedikit bangsa China menaruh perhatian pada posisi tahi lalat, bahkan tahi lalat di posisi
yang “kurang menguntungkan” akan dibuang oleh yang bersangkutan. Ditinjau dari hasil
penelitian terbaru, tidak peduli dimana posisi tahi lalat itu berada, jumlah tahi lalat makin banyak
semakin baik.

Adapun mengenai mengapa jumlah tahi lalat dapat menyebabkan perbedaan memperlambat
penuaan, dan apa manfaat dari tahi lalat itu sendiri, ilmuwan masih belum mengetahuinya secara
jelas.

dari berbagai sumber (vivanews, dll)

Kanker kulit merupakan salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi. Satu dari lima orang
di Amerika terkena kanker kulit setiap tahunnya.

Angka kejadian kanker kulit mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan
meningkatnya faktor risiko dan zat karsinogenik di lingkungan sekitar.

Ada tiga jenis kanker kulit yang sering terjadi yaitu, karsinoma sel basal, karsinoma squamosa,
dan melanoma.

Dari ketiga jenis kanker kulit tersebut melanoma merupakan jenis kanker kulit yang paling parah
dan menjadi penyebab kematian paling banyak.

Lalu apa saja faktor risiko yang bisa menjadi penyebab kanker kulit?

1. Paparan Sinar Ultraviolet (UV)

Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari maupun dari sumber
yang lain.

Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada tidaknya pelindung kulit baik dengan pakaian atau
krim anti matahari, semuanya berpengaruh terhadap terjadinya kanker kulit.

2. Kulit Putih
Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulit daripada orang yang memiliki
kulit lebih gelap. Hal ini dikarenakan jumlah pigmen melanin pada orang kulit putih lebih
sedikit.

Kadar melanin yang tinggi bisa melindungi kulit dari paparan berbahaya sinar matahari,
sehingga mengurangi risiko terkena kanker kulit.

Namun, orang-orang yang memiliki kulit gelap juga bisa terkena kanker kulit meskipun
jumlahnya cenderung lebih kecil.

3. Paparan Karsinogen

Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat meningkatkan risiko
terkena kanker kulit. Namun, dalam banyak kasus paparan dalam jangka panjanglah yang
biasanya menyebabkan kanker kulit.

4. Genetik/Faktor Keturunan

Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya kanker kulit. Jika
ada salah satu anggota keluarga yang terkena kanker kulit, maka risiko terkena kanker kulit pada
anggota keluarga yang lain juga akan meningkat.[]

Orang yang memiliki rambut berwarna merah lebih rentan terhadap kanker kulit yang
mematikan, terlepas dari apakah mereka terlalu sering menghabiskan waktu di bawah sinar
matahari atau tidak.

Bukan hanya itu, sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature, menunjukkan bahwa
pigmen yang memberikan warna rambut merah memiliki efek penyebab kanker.

"Kami mempelajari pembentukan melanoma pada tikus dengan rambut merah dan menemukan
bahwa pigmen merah memiliki kemampuan untuk mendorong pembentukan melanoma. Bahkan,
tanpa paparan radiasi ultraviolet," kata David Fisher, direktur pusat kanker di Massachusetts
General Hospital.

Seperti diberitakan Abc.net.au, Sabtu (3/11), hasil penelitian laboratorium telah menunjukkan
bahwa tikus merah lebih rentan terhadap melanoma daripada tikus hitam dan albino. Semua tentu
saja terlepas dari apakah mereka terkena sinar UV atau tidak.

Penelitian ini sendiri mengungkapkan sebuah fakta mengejutkan bahwa menghindari matahari
tidak akan melindungi seseorang berambut merah dari kanker kulit yang berbahaya. Menurut
data dari World Health Organization (WHO), sekitar 132 ribu kasus melanoma didiagnosis
setiap tahun.

(Aml / Nky)
jumlah penderita kanker kulit meningkat pesat setiap tahunnya seiring dengan menipisnya lapisan ozon
di bumi. Sinar UV erat hubungannya dengan lapisan ozon yang bertindak sebagai pengalang UV dari
matahari ke bumi. Kalau lapisan itu bocor akibat gas chlorofluorocarbon (CFC) dan yang lainnya, UV akan
langsung masuk ke Bumi. Terkait dengan kecenderungan meningkatnya penderita kanker kulit di dunia,
di Indonesia kanker kulit termasuk peringkat ketiga (15%) jenis kanker terganas setelah kanker leher
rahim (55%) dan kanker kulit (17%). Menurut data patologi RSUP Ciptomangunkusumo, kanker kulit
termasuk dalam peringkat pertama untuk kanker pada pria dan keempat pada wanita setelah kanker
leher rahim, kulit dan ovarium (Depkes, 2006).

Secara umum kanker kulit dibagi menjadi dua kelompok yaitu,


Pertama adalah kanker kulit yang berasal dari sel melanosit yaitu sel yang memberikan warna pada
tubuh yang berada dibawah maupun di dalam kulit atau epidermis. Kanker jenis ini disebut melanoma
maligna, sering tumbuh dari melanosit yang berada pada daerah pertemuan kulit dan jaringan bawah
kulit yang disebut daerah epidermodermal junction dan kadang-kadang berhubungan dengan
keberadaan suatu nevus pigmentosus atau tahi lalat .
Kedua adalah kanker kulit yang bukan berasal dari sel melanosit, namun berasal dari sel-sel dilapisan
kulit yang disebut epitel gepeng berlapis. Pada jenis ini ada dua jenis tipe kanker kulitnya yaitu yang
disebut karsinoma sel basal dan karsinoma epidermoid atau karsinoma sel skuamosa.
Terjadinya kanker kulit dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pajanan sinar ultraviolet dari sinar
matahari, zat-zat kimia tertentu ,adanya rangsangan atau radang menahun seperti adanya luka yang
lama yang tidak diobati dengan baik, luka kulit bekas luka bakar, dan adanya kelainan kulit yang disebut
lesi atau bercak kulit prakanker, juga adanya faktor genetik.
Kanker Kulit Karsinoma Sel Basal
Kanker kulit jenis ini walaupun termasuk ganas namun jarang sekali mengadakan anak sebar atau
metastasis ke tempat jauh. Keganasan pada kanker ini adalah keganasan lokal dalam arti kanker ini akan
meluas disekitar tempat awal tumbuhnya dengan mengadakan penyusupan atau infiltrasi ke jaringan di
bawah kulit, otot bahkan tulang. Tidak jarang tulangpun dapat berlubang dimakan kanker ini. Walaupun
ganas, kanker ini jarang menyebabkan kematian.
Karsinoma sel basal, terutama menyerang orangtua diatas 40 tahun.
Lokasi di tubuh yang sering terkena adalah daerah tubuh yang sering terpapar matahari yaitu daerah
muka, dahi, sudut bibir. Pada daerah muka yang tersering terkena adalah pipi dan dahi, hidung, lipatan
hidung, mata dan sekitarnya dan bibir.
Kanker ini biasanya dimulai dengan adanya bercak kecil pada kulit berwarna pucat , mula-mula rata,
kemudian membesar dan terjadi cekungan ditengahnya dan pinggir bercak tersebut menyerupai bintil-
bintil seperti mutiara. Bercak mudah berdarah dengan trauma kecil sekalipun, kemudian terjadi erosi
dan menjadi borok dibagian tengahnya, borok atau luka menyerupai gigitan tikus di bagian tepi
lukanya.Tidak terasa sakit ataupun gatal.
Prosesnya biasanya lambat dan bisa tahunan, sehingga sering datang berobat sudah stadium lanjut
misalnya bola mata sudah terkena, tulang pipi sudah bolong. Akibatnya mata harus diangkat , atau
tulang harus dibuang dengan operasi yang lebih sulit.
Kanker Kulit Karsinoma Epidermoid
Nama lainnya adalah karsinoma sel skuamosa. Bisa terjadi dimana saja di seluruh bagian tubuh mulai
dari kepala hingga kaki, menyerang pada kulit atau selaput lendir dengan epitel skuamosa. Sering terjadi
pada kulit yang ada lesi pra kanker, pada kulit yang ada luka lama atau borok yang tidak diobati dengan
baik, pada luka akibat luka bakar, iritasi kronis.
Umur tersering yang terkena antara 40-60 tahun dengan lokasi kanker di anggota bagian tubuh
terutama kaki, alat kelamin bagian luar, bibir, hidung, pipi.
Tipe yang paling sering adalah tipe luka yang menyerupai kembang kol.
Timbulnya cepat jika dibandingkan dengan karsinoma sel basal, dan bermetastasis atau menyebar ke
kelenjar getah bening regional. Mempunyai keganasan yang tidak begitu tinggi sehingga terapi sedini-
dininya memberikan hasil pengobatan yang baik.
Tumor ini menonjol diatas permukaan kulit, tidak rata, berbenjol-benjol seperti kembang kol, berwarna
merah atau pucat, membasah atau berdarah dan berbau.
Kanker yang terletak di bibir, anus, vulva, penis dan tungkai bawah lebih cepat mengadakan metastasis ,
misalnya kanker di telapak kaki akan menyebar ke kelenjar getah bening di lipat paha.
Kanker Kulit Melanoma Maligna
Diantara kanker kulit, melanoma maligna merupakan kanker kulit yang paling ganas. Terdapat beberapa
tipe melanoma maligna, namun yang paling sering di Indonesia adalah tipe nodular atau yang berbentuk
benjolan. Biasanya dimulai dengan adanya trauma. Paling sering timbul mula-mula di telapak kaki.
Dimulai dengan adanya benjolan atau nodus kecil diatas permukaan kulit, warna hitam pekat, yang
makin lama makin besar dan kadang-kadang menunjukkan proses menjadi borok atau ulcerasi.
Penyebaran kanker ini ke kelenjar getah bening dan juga metastasis jauh atau menyebar ke tempat jauh
seperti ke paru-paru, otak, liver.
Tahi lalat atau nevus dapat juga berubah menjadi ganas ,menjadi melanoma maligna. Namun jenis tahi
lalat manakah yang beresiko untuk menjadi ganas ?
Tahi lalat atau nevus yang beresiko untuk terjadinya keganasan adalah :
Nevus congenital atau tahi lalat yang dibawa sejak lahir dengan besar nevus lebih dari 5 persen
permukaan tubuh , adanya riwayat keluarga yang pernah terkena melanoma maligna, tahi lalat
berjumlah lebih dari lima dengan diameter lebih dari 5 mm , tahi lalat yang banyak dengan diameter
lebih dari 2 mm , tahi lalat yang pada masa kanak-kanak sering terpapar sinar matahari.
Tahi lalat walaupun hanya satu dan kecil kadang dapat juga berubah menjadi ganas, dan dapat terjadi
pada tahi lalat di bagian tubuh mana saja, walaupun yang sering adalah terutama di telapak kaki, kepala
/ wajah , leher, pinggang.
Yang harus diwaspadai apabila suatu tahi lalat curiga menjadi ganas adalah bila pada tahi lalat tersebut
ditemukan tanda "ABCD" melanoma maligna, yaitu :
A : Asymetri , artinya bentuknya tidak simetris, tidak bulat.
B : Border irregularity, artinya tahi lalat bagian pinggirnya tidak beraturan.
C : Color Variation , artinya warna tahi lalat tidak satu warna. Biasanya yang normal warnanya hitam,
pada kasus ini diantara warna hitam ada kecoklatan atau warna hitamnya tidak homogen.
D : Diameter , atau ukuran tahi lalat lebih besar dari 6 mm.
Selain itu pada tahi lalat, yang mulai sering terasa gatal, mudah berdarah,ada borok atau luka yang sukar
sembuh, harus juga lebih curiga.
Pengobatan Kanker Kulit.
Hingga saat ini pengobatan kanker kulit adalah dengan cara operasi dengan batas-batas sayatan yang
sudah ditentukan sesuai dengan jenis kanker kulitnya.
Pengobatan dengan khemoterapi, hormonal terapi, imunoterapi belum menunjukkan hasil yang
memuaskan. Radioterapi juga tidak memberikan hasil yang baik, kecuali pada kanker kulit karsinoma
basal sel ukuran kecil dan jenis tertentu yang kadang diberikan setelah operasi bila letak kankernya di
daerah organ vital seperti dekat mata, agar mata masih dapat dipertahankan.
Bila kanker kulit sudah stadium lanjut dan merusak ke organ sekitar dimana dia tumbuh , maka
operasinya adalah pengangkatan kanker beserta akar-akarnya dan organ yang sudah terserang, misalnya
bila kanker pada telapak kaki sudah begitu besar maka bukan hanya kankernya saja yang diangkat,
tetapi bagian atas kaki diatas kanker juga harus diamputasi. Seringkali kanker di daerah kepala dan leher
terutama wajah memerlukan rekonstruksi setelah operasi karena defek yang ditimbulkan kanker begitu
luas. Bila bola mata atau hidung sudah dimakan kanker, maka mata atau hidung tersebut juga harus
dibuang.
Bila sudah menyebar ke kelenjar getah bening, maka kelenjar getah beningnya harus dibersihkan.

Suatu statistik terbaru telah menunjukkan bahwa sekitar 65.000 orang di seluruh dunia telah
meninggal dunia karena penyakit kanker kulit hanya dalam kurun waktu satu tahun. Yang paling
menakutkan adalah bahwa jumlah ini ternyata terus meningkat secara berkala. Hal ini
sebenarnya bukan karena penyakit ini tidak dapat diobati tetapi meningkatnya jumlah penderita
cenderung diakibatkan karena kesadaran masyarakat tentang penyakit ini masih sangat rendah.

Terdapat beberapa jenis kanker kulit yang telah dikenal di dunia kedokteran yaitu karsinoma sel
basal (ulkus tikus), karsinoma sel skuamosa dan melanoma, semua kanker ini akan berkembang
di lapisan atas kulit yang dikenal sebagai epidermis. Karsinoma sel basal, kasus yang paling
sering ditemukan dari ketiganya, akan menyebabkan erosi lokal dari jaringan jika diabaikan,
Jenis ini muncul sebagai luka atau benjolan merah lilin pada kulit. Sementara itu karsinoma sel
skuamosa dapat menyebar jika tidak diobati. Penyakit ini juga terlihat seperti patch merah atau
benjolan pada kulit. Kedua jenis kanker tersebut umumnya tumbuh dengan lambat namun dapat
mempengaruhi jaringan-jaringan di sekitarnya dengan sangat cepat. Pada hampir semua kasus,
kedua jenis lainnya dapat diatasi. Karsinoma sel skuamosa kadang-kadang terjadi pada vulva
pada wanita setelah memasuki periode menopause dan mungkin lebih sulit untuk ditangani.

Melanoma merupakan jenis yang paling ganas dari ketiganya. Melanoma setelah tumbuh
kemudian dapat menyebar dengan cepat. Jika terdeteksi dan diobati cukup awal, melanoma dapat
disembuhkan dengan tingkat keberhasilan 75% persen dari kasus. Kanker jenis ini lebih banyak
terjadi di negara-negara dengan sinar matahari yang melimpah.
Meningkatnya Resiko Penyakit Kanker Kulit
Meskipun sejumlah paparan sinar matahari pada kulit bermanfaat untuk membantu pengaktifan
vitamin D, apabila terlalu banyak menjadi berbahaya bagi kesehatan. Saat ini tingkat tinggi
radiasi ultraviolet A yang mencapai permukaan bumi dari matahari meningkat pesat karena
adanya penipisan lapisan ozon yang disebabkan oleh bahan kimia flurocarbon karena meluasnya
penggunaan kaleng semprot.

Berbagai penelitian terkini telah mengungkap fakta bahwa orang yang berkulit terang memiliki
risiko lebih besar terkena kanker pada kulit, walau dalam beberapa kasus orang berkulit gelap
juga masih memiliki kemungkinan terkena

juga. Jika anda berkulit terang maka akan semakin mudah Anda akan terbakar sinar matahari dan
semakin besar pula resiko anda untuk terkena kanker kulit. Ada dua hal ini yang meningkatkan
paparan sinar matahari yaitu berjemur di pantai dalam jangka waktu yang lama dan melakukan
mengejar pekerjaan pertanian yang melibatkan banyak kegiatan di luar ruangan. Kerusakan pada
sel-sel kulit akan terakumulasi dari waktu ke waktu, sehingga dalam beberapa tahun cepat atau
lambat orang dapat terkena penyakit kanker tersebut.

Terdapat beberapa faktor risiko lain selain paparan sinar UV matahari yang meningkatkan resiko
terjadinya kank

er kulit yaitu riwayat keluarga kanker kulit atau kanker lainnya, paparan bahan karsinogenik
seperti senyawa-senyawa radioaktif, tar dan nikotin dari asap rokok, dll.

Gejala Penyakit Kanker Kulit yang Penting untuk


Diperhatikan
Selain adanya perubahan dalam jaringan kulit, orang yang terkena kanker kulit biasanya jarang
menunjukkan gejala yang serius kecuali apabila kanker tersebut telah menyebar ke organ lain.
Dalam kebanyakan kasus orang dengan karsinoma sel basal atau karsinoma sel skuamosa
didiagnosis menderita penyakit sebelum keganasan mereka telah menyebar. Namun, hal ini tidak
selalu terjadi pada pasien-pasien yang terkena melanoma ganas. Gejala-gejala yang muncul
biasanya tergantung pada organ mana kanker menyebar.

Anda harus waspada terhadap penebalan kasar dari kulit yang lebih merah atau lebih pucat
bahwa kulit di sekitarnya walaupun kecil. Kanker pada kulit dapat muncul berupa benjolan kecil
atau luka kecil yang mudah berdarah dengan kesembuhan yang sangat lambat atau tidak sama
sekali. Jika tidak diobati bintik-bintik kecil itu akan segera berkembang dan menyebar ke
jaringan di sekitarnya. Melanoma biasanya menunjukkan kehadirannya dengan mengubah warna
atau tampilan mol. Karena melanoma melibatkan sel-sel yang memproduksi pigmen coklat atau
hitam.
artikelkesehatanwanita.com

Jika kita perhatikan, banyak orang dari luar negeri yang tertarik berwisata di Indonesia, terutama di
pantai. Selain untuk menikmati pemandangan, ternyata mereka gemar berjemur untuk sekadar
mendapatkan sinar matahari. Sinar inframerah yang mereka dapat pada pagi hari sangatlah manjur
untuk mengobati pegal-pegal dan rasa sakit pada otot dan persendian tulang. Selain itu, panas yang
ditimbulkan dari inframerah ini dapat meningkatkan dan memperlancar peredaran darah. Dengan
begitu, juga akan membantu memperbaiki sistem pembuangan 'sampah' dari bagian tubuh tersebut
dan mempercepat proses penyembuhan.

Mungkin kita sering dengar bahwa sinar matahari bisa menyempurnakan vitamin D pada tubuh kita.
Benarkah demikian? Kulit, sebagai benteng pertahanan tubuh yang terdepan berperan dalam
perubahan zat lemak tertentu menjadi vitamin D oleh sinar ultraungu matahari. Vitamin D ini pun
sangat penting bagi tubuh kita dalam proses penyerapan kalsium dari makanan yang kita cerna
sehari-hari. Penelitian juga telah menunjukkan bahwa sinar matahari dapat mengencangkan otot dan
menyehatkan jantung. Sinar matahari pagi juga dapat mengurangi depresi karena sinar tersebut
melepaskan endorfin yang berfungsi sebagai anti depresi alami dan sangat bermanfaat untuk kasus
depresi musiman.

Lalu, seberapa banyak kita boleh menerima paparan sinar matahari? Para pakar ilmu kesehatan
menyarankan bahwa 15 - 30 menit setiap hari sudah dianggap cukup. Namun, kita juga harus hati-
hati. Jangan sampai kita terlalu banyak terpapar sinar matahari. Ingatlah bahwa segala sesuatu yang
berlebihan itu tidaklah baik. Terlalu banyak paparan sinar matahari dapat menyebabkan kulit
terbakar.

Ada beberapa faktor yang menentukan tingkat keparahan proses pembakaran kulit, yaitu semakin
hitam kulit seseorang, semakin tahan kulitnya terhadap sinar matahari. Hal ini berakibat pada
semakin lama dia bertahan di bawah sinar matahari, tanpa mengalami kulit terbakar. Kemudian,
semakin tegak lurus letak matahari di atas kepala, semakin cepat kulit akan terbakar. Kita harus tahu
pada kisaran jam berapa sinar matahari terasa sangat terik. Kisaran itu terletak antara pukul 10.00 -
15.00. Selanjutnya, semakin lama kulit kita terpapar sinar matahari, semakin parah pula akibatnya.

Jika kita lihat aktivitas masyarakat perkotaan, sebut saja Jakarta, sepertinya para pekerja kantor
kurang terpapar sinar matahari pagi. Bayangkan saja, mereka harus berangkat pagi-pagi untuk
menghindari macet. Setelah sampai kantor, mereka akan terus di dalam kantor yang ber-AC, tak ada
'asupan' sinar matahari. Saat pulang pun, matahari sudah terbenam. Nah, mulai sekarang,
usahakanlah sekitar 15 menit mempertemukan tubuh kita dengan sinar matahari pagi agar badan kita
menjadi lebih sehat.

Dibaca 1557 kali | 0 Komentar

More Sharing ServicesShare|Share on facebookShare on twitterShare on emailShare on print


Kanker Kulit dan Kerusakan Akibat Sinar Matahari
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) dan Akademi
Dermatologis AS (American Academy of Dermatology/AAD), kasus kanker kulit didiagnosa bertambah satu juta setiap
tahunnya. Hal ini membuat kanker kulit menjadi jenis kanker yang paling umum terjadi di AS. Seperti yang dilaporkan oleh
Dr. Darrell S. Rigel dari Sekolah Kedokteran Universitas New York, kemungkinan orang Amerika menderita melanoma
dalam seumur hidup mereka adalah 1 banding 84. Anda tentu tidak ingin mengambil resiko saat rasionya sebesar itu,
terutama saat kulit dan hidup Andalah yang dipertaruhkan.

Kebanyakan kanker kulit termasuk dalam tiga kategori berikut ini: karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, dan
melanoma. Karsinoma sel basal dan skuamosa disebabkan oleh ekspos terhadap sinar matahari berulang kali tanpa
perlindungan (Sumber: Cancer Epidemiological Biomarkers and Prevention, September 2008, halaman 2388–2392;
Dermatology, Februari 2008, halaman 124–136; American Journal of Clinical Dermatology, Mei-Juni 2000, halaman 167–
179).

Sampai saat ini masih diperdebatkan apakah melanoma disebabkan oleh ekspos terhadap sinar matahari tanpa
perlindungan. Tetapi jenis-jenis kanker kulit yang lainnya sudah jelas bahwa mereka disebabkan oleh ekspos terhadap sinar
matahari tanpa perlindungan atau dalam waktu yang panjang (Sumber: Archives of Dermatology, Desember 2000, halaman
1447–1449; dan Journal of the American Medical Association, Juni 2000, halaman 2955–2960.)

Secara umum, teorinya adalah para peneliti percaya bahwa ekspos terhadap radiasi UVA dan sebagian UVB memicu
terjadinya mutasi dalam replikasi/penggandaan sel-sel kulit, menyebabkan kode genetik mereka menjadi berantakan. Sel-
sel tersebut lupa bagaimana caranya mempertahankan proses pergantian sel yang normal karena kerusakan akibat radiasi.
Untungnya, kanker kulit yang tidak disebabkan oleh melanoma relatif mudah diobati bila diketahui lebih awal, dan jarang
sekali berakibat fatal. Melanoma merupakan jenis kanker yang jauh lebih berbahaya dan mengancam nyawa manusia.

Sebuah artikel dalam jurnal berjudul Journal of Epidemiology (Desember 1999, Suplemen, halaman 7–13) menyimpulkan
masalah ini dengan cukup baik: “Kanker kulit merupakan kanker yang paling umum terjadi pada manusia… Penelitian
deskriptif menunjukkan bahwa tiga tipe utama kanker kulit, yaitu karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, dan
melanoma paling banyak terjadi [tertinggi] pada populasi dimana ekspos terhadap sinar matahari serta transmisi radiasi
sinar matahari pada kulit tinggi, menunjukkan hubungan yang kuat antara kanker kulit dengan ekspos terhadap sinar
matahari. Penelitian analitis epidemik memastikan bahwa ekspos terhadap komponen ultraviolet dari sinar matahari
merupakan penentu lingkungan yang utama dari terjadinya kanker kulit dan kondisi kulit yang berkaitan dengan kanker; dan
bukti dari hubungan sebab-akibat antara ekspos sinar matahari yang kumulatif dan karsinoma sel skuamosa/SCC, solar
keratoses, dan photodamage juga bersifat relatif langsung…. Melengkapi data tersebut [untuk populasi dan penelitian]
adalah adanya bukti molekuler karsinogenesis [kanker] dari mekanisme ultraviolet (UV) seperti mutasi spesifik UV pada
DNA gen yang fungsinya menekan tumor dalam tumor kulit. Dengan meningkatnya penyinaran UV akibat menipisnya
lapisan ozon, jumlah kanker kulit diperkirakan akan meningkat di masa yang akan datang—kecuali, seperti yang
diharapkan, manusia mengurangi ekspos sinar matahari terhadap dirinya.”

Selain melindungi diri dari sinar matahari, Anda juga harus mewaspadai tanda-tanda kanker kulit sedini mungkin. Deteksi
awal kanker kulit dapat menyelamatkan kulit dan juga nyawa Anda. Bila Anda mengetahui adanya perubahan pada kulit
Anda, dan Anda tidak yakin apa itu, berkonsultasilah dengan dokter Anda; bahkan perubahan kecil pada tahi lalat atau
freckle (bintik kecoklatan di kulit), atau blemish (bercak pada kulit) yang terlihat tidak “normal”, bisa menjadi indikasi dari
kanker kulit.

Lima karakteristik kanker kulit yang paling umum yaitu:

1. Luka terbuka dalam ukuran apapun yang mengeluarkan darah, mengalir keluar perlahan, permukaan kulit mengeras dan
tetap terbuka selama tiga minggu atau lebih. Luka yang tidak cepat menghilang dan tak kunjung sembuh merupakan
pertanda yang paling umum dari kanker kulit tahap awal.
2. Area kemerahan atau teriritasi yang tidak menghilang untuk waktu lama dan tidak merespon terhadap cream cortisone atau
pelembab. Terkadang area-area ini mengeras atau mengelupas, tetapi mereka tidak pernah benar-benar hilang.
3. Pertumbuhan dengan tepian yang terlihat jelas menggulung dan bagian tengah yang berlekuk. Dapat terlihat mirip dengan
blemish/noda kecil atau luka, tetapi cenderung bertumbuh dan tidak kunjung sembuh.
4. Benjolan atau bintil mengkilap dengan permukaan yang licin dan mulus dan bisa berwarna pink, merah, putih, hitam, coklat,
atau ungu. Dapat terlihat seperti tahi lalat, tetapi yang membedakannya adalah tekstur serta kilapnya.
5. Area kulit berwarna putih yang memiliki tekstur mulus dan terlihat seperti parut/bekas luka. Area kulit putih ini mungkin
memiliki kulit yang terlihat kaku/seperti tertarik, yang menonjol bila dibandingkan penampilan kulit di sekitarnya.
Akademi Dermatologi Amerika memiliki daftar “A, B, C, D” dalam mengidentifikasi kanker kulit, yaitu:

 A. Asymmetry (asimetris): separuh bagian lesi atau area yang dicurigai tidak sama dengan separuh lainnya.
 B. Border (tepian): tepiannya

Kanker kulit adalah proses keganasan yang timbul dipermukaan kulit dan berasal dari sel epitel, sel
pluripotensial atau dari sel melanin di dalam kulit(2).

Tumor ganas kulit merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak
terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena
kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-macam sesuai dengan jenis sel
yang terkena(5).

II.2 Anatomi dan Fungsi Kulit

Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ terberat dan
terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6
kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm
tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus
dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki,
punggung, bahu dan bokong(6).

Kulit melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap bakteri, virus dan
jamur. Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi pembuluh darah kulit atau
sekresi kelenjar keringat. Setelah kehilangan seluruh kulit,maka ciran tubuh yang penting akan menguap
dan elektrolit-elektrolit yang penting akan menghilang dari tubuh, akan menguap dan lektrolit-elektrolit
akan hilang dalam beberapa jam saja. Contoh dari keadaan ini adalah penderita luka bakar. Bau yang
sedap atau tidak sedap dari kulit berfungsi sebagai pertanda penerimaan atau penolakan sosial dan
seksual. Kulit juga merupakan tempat sensasi raba, tekan, suhu, nyeri dan nikmat berkat jalinan ujung-
ujung saraf yang bertautan(7).

Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang
merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm
adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat(6).

Secara anatomis kulit tersusun atas 3 lapisan pokok terdiri dari : a. lapisan epidermis, b. lapisan dermis, c.
subkutis, sedangkan alat-alat tambahan juga terdapat pada kulit antara lain kuku, rambut, kelenjar
sebacea, kelenjar apokrin, kelenjar ekrin. Keseluruhan tambahan yang terdapat pada kulit dinamakan
appendices atau adnexa kulit(2).

A. EPIDERMIS

Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk
(keratinosit), mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada
berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5
% dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu(6).

Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam) :

1. Stratum Korneum. Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.

2. Stratum Lusidum. Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak
tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.

3. Stratum Granulosum. Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan
sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang mengandung
protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans.

4. Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamen-
filamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi
terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai
stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut
sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.

5. Stratum Basale (Stratum Germinativum). Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab
dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk
migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang
mengandung melanosit.

Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan
mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans) (6).

B. DERMIS

Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True Skin”. Lapisan dermis
ini paling tebal dapat dijumpai di punggung dan paling tipis pada palpebrae. Hubungan antara dermis dan
epidermis ini tidaklah sebagai bidang yang rata, tetapi berbentuk gelombang. Bagian dermis yang
menonjol ke dalam epidermis dinamakan papilla, sedangkan bagian epidermis yang menonjol ke dermis
disebut rete ridge. Papila ini pada telapak tangan dan jari-jari terutama tersusun linier yang member
gambaran kulit yang berbeda-beda sebagai dermatoglyphic (sidik jari). Bagian dermis papiler ini tebalnya
sekitar seperlima dari tebal dermis total. Bagian bawah dari dermis papiler ini dinamakan dermis retikuler
yang mengandung vasa darah dan lymphe, serabut syaraf, adnexa dan lainnya(7).

Dermis ini tersusun dari beberapa unsure atau organ yang meliputi: unsure seluler, unsure fibrous,
substansi dasar, pembuluh darah dan limphe, system saraf. Kelima unsure atau organ yang menyusun
dermis akan kita bahas satu demi satu.

1. Unsur seluler lebih banyak didapatkan pada stratum papillaris yang terdiri dari:

1. fibroblast: merupakan sel pembentuk unsur untuk fibrous dan substansi dasarnya

2. Sel mast : merupakan sel pembentuk dan penyimpanan histamine dan histamine like substance
yang berperan dalam anafilaksis.
3. Makrofag : merupakan sel fagosit yang berfungsi memfagosit bahan-bahan asing fan
mikroorganisme.

4. Leukosit : Banyak dijumpai pada proses-proses peradangan yang dapat berupa mononuclear
ataupun granulosit.

2. Unsur fibrous lebih padat pada stratum retikularis dibandingkan pada stratum papilaris. Unsur
fibrous terdiri dari :

1. Kolagen : merupakan 70% dari berat kering seluruh jaringan ikat, serabut ini terbentuk oleh
fibroblast, tersusun atas fibrin dari rantai polypeptide. Serabut ini bertanggung jawab pada
ketegangan kulit merupakan unsure pembentuk garis langer (cleavage line)

2. Elastin : Hanya 2 % dari berat kering jaringan ikat. Serabut elastin, ini juga dibentuk oleh
fibroblast tetapi susunannya lebih halus disbandingkan dengan kolagen. Serabut elastin ini
bertanggung jawab atas elastisitas kulit.

3. Retikulin : Merupakan serabut kolagen yang masih muda dan hanyalah dapat dilihat dengan
pewarna khusus.

3. Substansi dasar, tersusun dari bahan mukopolisakaris (asam hialuronat dan dermatan sulfat), yang
juga dibentuk oleh fibroblast. Substansi dasar hanya merupakan 0,1% dari berat kering jaringan ikat,
tetapi substansi dasar ini mampu menahan sejumlah air, sehingga akan menempati ruang terbesar
dari dermis.

4. Pembuluh darah dan limfe :

Pada kulit yang masih normal, darah yang sampai pada kulit merupakan 10% dari seluruh peredaran darah
dalam tubuh. Pembuluh darah di dalam kulit terdiri dari 2 plexus yaitu :

1. Plexus superficialis : terdapat pada bagian atas dermis dan tersusun sejajar dengan epidermis. Plexus
superficialis ini terdiri dari atas kepiler-kapiler,endarteriole dan venulae yang member makan ke
papilla.

2. Plexus profunda : Terdapat pada bagian bawah dermis atau dekat subcutis dan terutama terdiri atas
pembuluh-pembuluh darah yang lebih besar dari pada plexus superficialis.

Pada jari-jari di antara arteriole dan venulae terdapat kelompokan otot polos yang mempunyai fungsi
khusus yaitu mengatur shunt arterio-venosa dan sering dinamakan glomus. Sedangkan pembuluh limfe
biasanya mengikuti pembuluh darah(2).

1. Sistem saraf

Kulit diinervasi oleh kira-kira 1.000.000 serabut saraf aferen. Sebagian besar terdapat pada wajah dan
ekstremitas, sedangkan pada punggung relative sedikit. Serabut saraf ini mempunyai akson dengan badan
sel yang berada pada dorsal root ganglia . Serabut saraf ini masuk kulit melalui lapisan lemak subkutan,
kemudian masing-masing terbagi dua yaitu serabut saraf bermyelin dan serabut saraf tidak bermyelin.
Serabut saraf bermyelin berjalan horizontal membentuk anyaman dengan serabut yang sama, kemudian
naik ascenden bersama pembuluh darah dan menginervasi dermis bagian superficial. Dalam perjalanan
selanjutnya serabut ini dibungkus oleh sel Schwann dan sebagian tidak bermyelin. Sebagian berakhir di
dermis, beberapa melakukan penetrasi membrane basalis tetapi tidak jauh melanjut ke epidermis.
Ada 3 macam serabut saraf yag terdapat pada kulit, yaitu :

1. Serabut adrenergic : berfungsi untuk menginervasi pembuluh darah (untuk vasokonstriksi pembuluh
darah, m erector papilare (untuk kontraksi otot tersebut), dan kelenjar apokrin (untuk pengatur
sekresi kelenjar apokrin.

2. Serabut kolinergik : berfungsi menginervasi kelenjar ekrin.

3. Serabut sensorik : berfungsi untuk menerima rangsangan dari luar tubuh. Ada beberapa akhiran
serabut saraf sensorik, yaitu : 1. Korpuskulum Meisnerri, 2. Korpuskulum Paccini, 3. Akhiran serabut
saraf bebas.

Ketiga akhiran serabut sensorik tersebut lebih jauh adalah sebagai berikut :

1. Korpuskulum Meisnerri berfungsi menerima rangsangan sentuhan dan tekanan ringan. Terdapat pada
papilla dermis dan paling banyak dapat dijumpai pada telapak tangan dan kaki.

2. Korpuskulum Paccini berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan dalam dan terdapat pada dermis
bagian dalam terutama pada bagian-bagian badan yang sering menahan beban berat.

3. Akhiran saraf rambut bebas berfungsi untuk menerima rangsangan panas, dingin, nyeri, gatal.
Akhiran saraf bebas ini terdapat terutama pada papilla dermis dan sekitar folikel rambut.

Batas antara epidermis dan dermis dibentuk oleh zone membrane basalis. Dengan menggunakan
mikroskop electron, membrane ini dapat dilihat terdiri dari 4 komponen yaitu : membrane sel dari sel
basal dengan hemidesmosom, celah intermembranous, lamina basalis, komponen fibrous dermis yang
dapat dilihat dengan mikroskop biasa dengan pewarna khusus menggunakan PAS. Zone membrane basalis
ini merupakan filter semipermeable yang memungkinkan pertukaran sel dn cairan antara dermis dan
epidermis(2).

Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces dan
respon inflamasi(6).

C. SUBKUTIS

Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat
jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan
ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang
suplai darah ke dermis untuk regenerasi.

Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk
tubuh dan mechanical shock absorber(6).

VASKULARISASI KULIT

Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara lapisan papiler dan retikuler
dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang kecil meninggalkan pleksus ini
memperdarahi papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri asenden dan satu cabang vena. Pada
epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat nutrient dari dermis melalui membran
epidermis(6).

II.3 Fisiologi Kulit

Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya adalah memungkinkan
bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier infeksi, mengontrol suhu tubuh
(termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme.

Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma mekanik, ultraviolet
dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen. Sensasi telah diketahui merupakan salah satu
fungsi kulit dalam merespon rangsang raba karena banyaknya akhiran saraf seperti pada daerah bibir,
puting dan ujung jari. Kulit berperan pada pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit.
Termoregulasi dikontrol oleh hipothalamus. Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan melalui
keringat, insessible loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur kulit dikontrol dengan
dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. Bila temperatur meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh
darah, kemudian tubuh akan mengurangi temperatur dengan melepas panas dari kulit dengan cara
mengirim sinyal kimia yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Pada temperatur yang menurun,
pembuluh darah kulit akan vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas (6).

II.4 Klasifikasi Tumor Ganas Kulit

Kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-macam sesuai dengan jenis sel
yang terkena. Akan tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel
skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM)(5).

1. A. Karsinoma Sel Basal

Karsinoma sel basal (KSB) merupakan suatu tumor ganas kulit yang paling sering pada manusia. Biasanya
mengenai pada daerah yang sering terpajan dengan sinar matahari. KSB ini pertumbuhannya lambat dan
jarang metastasis, tapi dapat menyebabkan kerusakan lokal dan kecacatan apabila tidak diobati (10).

KSB adalah suatu tumor ganas kulit (kanker) yang berasal dari pertumbuhan neoplastik sel basal epidermis
dan apendiks kulit. Pertumbuhan tumor ini lambat, dengan beberapa macam pola pertumbuhan sehingga
memberi gambaran klinis yang berveriasi, bersifat invasive, serta jarang mengadakan metastasis(8).

1. B. Karsinoma Sel Skuamosa

Karsinoma Sel Skuamosa adalah kanker yang berasal dari lapisan tengah epidermis. Penyakit Bowen
adalah suatu bentuk karsinoma sel skuamosa yang terbatas pada epidermis dan belum menyusup ke
jaringan di bawahnya (dermis).
Kulit yang terkena tampak coklat-merah dan bersisik atau berkeropeng dan mendatar, kadang
menyerupai bercak pada psoriasis, dermatitis atau infeksi jamur(8).

1. C. Melanoma Maligna

Melanoma maligna merupakan tumor ganas kulit yang sangat ganas dan berasal dari sistem melanositik
kulit. Biasanya menyebabkan metastasis yang sangat luas dalam waktu singkat, tidak saja melalui aliran
limfe ke kelenjar regional, tetapi juga menyebar melalui aliran darah ke alat-alat dalam, serta dapat
menyebabkan kematian(8).

II.5 Etiologi

1. A. Karsinoma Sel Basal (KSB)

Lebih dari 90% penyebab KSB terpapar sinar matahari atau penyinaran ultraviolet lainnya. KSB juga bisa
ditemukan di kulit kepala. Paling sering muncul pada usia diatas 40 tahun. Faktor resiko lainnya adalah:

 Faktor genetik (sering terjadi pada kulit terang, mata biru atau hijau dan rambut pirang atau merah).

 Pemaparan sinar X yang berlebihan atau penyinaran lainnya(8).

1. B. Karsinoma Sel Skuamosa

Lebih dari 90% kanker kulit tumbuh di daerah yang terpapar oleh sinar matahari atau sinar ultra violet
lainnya. Hal ini diduga merupakan penyebab utama dari semua jenis kanker kulit. Faktor resiko lainnya
adalah:

 Faktor genetik (kanker kulit lebih sering ditemukan pada orang berkulit terang, mata biru atau hijau dan
rambut pirang atau merah)

 Pencemaran oleh bahan kimia

 Pemaparan berlebihan oleh sinar X atau radiasi lainnya(9).

1. C. Melanoma Maligna

Faktor resiko terjadinya melanoma adalah:

 Riwayat keluarga yang menderita melanoma

 Rambut merah atau pirang

 Adanya tahi lalat atipik multipel (tanda lahir)

 Terdapat keratosis aktinik pre-kanker

 Frekels (bintik-bintik coklat) yang sangat jelas di punggung bagian atas

 Mengalami serangan lepuhan akibat luka bakar sinar matahari sebanyak 3 kali atau lebih sebelum berusia
20 tahun(8).

II.6 Gejala Klinis

1. A. Karsinoma Sel Basal

Predileksinya terutama pada wajah (pipi, dahi, hidung, lipat nasolabial, daerah periorbital), leher.
Meskipun jarang dapat pula di jumpai pada lengan, tangan, badan , tungkai, kaki, dan kulit kepala.
Gambaran klinik KSB bervariasi. KSB terbagi menjadi 5 bentuk :

 Nodulo-ulseratif, termasuk ulkus rodens.

 Berpigmen.

 Morfea atau fibrosing atau sklerosing.

 superficial.

 Fibroepitelioma.

Disamping itu terdapat pula 3 sindroma klinis, dimana epitelioma sel basal berperan penting, yaitu :

 sindroma epitelioma sel basal nevoid.

 Nevus sel basal unilateral linier.

 sindroma bazex(8).

1. B. Karsinoma Sel Skuamosa

Predileksi terjadi pada daerah kulit yang terpapar sinar matahari dan membrane mukosa, namun dapat
pula terjadi pada setiap bagian tubuh.

Pada orang kulit putih lebih sering dijumpai pada daerah muka dan ekstremitas, sedangkan pada orang
kulit berwarna gelap di daerah tropic lebih banyak pada ekstremitas bawah, badan, dan dapat pula
dijumpai bibir bawah serta punggung tangan(5).

Gambaran klinis KSS bervariasi, dapat berupa :

 Nodul berwarna seperti kulit normal, permukaannya halus tanpa krusta atau ulkus dengan tepi yang
berbatasan kurang jelas.

 Nodul kemerahan dengan permukaan yang papilomatosa atau verukosa yang menyerupai bunga kol.

 Ulkus dengan krusta pada permukaannya, tepi meninggi, berwarna kuning kemerahan. Dalam perjalanan
penyakitnya, lesi akan meluas dan mengadakan metastasis ke kelenjar limfe regional atau ke organ-organ
dalam.

 KSS yang timbul dari kulit normal (de novo) lebih sering mengadakan invasi yang cepat dan terjadi
metastasis, dibandingkan lesi yang timbul dari keratosis aktinik (5).

1. C. Melanoma Maligna

Melanoma bisa berawal sebagai pertumbuhan kulit baru yang kecil dan berpigmen pada kulit yang normal.
Paling sering tumbuh pada kulit yang terpapar sinar matahari, tetapi hampir separuh kasus tumbuh dari
tahi lalat yang berpigmen. Melanoma mudah menyebar ke bagian tubuh yang jauh ( metastase), dimana
akan terus tumbuh dan menghancurkan jaringan. Semakin sedikit pertumbuhan melanoma ke dalam kulit,
maka semakin besar peluang untuk menyembuhkannya. Jika melanoma telah tumbuh jauh ke dalam kulit,
akan lebih mungkin menyebar melalui pembuluh getah bening dan pembuluh darah dan bisa
menyebabkan kematian dalam beberapa bulan atau tahun(8).

Perjalanan penyakit melanoma bervariasi dan tampaknya dipengaruhi oleh kekuatan pertahanan oleh
sistem kekebalan tubuh(5).

Beberapa penderita yang keadaan kesehatannya baik, bisa bertahan hidup selama bertahun-tahun
meskipun melanomanya telah menyebar. Tanda-tanda peringatan akan terbentuknya melanoma:

 Bintik atau tahi lalat berpigmen (terutama yang berwarna hitam atau biru tua) yang semakin membesar

 Perubahan warna pada tahi lalat, terutama pigmentasi merah, putih dan biru di kulit sekelilingnya

 Perubahan pada kulit diatas bintik yang berpigmen, misalnya perubahan konsistensi atau bentuk

 Tanda-tanda peradangan pada kulit di sekitar tahi lalat(8).

Clark dan Mihm (1965) atas dasar tingkat penyebaran secara histologik mengklasifikasikan melanoma
maligna menjadi stadium, yaitu :

1. Sel melanoma maligna berada di dalam epidermis tetapi tidak menembus membrane basal
(karsinoma insitu)

2. Melanoma maligna sampai ke stratum papillare

3. Melanoma maligna masuk di antara dermis papillare dan dermis retikulare

4. Melanoma maligna masuk dalam dermis retikulare

5. Melanoma maligna masuk ke dalam jaringan subkutis

Breslow (1970) mengukur ketebalan invasi tumor dengan micrometer. Kedalam invasi diukur dari lapisan
granuler epidermis sampai bagian terdalam dari invasi, dan apabila ada ulcerasi pengukuran dari dasar
ulserasinya. Pembagian menurut Breslow adalah sebagai berikut :

 0,75 mm

 > 0,75-1,50 mm

 > 1,50-3,99 mm

 > 4 mm

II.7 Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang

1. A. Karsinoma Sel Basal

Diagnosis ditegakkan melalui gejala klinisnya. Untuk memperkuat diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan
penunjang berupa biopsy.

1. B. Karsinoma Sel Skuamosa


Diagnosis ditegakkan melalui gejala klinisnya. Untuk memperkuat diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan
penunjang berupa biopsy.

1. C. Melanoma Maligna

Diagnosis ditegakkan melalui gejala klinisnya. Tanda yang dapat dilihat adalah berdasarkan empat ciri
berikut:

1. Bentuk : Ketumbuhan mempunyai bentuk yang tidak seragam , misalnya tidak simetri. (A-asymmetry)

2. Linkungan: Linkungan adalah tidak jelas, terutamanya untuk melanoma. (B-border)

3. Warna : Pelbagai warna boleh dilihat dan distribusi warna tidak seragam. (C-colour)

4. Diameter : Diameter lebih besar daripada 5-6 milimeter. (D-diameter)

Untuk memperkuat diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan penunjang berupa biopsy. Pemeriksaan
rontgen thorax, USG dan atau CT-Scan untuk mengetahui daerah metastase.

II.8 Penatalaksanaan

1. A. Karsinoma Sel Basal

Biasanya kanker diangkat melalui pengorekan lalu dibakar dengan jarum listrik
(kuretase dan elektrodesikasi) atau dipotong dengan pisau bedah.
Sebelumnya diberikan suntikan anestesi. Jarang dilakukan terapi penyinaran.
Untuk tumor kambuhan dan karsinoma sel basal yang menyerupai jaringan parut, bisa dilakukan
pembedahan mikroskopik atau bedah Mohs(8).

1. B. Karsinoma Sel Skuamosa

Karsinoma sel skuamosa dan penyakit Bowen diatasi dengan mengangkat tumor, baik dengan
cara kuretasi dan elektrodesikasi maupun memotongnya dengan pisau bedah. Keratosis aktinik bisa
berubah menjadi karsinoma sel skuamosa. Keratosis aktinik dihancurkan dengan larutan nitrogen atau
krim fluorourasil(5).

1. C. Melanoma Maligna

Untuk bisa memahami melanoma maligna dan pengobatannya, penting untuk disadari bahwa prognosis
tergantung pada kedalaman invasi tumor yang diketahui pada waktu eksisi pertama tanpa memperhatikan
tipe tumor semula. Sebagian besar klinik mengukur invasi dengan menggunakan tehnik yang disebut
sebagai “ketebalan Breslow” (Breslow thickness).

Semua tipe melanoma sebaiknya di eksisi pada kesempatan sedini mungkin. Radioterapi dan krioterapi
saat ini belum dapat membantu banyak dalam penyembuhan penyakit ini. Masih menjadi perdebatan
tentang seberapa luas eksisi harus dilakukan, yang ada hanya kesepakatan bahwa kalau bisa sesempit
mungkin. Sama sekali tidak ada bahaya dalam eksisi awal yang sempit. Yang harus segera dilakukan
adalah mengangkat melanoma(5).
II.8 Prognosa

1. A. Karsinoma Sel Basal

Pengobatan pada KSB primer biasanya memberikan angka kesembuhan sekitar 95%; sedangkan pada KSB
rekuren sekitar 92%. Dijumpai angka kekambuhan 5 tahun pada metode kuretase dan elektrodesikasi
sebesar 7,7%; bedah mosh 1%(8).

1. B. Karsinoma Sel Skuamosa

Prognosisnya sangat bervariasi, tergantung pada banyak faktor diantaranya lokasi, ukuran tumor, dan
tingkat diferensiasi sel-sel, serta kedalaman perluasannya. Lesi-lesi kecil yang timbul dari kulit yang rusak
secara klinik mudah disembuhkan, sedangkan lesi pada bibir mudah metastasis dan mempunyai
prognosis yang jelek(9).

1. C. Melanoma Maligna

Prognosis melanoma maligna sangat bervariasi. Ditentukan oleh beberapa factor, yaitu :

1. Sifat Tumor

2. Stadium klinis

3. Lokasi metastasis

4. Faktor penderita

Bila tumor kurang dari 1,5 mm pada waktu dilakukan eksisi pertama, maka kemungkinan bertahan selama
5 tahun sekitar 90%; bila kedalaman lebih dari 3,5 mm, maka angka tersebut akan turun sampai 40% atau
kurang(8).

BAB III

KESIMPULAN

1. Tumor ganas kulit adalah proses keganasan yang timbul dipermukaan kulit dan berasal dari sel
epitel, sel pluripotensial atau dari sel melanin di dalam kulit.

2. Menurut jenis sel yang berdiferensiasi, tumor ganas kulit diklasifikasikan sebagai berikut: karsinoma
sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM).

3. Menurut etiologinya, tumor ganas kulit dapat disebabkan oleh (1) faktor ekstrinsik berupa paparan
sinar ultraviolet, paparan sinar-X, pemakaian bahan kimia dan adanya jaringan parut yang luas dan
lama; (2) faktor intrinsik berupa genetik, sistem imun yang rendah dan ras.

4. Karsinoma sel basal biasanya terdapat pada wajah dan leher dengan gejala klinis berupa nodul
ulseratif, berpigmen, morfea, superfisial dan fibroepitelioma. Biasanya ditandai dengan tepi ulkus
yang meninggi tanpa adanya metastasis jauh.
5. Predileksi karsinoma sel skuamosa pada daerah kulit yang terpapar sinar matahari dan pada
membran mukosa dengan gambaran klinis berupa (1) nodul berwarna seperti kulit normal dengan
permukaan halus tanpa krusta atau (2) nodul kemerahan dengan permukaan papilomatosa/verukosa
yang menyerupai bungan kol atau (3) ulkus dengan krusta pada permukaannya dengan tepi meninggi
berwarna kuning kemerahan.

6. Melanoma maligna paling sering tumbuh pada kulit yang terpapar sinar matahari tapi hampir
separuhnya tumbuh dari tahi lalat yang berpigmen, terdapat tanda-tanda peradangan pada kulit
sekitar tahi lalat, terjadi perubahan warna, ukuran, bentuk/konsistensi serta mudah mengadakan
metastase jauh.

7. Diagnosis tumor ganas kulit ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan penunjang.

8. Penanganan KSB dan KSS biasanya dengan mengangkat tumor, baik dengan cara kuretase dan
elektrodesikasi maupun memotongnya dengan pisau bedah. Sedangkan penanganan MM prinsipnya
adalah melakukan eksisi yang pada awalnya dilakukan pengukuran ketebalan invasi terlebih dahulu
dengan teknik Breslow thickness.

9. Prognosa dari KSB adalah baik dengan angka kesembuhan skitar 95% sedangkan pada KSS tergantung
dari lokasi, ukuran, tingkat diferensiasi sel-sel dan kedalaman perluasannya, dan pada MM prognosa
ditentukan oleh sifat tumor, stadium klinis, lokasi metastase dan faktor penderita.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 2008. Penyakit Kanker Kulit. Diakses


darihttp://www.ubatpenyakit.blogjo.com/ubat/penyakit-kanker-kulit.

2. Djuanda. A., Hamzah. M., Aisah. S., 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Tumor Kulit, Melanoma
Maligna, edisi 3 Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI, Jakarta.

3. Lim Pei-wen, Sharen, 2008. Kanker Kulit. Diakses darihttp://wikipedia.org/kanker_kulit.htm

4. Agung, Gusti, 1985. Tumor Ganas Dini Kulit. Cermin Dunia Kedokteran. FKUI, Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo, Jakarta.

5. Anonim, 2006. Mengenal Kanker Kulit. Diakses dari http://www.dharmais.co.id

6. Perdanakusuma, David, 2008. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka.Diakses dari http://
sura

Fungsi penting dari lapisan epidermis adalah sebagai pelindung dari rangangan eksternal seperti
dehidrasi, sinar UV, dan factor fisik lainnya, dimana fungsi ini secara khusus diperankan oleh
lapisan terluar, lapisan tanduk. Epidermis sendiri terdiri dari lapisan basal, spinosa, dan granular.
Sel-sel pada lapisan basal secara bertahap akan bermigrasi ke lapisan epidermis terluar dan
akhirnya berubah bentuk menjadi lapisan tanduk. Proses perubahan selular pada sel epidermis ini
disebut keratinisasi.
Secara umum, keratinisasi dimulai dari sel basal yang kuboid, bermitosis ke atas berubah bentuk
lebih poligonal yaitu sel spinosum, terangkat lebih ke atas menjadi lebih gepeng, dan bergranula
menjadi sel granulosum. Kemudian sel tersebut terangkat ke atas lebih gepeng, dan granula serta
intinya hilang dan akhirnya sampai di permukaan kulit menjadi sel yang mati, protoplasmanya
mengering menjadi keras, gepeng, tanpa inti yang disebut sel tanduk. Sel tanduk secara kontinu
lepas dari permukaan kulit dan diganti oleh sel yang terletak di bawahnya. Proses ini berlangsung
terus-menerus dan berguna untuk fungsi rehabilitasi kulit.

Lapisan sel tanduk tercipta secara berkesinambungan, di mana sel yang sudah tua akan dibuang
dari permukaan luar kulit dan akan diganti dengan sel-sel di bawahnya untuk menjaga ketebalan
dari lapisan sel tanduk. Jenis perubahan yang bertahap dari lapisan sel ini disebut siklus
keratinisasi. Siklus keratinisasi ini bervariasi bergantung pada lokasi dan umur. Namun, pada kulit
normal siklus ini berjalan pada kisaran 4-6 minggu.

Saat kulit terpenetrasi oleh objek dari luar atau dengan kata lain lapisan sel tanduk terluar
mengalami kerusakan, sejumlah sel pada lapisan basal akan meningkatkan respon agar tingkat
siklus keratinisasi meningkat. Dengan demikian, objek asing tersebut akan dapat diusir sekaligus
sebagai masa perbaikan kulit. Jika factor asing semisal factor fisik dan kimia ini memapar tubuh
berulang kali, maka respon kulit untuk menjadikan lapisan sel tanduk ini menebal akan semakin
besar. Respon ini sangat berguna sebagai pelindung epidermis dari rangsangan eksternal yang
sifatnya membahayakan.

Lapisan basal, merupakan lapisan epidermis yang letaknya paling bawah. Pada lapisan ini, akan
terjadi perubahan lapisan sel-sel pada membrane dasar hingga membelah menjadi dua. Satu sel
tetap tinggal pada lapisan basal, sementara lainnya bermigrasi menuju lapisan luar epidermis
untuk memulai proses keratinisasi. Sel-sel yang yang membelah dari membran dasar akan berubah
menjadi sel spinosum. Prekursor dari serat keratin (keratin fibre) ditemukan pada lapisan sel
tanduk yang siap akan disintesis pada lapisan basal. Akan tetapi, perubahan sifat/karakteristik
keratinisasi epidermis sebenarnya pertama kali akan terlihat pada lapisan spinosa. Pada proses
selanjutnya, akan muncul granul lamellar pada sel spinosa yang merupakan pertanda awal akan
terjadinya keratinisasi. Granul lamellar ini penuh dengan lipid yang disebut dengan konstruksi
lamelar. Seketika sebelum bergerak menuju lapisan sel tanduk, kandungan pada granul ini akan
keluar dari badan sel. Kontruksi lamellar ini selanjutnya bergabung satu sama lain menjadi
lapisan yang lebih luas antara sel spinosa hingga lapisan sel tanduk. Komponen lipid utama dari
granul lamellar adalah seramida, kolesterol, dan asam lemak. Kandungan inilah yang diyakini
melindungi penyebaran dan difusi dari materi tak larut air, untuk mencegah kehilangan natural
moisturizing factor (NMF) atau factor kelembaban alami kulit pada lapisan sel tanduk.

Perubahan Karakteristik selanjutnya akan terjadi pada lapisan granular. Pertama, membrane sel
akan menebal. Ikatan Protein khusus pada bagian dalam sel akan membentuk lapisan membrane
sel yang tebal dan membuat membrane menjadi insoluble (tak larut), disebabkan formasi
menyilang antara ikatan disulfide (S-S) dan ikatan gama glutamil lysine. Perubahan kedua yang
nampak pada lapisan granular adalah munculnya granul keratohialin intraselular. Komponen utama
dari granul ini ialah protein amorf yang disebut Fillagrin. Zat tersebut memiliki fungsi kohesi yang
sinergis dengan serat keratin pada lapisan tanduk. Nukleus dan organel sel lainnya selanjutnya
akan menghilang secara tiba-tiba disertai dengan banyaknya cairan yang keluar dari dalam sel. Hal
ini menyebabkan kondisi internal sel menjadi berubah secara drastis menjadi struktur yang
kompak/padat yang dikenal dengan nama keratin pattern yang dibentuk dari penempelan antara
serat keratin dengan fillagrin. Keratin inilah yang berfungsi sebagai fungsi protektif kulit.Adapun
fillagrin, sebagian akan hancur menjadi asam amino. Beberapa di antaranya dimetabolisme ulang.
Sebagai contoh, asam amino terbanyak yang dihasilkan, glutamine, akan dikonversi menjadi asam
karboksilat pirolidon yang memiliki higroskopisitas tinggi, sementara histidin dirombak menjadi
urocanic acid yang berperan besar sebagai penyerap UV alami (natural UV absorber).

Beberapa asam amino dan metabolit lainnya merupakan komponen utama dari Natural
Moisturizing factor (NMF) yang biasa ditemukan pada lapisan sel tanduk dan berperan penting
untuk menjaga kelembaban kulit.

Pada beberapa macam penyakit kulit, proses keratinisasi ini terganggu. Akibatnya, kulit akan
terlihat bersisik, tebal, dan kering.

MELANOGENESIS

Pigmen terpenting yang menentukan warna kulit manusia adalah melanin. Melanin disintesis oleh
melanosome, suatu organel yang terletak pada melanosit pada lapisan basale epidermis. Melanin
ditransfer menuju keratinosit terdekat dengan perantara dendrite pada melanosit. Proses
pembentukan melanin (melanogenesis) diawali dengan oksidasi dari asam aminotirosin menjadi L-
dihidroksifenilalanin (L-DOPA) dan kemudian menjadi dopakuinon. Tahap ini dipercepat oleh
enzim tirosinase dan merupakan tahap kritis dalam melanogenesis.

Proses selanjutnya adalah polimerisasi dari dopakinon menjadi melanin, yaitu berupa eumelanin
dan feomelanin yang dapat terjadi secara spontan pada pH fisiologis. Pigmentasi dapat diregulasi
dengan mengontrol proses melanogenesis. Salah satu caranya adalah dengan menambahkan
sebyawa yang dapat menghambat aktivitas enzim tirosinase.

Di bawah mikroskop, melanin berwarna coklat, dengan butiran-butiran kecil yang non-refractile
(tidak dapat dibiaskan) .Melanin memiliki garis tengah kurang dari 800 nanometer. Ini
membedakan melanin dari pigmen darah yang umumnya adalah lebih besar, pendek, tebal dan
refractile.

Jalur biosintesis Melanogenesis

Tahap pertama dari jalur biosintesis melanin (Eumelanin dan Phaeomelanin) dikatalisis oleh
tirosinase:

Tyrosine → DOPA → dopaquinone


Dopaquinone selanjutnya dapatbereaksi dengan cysteine menghasilkan dua macam sisteinil dopa
yang selanjutnya keduanya akan berubah menjadi Phaeomelanin :

Dopaquinone + cysteine → 5-S-cysteinyldopa → benzothiazine intermediate → pheomelanin

Dopaquinone + cysteine → 2-S-cysteinyldopa → benzothiazine intermediate → pheomelanin

Pada tahap lain, dopaquinone juga dapat dikonversi tanpa bereaksi dengan Cysteine
membentuk leucodopachrome. Selanjutnya, leucodopachrome akan diubah menjadi eumelanin
melalui dua jalur di bawah ini :
Dopaquinone → leucodopachrome → dopachrome → 5,6-dihydroxyindole-2-carboxylic acid →
quinone → eumelanin
Dopaquinone → leucodopachrome → dopachrome → 5,6-dihydroxyindole → quinone → eumelanin
SISTEM WARNA KULIT

Tingkatan warna kulit bervariasi pada setiap orang tergantung pada beberapa hal, semisal usia,
lokasi geografis, musim, dan lokasi bagian tubuh. Di samping itu, warna kulit juga ditentukan oleh
kesehatan dan emosi, termasuk di dalamnya adalah variasi tekanan (stress) jiwa seseorang. Warna
kulit pria umumnya lebih tua daripada wanita. Begitu pula dengan warna kulit orang tua lebih tua
daripada kaum muda. Beberapa bagian tubuh seperti telapak tangan dan kaki terpigmentasi
rendah sehingga terlihat putih. Adapun pada bagian skrotum, pubis, perineum dan putting susu
lebih terpigmentasi.

Warna permukaan kulit mencerminkan jenis pigmen yang terkandung di dalamnya, contohnya
melanin, melanoid, karoten, oksihemoglobin dan deoksihemoglobin. Sebagai tambahan, warna
kulit juga dipengaruhi oleh berbagai macam factor seperti ketebalan dan kandungan air pada
lapisan sel tanduk, aliran darah, jumlah oksigen dalam darah, dan adhesi interselular pada sel
tanduk.
Dari teori tersebut, maka orang Jepang dengan kulitnya yang putih memiliki sedikit melanin pada
epidermis dan sifat kulitnya transparan. Akibatnya, efek dari vaskularisasi begitu kuat dan warna
kulitnya umumnya akan terlihat merah muda. Pada kondisi lain, pada orang kulit hitam
mengandung melanin dalam jumlah banyak dengan absorbs hemoglobin dalam darah yang begitu
rendah.

Lapisan kulit ari (epidermis)


Kulit ari tersusun dari dua lapisan yaitu lapisan tanduk dan lapisan
malpighi. Lapisan tanduk adalah bagian kulit yang paling luar terdiri
atas sel-sel mati dan dapat mengelupas. Lapisan Malpighi terletak di
bawah lapisan tanduk dan terdiri atas sel-sel hidup. Pada lapisan
Malpighi terdapat pigmen yang memberi warna pada kulit dan
melindungi kulit dari sinar matahari. Bila lapisan Malpighi tidak
mengandung pigmen, orang tersebut dinamakan albino.
b. Lapisan kulit jangat
Kulit jangat berisi pembuluh darah, kelenjar keringat, kelenjar minyak,
kantong rambut, ujung saraf perasa panas, dingin, nyeri, dan sentuhan.
Akar rambut dan batang rambut berada dalam kantong rambut. Dekat
akar rambut terdapat otot polos yang berfungsi menegakkan rambut
pada saat merasa dingin atau merasa takut.
c. Jaringan ikat bawah kulit
Jaringan ikat bawah kulit banyak mengandung lemak yang berguna
sebagai cadangan makanan, menahan panas tubuh, dan melindungi
tubuh bagian dalam terhadap benturan dari luar.

Gangguan pada kulit:


Biduran, dapat terjadi karena udara dingin, makanan, atau obat-obatan.
Ringworm, penyebabnya adalah jamur.
Kutu atau cacing, hidup di bawah permukaan kulit, menyebatkan iritasi
dan gatal-gatal.
Psoriaris, gejalanya kulit kemerahan dan bersisik.
Kanker kulit

FUNGSI KULIT

Fungsi kulit
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat
dibedakan menjadi fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan
pembentukan vitamin D.

1. Fungsi proteksi

Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut:

- Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia. Keratin merupakan struktur
yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat seperti batu bata di permukaan kulit.
- Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi; selain itu juga mencegah
masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit.

- Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari kekeringan serta mengandung
zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit. Adanya sebum ini, bersamaan dengan ekskresi
keringat, akan menghasilkan mantel asam dengan kadar pH 5-6.5 yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba.

- Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. Pada stratum basal, sel-sel melanosit
melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas melindungi materi genetik dari sinar
matahari, sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan pada proteksi oleh
melanin, maka dapat timbul keganasan.

- Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang pertama adalah sel Langerhans,
yang merepresentasikan antigen terhadap mikroba. Kemudian ada sel fagosit yang bertugas memfagositosis
mikroba yang masuk melewati keratin dan sel Langerhans.

2. Fungsi absorpsi

Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan
tertentu, oksigen dan karbon dioksida. Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air
memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material toksik dapat diserap
seperti aseton, CCl4, dan merkuri. Beberapa obat juga dirancang untuk larut lemak, seperti kortison, sehingga
mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan antihistamin di tempat peradangan.
Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis
vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antarsel atau melalui muara saluran kelenjar; tetapi lebih
banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar.

3. Fungsi ekskresi

Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar eksokrinnya, yaitu kelenjar sebasea dan
kelenjar keringat:

- Kelenjar sebasea

Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut dan melepaskan lipid yang dikenal sebagai
sebum menuju lumen. Sebum dikeluarkan ketika muskulus arektor pili berkontraksi menekan kelenjar sebasea
sehingga sebum dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan kulit. Sebum tersebut merupakan campuran dari
trigliserida, kolesterol, protein, dan elektrolig. Sebum berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri, melumasi dan
memproteksi keratin.

- Kelenjar keringat

Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat keluar dengan cara menguap melalui kelenjar
keringat tiap hari. Seorang yang bekerja dalam ruangan mengekskresikan 200 mL keringat tambahan, dan bagi
orang yang aktif jumlahnya lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan air dan panas, keringat juga merupakan sarana
untuk mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul organik hasil pemecahan protein yaitu amoniak dan
urea.

Terdapat dua jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan kelenjar keringat merokrin.
- Kelenjar keringat apokrin terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis, serta aktif pada usia pubertas dan
menghasilkan sekret yang kental dan bau yang khas. Kelenjar keringat apokrin bekerja ketika ada sinyal dari sistem
saraf dan hormon sehingga sel-sel mioepitel yang ada di sekeliling kelenjar berkontraksi dan menekan kelenjar
keringat apokrin. Akibatnya kelenjar keringat apokrin melepaskan sekretnya ke folikel rambut lalu ke permukaan luar.

- Kelenjar keringat merokrin (ekrin) terdapat di daerah telapak tangan dan kaki. Sekretnya mengandung air,
elektrolit, nutrien organik, dan sampah metabolisme. Kadar pH-nya berkisar 4.0 – 6.8. Fungsi dari kelenjar keringat
merokrin adalah mengatur temperatur permukaan, mengekskresikan air dan elektrolit serta melindungi dari agen
asing dengan cara mempersulit perlekatan agen asing dan menghasilkan dermicidin, sebuah peptida kecil dengan
sifat antibiotik.

4. Fungsi persepsi

Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh
badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di
dermis, badan taktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula badan Merkel
Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-
saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.

5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)

Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua cara: pengeluaran keringat dan
menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. Pada saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam
jumlah banyak serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar dari tubuh.
Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit keringat dan mempersempit pembuluh
darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh.

6. Fungsi pembentukan vitamin D

Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet.
Enzim di hati dan ginjal lalu memodifikasi prekursor dan menghasilkan calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif. Calcitriol
adalah hormon yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus gastrointestinal ke dalam
pembuluh darah.

Walaupun tubuh mampu memproduksi vitamin D sendiri, namun belum memenuhi kebutuhan tubuh secara
keseluruhan sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.

Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-
otot di bawah kulit.

Keratinisasi kulit
Keratinisasi merupakan suatu proses pembentukan lapisan keratin dari sel-sel yang membelah. Keratinosit dimulai
dari sel basal mengadakan pembelahan, lalu sel basal akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel
spinosum, makin ke atas sel menjadi makin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti
menghilang, mengalami apoptosis dan menjadi sel tanduk yang amorf. Sel-sel yang sudah mengalami keratinisasi
akan meluruh dan digantikan dengan sel di bawahnya yang baru saja mengalami keratinisasi untuk kemudian
meluruh kembali, begitu seterusnya. Proses ini memakan waktu sekitar empat minggu untuk epidermis dengan
ketebalan 0.1 mm. Apabila kulit di lapisan terluar tergerus, seperti pada abrasi atau terbakar, maka sel-sel basal akan
membelah lebih cepat. Mekanisme pertumbuhan ini terutama dipengaruhi oleh hormon epidermal growth
factor (EPF).
Pembentukan warna pada kulit
Warna pada kulit dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu pigmentasi epidermis dan sirkulasi kapiler yang ada di lapisan
dermis.

Pigmentasi epidermis dipengaruhi oleh dua pigmen, yaitu karoten dan melanin

- Karoten merupakan pigmen merah-jingga yang berakumulasi di epidermis. Paling banyak terdapat di stratum
korneum pada orang berkulit terang, juga di jaringan lemak pada lapisan dermis dan subkutis. Perubahan warna
yang diakibatkan oleh karoten paling terlihat pada orang berkulit pucat, sedangkan pada orang berkulit gelap sulit
terlihat. Karoten dapat dikonversi menjadi vitamin A yang diperlukan untuk pemeliharaan epitel dan sintesis
fotoreseptor di mata.

- Melanin merupakan pigmen kuning-coklat, atau hitam yang diproduksi oleh melanosit. Melanosit sendiri
berada di antara sel-sel basal dan memiliki juluran ke sel-sel di atasnya. Perbandingan jumlah melanosit dan sel
basal bervariasi, mulai dari 1:20 sampai 1:4. Badan Golgi melanosit membentuk melanin dari tyrosin dengan bantuan
Cu dan oksigen, lalu mengemasnya menjadi vesikel-vesikel melanosom. Melanosom ini akan dihantarkan melalui
juluran melanosit dan mewarnai sel-sel keratin di atasnya sampai didegradasi oleh lisosom.

Jumlah melanosit baik pada orang kulit hitam maupun kulit putih adalah sama, yang berbeda adalah aktivitas dan
produksi pigmennya (melanosit). Pada orang kulit pucat transfer melanosom hanya sebatas stratum spinosum,
sedangkan pada orang berkulit gelap melanosom dapat dihantarkan hingga ke stratum granulosum.

Sirkulasi darah yang ada di dalam pembuluh kapiler pada dermis juga berperan dalam menentukan warna kulit.
Hemoglobin yang fungsinya untuk mengangkut oksigen adalah bersifat pigmen. Ketika berikatan dengan oksigen,
hemoglobin akan berwarna merah terang sehingga memberikan pewarnaan merah pada pembuluh kapiler. Ketika
pembuluh-pembuluh tersebut mengalami dilatasi, maka warna merah pada kulit akan semakin jelas. Contohnya jika
saat suhu tubuh sedang tinggi, maka pembuluh darah akan melebar untuk melepaskan panas dan pada saat yang
sama akan menimbulkan citra merah pada kulit tersebut. Sebaliknya ketika suplai darah berkurang (misalnya pada
gagal jantung) maka kulit akan berubah relatif pucat akibat penyempitan pembuluh kapiler.

Efek penuaan pada kulit


Usia yang menginjak 40 tahun akan memberi gambaran penuaan berupa perubahan-perubahan tertentu pada kulit.
Kebanyakan perubahan tersebut terjadi di lapisan dermis.

- Fibroblas, yang memproduksi serat kolagen dan elastin, akan mengalami penurunan jumlah dalam proses
penuaan. Serat kolagen menjadi berkurang, mengeras, dan terurai ke dalam bentuk yang tidak beraturan.
Sedangkan serat elastin menjadi kehilangan elastisitasnya, menebal dan robek. Sehingga kulit pada penuaan akan
menghasilkan gambaran celah yang disebut sebagai kerut.

- Sel-sel Langerhans akan berkurang jumlahnya dan makrofag menjadi kurang aktif sehingga menurunkan
aktifitas imun pada kulit.

- Produksi keringat berkurang dan kelenjar sebasea akan mengecil sehingga produksi sebum akan berkurang
menyebabkan kulit menjadi kering dan lebih rentan terhadap infeksi (karena mantel asam tidak efektif).
- Melanosit fungsional akan berkurang sehingga menyebabkan rambut berwarna putih (uban) dan pigmentasi
yang atipikal. Sedangkan beberapa melanosit lain akan mengalami pembesaran dan menghasilkan ruam-ruam
pigmen.

- Dinding pembuluh darah dermis menjadi lebih tebal dan kurang permeabel.

- Jaringan lemak adiposa menjadi longgar.

- Proses migrasi sel basal menjadi sel permukaan berjalan lebih lambat, sehingga penyembuhan apabila ada
cedera juga menjadi lama.

Proses perbaikan pada kulit yang cedera


Kerusakan (cedera) pada kulit akan memicu suatu sekuens yang akan memperbaiki jaringan yang rusak. Terdapat
dua jenis penyembuhan: (1) penyembuhan epidermis untuk cedera yang tidak terlalu dalam dan (2) penyembuhan
mendalam, yaitu apabila cedera tidak hanya merusak jaringan epidermis saja, tapi juga ikut merusak jaringan dermis
dan subkutan.

1. Penyembuhan epidermis

Penyembuhan epidermis terjadi apabila cedera terdapat hanya sebatas epidermis. Sel-sel basal yang dipisahkan
oleh daerah cedera akan menyatu, dan berkembang mengisi daerah yang mengalami cedera. Mekanisme pengisian
daerah cedera ini diperantarai oleh EGF (epidermal growth factor) yang akan menyebabkan sel basal berproliferasi
dan menyebabkan penebalan epidermis yang rusak.
2. Penyembuhan mendalam

Penyembuhan mendalam terjadi apabila cedera meliputi hingga ke daerah dermis dan subkutis. Karena cederanya
lebih luas dibandingkan dengan cedera epidermis saja, maka proses penyembuhannya lebih kompleks dibanding
penyembuhan epidermis. Selain itu, terbentuknya jaringan parut dapat membuat daerah penyembuhan kehilangan
fungsi fisiologisnya. Penyembuhan mendalam ini meliputi empat fase:

- Fase inflamatorik

Pada fase inflamatorik, terjadi peristiwa inflamasi (respons selular dan vaskular) yang meliputi antara lain
vasodilatasi, peningkatan permeabilitas pembuluh darah, serta rekrutmen sel-sel fagosit untuk mengeliminasi agen
penyebab cedera/jejas. Selain itu pada fase inflamatorik juga terjadi penggumpalan darah untuk menyatukan daerah
yang terpisah akibat cedera.

- Fase migratorik

Pada fase migratorik, terjadi perpindahan fibroblas untuk membentuk jaringan parut. Juga akan terbentuk keropeng
di daerah cedera.

- Fase proliferatif

Pada fase proliferatif, terjadi pertumbuhan sel-sel epitel di bawah keropeng, deposisi fibroblas yang semakin banyak
dan pembentukan kapiler-kapiler baru.

- Fase maturasi
Pada fase maturasi, keropeng yang terbentuk akan meluruh dan digantikan dengan jaringan sehat dan kulit kembali
ke ketebalannya semula. Kolagen menjadi lebih tersusun, fibroblas berkurang, dan kapiler darah telah normal
kembali.

Anda mungkin juga menyukai