Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian akupuntur
Ilmu akupuntur adalah ilmu pengobatan dari Negara china dan telah
dikenal sejak 4000-5000 tahun yang lalu. Menurut buku Huang Ti Nei
Ching (The Yellow Emperror’s Classic of Internal Medicine) lmu ini
mulai berkembang sejak zaman batu, dimana digunakan jarum batu
untuk menyembuhkan penyakit. Pada Cun Ciu Can Kuo (770-221 SM)
ini ilmu akupuntur berkembang seperti ilmu lainnya, akan tetapi bahan
jarum berubah dari batu ke bambu, dari bambu ke tulang dan
kemudian perunggu (Saputra, 2017)
Akupuntur adalah cara pengobatan dengan cara menusuk jarum secara
harafiah akupuntur berasal dari kata Acus=jarum dan Puncture=tusuk
dan dalam bahasa China disebut sebagai Cen Jiu. Akupuntur merupakan
salah satu pengobatan tertua dengan pencatatan ± 5000 tahun yang lalu
dalam buku Kaisar Kuning “ The Yellow Emperror’s Classic of Internal
Medicine” atau Huang Ti Nei Ching. Akupuntur merupakan upaya
pengobatan yang teradaptasi dengan Indonesia. Namun banyak juga
cara pengobatan yang mirip akupuntur, meskipun diberikan dalam
bentuk tradisional kedaerahan, seperti : kerokan, pijat tradisional, dan
cantok (Saputra, 2017)
Perkembangan akupuntur di Indonesia tidaklah tertinggal dengan
Negara lain. Berkembangnya pengobatan akupuntur di Indonesia
seumur dengan datangnya perantau China. Sejak tahun 1963, DepKes
dalam rangka melakukan penelitian dan pengembangan cara
pengobatan timur termasuk akupuntur, atas instruksi Menkes waktu itu
(Prof. Dr. Satrio) telah membentuk tim riset ilmu pengobatan
tradisional timur (Saputra, 2017).
B. Sindrom dalam akupuntur
8 Dasar diagnosis (Ba Gang), yaitu:

Tipe Letak Sifat Jenis


Yin Li (dalam) Han (Dingin) Xu (Defisiensi)
Yang Biao (Luar) Re (Panas) Shi (Ekses)
Dari 8 dasar diagnose tersebut ditambah informasi mengenai :
Keluhan utama, penyebab penyakit dan sindrome organ

Kumpulan gejala penyakit yang tergolong suatu dasar diagnosis


disebut sebagai sindrom. Pada suatu penyakit dapat ditemukan
beberapa sindrom bersama-sama, misalnya sindrom luar dan sindrom
panas sehingga disebut sebagai sindrom panas-luar. Sindrom dingin
dengan sindrom defisien sehingga disebut sebagai sindrom dingin-
defisien. Dan bisa pula ditemukan keadaan sindrom dingin, sindrom
dalam dan sidrom defisien secara bersama-sama sehingga disebut
sebagai sindrom dingin-defisien-dalam atau sindrom han-xu-li.
Tetapi bagaimana pun kompleksnya sindrom itu, sindrom-sindrom
tersebut tidak lepas dari dua dasar diagnosis utama yaitu dasar
diagnosis yin dan dasar diagnosis yang. Setelah digolongkan ke dalam
sindrom tertentu berdasarkan 8 dasar diagnosis ini maka selanjutnya
digolongkan ke dalam sindrom yang lebih terperinci sesuai dengan
penggolongan sindrom, ada 5 penggolongan sindrom yang biasa
ditulis dalam literatur TCM :
1. penggolongan sindrom berdasarkan organ zang-fu
2. penggolongan sindrom berdasarkan kelainan meridian
3. penggolongan sindrom 6 meridian
4. penggolongan sindrom ying, wei, qi dan xue
5. penggolongan sindrom san jiao.

Menurut G. Pong Permadi D. dan Djuharto (1982), penggolongan


sindrom yang terpenting adalah penggolongan sindrom atas dasar
kelainan organ zang-fu dan penggolongan sindrom atas dasar kelainan
meridian (nomer 1 dan nomer 2).
1. Dasar Diagnosis Yin dan Yang telah diungkapkan di atas bahwa
sesungguhnya 8 dasar diagnosis itu hanyalah 2 buah dasar
diagnosis yaitu yin dan yang. Karena itu pada penggolongan
terhadap data yang telah dikumpulkan, tindakan pertama adalah
menggolongkan ke dalam salah satu dari pada kedua dasar
diagnosis ini. Secara umum kedua dasar diagnosis ini memberikan
gambaran keseluruhan penyakit, daya tahan tubuh, penyebab
penyakit, letak proses patologis, jenis kelainan patologis sampai
pada prognosisnya.
2. Dasar Diagnosis Han (Dingin) dan Re (Panas) dengan kedua dasar
diagnosis ini ditentukan jenis dan sifat fenomena patologis yang
diperlihatkan tubuh dalam keadaan sakit, serta selanjutnya
menentukan cara pengobatannya. Pada sindrom dingin dapat
digunakan teknik moksibusi sedangkan panas dapat menggunakan
jarum akupuntur dengan teknik sedasi.
3. Dasar Diagnosis Xu (Defisien) dan Shi (Ekses)
kedua dasar diagnosis ini digunakan untuk menentukan kuat
lemahnya daya tahan tubuh dan kuat lemahnya serangan penyebab
penyakit atau besar kecilnya perubahan patologis yang terjadi
dalam tubuh penderita penyakit. Dengan dasar ini pulalah
ditentukan cara penjaruman dalam pengobatannya yaitu penguatan
(tonifikasi) untuk sindrom xu (defisien) dan pelemahan (sedasi)
untuk sindrom shi (ekses).
4. Dasar Diagnosis Li (Dalam) dan Biao (Luar) dengan kedua dasar
diagnosis ini dapat ditentukan letak perubahan patologis dalam
tubuh penderita dan perjalanan penyakitnya. Permukaan tubuh,
kulit dan otot adalah biao. Rongga dada dan rongga perut serta
organ-organ zang-fu adalah li. Penyebab penyakit luar masuk ke
dalam badan dikatakan 'dari biao ke li', sedangkan perubahan 'dari
li ke biao' menyatakan adanya proses penyembuhan. Jelaslah
bahwa kedua dasar diagnosis ini menyatakan dalam dangkalnya
letak perubahan patologis serta seberapa jauh perjalanan suatu
penyakit.

C. Langkah Menegakan Diagnosis


Secara ringkas berikut langkah-langkah menentukan diagnosisnya :
1. Lakukan 4 cara pemeriksaan.
2. Menentukan imbalan yin atau yang.
3. Menentukan tipe penyakitnya, dingin atau panas
4. Menentukan jenis penyakitnya, xu (defisien) atau shi (ekses).
5. Menentukan letak patologis penyakitnya, li atau biao.
6. Menentukan letak kelainan, di organ atau di meridian atau
organ+meridian.
7. Tetapkan teknik terapi : jika xu maka ditonifikasi, jika shi maka
disedasi dan jika terindikasi sindrom dingin dapat dilakukan teknik
moksibusi (pada kasus yang-re-shi dapat dilakukan bekam basah).
8. Tetapkan etiologinya : PPL, PPD ataupun PPLL
Sumber

Saputra, Koosnadi. 2017. Akupuntur Dasar. Surabaya : Airlangga University


Press.

Anda mungkin juga menyukai