Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kwashiorkor merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Yang merupakan gabungan dari kwashiorkor dengan
marasmus yang disertai dengan odema. Gangguan gizi pada awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya.
Gizi kurang dan gizi buruk pada balita tidak hanya menimbulkan gangguan pertumbuhan fisik, tetapi juga mempengaruhi
kecerdasan dan produktifitas dimasa dewasa (Supariasa dkk, 2001).

Kwashiorkor atau yang biasa disebut busung lapar adalah sindrom klnis akibat dari defisiensi protein berat dan masukan
kalori tidak cukup. Dimana penyakit akibat kwarsiorkor ini dikenal dengan kwashiorkor. Kwashiorkor disebabkan karena kurang
protein. Adapun yang menjadi penyebab langsung terjadinya kwarsiorkor adalah konsumsi yang kurang dalam jangka waktu
yang lama. Bentuk berat dari kwarsiorkor di beberapa daerah di Indonsia kwarsiorkor pernah dikenal sebagai penyakit busung
lapar atau ho (honger oedeem). Oleh karena itu, penting bagi perawat untuk mempelajari penyakit kwashiorkor pada anak,
sehingga pada kesempatan kali ini pada pembuatan makalah akan membahas lebih jelas lagi mengenai kwarshiorkor pada anak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Asuhan keperawatan pada klien anak dengan Kwarshiorkor?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk memahami serta menerapkan konsep Asuhan keperawatan pada klien anak dengan kasus Kwarshiorkor

1
BAB II
KONSEP TEORI

2.1 Pengertian Kwashiorkor


Kwashiorkor adalah sindrom klnis akibat dari defisiensi protein berat dan masukan kalori tidak cukup. Akibat defisiensi
vitamin dan mineral dapat menimbulkan tanda dan gejala seperti tinggi dan berat bedan tidak sesuai dengan anak seusianya dari
kekurangan masukan atau dari kehilangan yang berlebihan atau kenaikan angka metabolik yang disebabkan oleh infeksi kronik.
Walaupun penambahan tinggi dan berat dipercepat dengan pengobatan, ukuran ini tidak akan pernah sama dengan tinggi dan
berat badan anak yang secara tetap bergizi baik (Behrman et all, 2000). Kwashiorkor ialah gangguan yang disebabkan oleh
kekurangan protein (Ratna Indrawati, 1994). Kwashiorkor juga disebut sebagai defisiensi protein yang disertai defisiensi nutrien
lainnya yang biasa dijumpai pada bayi masa disapih dan anak prasekolah (balita) (Ngastiyah, 1997). Kwashiorkor adalah suatu
syndrome klinik yang timbul sebagai akibat adanya kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori yang kurang dari yang
dibutuhkan (Behrman, Richard E. 1994 : 299).
Jadi dari beberapa pendapat pengertian tentang kwarshiorkor diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kwashiorkor merupakan
karbohidrat yang normal atau tingi dikenali sebagai Malnutrisi Energi Protein (MEP) dengan beberapa karakteristik berupa
edema dan kegagalan pertumbuhan, depigmentasi, hyperkeratosis.

2.2 Etiologi Kwashiorkor


Kwashiorkor terjadi karena adanya defisiensi protein pada anak karena kandungan karbohidrat makanan tersebut tinggi, tapi
mutu dan kandungan proteinnya sangat rendah.Faktor yang paling mungkin adalah menyusui, ketika ASI digantikan oleh asupan
yang tidak adekuat atau tidak seimbang. Selain makanan yang tidak mengandung protein, penyakit kwashiorkor juga dapat

2
ditimbulkan karena gangguan penyerapan protein, misalnya pada keadaan diare kronik, kehilangan protein secara tidak normal
pada proteinuria (nefrosis), infeksi, perdarahan atau luka-luka bakar, serta kegagalan melakukan sintesis protein pada penyakit
hati yang kronis. Kompartemen protein visceral akan mengalami deplesi yang lebih parah pada kwashiorkor. Kehilangan
kompartemenprotein visceral yang nyata pada kwashiorkor akan menimbulkan hipoalbuminemia sehingga terjadi edema yang
menyeluruh atau edema dependen.
Faktor yang dapat menyebabkan inadekuatnya intake protein antara lain sebagai berikut :
a. Pola makan
Protein (asam amino) sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai
keseimbangan nurisi anak akan berperan penting terhadap terjadinya Kwashiorkor, terutama pada masa peralihan ASI ke
makanan pengganti ASI.
b. Faktor sosial
Negara dengan tingkat penduduk tinggi, keadaan sosial dan politik yang tidak stabil, atau adanya pantangan untuk
makan makanan tertentu dapat menyebabkan terjadinya Kwashiorkor.
c. Faktor ekonomi
Penghasilan yang rendah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak yang
tidak terpenuhi.
d. Faktor infeksi dan penyakit lain
Infeksi dan MEP saling berhubungan. Infeksi dapat memperburuk keadaan gizi. MEP akan menurunkan imunitas
tubuh terhadap infeksi. Misalnya, gangguan penyerapan protein karena diare.

3
2.3 Patofisiologi Kwashiorkor

http://leonarsis.blogspot.com/2014/06/

Pada defesiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat berlebihan karena persediaan energi dapat
dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya. Kelainanan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang
meyebabkan edema dan lemak dalam hati. Kekurangan protein dalam diet akan terjadi karena kekurangan berbagai asam amino
esensial dalam serum yang diperlukan untuk sentesis dan metabolisme yang akan disalurkan ke jaringan otot. Semakin asam
amino berkurang dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar yang kemudian berakibat

4
edema. Lemak dalam hati terjadi karena gangguan pembentukan beta-lipoprotein sehingga transport lemak dari hati
terganggu dan berakibat terjadinya penimbunan lemak dalam hati.

2.4 Tanda dan Gejala pada Kwashiorkor

Tanda dan gejala yang terjadi pada anak dengan Kwashiorkor antara lain sebagai berikut. :
a) Edema, umunya seluruh tubuh terutama pada punggung kaki (dorsum pedis).
b) Wajah membulat dan sembab.
c) Pandangan mata sayu.
d) Rambut tipis kemerahan seperti warna jagung, mudah di cabut tanpa rasa sakit dan rontok. Anak yang rambutnya
keriting dapat menjadi lurus. Akan tetapi tidak demikian dengan rambut matanya yang justru memanjang (Pudjiadi,
2005).
e) Perubahan status mental, apatis, dan rewel.
f) Tidak nafsu makan.
g) Pembesaran Hati. Adakalanya terlihat juga adanya fibrosis dan nekrosis hati (Pudjiadi, 2005).
h) Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata diperiksa pada posisi berdiri atau duduk.
i) Warna kulit pucat.
j) Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas
(crazy pavement dermatosis)

5
2.5 Manifestasi Klinis pada Kwashiorkor

Pada awalnya, bukti klinik awal malutrisi protein tidak jelas tetapi meliputi letargi, apatis, atau iritabilitas. Hal ini dapat

mengakibatkan pertumbuhan tidak cukup, kurang stamina, kehilangan jaringan muskuler, bertambahnya kerentanan terhadap infeksi,

dan udem. Salah satu manifestasi yang paling serius dan konstan adalah imunodefisiensi sekunder. Misalnya, campak dapat

memburuk dan mematikan pada anak malnutrisi. Pada anak dapat terjadi anoreksia, kekenduran jaringan subkutan, dan kehilangan

tonus otot. Hati membesar dapat terjadi awal atau lambat serta sering terjadi infiltrasi lemak. Udem biasanya terjadi di awal,

penurunan berat badan yang dapa dilihat pada muka dan tungkai. Aliran plasma ginjal, angka filtrasi glomerulus, dan fungsi tubuler

ginjal menurun. Manifestasi klinis yang lain adalah dermatitis. Penggelapan kulit tampak pada daerah yang teriritasitetapi tidak ada

pada daerah yang terpapar sinar matahari. Penyebaran rambut jarang dan tipis serta kehilangan sifat elastisitasnya. Pada anakyang

berambut hitam, dispigmentasi menyebabkan warna merah atau abu-abu seperti coretan pada rambut (hipokromtrichia). Rambur

menjadi kasar pada fase kronik. Anak juga mengalami anoreksi, muntah, dan diare terus menerus. Otot menadi lemah, tipis dan

atrofi, tetapi kadang-kadang mungkin ada kelebihan lemak subkutan. Perubahan mental tertama iritabilitas dan apati sering terjadi.

Perubahan-perubahan pada kwashiorkor sebagai berikut. :

1. Wujud Umum.

2. Retardasi Pertumbuhan

3. Perubahan Mental

6
4. Edema

5. Kelainan Rambut

6. Kelainan Kulit

7. Kelainan Gigi dan Tulang

8. Kelainan Hati

9. Kelainan Darah dan Sumsum Tulang

10. Kelainan Pankreas dan Kelenjar Lain

11. Kelainan Jantung

12. Kelainan Gastrointestinal

2.6 Komplikasi pada Kwashiorkor

Kwashiorkor yang tidak cepat diatasi akan mengakibatkan marasmus bahkan marasmus-kwashiorkor. Anak akan mudah

terserang infeksi, seperti diare, ISPA (infeksi saluran pernapasan atas), TBC, polio, dan lain-lain.Lebih dari 40% anak-anak yang

menderita Kwashiorkor meninggal karena gangguan elektrolit, infeksi, hipotermia, dan kegagalan jantung. Keterbelakangan mental

yang bersifat ringan bisa menetap sampai anak mencapai usia sekolah dan mungkin lebih. Anak dengan Kwashiorkor dapat terjadi

penurunan IQ secara permanen. Diperlukan waktu sekitar 2-3 bulan agar berat badan anak kembali ke berat badan ideal.Komplikasi

7
jangka pendek yang akan terjadi bagi penderita kwashiorkor adalah diare, hipoglikemia, anemia, hipokalemia, shock, hipotermi,

dehidrasi, gangguan fungsi vital, gangguan keseimbangan elektrolit asam-basa, infeksi berat, serta hambatan penyembuhan penyakit

penyerta. Sedangkan komplikasi jangka panjang adalah tubuh pendek dan berkurangnya potensi tumbuh kembang.

2.7 Pemeriksaan Penunjang pada Kwashiorkor


Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada anak dengan Kwashiorkor antara lain sebagai berikut.
1. Pemeriksaan laboratorium:
a. penurunan kadar albumin serum merupakan perubahan yang paling khas. Pada stadium awal kekurangan makan
sering terdapat ketonuria tetapi sering menghilang pada stadium akhir.
b. glukosa dalam darah rendah.
c. ekskresi hidroksiprolin urin yang berhubungan dengan kreatinin dapat turun.
d. asam amino esensial plasma turun terhadap angka asam amino non esensial dan dapat menambah aminoasiduria.
e. defisiensi kalium dan magnesium.
f. kadar kolesterol serum rendah.
g. angka amilase, esterase, kolinesterase, transaminase, lipase, dan alkalin fosfatase serum turun.
h. penurunan aktivitas enzim pankreas dan sanhin oksidase.
i. pertumbuhan tulang biasanya lambat, serta
j. sekresi hormon pertumbuhan mungkin bertambah.

8
2. Pemeriksaan air kemih menunjukkan peningkatan ekskresi hidroksiprolin dan adanya amino asidulia.
3. Pada biopsi hati ditemukan perlemakan ringan sampai berat, fibrosis, nekrosis, dan infiltrasi sel mononuklear. Pada
perlemakan berat hampir semua sel hati mengandung vakuol lemak yang besar.
4. Pemeriksaan autopsi penderita kwashiorkor menunjukkan kelainan pada hampir semua organ tubuh, seperti degenerasi otot
jantung, osteoporosis tulang, atrofi vilus usus, atrofi sistem limfoid, dan atrofi kelenjar timus.

2.8 Penatalaksanaan pada Kwashiorkor


Dalam mengatasi kwashiorkor adalah dengan memberikan makanan bergizi secara bertahap. Bila bayi menderita
kwashiorkor, maka bayi tersebut diberi susu yang diencerkan. Secara bertahap keenceran susu dikurangi, sehingga suatu saat
mencapai konsistensi yang normal seperti susu biasa kembali. Jika anak sudah agak besar, bisa mulai dengan makanan encer,
kemudian makanan lunak (bubur) dan bila keadaan membaik, maka baru diberikan makanan padat biasa. Dalam melaksanakan hal ini
selalu diberikan pengobatan sesuai dengan penyakit yang diderita. Bila keadaan kesehatan dan gizi sudah mencapai normal, perlu
diteruskan dengan imunisasi. Makanan yang dihidangkan diet tinggi kalori, protein, cairan, vitamin, dan mineral. Bila diperlukan
dilakukan pemberian cairan dan elektrolit.

9
BAB III

KASUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 KASUS

Seorang anak perempuan bernama An.C berumur 4 tahun datang ke RS IBU BELIA diantar oleh orang tuanya pada tanggal
10 september 2018 dengan keluhan utama berat badan semakin menurun serta kaki tampak bengkak sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit (SMRS). Ibu pasien mengatakan adanya penurunan nafsu makan, sering diare dan bengkak pada tungkai yang disertai
rewel dan apatis. Menurut ibu pasien, anaknya tidak pernah sakit sebelumnya dan tidak ada dari keluarga yang mengeluh keluhan
yang sama. Ibu pasien juga mengatakan bahwa anaknya terdapat caries pada giginya.

Saat dilakukan pemeriksaan pasien tampak pucat, Tidak mampu berjalan dengan baik, dan terjadi anoreksia. Pemeriksaan
fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang dengan TD 90/60 mmHg, Nadi 100 x/menit, RR 20x/menit, Suhu 36,5oC, TB
100 cm, dan BB 10 Kg, Panjang Lila 12 cm. Rambut pasien nampak berwarna coklat kemerahan, tipis, agak kasar. Lien (-), nyeri
tekan bagian epigastrium, bising usus (+), auskultasi paru vesikuler +/+.

Saat dilakukan pemeriksaan penunjang pada pasien ini didapatkan hasil laboratorium darah lengkap : hemoglobin 12 gr/dl,
hematokrit 35 %, LED 5 mm/jam, leokosit 10700/ul, trombosit 292000/ul, albumin 2,8 gr/dl, pemeriksaan urin lengkap dalam batas
normal. (-)kadar kalsium, (-)kalium.

10
3.2 ASUHAN KEPERAWATAN

 PENGKAJIAN
1. Identitas Px
- Nama : An.c
- Usia : 4 tahun
- Tgl. MRS : 10 September 2018
- Jenis kelamin : Perempuan
- Agama : Islam
- Alamat : Jl. Kertosono
- Pekerjaan : Belum Bekerja
2. Identitas Penanggung Jawab
- Nama : Ny. P
- Usia : 35 tahun
- Alamat : Jl. Kertosono
- Pekerjaan : Wiraswasta
- Hub. Dengan Px : Ibu Kandung
3. Riwayat Kesehatan
- Keluhan Utama : berat badan semakin menurun serta kaki tampak bengkak dan sering diare.
- Riwayat Penyakit Sekarang : Ibu Ny. P mengatakan bahwa kaki anaknya tampak bengkak sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit (SMRS). Dan mengatakan adanya penurunan nafsu makan, sering diare serta bengkak pada tungkai dan

11
disertai rewel. Pasien tampak tidak mampu berjalan dengan baik, dan terjadi anoreksia, Lien (-), nyeri tekan bagian
epigastrium, bising usus (+), auskultasi paru vesikuler +/+.

- Riwayat Penyakit Dahulu : Menurut ibu Ny. P anaknya tidak pernah sakit sebelumnya.
- Riwayat Penyakit Keluarga : ibu Ny.P mengatakan tidak ada dari keluarga yang mengeluh keluhan yang sama.
- Riwayar Kehamilan dan Persalinan : ibu Ny. P mengatakan selama hamil ibu pasien sehat dan rutin untuk memeriksakan
kehamilan.
- Riwayat Sosial Ekonomi : Menurut ibu An.C mengatakan bahwa pasien tidak lengkap di imunisasi sewaktu kecil.
Kesan Gizi saat usia 0-24 bulan : kurang

4. Pola Aktivitas Sehari-hari


JENIS SEBELUM SAKIT SETELAH SAKIT
NUTRISI
1. MAKAN 3x sehari porsi sedang 2x sehari porsi sedikit, tidak habis

2. MINUM Air putih 5-6 gelas/hari Air putih 3-5 gelas/hari

ELIMINASI BAB 1 hari sekali, 1 hari 3 kali


Feses lembek, warna kuning
kecoklatan, bau khas

12
ELIMINASI BAK 4-5 x sehari, warna urin kuning jernih 4-5 x sehari, warna urin pekat, bau khas
dan tidak terpasang kateter.

ISTIRAHAT/TIDUR 8 jam per hari, tidak terbangun 4-5 jam per hari, tidak bisa tidur karena
sering rewel.

AKTIFITAS FISIK Pasien sehari-hari tidak pernah Pasien tidak mampu melakukan aktivitas
melakukan aktivitas fisik yang berat. fisik secara mandiri dikarenakan pasien
Sebelum masuk rumah sakit pasien tampak pucat, Tidak mampu berjalan
mengalami penurunan nafsu makan, dengan baik, dan terjadi anoreksia. Sering
diare yang menyebabkan tampak sakit dan
bengkak pada tungkai. Sehingga pasien
rewel.

13
5. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum : pasien tampak sakit sedang.
- Kesadaran : komposmentis.
- Pengukuran TTV:
a. TD : 90/60 mmHg
b. Nadi : 100 x/menit
c. Suhu : 36,5oC
d. RR : 20x/menit
e. TB 100 cm
f. BB 10 Kg
g. Panjang Lila 12 cm
- Pemeriksaan Kepala : Bentuk normosepal, Rambut pasien berwarna coklat kemerahan, tipis, agak kasar.
- Pemeriksaan Mulut : (+)caries, Pengikisan email gigi, Perubahan warna email gigi, Plak berlebihan
- Pemeriksaan kulit : pucat (+), sianosis(-), teraba hangat.
- Pemeriksaan Abdomen : Lien (-), nyeri tekan bagian epigastrium, bising usus (+),
- Pemeriksaan Thoraks : Auskultasi paru vesikuler +/+.

14
6. Pemeriksaan Penunjang
- Hasil laboratorium :
a. Haemoglobin : 12 gr/dl
b. Hematocrit : 35%
c. LED : 5 mm/jam
d. Leokosit : 10700/ul
e. Trombosit : 292000/ul
f. Albumin : 2,8 gr/dl, (turun dari pemeriksaan awal 3,5 g/dl menjadi 2,8 g/dl)
g. pemeriksaan urin lengkap dalam batas normal.

15
DATA FOKUS

Nama Px : An. C

No. Register : 03122018

Ruang : R. Anak

No. Data subyektif Data obyektif


1. - Ibu pasien mengatakan, pasien mengalami - Pasien tampak pucat
penurunan nafsu makan. - Pasien tidak mampu berjalan dengan baik
- Ibu pasien mengatakan, pasien jarang - Pasien terlihat mengalami perubahan mental seperti
menghabiskan makanan, hanya makan porsi sedang rewel dan apatis terhadap lingkungan
namun tidak habis - Anoreksia (+)
- Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya tidak - Hasil pemeriksaan TTV :
pernah dibawa ke posyandu a. TD : 90/60 mmHg
- Ibu pasien mengatakan anaknya tidak berespon b. Nadi : 100x/menit
terhadap lingkungan dan jika diajak bicara c. Suhu : 36,5°C
- Ibu pasien mengatakan, kaki pasien tampak d. RR : 20x/menit
bengkak sejak 1 hari sebelum masuk rumas sakit - Hasil pemeriksaan Fisik tampak sakit sedang :
(SMRS). e. TB : 100 cm
- Ibu pasien mengatakan, pasien sering diare dan f. BB : 10 kg

16
bengkak pada tungkai yang disertai rewel. g. P.Lila : 12 cm
- Ibu pasien mengatakan, anaknya tidak pernah sakit - Lien (-)
sebelumnya dan tidak ada keluarga yang mengeluh - Adanya nyeri tekan bagian epigastrium
keluhan yang sama. - Bising usus (+)
- Ibu pasien mengatakan, pasien terjadi caries pada - Auskultasi paru vesikuler +/+
gigi. - Caries (+)
- Ibu pasien mengatakan, pasien tidak mampu - (-)kadar kalsium
berjalan dengan baik dalam melakukan aktivitas - (-)kalium.
sehari-hari. - Hasil pemeriksaan laboratorium:
- Ibu pasien mengatakan, anaknya tiba tiba a. Hemoglobin : 12 gr/dl (16-18 gr/dl)
mengalami penurunan nafsu makan. b. Hematocrit : 35%, (50-65 %)
- Ibu pasien mengatakan, berat badan anaknya c. LED : 5 mm/jam
semakin lama semakin menurun. d. Leokosit : 10700/ul
e. Trombosit : 292000/ul
f. Albumin : 2,8 gr/dll
g. Pemeriksaan urin lengkap dalam batas normal

17
ANALISA DATA

NO SIGN SYMPTOMS PROBLEM ETIOLOGI


1. DS: 00002 Ketidakseimbangan nutrisi : - Kurang asupan makanan
- Ibu pasien mengatakan, pasien
kurang dari kebutuhan tubuh - Penurunan nafsu makan
mengalami penurunan berat badan
- Faktor biologis
yang disertai penurunan nafsu
- Ketidakmampuan mencerna
makan.
makanan
- Ibu pasien mengatakan, pasien
sering diare dan bengkak pada
tungkai yang disertai rewel.
- Ibu pasien mengatakan, kaki
pasien tampak bengkak sejak 1
hari sebelum masuk rumas sakit
(SMRS).

DO:
- Pasien tampak pucat
- Makan hanya 2 porsi sehari tidak
habis
- Pasien tidak mampu berjalan

18
dengan baik
- Anoreksia (+)
- Hasil pemeriksaan TTV :
a. TD : 90/60 mmHg
b. Nadi : 100x/menit
c. Suhu : 36,5°C
d. RR : 20x/menit
- Hasil pemeriksaan Fisik tampak
sakit sedang :
e. TB : 100 cm
- Terdapat penurunan BB :
f. BB : 10 kg
(dari 12 kg menjadi 10kg)
g. P.Lila : 12 cm
- Lien (-)
- Adanya nyeri tekan bagian
epigastrium
- Bising usus (+)
- Auskultasi paru vesikuler +/+
- Hasil pemeriksaan laboratorium:

19
h. Hemoglobin: 12 gr/dl (16-18 gr/dl)
i. Hematocrit : 35%, (50-65 %)
j. LED : 5 mm/jam
k. Leokosit : 10700/ul
l. Trombosit : 292000/ul
m. Albumin : 2,8 gr/dll
Pemeriksaan urin lengkap dalam batas normal
2. DS: 000102 Defisit perawatan diri: - Ketidakmampuan memakan
- Ibu pasien mengatakan, pasien
makan makanan dalam dalam jumlah
mengalami penurunan nafsu makan.
memadai
- Ibu pasien mengatakan, pasien jarang
- Ketidakmampuan menghabiskan
menghabiskan makanan, hanya makan
makanan secara mandiri
porsi sedang namun tidak habis
- Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya
tidak pernah dibawa ke posyandu
- Ibu pasien mengatakan anaknya tidak
berespon terhadap lingkungan dan jika
diajak bicara
DO:
- Pasien tampak pucat
- Pasien tidak mampu berjalan dengan baik

20
- Pasien terlihat mengalami perubahan
mental seperti rewel dan apatis terhadap
lingkungan
- Anoreksia (+)
- Hasil pemeriksaan TTV :
a. TD : 90/60 mmHg
b. Nadi : 100x/menit
c. Suhu : 36,5°C
d. RR : 20x/menit
- Hasil pemeriksaan Fisik tampak
sakit sedang :
- Terdapat penurunan BB :
e. BB : 10 kg
(dari 12 kg menjadi 10kg)
f. P.Lila : 12 cm

3. DS: 00048 Kerusakan gigi - Karies Gigi


- Ibu pasien mengatakan, pasien
terdapat caries pada gigi.
DO:
- Menurut hasil pemeriksaan
(+)Caries

21
- (-) kadar kalsium,
- (-) kalium.
- Pengikisan email gigi
- Perubahan warna email gigi
- Plak berlebihan
4. DS: 00126 Defisiensi pengetahuan - Kurang sumber pengetahuan dan
kurang informasi.
- Ibu pasien mengatakan, anaknya
tidak pernah sakit sebelumnya dan
tidak ada keluarga yang mengeluh
keluhan yang sama.
- Ibu pasien mengatakan, anaknya
tiba tiba mengalami penurunan
nafsu makan.
- Ibu pasien mengatakan, berat
badan anaknya semakin lama
semakin menurun.
- Ibu pasien mengatakan, pasien
mengalami perubahan mental
seperti rewel dan apatis terhadap
lingkungan.

22
DO:
- Ibu pasien tampak kurang
memiliki pengetahuan terhadap
penyakit yang diderita pasien.
- Ibu pasien menganggap gejala
yang terjadi pada anak adalah hal
yang biasa.
- Pasien apatis terhadap lingkungan.

23
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. 00002 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien ditandai dengan
penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat, anaroksia dan diare, ibu pasien mengatakan pasien makan hanya
2 porsi sehari tidak habis
2. 000102 Defisit perawatan diri: makan b.d ansietas ditandai dengan ibu pasien mengatakan anaknya tidak nafsu makan,
makananya tidak dihabiskan, ibu pasien juga tidak mengetahui pentingnya zat gizi makanan untuk anak.
3. 00048 Kerusakan gigi b.d Malnutrisi serta kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan ggi ditandai dengan adanya karies
gigi.
4. 00126 Defisiensi Pengetahuan b.d kurang sumber pengetahuan dan kurang infromasi ditandai dengan perilaku apatis pada
pasien.

24
 INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Px : An. C

No. Register : 03122018

Ruang : R. Anak

No Diagnosa Kep/ Masalah Intervensi


NOC Tgl/Inisial
Kolaboratif (NIC)
1 00002 10/9/2018 0460 Manajemen Diare
Setelah dilakukan tindakan
Ketidakseimbangan - Tentukan riwayat diare
keperawatan selama 1x24 jam:
nutrisi kurang dari - Ajari pasien cara penggunaan obat
1014 Nasfu Makan
kebutuhan b.d antidiare secara tepat
- 101406 Intake makanan
ketidakmampuan - Evaluasi kandungan nutrisi dari
ditingkat ke skala 5
mengabsorbsi nutrien makanan yang sudah dikonsumsi
- 101407 Intake Nutrisi
ditandai dengan sebelumnya
ditingkatkan ke skala 5
penurunan berat badan - Berikan makanan dalam porsi kecil
- 101408 Intake Cairan
dengan asupan makanan dan lebih sering serta tingkatkan
ditingkatkan ke skala 5
adekuat, anaroksia dan porsi secara bertahap
- 101409 Rangsangan untuk
diare, ibu pasien - Identifikasi faktor yanag bisa
makan ditingkatkan ke
mengatakan pasien menyebabkan diare (misalnya,
skala 5
makan hanya 2 porsi medikasi, bakteri, dan pemberian

25
sehari tidak habis makanan lewat selang)
- Timbang pasien secara berkala
1030 Manajemen Gangguan makan
- Tentukan pencapaian berat badan
harian sesuai keinginan
- Ajarkan dan dukung konsep nutrisi
yang baik dengan klien (orang
terdekat klien dengan tepat)
- Timbang berat badan klien secara
rutin pada hari yang sama setelah
BAK/BAB
- - monitor perilaku klien yang
berhubungan dengan pola makan,
penambahan dan kehilangan berat
badan
- Monitor berat badan klien sesuai
secara rutin
-
1100 Manajemen Nutrisi
- Tentukan status gizi pasien dan

26
kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan gizi
- Tentukan jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan gizi
- Lakukan atau bantu pasien terkait
dengan perawatan mulut sebelum
makan
6680 Monitor Tanda tanda vital
- Monitor tekanan darah, nadi, suhu
dan status pernafasan dengan tepat
- Monitor keberadaan dan kualitas
nadi
- Monitor warna kulit, suhu dan
kelembapan
1240 Bantuan Peningkatan Berat Badan
- Jika diperlukan lakukan
pemeriksaan diagnostik untuk
mengetahui penyebab penurunan
berat badan

27
- Timbang pasien pada jam yang
sama setiap hari
- Ajarkan pasien dan keluarga
merencanakan makan
- Kenali apakah penurunan berat
badanyang dialami pasien
merupakan tanda penyakit terminal
1260 Manajemen Berat Badan
- Hitung berat badan ideal pasien
2. 000102 Setelah dilakukan tindakan 10/9/2018 1050 Pemberian makan
Defisit perawatan diri: keperawatan selama 1x24 jam: - Identifikasi diet yang disarankan
makan b.d ansietas 1308 Adaptasi terhadap disabilitas - Lakukan kebersihan mulut sebelum
ditandai dengan ibu fisik. makan
pasien mengatakan - 130801 Menyampaikan secara - Tanyakan pasien apa makanan
anaknya tidak nafsu lisan kemampuan untuk yang disukai untuk pasien
makan, makananya tidak menyesuaikan terhadap - Berikan air minum pada saat
dihabiskan, ibu pasien disabilitas, ditingkatkan ke makan, jika diperlukan
juga tidak mengetahui skala 5 - Catat asupan, dengan tepat
pentingnya zat gizi - Sediakan sedotan minum, sesuai
makanan untuk anak. 1008 Status Nutrisi:Asupan kebutuhan atau sesuai keinginan

28
makanan & cairan. - Dorong prangtua/keluarga untuk
- 100801 Asupan makanan secara menyuapi pasien
oral, ditingkatkan ke skala 5 1100 Manajemen nutrisi
- 100803 Asupan cairan secara - Tentukan status gizi pasien dan
oral, ditingkatkan ke skala 5 kemampuan untuk memenuhi
100805 asupan nutrisi parenteral, kebutuhan gizi
ditingkatkan ke skala 4 - Tentukan jumlah kalori dan jenis
1209 Motivasi nutrisi yang dibutuhkan untuk
- 120902 Membangun rencana memenuhi persyaratan gizi
tindakan, ditingkatkan ke - Lakukan atau bantu pasien terkait
skala 5 dengan perawatan mulut sebelum
makan
1160 Monitor nutrisi
- Timbang berat badan pasien
- Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
- Monitor kecenderungan turun daan
naiknya berat badan (misalnya,
pada pasien anak-anak, pola tinggi
dan anak-anak sesuai standart

29
growth chart)
- Identifikasi perubahan berat badan
terakir
- Monitor turgor kulit dan mobilitas
- Identifikasi adanya abnormalisasi
eliminasi bowel, misalnya pada
diare
- Identifikasi perubahan nafsu makan
dan aktivitas akhir-akhir ini
- Tentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi asupan nutrisi
5606 Pengajaran: individu
- Bina hubungan baik
- Sertakan keluarga dengan cara
yang tepat
3. 00048 Setelah dilakukan tindakan 10/9/2018 1100 Manajemen nutrisi
Kerusakan gigi b.d keperawatan selama 1x24 jam: - Tentukan status gizi pasien dan
Malnutrisi serta 1009Statu Nutrisi: Asupan Nutrisi kemampuan untuk memenuhi
kurangnya pengetahuan - 100902 Asupan Protein kebutuhan gizi
mengenai kesehatan ggi ditingkatkan ke skala 5 - Tentukan jumlah kalori dan jenis

30
ditandai dengan adanya - 100908 Aaupan Kalsium nutrisi yang dibutuhkan untuk
karies gigi. ditingkatkan ke skala 5 memenuhi persyaratan gizi
1100 Kesehatan Mulut - Lakukan atau bantu pasien terkait
- 110001 Kebersihan Mulut dengan perawatan mulut sebelum
ditingkatkan ke skala 5 makan
- 110002 Kebersihan Gigi 1710 Pemeliharaan kesehatan mulut
ditingkatkan ke skala 5 - Lakukan perawatan mulut secara
1805 Pengetahuan: Perilaku rutin
Kesehatan - Monitor gigi yang meliputi warna,
- 180501 Praktik gizi yang kebersihan dan ada tidaknya debris
sehat ditingkatkan ke skala 7400 Panduan sistem pelayanan kesehatan
5 - Jelaskan sistem perawatan
kesehatan segera, cara kerjanya dan
apa yang bisa diharapkan pasien
atau keluarga
- Bantu pasien atau keluarga untuk
berkoordinasi dan
mengkomunikasikan perawatan
kesehatan
- Dorong konsultasi dengan

31
profesional perawatan kesehatan
lainnya, dengan tepat
4. 00126 Defisiensi 10/9/2018 5210 Bimbingan Antisipatif
Pengetahuan b.d kurang - Bantu keluarga untuk mengetahui
sumber pengetahuan dan faktor-faktor pencetus terjadinya
kurang infromasi ditandai kekambuhan penyakit pasien
dengan perilaku apatis 5510 Pendidikan Kesehatan
Setelah dilakukan tindakan
pada pasien. - Ajarkan kepada keluarga pasien
keperawatan selama 1x24 jam:
mengenai pengertian, penyebab,
1841 Pengetahuan: Manejemen
gejala, penatalaksanaan penyakit.
berat badan
- 184101 kisaran berat badan - Ajarkan kepada keluarga untuk
personal yang optimal
mengambil keputusan terhadap
ditingkatkan ke skala 5
tindakan yang dilakukan kepada
- 184103 strategi untuk
pasien
mencapai berat badan
optimal ditingkatkan ke - Ajarkan kepada keluarga tentang
skala 5
pengaturan pola makan pasien
4360 Modifikasi Perilaku
- Dukung pasien untuk memeriksa
perilakunya sendiri

32
 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama Px : An. C
No. Register : 03122018
Ruang : R. Anak

INTERVENSI
NO DIAGNOSA TGL/JAM IMPLEMENTASI TTD
(NIC)
1. 00002 0460 Manajemen Diare 10/9/2018 - Mengkaji riwayat diare pasien
08.00 WIB
Ketidakseimbangan - Tentukan riwayat diare - Mengajari pasien cara penggunaan
nutrisi kurang dari - Ajari pasien cara penggunaan obat antidiare seperti penggunaan
kebutuhan b.d obat antidiare secara tepat loperamide secara tepat
ketidakmampuan - Evaluasi kandungan nutrisi - Mengevaluasi kandungan nutrisi dari
mengabsorbsi nutrien dari makanan yang sudah makanan yang sudah dikonsumsi
ditandai dengan dikonsumsi sebelumnya sebelumnya oleh pasien
penurunan berat badan - Berikan makanan dalam porsi - Memberikan makanan dalam porsi
dengan asupan kecil dan lebih sering serta kecil dan sering serta tingkatan porsi
makanan adekuat, tingkatkan porsi secara secara bertahap
anaroksia dan diare, ibu bertahap - Mengidentifikasi faktor yang
pasien mengatakan - Identifikasi faktor yanag bisa menyebabkan diare, seperti identifikasi
pasien makan hanya 2 menyebabkan diare pola makanan atau infeksi bakteri pada

33
porsi sehari tidak habis (misalnya, medikasi, bakteri, pasien
dan pemberian makanan - Menimbang BB pasien secara berkala
lewat selang)
- Timbang pasien secara
berkala
1030 Manajemen Gangguan makan
- Tentukan pencapaian berat - Menentukan pencapaian BB harian
badan harian sesuai keinginan ideal
- Ajarkan dan dukung konsep - Mengajarkan kepada orang terdekat
nutrisi yang baik dengan pasien dalam mendukung konsep
klien (orang terdekat klien nutrisi yang baik dengan pasien
dengan tepat) - Menimbang berat badan pasien secara
- Timbang berat badan klien rutin pada hari yang sama setelah
secara rutin pada hari yang BAK/BAB
sama setelah BAK/BAB - Memonitor perilaku pasien yang
- Monitor perilaku klien yang berhubungan dengan pola makan,
berhubungan dengan pola penambahan dan kehilangan berat
makan, penambahan dan badan
kehilangan berat badan
- Monitor berat badan klien

34
sesuai secara rutin
1100 Manajemen Nutrisi
- Tentukan status gizi pasien - Menentukan status gizi pasien dalam
dan kemampuan untuk kemampuan pasien untuk memenuhi
memenuhi kebutuhan gizi kebutuhan gizi
- Tentukan jumlah kalori dan - Menentukan jumlah kalori dan jenis
jenis nutrisi yang dibutuhkan nutrisi yang dibutuhkan pasien untuk
untuk memenuhi persyaratan memenuhi persyaratan gizi
gizi - Membantu pasien untuk membersihkan
- Lakukan atau bantu pasien mulut sebelum makan
terkait dengan perawatan
mulut sebelum makan
6680 Monitor Tanda tanda vital - Memonitor tekanan darah, nadi, suhu
- Monitor tekanan darah, nadi, dan status pernafasan pasien dengan
suhu dan status pernafasan tepat
dengan tepat - Memonitor keberadaan dan kualitas
- Monitor keberadaan dan nadi pasien
kualitas nadi - Memonitor warna kulit, suhu dan
- Monitor warna kulit, suhu kelembapan
dan kelembapan

35
1240 Bantuan Peningkatan Berat
Badan - Memeriksa diagnostik untuk
- Jika diperlukan lakukan pemeriksaan mengetahui penyebab penurunan berat
diagnostik untuk mengetahui badan , jika diperlukan
penyebab penurunan berat badan - Menimbang pasien pada jam yang
- Timbang pasien pada jam yang sama sama setiap hari
setiap hari - Mengajarkan pasien dan keluarga
- Ajarkan pasien dan keluarga dalam merencanakan makan
merencanakan makan - Mengenali apakah penurunan berat
- Kenali apakah penurunan berat badany ang dialami pasien merupakan
badan yang dialami pasien tanda penyakit terminal
merupakan tanda penyakit terminal
1260 Manajemen Berat Badan - Menghitung BB ideal pasien
- Hitung berat badan ideal pasien
-
2. 000102 1050 Pemberian makan 10/9/2018 - Mengidentifikasi diet yang disarankan
08.0 IB
Defisit perawatan diri: - Identifikasi diet yang disarankan - Membantu melaakukan kebersihan
makan b.d ansietas - Lakukan kebersihan mulut sebelum mulut sebelum makan pada pasien
ditandai dengan ibu makan - Menanyakan pada pasien makanan apa

36
pasien mengatakan - Tanyakan pasien apa makanan yang yang disukai pasien
anaknya tidak nafsu disukai untuk pasien - memberikan air minum pada saat
makan, makananya - Berikan air minum pada saat makan, makan pada pasien, jika diperlukan
tidak dihabiskan, ibu jika diperlukan - mencatat asupan, dengan tepat
pasien juga tidak - Catat asupan, dengan tepat - menyediakan sediakan sedotan minum,
mengetahui pentingnya - Sediakan sedotan minum, sesuai sesuai kebutuhan atau sesuai keinginan
zat gizi makanan untuk kebutuhan atau sesuai keinginan pasien
anak. - Dorong orangtua/keluarga untuk - Mendorong orangtua/keluarga untuk
menyuapi pasien menyuapi pasien
1100 Manajemen nutrisi
- Tentukan status gizi pasien dan - Mentukan status gizi pasien dan
kemampuan untuk memenuhi kemampuan pasien untuk memenuhi
kebutuhan gizi kebutuhan gizi
- Tentukan jumlah kalori dan jenis - Menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan untuk nutrisi yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan gizi memenuhi persyaratan gizi pasien
- Lakukan atau bantu pasien terkait - Melakukan bantuan pada pasien
dengan perawatan mulut sebelum terkait dengan perawatan mulut
makan sebelum makan.

37
1160 Monitor nutrisi - Menimbang berat badan pasien
- Timbang berat badan pasien - Memonitor pertumbuhan dan
- Monitor pertumbuhan dan perkembangan pasien
perkembangan - Memonitor kecenderungan turun daan
- Monitor kecenderungan turun daan naiknya berat badan pasien
naiknya berat badan (misalnya, pada - mengidentifikasi perubahan berat
pasien anak-anak, pola tinggi dan badan terakir pasien
anak-anak sesuai standart growth - Memonitor turgor kulit dan mobilitas
chart) pasien
- Identifikasi perubahan berat badan - Mengidentifikasi adanya
terakir abnormalisasi diare pasien
- Monitor turgor kulit dan mobilitas - Mengidentifikasi perubahan nafsu
- Identifikasi adanya abnormalisasi makan dan aktivitas pasien
eliminasi bowel, misalnya pada - Menentukan faktor-faktor yang
diare mempengaruhi asupan nutrisi pasien
- Identifikasi perubahan nafsu makan
dan aktivitas akhir-akhir ini
- Tentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi asupan nutrisi

38
5606 Pengajaran: individu - Membina hubungan baik dengan
- Bina hubungan baik pasien
- Sertakan keluarga dengan - Menyertakan keluarga dengan cara
cara yang tepat yang tepat

3. 00048 1100 Manajemen nutrisi 10/9/2018 - Menentukan status gizi pasien dalam
11.00 WIB
Kerusakan gigi b.d - Tentukan status gizi pasien kemampuan pasien untuk memenuhi
Malnutrisi serta dan kemampuan untuk kebutuhan gizi
kurangnya pengetahuan memenuhi kebutuhan gizi - Menentukan jumlah kalori dan jenis
mengenai kesehatan - Tentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan untuk
ggi ditandai dengan jenis nutrisi yang dibutuhkan memenuhi persyaratan gizi pasien
adanya karies gigi. untuk memenuhi persyaratan - Bantu pasien melakukan perawatan
gizi mulut sebelum makan
- Lakukan atau bantu pasien
terkait dengan perawatan
mulut sebelum makan
1710 Pemeliharaan kesehatan mulut
- Lakukan perawatan mulut - Bantu pasien melakukan perawatan
secara rutin mulut secara rutin
- Monitor gigi yang meliputi - Memonitor gigi yang meliputi warna,

39
warna, kebersihan dan ada kebersihan dan ada tidaknya debris
tidaknya debris pada gigi pasien
7400 Panduan sistem pelayanan
kesehatan
- Jelaskan sistem perawatan - Menjelaskan pada pasien sistem
kesehatan segera, cara perawatan kesehatan gigi dengan
kerjanya dan apa yang bisa segera, seperti cara kerjanya dan apa
diharapkan pasien atau yang bisa diharapkan pasien atau
keluarga keluarga
- Bantu pasien atau keluarga - Membantu pasien atau keluarga untuk
untuk berkoordinasi dan berkoordinasi dan mengkomunikasikan
mengkomunikasikan dalam perawatan kesehatan
perawatan kesehatan - Mendorong pasien untuk berkonsultasi
- Dorong konsultasi dengan dengan profesional perawatan
profesional perawatan kesehatan lainnya, dengan tepat
kesehatan lainnya, dengan
tepat
4. 00126 Defisiensi 5210 Bimbingan Antisipatif 10/9/2018 - Membantu keluarga dengan
11.00 WIB
Pengetahuan b.d - Bantu keluarga untuk memberikan pengetahuan untuk
kurang sumber mengetahui faktor-faktor mengetahui faktor-faktor pencetus

40
pengetahuan dan pencetus terjadinya terjadinya kekambuhan pada penyakit
kurang infromasi kekambuhan penyakit pasien pasien
ditandai dengan 5510 Pendidikan Kesehatan - Mengajarkan kepada keluarga pasien
perilaku apatis pada - Ajarkan kepada keluarga mengenai pengertian, penyebab, gejala,
pasien. pasien mengenai pengertian, penatalaksanaan pada penyakit pasien
penyebab, gejala, - Mengajarkan kepada keluarga untuk
penatalaksanaan penyakit. mengambil keputusan terhadap
- Ajarkan kepada keluarga tindakan yang dilakukan kepada pasien
untuk mengambil keputusan - Mengajarkan kepada keluarga tentang
terhadap tindakan yang pengaturan pola makan pasien secara
dilakukan kepada pasien rutin 3 x Sehari porsi sedang dengan
- Ajarkan kepada keluarga rutin
tentang pengaturan pola
makan pasien
4360 Modifikasi Perilaku
- Dukung pasien untuk - Mendukung pasien untuk memeriksa
memeriksa perilakunya perilakunya sendiri
sendiri

41
 EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Px : An. C
No. Register : 03122018
Ruang : R. Anak

T
NO TGL DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI T
D
1. 10/9/2018 00002 - Mengkaji riwayat diare pasien S : Ibu pasien mengatakan, pasien
Ketidakseimbangan nutrisi - Mengajari pasien cara penggunaan mengalami penurunan berat badan
kurang dari kebutuhan b.d obat antidiare seperti penggunaan yang disertai penurunan nafsu makan
ketidakmampuan loperamide secara tepat dan diare
mengabsorbsi nutrien - Mengevaluasi kandungan nutrisi
ditandai dengan penurunan dari makanan yang sudah O:
berat badan dengan asupan dikonsumsi sebelumnya oleh pasien - Pasien tampak pucat
makanan adekuat, - Memberikan makanan dalam porsi - Makan hanya 2 porsi sehari tidak
anaroksia dan diare, ibu kecil dan sering serta tingkatan habis
pasien mengatakan pasien porsi secara bertahap - Anoreksia (+)
makan hanya 2 porsi - Mengidentifikasi faktor yang TD : 90/60 mmHg
sehari tidak habis menyebabkan diare, seperti TB : 100 cm

42
identifikasi pola makanan atau -Terdapat penurunan BB :
infeksi bakteri pada pasien BB : 10 kg
- Menimbang BB pasien secara (dari 12 kg menjadi 10kg)
berkala A : Masalah belum teratasi
- Menentukan pencapaian BB harian P : lanjutkan interveni sampai
ideal tujuan tercapai ( Anoreksia (-), BB
- Mengajarkan kepada orang terdekat normal 13 Kg, diare (-), pola makan
pasien dalam mendukung konsep benar)
nutrisi yang baik dengan pasien
- Menimbang berat badan pasien
secara rutin pada hari yang sama
setelah BAK/BAB
- Memonitor perilaku pasien yang
berhubungan dengan pola makan,
penambahan dan kehilangan berat
badan
- Menentukan status gizi pasien
dalam kemampuan pasien untuk
memenuhi kebutuhan gizi
- Menentukan jumlah kalori dan jenis

43
nutrisi yang dibutuhkan pasien
untuk memenuhi persyaratan gizi
- Memonitor tekanan darah, nadi,
suhu dan status pernafasan pasien
dengan tepat
- Memonitor keberadaan dan kualitas
nadi pasien
- Memonitor warna kulit, suhu dan
kelembapan
- Memeriksa diagnostik untuk
mengetahui penyebab penurunan
berat badan , jika diperlukan
- Menimbang pasien pada jam yang
sama setiap hari
- Mengajarkan pasien dan keluarga
dalam merencanakan makan
- Mengenali apakah penurunan berat
badany ang dialami pasien
merupakan tanda penyakit terminal
- Menghitung BB ideal pasien

44
2. 10/9/2018 000102 - Mengidentifikasi diet yang S:
Defisit perawatan diri: disarankan - Ibu pasien mengatakan, pasien
makan b.d ansietas - Membantu melaakukan kebersihan mengalami penurunan nafsu
ditandai dengan ibu pasien mulut sebelum makan pada pasien makan.
mengatakan anaknya tidak - Menanyakan pada pasien makanan - Ibu pasien mengatakan, pasien
nafsu makan, makananya apa yang disukai pasien jarang menghabiskan makanan,
tidak dihabiskan, ibu - memberikan air minum pada saat hanya makan porsi sedang
pasien juga tidak makan pada pasien, jika diperlukan namun tidak habis
mengetahui pentingnya zat - mencatat asupan, dengan tepat - Ibu pasien mengatakan anaknya
gizi makanan untuk anak. - menyediakan sediakan sedotan tidak berespon terhadap
minum, sesuai kebutuhan atau lingkungan dan jika diajak bicara
sesuai keinginan pasien O:
- Mendorong orangtua/keluarga untuk - Pasien tampak pucat
menyuapi pasien - Pasien tidak mampu berjalan
- Mentukan status gizi pasien dan dengan baik
kemampuan pasien untuk - Pasien terlihat mengalami
memenuhi kebutuhan gizi perubahan mental seperti rewel
- Menentukan jumlah kalori dan dan apatis terhadap lingkungan
jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk - Anoreksia (-)
memenuhi persyaratan gizi pasien - Hasil pemeriksaan Fisik tampak

45
- Melakukan bantuan pada pasien sakit sedang :
terkait dengan perawatan mulut - TB : 100 cm
sebelum makan. - BB : 12 Kg
- Menimbang berat badan pasien - P.Lila : 12 cm
- Memonitor pertumbuhan dan
perkembangan pasien A: Masalah teratasi sebagian
- Memonitor kecenderungan turun P : Lanjutkan intervensi.
daan naiknya berat badan pasien
- mengidentifikasi perubahan berat
badan terakir pasien
- Memonitor turgor kulit dan
mobilitas pasien
- Mengidentifikasi adanya
abnormalisasi diare pasien
- Mengidentifikasi perubahan nafsu
makan dan aktivitas pasien
- Menentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi asupan nutrisi
pasien
- Membina hubungan baik dengan

46
pasien
- Menyertakan keluarga dengan cara
yang tepat
3. 10/9/2018 00048 - Menentukan status gizi pasien S : Ibu pasien mengatakan, pasien
terdapat caries pada gigi.
Kerusakan gigi b.d dalam kemampuan pasien untuk
Malnutrisi serta kurangnya memenuhi kebutuhan gizi
O:
pengetahuan mengenai - Menentukan jumlah kalori dan jenis
- Menurut hasil pemeriksaan
kesehatan ggi ditandai nutrisi yang dibutuhkan untuk
(+)Caries
dengan adanya karies gigi. memenuhi persyaratan gizi pasien
- (-) kadar kalsium,
- Bantu pasien melakukan perawatan
- (-) kalium.
mulut sebelum makan - Pengikisan email gigi
- Perubahan warna email gigi
- Bantu pasien melakukan perawatan
- Plak berlebihan
mulut secara rutin
- Memonitor gigi yang meliputi A : masalah teratasi sebagian
warna, kebersihan dan ada tidaknya P : lanjutkan intervensi ( caries(-),
debris pada gigi pasien kadar kalsium(+), kalium(+), Plak(-))
- Menjelaskan pada pasien sistem
perawatan kesehatan gigi dengan
segera, seperti cara kerjanya dan apa
yang bisa diharapkan pasien atau

47
keluarga
- Membantu pasien atau keluarga
untuk berkoordinasi dan
mengkomunikasikan dalam
perawatan kesehatan
- Mendorong pasien untuk
berkonsultasi dengan profesional
perawatan kesehatan lainnya,
dengan tepat
4. 13/9/2018 00126 Defisiensi - Membantu keluarga dengan S:
Pengetahuan b.d kurang memberikan pengetahuan untuk - Keluarga pasien mengatakan
sumber pengetahuan dan mengetahui faktor-faktor pencetus menjadi lebih mengerti tentang
kurang infromasi ditandai terjadinya kekambuhan pada penyakit yang terjadi pada
dengan perilaku apatis penyakit pasien anaknya
pada pasien. - Mengajarkan kepada keluarga - Keluarga pasien mengatakan
pasien mengenai pengertian, lebih paham bagaimana
penyebab, gejala, penatalaksanaan penatalaksanaan jika anaknya
pada penyakit pasien mengalami gejala yang sama di
- Mengajarkan kepada keluarga untuk rumah
mengambil keputusan terhadap - Keluarga pasien mengatakan

48
tindakan yang dilakukan kepada sudah dapat mengambil
pasien keputusan dalam tindakan yang
- Mengajarkan kepada keluarga dilakukan kepda pasien
tentang pengaturan pola makan
pasien secara rutin 3 x Sehari porsi O:
sedang dengan rutin - Keluarga pasien tampak antusias
- Mendukung pasien untuk saat diberikan penjelasan
memeriksa perilakunya sendiri mengenai penyakit pasien dan
penatalaksanaannya
- Keluarga pasien tampak lebih
yakin bahwa mereka juga
berperan penting pada proses
kesembuhan pasien
- Keluarga pasien tampak
kooperatif

A : masalah teratasi
P:-

49
BAB IV

KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Kwashiorkor adalah sindrom klnis akibat dari defisiensi protein berat dan masukan kalori tidak cukup. Akibat defisiensi
vitamin dan mineral dapat menimbulkan tanda dan gejala seperti tinggi dan berat bedan tidak sesuai dengan anak seusianya dari
kekurangan masukan atau dari kehilangan yang berlebihan atau kenaikan angka metabolik yang disebabkan oleh infeksi kronik, dan
sering disebut juga sebagai gangguan yang disebabkan oleh kekurangan protein dimana kwashiorkor ini lebih banyak menyerang
pada anak. Asuhan Keperwatan Anak degan kasus kwashiorkor merupakan bentuk asuhan keperawatan kompleks yang melibatkan
aspek biologis, psikologis dan sosial dalam proporsi yang cukup besar ke seluruh aspek tersebut perlu benar-benar diperhatikan
sebaik-baiknya.

Asuhan keperawatan yang paripurna harus dilaksanakan dengan kompeten dan professional agar dapat memcapai tingkat
homeostatis maksimal bagi klien anak. Manajemen keperawatan harus benar-benar ditegakkan untuk membantu klien anak mencapai
tingkat optimalisasi dalam menghadapi perubahan fisik dan psikologis akibat penyakit kwashiorkor pada anak.

4.2 Saran
Sebagai perawat harus mengetahui tanda dan gejala, komplikasi, pengobatan serta asuhan keperawatan terhadap pasien yang
menderita kwarshiorkor. Hal ini sangat penting untuk diketahui oleh perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan. Karena jika
nantinya salah dalam memberi penanganan, pasien akan mengalami beberapa perubahan, diantaranya perubahan mental.

50
DAFTAR RUJUKAN

Behrman, Robert M, Kliegman, Ann M.Arvin, 2000, Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume 3 Edisi 15 .Jakarta: EGC.

Indrawati, Ratna, Aspek Gizi & Pencegahan Penyakit Infeksi Pada Anak, Continuting Education No1, 1994.

Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.

Supariasa, I.D.N. dkk. 2013.Penilaian Status Gizi (Edisi Revisi).Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Gloria M. Bulechek, d. (2013). Nursing Interventions Classification. Oxford: Elsevier.


Herdman, T. H. (2015). Nanda International Inc. Nursing Diagnoses: Definitions & Classifications 2015. Jakarta: EGC.
Herdman, T. H. (2018). Nanda International Inc: Nursing Diagnoses: Definitions & Classifications 2018. Jakarta: EGC.
Sue Moorhead, M. J. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC). Oxford: Elsevier.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-iibristumu-5177-3-bab2.pdf , diakses pada 28 September 2018

Pudjiadi. S. (2005). Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Edisi Keempat FKUI. Jakarta.

51

Anda mungkin juga menyukai