PENDAHULUAN
1.1 Definisi
Tambak adalah suatu perairan yang sengaja dibuat sebagai wadah budidaya perairan
yang biasanya letaknya di dekat pantai. Tambak biasanya diisi dengan air payau karena
sumber air di dekat pantai biasanya cenderung payau. Namun juga ada tambak yang
menggunakan air laut/berada tepat di tepi laut.
1.2 Irigasi
Menurut undang-undang nomor 7 tahun 2004, tentang sumber daya air yang dimaksud
dengan irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pembuangan air untukk menunjang
pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi bawah tanah, irigasi
pompa dan irigasi tambak.
Sistem jaringan irigasi ditambak hampir sama dengan sistem jaringan irigasi yang ada
dipertanian. Yang membedakan didalam irigasi tambak ada pasokan air laut sedangkan
dipertanian (sawah) tidak ada. Berdasarkan cara pengaturan pengukuran aliran air dan
lengkapnya fasilitas, jaringan irigasi tambak dapat dibedakan kedalam tiga tingkatan yang
diterapkan untuk budidaya udang. Ketiga tingakatan jaringan irigasi tambak tersebut adalah
irigasi tradisional, irigasi semi teknis dan irigasi teknis.
1. Tambak Tradsional
Jaringan irigasi sederhana tambak dibangun di lahan pasang surut, umumnya berupa
rawa-rawa hutan bakau, atau rawa-rawa pasang surut bersemak dan rerumputan. Petakan
tambak pada umumnya mempunyai saluran keliling (caren) yang lebarnya 5 m -10 m di
sepanjang keliling petakan sebelah dalam. Di bagian tengah juga dibuat caren dari sudut ke
sudut (diagonal). Kedalaman caren 30 cm -50 cm lebih dalam dari bagian sekitarnya yang
disebut pelataran. Bagian pelataran hanya dapat berisi sedalam 30 cm -40 cm saja.
2. Tambak Semi Intensif
Secara garis besar biaya operasional petambak ini lebih besar dari petambak ekstensif
karena jumlah pekerjanya lebih banyak, harus membeli bahan bakar untuk aerator dan
sebagainya. Boleh dikatakan tambak semi-intensif adalah perbaikan dari tambak ekstensif,
pengolahan airnya lebih baik, jika air pasang naik sebagian air kolam digantikan dengan air
baru sehingga kualitas airnya lebih terjaga. Karena padat tebarnya lebih besar dari ekstensif,
maka dibutuhkan pakan yang diformulasikan untuk meningkatkan makanan alami di kolam.
3. Tambak Intensif
Petambak jenis ini membutuhkan modal yang cukup besar karena harus membuat
konstruksi untuk kolam dan membeli semua peralatan yang dibutuhkan serta tenaga kerja
yang ahli di bidangnya. Dengan ukuran kolam yang tidak terlalu besar dan padat tebar yang
cukup banyak serta pakan dan pengaturan air yang baik maka produksi pun akan lebih besar.
Namun ada juga risiko penyebaran penyakit yang cukup tinggi jika pengaturan airnya
kurang baik, misalnya air dipindahkan/digunakan kembali dari satu kolam ke kolam lain.
4. Tambak Teknis
Jaringan irigasi teknis ini diterapkan untuk usaha budidaya tambak madya dan budidaya
tambak maju. Adapun ciri-ciri jaringan irigasi teknis, yaitu:
Saluran pembuang dan saluran pembawa terpisah
Saluran pengambil air asin dan saluran pengambil air tawar terpisah
Pencampuran antara air asin dan air tawar dilakukan di bak pencampur
Petaktersier menerima air payau dalam jumlah yang sudah terukur
Pada jaringan irigasi teknis tambak hampir semua bangunan pelengkap dibuat sesuai
dengan kebutuhan. Disamping petakan pembesaran diperlukan petak pendederan (tahap
pelepasan atau penyebaran benih)dengan luas antara 500 m2 -1000 m2. Bangunan pelengkap
lainnya adalah gudang pendingin (cold storage), kolam tando dan bak pencampur.
5. Pematang/Tanggul
a. Ada dua macam pematang, yaitu pematang utama dan pematang antara.
b. Pematang utama merupakan pematang keliling unit, yang melindungi unit yang
bersangkutan dari pengaruh luar. Tingginya 0,5 m di atas permukaan air pasang tertinggi.
Lebar bagian atasnya sekitar 2 m. Sisi luar dibuat miring dengan kemiringan 1:1,5.
Sedangkan untuk sisi pematang bagian dalam kemiringannya 1:1.
c. Pematang antara merupakan pematang yang membatasi petakan yang satu dengan yang
lain dalam satu unit.
d. Ukurannya tergantung keadaan setempat, misalnya: tinggi 1-2 m, lebar bagian atas 0,5-
1,5. Sisi-sisinya dibuat miring dengan kemiringan 1:1. Pematang dibuat dengan menggali
saluran keliling yang jaraknya dari pematang 1 m. Jarak tersebut biasa disebut berm.
6. Sumber Air
Air yang digunaakn dalam tambak berasal dari sumber air. Sumber air yang dimasukkan
ke dalam tambak ada beberapa macam, tergantung dari teknologi dan lokasi dimana
tambak tersebut berada. Beberapa sumber air antara lain sebagai berikut :
a. Air laut
Air laut yang dimasukkan secara langsung ke dalam tambak dengan bantuan pasang surut
ataupun melalui alat bantu yang berupa pompa air. Cara ini digunakan pada lahan tambak
yang relatif dekat atau berhadapan langsung dengan laut dan perlu memperhatikan
kondisi dan kualitas air laut sebelum dimasukkan ke dalam tambak secara langsung. Pada
tambak yang menggunakan pompa air sebagai alat bantunya akan membutuhkan investasi
yang cukup besar untuk pemasangan instalasi pompa air beserta paralon yang dirangkai
sampai batas pantai, sedangkan dari segi lahan cara ini rentan terhadap pengikisan air laut
terhadap lahan tambak. Penggunaan pompa juga di pasang filter untuk menyaring kotoran
dan hama yang tidak diinginkan.
b.Air Sungai
Air sungai yang masih bersifat payau dan dimasukkan ke dalam tambak secara langsung
dengan bantuan pasang surut ataupun melalui alat bantu yang berupa pompa air. Cara ini
biasa digunakan pada tambak yang letaknya relatif agak jauh dari laut atau dekat dengan
laut dan sungai dengan pertimbangan pemasangan instalasi pompa air relatif lebih
sederhana dibandingkan dengan pengambilan air langsung dari laut. Untuk tambak yang
berada di dekat sungai didesain memiliki saluran irigasi untuk pemasukan dan air.
pengeluran air. Cara ini rentan terhadap sedimentasi dan pencemaran limbah sungai yang
berasal dari rumah tangga maupun industri yang berada di sekitar area sungai. Oleh
karena itu juga pintu pemasukan sumber air sungai menggunakan filter atau penyaring.