Peng Kaji An
Peng Kaji An
Gangguan citra tubuh : Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang
diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang
sering kontak dengan tubuh. Pada klien yang dirawat dirumah sakit umum, perubahan citra tubuh
sangat mungkin terjadi.
Individu dengan kepribadian yang sehat akan mengalami hal – hal berikut ini :
Citra tubuh yang positif dan sesuai
Ideal diri yang realistic
Konsep diri yang positif
Harga diri yang tinggi
Penampilan peran yang memuaskan
Rasa identitas yang jelas
b. Gangguan harga diri ( Self-Esteem) : Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan
yang negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Gangguan harga diri yang disebut harga diri rendah dan dapat terjadi secara :
Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai
suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban perkosaan,
dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
o Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan
alat yang tidak sopan (pencukuran pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perneal).
o Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit.
o Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai pemeriksaan dilakukan
tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan. Kondisi ini banyak ditemukan pada klien
gangguan fisik
Kronik, yaitu perasan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/dirawat.
Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah
persepsi negarif terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive. Kondisi
ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan jiwa.
Gangguan gejala yang dapat dikaji :
Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit.
Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker.
Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya segera ke rumah
sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri
Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang bodoh dan
tidak tahu apa-apa.
Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tidak ingin bertemu dengan orang lain,
lebih suka sendiri.
Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih alternatif
tindakan
Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien
ingin mengakhiri kehidupan.
c. Gangguan peran : Gangguan penampilan peran adalah berubah atau terhenti fungsi peran yang
disebabkan oleh penyakit, proses menua, putus sekolah, putus hubungan kerja.
Pada klien yang sedang dirawat di rumah sakit otomatis peran sosial klien berubah menjadi
peran sakit. Peran klien yang berubah adalah :
Peran dalam keluarga
Peran dalam pekerjaan/sekolah
Peran dalam berbagai kelompok
Klien tidak dapat melakukan peran yang biasa dilakukan selama dirawat dirumah sakit. Atau
setelah kembali dari rumah sakit, klien tidak mungkin melakukan perannya yang biasa.
Mengungkapkan keputusasaan akibat penyakitnya , misalnya : saya tidak bisa ikut ujian karena
sakit, saya tidak bisa lagi jadi peragawati karena bekas operasi di muka saya, kaki saya yang
dioperasi tidak dapat main bola.
Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi, misalnya : saya pasti bisa sembuh padahal
prognosa penyakitnya buruk; setelah sehat saya akan sekolah lagi padahal penyakitnya
mengakibatkan tidak mungkin lagi sekolah.
2. DIAGNOSA
Selama pasien dirawat, perawat melakukan tindakan untuk diagnosa potensial, dan akan
dilanjutkan oleh perawat di Unit Rawat Jalan untuk memonitor kemungkinan diagnosa aktual.
Beberapa diagnosa gangguan citra tubuh adalah potensial gangguan citra tubuh yang
berhubungan dengan efek pembedahan serta menarik diri yang berhubungan dengan perubahan
penampilan (Keliat, 1998).
Adapun Diagnosa yang mungkin Muncul diantaranya:
3. INTERVENSI
Tujuan tindakan keperawatan bagi pasien perubahan citra tubuh adalah meningkatkan
keterbukaan dan hubungan saling percaya, peran serta pasien sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki, mengidentifikasi perubahan citra tubuh, menerima perasaan dan pikirannya,
menetapkan masalah yang dihadapinya, mengidentifikasi kemampuan koping dan sumber
pendukung lainnya, melakukan tindakan yang dapat mengembalikan integritas diri (Keliat,
1998).
Tujuan Umum :
Tujuan khusus :
Intervensi
Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya yang dulu dan saat ini, perasaan dan harapan
yang dulu dan saat ini terhadap citra tubuhnya.
Motivasi pasien untuk melakukan aktifitas yang mengarah kepada pembentukan tubuh yang ideal.
Dorong melakukan aktifitas sehari dan terlibat dalamkeluarga dan sosial.keluarga dan sosial.
Dorong untuk mengunjungi teman atau orang lain yang berarti/mempunyai peran pentingbaginya.
SP keluarga
Tujuan umum :
Tujuan khusus :
Keluarga mengetahui cara mengatasimasalah gangguan citra tubuhmasalah gangguan citra tubu.
Intervensi
Jelaskan dengan keluarga ttg ggn citra tubuh yang tjd pada pasien.