Anda di halaman 1dari 2

I.

Epidemiologi dan Etiologi Gangguan Ginjal Kronis Dengan Hipertensi


Gangguan ginjal kronis (GGK) merupakan abnormalitas struktur ataupun fungsi ginjal yang
berlangsung lebih dari tiga bulan (KDIGO, 2012). Pada kondisi gangguan ginjal kronis, nilai
Glomerulus Filtrate Rate yaitu kurang dari 60 ml/menit/1,73 (Arifa, dkk., 2017). Prevalensi GGK
global sebesar 13,4% dengan 48% di antaranya mengalami penurunan fungsi ginjal dan tidak
menjalani dialisis serta sebanyak 96% orang dengan kerusakan ginjal atau fungsi ginjal yang
berkurang tidak sadar bahwa mereka memiliki gangguan ginjal (Hill et al., 2016). Berdasarkan
Riskesdas Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2018, populasi umur ≥15 tahun yang
terdiagnosis GGK sebesar 3,8%. Prevalensi penyakit ginjal kronik meningkat seiring
bertambahnya usia, namun terjadi penurunan prevalensi pada kelompok umur diatas 75 tahun.
Prevalensi pada laki-laki (0,65%) lebih tinggi dari perempuan. Perawatan penyakit ginjal di
Indonesia menempati urutan kedua pembiayaan terbesar dari BPJS kesehatan setelah penyakit
jantung (Kemenkes RI, 2017). Gangguan ginjal dapat menyerang segala ras dan usia. Orang
Afrika-Amerika, Hispanik, India-Amerika, dan orang Asia Selatan (India, Bangladesh, Sri Lanka
atau Pakistan) memiliki resiko lebih tinggi terkena gangguan ginjal (World Kidney Day, 2019).

Terdapat berbagai penyebab GGK dimana dua penyebab utama paling sering adalah penyakit
ginjal hipertensi (37%) dan nefropati diabetika (27%). Penyebab lain dari GGK yang sering
ditemukan yaitu glomerulopati primer (10%), nefropati obstruksi (7%), pielonefritis kronik (7%),
nefropati asam urat (1%), nefropati lupus (1%), ginjal polikistik (1%), tidak diketahui (2%) dan
lain-lain (7%). Penyakit ginjal hipertensif menduduki peringkat paling atas penyebab GGK
(PERNEFRI, 2014). Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang
waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2014). Jumlah pasien yang
menderita PGK diperkirakan akan terus meningkat. Peningkatan ini sebanding dengan
penambahan jumlah populasi, peningkatan populasi usia lanjut, dan peningkatan jumlah pasien
dengan hipertensi dan diabetes (Johnson, 2014).
Dapus

Arifa, Ilma Saniya, M. Azam, O. W. Kasmini Handayani.2017.Faktor yang Berhubungan dengan


Kejadian Penyakit Ginjal Kronik pada Penderita Hipertensi di Indonesia. Jurnal MKMI Vol.
13 No. 4.

Hill, N. R., Fatoba, S. T., Oke, J. L., Hirst, J. A., O'Callaghan, C. A., Lasserson, D. S., & Hobbs,
F. R.. 2016. Global Prevalence Of Chronic Kidney Disease-A Systematic Review And Meta-
Analysis. PLoS One. 11(7): e0158765.

KDIGO.2012.Clinical Practice Guideline For The Evaluation And Management Of Chronic


Kidney Disease. http://www.kdigo.org/clinical_practice _guide lines/. Diakses 6 September
2019.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.2014.Pusat Data Infomasi :


Hipertensi.Jakarta:Kementrian Kesehatan RI.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.2017.Pusat Data Infomasi : Situasi Penyakit Ginjal


Kronis. Jakarta:Kementrian Kesehatan RI.

Johnson, R. J., Feehally, J.& Floege, J. 2014. Comprehensive Clinical Nephrology. St. Louis:
Elsevier Mosby.

PERNEFRI.2014. 7 th Report Of Indonesian Renal Registry .


https://www.indonesianrenalregistry.org/data/INDONESIAN%20RENAL%20REGISTRY%202
014.pdf. Diakses 6 September 2019.

World Kidney Day.2019.Chronic Kidney Disease.https://www.worldkidneyday.org/facts/chronic-


kidney-disease/ . Diakses 6 September 2019

Anda mungkin juga menyukai