Anda di halaman 1dari 29

DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG

UPT PUSKESMAS PONDOK BAHAR


JL. SUNAN GIRI NO.2 KEL. PONDOK BAHAR – KEC. KARANG TENGAH
KEPUTUSAN KEPALA UPT KOTA TANGERANG
PUSKESMAS TELP (021)55700732
PONDOK BAHAR
DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG
NOMOR : 440/001/C-VIII /SK/III/2018

TENTANG
KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS

UPT PUSKESMAS PONDOK BAHAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
KEPALA UPT PUSKESMAS PONDOK BAHAR,
Menimbang : a. bahwa untuk terlaksananya kelancaran pelayanan klinis
puskesmas maka di perlukan pelayanan klinis yang sesuai
dengan kebutuhan pasien di UPT Puskesmas Pondok bahar;
b. bahwa penunjang pelayanan klinis UPT Puskesmas Pondok
Bahar harus memperhatikan mutu dan keselamatan pasien;
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan sesuai
kebutuhan pasien, bermutu, dan memperhatikan keselamatan
pasien, maka perlu disusun kebijakan Penunjang Pelayanan
Klinis di UPT Puskesmas Pondok Bahar;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan;
2. Undang-undang no. 35 tahun 2009 tentang Narkotika;
3. Undang-undang no. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009, tentang Pekerjaan
Kefarmasian;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 74
Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Puskesmas;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 37
Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat
Kesehatan Masyarakat;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
269/Menkes/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PONDOK BAHAR
TENTANG KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS

Kesatu : Penyelenggaraan Penunjang Pelayanan Klinis UPT Puskesmas Pondok


Bahar sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan bagian tak
terpisahkan dari surat keputusan ini;
Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Pondok Bahar


Pada Tanggal : 05 Maret 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS PONDOK BAHAR

ROSY PALUPI

Lampiran I Keputusan Kepala UPT Puskesmas Pondok Bahar


Nomor : 440/001/C-VIII/SK/III/2018
Tentang : KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN
KLINIS

PELAYANAN LABORATORIUM

A. PELAYANAN LABORATORIUM:
1. Jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan di Puskesmas meliputi;
HEMATOLOGI URINE KIMIA DARAH MIKROBIOLOGI
Hb Warna Glukosa Puasa BTA
Leukosit PH Glukosa 2 jam pp
LED Berat Jenis Glukosa Sewaktu PEMERIKSAAN
Diffcount Protein Cholesterol LAINNYA
Trombosit Glukosa Trigliserida 1.
Hematokrit Urobilirubin HDL Cholesterol 2.
Golongan Darah Bilirubin LDL Cholesterol
Blood Asam Urat
Nitrit
Keton
IMUNOLOGI Leukosit
Widal Sedimen :
HBsAg Leukosit
Anti HIV Eritrosit
Epitel
Kristal
Silinder
Bakteri
Jamur
Tes Kehamilan
Cat : Apabila ada pemeriksaan tambahan maka dimasukan ke pemeriksaan
lainnya
2. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas yang kompeten, yaitu: analis
kesehatan dan petugas dengan minimal lulusan D3 Analis Kesehatan dan telah
mendapat pelatihan dibidang Laboratorium
3. Hasil pemeriksaan harus diinterpertasi oleh petugas yang terlatih
4 Pemeriksaan laboratorium untuk tiap-tiap jenis pemeriksaan harus dipandu dengan
prosedur mulai dari permintaan pemeriksaan, penerimaan spesimen, pengambilan
dan penyimpanan spesimen, pemeriksaan sampai penyerahan hasil
5 Untuk pemeriksaan kasus-kasus berisiko tinggi diatur sebagai berikut:
Untuk pemeriksaan pasien dengan riwayat penyakit hepatitis B, riwayat HIV/AIDS dan
TB MDR maka Petugas harus memakai APD yang lengkap dan memperlakukan
sampel sebagai bahan yang infeksius dan ruangan sebelum dan sesudah
pemeriksaaan harus didisinfektan
6 Petugas laboratorium wajib menggunakan APD
7 Bahan-bahan berbahaya beracun harus disimpan secara aman menurut ketentuan
yang berlaku
8 Limbah laboratorium sebagai akibat pemeriksaan laboratorium harus dikelola
sebagai limbah infeksius
9 Reagensia harus tersedia sesuai dengan jenis pemeriksaan yang disediakan
10 Reagensia harus disimpan dengan pelabelan yang jelas dan pada tempat dan suhu
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
11 Ketersediaan reagen wajib dievaluasi paling lambat setiap bulan sekali
12 Hasil pemeriksaan laboratorium harus diserahkan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan sebagai berikut:
JENIS PEMERIKSAAN WAKTU

DARAH LENGKAP 70 MENIT

DARAH RUTIN 30 MENIT

HEMOGLOBIN 15 MENIT

GOLONGAN DARAH 15 MENIT

WIDAL 60 MENIT

SYPHILIS 60 MENIT

HBsAG 60 MENIT

ANTI HIV 60 MENIT

GLUKOSA DARAH (Reagen Strip) 10 MENIT

GLUKOSA DARAH (Reagen Cair) 90 MENIT

CHOLESTEROL 90 MENIT

TRIGLISERIDA 90 MENIT

HDL CHOLESTEROL 90 MENIT

LDL CHOLESTEROL 90 MENIT

UREUM 90 MENIT

CREATININ 90 MENIT

ASAM URAT 90 MENIT

TEST KEHAMILAN 15 MENIT


SGOT 90 MENIT

SGPT 90 MENIT

URINE PROTEIN 15 MENIT

URINE LENGKAP 45 MENIT

PEWARNAAN GRAM 1 HARI

PEWARNAAN BTA 2 HARI

13 Hasil pemeriksaan cito harus diserahkan segera kepada tenaga kesehatan yang
meminta sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan sebagai berikut:

JENIS PEMERIKSAAN WAKTU

DARAH LENGKAP 70 MENIT

DARAH RUTIN 30 MENIT

HEMOGLOBIN 10 MENIT

GOLONGAN DARAH 10 MENIT

WIDAL 30 MENIT

TEST KEHAMILAN 10 MENIT

URINE LENGKAP 30 MENIT

ANTI HIV 60 MENIT

HbsAG 60 MENIT

14 Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus dilengkapi dengan nilai normal

Pemeriksaan Rentang Nilai Satuan


LOW HIGH

WBC 3.500 10.000 µL

RBC 3.500 5500 µL

Hgb 11,5 16,5 g/dL

HCT 35,0 55,0 %

MCV 75.0 100.0 fL

MCH 25.0 35.0 Pg

MCHC 31.0 38.0 g/dL

Lym % 15.0 50.0 %

Mid % 2.0 15.0 %

Gran 35.0 80.0 %

PLT 100 400 X 10 µL

Uric Acid L= 3,5 – 7,2 P = 2,6 – 6,0 mg/dL

Glucose 70 – 115 mg/dL

SGOT L = < 35 P = < 34 U/L

SGPT L= <45 P= < 34 U/L

Cholesterol Total < 200 mg/dL

Trigliserida < 200 mg/dL

Ureum 17 - 43 mg/dL

Creatinin L = 0,7 – 1,2 PP P = 0,5 – 0,9 mg/dL

Urine

Albumin ( negative ) ( negative )

Reduksi ( negative ) ( negative )

Urobilin ( negative ) ( negative )

Bilirubin ( negative ) ( negative )

Nitrit ( negative ) ( negative )

Keton ( negative ) ( negative )

Sedimen

Eritrosit 0 – 1 per lapang pandang besar (lpb)

Leucosit 0 – 3 per lapang pandang besar (lpb)

Epitel sel 2 – 5 per lapang pandang besar (lpb)

Kristal Cal Pospat ( negative )

Kristal Uric Acid ( negative )


Kristal Oxalat ( negative )

Cilinder ( negative )

Jamur ( negative )

Bakteri ( negative )

Trichomonas ( negative )

15 Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus disampaikan segera kepada tenaga


kesehatan yang meminta dalam batas waktu paling lambat satu jam setelah sampel
diperiksa dengan acuan sebagai berikut:
a. Untuk pemeriksaan glukosa darah puasa, nilai kritis : < 50 mg/dl > 500 mg/dl
b. Untuk pemeriksaan Ureum , nilai Kritis : > 50 mg/dl
c. Untuk pemeriksaan Creatinin, nilai kritis : > 2 mg/dl
d. Untuk pemeriksaan Hb, nilai kritis: < 8,0 g/dl, > 18 g/dl
e. Untuk pemeriksaan Leukosit , nilai kritis: < 300 ul , > 12.000 ul
f. Untuk pemeriksaan Trombosit , nilai kritis: < 100.000 ul > 500.000 ul,
16 Harus dilakukan kendali mutu pelayanan laboratorium dengan pemantapan mutu
internal yang dilaksanakan oleh petugas laboratorium puskesmas dan pemantapan
mutu eksternal yang diselenggarakan oleh BPLK
17 Program peningkatan mutu pelayanan laboratorium harus disusun dan merupakan
bagian tidak terpisahkan dari program peningkatan mutu puskesmas dan
keselamatan pasien
18 Risiko dalam pelayanan lobaratorium harus diidentifikasi dan ditindak lanjuti.
19 Pelayanan pemeriksaan laboratorium diluar jam kerja yang bersifat urgent/cito pada
ugd dan persalinan tidak dilakukan karena hanya puskesmas biasa.

Ditetapkan di : Pondok Bahar


Pada Tanggal : 05 Maret 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS PONDOK BAHAR,

ROSY PALUPI
Lampiran II Keputusan Kepala UPT Puskesmas Pondok Bahar
Nomor : 440/001/C-VIII/SK/III/2018
Tentang : KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN
KLINIS

TA
PELAYANAN FARMASI

1. Terdapat metode yang digunakan untuk menilai dan mengendalikan, penyediaan dan
penggunaan obat untuk menjamin ketersediaan obat dan bahan medis habis pakai
sesuai kebutuhan di puskesmas.
2. Terdapat prosedur mengenai penyediaan dan penggunaan obat di UPT Puskesmas
Pondok Bahar
3. Petugas penanggung jawab pelayanan obat dan petugas yang berhak menyiapkan
obat adalah Apoteker sebagai penanggung jawab yang dapat dibantu oleh Tenaga
Teknis Kefarmasian sesuai kebutuhan.
4. Adanya prosedur yang menjamin ketersediaan obat-obat yang seharusnya ada untuk
memenuhi pelayanan obat bagi pasien di UPT Puskesmas Pondok Bahar.
5. Jam buka pelayanan ruang farmasi Puskesmas Pondok Bahar
Senin s/d Kamis pukul 08.00-14.30, Jumat pukul 8.00-11.30, Sabtu pukul 08.00-
13.00
6. Obat yang tersedia di UPT Puskesmas Pondok Bahar sesuai dengan formularium
UPT Puskesmas Pondok Bahar dan dilakukan evaluasi ketersediaan obat terhadap
formularium.
7. Dilakukan evaluasi kesesuaian peresepan dengan formularium UPT Puskesmas
Pondok Bahar
8. Petugas yang berhak memberi resep adalah dokter, dokter gigi dan petugas medis
(bidan, perawat) sesuai kompetensi yang diakui.
9. Petugas yang berhak menyediakan obat adalah petugas farmasi yang terdiri dari
Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian
10. Petugas yang diberi kewenangan dalam penyediaan obat jika petugas yang
memenuhi persyaratan tidak ada, dan kewajiban untuk mengikuti pelatihan khusus
11. Peresepan, Pemesanan dan Pengelolaan obat diperlukan untuk menjamin
ketersediaan obat untuk memenuhi pelayanan obat bagi pasien
12. Penyimpanan dan pengelolaan obat harus dengan system FIFO (First In First Out)
dan system FEFO (First Expired First Out) untuk meminimalkan adanya obat yang
kadaluarsa.
13. Petugas yang berhak menulis resep obat-obat golongan Psikotropika dan Narkotika
adalah dokter, dokter gigi
14. Penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga pasien harus
diberitahukan kepada petugas (dokter,dokter gigi, paramedic dan apoteker)untuk
menghindari adanya pemberian obat yang sama maupun untuk menghindari adanya
kontraindikasi
15. Penggunaan obat-obatan psikotropika dan narkotika dan obat-obatan lain yang
berbahaya diawasi dan dikendalikan secara ketat
16. Penyimpanan obat di puskesmas dilakukan sesuai persyaratan yang berlaku
17. Pemberian obat kepada pasien disertai label obat yang jelas mencakup nama, dosis,
cara pemakaian dan frekuensi penggunaannya
18. Pemberian obat disertai dengan informasi penggunaan obat yang memadai dengan
bahasa yang dapat dimengerti pasien/keluarga pasien termasuk informasi mengenai
efek samping yang mungkin terjadi dan cara penyimpanan obat di rumah
19. Penanganan obat yang kadaluarsa harus segera dipisahkan dari obat lain, dicatat
kedalam buku bantu obat kadaluarsa kemudian dibuat berita acara serah terima obat
kadaluarsa dan dikembalikan ke Instalasi Farmasi Kota
20. Tersedia prosedur untuk melaporkan efek samping obat dan ditindaklanjuti serta
dicatat dalam rekam medis pasien
21. Pencatatan, Pemantauan, Pelaporan Efek Samping Obat (ESO) dan Kejadian Tidak
Diinginkan (KTD) ditulis kedalam formulir khusus, jika terjadi efek samping obat
ditulis kedalam rekam medis pasien dan formulir Monitoring Efek Samping Obat
22. Kejadian efek samping obat dan KTD ditindaklanjuti dan didokumentasikan
23. Terdapat prosedur untuk mengidentifikasi dan melaporkan kesalahan pemberian obat
dan KNC
24. Obat emergensi tersedia pada unit-unit dimana akan diperlukan atau dapat terakses
segera untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat emergensi
25. Obat emergensi disimpan dalam kotak emergensi, dijaga dan dilindungi dari
kehilangan atau pencurian
26. Obat emergensi dimonitor dan diganti secara tepat waktu apabila telah digunakan,
rusak atau kadaluarsa
27. Persiapan pelayanan di ruang farmasi harus dilakukan sebelum pelayanan dimulai
dan segera dibersihkan segera setelah pelayanan selesai
28. Sediaan sirup kering harus dilakukan pengenceran terlebih dahulu sebelum
diserahkan kepada pasien.
29. Penyimpanan vaksin pada ruang farmasi harus mengikuti standar yang telah di
tetapkan.
30. Pendistribusian vaksin baik ke ruangan pelayanan maupun ke luar gedung harus
mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.

31. Pemberian vaksin kepada fasilitas kesehatan lain mengikuti prosedur yang telah
ditetapkan.

Ditetapkan di : Pondok Bahar


Pada Tanggal : 05 Maret 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS PONDOK BAHAR,

ROSY PALUPI
Lampiran III Keputusan Kepala UPT Puskesmas Pondok Bahar
Nomor : 440/001/C-VIII/SK/III/2018
Tentang : KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN
KLINIS

REKAM MEDIS

PENGELOLAAN INFORMASI DAN REKAM MEDIS


1. Kode klasifikasi diagnosis menggunakan ICD X

STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSIS DAN TERMINOLOGI


Klasifikasi Penyakit Berdasarkan ICD (International Classification Of Desease)
Untuk mempermudah dalam proses mengklasifikasikan penyakit, indonesia
menggunakan sistem informasi kesehatan yang lebih efektif dan efisien, yaitu
dengan cara klasifikasi penyakit berdasarkan ICD ( international classification of
diseases ).
1) Pengertian ICD
International Classification of Diseases (ICD) adalah klasifikasi diagnostik
standar internasional untuk semua epidemiologi umum, untuk penggunaan di
beberapa manajemen kesehatan dan klinis.
ICD digunakan untuk mengklasifikasikan penyakit dan masalah kesehatan lainnya
dicatat padaberbagai jenis kesehatan dan catatan penting termasuk sertifikat
kematian dan catatan kesehatan.Selain itu ICD adalah suatu sistem klasifikasi
penyakit dan beragam jenis tanda, simptoma, kelainan,komplain dan penyebab
eksternal penyakit. Setiap kondisi kesehatan diberikan kategori dan kode. ICD
dipublikasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan digunakan secara
luas untuk morbiditas,mortalitas, sistem reimbursemen dan sebagai penunjang
keputusan dalam kedokteran.
Dalam pengkodean pada ICD menetapkan lebih dari 155.000 memungkinkan
berbagai kodedan memungkinkan yang banyak berasal dari pelacakan diagnosis
dan prosedur baru dengan perluasan yang signifikan pada kode-kode yang telah
tersedia 17.000 pengkodean pada ICD-9 dan ICD-10 yang mulai bekerja dari
tahun 1983 dan dapat diselesaikan pada tahun 1992.
2) Fungsi ICD sebagai klasifikasi penyakit
Fungsi lCD sebagai sistem klasifikasi penyakit dan masalah terkait kesehatan
digunakan untukkepentingan informasi statistik morbiditas dan mortalitas.
Penerapan Pengodean sistem lCD digunakan untuk :
a) Mengindeks pencatatan penyakit dan tindakan di sarana pelayanan kesehatan.
b) Masukan bagi sistem pelaporan diagnosis medis untuk mengklasifikasikan
penyakit.
c) Memudahkan proses penyimpanan dan pengambilan data terkait diagnosis
karakteristik pasiendan penyedia layanan.
d) Untuk mempermudah sistem penagihan pembayaran biaya pelayanan
kesehatan.
e) Pelaporan nasional dan internasional morbiditas dan mortalitas.
Menentukan bentuk pelayanan yang harus direncanakan dan dikembangkan
sesuai kebutuhan zaman.

STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSIS DAN TERMINOLOGI UPT


PUSKESMAS PONDOK BAHAR BERDASARKAN ICD 10
DIAGNOSA
PENYAKIT INFEKSI PADA USUS
1 A00 Kolera
2 A01 Demam Typoid dan Paratipoid
3 A03 Shigellosis/Disentri
4 A06 Amoebiosis
5 A08 Infeksi Usus Lain
6 A09 Diare dan Gastroenteritis
PENYAKIT TUBERKULOSISS
1 333 TB Anak (PKTB)
2 A15 TB Paru BTA +
3 A16 TB Paru Klinis (Rontgen +)
4 A18 TB selain Paru (Extra Pulmoner)
PENYAKIT AKIBAT BAKTERI
1 A30 Kusta
2 A33 Tetanus Neonatorum
3 A35 Tatanus
4 A36 Difteria
5 A37 Batuk Rejan (Batuk 100 hari)
6 A48 Penyakit akibat bakteri lain
INFEKSI AKIBAT HUBUNGAN SEKSUAL
1 A53 Siphilis
2 A54 Infeksi Gonokok (GO)
3 A59 Trichomoniasis
4 A63 Penyakit akibat hubungan seksual lain
PENYAKIT AKIBAT VIRUS
1 A80 Poliomielitis Akut
2 A90 DF (Demam Dengue)
3 A91 DHF (Demam Berdarah Dengue)
4 B00 Herpes Simplex
5 B01 Cacar Air (Varicella)
6 B02 Herpes Zoster
7 B05 Campak
8 B19 Hepatitis Virus
9 B26 Parotitis
10 B33 Penyakit akibat virus lain
PENYAKIT AKIBAT JAMUR
1 B35 Dermatofitosis
2 B37 Kandidiasis
3 B49 Mikosis Lain

PENYAKIT AKIBAT PROTOZOA


1 B50 Malaria Tropika/Mixed (P.Falciparum)
2 B51 Malaria Tertiana(P.Vivax)
3 B53 Malaria tanpa pemeriks Lab(M.Klinis)
PENYAKIT AKIBAT CACING
1 B77 Ascariasis
2 B79 Trichuriasis
3 B83 Penyakit akibat cacing lain
PEDIKULOSIS
1 B85 Pedikulosis
2 B86 Scabies
NEOPLASMA MALIGNA
1 111 Ca. lain
2 C11 Ca. Nasopharink
3 C18 Ca.Colon
4 C20 Ca. Rectum
5 C22 Ca. Hepar
6 C34 Ca. Paru
7 C41 Ca. Tulang
8 C43 Ca. kulit
9 C50 Ca. Payudara
10 C53 Ca. cervix Uteri
11 C61 Ca. Prostat
12 C71 Ca.Otak
13 C73 Ca. Kelenjar Tyroid
NEOPLASMA BENIGNA
1 D17 Lipoma
2 D22 Nevus pigmentosus
3 D34 Pembesaran kelenjar Tyroid
4 D36 Neoplasma benigna lain

ANEMIA
1 D50 Anemia Defisiensi Fe
2 D62 Anemia Postthamorragic akut
3 D64 Anemia Lainnya
4 D69 Purpura Exanthema
GG ENDOKRIN, NUTRISI & METHABOLIK
E06
1 E10 Diabetes Militus (IDDM)
2 E11 Diabetes Militus (NIDDM)
3 E34 Gangguan Endokrin lain
4 E40 Kwashiorkor
5 E41 Marasmus
6 E42 Marasmus Kwashiorkor
7 E56 Defisiensi Vitamin
8 E66 Obesitas
9 E73 Intoleransi Laktosa
10 E88 Gangguan Metabolik lain
GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU
1 F03 Dimensia
2 F05 Delirium
3 F 19 Gg mental & perilaku akb penggn zat psikoaktif
4 F20 Skhizophrenia
5 F23 Gg Psikotik akut
6 F29 Gg Psikotik nonorganik lain
7 F41 Gg Kecemasan
8 F45 Psikosomatis
9 F48 Gg Neurotik Lain
10 F51 Gg Tidur nonorganik
11 F60 Gg Kepribadian
12 F79 Retardasi mental
13 F93 Gg emosi pd anak
14 F94 Gg fungsi sosial bermula pd anak
15 F99 Gg jiwa lain
PENYAKIT SUSUNAN SYARAF
1 G03 Meningitis
2 G40 Epilepsi
3 G43 Migraine
4 G44 Sindrom nyeri kepala
5 G51 Gg Nervus Facial (Bell's Palsy)
6 G62 Polyneuropati
7 G80 Cerebral Palsy
8 G81 Hemiplegi
9 G82 Paraplegi, Teitaplegi
10 G91 Hidrocephalus
11 G92 Penyakit lain pd susunan tulang belakang
PENYAKIT MATA DAN ADNEKSIA
1 H00 Hordeolum chalazion
2 H10 Konjungtivitis
3 H11 Pteregium
4 H16 Keratitis
5 H18 Gg lain pd Kornea
6 H25 Katarak
7 H40 Glaukoma
8 H50 Strabismus
9 H52 Gg Refraksi dan akomodasi
10 H54 Kebutaan dan penurunan Visus
11 H57 Penyakit mata dan Adneksia
PENYAKIT PADA TELINGA DAN MASTOID
1 H60 Otitis Eksterna
2 H61 Cerumen
3 H67 Otitis media
4 H70 Infeksi Mastoid (Mastoiditis)
5 H90 Ketulian dan pendengran menurun
6 H92 Otalgia
7 H93 Gg lain pd telinga
PENYAKIT PEMBULUH DARAH
1 I10 Hipertensi Primer
2 I15 Hipertensi Sekunder
3 I20 Angina Pectoris
4 I21 Infark Miokard Akut (IMA)
5 I50 Gagal Jantung
6 I64 Stroke
7 I67 Penyakit Cerebrovaskuler lain
8 I80 Phlebitis dan Thromboplebitis
9 I84 Hemoroid
10 I87 Varises
11 I95 Hipotensi
12 I99 Gg Pembuluh darah lain
PENYAKIT SISTEM PERNAFASAN
1 J00 Common Cold/Nasopharyngitis Akut
2 J01 Sinusitis
3 J02 Faringitis Akut
4 J03 Tonsilitis Akut
5 J06 Infeksi akut lain pd sal pernafasan bgn atas
6 J18 Pnemonia
7 J20 Bronkhitis Akut
8 J22 Infeksi akut lain pd sal pernafasan bgn bawah
9 J30 Rhinitis akut
10 J32 Sinusitis
11 J33 Nasal Polip
12 J36 Peritonsiler Abces
13 J44 COPD (Chronic Obstruktive Pulmonal Disease)
14 J45 Asma
15 J46 Status Asmatikus
16 J98 Gg lain dr sistem pernapasan
PENYAKIT RONGGA MULUT, GLANDULA SALIVARIUS & RAHANG

1 K00 Gg perkembangan & Erupsi Gigi


2 K01 Gigi terbenam & Impaksi
3 K02 Karies Gigi
4 K03 Penyakit jaringan kers lain
5 K04 Penyakit pulpa dan jaringan Periapikal
6 K05 Ginggivitis & penyakit periodontal
7 K06 Gg Gusi & Hub Alveolar tak bergigi lain
8 K07 Anomali Dentofacial (termasuk Maloklusi)
9 K08 Gg Gigi & jaringan penyangga lain
10 K09 Kista di rongga mulut
11 K10 Penyakit rahang lain
12 K11 Penyakit kelenjar liur
13 K12 Stomatitis & lesi-lesi yg berhubungan
14 K13 Penyakit bibir & Mucosa mulut lainnya
15 K14 Penyakit Lidah
PENYAKIT SISTEM PENCERNAAN
1 K27 Ulkus Peptikum
2 K29 Gastritis
3 K30 Dispepsia
4 K35 Apediksitis
5 K40 Hernia Inguinal
6 K45 Hernia Abdominal lain
7 K62 Penyakit pd anus & rectum
8 K65 Peritonitis
9 K73 Hepatitis Kronik
10 K76 Penyakit Hati lain
11 K80 Cholelitiasis
12 K81 Cholecystitis
13 K90 Mal Absorbsi
14 K92 Penyakit sistem pencernaan lain
PENYAKIT KULIT
1 L01 Impetigo
2 L02 Abces Furunnkel & Karbunkel
3 L03 Cellulitis
4 L08 Infeksi Kulit & jaringan subkutan yang lain
5 L20 Dermatitis Atopik
6 L21 Dermatitis Seboroik
7 L23 Dermatitis Kontak Alergi
8 L24 Dermatitis Kontak Iritan
9 L29 Pruritus
10 L30 Dermatitis lainnya
11 L40 Psoriasis
12 L42 Ptiriasis rosea
13 L43 Lichen Planus
14 L50 Urtikaria
15 L53 Eritema
16 L60 Nail Disorder
17 L63 Alopesia Areata
18 L70 Acne/Jerawat
19 L80 Vitiligo
20 L88 Pyoderma
21 L93 Lipus Eritematosus
22 L98 Penyakit kulit lainnya
PENYAKIT OTOT DAN JARINGAN IKAT
1 M06 Rhematoid Arthritis
2 M10 Gout
3 M13 Arthritis lain
4 M15 Polyarthosis
5 M25 Gg Sendi
6 M30 Poliyarthritis Nodosa
7 M33 Dermatopolymyositis
8 M47 Spondylosis
9 M62 Gg lain pd jaringan otot
10 M86 Osteomyelitis
11 M89 Gg lain pd tulang
PENYAKIT SISTEM UROGENETAL
1 N02 Hematuri
2 N04 Sindroma nefrotik
3 N17 Gagal Ginjal akut
4 N18 Gangguan Ginjal Khronik
5 N20 Urolithiasis
6 N23 Kolik Renal
7 N28 Gg lain pd ginjal & Ureter
8 N30 Cystitis
9 N34 Urethritis
10 N39 Peny Sal Kencing lain
PENYAKIT ORGAN LAKI-LAKI
1 N40 BPH (Benigna Prostate Hyperthropy)
2 N43 Hydrocele & Spermatocele
3 N44 Torsi Testis
4 N45 Orchitis & Epidemitis
5 N48 Gg lain pd Penis
PENYAKIT ORGAN WANITA
1 N60 Fibro Adenoma Mammae
2 N61 Gg Inflasi pd Mammae
3 N64 Gg Lain pd Mammae
4 N73 PID (Pelvic Inflamatory Diseases)
5 N80 Endometriosis
6 N81 Prolaps
7 N84 Polip Traktus Genital
8 N86 Erosi
9 N91 Amenorhea
10 N92 Menometrorargia
11 N94 Nyeri Organ Genetal & menstruasi
12 N95 Gg pd masa menopause
13 N97 Infertilitas
14 N99 Gg sistem Genitourinaria lain
SEBAB KELAINAN KEBIDANAN LANGSUNG
1 O00 Kehamilan Ektopik
2 O04 Abortus
3 O14 Preeklamsia
4 O15 Eklamsia
5 O20 Pendarahan pd Kehamilan
6 O21 Hyperemesis Gravidarum
7 O30 Kehamilan kembar
8 O40 Polyhidramnion
9 O42 Ketuban Pecah dini (KPD)
10 O44 Placenta Previa
11 O48 Kehamilan Serotinus
12 O60 Partus Prematurus
13 O63 Partus Lama
14 O70 Laserasi Perineum
15 O71 Trauma Obstetric Lain
16 O72 Pendarahan Post Partum
17 O80 Persalinan Tunggal Spontan
18 O83 Persalinan dg kesulitan
19 O84 Persalinan kembar
20 O92 Mastitis
21 O97 Kematian Ibu Akibat Obstetrik Lain

KEADAAN TERTENTU PADA MASA PERINATAL


1 P07 BBLR
2 P15 Trauma Lahir
3 P21 Asfiksia
4 P57 Kuning pd bayi baru lahir (Kernicterus)
5 P95 Lahir Mati
6 P96 Kondisi lain pd masa Perinatal
KELAINAN KONGENETAL
1 Q37 Bibir Sumbing
2 Q69 Polydactily
3 Q89 kelainan Konggenetal lain
SISTOMATOLOGI & TD PD SISTEM SIRKULASI & RESPIRATORIUS

1 R00 Suara Jantung Abnormal


2 R04 Pendarahan dr Sal Respirasi (Epistaxis)
3 R05 Batuk (Suspek TBC Paru)
4 R06 Pernafasan Abnormal
5 R07 Nyeri dada
6 R09 Simton & tanda lain pd sistem Sirkulasi & Respirasi
SISTOMASTOLOGI & TD PD SISTEM PENCERNAAN & ABD

1 R10 Nyeri Abdomen


2 R11 Nausea & Vomitus
3 R12 Nyeri Epigastrium
4 R13 Disfagia
5 R14 Meteorismus
6 R15 Faecal Incontinensia (Sembelit)
7 R16 Hepatomegali & Splenomegali
8 R18 Asites
9 R19 Simtom & tanda lain pd sistem Pencernaan & Abdomen

SISTOMATOLOGI & TANDA PD SISTEM URINARIUS


1 R30 Nyeri yg berhubungan dg Miksi
2 R32 Incontinensia Urine
3 R33 Retensia Urine
4 R34 Anuria & Oligouria
5 R35 Polyurina
6 R36 Urhetal Discharge
7 R39 Gejala Lain pd Sistem Urinarius
GEJALA & TANDA UMUM
1 R50 Demam yg tdk diketahui sebabnya
2 R51 Nyeri Kepala
3 R53 Malaise & Ftigue
4 R55 Syncope
5 R56 Kejang
6 R57 Syock
7 R60 Oedema
8 R61 Hiperhidrosis
9 R64 Cachexia
TRAUMA
1 S09 Trauma Kepala
2 S19 Trauma Leher
3 S29 Trauma dada
4 S39 Trauma Perut, Punggung bwh & Pelvis
5 S49 Trauma Anggota Gerak Atas
6 S89 Trauma Gerak Bawah
LUKA AKIBAT KECELAKAAN
1 T00 Luka Lecet
2 T01 Luka Terbuka
3 T03 Fraktur
4 T04 Dislokasi
5 T07 Trauma multiple
6 T15 Benda Asing di mata
7 T16 Benda Asing di Telinga
8 T17 Benda Asing di Sal Pernapasan
9 T18 Benda asing di sal Makanan
10 T20 Luka Bakar & korosi di kepala & leher
11 T22 Luka Bakar di anggota bgn atas
12 T23 Luka Bakar di pergel tangan & tangan
13 T24 Luka Bakar di angg badan bgn bawah
14 T25 Luka Bakar di prgelangan kaki & kaki
15 T27 Luka Bakar & korosi di sal pernafasan
16 T28 Luka Bakar & korosi di organ Internal
17 T31 Luka Bakar & korosi lainnya
KERACUNAN
1 T50 Keracunan Obat
2 T60 Keracunan Pestisida
3 T62 Keracunan Makanan
4 T65 Keracunan Substansi lain

Z00 Pemeriksaan umum tanpa keluhan


Z27 Perlu imunisasi utk melawan kombinasi2 penyakit infeksi
Z33 Status kehamilan, insidental
Z34 Pengawasan kehamilan normal
Z35 Pengawasan kehamilan resti
Z36 Skrining Antenatal
Z37 Hasil dari kelahiran
Z38 Bayi lahir hidup menurut tempat kelahiran
Z39 Perawatan dan pemeriksaan pasca melahirkan

2. Kode ICD 20 besar penyakit

N ICD
DIAGNOSA
O 10
1 HIPERTENSI PRIMER I10
2 GASTRITIS K30
3 GEJALA DAN TANDA UMUM LAINNYA R68
4 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (ISPA) J06.9
5 DERMATITIS L30
6 FARINGITIS AKUT J02
7 INFLUENZA J11
8 MYALGIA M79.1
PERSONE CONSULTING FOR EXPLANATION OF INVESTIGATION
9 Z71.2
FINDINGS
10 NECROSIS OF PULP K04.1
11 PULPITIS K04.0
12 PEMERIKSAAN ANTENATAL Z36
13 BATUK R05
14 GASTRITIS AND DUODENITIS K29
15 SAKIT KEPALA R51
16 DIABETES MELITUS E14
DIARRHOEA AND GASTROENTERITIS OF PRESUMED INFECTIOUS
17 A09
ORIGIN
18 DEMAM R50
19 KONJUNGTIVITIS H10
20 STOMATITIS K12.0

3. Singkatan yang boleh digunakan dalam pelayanan di puskesmas sebagai mana pada
lampiran.
DAFTAR PEMBAKUAN SINGKATAN YANG DIGUNAKAN DALAM REKAM
MEDIS

N KATEGORI SINGKATAN KETERANGAN


O

1. Hasil Pemeriksaan KU Keadaan Umum

PF Pemeriksaan Fisik

BB Berat Badan

TB Tinggi Badan
TD Tekanan Darah

S Suhu

N Nadi

RR Respiratory Rate

dbn dalam batas normal

Aps Atas permintaan sendiri

2. Diagnosis

1. BP UMUM DM Diabetes Mellitus

DB Demam Berdarah

DBD Demam Berdarah Dengue

DD Demam Dengue

ISK Infeksi saluran kemih

Go Gonorrhoe

CRF Chronic Renal Failure

GNA Gromerulonefritis Akut

GNK Gromerulonefritis kronik

TB Tuberculosis

PPOK Penyakit Paru Obstruksi Kronik

Br Bronchitis

DC Decompensasi Cordis

ISPA Infeksi Saluran pernapasan atas

RA Remathoid atritis

AMI Akut myocard infark

OMA Otitis media

OMP Otitis media perforate

K/U Keluhan Utama

OMK Otitis media kronik

SN Syndrom Nekrotik

CC Common cold

HT Hypertensi

Pn Pneumonia

NP Non Pneumonia
GE Gastroentritis

DHF Dengue Hemoragic fever

CKR Cedera kepala ringan

OBS Observasi

CKB Cedera kepala berat

3.Poli Gigi Pulp Pulpitis

GP Gangren pulpa

GR Gangren radix

Perst Persistensi

Abs Abses

Pd Periodontitis

CKR Cedera kepala ringan

CKB Cidera kepala berat

Frc Fracture

3. Laboratorium Hb Haemoglobin

BTA Bakteri Tahan Asam

Golda Golongan Darah

GDS Gula darah sewaktu

HCG test Human Chorionic Gonadotropin

Tg Trigliserid

HbsAg Hepatitis B antigen

OT SGOT

PT SGPT

CT Clooting time

BT Blooding time

A.U Asam Urat

Mal Malaria

LED Laju endap darah

UR Urin rutin

DR Darah Rutin

4. Farmasi
PCT Paracetamol

GV Gentian Violet

TM Tetes Mata

SM Salep mata

SK Salep kulit

PK Kalium Permanganat

Dexa Dexamethason

Mf Pulv Dibuat dalam sediaan puyer

AC Ante Coenam (sebelum makan)

PC Post coenam (sesudah makan)

Syr Syrup

Supp Supositoria

Vag tab Vaginal tablet

Dtd Dalam tiap dosis

Gtt Tetes

ISDN Isosorbid dinitrat

Bicnat Bicarbonat Natrikus

THP Tri Hexil Penidil

HPD Halloperidol

IM Intra Muskuler

IC Intra Cutan

IV Intra Venous

SL Sub Lingual

4. Kerahasiaan rekam medis

a. Dokter, dokter gigi, perawat, bidan dan seluruh petugas UPT Puskesmas Pondok
Bahar harus melaksanakan ketentuan kerahasiaan Rekam Medis sesuai dengan
peraturan-perundangan yang berlaku.
b. Permintaan, pemanfaatan, informasi dan penjelasan Rekam Medis hanya dapat
dilakukan atas persetujuan Kepala UPT Puskesmas Pondok Bahar atas indikasi
dan keperluan sesuai dengan peraturan-perundangan yang berlaku.

5. Metode identifkasi
Metode identifikasi sebagaimana dalam diktum Pertama mencakup penggalian informasi
mengenai identitas pasien, jenis pelayanan klinis yang dituju pasien dan tenaga
kesehatan yang dikehendaki pasien untuk memberikan perawatan dan pengobatan.
6. Petugas puskesmas yang boleh mengakses rekam medis adalah:
a. Petugas Poli
b. Petugas Loket
c. Petugas Pemegang program
d. Petugas Rekam medis

PETUGAS YANG BOLEH MENGAKSES DOKUMEN REKAM MEDIS


NO DI UPT PUSKESMAS PONDOK BAHAR
1 Medis Dokter
Dokter gigi

2 Keperawatan Bidan
Perawat

3 Farmasi Apoteker

4 Laboratorium Analis

7. Jika ada mahasiswa atau peneliti yang membutuhkan akses terhadap rekam medis
harus mendapat persetujuan dari Kepala Puskesmas, sesuai prosedur yang berlaku
dan wajib menjaga kerahasiaan.
8. Setiap pasien yang berobat di UPT Puskesmas Pondok Bahar mempunyai 1 (satu)
nomor rekam medis family folder dengan masing masing anggota keluarga
mempunyai 1 (satu) nomor rekam medis berdasarkan urutan nomor rekam medis
yang tercantum di map family folder dalam kartu keluarga keluarga
9. Rekam medis pasien diidentifikasi dengan cara :
Pasien Rawat jalan dengan rekam medik elektronik yaitu Aplikasi e-puskesmas Kota
Tangerang
10. Sistem pengkodean, penyimpanan, dokumentasi rekam medis yang digunakan di
UPT Puskesmas Pondok Bahar menggunakan system

SISTEM PENGKODEAN, PENYIMPANAN DAN DOKUMENTASI


REKAM MEDIS
a. Pengkodean rekam medis atau disebut sebagai penjajaran dokumen rekam
medis
Kode rekam medis di UPT Puskesmas Pondok Bahar tidak berdasarkan wilayah
desa dan ataupun kelurahan, namun berdasarkan Terminal Digit Filling
(sistem angka akhir) yang dilanjutkan dengan diurut berdasarkan urut kartu
keluarga seperti :
1) Pengkodean Rekam Medis atau disebut sebagai penjajaran dokumen rekam
medis
a) Pengkodean rekam medis atau disebut sebagai penjajaran dokumen
rekam medis family folder dalam map depan
Terminal Digit Filling (untuk kepala
keluarga dibagian map depan dokumen rekam
0 0 0 0 0 0 0 1
medis)
01 dua digit akhir dalam
map depan family folder atau berwarna merah merupakan makna
dari sistem penyimpanan terminal digit filling (sistem angka
akhir) yang berfungsi sebagai sistem penyimpanan di dalam rak
rekam medis
b) Pengkodean rekam medis atau disebut sebagai penjajaran dokumen
rekam medis family folder dalam map atau di dalam sistem Epuskesmas

.1 dua digit akhir dalam map familyUrut ke tiga dalam kartu keluarga
folder atau berwarna merah merupakan makna dari ururtan kedua
dari dalam KK (kartu keluarga) yang berfungsi sebagai sistem
penyimpanan dalam family folder di Epuskesmas dan begitu pula
selanjutnya untuk keluarga yang lain di urut di dalam kartu
keluarga
2) Kode Warna Dokumen Rekam Medis
Di UPT Puskesmas Pondok Bahar dalam menyimpan dokumen rekam
medis menggunakan kode warna yang telah disesuai kan yaitu

KODE WARNA MAP DOKUMEN REKAM MEDIS

0 BIRU TUA

1 UNGU

2 KUNING

3 HIJAU TUA

4 ORANGE
5 BIRU MUDA

6 COKLAT

7 PINK

8 HIJAU MUDA

9 MERAH

b. Sistem Penyimpanan Dokumen Rekam Medis di UPT Puskesmas Pondok


Bahar
Sebelum menentukan sistem yang akan dipakai perlu terlebih dahulu mengetahui
betuk penyimpanan yang diselenggarakan didalam pengelolaan instalasi
rekam medis.
a. Ada dua cara penyimpanan berkas didalam penyelenggaraan rekam medis
yaitu :
1) Sentralisasi
Penyimpanan rekam medis seorang pasien dalam satu kesatuan baik
catatan-catatan kunjungan rawat jalan maupun catatan-catatan selama
seorang pasien dirawat (jika puskesmas memiliki rawat inap)
2) Desentralisai
Penyimpanan dengan pemisahan antara rekam medis rawat jalan dengan
rekam medis rawat inap (jika puskesmas memiliki rawat inap).
Sistem penyimpanan dokumen rekam medis yang digunakan di UPT Puskesmas
Pondok Bahar adalah menggunakan sistem penyimpanan sentralisai dengan
sistem penjaran TDF (Terminal Digit Filling) sistem angka akhir seperti:

0 0 0 0 0 0 0 1

0 0 0 0 0 0 0 2

0 0 0 0 0 0 0 3 Dan seterusnya
0 0 0 0 0 0 0 4

Bertanda merah merupakan sistem penyimpanan dengan mesejajarkan dokumen


rekam medis berdasarkan Terminal Digit Filling yang akan di simpan di rak
berdasarkan 2 digit angka akhir pada map dokumen rekam medis.
c. Dokumetasi Rekam Medis Di UPT Puskesmas Pondok Bahar
Pasien yang terdaftar di UPT Puskesmas Pondok Bahar tersimpan di dalam data
Epuskesmas, dan mencatat nama kepala kelurga pasien di buku pencatatan
Penulisan nomor rekam medis di map dilakukan sesuai dengan Terminal Digit
Filling (angka akhir) sedang di dalam Epuskesmas penomoran disesuaikan
dengan nomor Rekam Medis dan disesuaikan dengan urut dalam kartu
keluarga kemudian disimpan dalam Epukesmas.
11. Masa retensi dokumen rekam medis
Retensi atau penyusutan dokumen rekam medis yaitu suatu kegiatan memisahkan antara
dokumen rekam medis yang masih aktif dengan dokumen rekam medis yang
dinyatakan non aktif atau inaktif. Tujuannya adalah mengurangi beban penyimpanan
dokumen rekam medis dan menyiapkan kegiatan penilaian, nilai guna rekam medis
untuk kemudian diabadikan atau di musnahkan. Kegiatan retensi dilakukan oleh
petugas rekam medis.
Sebelum melakukan retensi perlu disusun jadwal retensi. Berdasarkan surat edaran
Dirjen Pelayanan Medik tentang Pemusnahan Rekam Medis jadwal retensi tersebut
sebagai berikut :

No Kelompok Aktif Inaktif

1 Umum 5 tahun 2 tahun

2 Jiwa 10 tahun 5 tahun

3 Mata 5 tahun 2 tahun

4 Orthopaedi 10 tahun 2 tahun

5 Kusta 15 tahun 2 tahun

6 Ketergantungan Obat 15 tahun 2 tahun

7 Jantung 10 tahun 2 tahun

8 Paru 10 tahun 2 tahun

12. Isi rekam medis mencakup:


a. identitas pasien
b. tanggal dan waktu
c. hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit
d. hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medic
e. diagnosis
f. rencana penatalaksanaan
g. pengobatan dan/tindakan
h. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
i. untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
j. persetujuan tindakan bila diperlukan
13. Kelengkapan isi rekam medis harus dievaluasi dan ditindak lanjuti
14. Petugas pelayanan kesehatan harus mengutamakan pelayanan yang berkualitas dan
professional sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya untuk menghindari
pengulangan tidak perlu dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan kepada pasien.

Ditetapkan di : Pondok Bahar


Pada Tanggal : 05 Maret 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS PONDOK BAHAR,

ROSY PALUPI

Lampiran IV Keputusan Kepala UPT Puskesmas Pondok Bahar


Nomor : 440/001/C-VIII/SK/III/2018
Tentang : KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN
KLINIS

MANAJEMEN KEAMANAN LINGKUNGAN

1. Dilakukan monitoring secara rutin terhadap kondisi fisik lingkungan puskesmas.


2. Instalasi listrik, kualitas air, ventilasi, gas dan sitem lain yang digunakan di pantau secara
periodik oleh petugas yang diberi tanggung jawab.
3. Tersedia sarana untuk menangani masalah listrik/api apabila terjadi kebakaran.
4. Dilaksanakan pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan kebijakan dan
prosedur penggunaan bahan berbahaya.
5. Dilakukan pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan kebijakan dan
prosedur penanganan limbah berbahaya.
6. Dilakukan monitoring, evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan pemeliharaan dan
perbaikan sarana dan prasarana

Ditetapkan di : Pondok Bahar


Pada Tanggal : 05 Maret 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS PONDOK BAHAR,

ROSY PALUPI
Lampiran VI Keputusan Kepala UPT Puskesmas Pondok Bahar
Nomor : 440/001/C-VIII/SK/III/2018
Tentang : KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN
KLINIS

MANAJEMEN PERALATAN

1. Adanya prosedur untuk memisahkan alat yang bersih dan alat yang kotor, alat yang
memerlukan sterilisasi.
2. Adanya prosedur alat yang membutuhkan perawatan lebih lanjut untuk peletakannya.
3. Adanya prosedur alat yang membutuhkan persyaratan khusus untuk peletakannya
4. Tersedianya prosedur sterilisasi alat-alat yang perlu di sterilkan.
5. Tersedianya prosedur penyimpanan untuk peralatan medis
6. Terdapat prosedur pengelolaan dan penggunaan alat jika memperoleh bantuan peralatan.
7. Adanya sistem untuk kontrol peralatan, testing, dan perawatan secara rutin untuk peralatan
klinis yang digunakan.
8. Di tetapkan prosedur penggantian yang rusak agar tidak menggangu pelayanan.
9. Di tetapkannya prosedur perbaikan alat yang rusak agar tidak mengganggu pelayanan

Ditetapkan di : Pondok Bahar


Pada Tanggal : 05 Maret 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS PONDOK BAHAR,

ROSY PALUPI
Lampiran VI Keputusan Kepala UPT Puskesmas Pondok Bahar
Nomor : 440/001/C-VIII/SK/III/2018
Tentang : KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN
KLINIS

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

1. Terdapat prosedur untuk menilai kualifikasi tenaga untuk memberikan pelayanan yang
sesuai dengan kewenangan.
2. Adanya prosedur untuk meningkatkan kompetensi tenaga klinis agar sesuai persyaratan dan
kualifikasi.
3. Terdapat prosedur penilaian tenaga medis sesuai dengan kualifikasi

Ditetapkan di : Pondok Bahar


Pada Tanggal : 05 Maret 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS PONDOK BAHAR,

ROSY PALUPI

Anda mungkin juga menyukai