TENTANG
KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS
UPT PUSKESMAS PONDOK BAHAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
KEPALA UPT PUSKESMAS PONDOK BAHAR,
Menimbang : a. bahwa untuk terlaksananya kelancaran pelayanan klinis
puskesmas maka di perlukan pelayanan klinis yang sesuai
dengan kebutuhan pasien di UPT Puskesmas Pondok bahar;
b. bahwa penunjang pelayanan klinis UPT Puskesmas Pondok
Bahar harus memperhatikan mutu dan keselamatan pasien;
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan sesuai
kebutuhan pasien, bermutu, dan memperhatikan keselamatan
pasien, maka perlu disusun kebijakan Penunjang Pelayanan
Klinis di UPT Puskesmas Pondok Bahar;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan;
2. Undang-undang no. 35 tahun 2009 tentang Narkotika;
3. Undang-undang no. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009, tentang Pekerjaan
Kefarmasian;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 74
Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Puskesmas;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 37
Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat
Kesehatan Masyarakat;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
269/Menkes/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PONDOK BAHAR
TENTANG KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS
ROSY PALUPI
PELAYANAN LABORATORIUM
A. PELAYANAN LABORATORIUM:
1. Jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan di Puskesmas meliputi;
HEMATOLOGI URINE KIMIA DARAH MIKROBIOLOGI
Hb Warna Glukosa Puasa BTA
Leukosit PH Glukosa 2 jam pp
LED Berat Jenis Glukosa Sewaktu PEMERIKSAAN
Diffcount Protein Cholesterol LAINNYA
Trombosit Glukosa Trigliserida 1.
Hematokrit Urobilirubin HDL Cholesterol 2.
Golongan Darah Bilirubin LDL Cholesterol
Blood Asam Urat
Nitrit
Keton
IMUNOLOGI Leukosit
Widal Sedimen :
HBsAg Leukosit
Anti HIV Eritrosit
Epitel
Kristal
Silinder
Bakteri
Jamur
Tes Kehamilan
Cat : Apabila ada pemeriksaan tambahan maka dimasukan ke pemeriksaan
lainnya
2. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas yang kompeten, yaitu: analis
kesehatan dan petugas dengan minimal lulusan D3 Analis Kesehatan dan telah
mendapat pelatihan dibidang Laboratorium
3. Hasil pemeriksaan harus diinterpertasi oleh petugas yang terlatih
4 Pemeriksaan laboratorium untuk tiap-tiap jenis pemeriksaan harus dipandu dengan
prosedur mulai dari permintaan pemeriksaan, penerimaan spesimen, pengambilan
dan penyimpanan spesimen, pemeriksaan sampai penyerahan hasil
5 Untuk pemeriksaan kasus-kasus berisiko tinggi diatur sebagai berikut:
Untuk pemeriksaan pasien dengan riwayat penyakit hepatitis B, riwayat HIV/AIDS dan
TB MDR maka Petugas harus memakai APD yang lengkap dan memperlakukan
sampel sebagai bahan yang infeksius dan ruangan sebelum dan sesudah
pemeriksaaan harus didisinfektan
6 Petugas laboratorium wajib menggunakan APD
7 Bahan-bahan berbahaya beracun harus disimpan secara aman menurut ketentuan
yang berlaku
8 Limbah laboratorium sebagai akibat pemeriksaan laboratorium harus dikelola
sebagai limbah infeksius
9 Reagensia harus tersedia sesuai dengan jenis pemeriksaan yang disediakan
10 Reagensia harus disimpan dengan pelabelan yang jelas dan pada tempat dan suhu
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
11 Ketersediaan reagen wajib dievaluasi paling lambat setiap bulan sekali
12 Hasil pemeriksaan laboratorium harus diserahkan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan sebagai berikut:
JENIS PEMERIKSAAN WAKTU
HEMOGLOBIN 15 MENIT
WIDAL 60 MENIT
SYPHILIS 60 MENIT
HBsAG 60 MENIT
CHOLESTEROL 90 MENIT
TRIGLISERIDA 90 MENIT
UREUM 90 MENIT
CREATININ 90 MENIT
SGPT 90 MENIT
13 Hasil pemeriksaan cito harus diserahkan segera kepada tenaga kesehatan yang
meminta sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan sebagai berikut:
HEMOGLOBIN 10 MENIT
WIDAL 30 MENIT
HbsAG 60 MENIT
Ureum 17 - 43 mg/dL
Urine
Sedimen
Cilinder ( negative )
Jamur ( negative )
Bakteri ( negative )
Trichomonas ( negative )
ROSY PALUPI
Lampiran II Keputusan Kepala UPT Puskesmas Pondok Bahar
Nomor : 440/001/C-VIII/SK/III/2018
Tentang : KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN
KLINIS
TA
PELAYANAN FARMASI
1. Terdapat metode yang digunakan untuk menilai dan mengendalikan, penyediaan dan
penggunaan obat untuk menjamin ketersediaan obat dan bahan medis habis pakai
sesuai kebutuhan di puskesmas.
2. Terdapat prosedur mengenai penyediaan dan penggunaan obat di UPT Puskesmas
Pondok Bahar
3. Petugas penanggung jawab pelayanan obat dan petugas yang berhak menyiapkan
obat adalah Apoteker sebagai penanggung jawab yang dapat dibantu oleh Tenaga
Teknis Kefarmasian sesuai kebutuhan.
4. Adanya prosedur yang menjamin ketersediaan obat-obat yang seharusnya ada untuk
memenuhi pelayanan obat bagi pasien di UPT Puskesmas Pondok Bahar.
5. Jam buka pelayanan ruang farmasi Puskesmas Pondok Bahar
Senin s/d Kamis pukul 08.00-14.30, Jumat pukul 8.00-11.30, Sabtu pukul 08.00-
13.00
6. Obat yang tersedia di UPT Puskesmas Pondok Bahar sesuai dengan formularium
UPT Puskesmas Pondok Bahar dan dilakukan evaluasi ketersediaan obat terhadap
formularium.
7. Dilakukan evaluasi kesesuaian peresepan dengan formularium UPT Puskesmas
Pondok Bahar
8. Petugas yang berhak memberi resep adalah dokter, dokter gigi dan petugas medis
(bidan, perawat) sesuai kompetensi yang diakui.
9. Petugas yang berhak menyediakan obat adalah petugas farmasi yang terdiri dari
Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian
10. Petugas yang diberi kewenangan dalam penyediaan obat jika petugas yang
memenuhi persyaratan tidak ada, dan kewajiban untuk mengikuti pelatihan khusus
11. Peresepan, Pemesanan dan Pengelolaan obat diperlukan untuk menjamin
ketersediaan obat untuk memenuhi pelayanan obat bagi pasien
12. Penyimpanan dan pengelolaan obat harus dengan system FIFO (First In First Out)
dan system FEFO (First Expired First Out) untuk meminimalkan adanya obat yang
kadaluarsa.
13. Petugas yang berhak menulis resep obat-obat golongan Psikotropika dan Narkotika
adalah dokter, dokter gigi
14. Penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga pasien harus
diberitahukan kepada petugas (dokter,dokter gigi, paramedic dan apoteker)untuk
menghindari adanya pemberian obat yang sama maupun untuk menghindari adanya
kontraindikasi
15. Penggunaan obat-obatan psikotropika dan narkotika dan obat-obatan lain yang
berbahaya diawasi dan dikendalikan secara ketat
16. Penyimpanan obat di puskesmas dilakukan sesuai persyaratan yang berlaku
17. Pemberian obat kepada pasien disertai label obat yang jelas mencakup nama, dosis,
cara pemakaian dan frekuensi penggunaannya
18. Pemberian obat disertai dengan informasi penggunaan obat yang memadai dengan
bahasa yang dapat dimengerti pasien/keluarga pasien termasuk informasi mengenai
efek samping yang mungkin terjadi dan cara penyimpanan obat di rumah
19. Penanganan obat yang kadaluarsa harus segera dipisahkan dari obat lain, dicatat
kedalam buku bantu obat kadaluarsa kemudian dibuat berita acara serah terima obat
kadaluarsa dan dikembalikan ke Instalasi Farmasi Kota
20. Tersedia prosedur untuk melaporkan efek samping obat dan ditindaklanjuti serta
dicatat dalam rekam medis pasien
21. Pencatatan, Pemantauan, Pelaporan Efek Samping Obat (ESO) dan Kejadian Tidak
Diinginkan (KTD) ditulis kedalam formulir khusus, jika terjadi efek samping obat
ditulis kedalam rekam medis pasien dan formulir Monitoring Efek Samping Obat
22. Kejadian efek samping obat dan KTD ditindaklanjuti dan didokumentasikan
23. Terdapat prosedur untuk mengidentifikasi dan melaporkan kesalahan pemberian obat
dan KNC
24. Obat emergensi tersedia pada unit-unit dimana akan diperlukan atau dapat terakses
segera untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat emergensi
25. Obat emergensi disimpan dalam kotak emergensi, dijaga dan dilindungi dari
kehilangan atau pencurian
26. Obat emergensi dimonitor dan diganti secara tepat waktu apabila telah digunakan,
rusak atau kadaluarsa
27. Persiapan pelayanan di ruang farmasi harus dilakukan sebelum pelayanan dimulai
dan segera dibersihkan segera setelah pelayanan selesai
28. Sediaan sirup kering harus dilakukan pengenceran terlebih dahulu sebelum
diserahkan kepada pasien.
29. Penyimpanan vaksin pada ruang farmasi harus mengikuti standar yang telah di
tetapkan.
30. Pendistribusian vaksin baik ke ruangan pelayanan maupun ke luar gedung harus
mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.
31. Pemberian vaksin kepada fasilitas kesehatan lain mengikuti prosedur yang telah
ditetapkan.
ROSY PALUPI
Lampiran III Keputusan Kepala UPT Puskesmas Pondok Bahar
Nomor : 440/001/C-VIII/SK/III/2018
Tentang : KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN
KLINIS
REKAM MEDIS
ANEMIA
1 D50 Anemia Defisiensi Fe
2 D62 Anemia Postthamorragic akut
3 D64 Anemia Lainnya
4 D69 Purpura Exanthema
GG ENDOKRIN, NUTRISI & METHABOLIK
E06
1 E10 Diabetes Militus (IDDM)
2 E11 Diabetes Militus (NIDDM)
3 E34 Gangguan Endokrin lain
4 E40 Kwashiorkor
5 E41 Marasmus
6 E42 Marasmus Kwashiorkor
7 E56 Defisiensi Vitamin
8 E66 Obesitas
9 E73 Intoleransi Laktosa
10 E88 Gangguan Metabolik lain
GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU
1 F03 Dimensia
2 F05 Delirium
3 F 19 Gg mental & perilaku akb penggn zat psikoaktif
4 F20 Skhizophrenia
5 F23 Gg Psikotik akut
6 F29 Gg Psikotik nonorganik lain
7 F41 Gg Kecemasan
8 F45 Psikosomatis
9 F48 Gg Neurotik Lain
10 F51 Gg Tidur nonorganik
11 F60 Gg Kepribadian
12 F79 Retardasi mental
13 F93 Gg emosi pd anak
14 F94 Gg fungsi sosial bermula pd anak
15 F99 Gg jiwa lain
PENYAKIT SUSUNAN SYARAF
1 G03 Meningitis
2 G40 Epilepsi
3 G43 Migraine
4 G44 Sindrom nyeri kepala
5 G51 Gg Nervus Facial (Bell's Palsy)
6 G62 Polyneuropati
7 G80 Cerebral Palsy
8 G81 Hemiplegi
9 G82 Paraplegi, Teitaplegi
10 G91 Hidrocephalus
11 G92 Penyakit lain pd susunan tulang belakang
PENYAKIT MATA DAN ADNEKSIA
1 H00 Hordeolum chalazion
2 H10 Konjungtivitis
3 H11 Pteregium
4 H16 Keratitis
5 H18 Gg lain pd Kornea
6 H25 Katarak
7 H40 Glaukoma
8 H50 Strabismus
9 H52 Gg Refraksi dan akomodasi
10 H54 Kebutaan dan penurunan Visus
11 H57 Penyakit mata dan Adneksia
PENYAKIT PADA TELINGA DAN MASTOID
1 H60 Otitis Eksterna
2 H61 Cerumen
3 H67 Otitis media
4 H70 Infeksi Mastoid (Mastoiditis)
5 H90 Ketulian dan pendengran menurun
6 H92 Otalgia
7 H93 Gg lain pd telinga
PENYAKIT PEMBULUH DARAH
1 I10 Hipertensi Primer
2 I15 Hipertensi Sekunder
3 I20 Angina Pectoris
4 I21 Infark Miokard Akut (IMA)
5 I50 Gagal Jantung
6 I64 Stroke
7 I67 Penyakit Cerebrovaskuler lain
8 I80 Phlebitis dan Thromboplebitis
9 I84 Hemoroid
10 I87 Varises
11 I95 Hipotensi
12 I99 Gg Pembuluh darah lain
PENYAKIT SISTEM PERNAFASAN
1 J00 Common Cold/Nasopharyngitis Akut
2 J01 Sinusitis
3 J02 Faringitis Akut
4 J03 Tonsilitis Akut
5 J06 Infeksi akut lain pd sal pernafasan bgn atas
6 J18 Pnemonia
7 J20 Bronkhitis Akut
8 J22 Infeksi akut lain pd sal pernafasan bgn bawah
9 J30 Rhinitis akut
10 J32 Sinusitis
11 J33 Nasal Polip
12 J36 Peritonsiler Abces
13 J44 COPD (Chronic Obstruktive Pulmonal Disease)
14 J45 Asma
15 J46 Status Asmatikus
16 J98 Gg lain dr sistem pernapasan
PENYAKIT RONGGA MULUT, GLANDULA SALIVARIUS & RAHANG
N ICD
DIAGNOSA
O 10
1 HIPERTENSI PRIMER I10
2 GASTRITIS K30
3 GEJALA DAN TANDA UMUM LAINNYA R68
4 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (ISPA) J06.9
5 DERMATITIS L30
6 FARINGITIS AKUT J02
7 INFLUENZA J11
8 MYALGIA M79.1
PERSONE CONSULTING FOR EXPLANATION OF INVESTIGATION
9 Z71.2
FINDINGS
10 NECROSIS OF PULP K04.1
11 PULPITIS K04.0
12 PEMERIKSAAN ANTENATAL Z36
13 BATUK R05
14 GASTRITIS AND DUODENITIS K29
15 SAKIT KEPALA R51
16 DIABETES MELITUS E14
DIARRHOEA AND GASTROENTERITIS OF PRESUMED INFECTIOUS
17 A09
ORIGIN
18 DEMAM R50
19 KONJUNGTIVITIS H10
20 STOMATITIS K12.0
3. Singkatan yang boleh digunakan dalam pelayanan di puskesmas sebagai mana pada
lampiran.
DAFTAR PEMBAKUAN SINGKATAN YANG DIGUNAKAN DALAM REKAM
MEDIS
PF Pemeriksaan Fisik
BB Berat Badan
TB Tinggi Badan
TD Tekanan Darah
S Suhu
N Nadi
RR Respiratory Rate
2. Diagnosis
DB Demam Berdarah
DD Demam Dengue
Go Gonorrhoe
TB Tuberculosis
Br Bronchitis
DC Decompensasi Cordis
RA Remathoid atritis
SN Syndrom Nekrotik
CC Common cold
HT Hypertensi
Pn Pneumonia
NP Non Pneumonia
GE Gastroentritis
OBS Observasi
GP Gangren pulpa
GR Gangren radix
Perst Persistensi
Abs Abses
Pd Periodontitis
Frc Fracture
3. Laboratorium Hb Haemoglobin
Tg Trigliserid
OT SGOT
PT SGPT
CT Clooting time
BT Blooding time
Mal Malaria
UR Urin rutin
DR Darah Rutin
4. Farmasi
PCT Paracetamol
GV Gentian Violet
TM Tetes Mata
SM Salep mata
SK Salep kulit
PK Kalium Permanganat
Dexa Dexamethason
Syr Syrup
Supp Supositoria
Gtt Tetes
HPD Halloperidol
IM Intra Muskuler
IC Intra Cutan
IV Intra Venous
SL Sub Lingual
a. Dokter, dokter gigi, perawat, bidan dan seluruh petugas UPT Puskesmas Pondok
Bahar harus melaksanakan ketentuan kerahasiaan Rekam Medis sesuai dengan
peraturan-perundangan yang berlaku.
b. Permintaan, pemanfaatan, informasi dan penjelasan Rekam Medis hanya dapat
dilakukan atas persetujuan Kepala UPT Puskesmas Pondok Bahar atas indikasi
dan keperluan sesuai dengan peraturan-perundangan yang berlaku.
5. Metode identifkasi
Metode identifikasi sebagaimana dalam diktum Pertama mencakup penggalian informasi
mengenai identitas pasien, jenis pelayanan klinis yang dituju pasien dan tenaga
kesehatan yang dikehendaki pasien untuk memberikan perawatan dan pengobatan.
6. Petugas puskesmas yang boleh mengakses rekam medis adalah:
a. Petugas Poli
b. Petugas Loket
c. Petugas Pemegang program
d. Petugas Rekam medis
2 Keperawatan Bidan
Perawat
3 Farmasi Apoteker
4 Laboratorium Analis
7. Jika ada mahasiswa atau peneliti yang membutuhkan akses terhadap rekam medis
harus mendapat persetujuan dari Kepala Puskesmas, sesuai prosedur yang berlaku
dan wajib menjaga kerahasiaan.
8. Setiap pasien yang berobat di UPT Puskesmas Pondok Bahar mempunyai 1 (satu)
nomor rekam medis family folder dengan masing masing anggota keluarga
mempunyai 1 (satu) nomor rekam medis berdasarkan urutan nomor rekam medis
yang tercantum di map family folder dalam kartu keluarga keluarga
9. Rekam medis pasien diidentifikasi dengan cara :
Pasien Rawat jalan dengan rekam medik elektronik yaitu Aplikasi e-puskesmas Kota
Tangerang
10. Sistem pengkodean, penyimpanan, dokumentasi rekam medis yang digunakan di
UPT Puskesmas Pondok Bahar menggunakan system
.1 dua digit akhir dalam map familyUrut ke tiga dalam kartu keluarga
folder atau berwarna merah merupakan makna dari ururtan kedua
dari dalam KK (kartu keluarga) yang berfungsi sebagai sistem
penyimpanan dalam family folder di Epuskesmas dan begitu pula
selanjutnya untuk keluarga yang lain di urut di dalam kartu
keluarga
2) Kode Warna Dokumen Rekam Medis
Di UPT Puskesmas Pondok Bahar dalam menyimpan dokumen rekam
medis menggunakan kode warna yang telah disesuai kan yaitu
0 BIRU TUA
1 UNGU
2 KUNING
3 HIJAU TUA
4 ORANGE
5 BIRU MUDA
6 COKLAT
7 PINK
8 HIJAU MUDA
9 MERAH
0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 2
0 0 0 0 0 0 0 3 Dan seterusnya
0 0 0 0 0 0 0 4
ROSY PALUPI
ROSY PALUPI
Lampiran VI Keputusan Kepala UPT Puskesmas Pondok Bahar
Nomor : 440/001/C-VIII/SK/III/2018
Tentang : KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN
KLINIS
MANAJEMEN PERALATAN
1. Adanya prosedur untuk memisahkan alat yang bersih dan alat yang kotor, alat yang
memerlukan sterilisasi.
2. Adanya prosedur alat yang membutuhkan perawatan lebih lanjut untuk peletakannya.
3. Adanya prosedur alat yang membutuhkan persyaratan khusus untuk peletakannya
4. Tersedianya prosedur sterilisasi alat-alat yang perlu di sterilkan.
5. Tersedianya prosedur penyimpanan untuk peralatan medis
6. Terdapat prosedur pengelolaan dan penggunaan alat jika memperoleh bantuan peralatan.
7. Adanya sistem untuk kontrol peralatan, testing, dan perawatan secara rutin untuk peralatan
klinis yang digunakan.
8. Di tetapkan prosedur penggantian yang rusak agar tidak menggangu pelayanan.
9. Di tetapkannya prosedur perbaikan alat yang rusak agar tidak mengganggu pelayanan
ROSY PALUPI
Lampiran VI Keputusan Kepala UPT Puskesmas Pondok Bahar
Nomor : 440/001/C-VIII/SK/III/2018
Tentang : KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN
KLINIS
1. Terdapat prosedur untuk menilai kualifikasi tenaga untuk memberikan pelayanan yang
sesuai dengan kewenangan.
2. Adanya prosedur untuk meningkatkan kompetensi tenaga klinis agar sesuai persyaratan dan
kualifikasi.
3. Terdapat prosedur penilaian tenaga medis sesuai dengan kualifikasi
ROSY PALUPI