Anda di halaman 1dari 4

A.

Klasifikasi Penyakit Gagal Ginjal Kronik

Penyakit ginjal kronik dapat diklasifikasikan menurut 2 hal yaitu, menurut


diagnosis etiologi dan menurut derajat (stage) penyakit. Menurut diagnosis etiologi,
penyakit ginjal kronik dapat di golongkan menjadi penyakit ginjal diabetes, penyakit
ginjal non diabetes, dan penyakit pada transplantasi sebagai berikut :

Tabel 1. Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik Menurut Diagnosis Etiologi


Penyakit Tipe Mayor
Penyakit Ginjal Diabetes Diabetes tipe 1 dan 2
Penyakit Ginjal non Diabetes Penyakit Glomerular
(penyakit autoimun, infeksi sistemik,
obat, neoplasia)
Penyakit vascular
(penyakit pembuluh darah besar,
hipertensi, mikroangiopati)
Penyakit tubulointerstisial
(pielonefritis kronik, obstruksi,
keracunan obat)
Penyakit kistik
(ginjal polikistik)
Penyakit pada transplantasi Rejeksi kronik
Keracunan Obat
Penyakit recurrent
(National Kidney Foundation, 2002)

Sesuai rekomendasi The National Kidney Foundation Kidney Disease


Improving Global Outcomes (NKF-KDIGO) tahun 2012, Klasifikasi PGK menurut
derajat penyakit di kelompokan menjadi 5 derajat, dikelompokan atas penurunan faal
ginjal berdasarkan LFG, yaitu :

Tabel 2. Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik Menurut Derajat Penyakit


Derajat LFG (mL/meit/1,73 m2)
G1 ≥90
G2 60-89
G3a 45-59
G3b 30-44
G4 15-29

G5 <15
(National Kidney Foundation, 2002)

B. Klasifikasi Penyakit Hipertensi

Hipertensi dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu hipertensi sistolik, hipertensi
diastolik, dan hipertensi campuran. Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension)
merupakan peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik dan
umumnya ditemukan pada usia lanjut. Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan
pada arteri apabila jantung berkontraksi (denyut jantung). Tekanan sistolik merupakan
tekanan maksimum dalam arteri dan tercermin pada hasil pembacaan tekanan darah sebagai
tekanan atas yang nilainya lebih besar.
Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) merupakan peningkatan tekanan
diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik, biasanya ditemukan pada anak-anak dan
dewasa muda. Hipertensi diastolik terjadi apabila pembuluh darah kecil menyempit secara
tidak normal, sehingga memperbesar tahanan terhadap aliran darah yang melaluinya dan
meningkatkan tekanan diastoliknya. Tekanan darah diastolik berkaitan dengan tekanan arteri
bila jantung berada dalam keadaan relaksasi di antara dua denyutan. Hipertensi campuran
merupakan peningkatan pada tekanan sistolik dan diastolik.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1) Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya,
disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 % kasus. Banyak faktor yang
mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem
renin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraselular, dan faktor-
faktor yang meningkatkan risiko, seperti obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia.
2) Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab
spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular
renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom Cushing, feokromositoma, koartasio aorta,
hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, dan lain-lain.
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII), klasifikasi
hipertensi pada orang dewasa dapat dibagi menjadi kelompok normal, prehipertensi,
hipertensi derajat I dan derajat II. (Tabel 3.)

Tabel 3. Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII


Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah
Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120 – 139 80–89
Hipertensi derajat I 140 – 159 90–99
Hipertensi derajat II ≥ 160 ≥ 100

Tabel 4. Klasifikasi tekanan darah menurut WHO / ISH


Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah
Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Hipertensi berat ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi sedang 160 – 179 100– 109
Hipertensi ringan 140 – 159 90– 99
Hipertensi perbatasan 120 – 149 90– 94
Hipertensi sistolik 120 – 149 < 90
perbatasan
Hipertensi sistolik > 140 < 90
terisolasi
Normotensi < 140 < 90
Optimal < 120 < 80

DAFTAR PUSTAKA:
National Kidney Foundation, K/DOQI. Clinical Practice Guidelines for Chronic Kidney Disease :
Evaluation, classification, and stratification. Am J Kidney Dis. 2002;39(1).

Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood
Pressure. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC-VII). NIH
publication 03-5233. Bethesda, 200

Anda mungkin juga menyukai