Anda di halaman 1dari 13

Remember

Minggu, 21 Februari 2016

Melasanakan Identifikasi Konsep Kebidanan Sebagai Dasar Dalam Praktik Kebidanan Melakukan
Observasi Penerapan Konsep Kebidanan

KONSEP KEBIDANAN

Melasanakan Identifikasi Konsep Kebidanan Sebagai Dasar Dalam Praktik Kebidanan

Melakukan Observasi Penerapan Konsep Kebidanan

Dosen Pengampu : Ian Rossalia Pradita Putri, S.ST, M. Kes

DISUSUN OLEH : KELOMPOK V (Lima)

1. AYU NUR AZIZAH : 11514001

2. MISNAWATI : 15140006

3. BENI ASITA : 15140010

4. NAZILA KAOFA : 15140012

5. NI ADE MEGA DWI LESTARI :15140025

6. RIZYKA NURAINI : 15140029

7. MARIA AGNESSA P. FROMIN : 15140035

8. CHELSEA TITIS MENTARI SIWI : 15140047

9. FITRI AYU ANGGRAINI : 15141074

10. INTAN RATNADILA POHAN : 15140042


PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2015/2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-nya, sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini berjudul “Melasanakan Identifikasi Konsep Kebidanan Sebagai Dasar Dalam Praktik
Kebidanan, Melakukan Observasi Penerapan Konsep Kebidanan “ Makalah ini disusun secara sistematika
sehingga pembaca dapat membaca dengan seksama.

Terselesaikannya makalah ini bukan karena usaha kami sendiri, semua tidak terlepas dari uluran
tangan yang diberikan oleh berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kami menyadari amatlah terbatas pengetahuan dan kemampuan dalam membuat makalah ini.
Tentulah masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak sangat kami harapkan.Dan kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Yogyakarta, 17 Desember 2015

Kelompok IV ( EMPAT)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI ….……………………………………………………………………… ii

BAB I PENGANTAR …..……………………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang ……….…………………………………………………............. 1

1.2 Tujuan Makalah ……….………………………………………............................. 2

BAB II PEMBAHASAN ...…………………………………………………………… 3

2.1 Melasanakan Identifikasi Konsep Kebidanan …………………………………… 3

2.1.1 Keterampilan Ilmu Sosial dan Kesehatan Masyaraka……………………… 4

2.1.2 Pra konsepsi,KB dan Ginekologi ………………………………………… 4


2.1.3 Asuhan Konseling selama kehamilan ……………………………………. 5

2.1.4 Asuhan selama persalinan dan kelahiran ………………………………… 5

2.1.5 Asuhan ibu nifas dan menyusui ………………………………………….. 5

2.1.6 Asuhan Bayi Baru lahir ………………………………………………….. 6

2.1.7 Asuhan bayi dan balita …………………………………………………... 6

2.1.8 Kebidanan komunitas ……………………………………………………. 7

2.1.9 Asuhan ibu dengan gangguan kesehatan reproduksi …………………….. 8

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………... 10

3.1. Kesimpulan ………..……………………………………………………………... 10

3.2. Saran ………...……………………………………………………………………. 10

DAFTAR PUSTAKA ……...………………………………………………………….. 11

BAB I

PENGANTAR

1.1. Latar Belakang

Dalam rangka mendukung visi Indonesia Sehat 2010 Departemen Kesehatan mempunyai beberapa
misi, antara lain : memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan
lingkungannya, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau, serta
mendorong kemandirian masyarakat. Untuk itu perlu adanya kerjasama lintas program maupun lintas
sektoral dalam mewujudkan tujuan diatas disesuaikan dengan cara pandang dan kebijakan bidang
kesehatan.

Salah satu unggulan dalam Indonesia Sehat 2010 adalah upaya percepatan penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) baru lahir, yang perlu penyesuaian dan dijabarkan
dalam beberapa kegiatan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan ibu
dan bayi baru lahir dalam pelayanan kebidanan. Dalam hal ini pelayanan kebidanan merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh tenaga bidan. Bidan sebagai salah satu tenaga
utama dalam percepatan penurunan AKI & AKB baru lahir. dituntut untuk mengantisipasi perubahan
tersebut. sehingga pelayanan yang diberikan lebih bermutu, optimal dan mencapai tujuan yang
diharapkan.

Seiring perkembangan dunia medis yang sedemikian pesatnya, maka pelayanan kebidanan dituntut
untuk bisa mengikuti dan pengimbangi perkembangan pelayanan medis dan kesehatan lainnya. Di
sebagian besar pelayanan kesehatan yang seharusnya melaksanakan pelayanan dan asuhan kebidanan,
masih terbatas pada pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang belum memenuhi kaidah asuhan secara
profesional yang bertanggung gugat. Begitu rumitnya masalah yang dihadapi sehingga sukar
menentukan titik masuk untuk mengadakan perubahan yang strategis dan bermakna. Kalaupun ada
upaya untuk membenahi, pada umumnya masih bersifat insidentil, kurang terarah, terfagmantasi dan
berjangka pendek yang bahkan justru dapat merugikan perkembangan pelayanan kebidanan itu sendiri.

Pelayanan kebidanan terintregasi dengan pelayanan kesehatan. Selama ini pelayanan kebidanan
tergantung pada sikap sosial masyarakat dan keadaan lingkungan dimana bidan bekerja. Beberapa
penelitian menyatakan, bahwa meningkatnya keadaan sosial ekonomi masyarakat akan mempengaruhi
pemanfaatan penolong persalinan, dalam hal ini dipilihnya bidan sebagai penolong persalinan. Demikian
juga meningkatnya pendidikan masyarakat, khususnya, meningkatnya pendidikan ibu akan pola
pelayanan kebidanan.

1.2. Tujuan Makalah

a. Meningkatnya kemampuan bidan untuk berfikir kritis dan bertindak dengan logis, analisis dan
sistimatis dalam memberikan asuhan kebidanan ditiap jenjang pelayanan kesehatan sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan ibu, bayi/anak balita

b. Sebagai pedoman dalam mengelola klien dengan memberikan asuhan kebidanan yang efektif
sesuai kebutuhan klien/masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Melasanakan Identifikasi Konsep Kebidanan Sebagai Dasar Dalam Praktik Kebidanan,
Melakukan Observasi Penerapan Konsep Kebidanan

Praktik Kebidanan adalah asuhan yang diberikan oleh bidan secara mandiri baik pada perempuan yang
menyangkut proses reproduksi, kesejahteraan ibu dan janin / bayinya, masa antara dalam lingkup praktik
kebidanan juga termasuk pendidikan kesehatan dalam hal proses reproduksi untuk keluarga dan
komunitasnya.

Praktik kebidanan berdasarkan prinsip kemitraan dengan perempuan, bersifat holistik dan
menyatukannya dengan pemahaman akan pengaruh sosial, emosional, budaya, spiritual, psikologi dan
fisik dari pengalaman reproduksinya. Praktik kebidanan bertujuan menurunkan / menekan mortalitas
dan morbilitas ibu dan bayi yang berdasarkan ilmu-ilmu kebidanan, kesehatan, medis dan sosial untuk
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan ibu dan janin / bayinya.

A. Peran dan Fungsi Bidan

1. Fungsi : peerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan perannya.

2. Tugas : kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan untuk memenuhi fungsiny, tugas adalah
perincian dari fungsi ( yang harus dilakukan sehubungan dengan hak wewenang dan tanggung
jawabnya ).

1. Peran Bidan

Dari hasil rekernas IBI 2011 empat peran bidan tersebut dikembangan menjadi enam peran utama bidan,
yaitu:

a. Pelaksana asuhan : tugas pokok : asuhan kebidanan ibu dan anak, KB/ kesehatan reprodusi.

b. Pengelola/ manager : asuhan dan unit kesehatan yang dibawah tanggung jawabnya.

c. Pendidik : ibu, keluarga, masyarakat/formal

d. Peneliti : kemajuanilmu, peningatan pelayanan , peningatan diri.

e. Pemberdaya : menggali potensi ibu / keluarga untuk esehatan ibu dan anak yang optimal.
f. Advokasi : dengan segala permasalahan social budaya-politik-ekonomi yang berhubungan dengan
asuhan kebidanan. ( Rekernas IBI,2011)

2. Fungsi Bidan

a. Pelaksana asuhan/pelayanan kebidanan

b. Pengelola unit KIA/KB

c. Pendidik dalam asuhan /pelayanan

2.1.1 Keterampilan Ilmu Sosial dan Kesehatan Masyarakat

Bidan mempunyai persyaratan keterampilan pengetahuan dari ilmu-ilmu social, kesehatan


masyaraat dan etik yang membentu dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk
wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.

Contohnya : Ada beberapa buah yang tidak boleh dikonsumsi oleh ibu saat hamil seperti : nanas,
mentimun & pisang. dikatakan bahwa mengonsumsi nanas dapat mengakibatkan keguguran.dan jika
mengonsumsi pisang dan mentimun akan mengalami keputihan). Pada dasarnya mengonsumsi nanas
memang merangsang ibu hamil untuk mual karena sifat asam dari buah nanas tersebut dan
mengonsumsi pisang serta mentimun juga benar dapat menyebabkan keputihan. Namun, mengonsumsi
buah-buahan tersebut justru dianjurkan karena banyak mengandung vitamin C dan serat untuk menjaga
kesehatan tubuh serta melancarkan proses pembuangan zat-zat sisa dalam tubuh. Seperti kita ketahui
bahwa ibu hamil sering kali susah BAB,jadi ini bisa membantu. Kemudian,keputihan tidak selalu
membahayakan baik saat hamil maupun setelah melahirkan.keputihan itu sangat lazim terjadi,kecuali
keputihan tersebut telah terinfeksi oleh bakteri dan virus yang mulai ditandai dengan beberapa keluhan
seperti gatal, bau tidak sedap, warna yang mulai berubah.

2.1.2 Pra konsepsi,KB dan Ginekologi

Bidan memberi asuhan yg bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya, dan
pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yg sehat,
perencanaan kehamilan dan persiapan menjadi orang tua.

Contoh kasusnya :

Dengan melakukan konseling pra nikah sangat berpengaruh bagi calon istri maupun suami dengan
menyarankan untuk melakukan konsultasi untuk mempermudah klien yg misalnya ingin KB seperti apa
merencanakan dan menentukan serta pemeriksaan kepada pelayanan kesehatan untuk mengetahui
riwayat kesehatan ke-2 belah pihak termasuk persoalan genetik, penyakit kronik dan infeksi yang dapat
memengaruhi faktor keturunan. Dari situ dapat diketahui beberapa resiko yang akan timbul maka dari
ke-2 belah pihak bisa mempersiapkan diri serta mencari solusi yang baik. Pastinya tidak lepas dari
bimbingan pelayanan kesehatan.

2.1.3 Asuhan Konseling selama kehamilan

Bidan memberi asuhan antenatal yg bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama
kehamilan. Bidan juga memberi nasihat-nasihat kepada ibu hamil mengenai nutrisi, kesehatan, dan juga
kebersihan baik ibu maupun janin.(pengetahuan seputar kehamilan hingga setelah melahirkan).

Contohnya : Memberi pengetahuan mengenai cara mengedan yang baik bagi ibu. Bidan menjelaskan
kepada ibu hamil bahwa mengedan baru boleh setelah ibu berada dalam fase pembukaan lengkap yaitu
pada saat mulut rahim terbuka sekitar 10 cm. jika ibu mengedan sebelum pembukaan lengkap ,maka
mulut rahim akan mengalami pembengkakan dan ini akan menyebabkan proses persalinan berlangsung
lama. Ini bisa membuat ibu kehabisan tenaga karena kelelahan.mengedan pada saat yang tepat juga
berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri kontraksi. Setelah kelahiran tidak berhenti sampai disini, bidan
juga selalu melakukan kontrol terhadap ibu dan perkembangan bayi.

2.1.4 Asuhan selama persalinan dan kelahiran

Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,tanggap terhadap kebudayaan setempat selama
persalinan, memimpin selama persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan
tertentu untu mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang lahir.

Contohnya : seorang bidan yang mengkaji apa saja yang diperlukan oleh klien, seperti apaah saat klien
tersebut persalinan dan kelahiran ada masalah atau tidak. Atau membutuhkan sesuatu.

2.1.5 Asuhan ibu nifas dan menyusui

Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap
budaya setempat.

Contohnya kasusnya: Ny. N dengan kasus Payudara bengkak.

Payudara oedema, sakit, putting susu kencang, kulit mengkilat dan bila diisap ASI tidak keluar. Disini
yang harus dilakukan oleh sorang bidan yaitu :menganjurkan ibu agar menyusui bayi sesering mungkin
tanpa jadwal dan tanpa batas waktu, bila bayi sukar mengisap, maka keluarkan ASI dengan bantuan
tangan atau pompa ASI efektif, sebelum menyusui untuk merangsang refleks ositosin dapat dilakukan
( kompres air hangat untuk mengurangi sakit, massage payudara, massage leher dan punggggung ), serta
anjurkan pada ibu setelah menyusui, kompres air dingin untuk mengurangi oedema.

2.1.6 Asuhan Bayi Baru lahir

Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, omprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai
dengan 1 bulan.

Contoh kasusnya : Bayi baru lahir mengalami Hipotermia.

Tanda-tanda klinis stress:

a. Kaki teraba dingin.

b. Kemampuan menghisap lemah.

c. Aktifitas berkurang.

d. Tangisan lemah.

Penanganan pada bayi baru lahir

a. Segera menghangatkan bayi dalam inkubator atau melalui penyinaran lampu.

b. Menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu yaitu bayi diletakkan telungkup di dada agar terjadi
kontak kulit langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga agar tetap hangat, tubuh ibu dan bayi harus berada di
dalam satu pakaian disebut metode kangguru.

c. Bila tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut atau kain hangat yang diseterilkan terlebih dahulu,
yang digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan ibu.

d. Biasanya bayi hipotermia menderita hypoglikemia, sehingga bayi harus diberi ASI sedikit-sedikit
sesering mungkin. Bila bayi hendak menghisap diberi infus glukosa 10% sebanyak 60-80 ml/kg/hr.
(Anonim: 2004)

2.1.7 Asuhan bayi dan balita

Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, omprehensif pada bayi dan balita.
Contoh kasus : Bayi berusia 9 bulan dengan masalah diaper rush. Ibu mengatakan si bayi gelisah dan
susah tidur dan nampak bintik merah pada daerah kemaluan dan bokong, dan bayi selalu rewel terutama
saat area yang kemerahan tersentuh.

Tindakan Bidan

a. Memberitahu ibu untuk,mengganti popok bayi setiap kali basah.

b. Memberikan posisi tidur yang selang – seling, terutama pada daerah pantat agar pantat tidak
tertekan dan memberikan kesempatan pada bagian tersebut untuk kontak dengan udara.

c. Memba-suh pantat bayi dan mengeringkanya.

d. Melepas popok dan membiar-kan kulitnya terkena angin.

e. Menggunakan bedak talk dapat menjaga agar kulit tetap kering, tetapi sangat berbahaya jika
masuk ke dalam saluran nafas dan dapat menyebabkan iritasi kulit perianal bila tercampur urine atau
feses. Apabila ingin menggunakan bedak, gunakan bedak yang terbuat dari serbuk jagung (corn starch),
karena relatif lebih aman. Tuangkan pada kasa/tangan/saput lalu taburkan pada bagian luar saja

f. Memberi-tahukan pada ibu untuk menggunakan pakaian, celana, atau popok yang kotor sebelum
dicuci sebaiknya direndam dulu dalam air yang dicampur acidum boricum, kemudian dibilas, lalu
keringkan. Hindari penggu-naan detergen atau pengha-rum pakaian

g. Menjaga kebersihan tubuh dan lingkun-gan secara umum.

2.1.8 Kebidanan komunitas

Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada eluarga, kelompok dan
masyarakat sesuai dengan budaya setempat.

Contoh kasusnya : Permasalahan remaja pada Kehamilan Dini ( yang dikarenakan sex bebas sehingga
mengakibatkan pernikahan dini dan hamil diluar nikah ). Kita sebagai seorang bidan harus lebih
memberikan pendekatan dan konseling maksimal untuk permasalahan yang sudah atau belum terjadi.
Setidaknya membuka pengetahuan remaja akan permasalahan tersebut beserta dampak yang akan
terjadi serta pemberian penanganan kepada yang sudah melakukan hal tersebut dengan tepat
sasarandan tujuan kedepan. Dan mengikut sertakan peran keluarga dalam penanganannya, tetapi justru
sering kali dari pihak orang tua atau keluarga tidak memperhatikan dan mempedulikan bahkan sudah
seperti mata rantai yang selalu terjadi dan berulang lagi disetiap keluarga. Hal,ini dikarenakan mayoritas
remaja yang mengalami masalah kehamilan dini berasal dari keluarga yang seperti itu pula ataupun
keluarga yang Broken Home ( dengan kasus perceraian ) sehingga kita sebagai bidan agak kesulitan
karena kurangnya dukungan dari Intern (keluarga remaja itu sendiri). Bidan membantu dalam
pengawasan kehamilannya dalam setiap kunjungan, memberikan konseling mengenai kehamilan dan
persalinan beserta resiko dan tanda bahaya, yang mungkin ini lebih berguna karena merekapun biasanya
belum pernah mengetahui apa-apa yang berhubungan dengan kehamilan serta persalinan. Sebagai
bidan kita harus lebih mengarahkan dan memposisikan pasien remaja tersebut sebagai sahabat untuk
mendengar keluh kesah dan sebagai motivator untuk merekasecara langsung. Sehingga mereka akan
merasa bahwa tidak terlalu tersudut dan tersalahkanoleh kesalahan yang mereka buat sendiri. Dan
dengan itu kita bisa mencapai tujuan yaitu untuk keselamatan ibu serta bayinya.

2.1.9 Asuhan ibu dengan gangguan kesehatan reproduksi

Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita /ibu dengan gangguan system reproduksi.

Contoh kasusnya : Nn. A umur 22 tahun dengan leukhorea, Klien mengatakan mengalami keputihan gatal
dan kulit vagina kemerahan, serta Nn.A mengatakan mengeluarkan cairan putih, banyak, kental dan
berbau dari kemaluannya sejak 1 minggu ini.

Tindakan yang yahus dilakukan bidan yaitu :

1. TINDAKAN SEGERA

Kalaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi

2. INTERVENSI

a. Jelaskan pada Ibu tentang terjadi leukorea dan komplikasi yang kemungkinan terjadi

b. Ajari ibu untuk menjaga vulva hygiene yang benar

c. Anjurkan Ibu untuk menggunakan celana dalam yang menyerap keringat dan ganti celana dalam
setiap 2 x/hari

d. Anjurkan Ibu tidak melakukan hubungan seksual selama pengobatan

e. Anjurkan ibu untuk mengambil hasil pemeriksaan papsmear 3 hari lagi

3. IMPLEMENTASI

a. Menjelaskan pada Ibu tentang terjadi leukorea dan komplikasi yang kemungkinan terjadi

b. Mengajari ibu untuk menjaga vulva hygiene yang benar


c. Menganjurkan Ibu untuk menggunakan celana dalam yang menyerap keringat dan ganti celana
dalam setiap 2 x/hari

d. Menganjurkan Ibu tidak melakukan hubungan seksual selama pengobatan

e. Berkolaborasi dalam pemberian terapi dokter

f. Anjurkan pada ibu untuk kontrol 3 hari lagi dan mengambil hasil pemeriksaan pap smear untuk
mengetahui perkembangan kesehtannya

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bidan adalah seorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidanyang telah
diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang telah berlaku, dicatat (registrasi),
diberi izin secara sah untuk menjalankan praktek. Dimana bidan merupakan tenaga kesehatan yang
memegang peranan penting dalam pelayanan maternal dan perinatal, sehingga bidan dituntut untuk
memiliki keterampilan serta kemampuan yang lebih baik dalam memberikan pelayanan dan asuhan
klien. Penerapan ilmu kebidanan melalui asuhan kebidanan kepada klien yang menjadi tanggung jawab
bidan, mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, termasuk kesehatan
reproduksi wanita dan pelayanan kesehatan masyarakat. Dengan adanya standar asuhan kebidanan yang
dapat dibandingkan dengan pelayanan yang diperoleh, akan lebih meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap pelaksanaan asuhan kebidanan.

3.2 Saran
Pelayanan adalah sebuah atau seluruh tugas yang menjadi sebuah tanggung jawab. Termasuk asuhan
kebidanan yang bertanggung jawab dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Pelayanan kebidanan
harus di utamakan, agar dapat memberikan kenyamanan pelayanan pada klien, membantu klien
mendapatkan haknya, serta mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat.

Unknown di 21.14.00

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai