PENDAHULUAN
Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh perumus Pancasila itu
ialah, Mr. Mohammad Yamin, Prof. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Dapat
dikemukakan mengapa Pancasila itu sakti dan selalu dapat bertahan dari guncangan
kisruh politik di negara ini, yaitu pertama ialah karena secara intrinsik dalam
Pancasila itu mengandung toleransi, dan siapa yang menantang Pancasila berarti dia
menentang toleransi.
Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia yang harus diketahui oleh
seluruh warga negara Indonesia agar menghormati, menghargai, menjaga dan
menjalankan apa-apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan
proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia ini. Sehingga
baik golongan muda maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa
dan negara Indonesia.
1
1.2 Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis
memperoleh hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan bebe-rapa rumusan
masalah. Rumusan masalah itu adalah:
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
BAB II
2
PEMBAHASAN
Pengertian sistem menurut Wikipedia Indonesia adalah sistem berasal dari bahasa Latin
(systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau
elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau
energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang
berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam
suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara.
Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang
saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai
penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.
Istilah sistem merupakan istilah dari bahasa yunani “system” yang artinya adalah himpunan
bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama.
1. L. James Havery
Menurutnya sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian
komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai
suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
2. John Mc Manama
3
Menurutnya sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang
saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil
yang diinginkan secara efektif dan efesien.
3. C.W. Churchman.
4. J.C. Hinggins
Menurutnya sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan
bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan
mempengaruhi keseluruhan.
4
memiliki pengetahuan yang sesuatu belum tentu telah mempunyai ilmu tentang sesuatu tersebut,
karena ilmu memerlukan syarat-syarat lebuh lanjut.
Cara mendapatkan pengetahuan ada dua cara, yaitu pertama usaha sendiri dengan
cara pengamatan atau tangkapan sendiri, dengan melihat dan merasakan sendiri atau secara lebih
luas lagi dengan pengalaman indera sendiri, dari jenis ini pengetahuan bersifat sangat subjektif.
Dan yang kedua melalui perantaraan orang lain, yang ini ada dua macam, yang pertama secara
langsung misalnya diberitahukan secara individu, atau melalui forum informasi umum
(khalayak), sedang yang kedua secara tidak langsung, atau melalui media informasi, baik melalui
media informasi elektronik, maupun media cetak. Dari berbagai cara tersebut manusia dapat
memperoleh pengetahuan sesuai yang ia terima dan inginkan.
5
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia pada hakikatnya adalah manusia (Kaelan, 2005).
Dengan demikian, secara ontologis hakikat dasar keberadaan dari sila-sila Pancasila
adalah manusia. Untuk hal ini, Notonagoro(1971) lebih lanjut mengemukakan bahwa manusia
sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ontologis memiliki hal-hal yang mutlak.
Yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, serta jasmani dan rohani. Selain itu, sebagai
makhluk individu dan sosial, serta kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, secara hierarkis sila pertama
Ketuhanan Yang Maha Esa mendasari dan menjiwai keempat sila-sila pancasila (Kaelan, 2005).
Selanjutnya, Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia memiliki susunan
lima sila yang merupakan suatu persatuan dan kesatuan, serta mempunyai sifat dasar kesatuan
yang mutlak, yaitu berupa sifat kodrat monodualis, sebagai makhluk individu sekaligus juga
sebagai makhluk pribadi yang berdiri sendiri, sekaligus sebagai makhluk Tuhan Konsekuensinya,
segala aspek dalam penyelenggaraan negara diliputi oleh nilai-nilai Pancasila yang merupakan
suatu kesatuan yang utuh yang memiliki sifat dasar yang mutlak berupa sifat kodrat manusia
monodualis tersebut.
Kemudian, seluruh nilai-nilai Pancasila tersebut menjadidasar rangka dan jiwa bagi
bangsa Indonesia. Hal ini berarti bahwa dalam setiap aspek penyelenggaraan negara harus
dijabarkan dan bersumberkan pada nilai-nilai Pancasila, seperti bentuk negara, sifat negara,
tujuan negara, tugas/kewajiban negara dan warga negara, sistem hukum negara, moral negara
serta segala aspek penyelenggaraan negara lainnya.
6
Epistemologi Pancasila sebagai suatu objek kajian pengetahuan pada hakikatnya meliputi
masalah sumber pengetahuan Pancasila dan susunan pengetahuan Pancasila. Adapun tentang
sumber pengetahuan Pancasila, sebagaimana telah dipahami bersama adalah nilai-nilai yang ada
pada bangsa Indonesia itu sendiri. Merujuk pada pemikiran filsafat Aristoteles, bahwa nilai-nilai
tersebut sebagai kausa materialis Pancasila.
Demikianlah, susunan pancasila memiliki sistem logis, baik yang menyangkut kualitas
maupun kuantitasnya. Dasar-dasar rasional logis Pancasila juga menyangkut kualitas ataupun
kuantitasnya. Selain itu, dasar-dasar rasional logis Pancasila juga menyangkut isi arti sila-sila
Pancasila tersebut. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa memberi landasan kebenaran pengetahuan
manusia yang bersumber pada intuisi. Kedudukan dan kodrat manusia pada hakikatnya adalah
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu, sesuai dengan sila pertama Pancasila
epistemologi Pancasila juga mengakui kebenaran wahyu yang bersifat mutlak. Hal ini sebagai
tingkat kebenaran yang tertinggi.
7
Sebagai suatu paham epistemologi, Pancasila memandang bahwa ilmu pengetahuan pada
hakikatnya tidak bebas nilai karena harus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat manusia
serta moralitas religius dalam upaya untuk mendapatkan suatu tingkatan pengetahuan dalam
hidup manusia itulah sebabnya Pancasila secara epistemologis harus menjadi dasar moralitas
bangsa dalam membangun perkembangan sains dan teknologi dewasa ini.
8
Notonagoro(1971) merinci tentang nilai, ada yang bersifat material dan nonmaterial.
Dalam hubungan ini, manusia memiliki orientasi nilai yang berbeda bergantung pada pandangan
hidup dan filsafat hidup masing-masing. Ada yang mendasarkan pada orientasi nilai material,
tetapi ada pula yang sebaliknya, yaitu berorientasi pada nilai yang nonmaterial. Nilai material
relatif lebih mudah diukur menggunakan panca indera ataupun alat pengukur. Akan tetapi, nilai
yang bersifat rohaniah sulit diukur, tetapi dapat juga dilakukan dengan hati nurani manusia
sebagai alat ukur yang dibantu oleh cipta, rasa, serta karsa dan keyakinan manusia (Kaelan,
2005).
Menurut Notonagoro(1971), nilai-nilai Pancasila itu termasuk nilai kerohanian, tetapi
nilai-nilai kerohanian yang mengakui nilai material dan nilai vital. Dengan demikian, nilai-nilai
Pancasila yang tergolong nilai kerohanian itu juga mengandung nilai-nilai lain secara lengkap
dan harmonis, seperti nilai material, nilai vital, nilai kebenaran, nilai keindahan atau estetis, nilai
kebaikan atau nilai moral, ataupun nilai kesucian yang secara keseluruhan bersifat sistemik-
hierarkis. Sehubungan dengan ini sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi basis
dari semua sila-sila Pancasila (Darmodihardjo: 1978).
Secara aksiologis, bangsa Indonesia merupakan pendukung nilai-nilai Pancasila
(subcriber of values Pancasila). Bangsa Indonesia yang berketuhanan, yang berkemanusiaan
yang berpersatuan, yang berkerakyatan, dan yang berkeadilan sosial. Sebagai pendukung nilai
bangsa Indonesialah yang menghargai, mengakui, serta menerima Pancasila sebagai sesuatu
yang bernilai. Pengakuan, penghargaan, dan penerimaan Pancasila sebagai sesuatu yang bernilai
itu akan tampak menggejala dalam sikap, tingkah laku, serta perbuatan manusia dan bangsa
Indonesia, maka bangsa Indonesia dalam hal ini sekaligus adalah pengembannya dalam sikap,
tingkah laku, dan perbuatan manusia Indonesia.
Hierarkis berarti tingat, sedangkan yang dimaksud bentuk Piramid dari kesatuan
Pancasila ialah bahwa sila yang pertama dan seterusnya tiap-tiap sila bagi sila berikutnya adalah
menjadi dasar dan tiap-tiap sila berikutnya itu merupakan penjelmaan atau pengkhususan dari
sila yang mendahuluinya. Selanjutnya Notonagoro menjelaskan bahwa hal ini hanya suatu
9
gambaran dari suatu bentuk secara matematis, sehingga sebenarnya dapat saja orang membuat
gambaran secara lain dari kesatuan Pancasila dalam hal bentuknya. Secara singkat uraian
Notonagoro di atas dapat dinyatakan bahwa bentuk susunan hierarkis-piramidal Pancasila ialah:
Kesatuan bertingkat yang tiap sila di muka sila lainnya merupakan basis atau pokok pangkalnya,
dan tiap sila merupakan pengkhususan dari sila di mukanya. Sila pertama menjelaskan bahwa
pada sila pertama itu meliputi dan menjamin isi sila 2, 3, 4, dan 5, begitu pula sila- sila
berikutnya saling berkaitan erat dan menjiwai satu dengan yang lain.
10
2.4 Mensitesakan Hakikat Sila-Sila Pancasila sebagai Kesatuan
Pancasila yang terdiri atas 5 sila pada hakikatnya merupakan suatu system filsafat. Pengertian
system adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling berkerja sama
untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.
System lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila pancasila setiap sila pada hakikatnya
merupakan suatu asas sendiri. Fungsi sendiri-sendiri namun secara keseluruhan merupakan
suatu kesatuan yang sistematis.
1.Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang bersifat Organis
2.Susunan Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan berbentuk Piramidal
3.Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan saling
Mengkualifikasi.
4.Kesatuan Sila-sila Pancasila sebagai suatu system filsafat.
11
3.Dasar Aksiologis Sila-sila Pancasila
Sila-sila sebagai suatu system filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologinya sehingga
nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan.
• Sila kelima yang bertuliskan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia itu diliputi dan dijiwai
oleh isi dari sila 1, 2, 3, dan 4. Sila ini mengandung makna yang harus mengutamakan keadilan
bersosialisasi bagi rakyat Indonesia ini sendiri tanpa memandang perbedaan-perbedaan yang ada.
12
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpuan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa berfilsafat adalah
berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sedangkan Pancasila sebagai sistem
filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling
bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila,
nilai dan landasan yang mendasar.
Hierarkis berarti tingat, sedangkan yang dimaksud bentuk Piramid dari kesatuan
Pancasila ialah bahwa sila yang pertama dan seterusnya tiap-tiap sila bagi sila berikutnya
adalah menjadi dasar dan tiap-tiap sila berikutnya itu merupakan penjelmaan atau
pengkhususan dari sila yang mendahuluinya, Diagram hierarkis-piramidal Pancasila
menunjukkan sekelompok himpunan manusia yang mempunyai sifat-sifat tertentu.
Adapun himpunan yang merupakan dasar adalah adanya sekelompok manusia yang
dalam kehidupannya selalu mengakui dan meyakini adanya Tuhan baik dengan
pernyataan maupun perbuatannya.
Pancasila yang terdiri atas 5 sila pada hakikatnya merupakan suatu system filsafat.
Pengertian system adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling
berkerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan
yang utuh.
13
Pancasila bersifat hirarkis dan berbentuk piramidal adalah dalam pancasila ini berarti
memiliki hubungan antara kelompok sila yang ada dalam pancasila dan bersifat erat. Hirarkis
sendiri memiliki arti yaitu pengelompokan / penggolongan. Pancasila ini terdiri dari 5 sila itu
saling berkaitan yang tak dapat dipisahkan.
3.2 Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan–kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://letsgetrich1.blogspot.co.id/2014/12/bentuk-dan-susunan-pancasila-hirarkis.html
http://ellanardkeynes.blogspot.co.id/2010/11/rumusan-kesatuan-sila-sila-pancasila.html
http://vandome-athoullah.blogspot.co.id/2011/06/pancasila-bersifat-hirarkis-dan.html
15