Dosen Pembimbing
Cahya Buana, S.T., M.T.
Pembimbing Lapangan
Maidin Sinurat
i
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN-CENGKARENG
PT. JASAMARGA KUNCIRAN CENGKARENG
Disusun oleh:
Dosen Pembimbing:
Cahya Buana, S.T., M.T.
Pembimbing Lapangan:
Maidin Sinurat
i
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan hasil Kerja Praktik di Proyek
Jalan Tol Kunciran-Cengkareng, Tangerang.
Kerja Praktik merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh semua
mahasiswa Program Studi S1 Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Lingkungan, dan
Kebumian Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Kerja Praktik yang kami lakukan selama
kurang lebih dua bulan (2 bulan) dimulai pada tanggal 17 Juni 2019 hingga 17 Agustus 2019.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Cahya Buana, S.T., M.T. yang telah membimbing dalam proses penyusunan
laporan ini.
2. Bapak Maidin Sinurat selaku Kepala Bagian Rekayasa Teknik dan Mutu Proyek Jalan
Tol Kunciran-Cengkareng yang telah bersedia memberikan bimbingan lapangan kepada
penulis selama kerja praktik di Proyek Jalan Tol Kunciran-Cengkareng, Tangerang
3. Bapak Anisi Fuadi selaku Bagian Mutu Proyek Jalan Tol Kunciran-Cengkareng yang
telah bersedia memberikan bimbingan lapangan kepada penulis selama kerja praktik di
Proyek Jalan Tol Kunciran-Cengkareng, Tangerang
4. Segenap karyawan dan pekerja PT. Jasa Marga, PT. Wijaya Karya dan PT. Cipta Strada
yang terlah bersedia membagi ilmu di lapangan selama masa kerja praktik.
5. Teman-teman Teknik Sipil angkatan 2016 yang telah mendukung penulis dalam
penulisan laporan ini.
Dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan. Maka
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kebaikan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca, penulis dan semua pihak
yang terkait dalam aktivitas kerja praktik.
Penyusun
i
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
ii
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
DAFTAR ISI
iii
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
DAFTAR GAMBAR
iv
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
v
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
BAB I
PENDAHULUAN
Kerja Praktik ini merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh setiap
mahasiswa untuk menyelesaikan studinya pada Departemen Teknik Sipil ITS Surabaya. Dengan
adanya kerja praktik ini, diharapkan mahasiswa-mahasiswi Departemen Teknik Sipil ITS
mendapatkan wawasan serta pengetahuan yang lebih tentang dunia kerja teknik sipil, sekaligus
dapat mengaplikasikannya dalam bentuk nyata di lapangan sebab dunia kerja tidak hanya
digambarkan melalui bangku perkuliahan.
Namum mahasiswa harus memenuhi persyaratan utama, yaitu harus sudah menempuh
minimum 110 SKS. Kegiatan kerja praktek ini dilakukan pada Tahap Sarjana dengan waktu
minimal dua (2) bulan kerja. Dengan adanya pelaksanaan Kerja Praktik ini diharapkan mahasiswa
memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari lapangan yang dapat digunakan sebagai bekal
untuk memasuki dunia kerja. Maka dari itu dilakukan kerja praktik yang pada kesempatan ini
penulis melaksanakan kerja praktik di PT. Jasa Marga (Persero) yang merupakan owner dari
proyek Jalan Tol Kunciran-Cengkareng, Tangerang dan yang menjadi kontraktor yaitu PT. Wijaya
Karya, Tbk.
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya Kerja Praktik ini adalah:
- Melaksanakan salah satu mata kuliah wajib di Departemen Teknik Sipil FTSLK-ITS yang
menjadi salah satu syarat agar mahasiswa dapat memperoleh gelar Sarjana Teknik.
- Memahami dan mengaplikasikan secara langsung teori – teori ilmu teknik sipil yang telah
dipelajari selama masa proses perkuliahan.
- Memperoleh gambaran nyata tentang implementasi dari ilmu / teori yang selama ini
diperoleh melalui bangku kuliah dan membandingkannya dengan kondisi sebenarnya.
1
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
- Menambah pengetahuan dan pengalaman kerja yang akan membuka cakrawala berpikir
di dunia industri yang akan bermanfaat saat terjun langsung ke dunia kerja.
- Melatih mahasiswa berpikir secara praktis dan sistematis dalam menghadapi persoalan
dalam bidang teknik sipil yang sebenarnya.
- Memperoleh kesempatan untuk menganalisa masalah yang terjadi di lapangan serta dapat
memberikan solusi untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut.
- Menjalin hubungan baik yang saling menguntungkan antara pihak universitas dengan
instansi terkait.
2
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
BAB II
PENGENALAN PROYEK
3
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
4
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
5
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
6
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
7
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
Melakukan koordinasi pekerjaan di lapangan baik itu terhadap sub kontraktor ataupun
mandor yang meliputi progress minggu lalu dan pekerjaan minggu yang akan datang
mengenai safety patrol serta permasalahan safety yang timbul
8
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
9
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
BAB III
PELAKSANAAN LAPANGAN
Gambar 3.1.1.1. Persiapan mobilisasi casing bor dan pelat injak crane
Sumber : Dokumentasi Pribadi
2. Pengukuran / Surveying
Pematokan batas struktur dan elevasi struktur harus dilakukan sebelum dimulainya
pekerjaan pre boring. Pengukuran ini menggunakan alat ukur dengan berpedoman
pada gambar rencana dan patok sebelumnya. Setelah mendapatkan hasil
pengukuran, dipasang patok-patok baru berupa bambu untuk dijadikan acuan
pekerjaan dan disetujui oleh konsultan pengawas.
10
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
11
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
5. Pengecoran
Proses pengecoran lubang borepile dilakukan pada siang hari dengan
memperhatikan mobilisasi dari Truck Mixer itu sendiri. Tahapan dari pengecoran
dimulai dari pemasangan segmen segmen dari pipa tremie dan pemasangan casing
bor. Pipa tremie diangkat menggunakan crane service dan dimasukkan ke dalam
lubang borepile. Pemasangan pipa tremie bertujuan agar beton tidak terjun bebas
dan merusak kondisi tanah yang telah dibor. Sebelum beton readymix dimasukkan
ke dalam lubang borepile, dilakukan slump test terlebih dahulu. Slump test
bertujuan untuk mengetahui tingkat workablity dari beton readymix tersebut.
Slump beton harus memenuhi spesifikasi yang disyaratkan. Jika tidak memenuhi
spesifikasi, konsultan pengawas berhak untuk melakukan reject terhadap beton
tersebut dan harus diganti dengan beton yang baru. Setelah slump tes, dilakukan
proses pengecoran, yaitu dengan memasukkan beton ke dalam corong yang telah
disambung ke pipa tremie. Untuk satu truck mixer, bisa menampung sekitar 6
hingga 7 kubik beton readymix. Selama proses pengecoran berlangsung, dilakukan
juga proses pemadatan beton (compacting) dengan menggunakan alat vibrator yang
bertujuan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai
pemadatan maksimal. Vibrator harus menghindari tulangan agar tidak terjadinya
pergeseran tulangan.
12
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
6. Perawatan Beton
Beton yang telah dicor harus dilakukan curing. Untuk pondasi borepile sendiri,
proses curingnya hanya dengan melapisi bagian atas borepile tersebut
menggunakan geotextile.
13
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
diberikan beton decking dengan tebal selimut beton yang telah disyaratkan oleh
konsultan. Ketika pembesian telah selesai, maka konsultan pengawas harus
melakukan ceklist terhadap segala besi yang telah ter-install dengan maksud
memastikan bahwa kontraktor telah melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi yang diberikan oleh konsultan perencana. Untuk pembekistingan
dilakukan setelah kontraktor mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas
bahwa besi yang telah terpasang sudah sesuai dengan spesifikasi. Apabila tidak
sesuai, konsultan pengawas berhak untuk tidak menyetujui dan tidak dapat
dilanjutkan ke pekerjaan selanjutnya. Pekerjaan bekisting dilakukan satu sampai
dua hari lamanya dan ketika pekerjaan bekisting telah selesai, konsultan pengawas
melakukan ceklist akhir untuk memastikan semuanya telah memenuhi gambar yang
disyaratkan.
3. Pengecoran
Pengecoran dilakukan secara bertahap, berdasarkan stage tulangan yang telah
dikerjakan sebelumnya. Khusus untuk pile cap, ketika pekerjaan pengecoran serta
proses curing dari pilecap telah selesai, tanah harus di urug kembali sesuai dengan
elevasi yang telah ditentukan oleh tim surveyor. Urugan ini nantinya berfungsi
sebagai lantai kerja untuk melakukan pembesian serta pengecoran di stage
selanjutnya. Hal yang perlu digaris bawahi saat melakukan pengecoran adalah
melihat traffic lalu lintas, karena kontraktor pelaksana menghindari setting time
dari beton ready mix itu sendiri. Beton harus masih dalam keadaan segar ketika
ingin melaksanakan pekerjaan pengecoran. Untuk memastikan mutu dari beton
14
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
tersebut, harus dilakukan slump test. Pengecoran dilakukan secara bertahap, yaitu
dari pile cap kemudian dilanjutkan dengan stage-stage selanjutnya.
4. Perawatan Beton
Curing dilakukan dengan cara menutup bagian beton yang terpapar sinar matahari
menggunakan geotextile. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi crack pada beton yang
telah selesai di cor serta mendapatkan mutu beton sesuai dengan yang
direncanakan.
15
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
16
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
3. Pengecoran
Pengecoran dilakukan secara bertahap, berdasarkan stage tulangan yang telah
dikerjakan sebelumnya. Khusus untuk pile cap, ketika pekerjaan pengecoran serta
proses curing dari pilecap telah selesai, tanah harus di urug kembali sesuai dengan
elevasi yang telah ditentukan oleh tim surveyor. Urugan ini nantinya berfungsi
sebagai lantai kerja untuk melakukan pembesian serta pengecoran di stage
selanjutnya. Hal yang perlu digaris bawahi saat melakukan pengecoran adalah
melihat traffic lalu lintas, karena kontraktor pelaksana menghindari setting time
dari beton ready mix itu sendiri. Beton harus masih dalam keadaan segar ketika
ingin melaksanakan pekerjaan pengecoran. Untuk memastikan mutu dari beton
tersebut, harus dilakukan slump test. Pengecoran dilakukan secara bertahap, yaitu
dari pile cap kemudian dilanjutkan dengan stage-stage selanjutnya. Selama proses
pengecoran berlangsung, dilakukan juga proses pemadatan beton (compacting)
dengan menggunakan alat vibrator yang bertujuan untuk menghilangkan rongga-
rongga udara serta untuk mencapai pemadatan maksimal. Vibrator harus
menghindari tulangan agar tidak terjadinya pergeseran tulangan. Pengecoran
kolom dibantu oleh alat Concrete Pump, yang berfungsi untuk memompa beton
ready mix dari dasar menuju bagian atas kolom.
17
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
4. Perawatan Beton
Curing dilakukan dengan cara menutup bagian beton yang terpapar sinar matahari
menggunakan geotextile. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi crack pada beton yang
telah selesai di cor serta untuk mendapatkan mutu beton sesuai dengan yang
diinginkan.
5. Surveying
Pekerjaan survey dilakukan kembali untuk memastikan bahwa struktur tersebut
sudah memiliki elevasi yang sesuai dengan persyaratan yang diberikan oleh
konsultan pengawas
18
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
Gambar 3.1.4.1. Pengalihan Arus Lalu Lintas di Jalan Benteng Betawi, Tangerang
Sumber : Dokumentasi Pribadi
2. Loading Girder
Loading girder adalah proses memindahkan PCI Girder yang telah distressing dari
area storage girder menuju ke boogie. Proses pemindahan PCI Girder dibantu oleh
crawler crane, dengan cara mengikat sling crane ke ujung-ujung PCI Girder.
Pemindahan PCI Girder ini diibantu oleh dua buah crawler crane yang bekerja pada
sisi ujung girder. Selanjutnya boogie bergerak menuju lokasi erection.
19
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
20
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
Sebelum masuk ke dalam pekerjaan pembesian dan bekistting, para pekerja memasang
angkur penyangga terlebih dahulu yang berfungsi untuk menyangga bekisting dan
pembesian. Setelah terpasang, para pekerja mulai mengerjakan pembesian tulangan
diafragma yang diikat pada tulangan girder yang telah terinstall pada girder. Setelah
bekisting dan tulangan terpasang, konsultan pengawas harus melakukan checklist
tulangan dan bekisting untuk memastikan mid dan end diafragma tersebut telah sesuai
dengan shop drawing yang telah diberikan oleh konsultan perencana.
21
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
Gambar 3.1.5.2. Pengecoran Mid Diafragma dengan Concrete Pump dan Vibrator
Sumber : Dokumentasi Pribadi
4. Perawatan Beton
Curing dilakukan dengan cara menutup bagian beton yang terpapar sinar matahari
menggunakan geotextile. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi crack pada beton yang
telah selesai di cor. Setelah mid dan end diafragma telah berumur 4-5 hari, barulah
bekisting dapat dilepas.
22
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
23
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
3. Pengecoran
Pengecoran Deck Slab biasanya dilakukan pada malam hari dengan memperhatikan
kondisi lalu lintas demi menjaga kualitas mutu beton. Pengecoran Deck Slab dibantu
oleh truk Concrete Pump karena posisi dari deckslab tersebut tidak bisa langsung
dijangkau oleh Truck Mixer itu sendiri.
Beton ready mix dituang ke Concrete Pump untuk diteruskan ke area deckslab yang
akan di cor. Pipa dari concrete pump sendiri nantinya akan diarahkan langsung oleh
pekerja dilapangan. Selama proses pengecoran berlangsung, dilakukan juga proses
pemadatan beton (Compaction) dengan menggunakan vibrator dimana Compaction
ini bertujuan untuk menghilangkan pori-pori yang dapat timbul akibat penuangan
beton ready mix. Selain itu juga proses pemadatan bertujuan untuk mencegah beton
menjadi mudah keropos. Sebelum beton dituang ke dalam concrete pump, dilakukan
Slump Test terlebih dahulu untuk memastikan beton yang dipesan telah sesuai dengan
spesifikasi yang diberikan.
24
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
4. Perawatan Beton
Curing dilakukan dengan cara menutup bagian beton yang terpapar sinar matahari
menggunakan geotextile. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi crack pada beton yang
telah selesai di cor serta mendapatkan mutu beton sesuai dengan yang direncanakan.
Gambar 3.2. Tipikal Struktur Perkerasan Kaku pada Proyek Jalan Tol Kunciran -
Cengkareng
Sumber : Manual Perkerasan Jalan (Revisi 2017)
3.2.1 Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat (LPA)
Metode Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat di Proyek Jalan Tol Kunciran-Cengkareng
adalah sebagai berikut:
1. Mobilisasi Sumber Daya
Segala persiapan dilakukan oleh pihak kontraktor untuk mengerjakan pekerjaan
lapis pondasi agregat. Mobilisasi sumber daya yang dimaksud juga termasuk
memberikan akses kerja kepada pekerja dan memberikan akses jalan kepada warga.
2. Penghamparan Material
Material kerikil untuk Lapis Pondasi Agregat dibawa oleh Dump Truck menuju ke
badan jalan yang akan dikerja. Material ini selanjutnya dihamparkan secara merata
sehingga ketebalannya setelah dipadatkan tidak lebih dari 15 cm (sesuai
25
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
26
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
jumlah passing yang dilaksanakan dan penggilasan harus dilakukan hingga bekas
mesin gilas hilang dan lapisan tersebut terpadatkan secara merata.
27
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
28
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
29
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
30
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
milimeter dan hanya dilakukan oleh satu orang pekerja saja. Fungsi grooving yaitu
untuk meningkatkan traksi antara ban kendaraan dan permukaan beton,
menghindari slip, dan memberikan kenyamanan pada pengendara. Selanjutnya ada
cutting yaitu proses mengiris beton yang berfungsi untuk mengontrol sekaligus
menyediakan area retakan pada beton agar nantinya proses maintenance dari
perkerasan ini dapat lebih mudah. Cutting dikerjakan sebelum beton keluar dari
fase setting time karena untuk mempermudah proses pengerjaannya. Proses cutting
ini dengan cara mengiris beton menggunakan grinda sedalam 7 hingga 8 cm.
31
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
32
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
Beton ready mix yang sebelumnya telah dipesan, diangkut menggunakan Dump
Truck karena kapasitas dari Dump Truck lebih besar ketimbang Truck Mixer. Satu
buah Dump Truck dapat menampung hingga sepuluh (10) kubik beton segar,
sedangkan untuk Truck Mixer hanya sanggup mengangkut enam (6) kubik beton
segar. Setelah beton tiba di lokasi pengecoran, beton harus melalui Slump Test
terlebih dahulu untuk mengetahui workability dan sebagai pengecekan bahwa beton
yang dipesan telah sesuai dengan spesifikasi yang diberikan
33
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
34
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
BAB IV
QUALITY CONTROL
35
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
posisi tegak. Alat alat yang digunakan dalam pekerjaan stressing pci girder antara
lain :
5. Stressing Girder
Pekerjaan stressing girder dilakukan di lapangan (untuk tipe segmental). Pekerjaan
ini dimulai dengan pemasangan kabel strand ke masing-masing lubang tendon
dengan jumlah kabel strand yang telah disyaratkan. Proses instalasi strand akan
sangat mudah ketika elevasi dari masing masing segmen dari pci girder telah sama.
Ketika proses instalasi strand telah selesai, dipasang wedges plate dan wedges (baji)
pada ujung strand yang berfungsi untuk mengunci kabel strand ketika akan
dilaksanakan proses stressing. Proyek Jalan Tol Kunciran-Cengkareng ini
menggunakan sistem post-tension. Pada sistem ini digunakan sistem single yang
berarti sistem kabel strand hanya menarik salah satu ujung kabel strand saja.
Penarikan dilakukan setelah alat penarik kabel (Jack) terpasang pada salah satu
ujung kabel yang dilakukan stressing. Kemudian dioleskan epoxy bonding (atau
sikabond) pada permukaan bidang sambungan balok girder. Dilakukan penarikan
awal yang bertujuan untuk menyambung masing masing segmen dari PCI Girder
tersebut. Setelah tersambung, kembali dilakukan penarikan kabel strand tahap demi
tahap sesuai rencana penarikan sembari memeriksa hasil perpanjangannya
(elongasi). Pembacaan dilakukan pada tiap-tiap tendon dengan alat baca hidrolik
yang memperhatikan nilai tegangan yang ada pada data stressing. Nilai yang
terbaca harus disesuaikan nilai chamber yang dihasilkan dengan desain awal girder.
6. Grouting PCI Girder
Selanjutnya dilakukan pemotongan kabel 2-3 cm dari muka wedges menggunakan
mesin gerinda listrik. Pada lubang grouting dipasang selang karet untuk proses
grouting. Selanjutnya adukan semen dimasukkan ke dalam grout pump dan
diinjeksikan ke dalam lubang grouting (tendon). Ujung dari salah satu lubang grout
harus ditutup ketika semen telah sampai diujung lainnya. Lubang grout tersebut
ditutup menggunakan ujung selang karet yang di ikat menggunakan kawat besi.
Penggeseran PCI Girder dapat dilakukan setelah berumur 1 hingga 2 hari. Adukan
grout sendiri terdiri atas semen, air dan sika intraplast
36
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
37
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
38
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
3. Pengujian Tiang
Setelah alat-alat pengetesan telah terpasang, pengujian dapat dilakukan. Pengetesan
dapat dilakukan dengan menginterpretasikan gelombang yang merambat pada
media yang diuji. Gelombang ini didapatkan dengan memberikan tumbukan pada
benda uji dan untuk pengujian ini dapat ditumbuk oleh hammer dengan berat 450
gram, 900 gram dan 1500 gram. Pengambilan data minimal 10 set (1 set = 3 kali
pukulan). Yang perlu diperhatikan adalah ketika melakukan pengujian, tulangan
yang berada pada tiang yang ditinjau tidak boleh disentuh karena dapat
mempengaruhi hasil pembacaan komputer tersebut.
39
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
40
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
Gambar 4.3.2. Pengetesan Lapis Pondasi Agregat dengan Proof Rolling Test
Sumber : Dokumentasi Pribadi
3. Hasil Pengetesan
Hasil pengamatan visual yang dilihat pada tes proof rolling adalah melihat apakah
terjadi lendutan pada area yang dilewati oleh beban berjalan tersebut (dalam hal ini
adalah dumptruck). Apabila terlihat lendutan pada saat roda terakhir lewat, maka
pada lokasi ataupun segmen tersebut harus dilakukan perbaikan dengan cara
menghamparkan kembali material kemudian dilakukan penggilasan ulang pada
lokasi tersebut.
41
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
2. Tahapan Kerja
Kerucut abrams diletakkan di atas pelat yang telah disiapkan sebelumnya. Beton
ready mix yang siap diuji, dimasukkan ke dalam kerucut tersebut menggunakan
sekop dan diisi 1/3 tinggi kerucut lalu ditumbuk menggunakan batang besi dan
ditumbuk sebanyak 25 kali. Proses tersebut diulangi untuk 1/3 bagian kedua dan
1/3 bagian terakhir. Ketika kerucut abrams telah terisi penuh dan rata, kerucut
ditarik secara vertikal ke atas secara perlahan-lahan. Balikkan kerucut abrams dan
letakkan tepat disamping benda uji. Ukur tinggi slump dengan meteran lalu lihat
berapa penurunan yang terjadi dengan membaca perbedaan tinggi kerucut dan
tinggi keruntuhan beton ready mix.
Semakin tinggi nilai slump, maka tingkat workability dari beton juga semakin
tinggi dan begitu pula sebaliknya
42
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
43
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
44
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
PROYEK JALAN TOL KUNCIRAN, TANGERANG
BAB V
KESIMPULAN
45