Anda di halaman 1dari 1

Liputan6.

com, Cirebon - Beragam situs peninggalan sejarah Cirebon masih terlihat


tegak berdiri. Seperti Situs Lawang Sanga di Kampung Mandalangan Kelurahan
Kasepuhan Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon di depan sungai Kriyan Cirebon.

Berada di belakang Keraton Kasepuhan Cirebon, situs Lawang Sanga merupakan bangunan
yang memiliki sembilan pintu. Satu pintu berada di depan, empat pintu berada di
samping, tiga pintu berada di belakang, dan satu pintu berada di tengah.

Baca Juga

Kisah Rumah Eko di Ujungberung, Terhimpit dan Tak Punya Jalan Keluar
Aksi Mafia Pekerja Migran Ilegal Terhenti Usai Turunkan 4 Penumpang
Ridwan Kamil Ingin Percantik Gedung Sate, Begini Rencananya

Pada perkembangannya, situs Lawang Sanga menyimpan mitos di lingkungan masyarakat


Cirebon, yakni munculnya sosok buaya putih di antara Sungai Kriyan dan situs Lawang
Sanga.

Masyarakat meyakini, buaya putih yang hidup di Sungai Kriyan itu diyakini sebagai
penjaga situs Lawang Sanga.

"Buaya putih tidak buas karena diyakini merupakan kutukan oleh Sultan," ujar juru
Kunci Lawang Sanga Cirebon Suwari (71).

Dia menceritakan buaya putih yang hidup di Sungai Kriyan merupakan jelmaan salah
seorang putra dari Sultan Sepuh I Syamsudin Martawijaya.

Diketahui, anak dari Sultan Syamsudin yang dikutuk menjadi buaya putih bernama
Elang Angka Wijaya. Dia menuturkan, dikutuknya Elang Angka Wijaya menjadi siluman
buaya putih karena semasa di dunia dia tidak pernah patuh terhadap perintah
ayahnya.

"Elang Angka Wijaya ini memiliki kebiasaan kalau makan sambil tiduran, tungkurap.
Sultan selalu menasihati agar tidak seperti itu tapi kerap diabaikan. Hingga
akhirnya sultan berucap anaknya kalau makan tengkurap seperti buaya. Ucapan orang
dulu kan manjur," ucap ujar dia. ?

Sejak menjelma menjadi buaya putih, Elang Angka Wijaya hidup di lingkungan di salah
satu kolam yang berada di salah satu bangunan Keraton Kasepuhan Cirebon. Namun,
menginjak usia dewasa, buaya putih tersebut pindah ke kawasan Sungai Kriyan.

Menurut dia, cerita rakyat mengenai buaya putih di Cirebon ini menjadi pelajaran
penting dalam kehidupan sehari-hari. Hingga saat ini, masyarakat sekitar Sungai
Kriyan masih memercayai mitos buaya putih tersebut.

Bahkan, ada tradisi tersendiri saat masyarakat sekitar melihat buaya putih. "Lempar
tumpengan ke sungai kalau ada masyarakat yang melihat buaya putih. Sama-sama
menjaga lingkungan," kata dia.

Anda mungkin juga menyukai