Anda di halaman 1dari 18

Ped

PEDOMAN

POLI KIA
KLINIK RAWAT INAP dr.M.SUHERMAN UM JEMBER
TAHUN 2019

KLINIK RAWAT INAP dr. M.SUHERMAN UM JEMBER


Jl. Karimata No 49 Kec. Sumbersari Jember
Telp. (0331 ) 326091

i
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................. 3
A. Latar Belakang .................................................................................................. 3
B. TUJUAN............................................................................................................. 3
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN ........................................................................... 3
D. BATASAN OPERASIONAL ................................................................................... 4
Reaksi vaksin ringan yang umum terjadi dan tata laksana .......................................... 6
E. LANDASAN HUKUM ........................................................................................... 7
BAB II. STANDAR KETENAGAAN ................................................................................. 7
BAB IV. TATA LAKSANA PELAYANAN ........................................................................ 10
BAB V. LOGISTIK ...................................................................................................... 13
BAB VI. KESELAMATAN KERJA ................................................................................ 15
1. PENGERTIAN ............................................................................................... 15
2. TUJUAN........................................................................................................ 15
3. STANDAR KESELAMATAN PASIEN ............................................................... 16
4. TATA LAKSANA ............................................................................................. 16
BAB VII. PENGENDALIAN MUTU ................................................................................ 17
BAB VIII. PENUTUP ................................................................................................... 18

ii
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah upaya di bidang
kesehatan yang menyangkut pelayanan ibu hamil, ibu nifas, ibu dengan
komplikasi kebidanan, keluarga berencana, neonatus,bayi, dan balita. Secara
nasional akses masyarakat kita terhadap pelayanan kesehatan ibu cenderung
semakin membaik. Namun Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB) masih cukup tinggi. Menurut data Mellenium Development Goals
(MDGs) 2015 yaitu AKB 23/1000 kelahiran hidup dan AKI 102/100.000
kelahiran hidup.
Salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian yaitu
penyediaan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Pelayanan kesehatan ibu dan
anak dalam hal ini memiliki peran yang sangat penting. Pelayanan kesahatan
ibu dan anak yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek
pencegahan, promosi kesehatan dan berlandaskan kemitraan adalah hal
penting yang dapat membantu menurunkan angka kematian ibu dan angka
kesakitan serta kematian bayi.
Pelayanan kesahatan ibu dan anak yang bermutu ditentukan oleh faktor
input dan proses dari pelayanan itu sendiri. Faktor input dari pelayanan
diantaranya meliputi kebijakan, tenaga yang melayani, sarana dan
prasarana, standar asuhan kebidanan dan standar lain atau metode yang
disepakati. Sedangkan faktor proses adalah suatu kinerja dalam
mendayagunakan input yang ada dalam interaksi antara bidan dengan
pasien yang meliputi penampilan kerja sesuai dengan standar dan etika
kebidanan.
Untuk mewujudkan pelayanan kebidanan yang bermutu di Klinik Rawat
Inap dr. M. Suherman, maka disusunlah Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin
ini dengan harapan dapat menjadi acuan dalam melaksanakan pelayanan
kebidanan

B. TUJUAN
Sebagai pedoman dalam melakukan pelayanan di Poli KIA sehingga bisa
mencapai pelayanan yang bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien
di Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman UM Jember.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Ruang lingkup pelayanan poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) meliputi:
1. Pemeriksaan ibu hamil ( ANC) sesuai standart 10 T
2. Pelayanan KB
3. Pelayanan pemeriksaan ibu nifas (PNC)
4. Pelayanan kesehatan reproduksi
5. Pelayanan imunisasi
6. Pelayanan Tindik
7. Pelayanan rujukan poli spesialis kandungan

3
D. BATASAN OPERASIONAL
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah upaya dibidang
kesehatan yang menyangkut pelayanan ibu hamil, ibu nifas, ibu dengan
komplikasi kebidanan, keluarga berencana, neonatus, bayi,dan balita.
2. Pelayanan Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama kehamilan, dilaksanakan sesuai standar 10
T yaitu :
a. Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan
Pengukuran ini dilakukan untuk memantau perkembangan tubuh
ibu hamil. Hasil ukur juga dapat dipergunakan sebagai acuan
apabila terjadi sesuatu pada kehamilan, seperti bengkak kehamilan
kembar, hingga kehamilan dengan obesitas. Penambahan berat
badan pada trimester I berkisar 0,5 kg setiap bulan. Ditrimester II-
III, kenaikan berat badan bisa mencapai 0,5 kg setiap minggu. Pada
akhir kehamilan, pertambahan berat badan berjumlah sekitar 20-90
kg dari berat badan sebelum hamil.
b. Pemeriksaan Tekanan Darah
Selama pemeriksaan antenatal, pengukuran tekanan darah atau
tensi selalu dilakukan secara rutin. Tekanan darah yang normal
berada di angka 110/80 – 140/90 mmHg. Bila lebih dari 140/90
mmHg, gangguan kehamilan seperti pre-eklampsia dan eklampsia
bisa mengancam kehamilan Anda karena tekanan darah tinggi
(hipertensi)
c. Pemeriksaan Tinggi Fundus Uteri (Puncak Uteri)
Tujuan pemeriksaan puncak rahim adalah untuk menentukan usia
kehamilan. Tinggi puncak rahim dalam sentimeter (cm) akan
disesuaikan dengan minggu usia kehamilan. Pengukuran normal
diharapkan sesuai dengan tabel ukuran fundus uteri sesuai usia
kehamilan dan toleransi perbedaan ukuran ialah 1-2 cm. Namun,
jika perbedaan lebih kecil 2 cm dari umur kehamilan, kemungkinan
ada gangguan pada pertumbuhan janin.
d. Skrining Status Imunisasi Tetanus dan Pemberian Imunisasi
Tetanus Toksoid (TT)
Pemberian imunisasi harus didahului dengan skrining untuk
mengetahui dosis dan status imunisasi tetanus toksoid yang telah
Anda peroleh sebelumnya. Pemberian imunisasi TT cukup efektif
apabila dilakukan minimal 2 kali dengan jarak 4 minggu.
e. Pemberian Tablet Zat Besi
Pada umumnya, zat besi yang akan diberikan berjumlah minimal 90
tablet dan maksimal satu tablet setiap hari selama kehamilan.
Hindari meminum tablet zat besi dengan kopi atau teh agar tidak
mengganggu penyerapan.
f. Tetapkan Status Gizi
Pengukuran ini merupakan satu cara untuk mendeteksi dini adanya
kekurangan gizi saat hamil. Jika kekurangan nutrisi, penyaluran
gizi ke janin akan berkurang dan mengakibatkan pertumbuhan

4
terhambat juga potensi bayi lahir dengan berat rendah. Cara
pengukuran ini dilakukan dengan pita ukur mengukur jarak
pangkal bahu ke ujung siku, dan lingkar legan atas (LILA).
g. Tes Laboratorium (Rutin dan Khusus)
Pemeriksaan laboratorium terdiri dari pemeriksaan kadar
hemoglobin, golongan darah dan rhesus, tes HIV juga penyakit
menular seksual lainnya, dan rapid test untuk malaria. Penanganan
lebih baik tentu sangat bermanfaat bagi proses kehamilan.
h. Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ)
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk memantau, mendeteksi,
dan menghindarkan faktor risiko kematian prenatal yang
disebabkan oleh hipoksia, gangguan pertumbuhan, cacat bawaan,
dan infeksi. Pemeriksaan denyut jantung sendiri biasanya dapat
dilakukan pada usia kehamilan 16 minggu.
i. Tatalaksana Kasus
Anda berhak mendapatkan fasilitas kesehatan yang memiliki tenaga
kesehatan yang kompeten, serta perlengkapan yang memadai untuk
penanganan lebih lanjut di rumah sakit rujukan. Apabila terjadi
sesuatu hal yang dapat membahayakan kehamilan, Anda akan
menerima penawaran untuk segera mendapatkan tatalaksana
kasus.
j. Temu Wicara Persiapan Rujukan
Temu wicara dilakukan setiap kali kunjungan. Biasanya, bisa
berupa konsultasi, persiapan rujukan dan anamnesa yang meliputi
informasi biodata, riwayat menstruasi, kesehatan, kehamilan,
persalinan, nifas, dan lain-lain. Temu wicara atau konsultasi dapat
membantu Anda untuk menentukan pilihan yang tepat dalam
perencanaan, pencegahan komplikasi, dan juga persalinan.
Pelayanan ini juga diperlukan untuk menyepakati segala rencana
kelahiran, rujukan, mendapatkan bimbingan soal mempersiapkan
asuhan bayi, serta anjuran pemakaian KB pasca melahirkan.
3. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) adalah upaya dibidang kesehatan
yang menyangkut pelayanan bagi pasangan usia subur (PUS) untuk
mengatur kehamilan. Pelayanan KB meliputi Suntik KB, Pil KB, IUD,
Implan,dan Kondom
4. Pelayanan Post Natal Care (PNC) adalah pelayanan kesehatan pada ibu
nifas sampai 42 hari pasca melahirkan meliputi :
a. Memeriksa kondisi ibu nifas secara umum
b. Memeriksa tanda-tanda vital
c. Pemantauan perdarahan pervaginam, kondisi perineum, tanda infeksi
, kontraksi rahim, tinggi fundus uteri dan memeriksa payudara ibu
d. Memeriksa lokhia dan perdarahan ibu
e. Perawatan tali pusat bayi
f. pemantauan berat badan, suhu dan panjang badan bayi
g. pemantauan frekuensi nafas dan denyut jantung bayi
h. memeriksa ikterus/ bayi kuning

5
i. memeriksa adanya diare
j. memeriksa status pemberian vitamin k1 dan status imunisasi Hbo
5. Pelayanan kesehatan reproduksi adalah pelayanan yang berkaitan
dengan sistem reproduksi wanita.
6. Pelayanan imunisasi adalah pelayanan kesehatan pada bayi untuk
imunisasi dasar dan tambahan, meliputi imunisasi HBO, BCG,
PENTABIO, CAMPAK, POLIO, Td dan IPV.

Reaksi terhadap suatu vaksin bersifat sangat individual, walaupun pembuatan,


penyimpanan dan cara pemberiannya sudah sesuai dengan SOP. Dari 5 klasifikasi
KIPI yang telah disebutkan sebelumnya, reaksi vaksin dibagi menjadi reaksi akibat
komponen vaksin dan reaksi akibat cacat mutu vaksin.
Reaksi vaksin dapat dibagi menjadi dua kelompok :
a. Reaksi ringan
1. Biasanya terjadi beberapa jam setelah pemberian imunisasi.
2. Biasanya reaksi hilang dalam waktu singkat dan tidak berbahaya.
3. Reaksi lokal terbatas pada bagian tubuh tertentu atau area
tertentu. (termasuk nyeri, bengkak atau kemerahan di lokasi suntikan).
4. Reaksi sistemik berhubungan dengan sistem, atau mengenai seluruh
tubuh atau seluruh organisme (contoh demam). (seperti demam, nyeri
otot seluruh tubuh, badan lemah, pusing, nafsu makan turun).
b. Reaksi berat
1. Biasanya tidak menimbulkan masalah jangka panjang.
2. Dapat menimbulkan kecacatan.
3. Jarang mengancam jiwa.
4. Kejang demam Suatu keadaan yang ditimbulkan oleh aktivitas listrik
yang tidak terkontrol di dalam otak, sehingga menimbulkan kejang, gejala
klinis yang khas, gangguan kesadaran atau kombinasi dari gejala-gejala
tersebut., dan reaksi alergi yang timbul sebagai akibat reaksi tubuh
terhadap komponen tertentu yang ada didalam vaksin.

Reaksi vaksin ringan yang umum terjadi dan tata laksana

Reaksi lokal Reaksi sistemik

Vaksin Rewel, malaise


(sakit, bengkak
Demam > 38°C dan gejala
dan kemerahan)
sistemik lainnya

Tata  -Kompres dingin  - Berikan minum  Berikan minum


laksana pada lokasi yang banyak yang banyak
suntikan  - Berikan pakaian
 -Parasetamol yang sejuk dan
nyaman

6
Reaksi lokal Reaksi sistemik

Vaksin Rewel, malaise


(sakit, bengkak
Demam > 38°C dan gejala
dan kemerahan)
sistemik lainnya

 - Berikan spons
hangat
 Parasetamol

5. Munculnya reaksi lokal bervariasi pada berbagai jenis vaksin yang


berbeda, hal ini sangat tergantung pada strain mikroorganisme yang
dipakai untuk membuat vaksin dan jumlah jenis antigen yang ada dalam
vaksin tersebut.
6. Diare, sakit kepala dan/atau sakit otot.
7. Jika dibandingkan dengan vaksin pertusis sel utuh (DTwP), maka vaksin
pertusis aselular (DTaP) lebih jarang menimbulkan reaksi vaksin.
8. Frekuensi reaksi lokal yang dilaporkan cenderung meningkat pada dosis
booster, terjadi sampai 50 – 85%.
9. Dosis parasetamol: sampai dengan 15 mg/kgBB tiap 6–8 jam, dan
maksimum 4 dosis selama 24 jam.
10. Pelayanan Tindik adalah pelayanan tindik telinga untuk pemasangan
anting kepada bayi perempuan.

E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan.
2. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
3. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia
Nomor1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan
4. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
5. Dasar-dasar Asuhan Kebidanan, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2005.

7
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi SDM
Pelayanan kesehatan dilakukan oleh bidan yang memiliki sertifikat dan
kompetensi yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan primer dan terus
dilakukan upaya pengembangan kemampuan dari masing-masing personil
dalam bentuk keikutsertaan dalam berbagai sumber dan pelatihan demi
meningkatkan kerjasama tim didalam poliklinik umum.

B. Distribusi Ketenagaan dan Pengaturan Jadwal Kegiatan


1. Distribusi ketenagaan :
Jumlah tenaga Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak berjumlah 8 orang
yang terdiri dari 7 bidan dan 1 Pembantu umum. Dengan pengaturan
jadwal jaga pagi 2 orang, jaga sore 3 orang, jaga malam 2 orang, dan libur
1 orang. Dalam setiap jaga pagi dan sore bidan akan dibagi bertugas di
Poli KIA 1 orang, Kamar Bersalin 2 orang, dan Rawat Inap 1 orang. Tetapi
jika tidak ada pasien persalinan atau rawat inap maka bidan akan
bertugas di poli KIA. Jika ada pasien persalinan maka bidan jaga rawat
inap juga bertugas di Kamar bersalin.

2. Pengaturan ketenagaan :
a) Penanggung jawab berkas INC dan PNC : Bella
b) Penanggung jawab berkas ANC : Qori dan Dinar
c) Penanggung jawab berkas Rawat Inap : Yenny
d) Penanggung jawab berkas KB : Putri
e) Penanggung jawab laporan puskesmas : Arjasa Itah
f) Penanggung jawab laporan vaksin : Yatmi

3. Jadwal pelayanan : Kegiatan poli KIA dimulai pukul 08.00 – 13.00 WIB,
16.00 – 17.00 WIB dan 18.30 – 21.00 WIB.

4. Pengaturan Jaga
Dinas pagi : 2 orang bidan
Dinas sore : 2 orang bidan 1 Pembantu umum
Dinas Malam : 2 orang bidan
Libur : 1 orang bidan pada hari aktif , kecuali hari minggu
yang libur 2 orang bidan dikarenakan poli tutup pada
hari minggu. Ketentuan jadwal jaga dan formasi
berubah setiap hari tetapi jumlah orang tiap shif tetap.

5. Pendelegasian wewenang
Apabila terdapat bidan atau asisten bidan yang tidak dapat jaga shift
maka akan mendelegasikan wewenang pada bidan lain dengan mengisi
form pendelegasian wewenang dan dikemudian hari akan mengganti
jadwal jaga di hari yang lain.

8
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

9
B. Standar Fasilitas
1. Sarana
a) 1 bed periksa pasien yang dilengkapi dengan tangga naik.
b) 1 set komputer yang dilengkapi dengan aplikasi E-Klinik
c) 1 printer yang digunakan untuk mencetak berkas pasien.
d) 1 lemari besi yang digunakan untuk menyimpan berkas-berkas yang
terkait dengan pelayanan dipoli KIA.
e) 1 AC
f) 1 remot AC
g) 2 tempat duduk pasien
h) 3 tempat duduk bidan
i) Tempat sampah medis
j) Tempat sampah non medis
k) Tempat sampah tabung spuit
l) Tempat sampah vial
m) Tempat sampah jarum
n) Troli besi

2. Peralatan
a) Timbangan dewasa dan timbangan bayi
b) Tensimeter
c) Stetoskop
d) Thermometer
e) Dopler
f) Gel
g) Metlin
h) Spuit BKKBN/3 cc
i) Handscoon
j) Spuit 1 cc
k) Spuit 0,05 cc
l) Spuit 0,5 cc
m) Needle 18
n) Needle 23
o) Needle 27
p) Alkohol swab
q) Obat injeksi ( Cyclogeston, Depogeston, dan Triclofem)
r) Senter
s) Kassa
t) Betadine
u) 2 kom
v) 1 box Tes Kehamilan One Med

10
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. PETUGAS
1. Bidan
2. Pembantu Umum

B. PERANGKAT KERJA
1. 1 set computer
2. Buku register ANC
3. Buku register Umum ( PNC, kesehatan reproduksi, konsultasi)
4. Buku register KB
5. Buku register Imunisasi
6. Kartu KB
7. Buku KIA
8. Formulir Permintaan Laboratorium
9. Formulir Rujukan Eksternal (Pasien UGD)
10. Formulir Papsmear
11. Berkas Klaim ANC
12. Berkas Klaim PNC
13. Bekas Klaim KB
14. Termos Vaksin

C. KEGIATAN
1. Persiapan ruangan
a) Menyalakan lampu
b) Menyalakan AC
c) Menyalakan komputer
d) Mempersiapkan alat-alat
2. Penatalaksanaan pasien
a) Memanggil pasien berdasarkan nomor urut melalui aplikasi SIM
KLINIK
b) Melakukan anamnesis, Inform consent dan pemeriksaan pada ibu
hamil dengan standart 10 T :
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2) Pemeriksaan tekanan darah
3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
4) Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)
5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bila diperlukan.
7) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8) Test laboratorium (rutin dan khusus)
9) Tatalaksana kasus
10) Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan

11
11) Melakukan anamnesis, Inform consent dan pemeriksaan pada
pasien KB sesuai SOP.
12) Melakukan anamnesis, Inform consent dan pemeriksaan pada ibu
nifas dan bayi sesuai SOP
13) Melakukan anamnesis, Inform consent dan pemeriksaan pada bayi
yang akan diimunisasi sesuai jadwal yang ditentukan.
14) Melakukan anamnesis, Inform consent dan pemeriksaan pada
wanita dengan gangguan kesehatan reproduksi.
15) Melakukan anamnesis, Inform consent dan pemeriksaan pada bayi
perempuan yang akan di tindik.
16) Melakukan pencatatan hasil pemeriksaan dan terapi dalam buku
KIA dan buku register.
17) Melakukan penginputan hasil pemeriksaan dalam SIM KLINIK
18) Melakukan pengobatan sesuai dengan wewenang bidan
19) Melakukan injeksi sesuai indikasi
20) Melakukan konsultasi dengan dokter
21) Melakukan rujukan internal ke IGD untuk tindakan :
a) Rawat Inap
b) Nebulisasi
22) Melakukan rujukan internal ke Ruang Bersalin untuk tindakan :
a) Persalinan
b) KB IUD
c) Papsmear
23) Melakukan rujukan internal ke poli Umum dan Poli Gigi
24) Melakukan rujukan eksternal
25) Selesai Pelayanan
a) Memisahkan sampah medis dan non medis
b) Mematikan komputer
c) Merapikan meja
d) Mematikan AC
e) Mematikan lampu
f) Cuci tangan sesuai prosedur sebelum dan sesudah tindakan

D. DOKUMENTASI
Dokumentasi berupa penginputan hasil pemeriksaan dan terapi kedalam SIM
KLINIK dan catatan yang ditulis oleh bidan di buku KIA/Kartu KB dan buku
register.

12
BAB V.
LOGISTIK

Untuk menunjang terselenggaranya pelayanan klinis yang bermutu, maka


perlu didukung oleh penyediaan logistik yang memadai dan optimal, melalui
perencanaan yang baik dan berdasarkan kebutuhan pasien dan usulan petugas
atas dasar kebutuhan pasien dan demi kelancaran dari pelayanan di Poli KIA.
Ketersediaan logistik harus dijamin kecukupannya. Pengadaan alat dan bahan
yang dipakai di Poli KIA diselenggarakan sesuai dengan peraturan yang berlaku di
klink.
Menurut bidang pemanfaatannya bahan dan barang yang harus disediakan
di klinik dapat dikelompokkan menjadi :
1. Logistik obat
Merupakan aktivitas logistik yang terkait dengan obat yang digunakan dalam
proses pelayanan kesehatan yang meliputi :
a. KB 3 bulan (depogeston), Implan , Kondom, IUD, Pil disediakan oleh kantor
BKKBN
b. KB 1 bulan (Cyclofem) dan KB 3 bulan (triclofem) disediakan oleh Unit
Farmasi
c. Vaksin diperoleh dari Puskesmas Sumbersari dengan cara pengajuan
lembar permintaan vaksin yang disetujui oleh petugas pengelola vaksin
disetiap tanggal 10 perbulan.
d. Obat - obatan emergency yang meliputi :
1) Ringer Laktat
2) Dekstrose 5 %
3) Infuse set
4) Natrium Klorida 0.9%
5) Innocath ukuran 18, 20, dan 22
e. Logistik peralatan medis dan non medis
Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan peralatan medis dan non
medis yang digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
f. Logistik linen
Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan bahan kelompok linen.
Seperti sarung bantal, sprei, dan selimut.
g. Logistik bahan habis pakai
Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan bahan-bahan yang
dikategorikan sebagai bahan habis pakai yaitu :
1) Sarung tangan /Handscoon
2) Spuit 0,05 cc, 1 cc, 3 cc, 5 cc
3) Kasa
4) Alcohol swab
5) Kapas DTT
6) Betadine
7) Kasa pembalut
8) Plester
9) Masker
10) Innocath

13
11) Infuse set
5. Regulasi stok opname obat-obatan dan bahan habis pakai di POLI KIA
dilakukan seminggu sekali berkoordinasi dengan unit farmasi.

14
BAB VI.
KESELAMATAN KERJA

A. PENGERTIAN
1. Keselamatan Pasien
Adalah suatu sistem dimana klinik membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
a) Asesment resiko
b) Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien
c) Pelaporan dan analisis insiden
d) Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
e) Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
a) Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
b) Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
2. Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan
cedera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya
atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau
bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah
3. KTD yang tidak dapat dicegah
Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah
dengan pengetahuan mutakhir
4. Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (
commission ) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(omission ), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak
terjadi :
a) Karena “ keberuntungan”
b) Karena “ pencegahan ”
c) Karena “ peringanan ”
5. Kesalahan Medis
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien
6. Kejadian Potensial Cedera (KPC)
Adalah suatu kejadian yang mengakibatkan kematian atau cedera yang
serius; biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan
atau tidak dapat diterima, seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah

B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Klinik
2. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )

15
C. STANDAR KESELAMATAN PASIEN
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien
8. Penggunaan APD

D. TATA LAKSANA
1. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi
pada pasien
2. Melaporkan pada dokter jaga
3. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga
4. Mengobservasi keadaan umum pasien
5. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “ Pelaporan Insiden
Keselamatan”

16
BAB VII.
PENGENDALIAN MUTU

Pelaksanaan penilaian indikator mutu menggunakan bukti pengukuran


pelayanan ANC 10 T yang tercatat dalam buku register ANC. Dalam pelaksanaan
indikator mutu menggunakan kurva harian dalam format tersendiri dan
dievaluasi serta dilaporkan setiap bulan pada penanggung jawab mutu.

17
BAB VIII.
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam pelaksanaan


pelayanan poli KIA. Keberhasilan dalam pelayanan poli KIA tergantung pada
kepatuhan pemberi layanan terhadap standar dan prosedur yang ditetapkan.

Pedoman standar pelayanan kebidanan di Poli KIA ini diharapkan dapat


mendukung keberhasilan upaya peningkatan mutu layanan kebidanan di Poli
KIA. Harapan dan tujuan penyusunan buku ini dapat terwujud dalam rangka
membangun sistem pelayanan kebidanan maternal dan neonatal melalui
penerapan standar dan pembinaan tenaga pelayanan kebidanan.

18

Anda mungkin juga menyukai