Anda di halaman 1dari 21

BAB V

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Kegiatan 1 : Melakukan diskusi dan pembahasan mengenai pencegahan resiko jatuh dan
dampak yang akan terjadi.
a. Mencari
referensi-
referensi

b. Mengumpulkan
peserta diskusi

c. Bahan materi
diskusi
pencegahan resiko
jatuh
d. Presentasi dan
diskusi
dengan tenaga
medis
Kegiatan 2 : Membuat draft SOP Pencegahan Resiko Jatuh dan Formulir Pengkajian
Resiko Jatuh (FPRJ)
a. Melakukan
koordinasi dan
konsultasi dengan
mentor dalam
penyusunan SOP
Pencegahan
Resiko Jatuh

b. Mengusulkan draft
SOP Pencegahan
Resiko Jatuh dan
Formulir
Pengkajian Resiko
Jatuh (FPRJ) pada
bagian Tim
Keselamatan
Pasien (Patient
Safety) serta
Kepala Puskesmas
Kegiatan 3 : Melakukan Sosialisasi SOP Pengkajian Resiko Jatuh dan melakukan simulasi
pengisian Skala Pengkajian Resiko Jatuh

a. Membuat bahan
presentasi
sosialisasi SOP
Pencegahan
Resiko Jatuh
dan Formulir
Pengkajian
Resiko Jatuh
(FPRJ)
b. Menghubungi
tenaga medis
beberapa hari
sebelum
program
sosialisasi
c. Melakukan
koordinasi
dengan atasan
untuk persiapan
ruangan dan
bahan presentasi
d. Melakukan
presentasi SOP
Pencegahan
Resiko Jatuh
kepada tenaga
kesehatan yang
hadir
e. Membuka ruang
tanya jawab
kepada peserta
sosialisas
f. Menyiapkan
hasil laporan
sosialisasi
berupa notulensi
dan
dokumentasi
kegiatan

Kegiatan 4 : Menyusun tanda-tanda pencegahan resiko jatuh

a. Bekerjasama
dengan Tim
Keselamatan
Pasien (Patient
Safety) meyusun
alat-alat yang
mendukung SOP
Pencegahan
Resiko Jatuh

SOP PENCEGAHAN RESIKO JATUH

No. Dokumen : 800/ /SOP-PKM/VII/2019


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : Juli 2019
Halaman : 1/3
Ttd
Puskesmas Niken
Serang Kota Prabaningrum
1. Pengertian Jatuh adalah suatu peristiwa di mana seorang mengalami jatuh dengan atau tanpa
disaksikan oleh orang lain, tak disengaja / tak direncanakan, dengan arah jatuh ke
lantai, dengan atau tanpa mencederai dirinya. Penyebab jatuh dapat meliputi faktor
fisiologis (pingsan) atau lingkungan (lantai yang licin) (Yohanto, 2014).
2. Tujuan Sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah pengkajian risiko pasien jatuh..

3. Alat 1. Walker
Pengaman 2. Tongkat (Cane)
3. Tempat tidur rendah
4. Gelang identifikasi resiko jatuh
*penggunaan walker / cane hanya ditujukan pada pasien yang memang telah
menggunakannya sebelum dirawat atau direkomendasikan oleh fisioterapis.

4. Referensi 1. Permenkes No 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien

5. Kebijakan SK Sasaran Keselamatan Pasien


Nomor : 800/26/SK-PKM/X/2018
6. Prosedur/ A. PADA PASIEN DEWASA
Langkah –
1. Pengkajian Awal
langkah
Perawat ruangan melakukan pengkajian awal risiko jatuh pada saat menerima
pasien baru atau maksimal 2 (dua) jam setelah menerima pasien baru dengan
menggunakan Formulir Pengkajian Risiko Jatuh (FMRJ) dengan menggunakan
skala Morse. Perawat mengkaji faktor risiko meliputi:
a. Riwayat jatuh dalam 6 bulan terakhir
b. Diagnosa medis/ konsumsi obat (jenis anestesia, antihistamin, antikejang ,
narkotika, psikotropika, diuretik)
c. Usia
d. Alat bantu jalan
e. Terpasang infus
f. Gaya berjalan
g. Kondisi mental
2. Penilaian Risiko Jatuh
Setelah melakukan pengkajian, perawat menilai risiko jatuh pasien dengan cara
a. Memilih tidak berisiko jatuh apabila scoring kurang dari < 25 dan melakukan
pengkajian ulang risiko jatuh 3 hari kemudian atau bila kondisi pasien berubah
b. Memilih risiko tinggi jatuh apabila scoring ≥ 25, dan memasang sign warna
kuning (risiko jatuh) dan memberikan penjelasan kepada pasien dan atau
keluarga tentang risiko jatuh pada pasien.
3. Intervensi
Setelah menentukan risiko jatuh pasien, perawat menentukan tindak lanjut yang
akan dilakukan dengan cara:
a. Apabila tidak berisiko jatuh maka perawat dan atau bidan melakukan pengkajian
ulang resiko jatuh 3 hari kemudian atau bila kondisi berubah.
b. Apabila risiko tinggi jatuh maka perawat dan atau bidan:
1). Kaji kebutuhan alat bantu jalan (contohnya tripod, walker), berikan bantuan
saat pasien berjalan atau berpindah, dst.
2). Memasang gelang / sign identifikasi risiko jatuh.
3). Melaporkan pasien risiko tinggi jatuh setiap pergantian shift
4. Perawat dan atau bidan meminta tanda tangan pasien dan atau keluarga sebagai
bukti sudah menerima dan memahami penjelasan risiko jatuh dan
pencegahannya

5. Pengkajian Ulang
Perawat melakukan pengkajian ulang secara rutin setiap 3 hari sekali atau sewaktu-
waktu apabila:
a. Terjadi perubahan status klinis meliputi perubahan kondisi fisik, fisiologis,
maupun psikologis
b. Penambahan obat yang bisa menimbulkan pasien berisiko jatuh
c. Pasien mengalami insiden jatuh saat dirawat

B. PADA PASIEN ANAK-ANAK

1. Pengkajian Awal
Perawat ruangan melakukan pengkajian awal risiko jatuh pada saat menerima
pasien baru atau selambat-lambatnya 2 (dua) jam setelah menerima pasien baru
dengan menggunakan Formulir Humpty Dumpty (FHD)

2. Penilaian Risiko Jatuh


Perawat menjumlahkan skor yang didapat dari hasil pengkajian dan
menentukan risiko jatuh pasien dengan melihat hasil penjumlahan:
1) Risiko rendah jatuh apabila skor 7-11
2) Risiko tinggi jatuh apabila skor ≥ 12

3. Intervensi
Perawat memilih intervensi pencegahan jatuh sesuai skor risiko jatuh pasien
a. Apabila tidak berisiko jatuh maka perawat dan atau bidan melakukan pengkajian
ulang resiko jatuh 3 hari kemudian atau bila kondisi berubah.
b. Apabila risiko tinggi jatuh maka perawat dan atau bidan:
1). Memasang gelang / sign identifikasi risiko jatuh.
2). Melaporkan pasien risiko tinggi jatuh setiap pergantian shift

4. Perawat dan atau bidan meminta tanda tangan pasien dan atau keluarga sebagai
bukti sudah menerima dan memahami penjelasan risiko jatuh dan pencegahannya
5. Pengkajian Ulang
Perawat melakukan pengkajian ulang secara rutin setiap 3 hari sekali atau
sewaktu-waktu apabila:
a. Terjadi perubahan status klinis meliputi perubahan kondisi fisik, fisiologis,
maupun psikologis
b. Pasien pindah ruang/unit
c. Penambahan obat yang bisa menimbulkan pasien berisiko jatuh
d. Pasien mengalami insiden jatuh saat dirawat

6. Dokumentasikan Skor Resiko Jatuh pasien di Status Rekam Medis Pasien

2. Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap


2. Ruang Nifas
FORMULIR PENGKAJIAN RESIKO JATUH (DEWASA)
DENGAN SKALA MORSE
PUSKESMAS SERANG KOTA

FAKTOR RESIKO SKALA NILAI SKOR


Riwayat Jatuh Ya 25
Tidak 0
Diagnosa Sekunder Ya 15
( > Diagnosa Medis ) Tidak 0
Alat Bantu  Berpegangan pada perabot / furniture 0
 Tongkat / alat penopang lainnya
 Tidak ada / kursi roda / bantuan perawat /
tidah baring
Terpasang infus Ya 30
Tidak 0
Gaya Berjalan  Terganggu 20
 Lemah 10
 Normal / tirah baring / immobilisasi 0
Status Mental  Sering lupa akan keterbatasan yang dimiliki 15
 Sadar akan kemampuan diri sendiri 0

Berdasarkan hasil pengkajian maka Tn. / Ny. / Nn. ………………… untuk resiko jatuh tergolong dalam
Resiko ……………………..

1. Skor 0 – 24 Maka Resiko Rendah


2. Skor 25 – 44 Maka Resiko Sedang
3. > 44 Maka Resiko Tinggi

Serang, 20
Yang Melakukan Pengkajian
( )

FORMULIR PENGKAJIAN RESIKO JATUH (PEDIATRIK)


DENGAN SKALA HUMPTY DUMPTY
PUSKESMAS SERANG KOTA

PARAMETER KRITERIA NILAI SKO


R
Usia < 3 Tahun 4
3 – 7 Tahun 3
7 – 13 Tahun 2
= 13 Tahun 1
Jenis Kelamin Laki – Laki 2
Perempuan 1
Diagnosis -Diagnosis neurologi 4
-Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik, dehidrasi, 3
anemia, anoreksia, sinkop, pusingh, dsb)
-Gangguan perilaku / psikiatri 2
-Diagnosis lainnya 1
Gangguan Kognitif -Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3
-Lupa akan keterbatasan dirinya 2
-Orientasi baik terhadap diri sendiri 1
Faktor Lingkungan -Riwayat jatuh / bayi diletakkan di tempat tidur dewasa 4
-Pasien menggunakan alat bantu / bayi diletakkan dalam 3
tempat tidur bayi
-Pasien diletakkan di tempat tidur 2
-Area luar puskesmas 1

Berdasarkan hasil pengkajian maka An……………………………. Untuk resiko jatuh tergolong dalam
Resiko………………..
Skor Asessment Resiko Jatuh ( Skor Minimum 7, Skor Maksimum 23 ).
1. Skor 7 – 11 : Resiko Rendah
2. Skor > 12 : Resiko Tinggi
Serang, 20
Yang Melakukan Pengkajian

( )

Kegiatan 3 : Melakukan sosialisasi SOP Pencegahan Resiko Jatuh dan Melakukan


Simulasi Pengisian Formulir Pengkajian Resiko Jatuh (FPRJ)
Kegiatan 4 : Menyusun serta membuat peralatan yang mendukung SOP Pencegahan
Resiko Jatuh

Anda mungkin juga menyukai