Anda di halaman 1dari 70

KETERANGAN HALAMAN

PANCA PRASETYA LIRA


MARS LIRA
HYMNE LIRA
KEPUTUSAN RAPAT DEWAN PENDIRI I TAHUN 2005
Nomor: Nomor 003/DPL-DPP/A-I/XII/2005,
Tentang; JATI DIRI DAN GARIS PERJUANGAN LUMBUNG INFORMASI RAKYAT.

SURAT KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN PUSAT


LUMBUNG INFORMASI RAKYAT Nomor : 001/DPL-DPP/LIRA/I/2006
TENTANG ANGGARAN DASAR LUMBUNG INFORMASI RAKYAT
PEMBUKAAN
Pasal 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 2 VISI
Pasal 3 MISI
Pasal 4 SIFAT
Pasal 5 AZA S
Pasal 6 DASAR
Pasal 7 PRINSIP PERJUANGAN
Pasal 8 FUNGSI
Pasal 9 MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 10 SASARAN ORGANISASI
Pasal 11 ORGANISASI DAN PENGURUSAN
Pasal 12 DEWAN PENDIRI
Pasal 13 DEWAN PIMPINAN PUSAT
Pasal 14 KEANGGOTAAN DEWAN PIMPINAN PUSAT
Pasal 15 KEWAJIBAN DAN KEWENANGAN DEWAN PIMPINAN PUSAT
Pasal 16 WEWENANG DEWAN PIMPINAN PUSAT
Pasal 17 RAPAT DEWAN PENDIRI
Pasal 18 RAPAT DEWAN PIMPINAN PUSAT
Pasal 19 PERANGKAT ORGANISASI
Pasal 20 LEMBAGA-LEMBAGA OTONOM
Pasal 21 STRUKTUR
Pasal 22 PERANGKAT
Pasal 23 DISIPLIN DAN ETIKA
Pasal 24 PEMBEKUAN
Pasal 25 KEGIATAN USAHA
Pasal 26 KEKAYAAN
Pasal 27 TAHUN BUKU
Pasal 28 PERUBAHAN DAN TAMBAHAN
Pasal 29 PEMBUBARAN
Pasal 30 ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 31 PERATURAN PENUTUP

Hal 1 dari- 76
SURAT KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN PUSAT
LUMBUNG INFORMASI RAKYAT Nomor : 001/DPL-DPP/LIRA/I/2006
ANGGARAN RUMAH TANGGA LUMBUNG INFORMASI RAKYAT

BAB I DOKTRIN, KODE ETIK, LAMBANG, LAGU MARS/HYMNE

Pasal 1 DOKTRIN LIRA


Pasal 2 KODE ETIK LIRA
Pasal 3 LAMBANG-LAMBANG LIRA - MAKNA DAN PENGGUNAAN
Pasal 4 LAGU MARS & HYMNE LIRA

BAB II RELAWAN LIRA

Pasal 5 JENIS RELAWANLIRA


Pasal 6 PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN RELAWANLIRA
Pasal 7 HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN
Pasal 8 GUGURNYA RELAWANLIRA DAN TATA CARA PEMBERHENTIAN

BAB III STRUKTUR LEMBAGA TINGKAT PUSAT

Pasal 9 DEWAN PIMPINAN PUSAT


Pasal 10 STRUKTUR DAN PERANGKAT ORGANISASI
Pasal 11 WEWENANG, KEWAJIBAN DAN TUGAS POKOK PENGURUS
Pasal 12 PENGURUS ORGANISASI DAN PENGURUS LEMBAGA-LEMBAGA OTONOM
SERTA PERSYARATAN, TATA CARA PENDAFTARAN
Pasal 13 LEMBAGA-LEMBAGA OTONOM TINGKAT PUSAT - PENGURUS
Pasal 14 WEWENANG, KEWAJIBAN DAN TUGAS POKOK LEMBAGA OTONOM
Pasal 15 RAPAT PENGURUS LEMBAGA OTONOM
Pasal 16 BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN PENGURUS & LEMBAGA OTONOM

BAB IV STRUKTUR LEMBAGA TINGKAT WILAYAH

Pasal 17 DEWAN PIMPINAN WILAYAH


Pasal 18 STRUKTUR DAN PERANGKAT ORGANISASI
Pasal 19 WEWENANG, KEWAJIBAN DAN TUGAS POKOK - PENGURUS
Pasal 20 PENGURUS ORGANISASI DAN PENGURUS LEMBAGA-LEMBAGA OTONOM
SERTA PERSYARATAN, TATA CARA PENDAFTARAN
Pasal 21 LEMBAGA OTONOM WILAYAH - PENGURUS
Pasal 22 WEWENANG, KEWAJIBAN DAN TUGAS POKOK LEMBAGA OTONOM
Pasal 23 RAPAT PENGURUS LEMBAGA OTONOM
Pasal 24 BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN PENGURUS & LEMBAGA OTONOM

BAB V STRUKTUR LEMBAGA TINGKAT DAERAH

Pasal 25 DEWAN PIMPINAN DAERAH


Pasal 26 STRUKTUR DAN PERANGKAT ORGANISASI
Pasal 27 WEWENANG, KEWAJIBAN DAN TUGAS POKOK - PENGURUS
Pasal 28 PENGURUS ORGANISASI DAN PENGURUS LEMBAGA-LEMBAGA OTONOM
SERTA PERSYARATAN, TATA CARA PENDAFTARAN
Pasal 29 LEMBAGA OTONOM WILAYAH - PENGURUS
Pasal 30 WEWENANG, KEWAJIBAN DAN TUGAS POKOK LEMBAGA OTONOM

Hal 2 dari- 76
Pasal 31 RAPAT PENGURUS LEMBAGA OTONOM
Pasal 32 BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN PENGURUS & LEMBAGA OTONOM

BAB VI PERANGKAT ORGANISASI


Pasal 33 PERANGKAT ORGANISASI
Pasal 34 DEWAN PEMBINA
Pasal 35 DEWAN PENASEHAT
Pasal 36 DEWAN PAKAR
Pasal 37 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN INDEPENDEN Atau AKUNTAN PUBLIK
Pasal 38 KONSULTAN PERPAJAKAN;

BAB VII DEWAN PENDIRI ORGANISASI

Pasal 39 DEWAN PENDIRI ORGANISASI


Pasal 40 WEWENANG, KEWAJIBAN DAN TUGAS POKOK DEWAN PENDIRI ORGANISASI

BAB VIII PERMUSYAWARATAN

Pasal 41 PERMUSYAWARATAN
Pasal 42 MUSYAWARAH KERJA NASIONAL
Pasal 43 MUSYAWARAH PIMPINAN NASIONAL
Pasal 44 MUSYAWARAH KERJA WILAYAH
Pasal 45 MUSYAWARAH PIMPINAN WILAYAH
Pasal 46 MUSYAWARAH KERJA DAERAH
Pasal 47 MUSYAWARAH PIMPINAN DAERAH

BAB IX RAPAT RAPAT dan PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 48 JENIS RAPAT


Pasal 49 RAPAT DEWAN PIMPINAN WILAYAH
Pasal 50 PENGAMBILAN KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN WILAYAH
Pasal 51 RAPAT DEWAN PIMPINAN DAERAH
Pasal 52 PENGAMBILAN KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN DAERAH

BAB X PEMBEKUAN dan PEMBUBARAN

Pasal 53 PEMBEKUAN- KEPENGURUSAN DAN LEMBAGA LEMBAGA OTONOM


DITINGKAT WILAYAH/PROVINSI
Pasal 54 PEMBEKUAN- KEPENGURUSAN DAN LEMBAGA LEMBAGA OTONOM
DITINGKAT DAERAH/KABUPATEN/KOTAMADYA/KOTA ADMINISTRATIF
Pasal 55 PEMBUBARAN- KEPENGURUSAN DAN LEMBAGA LEMBAGA OTONOM
DITINGKAT WILAYAH/PROVINSI
Pasal 56 PEMBUBARAN- KEPENGURUSAN DAN LEMBAGA LEMBAGA OTONOM
DITINGKAT DAERAH/KABUPATEN/KOTAMADYA/KOTA ADMINISTRATIF

BAB XI KEUANGAN dan PERBENDAHARAAN

Pasal 57 KUANGAN
Pasal 58 PENDANAAN OPERASIONAL LEMBAGA
Pasal 59 PENGGALANGAN DANA

BAB XII TENTANG KODE ETIK

PASAL 60 NILAI-NILAI DASAR PRIBADI


PASAL 61 KODE ETIK PENGURUS ORGANISASI DAN LEMBAGA-LEMBAGA OTONOM

Hal 3 dari- 76
PASAL 62 KODE ETIK PENANGANAN INFORMASI, DAN KHUSUSNYA TENTANG KORUPSI, KOLUSI
DAN NEPOTISME KEPADA PUBLIK

BAB XIII PENGHARGAAN

Pasal 63 PENGHARGAAN

BAB XIV KETENTUAN PENUTUP

Pasal 64 KETENTUAN PENUTUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI DEWAN PIMPINAN PUSAT

LAMPIRAN 2 STRUKTUR ORGANISASI DEWAN PIMPINAN WILAYAH

LAMPIRAN 3 STRUKTUR ORGANISASI DEWAN PIMPINAN DAERAH

LAMPIRAN 4 STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT LEMBAGA TINGKAT PUSAT

LAMPIRAN 5 STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT LEMBAGA TINGKAT WILAYAH

LAMPIRAN 6 STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT LEMBAGA TINGKAT DAERAH

STRUKTUR ORGANISASI LEMBAGA-LEMBAGA OTONOM

LAMPIRAN 7 STRUKTUR ORGANISASI LEMBAGA-LEMBAGA OTONOM TINGKAT PUSAT

1. LIRA INSTITUTE;
2. LEMBAGA UMKM & KOPERASI;
3. LEMBAGA PUSAT PENGEMBANGAN USAHA;
4. LEMBAGA INFORMASI DAN RISET INDONESIA;
5. LEMBAGA JARING KERJA KERAKYATAN;
6. LEMBAGA HUKUM DAN ADVOKASI;
7. LEMBAGA PUBLIC RELATIONS;

LAMPIRAN 8 STRUKTUR ORGANISASI LEMBAGA-LEMBAGA OTONOM TINGKAT WILAYAH

1. LIRA INSTITUTE;
2. LEMBAGA UMKM & KOPERASI;
3. LEMBAGA PUSAT PENGEMBANGAN USAHA;
4. LEMBAGA INFORMASI DAN RISET INDONESIA;
5. LEMBAGA JARING KERJA KERAKYATAN;
6. LEMBAGA HUKUM DAN ADVOKASI;
7. LEMBAGA PUBLIC RELATION

LAMPIRAN 9 STRUKTUR ORGANISASI LEMBAGA-LEMBAGA OTONOM TINGKAT DAERAH

1. LEMBAGA UMKM & KOPERASI;


2. LEMBAGA PUSAT PENGEMBANGAN USAHA;
3. LEMBAGA INFORMASI DAN RISET INDONESIA;
4. LEMBAGA JARING KERJA KERAKYATAN;
5. LEMBAGA HUKUM DAN ADVOKASI;
6. LEMBAGA PUBLIC RELATIONS;

Hal 4 dari- 76
PANCA PRASETYA LIRA

1. KAMI RELAWAN LIRA; berjuang mewujudkan pemerintahan yang


transparan, dan bermoral serta mengawal proses perubahan guna
terciptanya masyarakat madani dalam nuansa demokratis, adil, sejahtera,
damai, dibawah Ridha TUHAN YANG MAHA ESA.

2. KAMI RELAWAN LIRA; adalah warga negara yang patuh, membela, dan
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang
berdaulat berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945;

3. KAMI RELAWAN LIRA; mengutamakan kepentingan rakyat, bangsa dan


Negara daripada kepentingan pribadi ataupun golongan tanpa
memandang perbedaan suku, agama, ras dan golongan;

4. KAMI RELAWAN LIRA; menjunjung tinggi martabat, kehormatan, dan nama


baik bangsa, jujur, bertanggungjawab, menghindarkan diri dari perbuatan
tercela, apalagi melanggar tata nilai dan hukum;

5. KAMI RELAWAN LIRA; mengajak rakyat dan bangsa Indonesia berperan aktif, kritis dan
Kreatif guna mendorong terwujudnya pemerintahan yang bersih, berwibawa, bermartabat
anti Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

Hal 5 dari- 76
MARS LIRA

LIRIK & LAGU OLEH : Sadewo


ARASEMEN MUSIK OLEH : Sadewo

MARILAH KITA BERSATU....


MEMBANGUN NEGERI TERCINTA....
MENJAGA KEUTUHAN BANGSA....
RAKYAT HIDUP DAMAI SENTOSA....
MARI PERANGI MUSUH RAKYAT....
PENYEBAB RAKYAT MELARAT....
PEJABAT, KONGLOMERAT, APARAT....
TAK PEDULI HARUS DISIKAT ....

REFF : BERSAMA LIRA SIAP MEMBANGUN


SEMANGAT NASIONALISME ....
BERSAMA LIRA SIAP MEMBANGUN ....
CINTA PRODUK DALAM NEGERI .....
BERSAMA LIRA SIAP MEMBANGUN ....
GENERASI MUDA MASA DEPAN ....
LUMBUNG INFORMASI RAKYAT ....
MILIK RAKYAT ....

MARILAH KITA BERDOA ....


TINGKATAN IMAN DAN TAQWA ....
AGAR JAUH DARI BENCANA ....
RAKYAT HIDUP DAMAI SELAMANYA ........

Hal 6 dari- 76
HYMNE LIRA
S’BAGAI PUTRA-PUTRI RELAWAN LIRA ...
MENJUNJUNG DEMORASI DAN PANCASILA ....
S’BAGAI PUTRA-PUTRI RELAWAN LIRA ....
MENJAGA KEUTUHAN BANGSA ....
MENCEGAH KORUPSI ....

REFF : MENBANGUN SEMANGAT NASIONALISME ...


TEGAKANLAH KEADILAN .....
MEMBANGUN CINTA PRODUKSI NEGERI ....
BERSAMA K ITA MENGABDI ....
MEMBANGUN GENERASI MUDA ....
DEMI MASA DEPAN BANGSA INDONESIA .....

LIRIK & LAGU OLEH : Sadewo


ARANSEMEN MUSIK OLEH : Sadewo

Hal 7 dari- 76
SURAT KEPUTUSAN
DEWAN PIMPINAN PUSAT
LUMBUNG INFORMASI RAKYAT
Nomor : 001/DPL-DPP/LIRA/I/2006

TENTANG;
ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA
LUMBUNG INFORMASI RAKYAT

Dewan Pendiri Lembaga dan Dewan Pimpinan Pusat LUMBUNG INFORMASI RAKYAT, setelah :

Menimbang : 1. Bahwa; demi mewujudkan cita-cita dan tujuan Lembaga LUMBUNG


INFORMASI RAKYAT; dipandang perlu adanya Landasan Konstitusional
Lembaga mengenai aturan-aturan umum dan khusus; yang termuat dalam
Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
2. Bahwa; Musyawarah Kerja Dewan Pendiri Lembaga dan Dewan Pimpinan
Pusat LUMBUNG INFORMASI RAKYAT; merupakan forum permusyawaratan
lembaga; yang memiliki wewenang untuk menetapkan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga dimaksud;
3. Bahwa; Keputusan ini sebagai landasan konstitusional Kepengurusan
disemua tingkatan; dan pedoman utama tata kerja; tugas, wewenang dan
tanggung jawab pengurus; dan kepengurusan lembaga di semua tingkatan,
dan sebagai penjabaran dari Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
Mengingat: 1. Keputusan Dewan Pendiri Lembaga LIRA Nomor 001/DPL-DPP/A-I/XII/2005
tentang; Susunan dan Personalia; Dewan Pimpinan Pusat;
2. Surat DPP-LIRA Nomor 002/DPL-DPP/A-I/XII/2005 perihal Pembentukan
dan Deklarasi LUMBUNG INFORMASI RAKYAT di-tingkat Dewan Pimpinan
Pusat;
3. Keputusan Rapat Dewan Pendiri I tahun 2005 Nomor: Nomor 003/DPL-
DPP/A-I/XII/2005, tentang; Jati Diri dan Garis Perjuangan LUMBUNG
INFORMASI RAKYAT.
4. Ketetapan Anggaran Dasar No. 14, Tertanggal 16 bulan Januari tahun 2006,
dibuat di Notaris Agus Majid SH, atas Nama; LUMBUNG INFORMASI RAKYAT
yang ditetapkan di Jakarta.

Memperhatikan : Saran dan masukan dari para peserta Rapat Dewan Pendiri Organisasi
LUMBUNG INFORMASI RAKYAT (LIRA)

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dimaksud; Lembaga


LUMBUNG INFORMASI RAKYAT, sebagaimana terlampir;
2. Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal dikeluarkan ketetapan ini dengan
ketentuan bahwa hal-hal yang belum cukup diatur dalam Surat Keputusan
ini akan ditetapkan kemudian sebagai ketetapan perubahan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 19 Febr 2006

DEWAN PIMPINAN PUSAT


LUMBUNG INFORMASI RAKYAT

M. JUSUF RIZAL AMIRSYAH RAHMAN


PresidenLIRA Sekretaris JendralLIRA

Hal 8 dari- 76
ANGGARAN DASAR
LUMBUNG INFORMASI RAKYAT (LIRA)

PEMBUKAAN

Bahwa cita-cita proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia adalah terwujudnya suatu


bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, serta untuk mewujudkan
pemerintahan negara Kesatuan Republik Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan bangsa, berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Bahwa wujud dari bangsa yang dicita-citakan itu adalah masyarakat beradab dan
sejahtera, yang mengutamakan nilai-nilai kejujuran, kebenaran, kesungguhan, keterbukaan
yang bersumber dari hati nurani, dapat dipercaya, setia dan tepat janji serta mampu
memecahkan persoalan bangsa yang bertumpu pada kekuatan sendiri, bersikap dan
bertindak adil dalam segala situasi, tolong menolong dalam kebajikan merupakan kultur
budi luhur banga kita bangsa Indonesia.
Melihat keadaan akhir-akhir saat ini diperlukan upaya-upaya revitalisasi berupa gerakan
Mitra Komunikasi Kebangsaan dan Kerakyatan guna merumuskan kembali nation dan
character building bangsa ini dalam paradigma baru, sebagai konsekuensi di-era kedaulatan
rakyat, oleh karenanya diperlukan sebuah gerakan organisasi Mitra Komunikasi Kebangsaan
dan Kerakyatan sebagai sebuah lembaga bagi masyarakat sipil yang mampu melakukan
pengawalan terhadap perjalanan bangsa ini sebagai lembaga independan serta mandiri
dalam mengiringi proses perbaikan bangsa dalam mendorong terciptanya transparansi,
menghasilkan Pemerintahan yang baik, Pemerintahan yang cerdas, Pemerintahan yang
amanah, Pemerintahan yang sensitif terhadap kebutuhan rakyat, penderitaan rakyat, dan
aspirasi rakyat, bangsa yang memiliki para pemimpin yang bersih lagi cerdas, serta jauh
dari penyalahgunaan wewenang dan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) Lumbung
Informasi Rakyat (LIRA) adalah jawaban terhadap kenyataan-kenyataan yang harus kita
lampaui, kita hadapi kemaren, hari ini dan esok.
Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) adalah gerakan Organisasi Mitra Komunikasi Kebangsaan
dan Kerakyatan yang terus dan akan bersama-sama membuka komunikasi interaktif
dengan rakyat dalam segala bidang sebagai Sasaran Organisasi, sehingga rakyat dapat
berperan aktif dan kritis ikut ambil bagian secara proaktif dalam melakukan perubahan
sebagaimana yang diagendakan oleh peyelenggara negara, rakyat dilibatkan sebagai
lembaga pengawas dalam rangka melakukan pengawalan terhadap proses perubahan
menuju Indonesia yang lebih baik dalam segala bidang, dalam proses perbaikan bangsa,
mendorong terciptakan transparansi, serta rakyat memahami dan dapat menghasilkan para
pemimpin yang bersih dari segala bentuk manfaat dalam jabatan publik sebagai
penyelengara pemerintahan dan terutama penyalahgunaan wewenang dan khususnya
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Pemilihan nama Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) didasarkan kepada aspek komunikasi
kerakyatan, dimana kata “Lumbung”: dan “Rakyat” sejak dahulu sudah sangat bersahabat
dengan masyarakat, baik dipedesaan maupun kota, lumbung identik dengan tempat
menampung berbagai bahan pangan (khususnya padi) agar pada musim paceklik rakyat
dapat memanfaatkannya, dalam konteks komunikasi, diharapkan rakyat dapat bergabung
dan menyampaikan informasi apapun melalui Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) ini.

Hal 9 dari- 76
Sebagai gerakan; Lembaga Mitra Komunikasi Kebangsaan dan Kerakyatan ini terlahir
dengan semangat dan bertujuan untuk turut serta bersama-sama meningkatkan

pendidikan, ketrampilan, kesejahteraan, kesetaraan dan partisipasi bagi terwujudnya hak-


hak sipil dan masyarakat madani; menjadi pelopor terwujudnya sistem ter-integrasi
komunikasi Kerakyatan bagi kemajuan Bangsa dan negara, serta terbangunnya kohesi
nasional untuk mendukung terwujudnya agenda perubahan dan tranparansi menuju
Indonesia yang lebih baik;

Pasal 1
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Lembaga Swadaya Masyarakat ini bernama Lumbung Informasi Rakyat dan/atau disingkat
LIRA, -untuk selanjutnya dalam akta ini disebut Lembaga, berkedudukan di Jakarta, dan
dapat membuka- cabang-cabang atau perwakilan-perwakilannya ditempat-tempat lain yang
dipandang perlu menurut keputusan Dewan Pendiri;

VISI, MISI, SIFAT DAN AZAS

Pasal 2
VISI

Mewujudkan sebuah Lembaga Mitra Komunikasi Kebangsaan dan Kerakyatan ditingkat


nasional, dan menjadi Pelopor Terwujudnya Integrasi Komunikasi Kerakyatan;

Pasal 3
MISI

Membuka informasi yang bersifat komunikatif serta mengajak rakyat untuk berperan aktif,
kritis, Menuju perbaikan bangsa dalam kerangka mendorong terwujudnya transparansi,
akuntabilitas publik yang bersifat egaliter dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip
demokrasi, keadilan dan dalam upaya menegakkan supremasi hukum;

Pasal 4
SIFAT

Lembaga ini bersifat independen tidak terkait kepada organisasi politik apapun atau
organisasi manapun, dengan semangat kerakyatan, kebangsaan, dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan, tanpa memandang suku, ras dan antar golongan;

Pasal 5
AZAS

Lembaga ini berazaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar seribu sembilan ratus empat
puluh lima (1945) dan Undang-undang Nomor delapan (8) tahun seribu sembilan ratus
delapan puluh lima (1985) tentang Organisasi Kemasyarakatan, atau perubahannya serta
undang-undang yang berlaku lainnya;

DASAR DAN PRINSIP PERJUANGAN


Pasal 6
DASAR

Lembaga ini berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pasal 7
PRINSIP PERJUANGAN

Hal 10 dari- 76
Prinsip perjuangan Lembaga adalah pengabdian kepada Negara dan Bangsa, dengan selalu
menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran, menegakkan keadilan, menghargai
kebhinekaan, menumbuhkan kesetaraan, persaudaraan dan kebersamaan.

Pasal 8
FUNGSI
Lembaga ini berfungsi sebagai :
1. Lembaga Mitra Kebangsaan dan Kerakyatan ditingkat nasional yang menjadi pelopor
terwujudnya sistem ter-integrasi komunikasi Kerakyatan bagi kemajuan Bangsa dan
negara, serta terbangunnya kohesi nasional untuk mendukung terwujudnya agenda
perubahan yang memiliki integritas, akuntabilitas, keadilan dan tranparansi menuju
Indonesia yang lebih baik;-
2. Wadah membina dan mengembangkan segenap potensi sumber daya manusia
Indonesia untuk secara bersama-sama meningkatkan kualitas pendidikan,
kesejahteraan, kesetaraan dan partisipasi bagi terwujudnya hak-hak sipil dan
masyarakat madani;
3. Sarana membina kader-kader muda dalam rangka mempersiapkan pemimpin bangsa
dimasa depan yang memiliki komitmen yang tinggi;

Pasal 9
MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari Lembaga ini adalah ;

1. Mewujudkan cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia sebagaimana dituangkan


dalam Pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945;
2. Mengembangkan gerakan Kebangsaan dan Kerakyatan ditingkat nasional yang
menjadi pelopor terwujudnya sistem ter-integrasi dalam sebuah sinergi komunikasi
dalam era kedaulatan rakyat untuk mampu mengawal aspirasi rakyat sebagai agenda
perubahan dibidang; ekonomi, sosial budaya, hukum, politik dalam sebuah proses
terwujudnya agenda nasional tentang perubahan menuju Indonesia yang Damai, Adil
dan Sejahtera;
3. Berperan melakukan kontrol sosial, pengawasan, investigasi, menjembatani serta
berdialog dengan dan atau terhadap Pemerintah Republik Indonesia maupun pihak
pihak diluar Lembaga;
4. Mewujudkan perikehidupan berbangsa dengan tatanan nasional yang demokratis,
terbuka, bersih dan turut serta melakukan perubahan dalam melaksanakan
transparansi menuju Indonesia yang lebih baik;
5. Menegakkan Demokrasi dan Hak-hak Azasi Manusia dalam upaya menjadi masyarakat
madani, serta meningkatkan harkat martabat bangsa Indonesia yang berdaulat;
6. Sebagai wahana komunikasi dan trasformasi serta menjembatani interaksi antara
publik dan republik, dengan tetap mempertahankan sifat egaliter, inspiratif, aspiratif,
demokratis khususnya tentang penyalahgunaan wewenang ataupun Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme (KKN), termasuk menampung keluhan, harapan dan usulan
masyarakat, serta masyarakat diajak berperan secara proaktif;

Pasal 10
SASARAN ORGANISASI

1. Bidang Politik : Mempertahan Negara Kesatuan Republik Indonesia; menegakkan


kedaulatan rakyat; mewujudkan pemerintahan yang demokratis, bersih, transparan
dan/atau terbuka, bermoral, dan terpercaya; serta mengawal proses perubahan
masyarakat sipil pasca reformasi menuju Indonesia yang lebih baik;

Hal 11 dari- 76
2. Bidang Ekonomi : Menegakkan dan mengembangkan kehidupan ekonomi kerakyatan
bagi terwujudnya swadaya ekonomi nasional dengan meningkatkan berbagai bidang
antara lain : usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan tata perekonomian
indonesia khususnya berciri koperasi;
3. Bidang Hukum dan Ham : Berusaha menegakkan dan mengembangkan negara hukum
yang beradab, mampu mengayomi seluruh rakyat, menjunjung tinggi hak-hak asasi
manusia, dan berkeadilan sosial;
4. Bidang Agama, Sosial dan Budaya : berusaha mewujudkan solidaritas antar agama,
sosial dalam kemajemukan masyarakat, dan membangun budaya yang maju dan
moderen dengan tetap memelihara jatidiri bangsa yang baik demi meningkatkan
harkat dan budaya serta martabat bangsa;
5. Bidang Pendidikan : berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
mulia, mandiri, terampil, professional dan kritis terhadap lingkungan sosial sekitarnya;
dan mengembangkan pendidikan dimasyarakat yang mampu mendorong pencerdasan
kehidupan bangsa dalam segala dimensi;
6. Bidang Kepemudaan : memupuk kemandirian, memperluas pengetahuan dan
wawasan, mengasah kepekaan dan ketrampilan, meningkatkan kesadaran tentang hak
- hak politik, serta mencetak kader-kader muda muda bangsa, melalui pengembangan
tradisi intelektual dan dinamika forum, inisiasi gagasan dan perencanaan konsepsi
strategic, penghimpunan dan pensinergian berbagai potensi sumber daya nasyarakat,
dan pelaksanaan kegiatan nyata berdimensi sosial masyarakat;
7. Bidang Kelembagaan; Menghimpun persatuan dan kesatuan serta bersama-sama
menanggulangi segala permasalahan yang dialami oleh sesama anggota Lembaga dan
masyarakat pada umumnya,
Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan segenap instansi terkait, lembaga
swasta, pemerintahan sipil, phak militer/kepolisian negara republik indonesia dan para
pengusaha yang mempunyai kepedulian terhadap perkembangan dan pelaksanaan
program kegiatan Lembaga ini dalam upaya menegakkan Demokrasi, Hak-hak Asasi
Manusia, Pemerintahan yang bersih dan berwibawa,
Antar kelembagaan dapat bekerja sama melakukan; Investigasi, Sosial Kontrol,
Pengawasan, Kritik, Saran, Pertimbangan dan Masukan kepada Instansi terkait,
lembaga swasta, pemerintahan sipil, pihak militer/kepolisian negara republik indonesia
dan para pengusaha terhadap penyalahgunaan terhadap Penggunaan Uang Negara
dalam pelaksanaan dan kegiatan pembangunan nasional;

Pasal 11
ORGANISASI DAN PENGURUSAN
Organisasi dan kepengurusan lembaga ini terdiri dari :
a. Dewan Pendiri;
b. Dewan Pengurus;

Pasal 12
DEWAN PENDIRI
1. Dewan Pendiri organisasi dan lembaga terdiri dari :
a. Mereka yang mendirikan Organisasi dan lembaga ini ;
b. Mereka yang diangkat oleh Dewan Pendiri dengan mempertimbangkan kontribusi
yang dapat mereka berikan kepada Organisasi .
2. Keanggotaan Dewan Pendiri Organisasi berakhir karena :
a. Meninggal dunia ;
b. Mengundurkan diri ;
c. Berada di bawah pengampuan ;
d. Diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Dewan Pendiri Organisasi;

Hal 12 dari- 76
3. Tugas dan kewajiban Dewan Pendiri adalah:
a. Menetapkan pokok-pokok program kerja dari Organisasi yang berkaitan dengan itu;
b. Memberikan pedoman pengarahan tentang kegiatan Organisasi ini;
c. Melaksanakan tugas-tugas lain yang dipandang perlu untuk menjamin tercapainya
tujuan Lembaga ini;
d. Mensahkan pembukuan/neraca dan perhitungan keuangan Organisasi ini;
e. Menetapkan hak-hak lainnya yang dianggap perlu;
4. Hak-hak dan kewajiban-kewajiban serta hal-hal lain mengenai Dewan Pendiri Organisasi
yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur dan ditetapkan dalam
Anggaran Rumah Tangga;

Pasal 13
DEWAN PIMPINAN PUSAT
1. Organisasi ini akan dijalankan dan diurus oleh Dewan Pimpinan Pusat yang terdiri dari
Ketua Umum yang disebut sebagai; PresidenLIRA, Sekretaris JenderalLIRA dan
Bendahara Umum.
2. Para anggota Dewan Pimpinan Pusat; diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Pendiri
Organisasi;
3. Anggota-anggota Dewan Pimpinan Pusat diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun,
dan dapat diangkat kembali dengan ketentuan 2 (dua) kali masa jabatan;
4. Hak-hak dan kewajiban-kewajiban serta hal-hal lain mengenai Dewan Pimpinan Pusat
yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur dan ditetapkan dalam
Anggaran Rumah Tangga Organisasi ini.

Pasal 14
KEANGGOTAAN DEWAN PIMPINAN PUSAT

1. Keanggotaan Dewan Pimpinan Pusat berakhir karena ;


a. Berakhirnya masa jabatan ;
b. Meninggal dunia ;
c. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri dari yang bersangkutan ;
d. Diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Dewan Pendiri ;
e. Berada di bawah pengampuan ;
2. Mereka yang diberhentikan seperti yang dimaksud dalam ayat 1 sub d di atas, diberi
kesempatan dalam tempo 1 (satu) bulan sejak pemberhentian tersebut untuk
mengajukan pembelaan diri di dalam Rapat gabungan para anggota Dewan Pimpinan
Pusat dan Dewan Pendiri Organisasi;
Pasal 15
KEWAJIBAN DAN KEWENANGAN DEWAN PIMPINAN PUSAT

1. Dewan Pimpinan Pusat diwajibkan untuk bekerja maksimal untuk mencapai maksud
dan tujuan Lembaga dan menggunakan kekayaan Lembaga, sejalan dengan ketentuan
yang digariskan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
2. Peraturan-peraturan yang dimaksud pada ayat di atas baru dianggap sah, setelah
memperoleh persetujuan dari Rapat Dewan Pendiri Organisasi.
3. Dewan Pimpinan Pusat akan mengatur Anggaran Rumah Tangga Organisasi,
pedoman organisasi, peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya dan/atau pasal-pasal
yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini dan membuat serta menyusun peraturan
peraturan yang diperlukan dan bermanfaat bagi Organisasi, dengan ketentuan bahwa
peraturan tersebut tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.

Hal 13 dari- 76
Pasal 16
WEWENANG DEWAN PIMPINAN PUSAT

1. Ketua Umum dan/atau disebut juga dengan PresidenLIRA, mewakili Dewan Pimpinan
Pusat dan karenanya mewakili Organisasi ini baik di dalam maupun luar Pengadilan,
tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat Organisasi dengan pihak lain,
dan pihak lain dengan Lembaga serta menjalankan segala tindakan baik mengenai
kepengurusan maupun kepemilikan akan tetapi dengan pembatasan bahwa untuk :

a. Meminjam atau meminjamkan/memberikan pinjaman uang atas nama Organisasi


(tidak termasuk mengambil uang Organisasi yang ada di bank) ;
b. Membeli, menjual atau dengan cara lain memindahtangankan hak atas harta yang
tidak bergerak atau memberati atau menggunakan harta kekayaan Organisasi
untuk kepentingan pribadi ;
c. Mengikat Organisasi termasuk lembaga-lembaga otonom sebagai penanggung jawab
atau penjamin ;
Untuk maksud tersebut diatas sebagaimana tercantum pada pasal ini beserta ayat
ayatnya; wajib dan diperlukan persetujuan secara tertulis terlebih dahulu dari seluruh
Dewan Pendiri Organisasi tanpa kecuali.
2. Setiap penggunaan uang atas nama Organisasi ditingkat pusat, harus ditandatangani
oleh PresidenLIRA dan Bendahara, dan segala aturan serta urusan lain yang berkenaan
dengan keuangan, akan diatur dan ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga.
3. Penyelenggaraan surat menyurat dilaksanakan oleh PresidenLIRA bersama Sekretaris
JenderalLIRA, dan akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 17
RAPAT DEWAN PENDIRI
1. Dewan Pendiri diwajibkan mengadakan Rapat sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
setiap tahun kalender dan pada waktu lainnya sebagaimana dipertimbangkan perlu oleh
Dewan Pendiri atau apabila hal tersebut diminta secara tertulis oleh paling sedikit 1/2
(satu per dua) anggota Dewan Pendiri kepada Ketua atau Sekretaris;
2. Rapat Dewan Pendiri diadakan ditempat kedudukan Lembaga;
3. Panggilan Rapat harus dilakukan secara tertulis dan disampaikan kepada yang
bersangkutan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum tanggal Rapat.
4. Panggilan tersebut tidak diperlukan apabila semua anggota hadir/diwakili dalam Rapat,
dan dalam Rapat itu dapat diambil keputusan yang sah serta mengikat mengenai hal
yang akan dibicarakan sedangkan Rapat dapat diselenggarakan dimanapun juga dalam
wilayah Republik Indonesia;
5. Semua Rapat Dewan Pendiri dipimpin oleh salah seorang yang dipilih oleh dan dari
antara mereka yang hadir;
Pasal 18
RAPAT DEWAN PIMPINAN PUSAT
1. Dewan Pimpinan Pusat wajib mengadakan Rapat setiap bulan sekali atau setiap
dianggap perlu oleh PresidenLIRA, atau apabila hal tersebut diminta secara tertulis oleh
paling sedikit 2 (dua) orang anggota Dewan Pengurus lain;
2. Panggilan Rapat dilakukan secara tertulis atau hal lainnya yang bersifat pemberitahuan
dan disampaikan kepada yang bersangkutan sekurang kurangnya 2 (dua) hari sebelum
tanggal Rapat;
3. Di dalam semua Rapat, PresidenLIRA yang memegang pimpinan rapat dan jikalau
berhalangan hadir maka Rapat dipimpin oleh Sekretaris jenderalLIRA;
4. Suatu Rapat Dewan Pimpinan Pusat adalah sah apabila Rapat tersebut dihadiri olehlebih
dari 1/2 (satu per dua) dari jumlah anggota Dewan Pengurus;
5. Kecuali ditetapkan lain secara tegas dalam Anggaran Dasar ini, semua keputusan

Hal 14 dari- 76
diambil dengan musyawarah untuk mufakat apabila musyawarah untuk mufakat tidak
tercapai diambil dengan suara yang terbanyak seperti biasa, dan bilamana suara yang
setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka Ketua Rapat yang akan memutuskan;
6. Dalam setiap Rapat Dewan Pimpinan Pusat, setiap anggota Dewan Pengurus berhak
memberikan 1 (satu) suara;
7. Anggota-anggota Dewan Pendiri organisasi berhak menghadiri tiap-tiap Rapat Dewan
Pimpinan Pusat dan dalam Rapat tersebut berhak untuk memberikan saran-saran
dan/atau pengarahan-pengarahan seperlunya;

Pasal 19
PERANGKAT ORGANISASI
1. Apabila dipandang perlu, Dewan Pendiri Organisasi dapat menunjuk beberapa orang
atau lembaga tertentu sebagai Dewan Penasehat, Dewan Pembina, Badan Pemeriksa
Keuangan independen, Akuntan Publik dan Konsulen Perpajakan;
2. Hal-hal lain sehubungan dengan pasal dan ayat ini apabila dipandang perlu, dapat diatur
lebih jauh di dalam Anggaran Rumah Tangga ;
Pasal 20
LEMBAGA-LEMBAGA OTONOM
1. Nama Lembaga-Lembaga otonom organisasi terdiri dari :
a. Lumbung Informasi Rakyat Institute, disingkat LIRA INSTITUTE;
b. Lumbung Informasi Rakyat UMKM, disingkat LIRA UMKM & KOPERASI;
c. Lumbung Informasi Rakyat Lembaga Pusat Pengembangan Usaha, disingkat LIRA-
PPU;
d. Lumbung Informasi Rakyat Lembaga Informasi dan Riset Indonesia, disingkat LIRA
INFO dan RISET;
e. Lumbung Informasi Rakyat Pusat Jaring Kerja Kerakyatan, disingkat LIRA PJK2;
f. Lumbung Informasi Rakyat Lembaga Hukum dan Advokasi, disingkat LIRA LH & A;
g. Lumbung Informasi Rakyat Public Relations, disingkat LIRA PR;
2. Pimpinan lembaga-lembaga Otonom di Tingkat Pusat, disebut Direktur Eksekutif
Lembaga, diusulkan dipilih, diangkat, ditetapkan, diberhentikan dan bertanggung jawab
hanya kepada PresidenLIRA/Dewan Pimpinan Pusat atas persetujuan Dewan Pendiri
Lembaga;
3. Pimpinan lembaga-lembaga Otonom di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan
Wilayah, disebut Wakil Direktur Eksekutif Lembaga, diusulkan, dipilih, diangkat,
ditetapkan, diberhentikan dan bertanggung jawab hanya kepada GubernurLIRA/Dewan
Pimpinan Wilayah atas persetujuan Dewan Pimpinan Pusat;
4. Pimpinan lembaga-lembaga Otonom di tingkat Daerah, dan/atau Dewan Pimpinan
Daerah, disebut Manager Eksekutif Lembaga, diusulkan, dipilih, diangkat, ditetapkan,
diberhentikan dan bertanggung jawab hanya kepada BupatiLIRA/WalikotaLIRA/Dewan
Pimpinan Daerah atas persetujuan Dewan Pimpinan Wilayah; dan Dewan Pimpinan
Pusat;
5. Lembaga-lembaga Otonom adalah lembaga yang dapat mengembangkan struktur
organisasinya sesuai dengan kebutuhan, menetapkan personalia, menyusun rencana
anggaran dan program kerja Tahunan, dan berhak mengangkat, memberhentikan dan
mengganti staf-staf yang membantu melaksanakan tugas-tugas Lembaga tanpa
meminta persetujuan terlebih dahulu dan menghasilkan usaha-usaha yang sah untuk
kepentingan organisasi.
6. Direktur Lembaga-lembaga Otonom secara langsung dan sah menurut hukum dan
berhak untuk mengikat Lembaga-lembaga kepada pihak lain atau pihak lain kepada
Lembaga-lembaga Otonom untuk kepentingan usahanya serta berhak untuk mengambil

Hal 15 dari- 76
tindakan hukum mengenai pemilikan dan pengurusan, terkecuali untuk hal-hal tersebut
di bawah ini;
a. Menjual, memindahkan atau dengan cara lain melepaskan hak atas aktiva milik
Lembaga-lembaga otonom;
b. Mengikat Lembaga-lembaga Otonom sebagai penjamin hutang;
c. Menjaminkan harta Lembaga-lembaga Otonom untuk Jaminan hutang-hutang;
7. Dewan Pengurus disemua tingkatan dapat memberikan dukungan akses, konsultasi dan
supervisi kepada Lembaga-lembaga Otonom sesuai kepengurusan di tingkat masing-
masing.
8. Ketentuan mengenai rincian tugas dan wewenang, susunannya dan tata cara
pengangkatan, pemberhentian, pertanggung-jawaban, dan penggantian direktur
Lembaga-lembaga Otonom diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan peraturan khusus
yang mengatur Lembaga-lembaga Otonom;
STRUKTUR, PERANGKAT DAN PENGURUS ORGANISASI
Pasal 21
STRUKTUR

1. Organisasi ini memiliki srtuktur organisasi atau tingkatan kepengurusan sebagai


berikut :-
a. Organisasi di tingkat Nasional, dipimpin oleh Dewan Pimpinan Pusat, disingkat DPP;
b. Organisasi di tingkat Provinsi, dipimpin oleh Dewan Pimpinan Wilayah, disingkat
DPW;
c. Organisasi di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif, dipimpin oleh Dewan
Pimpinan Daerah, disingkat DPD;
2. Perangkat organisasi pada masing-masing tingkatan kepengurusan adalah :
a. Organisasi di tingkat Nasional atau Dewan Pimpinan Pusat, memiliki organ Satuan-
satuan Tugas yang disebut dan terdiri dari Para Deputi beserta para Wakil Deputi
yang bertanggung jawab pada bidangnya masing-masing;
b. Organisasi di tingkat Propinsi atau Dewan Pimpinan Wilayah, memiliki organ Satuan-
satuan Tugas yang disebut dan terdiri dari Para Kepala Biro dan Kepala Bidang yang
bertanggung jawab pada bidangnya masing-masing;
c. Organisasi di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif atau Dewan Pimpinan
Daerah, memiliki organ Satuan-satuan Tugas yang disebut Koordinator
Kompartemen beserta Kepala Seksi yang bertanggung jawab pada bidangnya
masing-masing;
d. Satuan-satuan Tugas bidang ke-Sekretariatan di tingkat Nasional atau Dewan
Pimpinan Pusat disebut ; Sekretariat Lembaga Tingkat Pusat, dan di tingkat Propinsi
atau Dewan Pimpinan Wilayah disebut ; Sekretariat Lembaga Tingkat Wilayah,
sedangkan di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif atau Dewan
Pimpinan Daerah disebut; Sekretariat Lembaga Tingkat Daerah.
e. Dan Unit-unit Khusus atau Kelompok-kelompok Kerja;
3. Sedangkan ketentuan mengenai Struktur Organisasi disemua tingkatan akan diatur
kemudian lebih rinci dalam Pedoman Keorganisasian Lembaga.

Pasal 22
PERANGKAT
1. Ketentuan mengenai perangkat organisasi terdiri dari :
a. Dewan Pendiri.
b. Dewan Penasehat.
c. Dewan Pembina.
d. Dewan Pakar.

Hal 16 dari- 76
2. Struktur organisasi Dewan Pimpinan Pusat terdiri dari :
a. Dewan Pendiri;
b. PresidenLIRA;
c. Wakil PresidenLIRA;
d. Sekretaris JenderalLIRA;
e. Wakil Sekretaris JenderalLIRA;
f. Bendahara Umum;
g. Wakil wakil Bendahara;
h. Para Direktur Eksekutif Lembaga-lembaga otonom;
3. Kepengurusan dan pengangkatan dalam struktur organisasi atau tingkatan
kepengurusan sebagai berikut :
a. Pengangkatan Dewan Pengurus Nasional dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, disingkat
DPP; atau disebut juga; PresidenLIRA, diangkat, ditetapkan, diberhentikan dan
bertanggung jawab kepada Dewan Pendiri Organisasi;
b. Pengangkatan Organisasi di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah,
disingkat DPW; atau disebut juga; GubernurLIRA, diusulkan, dipilih, diangkat,
ditetapkan, diberhentikan dan bertanggung jawab hanya kepada
PresidenLIRA/Dewan Pimpinan Pusat atas persetujuan Dewan Pendiri Organisai;
c. Pengangkatan Organisasi di-tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif, dan/
atau Dewan Pimpinan Daerah, disingkat DPD; atau disebut juga; BupatiLIRA/
WalikotaLIRA; diusulkan, dipilih, diangkat, ditetapkan, diberhentikan dan
bertanggung jawab hanya kepada GubernurLIRA/Dewan Pimpinan Wilayah atas
persetujuan PresidenLIRA/Dewan Pimpinan Pusat;
4. Sedangkan ketentuan mengenai Struktur dan perangkat Organisasi secara nasional dan
tata cara penentuan serta penetapan calon-calon pengurus di-tingkat Propinsi dan/atau
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; Direktur Lembaga-Lembaga Otonom, diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga;
Pasal 23
DISIPLIN DAN ETIKA
1. Disiplin dan Etika RelawanLIRA anggota organisasi sebagai berikut :
a. Melanggar ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
Pedoman Organisasi dan ketentuan-ketentuan lain yang disyahkan oleh organisasi;
dan/atau;
b. Melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji; dan/atau
c. Melanggar etika dan norma masyarakat yang dapat mencemarkan nama baik
lembaga/organisasi; dan/atau.
d. Melakukan tindak pidana dan/atau menggunakan narkoba serta terbukti secara syah
menurut hukum.
2. Mekanisme disiplin dan etika organisasi, serta ketentuan lain mengenai pasal ini diatur dalam
Peraturan Rumah Tangga dan Pedoman Keorganisasian;
Pasal 24
PEMBEKUAN
1. Dewan Pimpinan Pusat dapat membekukan kepengurusan: di-tingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif.
2. Dewan Pimpinan Wilayah atau pengurus tingkat Propinsi dapat membekukan
kepengurusan organisasi tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratifatau di-
3. tingkat Dewan Pengurus Daerah yang disetujui terlebih dahulu secara tertulis oleh
Dewan Pimpinan Pusat.
4. Alasan-alasan pembekuan harus kuat secara oganisasi dan tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan-peraturan lainnya;

Hal 17 dari- 76
5. Sebelum melaksanakan dan membekukan organisasi ditingkat Dewan Pimpinan Wilayah
dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif
dilakukan, terlebih dahulu diberikan peringatan tertulis sebanyak-banyaknya tiga (3)
kali dalam tenggang waktu delapan (8) hari kerja untuk memperbaiki pelanggarannya.
6. Setelah pembekuan terjadi, maka kepengurusan dijabat sementara, diatur dan diurus
oleh kepengurusan yang setingkat lebih tinggi.
7. Pengurus atau pejabat sementara yang melaksanakan pembekuan tersebut wajib
melaporkan kepada Dewan Pimpinan Pusat dalam jangka waktu empat belas (14) hari
kerja.
8. Jika Pembekuan telah dilakukan maka pengurus Dewan Pimpinan Wilayah dan/atau
Dewan Pimpinan daerah; Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif yang telah
dibekukan tersebut, dalam jangka waktu empat puluh (40) hari kerja diwajibkan
membuat laporan secara tertulis kepada pengurus yang lebih tinggi dengan tembusan
Dewan Pimpinan Pusat yang meliputi kegiatan, keuangan, administrasi dan atas
seluruh harta kekayaan organisasi;
9. Hal-hal mengenai harta kekayaan dan hutang-hutang maupun piutang organisasi bagi
pengurus yang dibekukan, baik ditingkat Dewan Pimpinan Wilayah dan/atau Dewan
Pimpinan Daerah, diatur dalam Anggaran Rumah Tangga;
10. dan mekanisme serta tata cara pembekuan, mengajukan, memilih, pengangkatan dan
persetujuan kepengurusan baru, dan/atau ketentuan ketentuan lain mengenai pasal ini
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga;

Pasal 25
KEGIATAN USAHA
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, maka lembaga ini dapat melaksanakan
kegiatan usaha-usaha yang tidak bertentangan dengan maksud dan tujuan tersebut dengan
mengindahkan ketertiban umum dan hukum yang berlaku;
1. Bidang Usaha Jasa ; Mengadakan kegiatan usaha jasa disegala bidang yang dapat
meningkatkan taraf kehidupan ditengah-yengah masyarakat,

2. Melakukan pelatihan dan advokasi terhadap pelaksanaan kebebasan memperoleh


seluruh informasi yang berkaitan dengan publik;
3. Mengadakan kegiatan diberbagai bidang ; penerbitan, koran, majalah dan tabloid,
kursus-kursus, pendidikan dan latihan, usaha jasa lainnya yang dapat meningkatkan
taraf kehidupan ditengah-yengah masyarakat;
4. Menghimpun tenaga muda produktif dalam suatu lembaga pusat jaring kerja nasional,
usaha mikro kecil dan menengah, melakukan berbagai penelitian, kajian ilmiah dan
riset masyarakat, serta mendirikan lembaga pusat pengembangan usaha, usaha jasa
lainnya yang dapat meningkatkan keahlian secara profesionalisasi masyarakat pada
umumnya;

Pasal 26
KEKAYAAN

1. Kekayaan Lembaga berasal dari sejumlah kekayaan yang telah terpisah menjadi
2. kekayaan Lembaga dalam bentuk kas yang tidak ditentukan besarnya dan setiap waktu
harus tercatat pada buku laporan kekayaan Lembaga.
2. Selain kekayaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini, kekayaan Lembaga
dapat diperoleh dalam bentuk uang dan atau benda berwujud dan benda tidak berwujud
yang dapat dinilai dengan uang berupa :
a. Swadaya/ Iuran Anggota.
b. Bantuan dari Pemerintah, masyarakat dan pihak lain yang memiliki komitmen
terhadap Lembaga , dan yang sifatnya tidak mengikat baik di dalam maupun luar

Hal 18 dari- 76
negeri;
c. Hibah-hibah, wasiat dan wakaf;
d. Sumbangan-sumbangan tetap dari pihak lain ;
e. Pendapatan-pendapatan yang dihasilkan oleh usaha-usaha yang Dilaksanakan dan
diselenggarakan oleh Lembaga-lembaga otonom organisasi;
f. Pendapatan-pendapatan lain yang sah dan tidak bertentangan dengan maksud dan
tujuan serta kegiatan usaha Lembaga;
3. Uang dan kekayaan Lembaga yang tidak segera dibutuhkan untuk keperluan sehari-hari
dari Lembaga, akan disimpan/dikelola berdasarkan ketentuan ketentuan yang akan
diatur serta ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat;
4. Hal-hal yang menyangkut keuangan organisasi dilaporkan secara tertulis oleh Dewan
Pimpinan Pusat kepada : Dewan Pendiri Organisasi, Dewan Pembina/Penyantun,
masyarakat umum, menurut tingkatannya sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
tahun buku yang bersangkutan;-
5. Tahun buku Organisasi dimulai setelah terpilihnya pengurus yang baru pada setiap
tingkatan kepengurusan dan berakhir selama masa jabatannya berikutnya;
6. Ketentuan-ketentuan sebagaiman dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut dalam,
dan/atau ketentuan ketentuan lain mengenai pasal ini diatur dalam Peraturan Rumah
Tangga;
Pasal 27
TAHUN BUKU
1. Tahun Buku Lembaga ini berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan tanggal
31 (tigapuluh satu) Desember; Pada akhir bulan Desember pada tiap-tiap tahun, buku-
buku Lembaga dan Lembaga-lembaga Independen harus ditutup; Untuk Pertama
kalinya buku Lembaga dimulai pada tanggal dari Akta Pendirian ini dan ditutup pada
tanggal 31 (tigapuluh satu) Desember;
2. Selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan sesudah penutupan buku-buku
tersebut, oleh Dewan Pengurus harus dibuat suatu perhitungan tentang pengeluaran
dan pemasukan Lembaga selama tahun buku yang lampau;
3. Perhitungan tersebut disertai surat-surat pertanggungjawaban dari yang bersangkutan,
berikut laporan tahunan, harus segera disampaikan kepada Dewan Pendiri untuk
dimintakan persetujuan dan pengesahannya;
4. Pengesahan dari perhitungan dan pertanggungjawaban tersebut oleh Dewan Pendiri
Organisasi berarti memberikan pelunasan dan pembebasan sepenuhnya kepada Dewan
Pengurus atas segala tindakan dan perbuatannya terhadap Lembaga selama tahun buku
yang bersangkutan;
5. Pembukuan setiap tahun buku wajib dan harus di audit oleh Akuntan Publik Independen
bersama Badan Pemeriksa Keuangan yang ditunjuk oleh Dewan Pendiri Organisasi;
Pasal 28
PERUBAHAN DAN TAMBAHAN
1. Keputusan untuk merubah dan/atau menambah peraturan dalam Anggaran Dasar
organisasi/ Lembaga; dinyatakan sah jika dalam suatu Rapat yang dihadiri secara
lengkap oleh Dewan Pendiri Organisasi bersama Dewan Pimpinan Pusat, dan disertai
kehadiran Para Direktur Eksekutif Lembaga Otonom.
2. Rapat dimaksud pada ayat 1 dipimpin oleh salah seorang yang dipilih oleh dan dari
antara para anggota Dewan Pendiri Organisasi, Dewan Pimpinan Pusat, Para Direktur
Eksekutif Lembaga-lembaga otonom yang hadir;
3. Rapat yang dimaksud pada ayat 1 adalah sah bila dihadiri atau diwakili oleh sekurang-
kurangnya 2/3 (dua per tiga) anggota Dewan dan putusan adalah sah bila disetujui oleh
sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah;
Pasal 29
PEMBUBARAN

Hal 19 dari- 76
1. Keputusan untuk membubarkan organisasi hanya dapat diambil oleh Rapat Khusus
Istimewa Dewan Pendiri Organisasi, Dewan Pimpinan Pusat, dan disertai kehadiran
Para Direktur Eksekutif Lembaga-lembaga Otonom, dan apabila ternyata dengan pasti
bahwa kondisi organisasi ini telah sedemikian rupa sehingga dengan itu tidak mungkin
lagi untuk mencapai dan mewujudkan maksud dan tujuan organisasi ini dengan
mengindahkan ketentuan-ketentuan lain sebagaimana dimaksud dalam anggaran dasar
ini;
2. Apabila Lembaga ini dibubarkan, maka likuidasinya dilakukan oleh Dewan Pimpinan
Pusat di bawah pengawasan Dewan Pendiri Organisasi.
3. Pembubaran organisasi hanya dapat diambil dengan sah oleh Dewan Pendiri Organisasi
bersama Dewan Pimpinan Pusat, dan disertai kehadiran Para Direktur Eksekutif
Lembaga-lembaga Otonom dan disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) dari jumlah yang hadir.
4. Jika organisasi ini dibubarkan, PresidenLIRA/Dewan Pimpinan Pusat diwajibkan untuk
melakukan likuidasi atas seluruh harta kekayaan organisasi, yang pelaksanaannya
dilakukan oleh sebuah tim likuidasi khusus yang ditunjuk didalam rapat Khusus
Istimewa untuk melaksanakan tugas tersebut.
5. Dewan Pendiri Organisasi bersama PresidenLIRA/Dewan Pimpinan Pusat bertanggung
jawab menyelesaikan administrasi kekayaan Lembaga ini, dan jika terdapat sisa
kekayaan jikalau ada, akan diberikan kepada perkumpulan dan/atau organisasi yang
mempunyai maksud dan tujuan yang sama dengan Lembaga ini.
6. ketentuan ketentuan lain mengenai pasal ini diatur dalam Peraturan Rumah Tangga;
Pasal 30
ANGGARAN RUMAH TANGGA

1. Anggaran Rumah Tangga merupakan bagian yang integral (tidak terpisahkan) dengan
Anggaran Dasar ini dan yang mengatur hal-hal yang belum sepenuhnya diatur dalam
Anggaran Dasar ini.
2. Anggaran Rumah Tangga dan Perubahannya harus konsisten dengan Anggaran Dasar
ini dan baru berlaku setelah disahkan oleh Dewan Pendiri Organisasi dan Dewan
Pimpinan Pusat.
Pasal 31
PERATURAN PENUTUP
1. Semua hal yang tidak atau tidak cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur
dan diputuskan dan ditetapkan kemudian oleh Dewan Pendiri Organisasi bersama
Dewan Pimpinan Pusat, dan disertai kehadiran Para Direktur Eksekutif Lembaga
Otonom;
2. Untuk pertamakalinya, Lumbung Informasi Rakyat disingkat LIRA ini, dibentuk oleh
Dewan Pendiri Organisasi, pada semua tingkatan kepengurusan lembaga dengan disertai
konsultasi dan/atau pendekatan dengan para pinisepuh, tokoh-tokoh masyarakat,
Eksekutif, legislative, Yudikatif, Kepolisian, Tentara Nasional Indonesia, Para aktifis,
Praktisi, Professional, dan bidang lain-lain;
3. Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak ditandatangani oleh Dewan Pendiri Organisasi;
dan ditetapkan/dibuat Akte Notaris : Nomor 14; dan dibuat dihadapan Notaris : Agus
Madjid, SH, pada hari senin, tertanggal 16 Januari 2006, ditetapkan dan disahkan Di :
Jakarta.

DEWAN PIMPINAN PUSAT


LUMBUNG INFORMASI RAKYAT (LIRA)

M. JUSUF RIZAL AMIRSYAH RAHMAN

Hal 20 dari- 76
PresidenLIRA Sekretaris JenderalLIRA
SURAT KEPUTUSAN
DEWAN PIMPINAN PUSAT
LUMBUNG INFORMASI RAKYAT
Nomor : 001/DPL-DPP/LIRA/I/2006

TENTANG;
ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA
LUMBUNG INFORMASI RAKYAT

Dewan Pendiri Lembaga dan Dewan Pimpinan Pusat LUMBUNG INFORMASI RAKYAT, setelah :

Menimbang : 1. Bahwa; demi mewujudkan cita-cita dan tujuan Lembaga LUMBUNG


INFORMASI RAKYAT; dipandang perlu adanya Landasan Konstitusional
Lembaga mengenai aturan-aturan umum dan khusus; yang termuat dalam
Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
4. Bahwa; Musyawarah Kerja Dewan Pendiri Lembaga dan Dewan Pimpinan
Pusat LUMBUNG INFORMASI RAKYAT; merupakan forum permusyawaratan
lembaga; yang memiliki wewenang untuk menetapkan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga dimaksud;
5. Bahwa; Keputusan ini sebagai landasan konstitusional Kepengurusan
disemua tingkatan; dan pedoman utama tata kerja; tugas, wewenang dan
tanggung jawab pengurus; dan kepengurusan lembaga di semua tingkatan,
dan sebagai penjabaran dari Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
Mengingat: 1. Keputusan Dewan Pendiri Lembaga LIRA Nomor 001/DPL-DPP/A-I/XII/2005
tentang; Susunan dan Personalia; Dewan Pimpinan Pusat;
2. Surat DPP-LIRA Nomor 002/DPL-DPP/A-I/XII/2005 perihal Pembentukan
dan Deklarasi LUMBUNG INFORMASI RAKYAT di-tingkat Dewan Pimpinan
Pusat;
3. Keputusan Rapat Dewan Pendiri I tahun 2005 Nomor: Nomor 003/DPL-
DPP/A-I/XII/2005, tentang; Jati Diri dan Garis Perjuangan LUMBUNG
INFORMASI RAKYAT.
4. Ketetapan Anggaran Dasar No. 14, Tertanggal 16 bulan Januari tahun 2006,
dibuat di Notaris Agus Majid SH, atas Nama; LUMBUNG INFORMASI RAKYAT
yang ditetapkan di Jakarta.

Memperhatikan : Saran dan masukan dari para peserta Rapat Dewan Pendiri Organisasi
LUMBUNG INFORMASI RAKYAT (LIRA)

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dimaksud; Lembaga


LUMBUNG INFORMASI RAKYAT, sebagaimana terlampir;
2. Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal dikeluarkan ketetapan ini dengan
ketentuan bahwa hal-hal yang belum cukup diatur dalam Surat Keputusan
ini akan ditetapkan kemudian sebagai ketetapan perubahan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 19 Febr 2006

DEWAN PIMPINAN PUSAT


LUMBUNG INFORMASI RAKYAT

M. JUSUF RIZAL AMIRSYAH RAHMAN


PresidenLIRA Sekretaris JendralLIRA

Hal 21 dari- 76
ANGGARAN RUMAH TANGGA
LUMBUNG INFORMASI RAKYAT
(LIRA)

BAB I
DOKTRIN, KODE ETIK, LAMBANG, LAGU MARS/HYMNE

Pasal 1
DOKTRIN LIRA
1. Doktrin LIRA; adalah pedoman bagi setiap relawanlira dalam melaksanakan karya
nyata yang beraneka ragam serta tugas-tugas kelembagaan untuk mencapai maksud
dan tujuan LIRA.
2. Doktrin LIRA; disebut BHINNEKA ABDI KARSA LIRA mempunyai Makna dan pengertian;
walaupun relawanlira melaksanakan tugas diberbagai bidang dengan macam-macam
jenis karya nyata yang beraneka ragam, tetapi tetap menegakkan Prinsip Perjuangan
Lira; dengan tujuan utama adalah dalam rangka pengabdian kepada Negara, Bangsa,
dan Masyarakat Indonesia; dengan selalu menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran,
menegakkan keadilan, menghargai kebhinekaan, menumbuhkan kesetaraan,
persaudaraan dan kebersamaan.

Pasal 2
KODE ETIK LIRA
1. Kode Etik LIRA; adalah janji luhur bagi segenap relawanlira dalam melaksanakan tugas
dan pengabdiannya selaku unsur Masyarakat serta merupakan pedoman pokok,
pemahaman, penghayatan, pengamalan, sikap dan tingkah laku bagi setiap relawanlira
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kode Etik LIRA; disebut PANCA PRASETYA LIRA adalah;
1. KAMI RELAWAN LIRA; berjuang mewujudkan pemerintahan yang transparan, dan bermoral
serta mengawal proses perubahan guna terciptanya masyarakat madani dalam nuansa
demokratis, adil, sejahtera, damai, dibawah Ridha TUHAN YANG MAHA ESA.

2. KAMI RELAWAN LIRA; adalah warga negara yang patuh, membela, dan mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdaulat berdasarkan Pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945;

3. KAMI RELAWAN LIRA; mengutamakan kepentingan rakyat, bangsa dan Negara daripada
kepentingan pribadi ataupun golongan tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras
dan golongan;

4. KAMI RELAWAN LIRA; menjunjung tinggi martabat, kehormatan, dan nama baik bangsa,
jujur, bertanggungjawab, menghindarkan diri dari perbuatan tercela, apalagi melanggar
tata nilai dan hukum;

5. KAMI RELAWAN LIRA; mengajak rakyat dan bangsa Indonesia berperan aktif, kritis dan Kreatif guna
mendorong terwujudnya pemerintahan yang bersih, berwibawa, bermartabat anti Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (KKN).

Hal 22 dari- 76
3. PANCA PRASETYA LIRA; diucapkan sebagai janji pada saat relawanlira diangkat sebagai
pengurus lembaga, dalam rangka melaksanakan tugas dan pengabdiannya pada
Masyarakat, sebagai bentuk pedoman pokok, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan.

Pasal 3
LAMBANG-LAMBANG LIRA
MAKNA DAN PENGGUNAAN
1 Makna dan pengertian mendasar bagi gambar maupun tulisan yang ada dalam lingkup
lambang Lumbung Informasi Rakyat, adalah sebagai lambang Lembaga yang memiliki
arti dan makna :
a) Gambar Lumbung Padi, bermakna dimana kata “Lumbung”: dan “Rakyat” sejak
dahulu sudah sangat bersahabat dengan masyarakat, baik dipedesaan maupun kota,
penggunaan Lumbung identik sebagai tempat menampung berbagai bahan pangan
(khususnya padi) agar pada musim paceklik rakyat dapat memanfaatkannya,
pemilihan ini didasarkan pada aspek kemudahan berkomunikasi dengan rakyat.
b) Gambar Lumbung Padi terbuka atasnya, bermakna rakyat dapat menyampaikan
informasi apapun dengan kebebasan penuh serta bertanggung jawab melalui
lembaga Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) ini, karena misi utama adalah sebagai
Mitra Komunikasi Kebangsaan dan Kerakyatan, dan menjadi Pelopor Terwujudnya
Integrasi Komunikasi Kerakyatan bagi kemajuan Bangsa dan negara yang
berorientasi kepada; ketuhanan Yang Maha Esa, material dan spiritual, lahir dan
batin, secara utuh dan menyeluruh.
c) Tiga huruf besar, bermakna idealisme Lembaga yang memiliki 3 (tiga) makna serta
nilai, Pertama; sebagai media komunikasi antara rakyat dan pemerintah, Kedua;
sebagai wahana trasformasi antara publik dan republik dengan tetap
mempertahankan sifat egaliter, inspiratif, aspiratif, demokratis khususnya tentang
penyalahgunaan wewenang ataupun Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), dan yang
Ketiga; sebagai komunitas Informasi antara publik dan republik agar terbangunnya
perekat nasional untuk mendukung terwujudnya agenda perubahan yang memiliki
integritas, akuntabilitas, keadilan dan tranparansi menuju Indonesia yang lebih
baik;-
d) Tulisan nama Lembaga Lumbung Informasi Rakyat yang menjadi dasar letak huruf
dan gambar, bermakna identitas diri lembaga yang berfungsi sebagai sarana
memperjuangkan aspirasi dan menggerakkan sumberdaya mengajak rakyat untuk
berperan aktif, kritis, Menuju perbaikan bangsa dalam kerangka mendorong
terwujudnya transparansi, akuntabilitas publik yang bersifat egaliter dengan
menjunjung tinggi prinsip-prinsip demokrasi, keadilan dan dalam upaya menegakkan
supremasi hukum.
2 Makna dan pengertian mendasar bagi Warna-warna yang ada dalam lingkup lambang
Lumbung Informasi Rakyat adalah :
a.) Kuning emas, pada gambar padi bermakna kebangkitan, pembaharuan, kejayaan
rakyat akan kemakmuran bagi seluruh bangsa indonesia;
b.) Hitam, bermakna kesungguhan, ketegasan, keabadian; keberanian moral, dan
memiliki sikap yang tegas.
c.) Warna dasar putih diseluruh bidang, bermakna keberanian untuk membela dan
dengan cara yang benar tanpa batasan; disertai kesucian jiwa, ketulusan hati, serta
kebenaran kata disertai dengan perbuatan.
3. Lambang memiliki makna dan pemaknaan secara keseluruhan yang meliputi tulisan,
gambar dan warna; Lumbung Informasi Rakyat adalah arah perjuangan yang secara
konsisten harus dilaksanakan dan diperjuangkan sekaligus sebagai sumber inspirasi dan
motivasi.

Pasal 4
MARS & HYMNE LIRA

Hal 23 dari- 76
1. Lumbung Informasi Rakyat memiliki Mars, yakni; Mars Lira yang menjadi salah satu
unsur dan memiliki Makna serta pengertian mencerminkan visi, misi, sifat, azas, dasar
perjuangan lembaga yang secara konsisten dilaksanakan dan diperjuangkan.
2 Mars Lira; merupakan sumber inspirasi dan motivasi bagi seluruh Pengurus disemua
tingkatan dan relawanlira.
3 HymneLira ;merupakan sumber inspirasi bagi seluruh pengurus disemua tingkatan dan
relawanlira
4 Sebagai salah satu Lambang Lembaga yang digunakan pada saat dan waktu tertentu,
yang penggunaanya akan diatur sebagai salah satu atribut organisasi dan berlaku pada
tiap-tiap tingkatan Kepengurusan lembaga atau Organisasi secara nasional.

BAB II
RELAWAN LIRA

Pasal 5
JENIS RELAWANLIRA
1. Sebutan kata anggota dalam lembaga ini; dinamakan RELAWANLIRA.
2. Relawanlira langsung adalah setiap orang warga negara Indonesia yang telah terdaftar
secara sah menjadi relawanlira pada kepengurusan Lira setempat yang telah memiliki
identitas lengkap yang secara aktif melakukan tugas-tugas kelembagaan dan mengikuti
kegiatan-kegiatan Lembaga baik aktif maupun tidak aktif.
3. Relawanlira tak langsung adalah setiap orang warga negara Indonesia yang belum/tidak
terdaftar secara sah menjadi Relawanlira secara suka rela pada kepengurusan Lira
setempat, namun telah secara aktif mengikuti kegiatan-kegiatan serta program yang
diadakan oleh Lembaga.
4. Relawanlira kehormatan adalah setiap orang yang dianggap berjasa kepada lembaga
yang memiliki kemampuan dan keahlian tertentu sesuai dengan visi dan misi lembaga
dipilih dan telah ditetapkan dalam Rapat Pleno yang dilasanakan di Dewan Pimpinan
Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah.

Pasal 6
PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN RELAWANLIRA

1. Persyaratan menjadi relawanlira pada Lembaga ini adalah :


a. Warga negara Indonesia yang telah berumur lebih dari 18 (delapan belas) tahun,
dapat membaca dan menulis, dan tidak pernah terlibat menjadi anggota organisasi
yang dilarang oleh pemerintah baik langsung maupun tidak langsung;
b. Menyetujui, menerima dan dianggap telah memahami; Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, Jati Diri dan Garis Perjuangan Lembaga, serta peraturan-peraturan
Lembaga lainnya.
c. Berperan aktif mengikuti kegiatan dan program program lembaga
2. Tata cara pendaftaran untuk menjadi Relawanlira adalah :
a. Mengajukan permintaan menjadi relawanlira kepada pengurus
setempat, mengisi formulir yang disediakan disertai pernyataan persetujuan
terhadap Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan Jati Diri dan Garis
Perjuangan Lembaga, serta peraturan-peraturan Lembaga lainnya;
b. Berkewajiban membayar uang iuran dan uang pangkal; yang
besarnya ditetapkan oleh lembaga;
c. Apabila permintaan itu diluluskan, maka yang bersangkutan
berstatus sebagai calon relawanlira selama 3 (tiga) bulan, dengan hak sementara
menghadiri kegiatan-kegiatan dan program-program lembaga yang dilakukan secara
terbuka.
d. Apabila selama menjadi calon relawanlira, yang bersangkutan
tidak melanggar hukum, maka ia diterima menjadi relawanlira secara penuh, dan

Hal 24 dari- 76
kepadanya diberikan Kartu Relawanlira yang dikeluarkan dan ditandatangani oleh
BupatiLIRA/WalikotaLIRA sebagai Dewan Pimpinan Daerah.
e. Permintaan menjadi relawanlira dapat ditolak apabila terdapat
alasan-alasan yang kuat secara kelembagaan, yang mana alasan tersebut tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga serta peraturan-
peraturan Lembaga lainnya.
3. Tata cara penerimaan relawanlira kehormatan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Relawanlira kehormatan dapat diterima pada seluruh tingkatan kepengurusan DPP,
DPW dan DPD.
b. Usulan agar seseorang diterima sebagai relawanlira kehormatan dapat diajukan
melalui Rapat Pleno Pengurus Harian pada masing-masing tingkatan kepengurusan
DPP, DPW dan DPD, sebagaimana dimaksud pada hurup a pasal dan ayat ini;
c. Setelah disetujui melalui Rapat Pleno Pengurus Harian pada masing-masing
tingkatan kepengurusan DPW dan DPD mengajukan secara tertulis disertai data-data
dan alasan yang kuat kepada Dewan Pimpinan Pusat untuk mendapat persetujuan.
d. Pengesahan relawanlira kehormatan hanya dikeluarkan dan disetujui oleh Dewan
Pimpinan Pusat.
Pasal 7
HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN
(1). Setiap Relawanlira berhak;
a. Mendapatkan kedudukan dan perlakuan yang sama dari Lembaga;
b. Mengeluarkan pendapat serta mengajukan usul, saran dan kritik, baik secara lisan
maupun tulisan;
c. Setiap relawanlira berhak memilih dan dipilih menjadi pimpinan dan/atau mengisi
struktur kelembagaan ditingkat masing-masing yang ditetapkan oleh PresidenLIRA,
atau GubernurLIRA dan/atau BupatiLIRA/WalikotaLIRA.
d. Memperoleh bantuan, dukungan, bimbingan dan pelatihan-pelatihan dari Lembaga;
sesuai dengan kesanggupan lembaga.
e. Mendapatkan perlindungan dan pembelaan dari Lembaga;
f. Hak-hak lainnya yang diatur dalam Peraturan Lembaga.
(2). Setiap Relawanlira berkewajiban:
a. Mentaati Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Jati Diri dan Garis Perjuangan
Lembaga, peraturan-peraturan Lembaga lainnya dan seluruh keputusan Lembaga;
b. Setia dan tunduk kepada disiplin Lembaga serta bertanggungjawab atas segala
sesuatu yang menjadi tanggung jawab yang diberikan serta diamanatkan
kepadanya;
c. Aktif dalam kegiatan-kegiatan serta program-program kerja Lembaga;
d. Menjunjung tinggi kehormatan dan nama baik Lembaga serta menentang setiap
upaya atau suatu tindakan-tindakan yang merugikan Lembaga dengan cara yang
baik dan bertanggung jawab;
e. Memupuk persatuan dan solidaritas di antara sesama relawanlira; di seluruh
wilayah Kesatuan Negara Republik Indonesia.
f. Membayar uang iuran relawanlira;
g. Tunduk kepada pimpinan lembaga diwilayah masing-masing dan kepada struktur
lembaga yang lebih tinggi di dalam hal-hal yang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, peraturan-peraturan Lembaga
lainnya dan seluruh keputusan Lembaga;
(3) Setiap RelawanLIRA dilarang :
a. Melanggar etika dan norma masyarakat yang dapat mencemarkan nama baik
lembaga/organisasi.

Hal 25 dari- 76
b. Melakukan tindak pidana dan/atau menggunakan narkoba serta terbukti secara syah
menurut hukum.
c. Menjadi anggota Organisasi/Lembaga lain atau Lembaga Sosial Kemasyarakatan
yang asas dan/atau tujuannya bertentangan dengan Visi, Misi, Sifat dan Azas
dan/atau maksud dan tujuan LUMBUNG INFORMASI RAKYAT (LIRA).

Pasal 8
GUGURNYA RelawanLIRA
DAN
TATA CARA PEMBERHENTIAN

(1). Seorang relawanlira dinyatakan gugur disebabkan karena :


a. Meninggal dunia;
b. Permintaan sendiri untuk berhenti menjadi relawanlira yang disampaikan secara
tertulis kepada pengurus Dewan Pimpinan Daerah dan disertai sekurang-
kurangnya 2 (dua) orang saksi;
c. Diberhentikan dengan alasan-alasan yang kuat secara organisatoris, yang mana
alasan tersebut tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga, peraturan-peraturan Lembaga lainnya dan/atau keputusan-keputusan lain
Lembaga;
d. Diberhentikan dengan alasan melakukan tindak pidana dan/atau menggunakan
narkoba yang telah terbukti secara syah dan mempunyai kekuatan hukum yang
tetap berdasar keputusan pengadilan.
(2). Tata cara Pemberhentian adalah :
a. Seorang relawanlira dapat diberhentikan sementara atau diberhentikan sepenuhnya
karena melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar dan/atau
Anggaran Rumah Tangga.
b. Sebelum diberhentikan, relawanlira yang bersangkutan diberi peringatan tertulis
lebih dahulu sebanyak 3 (tiga) kali oleh pengurus lembaga di mana ia terdaftar
sebagai relawanlira, Tenggang waktu dan pengeluaran peringatan tertulis pertama
dan selanjutnya sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja;
c. Apabila dalam waktu 10 (sepuluh) hari setelah peringatan terakhir tidak dihiraukan,
maka yang bersangkutan dapat diberhentikan sementara selama 2 (dua) bulan;
d. Bilamana dalam jangka waktu pemberhentian sementara (selama 3 (tiga) bulan)
yang bersangkutan tidak melakukan klarifkasi dan kembali kepada Lembaga, maka
status relawanlira dinyatakan gugur dengan sendirinya;
e. Surat pemberhentian sebagai relawanlira diterbitkan oleh/dan atas keputusan
Rapat Pleno Pimpinan Lembaga di mana ia terdaftar sebagai relawanlira ;
f. Relawanlira yang diberhentikan sementara dan/atau diberhentikan dapat membela
diri dengan mengajukan permintaan serta peninjauan kembali atas keputusan
tersebut pada forum tertinggi dilingkungan dan/atau pimpinan lembaga yang lebih
tinggi;

BAB III
STRUKTUR LEMBAGA TINGKAT PUSAT
Pasal 9
DEWAN PIMPINAN PUSAT

(1) Pengurus di tingkat Pusat, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat disingkat DPP; adalah
pimpinan tertinggi Organisasi;
(2) Pengangkatan Organisasi di tingkat Pusat, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, disingkat
DPP; atau disebut PresidenLIRA, yang dipilih, diangkat, ditetapkan, diberhentikan dan
bertanggung jawab kepada Dewan Pendiri Organisasi;

Hal 26 dari- 76
(3) Pengurus Organisasi di tingkat Pusat, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, disingkat DPP;
sekurang-kurangnya adalah 30 (tiga puluh) orang, dipilih, diangkat, ditetapkan,
diberhentikan dan bertanggung jawab kepada PresidenLIRA;
(4) Pengurus Organisasi di tingkat Pusat, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, disingkat DPP;
memiliki organ Satuan-satuan tugas yang disebut ; Deputi Bidang membawahi
Assistant Deputi Bidang; yang bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya masing-
masing;
(5) Pengurus Organisasi di tingkat Pusat, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, disingkat DPP;
memiliki organ Satuan-satuan tugas dibidang ke-sekretariatan dan perbendaharaan
disebut ; Sekretariat Lembaga Tingkat Pusat; dipimpin oleh seorang; Direktur
Eksekutif;
(6) Pengurus Lembaga-lembaga Otonom di tingkat Pusat, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat
dan Perangkat Lembaga Otonom pada masing-masing tingkatan kepengurusan yang
disebut ; Direktur Eksekutif Lembaga Otonom LIRA beserta struktur organisasi
pedukung yang bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya masing-masing ;
(7) Anggota-anggota Pengurus Lembaga di tingkat Pusat, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat,
disingkat DPP; diangkat dan bertugas untuk masa jabatan 5 (lima) tahun, dan dapat
diangkat kembali dengan ketentuan maksimal 2 (dua) kali masa jabatan;

Pasal 10
STRUKTUR DAN PERANGKAT ORGANISASI
(1) Pengurus di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, disingkat DPP; memiliki
Struktur organisasi terdiri dari :
a) PresidenLIRA 1 (satu) Orang.
b) Sekretaris JenderalLIRA 1 (satu) Orang.
c) Wakil Wakil Sekretaris Jenderal 2 (Dua) Orang. maksimal
d) Bendahara Umum. 1 (satu) Orang.
e) Wakil Wakil Bendahara. 2 (dua) Orang. maksimal

(2) Pengurus di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, disingkat DPP;
memiliki Perangkat organisasi kepengurusan yaitu; organ Satuan-satuan Tugas yang
disebut dan terdiri dari Para ; Deputi Bidang dan Assisten Deputi Bidang; yang
bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya masing-masing terdiri dari ;
a) DEPUTI Bidang; Hubungan Antar Lembaga 1 (satu) Orang.

b) DEPUTI Bidang; Pendidikan, Sosial dan Politik 1 (satu) Orang.

c) DEPUTI Bidang; Lingkungan Hidup 1 (satu) Orang.

d) DEPUTI Bidang; Hukum dan Ham 1 (satu) Orang.

e) DEPUTI Bidang; Ekonomi 1 (satu) Orang.

f) DEPUTI Bidang; Telematika 1 (satu) Orang.


g) DEPUTI Bidang; Pengawasan Internal 1 (satu) Orang.
h) DEPUTI Bidang ; LIRA AntiNarkoba (LAN) 1 (satu) Orang
i) ASISTEN DEPUTI Bidang; Hubungan Dalam Negeri 1 (satu) Orang.
j) ASISTEN DEPUTI Bidang; Hubungan Luar Negeri 1 (satu) Orang.
k) ASISTEN DEPUTI Bidang; Agama 1 (satu) Orang.
l) ASISTEN DEPUTI Bidang; Seni dan Budaya 1 (satu) Orang.
m) ASISTEN DEPUTI Bidang; Kaderisasi & Organisasi 1 (satu) Orang.
n) ASISTEN DEPUTI Bidang; Pemuda & Olah Raga 1 (satu) Orang.
o) ASISTEN DEPUTI Bidang; Kelautan dan Perikanan 1 (satu) Orang.
p) ASISTEN DEPUTI Bidang; Sumber Daya Alam 1 (satu) Orang.
q) ASISTEN DEPUTI Bidang; Advokasi 1 (satu) Orang.
r) ASISTEN DEPUTI Bidang; Investigasi, Informasi & Data 1 (satu) Orang.
s) ASISTEN DEPUTI Bidang; Perundang-undangan 1 (satu) Orang.

Hal 27 dari- 76
t) ASISTEN DEPUTI Bidang; Industri dan Perdagangan 1 (satu) Orang.
u) ASISTEN DEPUTI Bidang; Pertambangan dan Energi 1 (satu) Orang.
v) ASISTEN DEPUTI Bidang; Research dan Technology 1 (satu) Orang.
w) ASISTEN DEPUTI Bidang; Keuangan,Perbankan&Pasar Modal 1 (satu) Orang.
x) ASISTEN DEPUTI Bidang; Komunikasi dan Informasi 1 (satu) Orang.
y) ASISTEN DEPUTI Bidang; Pemberdayaan Perempuan 1 (satu) Orang.
z) ASISTEN DEPUTI Bidang; Sumber Daya Manusia 1 (satu) Orang.
(3) Satuan-satuan tugas bidang ke-sekretariatan dan perbendaharaan di tingkat Nasional
atau Dewan Pimpinan Pusat disebut; Sekretariat Lembaga Tingkat Pusat; yang
dipimpin oleh Direktur Eksekutif; dan bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya dan
membawahi; Manager Umum, Perencanaan, Pendanaan & Keuangan;
Manager Pelayanan & Pengaduan Masyarakat; Manager Pengolahan Informasi dan
data; Manager Humas dan Komunikasi; Manager Program, Pendidikan dan Latihan;
Manager Organisasi dan Keangggotaan;
(4) Ketentuan tentang struktur organisasi, uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab,
tata kerja dari masing-masing pengurus organisasi di tingkat Nasional, dan/atau
Dewan Pimpinan Pusat; sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut
dengan ketentuan yaitu; Pedoman Keorganisasian LIRA;

Pasal 11
WEWENANG, KEWAJIBAN DAN TUGAS POKOK
PENGURUS
1) Pengurus di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, disingkat DPP;
memiliki wewenang ;
a. Menentukan serta menetapkan Kebijaksanaan Lembaga sesuai dengan ; Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, hasil-hasil Rapat-rapat atau Permusyawaratan
baik tingkat Nasional maupun Wilayah ; serta Peraturan Organisasi lainnya;
b. Memilih, mengangkat, menetapkan, memberhentikan, pengurus Organisasi di
tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah, disingkat DPW;
c. Memberikan persetujuan, dan dapat memberhentikan pengurus Organisasi di-tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif, dan/ atau Dewan Pimpinan Daerah,
disingkat DPD; atau yang disebut juga; Bupati/Walikota; dengan ketentuan atas
usulan dari GubernurLIRA/Dewan Pimpinan Wilayah;
d. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Pendiri Organisasi untuk mengesahkan
Komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Pusat; dan personalia Lembaga-
lembaga Otonom LIRA; sesuai bidang dan tingkat keahlian masing - masing;
sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan;
e. Membentuk, Memilih, mengangkat, menetapkan, memberhentikan personalia Deputi
Bidang dan Assistant Deputi Bidang; sesuai tingkat keahlian masing-masing;
dengan syarat-syarat yang ditetapkan;
f. Melakukan upaya-upaya khusus dan program kerja secara mandiri demi
keuntungan/ pengembangan/kebesaran lembaga dan/atau mengamankan
kepentingan perjuangan dan/atau pencapaian maksud dan tujuan Lembaga;
g. Membentuk dan menetapkan personalia ke-Sekretariatan dan Perbendaharaan
tingkat Pusat atau Dewan Pimpinan Pusat disebut ; Sekretariat Lembaga Tingkat
Pusat atau Satuan-satuan Tugas dan/atau Unit-unit atau kelompok-kelompok
kerja sesuai dengan kebutuhan;
2) Pengurus di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, disingkat DPP;
memiliki Tanggung Jawab dan kewajiban ;
a. Melaksanakan Segala Ketentuan dan kebijaksanaan Lembaga sesuai dengan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, hasil-hasil rapat-rapat dan
pemusyawaratan Dewan pendiri Lembaga, serta Peraturan organisasi lainnya;
b. Menyampaikan laporan pertanggung-jawaban kegiatan organisasi kepada Dewan
Pendiri Lembaga.

Hal 28 dari- 76
c. Bertanggung-jawab atas aktifitas operasional, kesekretariatan serta perbendaharaan
Lembaga-lembaga Otonom LIRA;
2) Pengurus di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, disingkat DPP;
memiliki tugas pokok ;
a. Memelihara kemurnian ; visi, misi, sifat, azas, dasar dan prinsip perjuangan dan
melaksanakan kebijaksanaan Lembaga; dan
b. Mengawasi kegiatan pengurus Organisasi di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan
Pimpinan Wilayah, disingkat DPW; dan pengurus Organisasi di-tingkat
c. Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif, dan/ atau Dewan Pimpinan Daerah,
disingkat DPD;
d. Menjalankan pengelolaan lembaga secara efektif dan efisien dalam rangka
pencapaian maksud dan tujuan Lembaga;
e. Menjabarkan dan menselaraskan kebijaksanaan Lembaga dalam bentuk program-
program kegiatan yang realitas, efektif dan efisien dalam rangka pencapaian
fungsi, sasaran organisasi;
4) Ketentuan tentang wewenang, Tanggung jawab dan kewajiban, tugas dan tata kerja
masing-masing sub-unit Pengurus di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan
Pusat, disingkat DPP; sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut dalam
Pedoman Keorganisasian.

Pasal 12
PENGURUS ORGANISASI
DAN PENGURUS LEMBAGA-LEMBAGA OTONOM
SERTA
PERSYARATAN, TATA CARA PENDAFTARAN
(1) Persyaratan menjadi Pengurus Organisasi dan/atau Pengurus Lembaga-lembaga
Otonom LIRA di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, disingkat DPP;
adalah :
a) Warga negara Indonesia, Berpendidikan sekurang-kurangnya SLTA atau sederajat
dan telah terdaftar sebagai relawanLIRA.
b) Menyetujui, menerima dan dianggap telah memahami; Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, Jati Diri dan Garis Perjuangan Lembaga, ketentuan khusus yaitu;
Ketetapan Mengenai Pedoman Lembaga-lembaga Otonom LIRA, serta peraturan-
peraturan Lembaga lainnya;
c) Sanggup serta aktif mengikuti kegiatan Organisasi dan program kegiatan
lembaga-lembaga otonom LIRA;
(2) Tata cara pendaftaran dan syarat-syarat utama menjadi Pengurus Organisasi dan/atau
Pengurus Lembaga-lembaga Otonom LIRA di tingkat Nasional, dan/atau Dewan
Pimpinan Pusat, disingkat DPP ; adalah :
a) Mengajukan permintaan menjadi menjadi Pengurus Organisasi dan/atau Pengurus
pada Lembaga-lembaga Otonom LIRA kepada Dewan Pimpinan Pusat, dengan
terlebih dahulu mengetahui, memahami dan mengerti secara benar seluruh
persyaratan yang telah ditetapkan.
b) Calon Pengurus; wajib membuat dan menyerahkan program kerja berupa;
rencana strategis (RenstraLIRA).Program yang dimaksud sesuai dengan bidang
dan keahlian, unit-unit; Organisasi dan/atau Lembaga-Lembaga Otonom LIRA
;wajib diserahkan maksial 6 (enam) bulan kepada presidenLIRA
c) Permintaan menjadi Pengurus Organisasi dan/atau Pengurus Lembaga-lembaga
Otonom LIRA dapat ditolak apabila terdapat alasan-alasan yang kuat secara
kelembagaan, yang mana alasan tersebut tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga serta peraturan-peraturan lainnya.
d) Apabila permintaan itu diluluskan, maka yang bersangkutan berstatus sebagai
calon Pengurus Organisasi Lembaga-lembaga Otonom LIRA selama 3 (tiga) bulan
dalam masa percobaan.

Hal 29 dari- 76
(3) Tata cara penerimaan Pengurus Organisasi dan/atau Pengurus Lembaga-lembaga
Otonom LIRA di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, disingkat DPP;
dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Seseorang dapat diterima sebagai Calon Pengurus Lembaga-lembaga Otonom LIRA
dengan ketentuan; setelah melakukan presentasi terhadap program kerja dan
rencana strategis (RenstraLIRA) dihadapan Dewan Pendiri Lembaga, Pengurus
Organisasi ditingkat Pusat atau Dewan Pimpinan Pusat;
b) Dewan Pendiri Lembaga, Dewan Pimpinan Pusat mengadakan pengkajian terhadap
data-data dan personality para calon yang menjadi syarat-syarat utama;
kemudian memberikan rekomendasi tertulis sebagai tanda persetujuan;
c) Kemudian calon pengurus tersebut diajukan melalui Rapat Pleno pada tingkat;
Dewan Pimpinan Pusat; dan dinyatakan syah setelah; diusulkan, dipilih, diangkat,
dan ditetapkan oleh PresidenLIRA/Dewan Pimpinan Pusat.
d) Seseorang dapat diterima sebagai Calon Pengurus Lembaga-lembaga Otonom LIRA
setelah memenuhi seluruh ketentuan dan syarat-syarat; sebagaimana yang telah
diumumkan oleh Dewan Pimpinan Pusat;
e) Setelah disetujui; Calon Pengurus Organisasi tingkat Dewan Pimpinan Pusat, melalui
Rapat Pleno Pengurus Harian pada tingkat Dewan Pimpinan Pusat; Maka
PresidenLIRA dan/atau Dewan Pimpinan Pusat; mengajukan secara tertulis
disertai data-data dan alasan-alasan yang kuat kepada Dewan Pendiri Lembaga
untuk mendapat persetujuan.
f) Setelah disetujui; Calon Pengurus Lembaga-Lembaga otonom LIRA, melalui Rapat
Pleno Pengurus Harian pada tingkat Dewan Pimpinan Pusat; Maka PresidenLIRA
mengajukan secara tertulis disertai data-data dan alasan-alasan yang kuat
kepada; Dewan Pendiri Lembaga; untuk mendapat persetujuan, kemudian baru
disyahkan sebagai Direktur Eksekutif Lembaga Otonom; sesuai dengan bidangnya
atau unit kerja lembaga otonom LIRA di-tingkat Dewan Pimpinan Pusat.

Pasal 13
LEMBAGA-LEMBAGA OTONOM TINGKAT PUSAT
PENGURUS
(1) Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat Nasional, dan/atau
Dewan Pimpinan Pusat, disebut Direktur Eksekutif, diusulkan, dipilih, diangkat,
ditetapkan, diberhentikan dan bertanggung jawab hanya kepada PresidenLIRA/Dewan
Pimpinan Pusat
(2) Pengurus lembaga-lembaga Otonom Pengurus di tingkat Nasional, dan/atau Dewan
Pimpinan Pusat, sekurang-kurangnya adalah 7 (tujuh) orang, sesuai dengan bidang
dan keahliannya masing-masing;
(3) Pimpinan lembaga Otonom di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat;
Perangkat Lembaga Otonom pada masing-masing tingkatan kepengurusan memiliki
organ Satuan-satuan Tugas dan bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya dan
keahlian masing-masing terdiri dari ;
a) Direktur Eksekutif Pusat Jaring Kerja Kerakyatan 1 (satu) Orang.
b) Direktur Eksekutif Bidang Hukum dan Advokasi 1 (satu) Orang.
c) Direktur Eksekutif Bidang LIRA INSTITUTE 1 (satu) Orang.
d) Direktur Eksekutif Bidang UMKM & Koperasi 1 (satu) Orang.
e) Direktur Eksekutif Bidang Pusat Pengembangan Usaha 1 (satu) Orang.
f) Direktur Eksekutif Bidang Informasi dan Riset Indonesia 1 (satu) Orang.
g) Direktur Eksekutif Bidang Public Relations 1 (satu) Orang.
(4) Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat Nasional, dan/atau
Dewan Pimpinan Pusat ; memiliki organ Satuan-satuan tugas yang terdiri dari; Para
Manager yang bertanggung jawab sesuai bidang dan keahliannya;
(5) Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat Nasional, dan/atau
Dewan Pimpinan Pusat ; secara struktural dan fungsional bertanggung jawab kepada;
PresidenLIRA;

Hal 30 dari- 76
(6) Anggota-anggota Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat
Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat ; diangkat untuk masa jabatan 5 (lima)
tahun, dan dapat diangkat kembali dengan ketentuan maksimal 2 (dua) kali masa
jabatan;

Pasal 14
WEWENANG, KEWAJIBAN DAN TUGAS POKOK
LEMBAGA OTONOM
1) Pengurus Lembaga Otonom LIRA di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan
Pusat ; pada masing-masing bidang dan/atau unit kepengurusan disebut; Direktur
Eksekutif Lembaga Otonom LIRA, memiliki wewenang ;
a) Menentukan serta menetapkan Kebijaksanaan sesuai dengan; Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, Ketetapan Mengenai Pedoman Keorganisasian
Lembaga-lembaga Otonomi LIRA, hasil-hasil rapat; serta Peraturan Lembaga
lainnya;
b) Memberikan rekomendasi dan persetujuan kepada PresidenLIRA; untuk
pengesahan Komposisi dan personalia Lembaga-lembaga Otonom LIRA; di tingkat
Provinsi; dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah; dan di tingkat Provinsi Kabupaten/
Kotamadya/Kota Administratif, dan/ atau Dewan Pimpinan Daerah, disingkat DPD;
c) Memberikan persetujuan, dan dapat memberhentikan pengurus Lembaga-lembaga
Otonom LIRA di tingkat Provinsi; dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah; dan di
tingkat Provinsi Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif, dan/ atau Dewan
Pimpinan Daerah, disingkat DPD; dengan sepengetahuan dari
GubernurLIRA/Dewan Pimpinan Wilayah;
d) Membentuk dan menetapkan beberapa manager atau personalia yang cakap dan
sesuai bidang; dan tingkat keahlian masing-masing; dan harus sesuai dengan
ketetapan Mengenai Pedoman Keorganisasian Lembaga-lembaga Otonomi LIRA;
e) Melakukan upaya-upaya khusus demi keuntungan/pengembangan/ kebesaran
lembaga dan/atau demi mengamankan kepentingan perjuangan dan/atau
pencapaian maksud dan tujuan Lembaga;
f) Membentuk, menetapkan personalia, dan mengawasi Perangkat-perangkat
Lembaga berupa Satuan-satuan tugas yang profesional dan/atau Unit-unit atau
kelompok-kelompok kerja sesuai dengan kebutuhan;
2) Pengurus Lembaga Otonom LIRA di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan
Pusat ; memiliki tanggung jawab dan kewajiban ;
a) Melaksanakan segala ketentuan dan kebijaksanaan sebagai Lembaga otonom agar
sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Ketetapan Mengenai
Pedoman Keorganisasian Lembaga-lembaga Otonomi LIRA, hasil-hasil rapat-rapat
dan pemusyawaratan, serta Peraturan Lembaga lainya;
b) Menyampaikan laporan pertanggung-jawaban kesekretariatan dan
perbendaharaan kepada PresidenLIRA/Dewan Pimpinan Pusat.
c) Melakukan pelaporan dan/atau konsultasi dialogis sesuai dengan bidang dan/atau
unit masing-masing kepada; PresidenLIRA.
3) Pengurus Lembaga otonom di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat ;
memiliki tugas pokok ;

a) Menghasilkan usaha-usaha yang sah demi kepentingan organisasi dan tetap


berpijak pada kemurnian ; visi, misi, sifat, azas, dasar dan prinsip perjuangan dan
melaksanakan kebijaksanaan Lembaga;
b) Menjalankan pengelolaan lembaga Otonom secara efektif dan efisien dalam rangka
pencapaian maksud dan tujuan Lembaga; dalam bentuk program kerja nyata
dalam rangka pencapaian maksud dan tujuan lembaga;
4) Ketentuan tentang struktur oganisasi, uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab,
tata kerja masing-masing sub-unit dan pengurus lembaga otonom di tingkat

Hal 31 dari- 76
Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat ; sebagaimana dimaksud dalam pasal ini
diatur lebih lanjut dengan ketentuan khusus yaitu; Ketetapan Mengenai Pedoman
Keorganisasian Lembaga-lembaga Otonomi LIRA.

Pasal 15
RAPAT PENGURUS
LEMBAGA OTONOM
8. Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat Nasional, dan/atau
Dewan Pimpinan Pusat ; wajib mengadakan Rapat setiap satu bulan sekali atau setiap
dianggap perlu oleh Direktur Eksekutif Lembaga Otonom, atau apabila hal tersebut
diminta secara tertulis oleh paling sedikit 2 (dua) orang anggota Pengurus lembaga
Otonom di tingkat Provinsi;
9. Panggilan Rapat dilakukan secara tertulis atau hal lainnya yang bersifat pemberitahuan
dan disampaikan kepada anggota Pengurus lembaga Otonom di tingkat Nasional,
dan/atau Dewan Pimpinan Pusat ; sekurang kurangnya 2 (dua) hari sebelum tanggal
Rapat;
10. Di dalam semua Rapat, Direktur Eksekutif Lembaga Otonom adalah pimpinan rapat dan
jikalau berhalangan hadir maka Rapat dipimpin oleh Seorang Manager;
11. yang mana rapat-rapat Pengurus lembaga Otonom di tingkat Nasional, dan/atau
Dewan Pimpinan Pusat ; adalah sah apabila dalam rapat dihadiri oleh lebih dari 1/2
(satu per dua) dari jumlah anggota Pengurus lembaga Otonom;
12. Kecuali ditetapkan lain secara tegas dalam Anggaran Rumah Tangga ini, semua
keputusan diambil dengan musyawarah untuk mufakat apabila musyawarah untuk
mufakat tidak tercapai, maka Direktur Eksekutif Lembaga yang akan memutuskan;
13. Dalam setiap Rapat Pengurus lembaga Otonom tingkat Nasional, dan/atau Dewan
Pimpinan Pusat ; anggota Pengurus lembaga Otonom berhak memberikan 1 (satu)
suara;
14. Anggota-anggota Dewan Pimpinan Nasional dan/atau Dewan Pimpinan Pusat ; Dewan
Pembina, Dewan Penasehat, Dewan Pakar; berhak menghadiri tiap-tiap Rapat Pengurus
lembaga Otonom yang mana dalam Rapat tersebut; berhak untuk memberikan saran-saran
dan/ atau pengarahan-pengarahan seperlunya;

Pasal 16
BERAKHIRNYA
KEANGGOTAAN PENGURUS & LEMBAGA OTONOM

(1) Keanggotaan Pengurus Dewan Pimpinan Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat ;
dan Lembaga-lembaga Otonom berakhir dengan sendirinya karena :
f. Berakhirnya masa tugas dalam kepengurusan ;
g. Meninggal dunia ;
h. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri dari yang bersangkutan ;
i. Diberhentikan berdasarkan keputusan rapat pleno Dewan Pimpinan Pusat;
j. Calon Pengurus; Tidak membuat/menyerahkan/memberikan program kerja atau;
rencana strategis (RenstraLIRA) LIRA; sebagai suatu ketentuan dan persyaratan
mutlak;sesuai dengan unit-unit; Organisasi dan/atau lembaga-lembaga otonom
LIRA.
k. Melanggar disiplin dan etika lembaga;
(2) Bagi mereka yang diberhentikan seperti yang dimaksud dalam ayat 1 sub (d) dan (e) di
atas, diberi kesempatan dalam tempo 1 (satu) bulan sejak pemberhentian sementara
tersebut untuk mengajukan pembelaan diri di dalam Rapat khusus Dewan Pimpinan
Pusat
BAB IV
STRUKTUR LEMBAGA TINGKAT WILAYAH

Hal 32 dari- 76
Pasal 17
DEWAN PIMPINAN WILAYAH

(1) Dewan Pimpinan Wilayah disingkat DPW; adalah pimpinan tertinggi Organisasi ditingkat
Wilayah atau Daerah Tingkat Provinsi dan/atau yang disamakan dengan itu;
(2) Pengangkatan Organisasi di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah,
disingkat DPW; atau disebut GubernurLIRA, yang dipilih, diangkat, ditetapkan,
diberhentikan dan bertanggung jawab hanya kepada PresidenLIRA/Dewan Pimpinan
Pusat.
(3) Pengurus Organisasi di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah, disingkat
DPW; sekurang-kurangnya adalah 25 (dua puluh lima) orang, dipilih, diangkat,
ditetapkan, diberhentikan dan bertanggung jawab hanya kepada GubernurLIRA;
(4) Pengurus Organisasi di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah, disingkat
DPW; memiliki organ Satuan-satuan tugas yang disebut ; Kepala Biro membawahi
Kepala Bidang yang bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya masing-masing;
(5) Pengurus Organisasi di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah, disingkat
DPW; memiliki organ Satuan-satuan tugas dibidang ke-sekretariatan dan
perbendaharaan disebut ; Sekretariat Lembaga Tingkat Wilayah; dipimpin oleh
seorang; Area Manager;
(6) Pengurus Lembaga-lembaga Otonom di tingkat Provinsi dan/atau Dewan Pimpinan
Wilayah, dan Perangkat Lembaga Otonom pada masing-masing tingkatan
kepengurusan yang disebut ; Wakil Direktur Lembaga Otonom LIRA beserta struktur
organisasi pedukung yang bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya masing-
masing ;
(7) Anggota-anggota Pengurus Lembaga di tingkat Provinsi; dan/atau Dewan Pimpinan
Wilayah, disingkat DPW; diangkat dan bertugas untuk masa jabatan 5 (lima) tahun,
dan dapat diangkat kembali dengan ketentuan maksimal 2 (dua) kali masa jabatan;

Pasal 18
STRUKTUR DAN PERANGKAT ORGANISASI
(2) Pengurus di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah, disingkat DPW;
memiliki Struktur organisasi terdiri dari :
a) Gubernur LIRA 1 (satu) Orang.
b) Wakil Gubernur LIRA 1 (satu) Orang.
c) Sekretaris Gubernur LIRA 1 (satu) Orang.
d) Wakil Sekretaris Gubernur LIRA 2 (dua) Orang. maksimal
e) Bendahara Umum. 1 (satu) Orang.
f) Wakil Wakil Bendahara. 3 (tiga) Orang. maksimal

(2) Pengurus di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah, disingkat DPW;
memiliki Perangkat organisasi kepengurusan yaitu ; organ Satuan-satuan Tugas yang
disebut dan terdiri dari Para Kepala Biro dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab
sesuai dengan bidangnya masing-masing terdiri dari ;
a) Kepala Biro ; Hubungan Antar Lembaga 1 (satu) Orang.
b) Kepala Biro ; Pendidikan, Sosial dan Politik 1 (satu) Orang.
c) Kepala Biro ; Lingkungan Hidup 1 (satu) Orang.
d) Kepala Biro ; Hukum dan Ham 1 (satu) Orang.
e) Kepala Biro ; Ekonomi 1 (satu) Orang.
f) Kepala Biro ; Telematika 1 (satu) Orang.
g) Kepala Biro ; Pengawasan Internal 1 (satu) Orang.
h) Kepala Biro ; LIRA Anti Narkoba (LAN) 1 (satu) Orang
i) Kepala Bidang ; Hubungan Dalam Negeri 1 (satu) Orang.
j) Kepala Bidang ; Agama 1 (satu) Orang.
k) Kepala Bidang ; Seni dan Budaya 1 (satu) Orang.
l) Kepala Bidang ; Kaderisasi & Organisasi 1 (satu) Orang.
m) Kepala Bidang ; Pemuda & Olah Raga 1 (satu) Orang.
n) Kepala Bidang ; Kelautan dan Perikanan 1 (satu) Orang.

Hal 33 dari- 76
o) Kepala Bidang ; Sumber Daya Alam 1 (satu) Orang.
p) Kepala Bidang ; Advokasi 1 (satu) Orang.
q) Kepala Bidang ; Investigasi 1 (satu) Orang.
r) Kepala Bidang ; Industri dan Perdagangan 1 (satu) Orang.
s) Kepala Bidang ; Pertambangan dan Energi 1 (satu) Orang.
t) Kepala Bidang ; Komunikasi dan Informasi 1 (satu) Orang.
u) Kepala Bidang ; Pemberdayaan Perempuan 1 (satu) Orang.
(3) Satuan-satuan tugas Kepala Biro dan Kepala Bidang; sesuai bidangnya masing-masing
memiliki organ; Koordinator Kepala Biro dan anggota-anggotanya; Koordinator Kepala
Bidang dan anggota-anggota yang mana anggotanya tidak melebihi ;4 (empat) orang
dan sudah termasuk Koordinator.
(4) Satuan-satuan tugas bidang ke-sekretariatan dan perbendaharaan di tingkat Provinsi
dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah disebut; Sekretariat Lembaga Tingkat Provinsi; yang
dipimpin oleh Area Manager; dan bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya masing-
masing dan membawahi; Divisi Umum, Perencanaan, Pendanaan & Keuangan; Manager
Pelayanan & Pengaduan Masyarakat; Manager Pengolahan Informasi dan data; Manager
Humas dan Komunikasi; Manager Progam, Pendidikan dan Latihan; Manager Organisasi
dan Keangggotaan;
(5) Ketentuan tentang struktur oganisasi, uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab,
tata kerja dari masing-masing pengurus organisasi di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan
Pimpinan Wilayah; sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut dengan
ketentuan yaitu; Pedoman Keorganisasian LIRA;

Pasal 19
WEWENANG, KEWAJIBAN DAN TUGAS POKOK
PENGURUS
(1) Pengurus Organisasi di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah, disingkat
DPW; memiliki wewenang ;
a) Menentukan serta menetapkan Kebijaksanaan Lembaga sesuai dengan ; Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, hasil-hasil Rapat-rapat atau Permusyawaratan
baik tingkat Nasional maupun Wilayah ; serta Peraturan Organisasi lainnya;
b) Memberikan rekomendasi dan usulan kepada Dewan Pimpinan Pusat, untuk:
mengusulkan, memilih, mengangkat, menetapkan, memberhentikan, pengurus di-
tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif, dan/ atau Dewan Pimpinan
Daerah, disingkat DPD; atau yang disebut juga; Bupati/Walikota; dengan
ketentuan atas persetujuan PresidenLIRA/Dewan Pimpinan Pusat;
c) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Pimpinan Pusat untuk mengesahkan
Komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Wilayah; dan personalia Lembaga-
lembaga Otonom LIRA; sesuai bidang dan tingkat keahlian masing-masing; sesuai
dengan syarat-syarat yang ditetapkan;
d) Membentuk dan menetapkan personalia Kepala Biro, Kepala Bidang; sesuai tingkat
keahlian masing-masing; dengan syarat-syarat yang ditetapkan;
e) Melakukan upaya-upaya khusus dan program kerja secara mandiri demi
keuntungan/ pengembangan/ kebesaran lembaga dan/atau demi mengamankan
kepentingan perjuangan dan/atau pencapaian maksud dan tujuan Lembaga;
f) Membentuk dan menetapkan personalia ke-Sekretariatan dan perbendaharaan
tingkat Provinsi atau Dewan Pimpinan Wilayah disebut ; Sekretariat Lembaga
Tingkat Wilayah atau Satuan-satuan Tugas dan/atau Unit-unit atau kelompok-
kelompok kerja sesuai dengan kebutuhan;
(2) Pengurus Organisasi di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah, disingkat
DPW; memiliki Tanggung Jawab dan kewajiban ;
a) Melaksanakan Segala Ketentuan dan kebijaksanaan Lembaga sesuai dengan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, hasil-hasil rapat-rapat dan
pemusyawaratan, serta Peraturan organisasi lainnya;

Hal 34 dari- 76
b) Menyampaikan laporan pertanggung-jawaban kegiatan organisasi kepada
Presiden/Dewan Pimpinan Pusat sebagaimana yang telah ditentukan.
c) Bertanggung-jawab atas aktifitas operasional, kesekretariatan serta perbendaharaan
Lembaga-lembaga Otonom LIRA;
3) Pengurus Organisasi di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah, disingkat
DPW; memiliki tugas pokok ;
a) Memelihara kemurnian ; visi, misi, sifat, azas dan dasar perjuangan serta
melaksanakan kebijaksanaan Lembaga;
b) Mengawasi kegiatan pengurus Organisasi di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota
Administratif, dan/ atau Dewan Pimpinan Daerah, disingkat DPD;
c) Menjalankan pengelolaan lembaga secara efektif dan efisien dalam rangka
pencapaian maksud dan tujuan Lembaga;
d) Menjabarkan dan menyelaraskan kebijaksanaan Lembaga dalam bentuk program-
program kegiatan yang nyata, efektif dan efisien dalam rangka pencapaian
fungsi, sasaran organisasi;
(4) Ketentuan tentang wewenang, Tanggung jawab dan kewajiban, tugas dan tata kerja
masing-masing sub-unit Pengurus di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan
Wilayah, disingkat DPW; sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut
dalam Pedoman Keorganisasian LIRA.

Pasal 20
PENGURUS ORGANISASI
DAN PENGURUS LEMBAGA-LEMBAGA OTONOM SERTA
PERSYARATAN, TATA CARA PENDAFTARAN
(1) Persyaratan menjadi Pengurus Organisasi dan/atau Pengurus Lembaga-lembaga
Otonom LIRA di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah, disingkat DPW;
adalah :
a) Warga negara Indonesia, Berpendidikan sekurang-kurangnya SLTA atau sederajat
dan telah terdaftar sebagai relawanLIRA.
b) Menyetujui, menerima dan dianggap telah memahami; Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, Jati Diri dan Garis Perjuangan Lembaga, ketentuan khusus yaitu;
Ketetapan Mengenai Pedoman Lembaga-lembaga Otonom LIRA, serta peraturan-
peraturan Lembaga lainnya;
c) Sanggup serta aktif mengikuti kegiatan Organisasi dan program kegiatan lembaga-
lembaga otonom LIRA;
(2) Tata cara pendaftaran dan syarat-syarat utama menjadi Pengurus Organisasi dan/atau
Pengurus Lembaga-lembaga Otonom LIRA di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan
Pimpinan Wilayah, disingkat DPW ; adalah :
a) Mengajukan permintaan menjadi menjadi Pengurus Organisasi dan/atau Pengurus
pada Lembaga-lembaga Otonom LIRA kepada Dewan Pimpinan Wilayah, dengan
terlebih dahulu mengetahui, memahami dan mengerti secara benar seluruh
persyaratan yang telah ditetapkan.
b) Calon Pengurus; wajib membuat dan menyerahkan program kerja berupa; rencana
strategis (RenstraLIRA) LIRA untuk jangka waktu sekurang-kurangnya 2 (dua)
Tahun, minimal 8 (delapan) halaman, diketik pada kertas ukuran A4, yang mana
program kerja dimaksud, sesuai dengan bidang dan keahlian, unit-unit; Organisasi
dan/atau lembaga-lembaga otonom LIRA.
c) Rencana Strategis (RenstraLIRA); yang mana program yang dimaksud, sesuai
dengan bidang dan keahlian, unit-unit; Organisasi dan/atau Lembaga-Lembaga
otonom LIRA; wajib diserahkan maksimal 6 (enam) bulan kepada GubernurLIRA;
d) Permintaan menjadi Pengurus Organisasi dan/atau Pengurus Lembaga-lembaga
Otonom LIRA dapat ditolak apabila terdapat alasan-alasan yang kuat secara
kelembagaan, yang mana alasan tersebut tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga serta peraturan-peraturan lainnya.

Hal 35 dari- 76
e) Apabila permintaan itu diluluskan, maka yang bersangkutan berstatus sebagai calon
Pengurus Organisasi dan/atau Pengurus Lembaga-lembaga Otonom LIRA selama 3
(tiga) bulan dalam masa percobaan.
(1) Tata cara penerimaan Pengurus Organisasi dan/atau Pengurus Lembaga-lembaga
Otonom LIRA di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah, disingkat DPW;
dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Seseorang dapat diterima sebagai Calon Pengurus Organisasi dan/atau Calon
Pengurus Lembaga-lembaga Otonom LIRA dengan ketentuan; setelah
b) melakukan presentasi terhadap program kerja dan rencana strategis
(RenstraLIRA) dihadapan Pengurus Organisasi ditingkat Provinsi atau Dewan
Pimpinan wilayah;
c) Dewan Pimpinan wilayah mengadakan penelitian terhadap data-data dan
personality para calon yang menjadi syarat-syarat utama; kemudian memberikan
rekomendasi tertulis sebagai tanda persetujuan;
d) Kemudian calon pengurus tersebut diajukan melalui Rapat Pleno pada tingkat;
Dewan Pimpinan Wilayah; dan dinyatakan syah setelah; diusulkan, dipilih,
diangkat, dan ditetapkan oleh GubernurLIRA.
e) Seseorang dapat diterima sebagai Calon Pengurus Organisasi dan/atau Calon
Pengurus Lembaga-lembaga Otonom LIRA setelah memenuhi seluruh ketentuan
dan syarat-syarat; sebagaimana yang telah diumumkan oleh Dewan Pimpinan
Pusat;
f) Setelah disetujui; Calon Pengurus Organisasi, melalui Rapat Pleno Pengurus
Harian pada tingkat Dewan Pimpinan Wilayah; Maka GubernurLIRA dan/atau
Dewan Pimpinan Wilayah; mengajukan secara tertulis disertai data-data dan
alasan-alasan yang kuat kepada PresidenLIRA/Dewan Pimpinan Pusat untuk
mendapat persetujuan, kemudian disyahkan oleh PresidenLIRA.
g) Setelah disetujui; Calon Pengurus Lembaga-Lembaga otonom LIRA, melalui Rapat
Pleno Pengurus Harian pada tingkat Dewan Pimpinan Wilayah; Maka GubernurLIRA
mengajukan secara tertulis disertai data-data dan alasan-alasan yang kuat
kepada; PresidenLIRA/Dewan Pimpinan Pusat dengan tembusan; Direktur
Eksekutif dibidangnya untuk mendapat persetujuan terlebih dahulu, kemudian
disyahkan oleh; PresidenLIRA bersama; Direktur Eksekutif Lembaga Otonom LIRA
di-Tingkat Dewan Pimpinan Pusat.
Pasal 21
LEMBAGA OTONOM WILAYAH
PENGURUS
(1) Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat Provinsi, dan/atau
Dewan Pimpinan Wilayah, disebut Wakil Direktur Eksekutif, diusulkan, dipilih, diangkat,
ditetapkan, diberhentikan dan bertanggung jawab hanya kepada GubernurLIRA/Dewan
Pimpinan Wilayah, atas persetujuan Dewan Pimpinan Pusat; dan Direktur Eksekutif
Tingkat Pusat sesuai dengan bidangnya masing-masing ;
(2) Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat Provinsi, dan/atau
Dewan Pimpinan Wilayah; sekurang-kurangnya adalah 7 (tujuh) ) orang Wakil Direktur
Eksekutif, sesuai dengan bidang dan keahlian masing-masing;
(3) Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat Provinsi, dan/atau
Dewan Pimpinan Wilayah; Perangkat Lembaga Otonom pada masing-masing tingkatan
kepengurusan memiliki organ Satuan-satuan Tugas dan bertanggung jawab sesuai
dengan bidangnya masing-masing terdiri dari ;
1) Wakil Direktur Eksekutif Bidang Pusat Jaring Kerja Kerakyatan 1 (satu) Orang.
2) Wakil Direktur Eksekutif Bidang Hukum dan Advokasi 1 (satu)
Orang.
3) Wakil Direktur Eksekutif Bidang LIRA INSTITUTE 1 (satu) Orang.
4) Wakil Direktur Eksekutif Bidang UMKM & Koperasi 1 (satu) Orang.
5) Wakil Direktur Eksekutif Bidang Pusat Pengembangan Usaha 1 (satu)
Orang.

Hal 36 dari- 76
6) Wakil Direktur Eksekutif Bidang Informasi dan Riset Indonesia 1 (satu) Orang.
7) Wakil Direktur Eksekutif Bidang Public Relations 1 (satu) Orang.
(4) Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat Provinsi, dan/atau
Dewan Pimpinan Wilayah; memiliki organ Satuan-satuan tugas yang disebut ; Para
Manager yang bertanggung jawab pada bidangnya masing-masing;
(5) Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat Provinsi, dan/atau
Dewan Pimpinan Wilayah; secara struktural bertanggung jawab kepada; GubernurLIRA
dan secara fungsional bertanggung jawab kepada Direktur lembaga Otonom Tingkat
Pusat sesuai dengan bidangnya masing-masing ;
(6) Anggota-anggota Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat
Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah; diangkat untuk masa jabatan 5 (lima)
tahun, dan dapat diangkat kembali dengan ketentuan maksimal 2 (dua) kali masa
jabatan;

Pasal 22
WEWENANG, KEWAJIBAN DAN TUGAS POKOK
LEMBAGA OTONOM
1) Pengurus Lembaga Otonom LIRA di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan
Wilayah pada masing-masing bidang dan/atau unit kepengurusan disebut; Wakil
Direktur Eksekutif Lembaga Otonom LIRA, memiliki wewenang ;
a) Menentukan serta menetapkan Kebijaksanaan sesuai dengan; Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, Ketetapan Mengenai Pedoman Keorganisasian
Lembaga-lembaga Otonomi LIRA, hasil-hasil rapat; serta Peraturan Lembaga
lainnya;
b) Memberikan rekomendasi kepada GubernurLIRA untuk mengesahkan Komposisi dan
personalia Lembaga-lembaga Otonom LIRA;
c) Membentuk dan menetapkan beberapa manager atau personalia yang cakap dan
sesuai bidang; dan tingkat keahlian masing - masing; dan harus sesuai dengan
ketetapan Mengenai Pedoman Keorganisasian Lembaga-lembaga Otonomi LIRA
d) Melakukan upaya-upaya khusus demi keuntungan/pengembangan/ kebesaran
lembaga dan/atau demi mengamankan kepentingan perjuangan dan/atau
pencapaian maksud dan tujuan Lembaga;
e) Membentuk dan menetapkan personalia Perangkat-perangkat Lembaga berupa
Satuan-satuan tugas yang profesional dan/atau Unit-unit atau kelompok-
kelompok kerja sesuai dengan kebutuhan;
2) Pengurus Lembaga Otonom LIRA di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan
Wilayah ; memiliki tanggung jawab dan kewajiban ;
a) Melaksanakan segala ketentuan dan kebijaksanaan Lembaga sesuai dengan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Ketetapan Mengenai Pedoman
Keorganisasian Lembaga-lembaga Otonomi LIRA, hasil-hasil rapat-rapat dan
pemusyawaratan, serta Peraturan Lembaga lainya;
b) Menyampaikan laporan pertanggung-jawaban kesekretariatan dan
perbendaharaan kepada GubernurLIRA.
c) Melakukan pelaporan dan/atau konsultasi dialogis sesuai dengan bidang dan/atau
unit masing-masing kepada; GubernurLIRA, PresidenLIRA dan Direktur Lembaga
Otonom LIRa sesuai bidangnya.
5) Pengurus Lembaga otonom di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah ;
memiliki tugas pokok ;
a) Menghasilkan usaha-usaha yang sah demi kepentingan organisasi dan tetap
berpijak pada kemurnian ; visi, misi, sifat, azas, dasar dan prinsip perjuangan dan
melaksanakan kebijaksanaan Lembaga;
b) Menjalankan pengelolaan lembaga Otonom secara efektif dan efisien dalam rangka
pencapaian maksud dan tujuan Lembaga; dalam bentuk program kerja yang

Hal 37 dari- 76
realitas, efektif dan efisien dalam rangka pencapaian maksud dan tujuan
lembaga;
4) Ketentuan tentang struktur oganisasi, uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab,
tata kerja masing-masing sub-unit dan pengurus lembaga otonom di tingkat Provinsi,
dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah; sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur
lebih lanjut dengan ketentuan khusus yaitu; Ketetapan Mengenai Pedoman
Keorganisasian Lembaga-lembaga Otonomi LIRA.

Pasal 23
RAPAT PENGURUS
LEMBAGA OTONOM
(1) Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat Provinsi; wajib
mengadakan Rapat setiap satu bulan sekali atau setiap dianggap perlu oleh Wakil
Direktur Eksekutif Lembaga Otonom, atau apabila hal tersebut diminta secara tertulis
oleh paling sedikit 2 (dua) orang anggota Pengurus lembaga Otonom di tingkat
Provinsi;
(2) Panggilan Rapat dilakukan secara tertulis atau hal lainnya yang bersifat pemberitahuan
dan disampaikan kepada anggota Pengurus lembaga Otonom di tingkat Provinsi;
sekurang kurangnya 2 (dua) hari sebelum tanggal Rapat;
(3) Di dalam semua Rapat, Wakil Direktur Eksekutif Lembaga Otonom adalah pimpinan
rapat dan jikalau berhalangan hadir maka Rapat dipimpin oleh Seorang Manager;
(4) yang mana rapat-rapat Pengurus lembaga Otonom di tingkat Provinsi; adalah sah
apabila dalam rapat dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) dari jumlah anggota
Pengurus lembaga Otonom;
(5) Kecuali ditetapkan lain secara tegas dalam Anggaran Rumah Tangga ini, semua
keputusan diambil dengan musyawarah untuk mufakat apabila musyawarah untuk
mufakat tidak tercapai, maka Wakil Direktur Lembaga yang akan memutuskan;
(6) Dalam setiap Rapat Pengurus lembaga Otonom tingkat Wilayah, anggota Pengurus
lembaga Otonom berhak memberikan 1 (satu) suara;
(7) Anggota-anggota Dewan Pimpinan Wilayah, Dewan Pembina, Dewan Penasehat, Dewan
Pakar; berhak menghadiri tiap-tiap Rapat Pengurus lembaga Otonom yang mana dalam
Rapat tersebut; berhak untuk memberikan saran-saran dan/ atau pengarahan-pengarahan
seperlunya;

Pasal 24
BERAKHIRNYA
KEANGGOTAAN PENGURUS & LEMBAGA OTONOM

(1) Keanggotaan Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah dan Lembaga-lembaga Otonom


berakhir dengan sendirinya karena :
a) Berakhirnya masa tugas dalam kepengurusan ;
b) Meninggal dunia ;
c) Mengundurkan diri atas permintaan sendiri dari yang bersangkutan ;
d) Diberhentikan berdasarkan keputusan rapat pleno Dewan Pimpinan Wilayah
bersama Wakil Direktur Eksekutif Lembaga Otonom Tingkat Wilayah; dan disetujui
oleh Dewan Pimpinan Pusat; bersama Direktur Eksekutif Lembaga Otonom Tingkat
Pusat;
e) Calon Pengurus; Tidak membuat/menyerahkan/memberikan program kerja atau;
rencana strategis (RenstraLIRA) LIRA; sebagai suatu ketentuan dan persyaratan
mutlak; sesuai dengan unit-unit; Organisasi dan/atau lembaga-lembaga otonom
LIRA.
f) Melanggar disiplin dan etika lembaga;
(2) Bagi mereka yang diberhentikan seperti yang dimaksud dalam ayat 1 sub (d) dan (e) di
atas, diberi kesempatan dalam tempo 1 (satu) bulan sejak pemberhentian tersebut

Hal 38 dari- 76
untuk mengajukan pembelaan diri di dalam Rapat khusus yakni rapat gabungan antara
Dewan Pimpinan Wilayah dengan Pengurus Lembaga OtonomLIRA Tingkat Wilayah;

BAB V
STRUKTUR LEMBAGA TINGKAT DAERAH
Pasal 25
DEWAN PIMPINAN DAERAH

(1) Dewan Pimpinan Daerah disingkat DPD; adalah pimpinan tertinggi organisasi di tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau yang disamakan dengan itu;
(2) Pengangkatan Organisasi di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau
Dewan Pimpinan Daerah, disingkat DPD; atau disebut juga; BupatiLIRA/WalikotaLIRA,
diusulkan, dipilih oleh GubernurLIRA, ditetapkan dan diberhentikan dilakukan secara
bersama oleh PresidenLIRA,SekjenLIRA,GubernurLIRA dan SekwildaLIRA dan
bertanggung jawab kepada GubernurLIRA/Dewan Pimpinan Wilayah
(3) Pengurus Organisasi di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau
Dewan Pimpinan Daerah, disingkat DPD; sekurang-kurangnya adalah 20 (dua puluh)
orang, dipilih, diangkat, ditetapkan, diberhentikan dan bertanggung jawab hanya
kepada BupatiLIRA/WalikotaLIRA;
(4) Pengurus Organisasi di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau
Dewan Pimpinan Daerah, disingkat DPD; memiliki organ Satuan-satuan tugas yang
disebut; Koordinator Kompartemen membawahi Kepala Seksi yang bertanggung jawab
sesuai dengan bidangnya masing-masing;
(5) Pengurus Organisasi di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau
Dewan Pimpinan Daerah, disingkat DPD; memiliki organ Satuan-satuan tugas dibidang
ke-sekretariatan dan perbendaharaan disebut ; Sekretariat Lembaga Tingkat Daerah;
dipimpin oleh seorang; Manager;
(6) Pengurus Lembaga-lembaga Otonom di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota
Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; dan Perangkat Lembaga Otonom
pada masing-masing tingkatan kepengurusan yang disebut; Manager Lembaga Otonom
LIRA beserta struktur organisasi pedukung yang bertanggung jawab sesuai dengan
bidangnya masing-masing ;
(7) Anggota-anggota Pengurus Lembaga-lembaga otonom di tingkat
Kabupaten/Kotamadya /Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah,

(8) disingkat DPD; diangkat dan bertugas untuk masa jabatan 5 (lima) tahun, dan dapat
diangkat kembali dengan ketentuan maksimal 2 (dua) kali masa jabatan;

Pasal 26
STRUKTUR DAN PERANGKAT ORGANISASI
(1) Pengurus di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan
Pimpinan Daerah, disingkat DPD; memiliki Struktur organisasi terdiri dari :
a) BupatiLIRA/WalikotaLIRA 1 (satu) Orang.
b) Wakil BupatiLIRA/WalikotaLIRA 1 (satu) Orang.
c) Sekretaris BupatiLIRA/WalikotaLIRA 1 (satu) Orang.
d) Wakil Sekretaris BupatiLIRA/WalikotaLIRA 2 (dua) Orang. Maksimal
e) Bendahara Umum. 1 (satu) Orang.
f) Wakil Wakil Bendahara. 3 (tiga) Orang. Maksimal

6) Pengurus di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan


Pimpinan Daerah, disingkat DPD; memiliki Perangkat organisasi kepengurusan yaitu ;
organ Satuan-satuan Tugas yang disebut dan terdiri dari Para Koordinator
Kompartemen dan Kepala Seksi yang bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya
masing-masing terdiri dari ;

Hal 39 dari- 76
a) Koordinator Kompartemen; Hubungan Antar Lembaga 1 (satu) Orang.

b) Koordinator Kompartemen; Pendidikan, Sosial dan Politik 1 (satu) Orang.

c) Koordinator Kompartemen; Lingkungan Hidup 1 (satu) Orang.

d) Koordinator Kompartemen; Hukum dan Ham 1 (satu) Orang.

e) Koordinator Kompartemen; Ekonomi 1 (satu) Orang.

f) Koordinator Kompartemen; Telematika 1 (satu) Orang.

g) Koordinator Kompartemen ; Pengawasan Internal 1 (satu) Orang.


h) Koordinator Kompartemen; LIRA Anti Narkoba (LAN) 1 (satu) Orang.
i) Kepala Seksi ;Hubungan Dalam Negeri 1 (satu) Orang.
j) Kepala Seksi ;Agama 1 (satu) Orang.
k) Kepala Seksi ;Seni dan Budaya 1 (satu) Orang.
l) Kepala Seksi ;Kaderisasi & Organisasi 1 (satu) Orang.
m) Kepala Seksi ;Pemuda & Olah Raga 1 (satu) Orang.
n) Kepala Seksi ;Sumber Daya Alam 1 (satu) Orang.
o) Kepala Seksi ;Advokasi 1 (satu) Orang.
p) Kepala Seksi ;Investigasi 1 (satu) Orang.
q) Kepala Seksi ;Industri dan Perdagangan 1 (satu) Orang.
r) Kepala Seksi ;Pertambangan dan Energi 1 (satu) Orang.
s) Kepala Seksi ;Komunikasi dan Informasi 1 (satu) Orang.
t) Kepala Seksi ;Pemberdayaan Perempuan 1 (satu) Orang.
(3) Satuan-satuan tugas bidang ke-sekretariatan dan perbendaharaan di tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah;
disebut; Sekretariat Lembaga Tingkat Daerah; yang dipimpin oleh Manager; dan
bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya masing-masing dan membawahi;
Asst.Manager Umum, Perencanaan, Pendanaan & Keuangan; Asst. Manager Pelayanan
& Pengaduan Masyarakat; Asst. Manager Progam, Pendidikan dan Latihan; Asst.
Manager Organisasi dan Keangggotaan;
(3) Ketentuan tentang struktur oganisasi, uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab,
tata kerja dari masing-masing pengurus organisasi di tingkat

(4) Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah,


disingkat DPD; sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut dengan
ketentuan yaitu; Pedoman Keorganisasian LIRA;

Pasal 27
WEWENANG, KEWAJIBAN DAN TUGAS POKOK
PENGURUS
(1) Pengurus Organisasi di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau
Dewan Pimpinan Daerah, disingkat DPD; memiliki wewenang ;
a) Melaksanakan segala ketentuan dan Kebijaksanaan Lembaga sesuai dengan ;
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, hasil-hasil Rapat-rapat atau
Permusyawaratan baik tingkat Nasional maupun Wilayah ; serta Peraturan
Organisasi lainnya;
b) Memberikan rekomendasi maupun usulan kepada Dewan Pimpinan Wilayah
maupun Dewan Pimpinan Pusat, untuk; memilih, mengangkat, menetapkan,
memberhentikan, pengurus di-tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif,
dan/ atau Dewan Pimpinan Daerah, dengan ketentuan dan prosedure yang
berlaku.
c) Memberikan rekomendasi dan usulan kepada Dewan Pimpinan Wilayah dan;
kepada Dewan Pimpinan Pusat untuk mengesahkan Komposisi dan personalia

Hal 40 dari- 76
Dewan Pimpinan Daerah; dan personalia Lembaga-lembaga Otonom LIRA; sesuai
bidang dan tingkat keahlian masing – masing; sesuai dengan syarat-syarat yang
ditetapkan;
d) Membentuk dan menetapkan; personalia Kepala Biro, Kepala Bidang; sesuai
tingkat keahlian masing-masing; dengan syarat-syarat yang ditetapkan;
e) Melakukan upaya-upaya khusus dan program kerja secara mandiri demi
keuntungan/ pengembangan/ kebesaran lembaga dan/atau demi mengamankan
kepentingan perjuangan dan/atau pencapaian maksud dan tujuan Lembaga;
f) Menerima pendaftaran relawanLIRA sebagai calon-calon anggota.
g) Membentuk dan menetapkan personalia ke-Sekretariatan dan perbendaharaan
tingkat Daerah disebut ; Sekretariat Lembaga Tingkat Daerah; atau Satuan-
satuan Tugas dan/atau Unit-unit atau kelompok-kelompok kerja sesuai dengan
kebutuhan;
(2) Pengurus Organisasi di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau
Dewan Pimpinan Daerah, disingkat DPD; memiliki Tanggung Jawab dan kewajiban ;
a) Melaksanakan Segala peraturan-Ketentuan dan kebijaksanaan Lembaga sesuai
dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, hasil-hasil rapat-rapat dan
pemusyawaratan, serta Peraturan organisasi lainnya;
b) Menyampaikan laporan pertanggung-jawaban kegiatan organisasi kepada
GubernuLIRA/Dewan Pimpinan Wilayah sebagaimana yang telah ditentukan.
c) Bertanggung-jawab atas aktifitas operasional, kesekretariatan serta
perbendaharaan Lembaga-lembaga Otonom LIRA;
(3) Pengurus Organisasi di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau
Dewan Pimpinan Daerah, disingkat DPD; memiliki tugas pokok ;
a) Memelihara kemurnian ; visi, misi, sifat, azas, dasar dan prinsip perjuangan dan
melaksanakan kebijaksanaan Lembaga;
b) Menjalankan pengelolaan lembaga secara efektif dan efisien dalam rangka
pencapaian maksud dan tujuan Lembaga;
c) Menjabarkan dan menselaraskan kebijaksanaan Lembaga dalam bentuk program-
program kegiatan yang realitas, efektif dan efisien dalam rangka pencapaian
fungsi, sasaran organisasi;
(4) Ketentuan tentang wewenang, Tanggung jawab dan kewajiban, tugas pokok dan tata
kerja masing-masing sub-unit Pengurus di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota
Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah, disingkat DPD; sebagaimana
dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut dalam ; Pedoman Keorganisasian LIRA.

Pasal 28
PENGURUS ORGANISASI
DAN PENGURUS LEMBAGA-LEMBAGA OTONOM
SERTA
PERSYARATAN, TATA CARA PENDAFTARAN
(1) Persyaratan menjadi Pengurus Organisasi dan/atau Pengurus Lembaga-lembaga
Otonom LIRA di tingkat Kabupaten/Kotamadya /Kota Administratif; dan/atau Dewan
Pimpinan Daerah, disingkat DPD; adalah :
d) Warga negara Indonesia, Berpendidikan sekurang-kurangnya D-III (Diploma III)
atau sederajat dan telah terdaftar sebagai relawanLIRA.
e) Menyetujui, menerima dan dianggap telah memahami; Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, Jati Diri dan Garis Perjuangan Lembaga, ketentuan khusus yaitu;
Ketetapan Mengenai Pedoman Lembaga-lembaga Otonom LIRA, serta peraturan-
peraturan Lembaga lainnya;
f) Sanggup serta aktif mengikuti kegiatan Organisasi dan program kegiatan
lembaga-lembaga otonom LIRA;

Hal 41 dari- 76
(2) Tata cara pendaftaran dan syarat-syarat utama menjadi Pengurus Organisasi dan/atau
Pengurus Lembaga-lembaga Otonom LIRA di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota
Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah, disingkat DPD; adalah :
a) Mengajukan permintaan menjadi menjadi Pengurus Organisasi dan/atau Pengurus
pada Lembaga-lembaga Otonom LIRA kepada Dewan Pimpinan Daerah, dengan
terlebih dahulu mengetahui, memahami dan mengerti secara benar seluruh
persyaratan yang telah ditetapkan.
b) Calon Pengurus; wajib membuat dan menyerahkan program kerja berupa;
rencana strategis (RenstraLIRA) LIRA untuk jangka waktu sekurang-kurangnya 2
(dua) Tahun, minimal 8 (delapan) halaman, diketik pada kertas ukuran A4, yang
mana program kerja dimaksud, sesuai dengan bidang dan keahlian, unit-unit;
Organisasi dan/atau lembaga-lembaga otonom LIRA.
c) Permintaan menjadi Pengurus Organisasi dan/atau Pengurus Lembaga-lembaga
Otonom LIRA dapat ditolak apabila terdapat alasan-alasan yang kuat secara
kelembagaan, yang mana alasan tersebut tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga serta peraturan-peraturan lainnya.
d) Apabila permintaan itu diluluskan, maka yang bersangkutan berstatus sebagai
calon Pengurus Organisasi dan/atau Pengurus Lembaga-lembaga Otonom LIRA
selama 3 (tiga) bulan dalam masa percobaan.
(5) Tata cara penerimaan Pengurus Organisasi dan/atau Pengurus Lembaga-lembaga
Otonom LIRA di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan
Pimpinan Daerah, disingkat DPD; dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Seseorang dapat diterima sebagai Calon Pengurus Organisasi dan/atau Calon
Pengurus Lembaga-lembaga Otonom LIRA dengan ketentuan; setelah melakukan
presentasi terhadap program kerja dan rencana strategis (RenstraLIRA) dihadapan
Pengurus Organisasi di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif;
dan/atau Dewan Pimpinan Daerah;
b) Dewan pengurus di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau
Dewan Pimpinan Daerah, mengadakan penelitian terhadap data-data dan
c) personality para calon yang menjadi syarat-syarat utama; kemudian memberikan
rekomendasi tertulis sebagai tanda persetujuan;
d) Kemudian calon pengurus tersebut diajukan melalui Rapat Pleno pada tingkat;
Dewan Pimpinan daerah; dan dinyatakan syah setelah; diusulkan, dipilih,
diangkat, dan ditetapkan oleh Bupati/WalikotaLIRA/Dewan Pimpinan Daerah.
e) Seseorang dapat diterima sebagai Calon Pengurus Organisasi dan/atau Calon
Pengurus Lembaga-lembaga Otonom LIRA setelah memenuhi seluruh ketentuan
dan syarat-syarat; sebagaimana yang telah diumumkan oleh Dewan Pimpinan
Pusat;
f) seseorang dapat diterima sebagai Calon Pengurus Organisasi dan/atau Calon
Pengurus Lembaga-lembaga Otonom LIRA dengan ketentuan; calon pengurus
tersebut diajukan melalui Rapat Pleno pada tingkat; Dewan Pimpinan Daerah;
dan dinyatakan syah setelah; diusulkan, dipilih, diangkat, dan ditetapkan oleh
BupatiLIRA/WalikotaLIRA/Dewan Pimpinan Daerah.
g) Setelah disetujui; Calon Pengurus Organisasi, melalui Rapat Pleno Pengurus
Harian pada tingkat Dewan Pimpinan Daerah; Maka BupatiLIRA/WalikotaLIRA
dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; mengajukan secara tertulis disertai data-data
dan alasan-alasan yang kuat kepada GubernurLIRA/Dewan Pimpinan Wilayah
untuk mendapat persetujuan, kemudian disyahkan oleh PresidenLIRA/Dewan
Pimpinan Pusat.
h) Setelah disetujui; Calon Pengurus Lembaga-Lembaga otonom LIRA, melalui Rapat
Pleno Pengurus Harian pada tingkat Dewan Pimpinan Daerah; Maka
BupatiLIRA/WalikotaLIRA mengajukan secara tertulis disertai data-data dan
alasan-alasan yang kuat kepada; GubernurLIRA/Dewan Pimpinan Wilayah dengan
tembusan; Wakil Direktur Eksekutif dibidangnya untuk mendapat persetujuan
terlebih dahulu, kemudian disyahkan oleh; PresidenLIRA bersama; Direktur
Eksekutif Lembaga Otonom LIRA di-Tingkat Dewan Pimpinan Pusat.

Hal 42 dari- 76
Pasal 29
LEMBAGA OTONOM WILAYAH
PENGURUS
(1) Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat
Kabupaten/Kotamadya/ Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah,
disingkat DPD; disebut Manager Eksekutif, diusulkan, dipilih, diangkat, ditetapkan,
diberhentikan dan bertanggung jawab hanya kepada BupatiLIRA/WalikotaLIRA/Dewan
Pimpinan Daerah atas persetujuan Dewan Pimpinan Wilayah; dan Dewan Pimpinan
Pusat; dan Direktur Eksekutif Tingkat Pusat serta Wakil Direktur Eksekutif Tingkat
Wilayah.
(2) Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat
Kabupaten/Kotamadya/ Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah;
(3) sekurang-kurangnya adalah 6 (enam) orang Manager Eksekutif, sesuai dengan
bidangnya masing-masing;
(4) Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat
Kabupaten/Kotamadya /Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah;
Perangkat Lembaga Otonom pada masing-masing tingkatan kepengurusan memiliki
organ Satuan-satuan Tugas dan bertanggung jawab sesuai bidang dan keahlian
masing-masing terdiri dari ;
a) Manager ; Bidang Pusat Jaring Kerja Kerakyatan 1 (satu) Orang.
b) Manager ; Bidang Hukum dan Advokasi 1 (satu) Orang.
c) Manager ; Bidang LIRA INSTITUTE 1 (satu) Orang.
d) Manager ; Bidang UMKM & Koperasi 1 (satu) Orang.
e) Manager ; Bidang Pusat Pengembangan Usaha 1 (satu) Orang.
f) Manager ; Bidang Informasi dan Riset Indonesia 1 (satu) Orang.
(5) Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat
Kabupaten/Kotamadya /Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah;
memiliki organ Satuan-satuan tugas yang disebut ; Asisten Manager yang bertanggung
jawab pada bidangnya masing-masing;
(6) Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat
Kabupaten/Kotamadya /Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; secara
struktural bertanggung jawab kepada; BupatiLIRA/WalikotaLIRA dan secara fungsional
bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Eksekutif lembaga Otonom Tingkat Wilayah
dan Direktur Eksekutif lembaga Otonom Tingkat Pusat sesuai dengan bidangnya
masing-masing ;
(7) Anggota-anggota Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah;
diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun, dan dapat diangkat kembali dengan
ketentuan maksimal 2 (dua) kali masa jabatan;

Pasal 30
WEWENANG, KEWAJIBAN DAN TUGAS POKOK
LEMBAGA OTONOM
(1) Pengurus Lembaga Otonom LIRA di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif;
dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; pada masing-masing bidang dan/atau unit
kepengurusan disebut; Manager Eksekutif Lembaga Otonom LIRA, memiliki
wewenang ;
a. Menentukan serta menetapkan Kebijaksanaan sesuai dengan; Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, Ketetapan Mengenai Pedoman Keorganisasian
Lembaga-lembaga Otonomi LIRA, hasil-hasil rapat; serta Peraturan Lembaga
lainnya;
b. Memberikan rekomendasi kepada GubernurLIRA untuk mengesahkan Komposisi
dan personalia Lembaga-lembaga Otonom LIRA;

Hal 43 dari- 76
c. Membentuk dan menetapkan beberapa manager atau personalia yang cakap dan
sesuai bidang; dan tingkat keahlian masing – masing; dan harus sesuai dengan
ketetapan Mengenai Pedoman Keorganisasian Lembaga-lembaga Otonomi LIRA
d. Melakukan upaya-upaya khusus demi keuntungan/pengembangan/ kebesaran
lembaga dan/atau demi mengamankan kepentingan perjuangan dan/atau
pencapaian maksud dan tujuan Lembaga;
e. Membentuk dan menetapkan personalia Perangkat-perangkat Lembaga berupa
Satuan-satuan tugas yang profesional dan/atau Unit-unit atau kelompok-kelompok
kerja sesuai dengan kebutuhan;
(2) Pengurus Lembaga Otonom LIRA di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif;
dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; memiliki tanggung jawab dan kewajiban ;
a) Melaksanakan segala ketentuan dan kebijaksanaan Lembaga sesuai dengan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Ketetapan Mengenai Pedoman
Keorganisasian Lembaga-lembaga Otonomi LIRA, hasil-hasil rapat-rapat dan
pemusyawaratan, serta Peraturan Lembaga lainya;
b) Menyampaikan laporan pertanggung-jawaban kesekretariatan dan perbendaharaan
Organisasi kepada BupatiLIRA/WalikotaLIRA secara fungsional, dan bertanggung
jawab kepada Wakil Direktur Eksekutif lembaga Otonom
c) Tingkat Wilayah dan Direktur Eksekutif lembaga Otonom Tingkat Pusat secara
struktural.
d) Melakukan pelaporan dan/atau konsultasi dialogis sesuai dengan bidang dan/atau
unit masing-masing kepada; GubernurLIRA dan Wakil Direktur Esekutif Lembaga
Otonom LIRA sesuai bidangnya.
(3) Pengurus Lembaga otonom di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif;
dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; memiliki tugas pokok ;
a) Menghasilkan usaha-usaha yang sah demi kepentingan organisasi dan tetap berpijak
pada kemurnian; visi, misi, sifat, azas, dasar dan prinsip perjuangan dan
melaksanakan kebijaksanaan Lembaga;
b) Menjalankan pengelolaan lembaga Otonom secara efektif dan efisien dalam rangka
pencapaian maksud dan tujuan Lembaga; dalam bentuk program kerja yang
realitas, efektif dan efisien dalam rangka pencapaian maksud dan tujuan
lembaga;
(4) Ketentuan tentang struktur oganisasi, uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab,
tata kerja masing-masing sub-unit dan pengurus lembaga otonom di tingkat
Kabupaten/ Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah;
sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut dengan ketentuan khusus
yaitu; Ketetapan Mengenai; Pedoman Keorganisasian Lembaga-lembaga Otonomi LIRA.

Pasal 31
RAPAT PENGURUS
LEMBAGA OTONOM
(1) Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat Kabupaten/
Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; wajib
mengadakan Rapat setiap satu bulan sekali atau setiap dianggap perlu oleh Manager
Eksekutif Lembaga Otonom, atau apabila hal tersebut diminta secara tertulis oleh
paling sedikit 2 (dua) orang anggota Pengurus lembaga Otonom di tingkat Daerah;
(2) Panggilan Rapat dilakukan secara tertulis atau hal lainnya yang bersifat pemberitahuan
dan disampaikan kepada anggota Pengurus lembaga Otonom di tingkat Kabupaten
/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; sekurang
kurangnya 2 (dua) hari sebelum tanggal Rapat;
(3) Di dalam semua Rapat, Manager Lembaga Otonom adalah pimpinan rapat dan jikalau
berhalangan hadir maka Rapat dipimpin oleh Asisten Manager;
(4) Rapat-rapat Pengurus lembaga Otonom di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota
Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; adalah sah apabila dalam rapat
dihadiri oleh lebih dari ½ (satu per dua) dari jumlah anggota Pengurus lembaga

Hal 44 dari- 76
Otonom;
(5) Kecuali ditetapkan lain secara tegas dalam Anggaran Rumah Tangga ini, semua
(6) keputusan diambil dengan musyawarah untuk mufakat apabila musyawarah untuk
mufakat tidak tercapai, maka Manager Eksekutif Lembaga otonom yang akan
memutuskan;
(7) Dalam setiap Rapat Pengurus lembaga Otonom tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota
Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; Masing-masing anggota Pengurus
lembaga Otonom berhak memberikan 1 (satu) suara;
(8) Anggota-anggota Dewan Pimpinan Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau
Dewan Pimpinan Daerah; Dewan Pembina, Dewan Penasehat, Dewan Pakar; berhak
menghadiri tiap-tiap Rapat Pengurus lembaga Otonom yang mana dalam Rapat
tersebut; berhak untuk memberikan saran-saran dan/ atau pengarahan-pengarahan
seperlunya;

Pasal 32
BERAKHIRNYA
KEANGGOTAAN PENGURUS & LEMBAGA OTONOM

(1) Keanggotaan Pengurus Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan


Pimpinan Daerah; dan Lembaga-lembaga Otonom berakhir karena :
a) Berakhirnya masa tugas dalam kepengurusan ;
b) Meninggal dunia ;
c) Mengundurkan diri atas permintaan sendiri dari yang bersangkutan ;
d) Diberhentikan; berdasarkan keputusan rapat pleno Dewan Pimpinan Daerah
bersama Manager Eksekutif Lembaga Otonom Tingkat Daerah; dan diketahui oleh
Dewan Pimpinan Wilayah bersama Wakil Direktur Eksekutif Lembaga Otonom
Wilayah; dan disetujui oleh Dewan Pimpinan Pusat; bersama Direktur Eksekutif
Lembaga Otonom Tingkat Pusat;
e) Calon Pengurus; Tidak membuat/menyerahkan/memberikan program kerja atau;
rencana strategis (RenstraLIRA) LIRA; sebagai suatu ketentuan dan persyaratan
mutlak; sesuai dengan unit-unit; Organisasi dan/atau lembaga-lembaga otonom
LIRA.
f) Melanggar disiplin dan etika lembaga;
(2) Bagi mereka yang diberhentikan seperti yang dimaksud dalam ayat 1 sub (d) dan (e)
di atas, diberi kesempatan dalam tempo 1 (satu) bulan sejak pemberhentian tersebut
untuk mengajukan pembelaan diri di dalam Rapat khusus; yakni rapat gabungan
antara Dewan Pimpinan Daerah; dengan Pengurus Lembaga Otonom Tingkat Daerah;

BAB VI
PERANGKAT ORGANISASI
Pasal 33
PERANGKAT ORGANISASI
Apabila dipandang perlu, Pengurus Organisasi di tingkat Pusat, dan/atau Dewan Pimpinan
Pusat, disingkat DPP; Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah, disingkat DPW; dan
Pengurus di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif, dan/atau Dewan Pimpinan
Daerah, disingkat DPD; dapat menunjuk beberapa orang atau lembaga tertentu sebagai;
anggota Dewan Pembina, Dewan Penasehat, Dewan Pakar, Badan Pemeriksa Keuangan
Independen, Akuntan Publik dan Konsulen Perpajakan;

Pasal 34
DEWAN PEMBINA
1. Dewan Pembina Organisasi, ialah Para Pengusaha, Profesional, lembaga-lembaga donor,
Praktisi, Politisi atau tokoh masyarakat dll, dan/atau yang dapat memberikan dukungan
akses, konsultasi, supervisi, saran-saran, pembinaan dan kekuatan moril maupun

Hal 45 dari- 76
materil kepada organisasi sesuai tingkat kepengurusan; Dewan Pimpinan Pusat, Dewan
Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah;
2. Dewan Pembina Organisasi ditunjuk oleh pengurus organisasi ditingkat Dewan Pimpinan
Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah/tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif;
3. Dewan Pembina Organisasi ditunjuk oleh pengurus organisasi ditingkat Dewan Pimpinan
Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah/tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; diangkat untuk masa pengabdian 5 (lima)
tahun, dan dapat diangkat kembali;
4. Untuk setiap kepengurusan ditingkat Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah
dan Dewan Pimpinan Daerah/tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif;
sekurang-kurangnya Dewan Pembina Organisasi terdiri atas (5) lima orang dan
sebanyak-banyaknya (25) dua puluh lima orang.
5. Ketentuan mengenai Dewan Pembina Organisasi; rincian tugas, wewenang, tata cara
penunjukkan dan penggantian Dewan Pembina Organisasi diatur dalam Pedoman
Keorganisasian.
6. Dewan Pembina di seluruh kepengurusan di Tingkat Dewan Pimpinan Wilayah dan
Dewan Pimpinan Daerah; diketahui dan dilaporkan kepada Dewan Pimpinan Pusat.

Pasal 35
DEWAN PENASEHAT
1. Dewan Penasehat, ialah Pakar akademisi, Tokoh Agama, Praktisi, Politisi atau tokoh
masyarakat dan/atau yang dapat memberikan nasehat-nasehat, saran dan kekuatan
kepada organisasi sesuai dengan tingkatannya baik diminta atau tidak diminta oleh
kepengurusan ditingkat; Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan
Pimpinan Daerah;
2. Dewan Penasehat dapat ditunjuk oleh pengurus organisasi ditingkat Dewan Pimpinan
Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah/tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dalam berbagai bidang keahlian;
3. Dewan Penasehat ditunjuk oleh pengurus organisasi ditingkat Dewan Pimpinan Pusat,
Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah/tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; diangkat untuk masa pengabdian 5 (lima)
tahun, dan dapat diangkat kembali;
4. Untuk setiap kepengurusan ditingkat Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah
dan Dewan Pimpinan Daerah/tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif;
sekurang-kurangnya Dewan Penasehat terdiri atas lima orang dan sebanyak-banyaknya
dua puluh lima orang.
5. Ketentuan mengenai Dewan Penasehat; rincian tugas, wewenang, tata cara
penunjukkan dan penggantian Dewan Penasehat diatur dalam Pedoman Keorganisasian.
6. Dewan Penasehat di seluruh kepengurusan di Tingkat Dewan Pimpinan Wilayah dan
Dewan Pimpinan Daerah; diketahui dan dilaporkan kepada Dewan Pimpinan Pusat.

Pasal 36
DEWAN PAKAR
1. Dewan Pakar, ialah Para Tokoh Akademisi dan lingkungan kampus yang bergerak dalam
dunia pendidikan, Tokoh Ilmuwan dan cendekiawan dalam berbagai bidang khususnya :
Ekonomi; Telematika; Pendidikan; Agama; Lingkungan Hidup; Hukum dan Ham; atau
tokoh masyarakat dll, dan/atau yang dapat memberikan nasehat-nasehat, saran dan
kekuatan kepada organisasi sesuai dengan kepengurusan ditingkat ; Dewan Pimpinan
Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah;
2. Dewan Pakar dapat ditunjuk oleh pengurus organisasi ditingkat Dewan Pimpinan Pusat,
Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah/tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dalam berbagai bidang keahlian;

Hal 46 dari- 76
3. Dewan Pakar ditunjuk oleh pengurus organisasi ditingkat Dewan Pimpinan Pusat,
Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah/tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; diangkat untuk masa 5 (lima) tahun, dan
dapat diangkat kembali;
4. Untuk setiap kepengurusan ditingkat Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah
dan Dewan Pimpinan Daerah/tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif;
sekurang-kurangnya Dewan Pakar terdiri atas lima orang dan sebanyak-banyaknya dua
puluh lima orang.
5. Ketentuan mengenai Dewan Pakar ; rincian tugas, wewenang, tata cara penunjukkan
dan penggantian Dewan Penasehat diatur dalam Pedoman Keorganisasian.
6. Dewan Pakar di seluruh kepengurusan di Tingkat Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan
Pimpinan Daerah; diketahui dan dilaporkan kepada Dewan Pimpinan Pusat.

Pasal 37
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN INDEPENDEN
Atau AKUNTAN PUBLIK
1. Badan pemeriksa Keuangan Independen dan Akuntan Publik ialah; Lembaga pemeriksa
Administrasi dan keuangan; baik dalam maupun luar negeri; yang dapat memberikan
jasa pemeriksaan atas laporan keuangan organisaai, nasehat-nasehat dibidang
adminitrasi dan keuangan, saran dan kekuatan kepada organisasi; dapat ditunjuk sesuai
dengan kepengurusan ditingkat; Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah dan
Dewan Pimpinan Daerah;
2. Badan pemeriksa Keuangan Independen dan Akuntan Publik dapat ditunjuk oleh
pengurus organisasi ditingkat Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah dan
Dewan Pimpinan Daerah/tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif;
3. Badan pemeriksa Keuangan Independen dan Akuntan Publik ditunjuk untuk melakukan
pemeriksaan oleh pengurus organisasi ditingkat; Dewan Pimpinan Pusat; Dewan
Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah/tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota
Administratif; setiap tahun buku organisasi;
4. Untuk setiap kepengurusan ditingkat Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah
dan Dewan Pimpinan Daerah/tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif;
sekurang-kurangnya Badan pemeriksa Keuangan Independen terdiri atas 1 (satu)
Akuntan Publik; dengan masa kerja sama sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun;
5. Ketentuan mengenai Badan pemeriksa Keuangan Independen; rincian tugas, wewenang,
dan tata cara penunjukkan dan penggantian Badan pemeriksa Keuangan Independen
diatur dalam Pedoman Keorganisasian.
6. Badan pemeriksa Keuangan Independen atau Akuntan Publik di seluruh kepengurusan di
Tingkat; Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah; diketahui dan
dilaporkan kepada Dewan Pimpinan Pusat.

Pasal 38
KONSULTAN PERPAJAKAN;

1. Konsultan Perpajakan ialah; Lembaga Konsultan Perpajakan; dan/atau dapat


memberikan nasehat-nasehat terhadap kewajiban perpajakan organisasi; dapat ditunjuk
sesuai dengan kepengurusan ditingkat; Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan
Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah;
2. Konsultan Perpajakan dapat ditunjuk oleh pengurus organisasi ditingkat Dewan
Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah/tingkat
Kabupaten/ Kotamadya/Kota Administratif;
3. Konsultan Perpajakan ditunjuk oleh pengurus organisasi ditingkat Dewan Pimpinan
Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah/tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; terdiri atas 1 (satu) Konsultan Perpajakan;
dengan masa kerja sama sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun;

Hal 47 dari- 76
4. Ketentuan mengenai Konsultan Perpajakan; rincian tugas, wewenang, dan tata cara
penunjukkan dan penggantian Konsultan Perpajakan; diatur dalam Pedoman
Keorganisasian.
6. Konsultan Perpajakan; di seluruh kepengurusan di Tingkat; Dewan Pimpinan Wilayah
dan Dewan Pimpinan Daerah; diketahui dan dilaporkan kepada Dewan Pimpinan Pusat.

BAB VII
Pasal 39
DEWAN PENDIRI ORGANISASI
(1) Dewan Pendiri Organisasi adalah mereka yang mendirikan Organisasi dan lembaga
Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) ini dengan susunan sebagai berikut ;
1. MOHAMMAD JUSUF RIZAL Pendiri Utama merangkap Anggota;
2. HASYIM ARIF Pendiri merangkap Anggota;
3. AMIRSYAH RAHMAN (BOY) Pendiri merangkap Anggota;
4. HENDRIK HALOMOAN SITOMPUL Pendiri merangkap Anggota;
5. AHMAD POERNADI HW Sekretaris Pendiri merangkap Anggota;
(2) Penambahan, penggantian dan pemberhentian Anggota dewan pendiri Organisasi dapat
dilakukan oleh Rapat Khusus Dewan Pendiri Organisasi.
(3) Anggota Dewan Pendiri Organisasi dapat ditambah, dan dengan ketentuan jumlah
keanggotaannya tidak melebihi 17 (tujuh belas) orang, dan penambahan keanggotaan
ini dipilih, diangkat, ditetapkan oleh rapat khusus dewan pendiri.
(4) Keanggotaan Dewan pendiri Organisasi berakhir oleh karena ;
a) Meninggal dunia ;
b) Mengundurkan diri secara sukarela dan/atau atas permintaan sendiri dari yang
bersangkutan ;
c) Diberhentikan berdasarkan keputusan rapat khusus Dewan Pendiri Organisasi;
karena melakukan sesuatu yang merugikan organisasi dan/atau melanggar
ketentuan yang mendasar dari organisasi.
d) Melanggar disiplin dan etika organisasi;
(5) Bagi mereka yang diberhentikan seperti yang dimaksud dalam ayat 3 sub (b) dan (c) di
atas, diberi kesempatan dalam tempo 1 (satu) bulan sejak pemberhentian tersebut
untuk mengajukan pembelaan diri di dalam Rapat khusus Dewan Pendiri Organisasi.
(6) Dewan Pendiri Organisasi; memiliki organ Satuan-satuan tugas dibidang ke-
sekretariatan disebut ; Sekretariat Lembaga Dewan PendiriLIRA;
(7) Ketentuan tentang struktur oganisasi, uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab,
tata kerja Dewan Pendiri Organisasi; sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur
lebih lanjut dengan ketentuan yaitu; Pedoman Keorganisasian LIRA;
Pasal 40
WEWENANG, KEWAJIBAN DAN TUGAS POKOK
DEWAN PENDIRI ORGANISASI
(1) Dewan Pendiri Organisasi ; memiliki wewenang ;
a) Menentukan serta menetapkan Kebijaksanaan strategis Lembaga, mengawasi hasil-
hasil Permusyawaratan baik tingkat Nasional maupun Wilayah;
b) Mengangkat, memberhentikan, membekukan dan membubarkan pengurus di-
tingkat; Dewan Pimpinan Pusat berdasarkan mekanisme organisasi untuk menjaga
keutuhan organisasi.
c) Memberikan rekomendasi dan persetujuan kepada Dewan Pimpinan Pusat untuk
mengesahkan Komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Pusat; dan personalia
Lembaga-lembaga Otonom LIRA; sesuai bidang dan tingkat keahlian masing-
masing; sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan;
2) Dewan Pendiri Organisasi ; memiliki Tanggung Jawab dan kewajiban ;

Hal 48 dari- 76
a) Mengawasi Segala Ketentuan dan kebijaksanaan Lembaga sesuai dengan Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, hasil-hasil rapat-rapat dan pemusyawaratan,
serta Peraturan organisasi lainnya;
b) Menerima dan/atau tidak menerima laporan pertanggung-jawaban kegiatan
organisasi PresidenLIRA/Dewan Pimpinan Pusat.
3) Dewan Pendiri Organisasi ; memiliki tugas pokok ;
a) Memelihara kemurnian ; visi, misi, sifat, azas, dasar dan prinsip perjuangan dan
melaksanakan kebijaksanaan Lembaga; Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, hasil-hasil Rapat-rapat atau Permusyawaratan baik tingkat Nasional
maupun Wilayah; serta Peraturan Organisasi lainnya;
b) Melakukan pengawasan terhadap kebijaksanaan Umum lembaga, dalam
menjalankan pengelolaan lembaga, agar efektif dan efisien dalam rangka
pencapaian maksud dan tujuan Lembaga;
c) Memberikan pertimbangan, saran, nasehat, dan masukan terhadap kebijaksanaan
umum lembaga, baik diminta atau tidak diminta. Agar program-program dan
rencana strategis kegiatan mencapai realitas, efektif dan efisien dalam rangka
pencapaian fungsi, sasaran organisasi;
4. Ketentuan tentang wewenang, tugas dan tata kerja Dewan Pendiri Organisasi;
sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut dalam Pedoman
Keorganisasian LIRA.

BAB VIII
PERMUSYAWARATAN
Pasal 41
PERMUSYAWARATAN
Jenis jenis permusyawaratan meliputi;
1. Musyawarah Kerja Nasional Lumbung Informasi Rakyat; di tingkat Nasional, dan/atau
Dewan Pimpinan Pusat, dan/atau disebut MukernasLIRA;
2. Musyawarah Pimpinan Nasional Lumbung Informasi Rakyat; di tingkat Nasional,
dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, dan/atau disebut MuspimnasLIRA;
3. Musyawarah Kerja Wilayah Lumbung Informasi Rakyat; di tingkat Provinsi, dan/atau
Dewan Pimpinan Wilayah, dan/atau disebut MuskerwilLIRA;
4. Musyawarah Pimpinan Wilayah Lumbung Informasi Rakyat; di tingkat Provinsi, dan/atau
Dewan Pimpinan Wilayah, dan/atau disebut MuspimwilLIRA;
5. Musyawarah Kerja Daerah Lumbung Informasi Rakyat; di tingkat Kabupaten/
Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah, dan/atau disebut
MukerdaLIRA;
6. Musyawarah Pimpinan Daerah Lumbung Informasi Rakyat; di tingkat Kabupaten/
Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah, dan/atau disebut
MuspimdaLIRA;
Pasal 42
MUSYAWARAH KERJA NASIONAL
(1) Musyawarah Kerja Nasional Lumbung Informasi Rakyat di tingkat Nasional, dan/atau
Dewan Pimpinan Pusat, dan/atau disebut MukernasLIRA; merupakan forum
permusyawaratan pada tingkat nasional untuk mengevaluasi serta membahas kinerja;
Garis-garis besar program organisasi secara nasional dan Lembaga lembaga otonom,
membahas masalah-masalah lainnya yang dianggap penting;
(2) Musyawarah Kerja Nasional Lumbung Informasi Rakyat dan/atau disebut
MukernasLIRA; diadakan oleh Dewan Pimpinan Pusat sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
dalam 5 (lima) Tahun atau satu periode;
(3) Peraturan Tata-Tertib Musyawarah Kerja Nasional Lumbung Informasi Rakyat dan/atau
disebut MukernasLIRA; ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat;

Hal 49 dari- 76
(4) Peserta Musyawarah Kerja Nasional Lumbung Informasi Rakyat dan/atau disebut
MukernasLIRA; adalah ;
1. Peserta Musyawarah Kerja Nasional Lumbung Informasi Rakyat Pengurus di tingkat
Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat terdiri dari :
1. PresidenLIRA
2. Sekretaris JenderalLIRA
3. Wakil Wakil Sekretaris JenderalLIRA
4. Bendahara Umum
5. Wakil Wakil Bendahara.
Dan Organ dan Satuan-satuan Tugas yang terdiri dari Para ; Deputi Bidang yang
bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya masing-masing terdiri dari ;
i. DEPUTI Bidang; Hubungan Antar Lembaga
ii. DEPUTI Bidang; Pendidikan, Sosial dan Politik
iii. DEPUTI Bidang; Lingkungan Hidup
iv. DEPUTI Bidang; Hukum dan Ham
v. DEPUTI Bidang; Ekonomi
vi. DEPUTI Bidang; Telematika
vii. DEPUTI Bidang; Pengawasan Internal
viii. DEPUTI Bidang; LIRA Anti Narkoba (LAN)

Dan Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat Nasional;


sesuai dengan bidangnya dan keahlian masing-masing terdiri dari ;
1. Direktur Eksekutif Pusat Jaring Kerja Kerakyatan
2. Direktur Eksekutif Bidang Hukum dan Advokasi
3. Direktur Eksekutif Bidang LIRA INSTITUTE
4. Direktur Eksekutif Bidang UMKM & Koperasi
5. Direktur Eksekutif Bidang Pusat Pengembangan Usaha
6. Direktur Eksekutif Bidang Informasi dan Riset Indonesia
7. Direktur Eksekutif Bidang Public Relations
2. Peserta Musyawarah Kerja Nasional Lumbung Informasi Rakyat Pengurus di tingkat
Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah terdiri dari :
1) Gubernur LIRA
2) Wakil Gubernur LIRA
3) Sekretaris Gubernur LIRA
4) Wakil Sekretaris Gubernur LIRA
5) Bendahara Umum.
6) Wakil Wakil Bendahara.
Dan Organ dan Satuan-satuan Tugas yang terdiri dari Para ; Kepala Biro yang
bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya masing-masing terdiri dari ;
1) Kepala Biro ; Hubungan Antar Lembaga
2) Kepala Biro ; Pendidikan, Sosial dan Politik
3) Kepala Biro ; Lingkungan Hidup
4) Kepala Biro ; Hukum dan Ham
5) Kepala Biro ; Ekonomi
6) Kepala Biro ; Telematika
7) Kepala Biro ; Pengawasan Internal.
8) Kepala Biro ; LIRA Anti Narkoba (LAN)
Dan Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat Provinsi;
sesuai dengan bidangnya dan keahlian masing-masing terdiri dari ;
1) Wakil Direktur Eksekutif Bidang Pusat Jaring Kerja Kerakyatan
2) Wakil Direktur Eksekutif Bidang Hukum dan Advokasi
3) Wakil Direktur Eksekutif Bidang LIRA INSTITUTE
4) Wakil Direktur Eksekutif Bidang UMKM & Koperasi
5) Wakil Direktur Eksekutif Bidang Pusat Pengembangan Usaha
6) Wakil Direktur Eksekutif Bidang Informasi dan Riset Indonesia
7) Wakil Direktur Eksekutif Bidang Public Relations

Hal 50 dari- 76
3. Peserta Musyawarah Kerja Nasional Lumbung Informasi Rakyat Pengurus di tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah;
terdiri dari :
1) BupatiLIRA/WalikotaLIRA
2) Wakil BupatiLIRA/WalikotaLIRA
3) Sekretaris BupatiLIRA/WalikotaLIRA
4) Wakil Sekretaris BupatiLIRA/WalikotaLIRA
5) Bendahara Umum.
6) Wakil Wakil Bendahara.
Dan Organ dan Satuan-satuan Tugas yang terdiri dari Para ; Koordinator
Kompartemen yang bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya masing-masing
terdiri dari ;
1) Koordinator Kompartemen; Hubungan Antar Lembaga
2) Koordinator Kompartemen; Pendidikan, Sosial dan Politik
3) Koordinator Kompartemen; Lingkungan Hidup
4) Koordinator Kompartemen; Hukum dan Ham
5) Koordinator Kompartemen; Ekonomi
6) Koordinator Kompartemen; Telematika
7) Koordinator Kompartemen; Pengawasan Internal .
8) Koordinator Kompartemen; LIRA Anti Narkoba (LAN)
Dan Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat daerah;
sesuai dengan bidangnya dan keahlian masing-masing terdiri dari ;
1) Manager Eksekutif; Bidang Pusat Jaring Kerja Kerakyatan
2) Manager Eksekutif; Bidang Hukum dan Advokasi
3) Manager Eksekutif; Bidang LIRA INSTITUTE
4) Manager Eksekutif; Bidang UMKM & Koperasi
5) Manager Eksekutif; Bidang Pusat Pengembangan Usaha
6) Manager Eksekutif; Bidang Informasi dan Riset Indonesia
(5) Musyawarah Kerja Nasional Lumbung Informasi Rakyat dan/atau disebut
MukernasLIRA; adalah sah apabila dihadiri oleh lebih dari 1/3 (sepertiga) jumlah
peserta Musyawarah, dan dalam hal pengambilan keputusan setiap peserta mempunyai
hak 1 (satu) suara;
(6) Rancangan materi disiapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat dan disampaikan kepada
seluruh jajaran Pengurus di tingkat Porvinsi dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah; di
tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan
(7) Daerah; selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum Musyawarah Kerja Nasional
berlangsung;
(8) Anggota-anggota Dewan Pembina, Dewan Penasehat, dan Dewan Pakar; Pengurus di
tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, Pengurus di tingkat Provinsi,
dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah, Pengurus di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota
Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; berhak menghadiri Musyawarah
Kerja Nasional Lumbung Informasi Rakyat dan/atau disebut MukernasLIRA; yang mana
dalam Musyawarah ini; berhak untuk memberikan saran-saran dan/ atau pengarahan-
pengarahan seperlunya;
(9) Musyawarah Kerja Nasional Lumbung Informasi Rakyat dan/atau disebut
MukernasLIRA; diselenggarakan dan dipimpin oleh Dewan Pimpinan Pusat.

Pasal 43
MUSYAWARAH PIMPINAN NASIONAL
(1) Musyawarah Pimpinan Nasional Lumbung Informasi Rakyat di tingkat Nasional,
dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, dan/atau disebut MuspimnasLIRA; dan
MuspimnasLIRA Pertama; merupakan forum permusyawaratan dengan agenda utama
membahas dan menetapkan;

Hal 51 dari- 76
1) Usulan, rumusan dan/atau rancangan untuk menetapkan Garis-garis Besar Program
Lembaga di-tingkat nasional untuk 5 (lima) tahun ke depan; sesuai dengan
maksud dan tujuan organisasi/lembaga;
2) Masalah-masalah pokok di-tingkat nasional; yang berkaitan dengan sasaran
organisasi yaitu perkembangan dan kemajuan berbagai bidang; Politik,
Ekonomi;Hukum dan Ham; Agama, Sosial dan budaya; Pendidikan; Kepemudaan;
dan Kelembagaan semua itu untuk kemajuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
3) Program-program kerja di-tingkat nasional, situasi lembaga dan kehidupan di-tingkat
nasional yang dinilai sangat strategis;
4) Perkembangan dan kemajuan lembaga lembaga otonom Lembaga di-tingkat
Nasional;
5) Membuat dan menetapkan keputusan-keputusan lain yang dianggap perlu di-tingkat
nasional; dan masalah-masalah lainnya yang dianggap penting lembaga ditingkat
nasional;
(2) Musyawarah Pimpinan Nasional Lumbung Informasi Rakyat di tingkat Nasional,
dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, dan/atau disebut MuspimnasLIRA; dan
MuspimnasLIRA Kedua; merupakan forum permusyawaratan dengan agenda utama
membahas dan menetapkan;
1) Membahas; Usulan, rumusan dan/atau rancangan perubahan tentang Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga lembaga; bersumber dari Dewan Pimpinan
Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah dan kemudian diusulkan kepada Dewan
Pendiri Organisasi;
2) Merekomendasikan, memilih, dan mengusulkan 3 (tiga) Nama sebagai Formatur
Pejabat PresidenLIRA kepada Dewan Pendiri Organisasi; untuk kemudian dipilih,
diangkat dan ditetapkan oleh Dewan Pendiri Organisasi; pada masa bakti 5 (lima)
tahun berikutnya;
3) PresidenLIRA aktif, memiliki hak preogratif dan termasuk dalam 3 (tiga) Nama
sebagai anggota Formatur Pejabat PresidenLIRA; dengan ketentuan bahwa:
setelah 2 (dua) kali masa bakti tidak dapat diusulkan;
4) Pemilihan mengenai Formatur Pejabat PresidenLIRA dilakukan secara: jujur, adil,
demokratis, langsung, bebas, dan rahasia;
(3) Musyawarah Pimpinan Nasional Lumbung Informasi Rakyat di tingkat Nasional,
dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, dan/atau disebut MuspimnasLIRA; diadakan oleh
Dewan Pimpinan Pusat; 2 (dua) kali dalam 5 (lima) Tahun atau satu periode;
(4) Waktu dan jadwal pelaksanaan Musyawarah Pimpinan Nasional Lumbung Informasi
Rakyat di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, dan/atau disebut
MuspimnasLIRA;
(5) Peraturan Tata Tertib Musyawarah Pimpinan Nasional Lumbung Informasi Rakyat
dan/atau disebut MuspimnasLIRA; ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat;
(6) Peserta Musyawarah Pimpinan Nasional Lumbung Informasi Rakyat dan/atau disebut
MuspimnasLIRA; adalah ;
1. Pengurus di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat terdiri dari :
1) PresidenLIRA
2) Sekretaris JenderalLIRA
3) Wakil Wakil Sekretaris JenderalLIRA
4) Bendahara Umum
5) Wakil Wakil Bendahara.
2. Dan Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat Nasional;
sesuai dengan bidangnya dan keahlian masing-masing terdiri dari ;
1. Direktur Eksekutif Pusat Jaring Kerja Kerakyatan
2. Direktur Eksekutif Bidang Hukum dan Advokasi
3. Direktur Eksekutif Bidang LIRA INSTITUTE
4. Direktur Eksekutif Bidang UMKM & Koperasi
5. Direktur Eksekutif Bidang Pusat Pengembangan Usaha

Hal 52 dari- 76
6. Direktur Eksekutif Bidang Informasi dan Riset Indonesia
7. Direktur Eksekutif Bidang Public Relations
3. Wakil-wakil Pengurus di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah terdiri
dari:
1) Gubernur LIRA
2) Wakil Gubernur LIRA
3) Sekretaris Gubernur LIRA
4) Wakil Sekretaris Gubernur LIRA
5) Bendahara Umum.
6) Wakil Wakil Bendahara.
4. Peserta Musyawarah Pimpinan Nasional Lumbung Informasi Rakyat wakil-wakil
Pengurus di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan
Pimpinan Daerah; terdiri dari :
1) BupatiLIRA/WalikotaLIRA
2) Wakil BupatiLIRA/WalikotaLIRA
3) Sekretaris BupatiLIRA/WalikotaLIRA
4) Wakil Sekretaris BupatiLIRA/WalikotaLIRA
5) Bendahara Umum.
6) Wakil Wakil Bendahara.
(7) Musyawarah Pimpinan Nasional Lumbung Informasi Rakyat dan/atau disebut
MuspimnasLIRA; adalah sah apabila dihari oleh lebih dari seperdua jumlah peserta
Musyawarah, dan dalam hal pengambilan keputusan setiap peserta mempunyai hak
1 (satu) suara;
(8) Rancangan materi disiapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat dan disampaikan kepada
seluruh Pengurus dan Pengurus lembaga-lembaga otonom di tingkat Provinsi
dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah; dan di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota
Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; selambat-lambatnya 2 (dua) bulan
sebelum Musyawarah Pimpinan Nasional dilaksanakan;
(9) Anggota-anggota Dewan Pembina, Dewan Penasehat, dan Dewan Pakar; Pengurus di
tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, Pengurus di tingkat Provinsi,
dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah, Pengurus di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota
Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; berhak menghadiri Musyawarah
Pimpinan Nasional Lumbung Informasi Rakyat dan/atau disebut MuspimnasLIRA;
yang mana dalam Musyawarah ini; berhak untuk memberikan saran-saran dan/ atau
pengarahan-pengarahan seperlunya;
(10) Musyawarah Pimpinan Nasional Lumbung Informasi Rakyat dan/atau disebut
MuspimnasLIRA; dipimpin oleh Dewan Pimpinan Pusat.

Pasal 44
MUSYAWARAH KERJA WILAYAH
(1) Musyawarah Kerja Wilayah Lumbung Informasi Rakyat di tingkat Provinsi, dan/atau
Dewan Pimpinan Wilayah, dan/atau disebut MuskerwilLIRA; merupakan forum
permusyawaratan pada tingkat Wilayah untuk mengevaluasi serta membahas
kinerja; Garis-garis besar program organisasi ditingkat wilayah dan Lembaga
lembaga otonom, membahas masalah-masalah lainnya yang dianggap penting;
(2) Musyawarah Kerja Wilayah Lumbung Informasi Rakyat dan/atau disebut
MuskerwilLIRA; diadakan oleh Dewan Pimpinan Wilayah sekurang-kurangnya 1
(satu) kali dalam 5 (lima) Tahun atau satu periode;
(3) Peraturan Tata-Tertib Musyawarah Kerja Wilayah Lumbung Informasi Rakyat
dan/atau disebut MuskerwilLIRA; ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Wilayah;
(4) Peserta Musyawarah Kerja Wilayah Lumbung Informasi Rakyat dan/atau disebut
MuskerwilLIRA; adalah ;
1. Pengurus di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah terdiri dari :
1) Gubernur LIRA

Hal 53 dari- 76
2) Wakil Gubernur LIRA
3) Sekretaris Gubernur LIRA
4) Wakil Sekretaris Gubernur LIRA
5) Bendahara Umum.
6) Wakil Wakil Bendahara.
Dan Organ dan Satuan-satuan Tugas yang terdiri dari Para ; Kepala Biro yang
bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya masing-masing terdiri dari ;
1) Kepala Biro ; Hubungan Antar Lembaga
2) Kepala Biro ; Pendidikan, Sosial dan Politik
3) Kepala Biro ; Lingkungan Hidup
4) Kepala Biro ; Hukum dan Ham
5) Kepala Biro ; Ekonomi
6) Kepala Biro ; Telematika
7) Kepala Biro ; Pengawasan Internal.
8) Kepala Biro ; LIRA Anti Narkoba (LAN)
Dan Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat
Provinsi; sesuai dengan bidangnya dan keahlian masing-masing terdiri dari ;
1) Wakil Direktur Eksekutif Bidang Pusat Jaring Kerja Kerakyatan
2) Wakil Direktur Eksekutif Bidang Hukum dan Advokasi
3) Wakil Direktur Eksekutif Bidang LIRA INSTITUTE
4) Wakil Direktur Eksekutif Bidang UMKM & Koperasi
5) Wakil Direktur Eksekutif Bidang Pusat Pengembangan Usaha
6) Wakil Direktur Eksekutif Bidang Informasi dan Riset Indonesia
7) Wakil Direktur Eksekutif Bidang Public Relations
2. Dan Pengurus di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau
Dewan Pimpinan Daerah; terdiri dari :
1) BupatiLIRA/WalikotaLIRA
2) Wakil BupatiLIRA/WalikotaLIRA
3) Sekretaris BupatiLIRA/WalikotaLIRA
4) Wakil Sekretaris BupatiLIRA/WalikotaLIRA
5) Bendahara Umum.
6) Wakil Wakil Bendahara.
Dan Organ dan Satuan-satuan Tugas yang terdiri dari Para ; Koordinator
Kompartemen yang bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya masing-
masing terdiri dari ;
1) Koordinator Kompartemen; Hubungan Antar Lembaga
2) Koordinator Kompartemen; Pendidikan, Sosial dan Politik
3) Koordinator Kompartemen; Lingkungan Hidup
4) Koordinator Kompartemen; Hukum dan Ham
5) Koordinator Kompartemen; Ekonomi
6) Koordinator Kompartemen; Telematika
7) Koordinator Kompartemen ; Pengawasan Internal.
8) Koordinator Kompartemen ; LIRA Anti Narkoba (LAN)
Dan Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat daerah;
sesuai dengan bidangnya dan keahlian masing-masing terdiri dari ;
1) Manager Eksekutif; Bidang Pusat Jaring Kerja Kerakyatan
2) Manager Eksekutif; Bidang Hukum dan Advokasi
3) Manager Eksekutif; Bidang LIRA INSTITUTE
4) Manager Eksekutif; Bidang UMKM & Koperasi
5) Manager Eksekutif; Bidang Pusat Pengembangan Usaha
6) Manager Eksekutif; Bidang Informasi dan Riset Indonesia
(5) Musyawarah Kerja Wilayah Lumbung Informasi Rakyat dan/atau disebut
MuskerwilLIRA; adalah sah apabila dihadiri oleh lebih dari 1/3 (sepertiga) jumlah
peserta Musyawarah, dan dalam hal pengambilan keputusan setiap peserta
mempunyai hak 1 (satu) suara;

Hal 54 dari- 76
(6) Rancangan materi disiapkan oleh Dewan Pimpinan Wilayah dan disampaikan kepada
seluruh jajaran Pengurus di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif;
dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum
Musyawarah Kerja Wilayah berlangsung;
(7) Sebagai Peninjau dalam Musyawarah Kerja Wilayah Lumbung Informasi Rakyat
dan/atau disebut MuskerwilLIRA; adalah Pengurus di tingkat Nasional, dan/atau
Dewan Pimpinan Pusat terdiri dari; PresidenLIRA, Sekretaris JenderalLIRA, Bendahara
Umum; dan atau yang mewakili.
(8) Anggota-anggota Dewan Pembina, Dewan Penasehat, dan Dewan Pakar; di tingkat
wilayah dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah, Pengurus di tingkat
Kabupaten/Kotamadya /Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah;
berhak menghadiri Musyawarah Kerja Wilayah Lumbung Informasi Rakyat dan/atau
disebut MuskerwilLIRA; yang mana dalam Musyawarah ini; berhak untuk memberikan
saran-saran dan/ atau pengarahan-pengarahan seperlunya;
(9) Musyawarah Kerja Wilayah Lumbung Informasi Rakyat dan/atau disebut
MuskerwilLIRA; diselenggarakan dan dipimpin oleh Dewan Pimpinan Wilayah.

Pasal 45
MUSYAWARAH PIMPINAN WILAYAH
(1) Musyawarah Pimpinan Wilayah Lumbung Informasi Rakyat di tingkat Provinsi dan/atau
Dewan Pimpinan Wilayah, dan/atau disebut MuspimwilLIRA; dan MuspimwilLIRA
Pertama; merupakan forum permusyawaratan dengan agenda utama membahas dan
menetapkan;
1) Usulan, rumusan dan/atau rancangan untuk menetapkan Garis-garis Besar Program
Lembaga di-tingkat Wilayah untuk 5 (lima) tahun ke depan; sesuai dengan
maksud dan tujuan organisasi/lembaga;
2) Masalah-masalah pokok di-tingkat Wilayah; yang berkaitan dengan sasaran
organisasi yaitu perkembangan dan kemajuan berbagai bidang; Politik,
Ekonomi;Hukum dan Ham; Agama, Sosial dan budaya; Pendidikan; Kepemudaan;
dan Kelembagaan semua itu untuk kemajuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
3) Program-program kerja di-tingkat Wilayah, situasi lembaga dan kehidupan di-tingkat
Wilayah yang dinilai sangat strategis;
4) Perkembangan dan kemajuan lembaga lembaga otonom Lembaga di-tingkat
Wilayah;
5) Membuat dan menetapkan keputusan-keputusan lain yang dianggap perlu di-tingkat
Wilayah; dan masalah-masalah lainnya yang dianggap penting lembaga ditingkat
Wilayah;
(2) Musyawarah Pimpinan Wilayah Lumbung Informasi Rakyat di tingkat Provinsi dan/atau
Dewan Pimpinan Wilayah, dan/atau disebut MuspimwilLIRA; dan MuspimwilLIRA
Kedua; merupakan forum permusyawaratan dengan agenda utama membahas dan
menetapkan;
1.) Usulan, rumusan dan/atau rancangan perubahan tentang Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga lembaga; dan kemudian diusulkan kepada Dewan
Pimpinan Pusat;
2.) Merekomendasikan, memilih, dan mengusulkan 3 (tiga) Nama sebagai Formatur
Pejabat GubernurLIRA kepada PresidenLIRA/Dewan Pimpinan Pusat, untuk
kemudian dipilih, diangkat dan ditetapkan oleh PresidenLIRA/Dewan Pimpinan
Pusat atas persetujuan Dewan Pendiri Organisasi; pada masa bakti 5 (lima) tahun
berikutnya;
3.) GubernurLIRA aktif, memiliki hak eksklusif dan termasuk dalam 3 (tiga) Nama
sebagai Formatur Pejabat GubernurLIRA; dengan ketentuan bahwa: 2 (dua) kali
masa bakti tidak dapat diusulkan;

Hal 55 dari- 76
4.) Pemilihan mengenai Formatur Pejabat GubernurLIRA dilakukan secara: jujur, adil,
demokratis, langsung, bebas, dan rahasia;
(3) Musyawarah Pimpinan Wilayah Lumbung Informasi Rakyat dan/atau disebut
MuspimwilLIRA; diadakan oleh Dewan Pimpinan Wilayah ; 2 (dua) kali dalam 5 (lima)
Tahun atau satu periode;
(4) Waktu dan jadwal pelaksanaan Musyawarah Pimpinan Wilayah Lumbung Informasi
Rakyat dan/atau disebut MuspimwilLIRA; ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat;
(5) Peraturan Tata Tertib Musyawarah Pimpinan Wilayah Lumbung Informasi Rakyat
dan/atau disebut MuspimwilLIRA; ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Wilayah;
(6) Peserta Musyawarah Pimpinan Wilayah Lumbung Informasi Rakyat dan/atau disebut
MuspimwilLIRA; adalah ;
1. Pengurus di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah terdiri dari:
1) GubernurLIRA
2) Wakil GubernurLIRA
3) Sekretaris GubernurLIRA
4) Wakil Sekretaris GubernurLIRA
5) Bendahara Umum.
6) Wakil Wakil Bendahara.
2. Dan Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat Provinsi;
sesuai dengan bidangnya dan keahlian masing-masing terdiri dari ;
1) Wakil Direktur Eksekutif Bidang Pusat Jaring Kerja Kerakyatan
2) Wakil Direktur Eksekutif Bidang Hukum dan Advokasi
3) Wakil Direktur Eksekutif Bidang LIRA INSTITUTE
4) Wakil Direktur Eksekutif Bidang UMKM & Koperasi
5) Wakil Direktur Eksekutif Bidang Pusat Pengembangan Usaha
6) Wakil Direktur Eksekutif Bidang Informasi dan Riset Indonesia
7) Wakil Direktur Eksekutif Bidang Public Relations
3. Wakil-wakil Pengurus di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif;
dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; terdiri dari :
1) BupatiLIRA/WalikotaLIRA
2) Wakil BupatiLIRA/WalikotaLIRA
3) Sekretaris BupatiLIRA/WalikotaLIRA
4) Wakil Sekretaris BupatiLIRA/WalikotaLIRA
5) Bendahara Umum.
6) Wakil Wakil Bendahara.
(7) Musyawarah Pimpinan Wilayah Lumbung Informasi Rakyat dan/atau disebut
MuspimwilLIRA; adalah sah apabila dihari oleh lebih dari seperdua jumlah peserta
Musyawarah, dan dalam hal pengambilan keputusan setiap peserta mempunyai hak 1
(satu) suara;
(8) Sebagai Peninjau dalam Musyawarah Pimpinan Wilayah Lumbung Informasi Rakyat
dan/atau disebut MuspimwilLIRA; adalah Pengurus di tingkat Nasional, dan/atau
Dewan Pimpinan Pusat terdiri dari; PresidenLIRA, Sekretaris JenderalLIRA, Bendahara
Umum; dan atau yang mewakili.
(9) Anggota-anggota Dewan Pembina, Dewan Penasehat, dan Dewan Pakar; Pengurus di
tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah, Pengurus di tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; berhak
menghadiri Musyawarah Pimpinan Wilayah Lumbung Informasi Rakyat
dan/atau disebut MuspimwilLIRA; yang mana dalam Musyawarah ini; berhak untuk
memberikan saran-saran dan/atau pengarahan-pengarahan seperlunya;
(10) Musyawarah Pimpinan Wilayah Lumbung Informasi Rakyat dan/atau disebut
MuspimwilLIRA; dipimpin oleh Dewan Pimpinan Wilayah.
Pasal 46
MUSYAWARAH KERJA DAERAH

Hal 56 dari- 76
(1) Musyawarah Kerja Daerah Lumbung Informasi Rakyat di tingkat Kabupaten/
Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah, dan/atau disebut
MukerdaLIRA; merupakan forum permusyawaratan pada tingkat Kabupaten/
Kotamadya/Kota Administratif; untuk mengevaluasi serta membahas kinerja; Garis-
garis besar program organisasi; dan Lembaga lembaga otonom ditingkat Kabupaten/
Kotamadya/Kota Administratif; membahas masalah-masalah lainnya yang dianggap
penting;
(2) Musyawarah Kerja Daerah Lumbung Informasi Rakyat di tingkat Kabupaten/
Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah, dan/atau disebut
MukerdaLIRA; diadakan oleh Dewan Pimpinan Daerah sekurang-kurangnya 1 (satu)
kali dalam 5 (lima) Tahun atau satu periode;
(3) Peraturan Tata-Tertib Musyawarah Kerja Daerah Lumbung Informasi Rakyat di tingkat
Kabupaten/ Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah,
disebut MukerdaLIRA; ditetapkan oleh Dewan Pimpinan daerah;
(4) Peserta Musyawarah Kerja Daerah Lumbung Informasi Rakyat di tingkat Kabupaten/
Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah, dan/atau disebut
MukerdaLIRA; adalah Para Pengurus di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota
Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; terdiri dari :
1) BupatiLIRA/WalikotaLIRA
2) Wakil BupatiLIRA/WalikotaLIRA
3) Sekretaris BupatiLIRA/WalikotaLIRA
4) Wakil Sekretaris BupatiLIRA/WalikotaLIRA
5) Bendahara Umum.
6) Wakil Wakil Bendahara.
Dan Organ dan Satuan-satuan Tugas yang terdiri dari Para ; Koordinator
Kompartemen dan anggota-anggota Pengurus Kompartemen yang bertanggung jawab
sesuai dengan bidangnya masing-masing terdiri dari ;
1) Koordinator Kompartemen dan Anggota; Hubungan Antar Lembaga
2) Koordinator Kompartemen dan Anggota; Pendidikan, Sosial dan Politik
3) Koordinator Kompartemen dan Anggota; Lingkungan Hidup
4) Koordinator Kompartemen dan Anggota; Hukum dan Ham
5) Koordinator Kompartemen dan Anggota; Ekonomi
6) Koordinator Kompartemen dan Anggota; Telematika
7) Koordinator Kompartemen dan Anggota; Pengawasan Internal.
Dan Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom dan anggota-anggota
Organisasi Pengurus Lembaga Lembaga Otonom di tingkat daerah; sesuai dengan
bidangnya dan keahlian masing-masing terdiri dari ;
1) Manager Eksekutif dan anggota-anggota; Bidang Pusat Jaring Kerja Kerakyatan
2) Manager Eksekutif dan anggota-anggota; Bidang Hukum dan Advokasi
3) Manager Eksekutif dan anggota-anggota; Bidang LIRA INSTITUTE
4) Manager Eksekutif dan anggota-anggota; Bidang UMKM & Koperasi
5) Manager Eksekutif dan anggota-anggota; Bidang Pusat Pengembangan Usaha
6) Manager Eksekutif dan anggota-anggota; Bidang Informasi dan Riset Indonesia

(5) Musyawarah Kerja Daerah Lumbung Informasi Rakyat di tingkat Kabupaten/


Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah, dan/atau disebut
MukerdaLIRA; adalah sah apabila dihadiri oleh lebih dari 1/2 (separuh) jumlah peserta
Musyawarah, dan dalam hal pengambilan keputusan setiap peserta mempunyai hak 1
(satu) suara;
(6) Rancangan materi disiapkan oleh Dewan Pimpinan Wilayah dan disampaikan kepada
seluruh jajaran Pengurus di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif;
dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum
Musyawarah Kerja Wilayah berlangsung;
(7) Sebagai Peninjau dalam Musyawarah Kerja Daerah Lumbung Informasi Rakyat di
tingkat Kabupaten/ Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan
Daerah, dan/atau disebut MukerdaLIRA; adalah Pengurus di tingkat Propinsi, dan/atau

Hal 57 dari- 76
Dewan Pimpinan Wilayah terdiri dari; GubernurLIRA, Sekretaris WilayahLIRA,
Bendahara Umum; dan atau yang mewakili.
(8) Anggota-anggota Dewan Pembina, Dewan Penasehat, dan Dewan Pakar; di tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; berhak
menghadiri Musyawarah Kerja Daerah Lumbung Informasi Rakyat dan/atau disebut
MuskerdaLIRA; yang mana dalam Musyawarah ini; berhak untuk memberikan saran-
saran dan/atau pengarahan-pengarahan seperlunya;
(9) Musyawarah Kerja Daerah Lumbung Informasi Rakyat di tingkat Kabupaten/
Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah, dan/atau disebut
MukerdaLIRA; diselenggarakan dan dipimpin oleh Dewan Pimpinan Daerah.
Pasal 47
MUSYAWARAH PIMPINAN DAERAH
(1) Musyawarah Pimpinan Daerah Lumbung Informasi Rakyat di tingkat Kabupaten/
Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah, dan/atau disebut
MuspimdaLIRA; dan MuspimdalLIRA Pertama; merupakan forum permusyawaratan
dengan agenda utama membahas dan menetapkan;
1) Usulan, rumusan dan/atau rancangan untuk menetapkan Garis-garis Besar
Program Lembaga di tingkat Kabupaten/ Kotamadya/Kota Administratif; untuk 5
(lima) tahun ke depan; sesuai dengan maksud dan tujuan organisasi/lembaga;
2) Masalah-masalah pokok di-tingkat di tingkat Kabupaten/ Kotamadya/Kota
Administratif; yang berkaitan dengan sasaran organisasi yaitu perkembangan
dan kemajuan berbagai bidang; Politik, Ekonomi;Hukum dan Ham; Agama,
Sosial dan budaya; Pendidikan; Kepemudaan; dan Kelembagaan semua itu
untuk kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3) Program-program kerja di-tingkat di tingkat Kabupaten/ Kotamadya/Kota
Administratif; situasi lembaga dan kehidupan di-tingkat Wilayah yang dinilai
4) sangat strategis;
5) Perkembangan dan kemajuan lembaga lembaga otonom Lembaga di-tingkat di
tingkat Kabupaten/ Kotamadya/Kota Administratif;
6) Membuat dan menetapkan keputusan-keputusan lain yang dianggap perlu di-
tingkat di tingkat Kabupaten/ Kotamadya/Kota Administratif; dan masalah-
masalah lainnya yang dianggap penting lembaga ditingkat di tingkat Kabupaten/
Kotamadya/Kota Administratif;
(2) Musyawarah Pimpinan Daerah Lumbung Informasi Rakyat di tingkat di tingkat
Kabupaten/ Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah,
dan/atau disebut MuspimdaLIRA; dan MuspimdaLIRA Kedua; merupakan forum
permusyawaratan dengan agenda utama membahas dan menetapkan;
1.) Usulan, rumusan dan/atau rancangan perubahan tentang Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga lembaga; dan kemudian diusulkan kepada Dewan
Pimpinan Wilayah dan diteruskan kepada Dewan Pimpinan Pusat;
2.) Merekomendasikan, memilih, dan mengusulkan 3 (tiga) Nama sebagai Formatur
Pejabat BupatiLIRA/WalikotaLIRA kepada GubernurLIRA/Dewan Pimpinan
Wilayah, untuk kemudian dipilih, diangkat dan ditetapkan oleh
GubernurLIRA/Dewan Pimpinan Wilayah atas persetujuan Dewan Pimpinan
Pusat; untuk dan pada masa bakti 5 (lima) tahun berikutnya;
3.) BupatiLIRA/WalikotaLIRA aktif, memiliki hak eksklusif dan termasuk dalam 3
(tiga) Nama sebagai Formatur Pejabat BupatiLIRA/WalikotaLIRA; dengan
ketentuan bahwa: 2 (dua) kali masa bakti tidak dapat diusulkan;
4.) Pemilihan mengenai Formatur Pejabat BupatiLIRA/WalikotaLIRA dilakukan
secara: jujur, adil, demokratis, langsung, bebas, dan rahasia;
(3) Musyawarah Pimpinan Daerah Lumbung Informasi Rakyat dan/atau disebut
MuspimdaLIRA; diadakan oleh Dewan Pimpinan Daerah ; 2 (dua) kali dalam 5 (lima)
Tahun atau satu periode;

Hal 58 dari- 76
(4) Waktu dan jadwal pelaksanaan Musyawarah Pimpinan Daerah Lumbung Informasi
Rakyat dan/atau disebut MuspimdaLIRA; ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Wilayah;
(5) Peraturan Tata Tertib Musyawarah Pimpinan Daerah Lumbung Informasi Rakyat
dan/atau disebut MuspimdaLIRA; ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Daerah;
(6) Peserta Musyawarah Pimpinan Daerah Lumbung Informasi Rakyat dan/atau disebut
MuspimdaLIRA; adalah ; Wakil-wakil Pengurus di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota
Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; terdiri dari :
1) BupatiLIRA/WalikotaLIRA
2) Wakil BupatiLIRA/WalikotaLIRA
3) Sekretaris Daerah BupatiLIRA/WalikotaLIRA
4) Wakil Sekretaris Daerah BupatiLIRA/WalikotaLIRA
5) Bendahara Umum.
6) Wakil Wakil Bendahara.
Dan Organ dan Satuan-satuan Tugas yang terdiri dari Para ; Koordinator
Kompartemen dan anggota-anggota Pengurus Kompartemen yang bertanggung jawab
sesuai dengan bidangnya masing-masing terdiri dari ;
1) Koordinator Kompartemen dan Anggota; Hubungan Antar Lembaga
2) Koordinator Kompartemen dan Anggota; Pendidikan, Sosial dan Politik
3) Koordinator Kompartemen dan Anggota; Lingkungan Hidup
4) Koordinator Kompartemen dan Anggota; Hukum dan Ham
5) Koordinator Kompartemen dan Anggota; Ekonomi
6) Koordinator Kompartemen dan Anggota; Telematika
7) Koordinator Kompartemen dan Anggota; Pengawasan Internal.
8) Koordinator Kompartemen dan Anggota; LIRA Anti Narkoba
Dan Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom dan anggota-anggota
Organisasi Pengurus Lembaga Lembaga Otonom di tingkat daerah; sesuai dengan
bidangnya dan keahlian masing-masing terdiri dari ;
1) Manager Eksekutif dan anggota-anggota; Bidang Pusat Jaring Kerja Kerakyatan
2) Manager Eksekutif dan anggota-anggota; Bidang Hukum dan Advokasi
3) Manager Eksekutif dan anggota-anggota; Bidang LIRA INSTITUTE
4) Manager Eksekutif dan anggota-anggota; Bidang UMKM & Koperasi
5) Manager Eksekutif dan anggota-anggota; Bidang Pusat Pengembangan Usaha
6) Manager Eksekutif dan anggota-anggota; Bidang Informasi dan Riset Indonesia

(7) Musyawarah Pimpinan Daerah Lumbung Informasi Rakyat dan/atau disebut


MuspimdaLIRA; adalah sah apabila dihari oleh lebih dari seperdua jumlah peserta
Musyawarah, dan dalam hal pengambilan keputusan setiap peserta mempunyai hak 1
(satu) suara;
(8) Sebagai Peninjau dalam Musyawarah Pimpinan Daerah Lumbung Informasi Rakyat
dan/atau disebut MuspimdaLIRA; adalah Pengurus di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan
Pimpinan Wilayah terdiri dari; GubernurLIRA, Sekretaris WilayahLIRA, Bendahara
Umum; dan atau yang mewakili; dan satu orang wakil dari Dewan Pimpinan Pusat;
(9) Anggota-anggota Dewan Pembina, Dewan Penasehat, dan Dewan Pakar; Pengurus di
tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah;
berhak menghadiri Musyawarah Pimpinan Daerah Lumbung Informasi Rakyat dan/atau
disebut MuspimdaLIRA; yang mana dalam Musyawarah ini; berhak untuk memberikan
saran-saran dan/atau pengarahan-pengarahan seperlunya;
(10) Musyawarah Pimpinan Daerah Lumbung Informasi Rakyat dan/atau disebut
MuspimdaLIRA; dipimpin oleh Dewan Pimpinan Daerah.

BAB IX
RAPAT RAPAT dan PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Hal 59 dari- 76
Pasal 48
JENIS RAPAT
1. Jenis jenis dalam rapat rapat lembaga meliputi;
a. Rapat Dewan Pengurus di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah.
b. Rapat Dewan Pengurus di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif;
dan/atau Dewan Pimpinan Daerah,
2. Pengambilan keputusan dalam rapat rapat;
Pasal 49
RAPAT DEWAN PIMPINAN WILAYAH
1) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Wilayah; yaitu rapat yang diadakan oleh Pengurus di
tingkat Provinsi dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah, sekurang-kurangnya sekali
dalam 4 (empat) bulan atau sewaktu-waktu bila dipandang perlu oleh GubernurLIRA
dan dihadiri oleh seluruh atau sebagian ;
1. Pengurus di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah terdiri dari:
1) GubernurLIRA
2) Wakil GubernurLIRA
3) Sekretaris GubernurLIRA
4) Wakil Sekretaris GubernurLIRA
5) Bendahara Umum.
6) Wakil Wakil Bendahara.
2. Dan Organ dan Satuan-satuan Tugas yang terdiri dari Para ; Kepala Biro terdiri dari
;
1) Kepala Biro ; Hubungan Antar Lembaga
2) Kepala Biro ; Pendidikan, Sosial dan Politik
3) Kepala Biro ; Lingkungan Hidup
4) Kepala Biro ; Hukum dan Ham
5) Kepala Biro ; Ekonomi
6) Kepala Biro ; Telematika
7) Kepala Biro ; Pengawasan Internal.
8) Kepala Biro ; LIRA Anti Narkoba
3. Dan Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat Provinsi;
terdiri dari ;
1) Wakil Direktur Eksekutif Bidang Pusat Jaring Kerja Kerakyatan
2) Wakil Direktur Eksekutif Bidang Hukum dan Advokasi
3) Wakil Direktur Eksekutif Bidang LIRA INSTITUTE
4) Wakil Direktur Eksekutif Bidang UMKM & Koperasi
5) Wakil Direktur Eksekutif Bidang Pusat Pengembangan Usaha
6) Wakil Direktur Eksekutif Bidang Informasi dan Riset Indonesia
7) Wakil Direktur Eksekutif Bidang Public Relations
8) Sekretariat Lembaga Tingkat Wilayah;
2) Rapat Pleno Pengurus Harian; yaitu rapat yang diadakan dan dihadiri oleh Pengurus
Harian, sekurang-kurangnya sekali dalam 2 (dua) bulan, dan bila dipandang perlu
oleh; GubernurLIRA dan dihadiri oleh;
1) GubernurLIRA
2) Wakil GubernurLIRA
3) Sekretaris GubernurLIRA
4) Wakil Sekretaris GubernurLIRA
5) Bendahara Umum.
6) Wakil Wakil Bendahara.
3) Rapat-rapat lain bila dipandang perlu; Pimpinan dan/atau Pengurus di tingkat Provinsi
dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah;
4) Pimpinan dan/atau Pengurus di tingkat Provinsi dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah;
dapat mengadakan Rapat setiap satu bulan sekali atau setiap dianggap perlu oleh

Hal 60 dari- 76
GubernurLIRA- /Sekretaris GubernurLIRA, atau apabila hal tersebut diminta secara
tertulis oleh paling sedikit 5 (lima) orang anggota Pengurus;
5) Panggilan Rapat dilakukan secara tertulis atau hal lainnya yang bersifat
pemberitahuan dan disampaikan kepada setiap anggota Pengurus di tingkat
6) Provinsi dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah; sekurang kurangnya 2 (dua) hari
sebelum tanggal Rapat;

Pasal 50
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN WILAYAH
1) Di dalam semua Rapat, GubernurLIRA adalah pimpinan rapat dan jikalau berhalangan
hadir maka Rapat dipimpin oleh Sekretaris Wilayah GubernurLIRA; jikalau keduanya
berhalangan hadir maka Rapat dipimpin oleh : Bendahara Umum Wilayah;
2) Rapat-rapat Pengurus di tingkat Provinsi dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah; adalah
sah apabila dalam rapat dihadiri oleh lebih dari ½ (satu per dua) dari jumlah anggota
Pengurus di tingkat Provinsi dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah;
3) Kecuali ditetapkan lain secara tegas dalam Anggaran Rumah Tangga ini, semua
keputusan diambil dengan musyawarah untuk mufakat apabila musyawarah untuk
mufakat tidak tercapai, maka GubernurLIRA sebagai pimpinan rapat atau Sekretaris
Wilayah GubernurLIRA; atau Bendahara Umum Wilayah; yang akan memutuskan;
4) Dalam setiap Rapat Pengurus di tingkat Provinsi dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah;
Masing-masing anggota Pengurus berhak memberikan 1 (satu) hak suara;
5) Anggota-anggota Dewan Pembina, Dewan Penasehat, Dewan Pakar; berhak menghadiri
tiap-tiap Rapat Pengurus di tingkat Provinsi dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah; yang
mana dalam Rapat tersebut; berhak untuk memberikan saran-saran dan/ atau pengarahan-
pengarahan seperlunya;

Pasal 51
RAPAT DEWAN PIMPINAN DAERAH
1) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Daerah; yaitu rapat yang diadakan oleh Pengurus di
tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan
2) Daerah, sekurang-kurangnya sekali dalam 4 (empat) bulan atau sewaktu-waktu bila
dipandang perlu oleh BupatiLIRA/WalikotaLIRA dan dihadiri oleh seluruh atau
sebagian ;
1. Pengurus di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan
Pimpinan Daerah; terdiri dari :
1) BupatiLIRA/WalikotaLIRA
2) Wakil BupatiLIRA/WalikotaLIRA
3) Sekretaris Daerah BupatiLIRA/WalikotaLIRA
4) Wakil Sekretaris Daerah BupatiLIRA/WalikotaLIRA
5) Bendahara Umum.
6) Wakil Wakil Bendahara.
2. Dan Organ dan Satuan-satuan Tugas yang terdiri dari Para ; Koordinator
Kompartemen dan anggota-anggota Pengurus Kompartemen terdiri dari ;
1) Koordinator Kompartemen dan Anggota; Hubungan Antar Lembaga
2) Koordinator Kompartemen dan Anggota; Pendidikan, Sosial dan Politik
3) Koordinator Kompartemen dan Anggota; Lingkungan Hidup
4) Koordinator Kompartemen dan Anggota; Hukum dan Ham
5) Koordinator Kompartemen dan Anggota; Ekonomi
6) Koordinator Kompartemen dan Anggota; Telematika
7) Koordinator Kompartemen dan Anggota; Pengawasan Internal.
8) Koordinator Kompartemen dan Anggota; LIRA Anti Narkoba (LAN)

Hal 61 dari- 76
3. Dan Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom dan anggota-anggota
Organisasi Pengurus Lembaga Lembaga Otonom di tingkat daerah; terdiri dari ;
1) Manager Eksekutif dan anggota-anggota; Bidang Pusat Jaring Kerja
Kerakyatan
2) Manager Eksekutif dan anggota-anggota; Bidang Hukum dan Advokasi
3) Manager Eksekutif dan anggota-anggota; Bidang LIRA INSTITUTE
4) Manager Eksekutif dan anggota-anggota; Bidang UMKM & Koperasi
5) Manager Eksekutif dan anggota-anggota; Bidang Pusat Pengembangan Usaha
6) Manager Eksekutif dan anggota-a
3) Rapat Pleno Pengurus Harian; yaitu rapat yang diadakan dan dihadiri oleh Pengurus
Harian, sekurang-kurangnya sekali dalam 2 (dua) bulan, dan bila dipandang perlu oleh;
BupatiLIRA/WalikotaLIRA dan dihadiri oleh;
1) BupatiLIRA/WalikotaLIRA
2) Wakil BupatiLIRA/WalikotaLIRA
3) Sekretaris Daerah BupatiLIRA/WalikotaLIRA
4) Wakil Sekretaris Daerah BupatiLIRA/WalikotaLIRA
5) Bendahara Umum.
6) Wakil Wakil Bendahara.
4) Rapat-rapat lain bila dipandang perlu; Pimpinan dan/atau Pengurus di tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah;
5) Pimpinan dan/atau Pengurus di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif;
dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; dapat mengadakan Rapat setiap satu bulan sekali
atau setiap dianggap perlu oleh BupatiLIRA/WalikotaLIRA /SekretarisDaerah,atau
apabila hal tersebut diminta secara tertulis oleh paling sedikit 5 (lima) orang anggota
Pengurus;
6) Panggilan Rapat dilakukan secara tertulis atau hal lainnya yang bersifat pemberitahuan
dan disampaikan kepada setiap anggota Pengurus di tingkat Kabupaten/Kotamadya
/Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; sekurang kurangnya 2 (dua)
hari sebelum tanggal Rapat;

Pasal 52
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN DAERAH
1) Di dalam semua Rapat, BupatiLIRA/WalikotaLIRA adalah pimpinan rapat dan jikalau
berhalangan hadir maka Rapat dipimpin oleh Sekretaris Daerah
BupatiLIRA/WalikotaLIRA; jikalau keduanya berhalangan hadir maka Rapat dipimpin
oleh : Bendahara Umum Daerah;
2) Rapat-rapat Pengurus di tingkat di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif;
dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; adalah sah apabila dalam rapat dihadiri oleh lebih
dari ½ (satu per dua) dari jumlah anggota Pengurus di tingkat
Kabupaten/Kotamadya /Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah;
3) Kecuali ditetapkan lain secara tegas dalam Anggaran Rumah Tangga ini, semua
keputusan diambil dengan musyawarah untuk mufakat apabila musyawarah untuk
4) mufakat tidak tercapai, maka BupatiLIRA/WalikotaLIRA sebagai pimpinan rapat atau
Sekretaris Daerah BupatiLIRA/WalikotaLIRA; atau Bendahara Umum Daerah; yang
akan memutuskan;
5) Dalam setiap Rapat Pengurus di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif;
dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; Masing-masing anggota Pengurus berhak
memberikan 1 (satu) hak suara;
6) Anggota-anggota Dewan Pembina, Dewan Penasehat, Dewan Pakar; berhak menghadiri tiap-
tiap Rapat Pengurus di tingkat Kabupaten/Kotamadya /Kota Administratif; dan/atau Dewan
Pimpinan Daerah; yang mana dalam Rapat tersebut; berhak untuk memberikan saran-saran
dan/ atau pengarahan-pengarahan seperlunya;

BAB X

Hal 62 dari- 76
PEMBEKUAN dan PEMBUBARAN

Pasal 53
PEMBEKUANKEPENGURUSAN DAN LEMBAGA LEMBAGA OTONOM
DI-TINGKAT WILAYAH/PROVINSI
11. Alasan-alasan pembekuan kepengurusan; ditingkat wilayah; harus kuat secara oganisasi
dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan
Peraturan-peraturan lainnya;
12. Sebelum melaksanakan pembekuan; Dewan Pimpinan Wilayah terlebih dahulu diberikan
peringatan tertulis sebanyak-banyaknya tiga (3) kali dalam tenggang waktu delapan
(8) hari kerja untuk memperbaiki pelanggarannya.
13. Setelah pembekuan terjadi, maka kepengurusan dijabat sementara, diatur dan diurus
oleh Dewan Pimpinan Pusat; dan wajib melaporkan kepada Dewan Pendiri Lembaga
dalam jangka waktu empat belas (14) hari kerja.
14. Jika Pembekuan telah dilakukan maka; pengurus Dewan Pimpinan Wilayah, dalam
jangka waktu empat puluh (40) hari kerja; diwajibkan membuat laporan secara tertulis
kepada Dewan Pimpinan Pusat; yang meliputi kegiatan, keuangan, administrasi dan
atas seluruh harta kekayaan organisasi; dengan pengesyahan dari Badan pemeriksa
Keuangan Wilayah;
15. Hal-hal mengenai laporan; harta kekayaan dan hutang-hutang maupun piutang
organisasi bagi pengurus yang dibekukan; ditingkat Dewan Pimpinan Wilayah; dan
pelaksanaannya dilakukan oleh sebuah tim likuidasi khusus yang ditunjuk didalam
rapat Khusus Istimewa.
16. Dewan Pimpinan Pusat; atas laporan tersebut memberikan/melimpahkan kepada
pengurus Dewan Pimpinan Wilayah yang baru dibentuk;

Pasal 54
PEMBEKUAN
KEPENGURUSAN DAN LEMBAGA LEMBAGA OTONOM
DI-TINGKAT DAERAH
KABUPATEN/KOTAMADYA/KOTA ADMINISTRATIF.
(1) Alasan-alasan pembekuan kepengurusan; ditingkat Daerah; harus kuat secara oganisasi
dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan
Peraturan-peraturan lainnya;
(2) Sebelum melaksanakan pembekuan; Dewan Pimpinan Daerah terlebih dahulu diberikan
peringatan tertulis sebanyak-banyaknya tiga (3) kali dalam tenggang waktu delapan
(8) hari kerja untuk memperbaiki pelanggarannya.
(3) Setelah pembekuan terjadi, maka kepengurusan dijabat sementara, diatur dan diurus
oleh Dewan Pimpinan Wilayah; dan wajib melaporkan kepada Dewan Pimpinan Pusat
dalam jangka waktu empat belas (14) hari kerja.
(4) Jika Pembekuan telah dilakukan maka; pengurus Dewan Pimpinan Daerah; dalam
jangka waktu empat puluh (40) hari kerja; diwajibkan membuat laporan secara tertulis
kepada Dewan Pimpinan Wilayah; yang meliputi kegiatan, keuangan, administrasi dan
atas seluruh harta kekayaan organisasi; dengan pengesyahan dari Badan pemeriksa
Keuangan Daerah;
(5) Hal-hal mengenai laporan; harta kekayaan dan hutang-hutang maupun piutang
organisasi bagi pengurus yang dibekukan; ditingkat Dewan Pimpinan Daerah; dan
pelaksanaannya dilakukan oleh sebuah tim likuidasi khusus yang ditunjuk didalam
rapat Khusus Istimewa.
(6) Dewan Pimpinan Wilayah; atas laporan tersebut memberikan/melimpahkan kepada
pengurus Dewan Pimpinan Daerah yang baru dibentuk;

Pasal 55

Hal 63 dari- 76
PEMBUBARAN
KEPENGURUSAN DAN LEMBAGA LEMBAGA OTONOM
DI-TINGKAT WILAYAH/ PROVINSI
(1) Keputusan untuk membubarkan Dewan Pimpinan Wilayah hanya dapat diambil oleh
Rapat Khusus Istimewa Dewan Pimpinan Pusat; disertai kehadiran Para Direktur
Eksekutif Lembaga lembaga Otonom; dan apabila ternyata dengan pasti bahwa kondisi
dan keadaan Dewan Pimpinan Wilayah; telah sedemikian rupa sehingga dinilai tidak
mungkin lagi untuk mencapai, mewujudkan maksud dan tujuan lembaga;
(2) Apabila Dewan Pimpinan Wilayah ini dibubarkan, maka likuidasinya dilakukan oleh
Dewan Pimpinan Pusat;
(3) Pembubaran Dewan Pimpinan Wilayah hanya dapat diambil dengan syah oleh Dewan
Pimpinan Pusat; disertai kehadiran Para Direktur Eksekutif Lembaga Otonom dan
disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) dari jumlah yang hadir;
(4) Jika Dewan Pimpinan Wilayah ini dibubarkan, Dewan Pimpinan Pusat diwajibkan
melakukan likuidasi atas seluruh harta kekayaan Dewan Pimpinan Wilayah, yang
pelaksanaannya dilakukan oleh sebuah tim likuidasi khusus yang ditunjuk didalam
rapat Khusus Istimewa untuk melaksanakan tugas tersebut;
(5) GubernurLIRA bertanggung jawab; menyelesaikan administrasi dan kekayaan Lembaga ini,
dan jika terdapat sisa kekayaan; akan diberikan kepada Dewan Pimpinan Wilayah yang
baru dibentuk oleh Dewan Pimpinan Pusat;

Pasal 56
PEMBUBARAN
KEPENGURUSAN DAN LEMBAGA LEMBAGA OTONOM
DI-TINGKAT DAERAH
KABUPATEN/KOTAMADYA/KOTA ADMINISTRATIF.
(1) Keputusan untuk membubarkan Dewan Pimpinan Daerah hanya dapat diambil oleh
Rapat Khusus Istimewa Dewan Pimpinan Wilayah; disertai kehadiran Para Wakil
Direktur Eksekutif Lembaga lembaga Otonom; dan apabila ternyata dengan pasti
bahwa kondisi dan keadaan Dewan Pimpinan Daerah; telah sedemikian rupa sehingga
dinilai tidak mungkin lagi untuk mencapai, mewujudkan maksud dan tujuan lembaga;
(2) Apabila Dewan Pimpinan Daerah ini dibubarkan, maka likuidasinya dilakukan oleh
Dewan Pimpinan Wilayah;
(3) Pembubaran Dewan Pimpinan Daerah hanya dapat diambil dengan syah oleh Dewan
Pimpinan Wilayah; disertai kehadiran Para Wakil Direktur Eksekutif Lembaga Otonom
dan disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) dari jumlah yang hadir;
(4) Jika Dewan Pimpinan Daerah ini dibubarkan, Dewan Pimpinan Wilayah diwajibkan
melakukan likuidasi atas seluruh harta kekayaan Dewan Pimpinan Daerah, yang
pelaksanaannya dilakukan oleh sebuah tim likuidasi khusus yang ditunjuk didalam
rapat Khusus Istimewa untuk melaksanakan tugas tersebut;
(5) BupatiLIRA/WalikotaLIRA bertanggung jawab; menyelesaikan administrasi dan kekayaan
Lembaga ini, dan jika terdapat sisa kekayaan; akan diberikan kepada Dewan Pimpinan
Daerah yang baru dibentuk oleh Dewan Pimpinan Wilayah;

BAB XI
KEUANGAN, PENDANAAN OPERASIONAL
dan PENGGALANGAN DANA

Pasal 57
KEUANGAN

(1) Besarnya uang pangkal relawanlira ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat;
(2) Besarnya uang iuran relawanlira ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Daerah atas
persetujuan Dewan Pimpinan Wilayah;

Hal 64 dari- 76
(3) Uang pangkal dan uang iuran dipungut oleh Dewan Pimpinan Daerah, untuk dialokasikan
kepada;
a. Dewan Pimpinan Pusat sebanyak 25 (dua puluh lima) persen;
b. Dewan Pimpinan Wilayah; sebanyak 25 (dua puluh lima) persen;
c. Dewan Pimpinan Daerah sebanyak 50 (lima puluh lima) persen;
(4) Hal-hal yang menyangkut pengeluaran dan pemasukan keuangan lembaga dilaporkan
secara tertulis oleh PresidenLIRA dan Bendahara lembaga/Pengurus Organisasi di
tingkat Pusat, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, disingkat DPP; dalam bentuk laporan
keuangan Lembaga; sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam tahun buku yang
bersangkutan;
(5) Hal-hal yang menyangkut pengeluaran dan pemasukan keuangan lembaga dilaporkan
secara tertulis oleh GubernurLIRA dan Bendahara lembaga di tingkat Provinsi, dan/atau
Dewan Pimpinan Wilayah, disingkat DPW; dalam bentuk laporan keuangan Lembaga;
sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam tahun buku yang bersangkutan;
(6) Hal-hal yang menyangkut pengeluaran dan pemasukan keuangan lembaga dilaporkan
secara tertulis oleh BupatiLIRA/WalikotaLIRA dan Bendahara lembaga
(7) Pengurus di tingkat Kabupaten/ Kotamadya/Kota Administratif, dan/atau Dewan
Pimpinan Daerah, disingkat DPD; dalam bentuk laporan keuangan Lembaga; sekurang-
kuranya 1 (satu) kali dalam tahun buku yang bersangkutan;
(8) Hal-hal yang menyangkut pengeluaran dan pemasukan keuangan, khusus dalam
penyelenggaraan Musyawarah Kerja Nasional Lumbung Informasi Rakyat dan/atau
disebut MukernasLIRA; Musyawarah Pimpinan Nasional Lumbung Informasi Rakyat di
tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, dan/atau disebut MuspimnasLIRA;
dilaporkan secara tertulis oleh PresidenLIRA dan Bendahara lembaga/Pengurus
Organisasi di tingkat Pusat, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, disingkat DPP; dalam
bentuk laporan keuangan kegiatan; laporan tersebut harus
(9) dipertanggung jawabkan kepada Dewan Pendiri Lembaga melalui panitia verifikasi
Badan Pemeriksa Keuangan Pusat yang ditentukan untuk itu;
(10) Hal-hal yang menyangkut pengeluaran dan pemasukan keuangan, khusus dalam
penyelenggaraan Musyawarah Kerja Wilayah Lumbung Informasi Rakyat dan/atau
disebut MukerwilLIRA; Musyawarah Pimpinan Wilayah Lumbung Informasi Rakyat di
tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah, dan/atau disebut MuspimwilIRA;
dilaporkan secara tertulis oleh GubernurLIRA dan Bendahara Lembaga di tingkat
Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah, disingkat DPW; dalam bentuk laporan
keuangan kegiatan; laporan tersebut harus dipertanggung-jawabkan kepada Dewan
Pimpinan Pusat melalui panitia verifikasi Badan pemeriksa Keuangan Wilayah yang
ditentukan untuk itu;
(11) Hal-hal yang menyangkut pengeluaran dan pemasukan keuangan, khusus dalam
penyelenggaraan Musyawarah Kerja Daerah Lumbung Informasi Rakyat dan/atau
disebut MukerdaLIRA; Musyawarah Pimpinan Daerah Lumbung Informasi Rakyat di
tingkat Daerah dan/atau Dewan Pimpinan Daerah, dan/atau disebut MuspimdaLIRA;
dilaporkan secara tertulis oleh BupatiLIRA/WalikotaLIRA dan Bendahara lembaga
Pengurus di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif, dan/atau Dewan
Pimpinan Daerah, disingkat DPD; dalam bentuk laporan keuangan kegiatan; laporan
tersebut dipertanggung-jawabkan kepada Dewan Pimpinan Wilayah; kemudian
diterusan kepada Dewan Pimpinan Pusat; melalui panitia verifikasi Badan pemeriksa
Keuangan Daerah yang ditentukan untuk itu;
(12) Tahun buku di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, di tingkat Provinsi,
dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah dan di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota
Administratif, dan/atau Dewan Pimpinan Daerah, dimulai setelah terpilihnya pengurus
pada setiap tingkatan dan berakhir pada tahun berikutnya;

Pasal 58
PENDANAAN OPERASIONAL LEMBAGA

Hal 65 dari- 76
Pendanaan operasional lembaga bagi pengurus; di tingkat Nasional, dan/atau Dewan
Pimpinan Pusat; di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah; dan di tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif, dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; adalah
sebagai berikut;
1) Pengurus di setiap tingkatan, dapat menggiatkan distribusi dari prosentasi pembagian
sumber dana berupa; iuran dan uang pangkal para relawanLIRA yang jumlah dan
besarnya disesuaikan dengan ketentuan dan ketetapan Dewan Pimpinan Daerah;
2) Pengurus di setiap tingkatan adalah; mandiri, dalam hal sumber dan pemasukan
pendanaan operasional; dalam arti bahwa; Pengurus lembaga ditingkat lebih tinggi
tidak berkewajiban dan/atau dapat memberikan kontribusi pendanaan operasional;
3) Pengurus di setiap tingkatan; dapat melakukan penggalangan pendanaan untuk
kegiatan operasioanal lembaga; dengan dasar secara profesional, mandiri dan
bermartabat;
4) Pengurus lembaga di setiap tingkatan; akan mendapat pelatihan-pelatihan yang
diarahkan untuk membekali pengurus/kader lembaga; pengetahuan tentang gagasan;
program- program; dengan maksud tujuan sebagai bekal ketrampilan;
5) Pengurus lembaga di setiap tingkatan; dapat memaksimalkan jaringan serta potensi
lembaga lembaga otonom; sesuai bidang dan unit kerja masing-masing sebagai pilar
utama dari sumber dan/atau penyangga kebutuhan pendanaan operasional lembaga;

Pasal 59
PENGGALANGAN DANA
Penggalangan dana bagi pengurus lembaga merupakan persoalan krusial; kriteria dan
tehnik penggalangan dana bagi pengurus; di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan
Pusat; di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah; dan di tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif, dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; adalah
sebagai berikut;
1) Terbuka, transparan dalam pengelolaan lembaga secara internal maupun eksternal
Organisasi; khususnya dalam hal penggalangan dana; sehingga tidak menimbulkan
fitnah dan situasi yang tidak kondusif bagi perjalanan lembaga;
2) Berdasar realitas cakupan wilayah; memandang perlu dirancang sebuah strategi
sektoral; dengan rumusan utama memperhatikan situasi mikro/makro dan keadaan
lingkungan lembaga; serta problem-problem spesifik didaerah; dengan Strategi yang
benar lembaga dapat serta mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam hal
penggalangan pendanaan;
3) Menciptakan kemandirian lembaga; dan efektifitas program-program lembaga yang
bersifat kedaerahan; serta memanfaatkan potensi sumber daya alam daerah; dengan
data base yang memiliki kelengkapan tentang potensi-potensi kekayaan daerah di
lingkungan masing-masing;
4) Menciptakan kreatifitas lembaga; dengan memiliki kesiapan agenda, program-program
kerja terpadu, gagasan, potensi-potensi yang dimiliki lembaga, dan langkah-langkah
yang perlu dijalankan dalam upaya menggalang dana yang dapat ditawarkan kepada
sumber pemilik dana atau calon donator;
5) Pengurus di setiap tingkatan, dan terutama di tingkat Dewan Pimpinan Daerah; harus
menggiatkan program penggalangan dana yang memuat besarnya jumlah iuran dan
uang pangkal para relawanLIRA yang jumlah dan besarnya disesuaikan dengan kondisi
daerah; dan distribusi prosentasi untuk setiap tingkat kepengurusan, dan mekanisme
penarikan setiap iuran relawanLIRA; dan sebagainya;
6) Pengurus Lembaga di setiap tingkatan; hendaknya mengidentifikasi potensi individu
dan perusahaan daerah; nama-nama penyumbang; donator; pengusaha (besar,
menengah, kecil) dan lainnya berikut latarbelakang di lingkungannya masing-masing;
yang setiap saat dapat dimintai dukungan pendanaan dengan kontra prestasi yang
saling menguntungkan; identifikasi dan simpan, sehingga setiap saat dokumentasi
tersebut dapat bermanfaat;
7) Pengurus Lembaga di setiap tingkatan; hendaknya memilih figure-figur pengurus yang
kredibel, disegani, dipercaya dalam masyarakat, dimana potensi mereka ini juga

Hal 66 dari- 76
merupakan daya tarik bagi masyarakat untuk memberikan dukungan pendanaan
terhadap lembaga;
8) Pengurus Lembaga di setiap tingkatan; hendaknya menggiatkan pelatihan-pelatihan,
diskusi, seminar dan lainnya yang diarahkan pada membekali pengurus dan kader
lembaga; pengetahuan tentang visi, gagasan, program dan kebijakan lembaga;
tujuannya, di samping dapat mensosialisasikan maksud tujuan lembaga di tengah
masyarakat, juga sebagai bekal mereka dalam berhubungan dengan sumber dana
atau calon donator.
9) Pengurus Lembaga di setiap tingkatan; hendaknya memaksimalkan jaringan dan
potensi lembaga lembaga otonom; sebagai pilar utama penyangga sumber dana
lembaga;
10) Ketentuan mengenai penggalangan dana; yang berkaitan erat dengan lembaga otonom
di seluruh tingkatan; Dewan Pimpinan Pusat; Dewan Pimpinan Wilayah;Dewan
Pimpinan Daerah; sebagaimana dimaksud dalam pasal ini; diatur lebih lanjut dengan
ketentuan khusus yaitu; Pedoman Keorganisasian Lembaga-lembaga Otonomi LIRA.

BAB XII
TENTANG KODE ETIK

PASAL 60
NILAI-NILAI DASAR PRIBADI
Nilai-nilai dasar pribadi bagi seluruh relawanLIRa; di tingkat Nasional, dan/atau Dewan
Pimpinan Pusat; di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah; dan di tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif, dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; sebagai
berikut;
1) Terbuka, transparan dalam pergaulan internal maupun eksternal Organisasi;
khususnya dalam lingkungan keluarga besar LIRA;
2) Melaksanakan ibadah dan ajaran agama yang diyakininya; Taat terhadap aturan
hukum dan etika, Meningkatkan kineja yang berkualitas, Menanggalkan kebiasaan
kelembagaan masa lalu yang negative, meminimalkan/menghilangkan sifat arogansi
individu, kelompok dan sektoral
3) Kebersamaan, dalam melaksanakan tugas dan masa bakti disemua tingkat
kepengurusan;
4) Berani, mengambil sikap tegas dan rasional dalam membuat keputusan sulit demi
kepentingan jangka panjang bagi: Generasi Penerus; masyarakat; Bangsa; dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
5) Tangguh, tegar dalam menghadapi berbagai godaan, hambatan, tantangan, ancaman,
dan intimidasi dalam bentuk apapun, dan dari pihak manapun; dan selalu
meningkatkan pengetahuan dan kapasitas pribadinya terhadap kemajuan;

PASAL 61
KODE ETIK
PENGURUS ORGANISASI
DAN PENGURUS LEMBAGA-LEMBAGA OTONOM

Kode etik pengurus bagi seluruh Pengurus ; di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan
Pusat; di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah; dan di tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif, dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; sebagai
berikut;
1) Nilai-nilai dasar pribadi sebagaimana dimaksud dalam pasal 60 dilaksanakan dalam
bentuk sikap, tindakan, perilaku dan perbuatan adalah sebagai landasan utama bagi
setiap pengurus LIRA;
2) Pengurus selama masa pengabdian wajib menjaga harkat martabat Lembaga dengan
perilaku, tindakan, sikap dan ucapan;

Hal 67 dari- 76
3) Pengurus selama masa pengabdian dilarang menggunakan; informasi, data-data,
dokumen dan/atau sejenisnya yang berasal dari laporan masyarakat khususnya yang
berkaitan dengan laporan KKN (kolusi, korupsi dan nepotisme); untuk
4) kepentingan pribadi atau golongan, dan menerima imbalan, meminta kepada atau
menerima bantuan dari siapapun dalam bentuk apapun yang memiliki potensi konflik
dan kepentingan terhadap informasi, data-data, dokumen bagi lembaga;
5) Pengurus selama masa pengabdian wajib memberikan komitmen, loyalitas dan
integritas kepada lembaga, demi tercapainya tujuan lembaga;
6) Pengurus selama masa pengabdian wajib menyimpan, menjaga dan mengembalikan
setiap dokumen atau bahan-bahan yang berkaitan dengan informasi, data-data,
dokumen dan/atau sejenisnya yang berasal dari laporan masyarakat; khususnya yang
berkaitan dengan laporan KKN (kolusi, korupsi dan nepotisme); dan tidak
mengungkapkan kepada publik dan masyarakat kecuali pengurus lembaga yang
memiliki wewenang dan bertugas untuk mengungkapkan hal tersebut;

PASAL 62
KODE ETIK PENANGANAN INFORMASI,
DAN KHUSUSNYA TENTANG KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME
KEPADA PUBLIK
Seluruh Pengurus; di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat; di tingkat Provinsi,
dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah; dan di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota
Administratif, dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; wajib bagi setiap pengurus untuk
menyesuaikan kaidah-kaidah hukum dan per-undang-undangan yang berlaku sebagai dasar
dari perumusan, pendalaman masalah, pengungkapan kasus-kasus Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (K.K.N); sebagai berikut:
(1) Wewenang, tanggung jawab dan kendali perintah pengungkapan kasus-kasus Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (K.K.N); di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat;
adalah PresidenLIRA;
(2) Wewenang, tanggung jawab dan kendali perintah pengungkapan kasus-kasus Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (K.K.N); di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah;
adalah GubernurLIRA;
(3) Wewenang, tanggung jawab dan kendali perintah pengungkapan kasus-kasus Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (K.K.N); dan di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota
Administratif, dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; BupatiLIRA /WalikotaLIRA;
(4) Pengungkapan informasi dan/atau khususnya tentang adanya dugaan dan/atau patut
diduga; terdapat indikasi; Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (K.K.N) dalam lembaga
adalah; bersifat independent, bebas dari pengaruh kekuasaan manapun dan
bertanggung jawab kepada masyarakat;
(5) Setiap informasi dari berbagai sektor, yang bersumber dari ; masyarakat, pemerintah
dan swasta; dan akan dipublikasikan kepada media cetak maupun elektronik serta
masyarakat; harus melalui proses seleksi, penelaahan, analisa yang kritis dan atas
keputusan bersama di masing-masing kepengurusan DPP, DPW, dan DPD untuk
diungkap;
(6) Pengungkapan informasi adanya dugaan dan/atau patut diduga; terdapat indikasi;
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (K.K.N) dalam lembaga; melalui jenjang persetujuan
sebagai berikut;
a.) Di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat; diajukan oleh Asst Deputi
Bidang Invetigasi, Asst Deputi bidang Perundang-undangan, Asst Deputi Bidang
Advokasi disetujui oleh Deputi Bidang Hukum dan Ham, diketahui/disetujui oleh
Sekretaris JenderalLIRA, dan disetujui oleh PresidenLIRA;
b.) Di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah; diajukan oleh Kepala
Bidang Invetigasi, Kepala Advokasi disetujui oleh Kepala Biro Bidang Hukum dan
Ham, diketahui/disetujui oleh Sekretaris WilayahLIRA, dan disetujui oleh
GubernurLIRA;

Hal 68 dari- 76
c.) Di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif, diajukan oleh Kepala Seksi
Bidang Invetigasi, Kepala Seksi Bidang Advokasi; disetujui oleh Koordinator
Kompartemen Hukum dan Ham, diketahui/disetujui oleh Sekretaris DaerahLIRA,
dan disetujui oleh BupatiLIRA/WalikotaLIRA;
(7) Bahwa; setiap informasi tentang; Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (K.K.N) yang telah
dipublikasikan kepada; media cetak dan elektronik serta masyarakat; yang diungkap
tidak melalui tahapan dan/atau mekanisme intern dan persetujuan resmi lembaga;
menjadi beban dan tanggung jawab pribadi;dalam hal ini tidak menjadi tanggung
jawab lembaga.
(8) Bahwa; Penanganan/pengungkapan informasi dan/atau khususnya tentang dugaan
dan/atau patut diduga adanya; Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (K.K.N) dalam
(9) berbagai sektor informasi yang akan dipublikasikan kepada masyarakat; harus memiliki
tingkat akurasi dalam hal ;
a) Kepastian hukum, yaitu mengutamakan landasan hukum dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
b) Bermanfaat, yaitu bahwa setiap pengungkapan kasus dan informasi yang akan
dipublikasikan kepada masyarakat; memberi manfaat bagi bangsa dan negara.
c) Keterbukaan, yaitu membuka diri dan memberi akses dari dan/kepada masyarakat
dalam melaksanakan hak-haknya untuk memperoleh informasi yang benar, jujur
dan tidak diskriminatif;
d) Akuntabilitas, yaitu setiap hasil akhir pengungkapan informasi ini harus dapat
dipertanggung jawabkan kepada masyarakat; dan objek pokok masalah/kasus
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
e) Kepentingan umum, yaitu selalu mendahulukan kepentingan masyarakat dengan
cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif;

BAB XIII
PENGHARGAAN

Pasal 63
PENGHARGAAN
(1) Kepada segenap dan unsur pengurus maupun relawanlira yang telah menunjukan
kesetiaan atau berjasa terhadap lembaga dan/atau yang telah menunjukan prestasi
yang luar biasa, dapat diberikan penghargaan;
(2) Penghargaan yang dimaksud dalam ayat (1) ini pasal ini dapat berupa tanda jasa atau
bentuk penghargaan lainnya.
(3) Tata cara pemberian penghargaan yang dimaksud; diberikan setiap 3 (tiga) tahun;
ketentuan mengenai ini akan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat;

BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP

Hal 69 dari- 76
Pasal 64
KETENTUAN PENUTUP
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur lebih lanjut
oleh Dewan Pimpinan Pusat; melalui berbagai keputusan dan peraturan-peraturan
lembaga.
(2) Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak;
Ditetapkan Di : Jakarta
Pada Hari dan Tanggal ; 16 Januari 2006

DEWAN PIMPINAN PUSAT


LUMBUNG INFORMASI RAKYAT (LIRA)

M. JUSUF RIZAL AMIRSYAH RAHMAN


PresidenLIRA Sekretaris JenderalLIRA

Hal 70 dari- 76

Anda mungkin juga menyukai