Ejaan
Ejaan
Hakikat Ejaan
Pada hakikatnya ejaan adalah konvensi grafis, perjanjian di antara anggota
masyarakat pemakai suatu bahasa untuk menuliskan bahasanya. Bunyi bahasa yang
seharusnya diucapkan diganti dengan lambing-lambang huruf dan tanda-tanda yang lain.
2. Kekurangan dan Kelebihan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Sebuah ejaan disebut baik, bila sebuah huruf hanya digunakan untuk melambangkan
sebuah bunyi, atau sebaliknya. Ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku saat ini belum
memenuhi ketentuan ini. Walaupun demikian, secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa
ejaan saat ini lebih baik daripada sistem ejaan Bahasa Indonesia sebelumnya.
3. Kaidah Umum EYD
Secara umum EYD mengatur empar hal, yaitu: pemakaian huruf, penulisan kata,
pemakaian tanda baca, dan penulisan huruf serapan (Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional, Nomor 46, Tahun 2009, 31 Juli 2009).
4. Beberapa Kaidah yang Masih Sering Tidak Ditepati
Hingga kini masih banyak kaidah ejaan yang belum ditrpati. Kaidah-kaidah yang
belum ditepati itu, antara lain:
a. Pemenggalan Kata
Dalam menulis, adakalanya kata harus dipenggal, misalnya karena pindah baris,
atau untuk keperluan lain.
b. Penulisan Kata Depan dan Partikel
Kata depan di dan ke harus ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, berbeda
dengan awalan di- dan awalan ke- yang harus digabung dengan kata dasarnya.
c. Penulisan Kata Gabung
Kaidah umumnya adalah kalua unsur kata-kata yang digabungkan itu dapat berdiri
sendiri, penulisannya dipisah. Akan tetapi jika ada unsurnya tidak bisa berdiri sendiri,
penulisannya disatukan.
d. Penulisan Kata Ulang
Perulangan kata dasar dituliskan dengan menepatkan tanda hubung di antara kata
dasar. Perulangan berubah bunyi terjadi apabila salah satu unsur katanya mengalami
perubahan bunyi vokal atau konsonan.
e. Penulisan Kata Berimbuhan
Dalam proses pembentukan kata turunan, kata dasar atau imbuhannya sering
mengalami prubahan bentuk atau peluluhan bunyi sebagai akibat penggabungan.