Anda di halaman 1dari 2

 Morfologi

1. Pengertian morfologi

Secara etimologis, istilah morfologi dalam bahasa Indonesia berasal dari kata morphology dalam
bahasa Inggris. Istilah itu terbentuk dari dua buah morfem, yaitu morph ‘bentuk’ dan logy ‘ilmu’.
Istilah morfologi dijelaskan oleh Mulyana (2007: 5), menyatakan bahwa istilah “morfologi”
diturunkan dari bahasa Inggris morphology, artinya cabang ilmu linguistik yang mempelajari tentang
susunan atau bagian-bagian kata secara gramatikal. Dulu, ilmu ini lebih dikenal dengan sebutan
morphemics, yaitu studi tentang morfem. Namun, seiring dengan perkembangan dan dinamika
bahasa, istilah yang kemudian lebih populer adalah morfologi.

2. Proses morfologi

(Ramlan, 1987: 51) menyatakan bahwa proses morfologi ialah proses pembentukan kata-kata dari
satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya.

3. Morfologi dalam Ilmu Linguistik

a. Objek Kajian

Objek kajian morfologi adalah bentuk kata, semua satuan bahasa sebelum menjadi kata, seperti
morfem dengan beragam tipe serta bentuk, dan proses pembentukan kata. Pembentukan kata
mencakupi beberapa proses seperti morfem bebas maupun terikat; imbuhan; morfofonemik,
reduplikasi, komposisi, infleksi, dan derivasi.

b. Linguistik Secara Hierarkis

Ilmu linguistik secara hierarkis terdiri dari beberapa tataran kajian.

c. Keterkaitan Morfologi dengan Disiplin Ilmu Lain

Morfologi merupakan ilmu yang memiliki keterkaitan dengan berbagai disiplin ilmu lain, yang masih
berada dalam ruang lingkup kajian linguistik

 Fonem

1.Identifikasi fonem

Fonem adalah bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi membedakan makna. Fonem disebut juga
satuan bunyi bahasa terkecil yang dapat membedakan arti. Ilmu yang mempelajari tentang fonem
disebut fonemik. Fonemik merupakan bagian dari fonologi.

O’grady ( 2000 : 73 ) berpendapat :

“Predictable sounds that are phonetically similar, and that do not contrast with each other , are
grouped togeheter into a phonological unit”

Dapat disimpulkan fonem adalah prediksi suara yang memiliki fonetik yang sama, dan tidak berbeda
satu sama lain dimasukan ke dalam satu unit fonologi.

Thomas ( 1995 ) berpendapat bahwa :

“The central concept in phonology is the phoneme, which is a distinctive category of sounds that all
the native speakers of a language or dialect perceive as more or less the same. “
Menurutnya konsep dasar dalam fonologi adalah fonem, yang merupakan kategori khusus bahwa
semua penutur asli bahasa atau dialek kurang lebih sama. Dapat disimpulkan bahwa fonem adalah
prediksi suara yang memiliki fonetik yang sama, dan tidak berbeda satu sama lain di masukan
kedalam satu unit fonologi yang merupakan kategori khas suara bahwa semua penutur asli bahasa
atau dialek kurang lebih sama.

Objek penelitian fonemik adalah fonem, yakni bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi membedakan
makna kata. Jika bunyi itu membedakan makna, maka bunyi tersebut kita sebut fonem. Untuk
mengetahuinya kita harus mencari sebuah satuan bahasa lalu membandingkannya dengan satuan
bahasa lain yang mirip dengan satuan bahasa yang pertama. jika kedua satuan bahasa itu berbeda
maka berarti bunyi tersebut adalah fonem, karena fonem berfungsi membedakan makna kedua
satuan bahasa itu.

2. Distribusi fonem

Distribusi fonem adalah letak atau posisi suatu fonem dalam suatu satuan yang lebih besar yaitu
tutur, morfem, atau kata. Dalam satuan yang lebih besar dari fonem itu, terdapat tiga posisi untuk
setiap fonem, yaitu posisi awal (inisial), posisi tengah (medial), dan posisi akhir (final). Sebuah fonem
berdistribusi awal apabila letaknya terdapat pada awal satuan itu dan disebut berdistribusi medial,
apabila fonem itu terletak di tengah satuan itu, serta berdistribusi final, bila fonem itu terletak pada
akhir satuan itu.

Terdapat empat cara menentukan distribusi suatu fonem, yaitu dalam tutur, dalam morfem, dan
dalam silaba, serta hubungan urutan vokal atau konsonan. Dalam hubungan dengan silaba, fonem-
fonem itu dapat berposisi sebagai tumpu (awal silaba), inti atau puncak silaba, dan koda (akhir suku).
Setiap vokal hanya berfungsi sebagai inti atau puncak silaba. Setiap konsonan hanya berfungsi
sebagai tumpu atau koda. Tidak setiap konsonan menempati distribusi akhir (final).

3. Realisasi fonem

Realisasi fonem adalah pengungkapan yang sebenarnya dari ciri atau satuan fonologis, yaitu fonem
menjadi bunyi bahasa. Realisasi fonem erat kaitannya dengan variasi fonem. Variasi fonem
merupakan salah satu wujud pengungkapan dari realisasi fonem.

Penulis:

Dr. Jauharoti Alfin, M. Si

Zudan Rosyidi, MA

Halaman 51 (jurnal)

Anda mungkin juga menyukai