BAB II Tetapan Pegas
BAB II Tetapan Pegas
51
(Benjamin, 2016:51)
Newton
PEMETAAN
Osilasi
Osilasi atau getaran merupakan gerak bolak-balik yang berada di sekitar posisi setimbang.
Sedangkan, gerak osilasi merupakan gerakan yang menuju titik kesetimbangan. Saat peristiwa osilasi
telah berakhir, maka posisi akan kembali pada titik setimbang.
Salah satu contoh perisitiwa osilasi yakni gerak pegas yang digantungi oleh beban.
Ciri khas peristiwa osilasi ialah meskipun bergerak, benda yang berosilasi tidak berpindah tempat.
Pada peristiwa osilasi, harus ada gaya yang menarik kembali benda ke posisi setimbang. Oleh sebab
itu, arah gaya akan selalu berlawanan dengan arah simpangan.
Halliday : 386
2. Harmoni: konstan (gambar gelombang yng dibandingkan)
Gerak harmonis atau gerak periodik merupakan gerakan yang berulang dalam jangka waktu yang
tetap.
Perpindahan x pada partikel merupakan fungsi waktu dengan persamaan sebagai berikut.
Gerak harmonis
sederhana ialah gerak
harmonis yang terjadi dalam keadaan Xm, 𝜔, dan
∅ yang konstan. Dari persamaan tersebut, dapat
diketahui bahwa gerak harmonis merupakan
fungsi sinusoidal dari waktu. (halliday, 1998 :
386-388)
Any motion that repeats itself at regular intervals is called periodic motion or harmonic motion.
motion that repeats itself in a particular way - For such motion the displacement x of the particle
from the origin is given as a function of time by
in which xm, # ,and % are constants.This motion is called simple harmonic motion (SHM), a term
that means the periodic motion is a sinusoidal function of time.
The quantity xm, called the amplitude of the motion, is a positive constant whose value depends
on how the motion was started.The subscript m stands for maximumbecause the amplitude is
the magnitude of the maximum displacement of the particle in either direction. (Halliday,
1998:388)
Nilai Xm dinamakan amplitudo, yaitu konstanta positif yang nilainya bergantung pada bagaimana
suatu gerak harmonis dimulai. M merupakan maximum, sebab amplitudo adalah besarnya
perpindahan maksimum ke suatu arah dari suatu partikel. (Halliday, 1998:388)
Pada gerak harmonis sederhana, ada fakta unik yang terdapat di dalamnya. Yaitu, frekuensi tidak
tergantung satu sama lain dengan amplitudo. Kita mungkin mengira bahwa semakin besar
amplitudo, semakin lama waktu yang diperlukan, atau dengan kata lain, frekuensinya kecil.
Kenyataannya, tidak demikian. Semakin besar amplitudo, maka semakin besar gaya untuk
mempercepat massa benda kembali ke posisi setimbang. Sehingga, f = ½phi akar (k / m) , dimana f
adalah frekuensi untuk pegas, k adalah konstanta pegas, massa adalah massa yang bergetar. –
benjamin, 2006 : 165
3. Newton:
F pada benda secara umum.
ada force dalam benda. Force – velocity - accelaration. Newton I: no force – no velocity – no
accelaration. Newton II: benda ada mass (jadi ada force) ABSOLUTE!
Finishing-nya : f=ma
Hukum newton I : jika tidak ada gaya pada benda, kecepatan suatu benda tetap dan tidak bisa
berubah, sehingga benda tersebut juga tidak mengalami percepatan. jika benda dalam keaadan
diam, maka akan tetap diam. Jika benda dalam keadaan bergerak, maka akan bergerak dalam
kecepatan yang tetap (dalam besar dan arah yang sama). (halliday)
Hukum newton II
: gaya pada
benda sama
dengan hasil dari
massa benda
dan
percepatannya
atau F = m.a
konstanta pegas adalah ukuran kekakuan pegas yang dilambangkan dengan k dan memiliki satuan
N/m. (halliday)
konstanta atau tetapan pegas ini adalah seberapa besar gaya newton yang didapat per meter
meregangnya pegas. misal, Tower John Hancock memiliki konstanta pegas sebesar 200 MN/m
(meganewton per meter), yang artinya membutuhkan 200 MN untuk menggerakkan tower sejauh
satu meter. untuk menggerakkan sejauh dua meter, membutuhkan gaya sebesar 400 MN.
(benjamin)
semakin besar k, semakin kaku pegas. semakin besar k, semakin kuat tarikan dan dorongan gaya
pegas (halliday).
semakin besar massa, semakin susah untuk gerak bolak-balik, dan juga lebih susah untuk berhenti
ketika sudah mulai bergerak. oleh sebab itu, getaran dari pegas yang bermassa besar, akan
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk kembali ke posisi setimbang. (benjamin)
Tetapan pegas diartikan sebagai ukuran kekakuan yang dimiliki oleh suatu pegas yang biasanya
dilambangkan dengan huruf k dan memiliki satuan N/m. (Dosen-Dosen Fisika,2013)
hukum hooke menyebutkan bahwa saat seseorang mendorong pegas (Fp) sejauh x dari panjang
normalnya, dibutuhkan gaya Fp sebesar :
Fp = kx
dimana, k adalah konstanta pegas yang nilainya berbeda-beda untuk tiap pegas.
sedangkan, pegas memberikan gaya pemulihan (Fs) ke arah yang berlawanan untuk kembali ke
posisi setimbang/normalnya
Fs = -kx
(riani lubis)