Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK)

HIV DENGAN INFEKSI OPORTUNISTIK GASTROENTERITIS


AKUT (GEA)
1. Pengertian (Definisi) Asuhan keperawatan pada pasien HIV dengan infeksi
oportunistik Gastroenteritis Akut (GEA)
2. Asesmen Keperawatan 1. Demam
2. Menggigil
3. Mual dan muntah
4. Penurunan nafsu makan
5. Kehilangan berat badan
6. Membran mukosa mulut dan bibir kering
7. Badan terasa lemah
8. Nyeri abdomen
3. Diagnosis Keperawatan 1. Hipertermia (D.0130)
2. Defisit Nutrisi (D.0019)
3. Nyeri Akut (D.0077)
4. Kriteria Evaluasi / 1. Termoregulasi (L.14134)
1. Menggigil menurun.
Nursing Outcome
2. Takikardi menurun.
3. Suhu tubuh membaik.
4. Konsumsi oksigen menurun.
5. Pucat menurun

2. Status Nutrisi (L.03030)


1. Porsi makan yang dihabiskan meningkat
2. Serum albumin meningkat
3. Berat badan membaik
4. IMT meningkat

3. Tingkat nyeri (L.08066)


1. Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat.
2. Keluhan nyeri menurun.
3. Meringis menurun.
4. Gelisah menurun.
5. Kesulitan tidur menurun.
6. Frekuensi nasi menurun
5. Intervensi Keperawatan 1. Manajemen hipertermia (I.15506)
Observasi;
1. Monitor suhu tubuh.
2. Monitor haluaran urin.
3. Monitor komplikasi akibat hipertermia, misal
kejang.
Terapeutik;
1. Longgarkan atau lepaskan pakaian pasien.
2. Berikan cairan oral.
3. Berikan kompres pada permukaan tubuh.
4. Hindari pemberian antipiretik atau aspirin.
Kolaborasi;
1. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu.

Manajemen Nutrisi (I.03119)


Observasi;
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
4. Monitor asupan makanan
5. Monitor berat badan
6. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik;
1. Lakukan oral hygiene sebelum makan jika perlu
2. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Kolaborasi;
1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan
2. Kolaborasi pemberian medikasi seperti anti
emetik bila perlu

Manajemen nyeri (I.08238)


Observasi;
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan intensitas nyeri.
2. Identifikasi skala nyeri.
3. Identifikasi respon nyeri non verbal.
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri.
5. Monitor efek samping penggunaan obat analgetik.
Terapeutik;
1. Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
2. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri.
3. Fasilitasi istirahat dan tidur.
Kolaborasi;
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
6. Informasi dan Edukasi Manajemen hipertermia;
1. Anjurkan tirah baring.

Manajemen Nutrisi;
1. Anjurkan posisi duduk bila perlu
7. Evaluasi Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah
dilakukan tindakan / intervensi keperawatan (SIKI) dan
dibandingkan dengan hasil luaran keperawatan (SLKI) serta
dilakukan analisis terhadap perkembangan diagnosis
keperawatan (SDKI) yang telah ditetapkan sebelumnya.
8. Penelaah Kritis Komite Keperawatan
9. Kepustakaan PDPI (2003). Pneumonia Komuniti: Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan di Indonesia.

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:


Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP
PPNI.

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:


Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP
PPNI.

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:


Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta:
DPP PPNI.

Mengetahui,
Kepala Ruangan Cendana (UPIPI)

Misutarno, S.Kep., Ns., M.Kep.


NIP. 197605051989031014

Anda mungkin juga menyukai