Anda di halaman 1dari 10

A.

Konsep Sehat Sakit

Prosesnya diawali dari keadaan keterpaparan dan penjamu harus dalam keadaan
kerentanan sehingga dapat memproses sakit.

a. Keterpaparan dan Kerentanan


Sehat sakit mempunyai batas tidak jelas. Melalui proses yang didahului oleh
keterpaparan terhadap suatu unsur tertentu serta host dalam kondisi kerentanan
tertentu untuk menjadi sakit.
b. Keterpaparan
Suatu keadaan dimana host berada pada pengaruh atau berinteraksi dengan unsur
penyebab primer maupun sekunder atau dengan unsur lingkungan yang dapat
mendorong proses terjadinya penyakit.
c. Kerentanan
Suatu keadaan dimana host mempunyai kondisi yang mudah dipengaruhi atau
berinteraksi dengan unsur penyebab sehingga memungkinkan timbulnya penyakit.

Pengertian sakit maupun sehat sebenarnya adalah relatif subjektif. Sebagai fenomena
biologis pengertian ini masih banyak dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya. Sebagai
contoh penyakit gigi. Untuk masyarakat strata rendah bisa jadi sakit gigi belum dirasakan
sebagai sesuatu yang menyakitkan yang disebut sebagai “ sakit “ atau “ penyakit “. Mereka
baru mengatakan sebagai sakit jika mereka tidak dapat bangun karenanya serta tidak lagi bisa
bekerja. Lain halnya bagi strata tinggi atau mereka yang berpendidikan. Jangankan sakit gigi,
permulaan pertumbuhan gigi yang kelihatan tidak wajar cepat-cepat sudah dianggap sebagai
permulaan gangguan yang dapat mendatangkan penyakit.

Demikian pula sebaliknya terhadap fenomena sehat. Ia mempunyai jangkauan persepsi


yang sangat luas. Oleh karna itu perlu adanya kriteria atau definisi apa yang disebut sakit dan
apa yang disebut sehat. Sesungguhnya tidk ada definisi yang mutlak, biasanya hanya
merupakan batasan-batasan yang relatif.

Secara definisi relatif ia dapat diproposisikan sebagai berikut.

Sakit : adalah kondisi dimana tubuh setidak-tidaknya merasakan adanya perasaan gangguan
fisiologis, psikologis, maupun gangguan berdaptasi secara sosial.
Sehat : keadaan yang qua-prima, meliputi tidak hanya fisik, mental,dan sosial, namun
juga bebas dari arti sakit dan cacat.

1. Konsep Sehat

Sehat dan sakit adalah suatu kejadian yang merupakan suatu rangkaian proses yang
berjalan terus menerus yang berada dalam kehidupan masyarakat. Secara sederhana konsep
sehat sakit dapat dianggap bergerak dari suatu titik sehat ke titik sakit melalui suatu garis
hirizontal. Sebagai ilustrasinya, digambarkan sebagai berikut :

Konsep sederhana ini kemudian mengalami perkembangan yang begitu pesat searah
dengan tuntutan kemajuan iptek dan perkembangan sosial budaya masyarakat. Karena itu,
misalnya, sehat yang dulu dapat dijelaskan hanya sekedar dengan menyatakannya dengan “
tidak sakit “ menajadi suatu hal yang sulit dimengerti. Demikian juga pertanyaan mengapa
terjadi sakit, tidaklah menjadi suatu pertanyaan yang mudah dijawab atau hanya
mempunyai satu jawaban tunggal. Hal itu ditandai dengan berkembangnya konsep sakit
yang semua single-kausa menjadi multi-kausa. D. Konsep Sakit Perubahan status sehat ke
status sakit berkaitan dengan adanya keterpaparan yang dialami dan kerentanan tubuh
manusia dalam menghadapi keterpaparan itu.

Keterpaparan

Ya Ttidak

Kerentanan Ya Sakit Sehat

Sehat Sehat
Tidak
Untuk menderita sakit,seorang harus mengalami keterpaparan, dan rentan / peka
terhadap keterpaparan itu. Konsep ini sekaligus memberikan gambaran bahwa untuk
mencegah penyakit dapat dilakukan dengan dua cara utama :
1. Menghindari keterpaparan, misalnya memberikan desinfektan dan
2. Menurunkan kerentanan, misalnya dengan meningkatkan daya tahan tubuh dengan
imunisasi.

B. Definisi Host , Egent ,Enveronment

1. Host ( Pejamu )
Pejmu, yakni manusia itu sendiri dikaitkan dengan kerentanan dan sesistesi terhadap
terpaparnya oleh agent maka perlu diketahui ciri-cirinya antara lain usia, jenis kelamin,
etnis , golomgan darah A , B , AB ,atau O , sosial ekonomi , status perkawinan ,
hereditas, nutrisi, imunitas , gaya hidup, penyakit-penyakit yang pernah diderita,
kecelakaan yang pernah dialami. Faktor penjamu yang biasanya menjadi faktor
timbulnya suatu penyakit sebagai berikut:

1. Umur. Misalnya, usia lanjut lebih rentang unutk terkena penyakit karsinoma,
jantung dan lain-lain daripada yang usia muda.
2. Jenis kelamin (seks). Misalnya , penyakit kelenjar gondok, kolesistitis,
diabetes melitus cenderung terjadi pada wanita serta kanker serviks yang
hanya terjadi pada wanita atau penyakit kanker prostat yang hanya terjadi
pada laki-laki atau yang cenderung terjadi pada laki-laki seperti hipertensi,
jantung, dll.
3. Ras, suku (etnik). Misalnya pada ras kulit putih dengan ras kulit hitam yang
beda kerentangannya terhadap suatu penyakit.
4. Genetik (hubungan keluarga). Misalnya penyakit yang menurun seperti
hemofilia,buta warna, sickle cell anemia, dll.
5. Status kesehatan umum termasuk status gizi, dll
6. Bentuk anatomis tubuh
7. Fungsi fisiologis atau faal tubuh
8. Keadaan imunitas dan respons imunitas
9. Kemampuan interaksi antara host dengan agent
10. Penyakit yang diderita sebelumnya
11. Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial dari host sendiri

2. Agent (agen)

Agent (agen) adalah salah satu dari sekian banyak faktor- faktor lingkungan hidup
yang dapat menyebabkan terjadinya suatu penyakit, agent (agen) dalam hal ini bisa
dipandang sebagai unsur yang hidup maupun tak hidup, yang apabila terjadi kontak
dengan manusia secara efektif dapat menyebabkan terjadinya suatu penyakit.

3. Environment

Environment ( lingkungan ) adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia.


Hal tersebut dibagi di dalam tiga umsur yakni :

a. Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik, termasuk didalamnya adalah tanah, air, dan udara semua
benda yang terbuat dari hasil interaksi ketiganyaseperti halnya bangunan-bangunan,
sampah dan tempatnya, sistem pengairan, dsb

b. Lingkungan Biologi

Yang termasuk dalam lingkungan biologi ialah semua organisme hidup yakni,
binatang dan tumbuhan termasuk mikroorganisme, kec manusia karna manusia
termasuk kedalam lingkungan sosial,.

c. Lingkungan Sosial
Yang termasuk lingkungn sosial , yakni semua interaksi antar manusia dan
termasuk hasil dari interaksi tersebut meliputi ekonomi, kebudayaan ,
psikososial, kesenian, adat istiadat ,politik, kesehatan, idiologi, agama, dan
sebagaiya.
C. Karakteristik Dari Host, Agent, Environment

Karakteristik Segitiga Utama

Ketiga faktor dalam trias epidemiologi terus menerus dalam keadaan berinterkasi satu
sama lain. Jika interaksinya seimbarig, terciptalah keadaan sehat. Begitu terjadi gangguan
keseimbangan, muncul penyakit. Terjadinya gangguan keseimbangan bermula dan perubahan
unsur-unsur trias itu. Perubahan unsur trias yang potensial menyebabkan kesakitan tergantung
pada karakteristik dan ketiganya dan interaksi antara ketiganya.

1. Karakteristik Host (pejamu)

Manusia mempunyai karakteristik tersendiri dalam menghadapi ancaman penyakit,


yang bisa berupa:

a. Resistensi.: kemampuan dan penjamu untuk bertahan terhadap suatu infeksi.


Terhadap suatu infeksi kuman tertentu, manusia mempunyai mekanisme
pertahanan tersendiri dalam menghadapinya.
b. Imunitas: kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon imunologis,
dapat secara alamiah maupun perolehan (non-alamiah), sehingga tubuh kebal
terhadap suatu penyakit tertentu. Selain mempertahankan diri, pada jenis-jenis
penyakit tertentu mekanisme pertahanan tubuh dapat menciptakan kekebalan
tersendiri. Misalnya campak, manusia mempunyai kekebalan seumur hidup,
mendapat munitas yang tinggi setelah terserang campak, sehingga seusai kena
campak sekali maka akan kebal seumur hidup.
c. lnfektifnes (infectiousness): potensi penjamu yang terinfeksi untuk menularkan
penyakit kepada orang lain. Pada keadaan sakit maupun sehat, kuman yang
berada dalam tubuh manusia dapat berpindah kepada manusia dan sekitarnya.

2. Karakteristik Agent
a. Infektivitas: kesanggupan dan organisma untuk beradaptasi sendiri terhadap
lingkungan dan penjamu untuk mampu tinggal dan berkembang biak (multiply)
dalam jaringan penjamu. Umumnya diperlukan jumlah tertentu dan suatu
mikroorganisma untuk mampu menimbukan infeksi terhadap penjamunya. Dosis
infektivitas minimum (minimum infectious dose) adalah jumlah minimal
organisma yang dibutuhkan untuk menyebabkan infeksi. jumlah ini berbeda
antara berbagai spesies mikroba dan antara individu.
b. Patogenesitas: kesanggupan organisma untuk menimbulkan suatu reaksi klinik
khusus yang patologis setelah terjadinya infeksi pada penjamu yang diserang.
Dengan perkataan lain, jumlah penderita dibagi dengan jumlah orang yang
terinfeksi, Hampir semua orang yang terinfeksi dengan virus smallpox
menderita penyakit (high pathogenicthy), sedangkan orang yang terinfeksi
poliovirus tidak semua jatuh sakit (low pathogenicity).
c. Virulensi: kesanggupan organisma tertentu untuk menghasilkan reaksi patologis
yang berat yang selanjutnya mungkin menyebabkan kematian. Virulensi kuman
menunjukkan beratnya (severity) penyakit.
d. Toksisitas: kesanggupan organisma untuk memproduksi reaksi kimia yang
toksis dan substansi kimia yang dibuatnya. Dalam upaya merusak jaringan untuk
menyebabkan penyakit berbagai kuman mengeluarkan zat toksis.
e. Invasitas: kemampuan organisme untuk melakukan penetrasi dan menyebar
setelah memasuki jaringan
f. Antigenisitas: kesanggupan organisma untuk merangsang reaksi imunologis
dalam penjamu. Beberapa organisma mempunyai antigenisitas Iebih kuat
dibanding yang lain. Jika menyerang pada aliran darah (virus measles) akan
lebih merangsang immunoresponse dan yang hanya menyerang permukaan
membrane (gonococcus).

3. Karakteritik Enveronment
a. Topografi: situasi lokasi tertentu, baik yang natural maupun buatan manusia
yang mungkin mempengaruhi terjadinya dan penyebaran suatu penyakit
tertentu.
b. Geograuis: keadaan yang berhubungan dengan struktur geologi dan bumi yang
berhubungan dengan kejadian penyakit.

D. Konsep Interaksi Dari Host, Agent, Enveronment

Konsep Interaksi Host, Agent, Enveronment dibedakan menjadi 4 yaitu :

1. Interaksi agent-lingkungan
2. Interaksi host-lingkungan
3. Interaksi host-agen
4. Interaksi agent host-lingkungan

Interaksi Host, Agent, dan Lingkungan

1. Interaksi antara agen penyakit dan lingkungan


- Keadaan dimana agen penyakit langsung dipengaruhi oleh lingkungan dan
terjadi pada saat pre-patogenesis dari suatu penyakit.
- Misalnya: Viabilitas bakteri terhadap sinar matahari, stabilitas vitamin sayuran
di ruang pendingin, penguapan bahan kimia beracun oleh proses pemanasan.
2. Interaksi antara Host dan Lingkungan
- Keadaan dimana manusia langsung dipengaruhi oleh lingkungannya pada fase
pre-patogenesis.
- Misalnya: Udara dingin, hujan, dan kebiasaan membuat dan menyediakan
makanan.
3. Interaksi antara Host dan Agen penyakit
- Keadaan dimana agen penyakit menetap, berkembang biak dan dapat
merangsang manusia untuk menimbulkan respon berupa gejala penyakit.
- Misalnya: Demam, perubahan fisiologis dari tubuh, pembentukan kekebalan,
atau mekanisme pertahanan tubuh lainnya.
- Interaksi yang terjadi dapat berupa sembuh sempurna, cacat, ketidakmampuan,
atau kematian.
4. Interaksi Agen penyakit, Host dan Lingkungan
- Keadaan dimana agen penyakit, manusia, dan lingkungan bersama-sama saling
mempengaruhi dan memperberat satu sama lain, sehingga memudahkan agen
penyakit baik secara langsung atau tidak langsungmasuk ke dalam tubuh
manusia.
- Misalnya: Pencemaran air sumur oleh kotoran manusia, dapat menimbulkan
Water Borne Disease

Pada garis besarnya ketiga unsur agent, pejamu dan lingkungan tersebut saling
berkaitan atau saling pengaruh mempengaruhi secara timbal balik. Ketiga unsur harus
dalam bentuk keseimbangan, kalau tidak akan menimbulkan berbagai penyakit. Ini berarti
agen itu tidak akan dapat menimbulkan penyakit bila host memiliki kekebalan yang bagus.
Daya tahan yang optimal. Host ini menjadi sehat bila didukung oleh lingkungan hidup yang
sehat memiliki tanda-tanda lingkungan fisik seperti halnya sanitasi lingkungn dan higine
sehat, sosial budaya dan ekonomi bagus stabil kuat. Lingkungan biologi seperti pepohonan
tertata rapi subur menyebarkan oksigen di udara bebas dan menyerap karbon dioksida (
CO2) dan gas-gas racun lainnya secara optimal, maka jasad renik patogen akan ditekan
sehingga tidak akan dapat menimbulkan penyakit. Sebaliknya lingkungan sosial budaya dan
ekonomi yang buruk,menyebabkan stress pada masyarakat. Stress adalah sumber timbulnya
berbagai, penyakit melalui sistem psikosomastis. Daya tahan menjadi rendah. Didukung
lingkungan fisik yang buruk, berupa sanitasi lingkungan dan higine yang jelek, menambah
kekuatan jasad renik. Patogen dapat beraksi dengan hebat.

E. Ayat atau Hadist tentang

َ َ َ َ َ ُ َ َ َ َ ‫َ َّ ي‬ َ َ َ َ ََ ُ َ َْْ َّ َ
ْ‫ب عن‬
ْ ِ ‫ال هريرْة أ‬
ْ ‫ ق‬: ‫ال‬
ْ ‫بق‬ ْ ‫عد َوى‬, ‫ل‬
ْ ِ ‫ الن‬: ‫ل‬ ْ ‫ل َوأح ي‬
ْ ‫ ط َيْة و‬, ‫ب‬ ْ ‫َالصالح الفأ‬

Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah bersabda: “Tidak ada penyakit menular dan thiyarah (merasa sial
dengan burung dan sejenisnya), dan saya menyukai ucapan yang baik”

Dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


ِ ‫علَى ُم‬
‫صح‬ ٌ ‫الَ ي ُْو ِرد ُ ُم ْم ِر‬
َ ‫ض‬

“Janganlah unta yang sehat dicampur dengan unta yang sakit”.2

Dan Sabda beliau,

َ ‫فِ َّر ِمنَ ْال َمجْ ذ ُ ْو ِم فِ َر‬


َ َ ‫اركَ ِمنَ األ‬
‫س ِد‬

“Larilah dari penyakit kusta seperti engkau lari dari singa”.3

Maka kompromi hadits ini:maksud dari hadits pertama yang menafikan penyakit menular
adalah penyakit tersebut tidak menular dengan sendirinya, tetapi menular dengan kehendak
dan takdir Allah. Berikut keterangan dari Al-Lajnah Ad-Daimah (semacam MUI di Saudi):

‫ وأما النهي عن الدخول في البلد‬،‫ ما كان يعتقده أهل الجاهلية من أن العدوى تؤثر بنفسها‬:‫العدوى المنفية في الحديث هي‬
‫ الذي وقع بها الطاعون فإنه من باب فعل األسباب الواقية‬.

Wabah yang dinafikan dari hadits tersebut yaitu apa yang diyakini oleh masyarakat jahiliyah
bahwa wabah itu menular dengan sendirinya (tanpa kaitannya dengan takdir dan kekuasaan
Allah). Adapun pelaranan masuk terhadap suatu tempat yang terdapat tha’un (wabah
menular) karena itu merupakan perbuatan preventif (pencegahan). 4

Hal ini diperkuat dengan hadits bahwa Allah yang menciptakan pertama kali penyakit
tersebut. Ia tidak menular kecuali dengan izin Allah.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu , bahwa seorang lelaki yang berkata
kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa onta yang berpenyakit kudis ketika berada
di antara onta-onta yang sehat tiba-tiba semua onta tersebut terkena kudis, maka beliau
bersabda:

‫فَ َم ْن أ َ ْعدَى ْاأل َ َّو َل ؟‬

“Kalau begitu siapa yang menulari (onta) yang pertama ?” 5

Disebutkan dalam hadits shahih riwayat Imam Bukhari, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:

‫َما أ َ ْنزَ َل هللاُ دَا ًء إِ َّال أ َ ْنزَ َل لَهُ ِشفَا ًء‬

“Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia juga menurunkan penawarnya.” (HR
Bukhari).

Anda mungkin juga menyukai