Anda di halaman 1dari 5

POTENSI DAN TANTANGAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN

DALAM PENCIPTAAN MASYARAKAT PESISIR YANG


SIAP MENJAWAB PERKEMBANGAN ZAMAN

Oleh :

Maria Maya Lestari, SH, MSc, MH*

PENDAHULUAN sebagai suatu daerah peralihan antara Ekosistem darat


Dewasa ini lautan menjadi pusat perhatian dari dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan
Negara-negara bangsa (nation states) dan perusahaan laut4 adalah merupakan wilayah yang saat ini peng-
trasnasional untuk memperoleh kekayaan, kekuasaan, aturannya berada dan sejalan dengan kelautan.
dan prestise. Eksploitasi lautan oleh berbagai pihak telah Pemerintah kita menetapkan ruang lingkup wilayah
menimbulkan berbagai masalah kontemporer seperti pesisir ini meliputi 12 mil laut dari garis pangkal ke arah
masalah politik, hukum, ekonomi, lingkungan, dan laut dan 100 meter dari pasang tertinggi ke arah
teknologi. Bahkan lautan telah dijadikan sebagai isu daratan5. Meskipun demikian sampai saat ini belum
dasar dalam saling ketergantungan antarnegara, serta satupun Undang-undang memberikan definisi yang jelas
stabilitas dan kemakmuran global dalam jangka panjang1 mengenai batasan wilayah pesisir.6
terutama bagi negara-negara yang memiliki pantai Hal ini dikarenan pendefinisian wilayah pesisir
maupun yang berbentuk Negara kepulauan. menurut beberapa pakar terutama dari bidang ilmu sosial
Indonesia, sebagai salah satu Negara kepulauan yang berpendapat bahwa wilayah pesisir juga tidak dapat
terbesar di dunia, dengan jumlah pulau sekitar 17.5082 buah dipisahkan dari permasalahan sosial-ekonomi masyar-
pulau yang membentang sepanjang 5.120 km dari timur akat pesisir. Karena fakta dilapangan banyak pemu-
ke barat sepanjang khatulistiwa dan 1.760 km dari utara kiman nelayan berada jauh ke arah daratan dari laut
ke selatan. Luas daratan negara Indonesia mencapai 1.9 dan pengaruh laut tidak langsung sampai ke rumah
juta km dan luas perairan laut tercatat sekitar 7.9 juta km². mereka, namun secara tidak langsung kehidupan sehari-
Lebih lanjut Negara Indonesia mempunyai panjang garis hari mereka sangat bergantung dan dipengaruhi oleh
pantai sekitar 81.791 km, yang merupakan pantai produksi laut.7
terpanjang kedua di seluruh dunia, setelah Canada3, Lain pesisir lain pula halnya dengan lautan, Laut
merupakan salah satu negara yang mempunyai beraneka- adalah keseluruhan rangkaian air asin yang meng-
ragam potensi sumber daya alam laut dan pesisir yang genangi permukaan bumi. Definisi ini hanya bersifat fisik
unik dan khas di setiap tempatnya. semata. Laut menurut definisi hukum adalah keselu-
ruhan air laut yang berhubungan secara bebas di seluruh
Pesisir dan Lautan Sebagai sebuah Potensi permukaan bumi.8 Sehingga sebagai sebuah negara
Pembahasan mengenai wilayah laut tidak akan kepulauan laut dan pesisir merupakan satu kesatuan
dapat dipisahkan dengan wilayah pesisir. Wilayah Pesisir yang saling bertergantungan satu sama lainnya, dan
*
Dosen tetap Fakultas Hukum Jurusan Hukum Internasional
1
Syamsumar Dam, Politik Kelautan, Bumi Aksara, Jakarta 2010, Hal. 1-2.
2
Jumlah pulau ini adalah jumlah pulau yang berada dibawah kedaulatan Negara Republik Indonesia berdasarkan penjelasan dalam
Undang-undang nomor 6 tahun 1996 tentang Perairan Indonesia.
3
Supriharyono, Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati di Wilayah Pesisir dan Laut Tropis, Pustaka Pelajar, Jakarta, 2009, Hal. 17.
4
Pasal 1 ayat 2 Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
5
Penjelasan lebih lanjut lihat Pasal 1 ayat 21 UUPWPPPK dan Pasal 56 ayat 1 PP 26 tahun 2008 tentang rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional.
6
Lihat Rokhmin Dahuri, Keanekaragaman Hayati Laut Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia, Gramedia Putaka, Jakarta, 2003.
hal. 25, memberikan pembanding China menetapkan pesisir pantai 15 km kearah darat dan 15 km kearah laut dari garis pantai sebagai
wilayah pesisir mereka, sedangkan di Australia (Negara bagian Queensland) menetapkan 3 mil kearah darat dari garis pangkal
7
Supriharyono, Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati di Wilayah Pesisir dan Laut Tropis, Pustaka Pelajar, Jakarta, 2009Hal. 19
8
Boer Mauna, 2005, Hukum Internasional Pengertian Peranan dan Fungsi dalam Era Dinamika Global 2nd ed, Alumni, Bandung, hal. 305

8 JURNAL SELAT, OKTOBER 2013, VOL. 1 NO. 1


dengan ciri karakter dan ciri khas kekayaan alam yang dan laut-laut Indonesia lainnya dengan nilai sekitar US$
saling melengkapi. 1.300 trilyun setiap tahunnya. Sehubungan dengan letak
Kekayaan sumber daya alam hayati perairan Indonesia yang secara geoekonomi dan geopolitik
Indonesia memiliki 27,2% dari seluruh species flora dan sangat strategis, yakni diapit oleh Samudra Pasifik dan
fauna yang terdapat di dunia, yang meliputi 12 % Samudra Hindia serta oleh Benua Asia dan Australia,
mammalia, 23,8% ampibia, 31,8% reptilian, 44,7% ikan, maka seharusnyalah bangsa Indonesia yang paling
40% mollusca, dan 8,6% rumput laut9 selain itu ada lagi mendapatkan keuntungan yang besar dari posisi
sumber daya minyak lepas pantai, sumber daya gas kelautan global.11
bumi, sumber daya pasir laut, dll. Keuntungan lainnya yang dimiliki oleh negara
Bila dikelompokkan secara spesifik, maka Indonesia kepulauan adalah, masyarakat dan pemerintahnya
memiliki empat sumber daya kelautan yang dapat masih diberikan hak pengelolaan dan memanfaatkan
menjadi modal besar dalam mensejahterakan rakyatnya, Laut Lepas sebagai sebuah common heritage mankind
antara lain10: (laut adalah milik bersama semua umat) selama sebuah
1. Sumber daya alam terbarukan (reneable resources); negara itu mampu dan mau memanfaatkannya sesuai
Yang antara lain meliputi sumber daya perikanan, dengan kapasitas dan daya dukung lingkungan laut itu
hutan mangrove, terumbu karang, rumput laut, sendiri.
padang lamun, dan senyawa-senyawa bioaktif
(bioaktif substances dan natural products) sebagai Tantangan Pengelolaan Wilayah Pesisir
bahan baku industri farmasi, konsmetik, makanan 1. Ditinjau dari sudut Pandang Peraturan Perun-
dan minuman, dan industri lainnya. dangan
2. sumber daya alam tak terbarukan (non reneable Pengelolaan wilayah laut ditinjau dari sudut
resources); peraturan perundang-undangan Indonesia sebenarnya
Antara lain minyak dan gas bumi, timah, bauksit, telah disinggung dalam Undang-Undang Nomor 32
bijih besi, mangan, fosfor dan bahan tambang serta Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
mineral lainnya. tentang Pemerintahan Daerah, menjelaskan bahwa
3. Energi Kelautan Daerah yang memiliki wilayah laut diberikan kewe-
Termasuk kedalam kategori energi kelautan ini nangan untuk mengelola sumber daya di wilayah laut
adalah energi gelombang, pasang surut, arus laut, dan mendapatkan bagi hasil atas pengelolaan sumber
dan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion). daya alam di bawah dasar dan/atau di dasar laut sesuai
4. Jasa-jasa lingkungan Kelautan; dengan peraturan perundang-undangan12.
Berupa fungsi laut sebagai media transportasi dan Pasca reformasi dan era otonomi, pengelolaan
komunikasi, keindahan alam untuk rekresi dan sumber daya kelautan dikembalikan ke daerah dengan
pariwisata, penelitian dan pendidikan, pertahanan tujuan dasar bahwa daerahlah yang lebih memahami
dan keamanan, pengatur iklim (climate relugulator), dan mengetahui karakteristik dan keunikan wilayah laut
dan system penunjang kehidupan (life-supporting termasuk pesisir pantai daerah mereka. Untuk itulah
systems). dalam rangka memenuhi kebutuhan pengelolaan
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil termasuk perairan
Potensi ekonomi ini menjadi lebih bermakna dan diantaranya telah pula dikeluarkan Undang-Undang
bernilai strategis, seiring dengan pergeseran pusat nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah
kegiatan ekonomi dunia sejak akhir abad ke -20 dari Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (UUPWPPPK) sebagai
poros Atlantik ke poros Asia-Pasifik. Hampir 70% total lex spesialis pemanfaatan sumber daya pesisir dan
perdagangan dunia berlangsnung diantara negara- pulau-pulau kecil.
negara Asia Pasifik, dan sekitar 75% dari barang-barang Pasal 1 ayat 4 UUPWPPPK memberikan batasan
yang diperdagangkannya ditransportasikan melalui laut, sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai
terutama Selat Malaka, Selat Lombok, Selat Makassar, sumber daya hayati, sumber daya nonhayati; sumber

9
Achmar Mallawa, Pengelolaan SumberDaya Ikan Berkelanjutan dan Berbasis Masyarakat, Makalah Lokakarya Agenda Penelitian
Program COREMAP II Kabupaten Selayar, 9-10 September 2006
10
Rokhmin Dahuri dalam Mukhtasor, Pencemaran Pesisir dan Laut, Alika, Jakarta, 2006, hal. x
11
Rokhmin Dahuri, ibid.
12
Pasal 18 ayat 1 dan 2 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

JURNAL SELAT, OKTOBER 2013, VOL. 1 NO. 1 9


daya buatan, dan jasa-jasa lingkungan; sumber daya Nomor 2004 tentang Pemerintahan Daerah, menjelas-
hayati meliputi ikan, terumbu karang, padang lamun, kan wilayah yang menyangkut bidang pertahanan dan
mangrove dan biota laut lain; sumber daya nonhayati keamanan serta fiskal merupakan tanggungjawab
meliputi pasir, air laut, mineral dasar laut; sumber daya negara, sehingga dalam hal ini wilayah laut yang
buatan meliputi infrastruktur laut yang terkait dengan melebihi 12mil laut dan/atau yang kurang dari 12 mil
kelautan dan perikanan, dan jasa-jasa lingkungan laut tetapi merupakan kawasan strategis nasional maka
berupa keindahan alam, permukaan dasar laut tempat akan ada koordinasi antara pemerintah daerah dan
instalasi bawah air yang terkait dengan kelautan dan pemerintah pusat dalam pengelolaannya.
perikanan serta energi gelombang laut yang terdapat di Arti penting dalam penentuan wilayah pengelolaan
Wilayah Pesisir. ini penting, karena dengan adanya pembagian
Kewenangan daerah untuk mengelola sumber daya pengelolaan wilayah pesisir dan laut maka aka mudah
di wilayah laut termasuk sepanjang pesisir diantaranya dimintakan pertanggujawaban dari setiap daerah yang
itu dapat meliputi13: berwenang atas setiap inci wilayah yang dimanfaatkan
a. eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan dan dikelolanya.
kekayaan laut; Undang-undang pengelolaan wilayah pesisir
b. pengaturan administratif; memberikan batasan Ruang lingkup pengaturan
c. pengaturan tata ruang; Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sebagai landasan
d. penegakan hukum terhadap peraturan yang hukum pemerintah NKRI mengelola wilayah pesisirnya
dikeluarkan oleh daerah atau yang dilimpahkan memberikan batasan yang lebih spesifik tentang ruang
kewenangannya oleh Pemerintah; lingkup pengelolaan WPPPK, meliputi Wilayah Pesisir,
e. ikut serta dalam pemeliharaan keamanan; dan yakni ruang lautan yang masih dipengaruhi oleh kegiatan
f. ikut serta dalam pertahanan kedaulatan negara. di daratan dan ruang daratan yang masih terasa
pengaruh lautnya, serta Pulau-Pulau Kecil dan perairan
Mengenai pembagian batasan pengelolaan wilayah sekitarnya yang merupakan satu kesatuan dan
pesisir dan laut antara daerah kabupaten, Provinsi dan mempunyai potensi cukup besar yang pemanfaatannya
Pusat adalah : berbasis sumber daya, lingkungan, dan masyarakat
Dari penjelasan diatas dapatlah ditarik suatu benang
1. Kewenangan Provinsi; merah pengelolaan wilayah pesisir Indonesia, dimana
Maksimal paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur dalam menyelenggarakan pengelolaan wilayah laut dan
dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah pesisirnya pasca otonomi daerah dan disentralisasi,
perairan kepulauan, Apabila wilayah laut antara 2 (dua) telah diserahkan ke daerah sebagai ujung tombak
provinsi kurang dari 24 (dua puluh empat) mil, pembangunan wilayah laut beserta wilayah pesisir
kewenangan untuk mengelola sumber daya. Di wilayah sebagai salah satu rantai penunjang ekosistem laut.
laut dibagi sama jarak atau diukur sesuai prinsip garis
tengah dari wilayah antar 2 (dua) provinsi tersebut, dan 2. Kesiapan Pemerintah Daerah
untuk kabupaten/kota memperoleh 1/3 (sepertiga) dari Tantangan bagi pemerintah daerah di Indonesia
wilayah kewenangan provinsi dimaksud. terutama yang provinsi yang berbentuk kepulauan
seperti Kepulauan Riau adalah bagaimana daerah
2. Kewenangan Kabupaten; Kabupaten dan provinsi mempersiapkan master plan
Pembagian pengelolaan laut kepada kabupaten perencanaan pengelolaan wilayah pesisir mereka. Mulai
meliputi 1/3 (sepertiga) dari wilayah kewenangan dari wilayah yang terdiri dari pulau-pulau, berada
provinsi untuk kabupaten/kota dikawasan perbatasan negara sampai dengan besarnya
potensi pencemaran dan perusakan lingkungan laut
3. Kewengan Pusat; yang nantinya akan berdampak kepada wilayah pesisir
Meskipun di dalam peraturan pemerintah daerah sebagai satu kesatuan ekosistem wilayah laut.
tidak menyatakan secara tegas mengenai batasan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
wilayah pengelolaan laut oleh pemerintah pusat namun meliputi kegiatan perencanaan, pemanfaatan, peng-
didalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang awasan, dan pengendalian terhadap interaksi manusia
Penataan Ruang dan Pasal 10 ayat 12 Undang-undang dalam memanfaatkan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-

13
Pasal 18 ayat 3 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

10 JURNAL SELAT, OKTOBER 2013, VOL. 1 NO. 1


Pulau Kecil serta proses alamiah secara berkelanjutan (Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir). Masya-
dalam upaya meningkatkan kesejahteraan Masyarakat rakat yang pasif mesti didorong dan dibantu melalui
dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik program ini. Dengan program ini masyarakat akan
Indonesia.14 mendapat pengarahan, bantuan modal serta program–
Proses yang utama dan pertama dalam pengelolaa program yang konkrit seperti bantuan bbm subsidi bagi
wilaya peseisir adalah bagaimana daerah mulai masyarakat nelayan, kedai-kedai masyarakat pesisir,
melakukan perencaan yang mana ujung tombak dalam sampai dengan mendirikan koperasi bagi para nelayan.
pengelolaan pesisir adalah tahapan perencanaan yang
dimulai dari tingkayt kabui[paten dan kota, kemudian 3. Kalangan akademisi dan lembaga sosial
naik ke tingkat provinsi sampai menjadi suatu kemasyarakatan
perencanaan tingkat nasional. Selain itu, sesuai peraturan perundangan bila telah
Amanat Undang-undang dalam melakukan pengelol- diundangkan maka semua masyarakat dianggap tahu,
aan wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil adalah sedangkan masyarakat yang hidup dipesisir banyak
mengamanatkan setiap daerah mulai dari kabupaten yang tidak mengetahui keberadaan peraturan perun-
merncanakan setiap sudut wilayahnya mulai dari pesisir dang-undangan bahkan tidak mengetahui program-
sampai ke ruang lautnya. Setiap kabupaten dan Provinsi program yang telah dibuat oleh pemerintah pusat dan
mesti sudah membuat rancangan tata ruang wilayah daerah untuk mereka. Disinilah diperlukan bantuan
pesisir, laut dan pulau-pulaunya. Hal ini sesuai dengan kalangan akademisi, para terpelajar dan LSM yang
konsep otonomi, dimana daerahlah yang lebih mengenal konsen terhadap kepentingan masyarakat pesisir
potensi dan kondisi geografis, sosial budaya sampai membantu turun kelapangan mensosialisasikan
dengan perekonomian masyarakatnya. program dan peraturan pemerintah baik tingkat pusat
Dengan adanya amanat UUPWPPPK tentang dan daerah yang berkaitan dengan hak dan kewajiban
perencaan pengelolaan wilayah pesisir (yang didalam- masyarakat tempatan. Masyarakat pesisir terutama
nya termasuk juga wilayah laut dan pulau-pulau kecil/ tokoh masyarakat mesti mengetahui apa saja yang
terluar) yang diserahkan kepada setiap daerah, menjadi hak dan kewajiban mereka. Pada saat mereka
menjadikan ini sebagai tantangan dan cabaran bagi sudah mengetahui hak dan kewajiban mereka maka
pemerintah daerah sebagai pejabat pelaksana, pejabat masyarakat yang sudah sadar hukum tersebut akan
legislatif sebagai penentu dan pembuat peraturan dapat benar-benar menjadi sosial kontrol dan berperan
sampai dengan pengusaha dan masyarakat daerah, serta dalam program kerja pemerintah.
mestilah bersama-sama mencari tahu apa yang menjadi Sehingga antara berbagai macam program yang
potensi wilayah mereka, apa produk unggulan dari telah direncanakan dan juga pelaksanaannya dapat
wilayahnya sampai dengan bagaimana menyelaraskan berjalan dengan baik dengan harapan dapat memini-
laju pertumbuhan ekonomi dengan budaya adat istiadat malisir terjadinya benturan kepentingan pemerintah dan
masyarakat tempatan. kepentingan masyarakat tempatan yang memang
Sudah saatnya daerah lebih kreatif dalam mencari menggantungkan hidupnya dan perekonomiannya dari
potensi sumber daya alamnya sendiri di bidang kelautan, hasil sumberdaya kelautan, bahkan lebih jauh agar dapat
bagi kabupaten dan Provinsi yang diperbatasan sudah terjalin sinergi antara keduanya sehingga seluruh
mesti menerapkan perencanaan terpadu antara daerah kepentingan dapat terwadahi demi kebaikan semua
dan pusat, mengingat sebagian dari daerahnya adalah kalangan.
merupakan pintu gerbang negara dengan negara lain.
Perencanaan merupakan sebuah batu pondasi bagi 4. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
proses pembangunan kelautan dikemudian hari, karena Pengelolaan wilayah laut tidak akan lepas dari
bila perencaan pengelolaan kelautan tidak terencana pengetahuan dan teknologi, bagaimana mungkin
dengan baik dampaknya akan terasa dikemudian hari masyarakat pesisir terutama para nelayan mampu
dimana masyarakatlah (terutama masyarakat nelayan meningkatkan daya tangkap perikanan serta ekosistem
dan pesisir) yang akan merasakan dampak yang utama. laut lainnya seperti mangrove, budidaya terumbu
Peran serta pemerintah daerah dalam hal memper- karang, sampai dengan budidaya tumbuhan laut lainnya
siapkan masyarakat pesisir saat ini dapat juga dengan seperti budidaya rumput laut. Semuanya itu memerlukan
aktif dan benar-benar melaksanakan program PEMP keahlian dan keahlian dan teknologi dalam proses

14
Pasal 5 UUPWPPPK.

JURNAL SELAT, OKTOBER 2013, VOL. 1 NO. 1 11


pelaksanaannya. Selain itu masyarakat juga mesti menggunakan teknologi agar tidak cala bersaing dengan
cerdas dan tahu akan potensi pencemaran dan nelayan-nelayan di luar negeri. Bantuan modal
perusakan lingkungan pesisir, terutama bagi kawasan- diharapkan tidak hanya datang dari pemrintah saja
kawasan pesisir yang telah tercemar dan rusak semua namun mesti bersama-sama dengan dunia usaha.
memerlukan teknologi dalam upaya pemulihan. Bila kelima hal diatas telah terpenuhi maka langkah
terakhir yang mesti dilaksanakan ádalah managemen
5. Bantuan Modal pengelolaan yang baik dan benar. Dimana semua pihak
Modal merupakan alasan yang utama bagi masyara- mampu menjalankan peran dan tugasnya masing-
kat pesisir terutama nelayan tradicional untuk naik masing sehingga akan tercipta suatu sistem yang
peringkat menjadi nelayan modern yang mampu terpadu antara seluruh unsur-unsur yang terkait.

DAFTAR PUSTAKA

Achmar Mallawa, Pengelolaan SumberDaya Ikan Supriharyono, Konservasi Ekosistem Sumberdaya


Berkelanjutan dan Berbasis Masyarakat, Hayati di Wilayah Pesisir dan Laut Tropis,
Makalah Lokakarya Agenda Penelitian Program Pustaka Pelajar, Jakarta, 2009
COREMAP II Kabupaten Selayar, 9-10 Syamsumar Dam, Politik Kelautan, Bumi Aksara,
September 2006 Jakarta 2010
Boer Mauna, 2005, Hukum Internasional Pengertian Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang
Peranan dan Fungsi dalam Era Dinamika Global Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
2nd ed, Alumni, Bandung Undang-Undang Nomor 6 tahun 1996 tentang Perairan
Mukhtasor, Pencemaran Pesisir dan Laut, Alika, Jakarta, Indonesia.
2006 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
Rokhmin Dahuri, Keanekaragaman Hayati Laut Aset Pemerintahan Daerah
Pembangunan Berkelanjutan Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang
Gramedia Putaka, Jakarta, 2003 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

12 JURNAL SELAT, OKTOBER 2013, VOL. 1 NO. 1

Anda mungkin juga menyukai