Anda di halaman 1dari 38

SISTEM REPRODUKSI

ASKEP GANGGUAN HEMATOLOGIS PADA KEHAMILAN

KELOMPOK 4 :

1. ANNISHA ALLAMA NOPTHIKA


2. ANJELA NOVEREN
3. FAJAR RAMADHAN
4. PEGGY RIVIEA AMASKTA
5. REZA SOFIA
6. TIKA YULASNI
7. YAUMIL REFTI
8. YUMIKO PASTIKA

S1 KEPERAWATAN III A

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini, kami
berterima kasih kepada dosen yang telah memberikan kepercayan terhadap kami untuk
menyusun makalah ini, dan juga kepada teman teman yang telah membantu dalam
mengerjakan makalah tentang “Gangguan Hematologi pada Kehamilan”, Adapun
tujuan dari makalah ini adalah untuk memahami mengenai asuhan keperawatan pada
pasien “Gangguan Hematologi pada Kehamilan”.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna, mengingat pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki masih
sangat terbatas. Oleh karena itu, kami juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun semangat, agar kedepan kami bias membuat makalah dengan lebih baik.
Dan kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami, khususnya pembaca dan
pihak yang memerlukan pada umumnya.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan Rahmat serta karunianNya kepada
semua pihak yang telah turut membantu penyusunan makalah ini.

Padang, 28 September 2018

KELOMPOK 4
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : Pendahuluan

1. Latar belakang
2. Tujuan

BAB II : Tinjauan Teori

A. KONSEP PATOFISIOLOGI PENYAKIT

1. Pengertian
2. Anatomi dan fisiologi
3. Etiologi
4. Klasifikasi
5. Manisfestasi klinis
6. Komplikasi
7. Patofisiologi
8. WOC
9. Pemeriksaan diagnostik
10. Penatalaksanaan medis dan keperawatan

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi keperawatan

BAB III : Penutup

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Darah adalah suatu cairan yang diciptakan untuk memberi kita kehidupan.
Pada saat beredar didalam tubuh, darah menghangatkan, mendinginkan,
memberi makan dan melindungi tubuh dari zat-zat beracun. Selain itu, darah
segera memperbaiki kerusakan apapun pada dinding pembuluh darah
sehingga sistem tersebut kembali seperti semula. Rata-rata terdapat 1,32
galon(5 liter) darah dalam tubuh manusia mempunyai berat 132 pon (60 kg).
Jantung mampu mengedarkan seluruh jumlah ini didalam tubuh dengan mudah
dalam sesaat. Bahkan, saat berlari atau bahkan berolahraga, tingkat peredaran
darah meningkat hingga lima kali lipat lebih cepat. Pembuluh darah diciptakan
dengan bentuk yang sempurna sehingga tidak ada penyumbatan ataupun
endapan yang terbentuk.
Kelainan hematologi yang sering terjadi adalah adanya penurunan jumlah
sel darah merah yaitu anemia. Terjadi akibat produksi darah merah dari
sumsum tulang berkurang yang diakibatkan oleh kekurangan faktor untuk
eritropoesis, seperti asam folat, vitamin B12, dan besi.(Brunner & Suddarth.
2002)
Pada ibu hamil juga sering terjadi anemia. Dapat terjadi apablila kondisi ibu
hamil dengan kadar hemogbin (Hb) dalam darahnya dibawah 11 gr% pada
trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002).
Sedangkan anemia pada kehamilan yaitu dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam
darah ibu hamil kurang dari 12gr% (Wiknjosastro,2002)
B. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian gangguan hematologi pada kehamilan


2. Untuk mengetahui anatomi gangguan hematologi pada kehamilan
3. Untuk mengetahui etiologi gangguan hematologi pada kehamilan
4. Untuk mengetahui klasifikasi gangguan hematologi pada kehamilan
5. Untuk mengetahui manisfestasi klinis gangguan hematologi pada
kehamilan
6. Untuk mengetahui komplikasi gangguan hematologi pada kehamilan
7. Untuk mengetahui patofisiologi gangguan hematologi pada kehamilan
8. Untuk mengetahui WOC gangguan hematologi pada kehamilan
9. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik gangguan hematologi pada
kehamilan
10. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis dan keperawatan gangguan
hematologi pada kehamilan
11. Untuk mengetahui pengkajian mengenai gangguan hematologi pada
kehamilan
12. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan mengenai gangguan
hematologi pada kehamilan
13. Untuk mengetahui intervensi keperawatan mengenai gangguan
hematologi pada kehamilan
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

I. KONSEP PATOFISIOLOGI PENYAKIT


A. PENGERTIAN
Kehamilan memicu perubahan fisiologis yang sering mengaburkan
diagnosis sejumlah kelainan hematologis serta pengkajian pengobatannya.hal
ini terutama berlaku pada anemia.salah satu perubahan paling bermakna adalah
ekpansi volume darah dengan peningkatan volume plasma yang tidak sepadan
sehingga hematokrit biasanya menurun.
Wanita hamil rentan terhadap berbagai kelainan darah yang mungkin
mengenai setiap wanita usia subur.kelainan-kelainan tersebut mencakup
penyakit yang didiagnosis sebelum hamil,misalnya penyakit anemia
herediter,trombositopenia immunologis,dan bahkan keganasan seperti leukimia
dan limfoma.
Pada kasus-kasus ini ,kelainan timbul selama kehamilan akibat perubahan
kebutuhan,misalnya penyakit anemia defesiensi besi dan anemia megaloblastik
pada defisiensi asam folat.sebagian kasus lain lagi,kehamilan mungkin
menyamarkan kelainan hematologis,contohnya anemia
hemolitikaterkonpensasi akibat hemoglobinati atau defek sel darah
merah.penyakit-penyakit tertentu dapat timbul pertama kali saat kehamilan
seperti anemia aplastik atau anemia hemolitik autoimun.
Pengertian dari penyakit-penyakit gangguan hematologi dalam kehamilan
adalah:
1. Anemia
WHO mendefenisikan anemia dalam kehamilan sebagai kadar Hb kurang
dari 11 g/dl,walaupun defenisi kadar Hb kurang dari 10,5 g/dl lebih banyak
digunakan secara luas pada trisemester kedua,saat hemodilusi fisiologis
mencapai nilai maksimal (2006).
2. Hemoglobinati (penyakit sel sabit dan thalasemia)
Hemoglobinati adalah sebuah istilah luas yang digunakan untuk
mendeskripsikan berbagai gangguan yang memengaruhi struktur
hemoglobin,suatu komponen penting SDM.
3. Gangguan sel sabit
Penyakit sel sabit homozigot (Hbss) adalah penyakit resesif autosom
dengan penderita adalah homozigot (diwariskan dari kedua orang tua) untuk
gen mutan,sementara individu pembawa sifat adalah heterozigot (HbAs).
4. Talasemia
Talesemia merupakan gangguan sintesis hemoglobin yang diturunkan
dan bersifat resesif autosom, biasanya diderita oleh kelompok populasi
yamg berasal dari afrika, karibia, mediterania, asia tenggara, dan timur
tengah.
5. Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik adalah suatu gangguan didapat yang dicirikan
dengan mikrositosis volume sel rata-rata eritrosit berada diatas rentang
normal yaitu 80-95 femtoliter (fl).Gangguan ini disebut megaloblastik
karna perkembangan ukuran sel darah merah di sum-sum tulang lebih besar
dari normal dan memiliki inti sel yang imatur.
6. Anemia defisiensi zat besi
Anemia defisiensi zat besi (IDA,iron deficiency anemia) merupakan
kelainan hematologi yang paling sering terjadi selama kehamilan.kelainan
ini memengaruhi sekitar 15% sampai 25% wanita hamil, yang bergantung
pada kelompok etnik dan sosiekonomi yang sedang diteliti (scot et al,1994).
Kehamilan dapat memengaruhi resiko klien mengalami IDA;IDA juga
dapat memengaruhi kehamilan.
7. Trombositopenia dalam kehamilan
Trombositopenia adalah penurunan jumlah trombosit (platelet) yang
dapat menyebabkan pendarahan di bawah kulit, yang disebut purpura,dan
menghasilkan memar spontan serta perdarahan pascacedera,
trombositopenia.

A.
B. ANATOMI FISIOLOGI
1. ANATOMI DARAH
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen
yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau
bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata
hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti
darah. Darah memiliki warna merah yang berasal dari kandungan oksigen
dan karbon dioksida di dalamnya. Adanya oksigen dalam darah diambil
dengan jalan bernafas, dan zat ini sangat berguna pada peristiwa
pembakaran/metabolisme di dalam tubuh.
2. KARAKTERISTIK DARAH
Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya (elemen
pembentuknya) tertahan dan berada dalam matriks cairan (plasma). Darah
lebih berat dan lebih kental dari pada air yaitu memiliki berat jenis
1,041-1,067 dengan temperatur 380C dan PH 7,37-7,45. Warna darah
bervariasi dari merah terang sampai merah tua kebiruan, tergantung pada
kadar oksigen yang di bawa sel darah merah. Darah pada tubuh manusia
mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45% sel-sel darah (darah
padat). Jumlah darah pada tubuh orang dewasa sebanyak kira-kira 1/13 dari
berat badan atau sekitar 4-5 liter. Jumlah darah tersebut pada setiap orang
berbeda-beda. Tergantung kepada umur, ukuran tubuh, dan berbanding
terbalik dengan jumlah jaringan adiposa pada tubuh.
3. KOMPONEN DARAH
 Plasma 55 % dari volume darah
 Sel darah 45 % dari volume darah
a. PLASMA DARAH
1) Air (90-92 %) : sebagai pelarut, absorbsi dan pelepasan panas
2) Protein ( 3%) :
 Albumin : dihasilkan di hati berfungsi mempertahankan tekanan
osmotik agar normal (25 mmHg)
 Globulin : berfungsi untuk respon imun. Berisi serum darah
(Cairan yang tidak mengandung unsur fibrinogen). Protein
dalam serum inilah yang bertindak sebagai Antibodi terhadap
adanya benda asing (Antigen). Zat antibodi adalah senyawa
Gama Þ Globulin. Tiap antibodi bersifat spesifik terhadap
antigen dan reaksinya bermacam-macam.
Antibodi yang dapat menggumpalkan antigen Þ Presipitin.
Antibodi yang dapat menguraikan antigen Þ Lisin.
Antibodi yang dapat menawarkan racun Þ Antitoksin.
 Fibrinogen ; berfungsi untuk pembekuan darah.
3) Mineral 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam
fosfat, magnesium, kalsium dan zat besi)
4) Bahan Organik 0,1% (glukosa, lemak, asam urat, kreatinin, kolesterol,
gliserin dan asam amino)
b. SEL DARAH
1) Eritrosit
Merupakan bagian utama dari sel darah. Berupa cakram kecil
bikonkaf, cekung pada kedua sisinya, sehingga dilihat dari samping
nampak seperti dua buah bulan sabit yang saling bertolak belakang.
Berdiameter 8 mikron, dan mempunyai ukuran ketebalan sebagai berikut:
pada bagian yang paling tebal, tebalnya 2 mikron, sedangkan pada bagian
tengah tebalnya 1 mikron atau kurang. Volume rata-rata sel darah merah
adalah sebesar 83 mikron kubik. Dalam setiap millimeter kubik darah
terdapat 5.000.000 sel darah. Strukturnya terdiri atas pembungkus luar
atau stroma, berisi massa hemoglobin.
Hemoglobin merupakan protein kompleks terdiri atas protein, globin
dan pigmen hem (mengandung besi). Jadi besi penting untuk Hb.
Kebutuhan besi pria dan wanita berbeda karena pria hanya kehilangan 1
mg besi/hari sedangkan wanita kehilangan sampai 20 mg besi selama
menstruasi normal. Hemoglobin dirombak kemudian dijadikan pigmen
Bilirubin (pigmen empedu).
Konsentrasi sel-sel darah merah di dalam darah pada pria normal
jumlah rata-rata sel-sel darah merah per millimeter kubik adalah 5.200.000
dan pada wanita normal jumlahnya 4.700.000 . Jumlah sel-sel darah merah
ini bervariasi pada kedua jenis kelamin, perbedaan umur, ketinggian
tempat seseorang.
Fungsi sel darah merah antara lain :
 Sel darah merah berfungsi mengedarkan O2 ke seluruh
tubuh. Sel darah merah akan mengikat oksigen dari
paru–paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan
mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk
dikeluarkan melalui paru–paru. Pengikatan oksigen dan
karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah
bersenyawa dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin
(Hb + oksigen 4 Hb-oksigen) jadi oksigen diangkut dari
seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yang nantinya setelah
tiba di jaringan akan dilepaskan: Hb-oksigen Hb + oksigen,
dan seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa dengan karbon
dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (Hb +
karbon dioksida Hb-karbon dioksida) yang mana karbon
dioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru.
 Berfungsi dalam penentuan golongan darah.
 Eritrosit juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh.
Ketika sel darah merah mengalami proses lisis oleh patogen
atau bakteri, maka hemoglobin di dalam sel darah merah
akan melepaskan radikal bebas yang akan menghancurkan
dinding dan membran sel patogen, serta membunuhnya.
 Eritrosit juga melepaskan senyawa S-nitrosothiol saat
hemoglobin terdeoksigenasi, yang juga berfungsi untuk
melebarkan pembuluh darah dan melancarkan arus darah
supaya darah menuju ke daerah tubuh yang kekurangan
oksigen.
2) Leukosit
Rupanya bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar dari sel
darah merah, tetapi jumlahnya lebih kecil. Jumlah sel pada orang dewasa
berkisar antara 6000 – 9000 sel/cc darah. Jumlah sel tersebut bergantung
dari bibit penyakit/benda asing yang masuk tubuh. Peningkatan jumlah
leukosit merupakan petunjuk adanya infeksi. Lekopeni (berkurangnya
jumlah leukosit sampai di bawah 6000 sel/cc darah), Lekositosis
(Bertambahnya jumlah leukosit melebihi normal di atas 9000 sel/cc
darah).
Fungsi sel darah putih antara lain :
 Mengepung daerah yang terkena infeksi atau cedera
 Menangkap organisme hidup dan menghancurkannya
 Menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan kayu,
benang jahitan (catgut), dll dengan cara yang sama.

Sebagai tambahan granulosit memiliki enzim yang dapat memecah


protein, yang memungkinkan merusak jaringan tubuh, menghancurkan
dan membuangnya. Dengan ini jaringan yang sakit atau terluka dapat
dibuang dan dimungkinkan sembuh.

Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat
dihentikan sama sekali. Bila kegiatannya tidak dapat berhasil dengan
sempurna, maka dapat terbentuk nanah. Nanah berisi ―jenazah‖ dari
kawan dan lawan. Fagosit yang terbunuh dalam perjuangannya melawan
kuman yang menyerbu masuk disebut sel nanah.

Jenis Leukosit

 Granulosit Þ Lekosit yang di dalam sitoplasmanya memiliki


butir-butir kasar (granula). Berasal dari sel induk di sumsum
tulang merah dari mieloblas menjadi mielosit sebelum
berdiferensiasi menjadi salah satunya Jenisnya adalah
eosinofil, basofil dan netrofil.
 Netrofil : (ada dua jenis sel yaitu netrofil batang dan
netrofil segmen). Disebut juga sebagai sel-sel PMN
(Poly Morpho Nuclear). Berfungsi sebagai fagosit.
fungsi utamanya melindungi terhadap benda asing
yang masuk tubuh khususnya kuman dan
melenyapkan bahan limbah. Sel-sel ini tertarik
ketempat infeksi ke tempat infeksi oleh substansi
kimia yang dilepaskan oleh sel-sel cedera
 Eosinofil : mengandung granola berwama merah
(warna eosin) disebut juga asidofil. Berfungsi pada
reaksi alergi (terutama infeksi cacing). Banyak
diantaranya bermigrasi keluar pembuluh darah
menuju daerah tubuh yang terpapar misalnya jaringan
ikat dibawah kulit, membran mukosa saluran nafas
dan cerna, pelapis vagina dan rahim. Fungsi eosinofil
melindungi tubuh terhadap bahan asing (parasit).
 Basofil : mengandung granula berwarna biru (warna
basa). Berfungsi pada reaksi alergi. Sel ini
menggetahkan histamin, yang menimbulkan
vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas dinding
kapiler. Hal ini mempermudah fagosit dan substansi
protektif lain spt zat anti, tiba dicelah jaringan
bersama sel mast mengumpul didaerah radang yang
menyembuh.
 Agranulosit Þ Lekosit yang sitoplasmanya tidak memiliki
granola. Jenisnya adalah limfosit dan monosit.
 Monosit : sel mononuklir besar asal sumsum tulang
merah. Beredar di dalam darah, berfungsi terutama di
jaringan sesudah berkembang menjadi makrofag.
Keduanya menghasilkan interleukin 1 yang bekerja
pada hipotalamus, menaikkan suhu badan pada infeksi
dengan kuman, merangsang pembentukan globulin
oleh hati dan meningkatkan produksi limfosit T aktif.
 Limposit : ada dua jenis limposit
o Limposit-T, diaktifkan o/ timosin dalam kel
timus
o Limposit-B, diaktifkan dalam jaringan
limpoid.
Sebagian beredar dalam darah dan lainnya menetap
di jaringan limpoid, bila limposit aktif bertemu anti gen
maka masing2 dapat berkembang menjadi sel efektor
yang menghadapi anti gen itu dan sel memori yang
menetap dalam jaringan limpoid (apabila serangan
kedua, sudah dikenali).

3) Trombosit
Trombosit merupakan keping darah, asalnya dari sel megakariosit
dalam sumsum tulang merah. Jumlah normalnya berkisar antara 200.000 –
350.000 per mm3 darah. Fungsinya yaitu memegang peranan penting
dalam pembekuan darah. Jika banyaknya kurang dari normal, maka
apabila terdapat luka dan darah tidak segera membeku sehingga timbul
pendarahan yang terus menerus. Trombosit lebih dari 300.000 disebut
trombositosis. Trombosit yang kurang dari 200.000 disebut
trombositopenia. Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut
membantu terjadinya peristiwa pembekuan darah, yaitu Ca2+ dan
fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka.
Di dalam trombosit terdapat banyak sekali faktor pembeku
(Hemostasis) antara lain adalah Faktor VIII (Anti Haemophilic Factor) Þ
Jika seseorang secara genetis trombositnya tidak mengandung faktor
tersebut, maka orang tersebut menderita Hemofili. Pada penyakit demam
berdarah, jumlahnya sangat menurun (dikatakan trombositopeni) dan
pasien cenderung berdarah dibawah kulit (purpura) atau di selaput lendir.
4. FUNGSI DARAH
a. Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)
b. Homeostasis (mengatur keseimbangan zat, pH regulator)
c. Fungsi transportasi
o Mengangkut oksigen dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh
jaringan tubuh dan mengangkut karbon dioksida dari jaringan
untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
o Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan
dibagikan ke seluruh jaringan atau alat tubuh.
o Mengangkut hormon dari kelenjar endokrin
o Mengangkat atau mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi
tubuh untuk dikeluarkan melalui ginjal dan kulit.
d. Fungsi pertahanan tubuh
Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun
dalam tubuh dengan perantaraan leukosit dan antibody atau zat–zat anti
racun.
e. Menutup luka.
Kulit merupakan penghalang masuknya beberapa macam bakteri
kedalam tubuh yang dilengkapi dengan cairan berupa lendir dan zat-zat
kimia. Jika kulit rusak,misalnya luka atau lecet, kemungkinan bakteri
dapat masuk. Sel darah putih keluar dari kapiler untuk melawan bakteri
yang masuk. Kalau sel darah putih tidak dapat bertahan maka sel darah
putih akan mati bersama dengan jaringan yang berada di sekitarnya dan
menimbulkan bengkak serta membentuk nanah.
C. ETIOLOGI
Penyebab dari gangguan hematologi pada kehamilan adalah:
1. Anemia
Anemia disebabkan oleh penurunan produksi sel darah merah karena
kekurangan zat yang dibutuhkan seperti zat besi, asam folat, vitamin B12
dan masalah produksi di sumsum tulang. Peningkatan kehilangan sel darah
merah seperti pendarahan selama persalinan, menstruasi, trauma.
Peningkatan dekstruksi SDM seperti anemia sel sabit, sindrom HELLP,
sferositosis heredifer. Donor darah atau kehilangan darah dalam jumlah
besar anemia yang disebabkan ketidakadekuatan absorpsi zat besi karena
diet yang rendah zat besi, malabsorpsi, bedah lambung, infeksi malaria yang
mengakibatkan rendahnya penggunaan zat besi dalam diet.
2. Anemia Defisiensi Zat Besi
Anemia Defisiensi Zat Besi disebabkan oleh peningkatan kebutuhan zat
besi, pertumbuhan, menstruasi, kehilangan darah/donor darah, kehamilan
gangguan hemolitik, obat yang menyebabkan hemolisis (mis :
antiretrovirus), infeksi saluran kemih kelamin , infeksi cacing tambang ,
Gangguan pola makan dan/atau diet. kondisi malabsorpsi. diet yang buruk
seperti makanan cepat saji, penyalahgunaan zat . menstruasi yang banyak
sebelumnya. hal yang berhubungan dengan kelahiran seperti multiparitas,
kehamilan saat ini, kehamilan kembar, hiperemesis. Obat anti epilepsi
meningkatkan risiko defisiensi folat.
3. Anemia Megaloblastik
Disebabkan oleh defisiensi asam folat atau Vitamin B12 dalam diet,
konsumsi alkohol secara berlebihan, peningkatan penggantian sel karena
kehamilan, kondisi inflamasi kronis, kehilangan fungsi ginjal (gagal ginjal,
dialysis), gangguan malabsorpsi mis : eteropati diinduksi gluten (penyakit
seliak), yang jarang terjadi yaitu karena obat-obatan (natrium valproat untuk
epilepsi), faktor lain yaitu seperti genetic, diabetes prakonsepsi,
hiperglikemia di trimester pertama kehamilan, peningkatan kebutuhan
dalam kehamilan, biasanya didapatkan pada wanita yang tidak
mengkonsumsi sayuran segar, buah-buahan, kacang-kacangan, dan protein
hewani, pada sebagian kasus konsumsi alkohol yang berlebihan menjadi
penyebab atau ikut berperan dalam timbulnya anemia ini.
4. Anemia Sel Sabit
Disebabkan oleh infeksi, pireksia, hipoksia, dingin/panas (perubahan
temperature secara tiba-tiba), dehidrasi, asidosis, cedera ,anestesi dan stress
psikologis
5. Anemia Tromboembolisme
Disebabkan oleh kehamilan kembar, infeksi berat, preeklamsia, imobilitas
(termasuk tiah baring), prosedur pembedahan selama kehamilan, dehidrasi,
hiperemesis, dan kehilangan darah dalam jumlah besar.
D. KLASIFIKASI
Klasifikasi dari gangguan hematologi pada kehamilan adalah:
 Anemia
 Anemia defisiensi besi
 Anemia megaloblastik
 Penyakit sel sabit
 Talasemia
 Tromboembolik
 Trombositopenia
1. Talasemia

Berdasarkan gen detektif yang diturunkan dan selanjutnya di


subklasifikasikan berdasarkan penurunan produksi rantai goblin.

a. a-talasemia

Dicirikan oleh produksi rantai a-globin defektif dan sejumlah


rantai a-goblinfungsional:

 Sifat a-talasemia (a-thal)

o pewaris sebuah gen a defektif


o tidak terdeteksi secara klinis

 a-talesemia intermedia

o pewaris dua gen a defektif


o umumnya asimtomatik
o sifat a-thal kedua gen defektif diwariskan dari salah satu
orang tua
o sifat a-thal homozigot: masing-masing orang tua
mewariskan satu gen defektif.

 Penyakit hemoglobin H (HbH)

o pewarisnya tiga buah gen defektif menghasilkan cepatnya


hemolisis sel darah merah dan anemia ringan
/sedang.

 Talasemia mayor (a-thal homozigot)

o keempat gen a tidak ada dan digantikan oleh empat buah


rantai –globulin
o hemoglobin Bart (Hb,Barts hydrops) menyebabkan tidak
terjadinya pertukaran oksigen di tingkat jaringan
o janin hidropik ini membutuhkan tranfusi intauteri untuk
dapat bertahan hidup dan akan bergantung pada tranfusi
seumur hidupnya

b. c-Talasemia

Dicirikan oleh produksi rantai β-globin defektif:

 β-talasemia minor

o status carrier disebabkan oleh pewarisan sebuah β


defektif
o dicirikan oleh anemia mikrositikringan

 β-talesemia intermedia

o β-talasemia moderat homozigot dengan kedua gen


yang diwariskan brsifat defektif
o induvidu kurang memerlukan tranfusi darah

 Pada pemeriksaan klinis akan ditemukan:

o pembesaran jantung hati,dan limpa


o deformitas tulang disebabkan oleh ekspansin sumsum
tulang

 β-talesemia mayor

o pewaris gen yang keduanya bersifat defektif yang


menghasilkan β-talasemia homozigot berat
o homolisis sel darah merah yang berat
o anemia yang mengancam jiwa yang membutuhkan
terapi tranfusi darah kronis

2. Trombositopenia dalam kehamilan

a. Trombositopenia gestasional
Trombositopenia gestasional juga dikenal sebagai trombositopenia
isendental dalam kehamilan trombositopenia gestasional hanya terjadi
pada kehamilan,pada trisemester kedua atau ketiga.penurunan jumlah
trombosit dihubungkan dengan hemodulusi,peningkatan “penjebakan”
trombosit,dan penghancuran trombosit didalam plasenta.Biasanya
asimtomatik,diagnosis sering kali ditegakkan dari pemeriksaan FBC rutin
dimasa antenatal atau dapat bersifat retrospektif setelah kelahiran.kadar
trombosit turun secara bertahap sehingga mencapai 50-150x/l saat
aterm.Trombositopenia gestasional dianggap sebagai gangguan yang
jinak.Jumlah trombosit biasanya kembali normal dalam enam minggu
pasca partum.

b. Purpura trombositopenik imun

Purpura trombositopenik imun (immune thrombocytopenic


purpura,ITP) dahulu disebut purpura trombositopenik idiopatik.ITP dapat
memunculkan presentasi akut,sering terjadi pada anak-anak,dan dapat
terjadi setelah infeksi virus ITP dapat bersifat kronis dan umumnya
diderita oleh wanita usia muda sampai pertengahan,dengan peningkatan
insiden seiring pertambahan,dengan peningkatan insidens seiring
pertambahan usia.ITP kronis merupakan jenis ITP yang mungkin dapat
ditemui oleh bidan pada wanita dalam periode prakonsepsi.ITP dapat
terjadi pada pertama kehamilan.

E. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala secara umum

 Mual dan muntah


 Nyeri abdomen bawah
 kelelahan dan lemas
 pendarahan
 perubahan warna urin
 Perubahan warna atau suhu pada ekstremitas
 Nafsu makan berkurang
Tanda dan gejala tromboembolik
 Kemerahan atau perubahan warna pada tungkai yang terkena
 Bengkak (setidaknya ada perbedaan 2 cm antara kedua tungkai)
 Nyeri atau rasa tidak nyaman pada tungkai
 Nyeri tekan pada betis
 Perubahan warna atau suhu pada ekstremitas
 Tanda hormon (nyeri saat melakukan dorsofleksi kaki) ( tidak terbaca)
 Pireksia derajat rendah (<37,5oc)
 Takikardia (denyut > 100/menit)
 Nyeri abdomen bawah
 Sesak nafas
 Nyeri pada pleuritik
 Batuk
 Edema perifer
 Bunyi dada ronki
 Batuk darah
 Takipnea
 Hipertensi
 Distensi vena leher
 Sianosis
 Murmur aliran trikuspid
 Pireksia/ demam
 kecemasan
Tanda dan gejala Anemia Megaloblastik

Wanita yang menderita penyakit ini munkin mengalami mual, muntah,


dan anoreksia selama kehamilan. Seiring dengan memburuknya defisiensi
folat dan anemia, anoreksia semakin berat sehingga defisiensi gizi juga
semakin berat. Pada sebagian kasus konsumsi alkohol yang berlebihan
menjadi penyebab atau ikut berperan dalam timbulnya anemia, gangguan
epitelial, mis., lidah terasa nyeri dan permungkaan lidah menjadi licin
(glosiitis), dan jika kadar homosistein serum rendah (bagian dari alur
metabolik ini), obstruksi arterial serta trombosis vena.
Tanda dan gejala Gangguan Sel Sabit

HbSS didirikan dengan distorsi dan perlambatan pergerakan sel darah


merah yang diperburuk ketika kadar oksigen turun, dan menyebabkan:

 Anemia hemolik kronis


 Asidosis metabolik
 Stasis kapiler
 Oklusi pembuluh darah
 Infrak dan nekrosis iskemik jaringan di organ-organ, seperti paru, gonjal,
limpa, dan tulang
Krisis sel sabit dimanifestasikan dengan:
 Perburukan anemia kronis (6,5-9,0 g/dl)
 Nyeri hebat
 Sesak nafas
 Kelemahan
 Pucat dan demam
Tanda dan gejala Anemia Defisiensi Zat Besi

Defisiensi zat besi dapat mengganggu fungsi vital tubuh, menyebabkan


morbiditas dan mortalitas, termasuk:

 Palpitasi
 Keletihan
 Iritabilitas
 Depresi
 Sesak nafas
 Ingatan buruk
 Nyeri otot
 Nafsu makan buruk
 Gagal jantung
 Kerentanan meningkat jika terjadi kehilangan darah dalam jumlah kecil
F. KOMPLIKASI
1. Komplikasi anemia defisiensi besi
 Keletihan
 Sakit kepala
 Sesak nafas
 Nyeri dada
 Takikardia
 Penurunan daya tahan terhadap infeksi
 Gangguan fungsi otot
 Peningkatan kehilangan darah selama pelahiran sebagai akibat
sekunder dari terganggu nya fungsi otot uterus
 Toleransi yang rendah terhadap kehilangan darah
2. Komplikasi krisis sel sabit
Sindrom dada akut(acute chest syndrome)adalah komplikasi yang
serius dan sering fatal karena pembentukan sel sabit dengan vasooklusi di
paru.sindrom dada akut mempersulit 7-20% kehamilan(serjeant,et
al.,2004).gejala sindrom dada akut,meliputi demam,batuk ,nyeri dada,dan
sesak napas dengan ronki yang terdengar jelas.
Kemungkinan komplikasi lain dari krisis vaso-oklusi
 Gangguan fungsi limpah
 Nekrosis avaskular pada kapur femur
 Kerusakan ginjal
 Pembesaran hati
 Pembesaran ventrikel dan hipertensi pulmonal
 Cedera serevaskular
 Ulkus tungkai
 Kerentanan terhadap infeksi dan sepsis
3. Komplikasi anemia megaloblastik
Konsekuensi anemia megaloblastik yang nyata terdiri:
 Pucat dan ikterik
 Anemia semakin berat
 Gagal jantung
 Pansitopenia (kadar sel darah putih dan trombosit rendah)
Komplikasi lain

 Neuropati yang melibatkan saraf perifer dan korda spinalis


 Gangguan psikiatrik
 Gangguan penglihatan
 Defek tube neural janin
4. Komplikasi talasemia
 Hemolisis dan anemiaberat
 Ekspansi sumsum tulang
 Peningkatan curah jantung dan ganggan jantung yang berat
 Disfungsi endokrin,limpa dan hepatik
 Anemia megaloblastik,kelebihan zat besi di dalam organ-organ
5. Komplikasi Gangguan sel sabit
 Anemia acute-on-chronic disebab kan oleh kehilangan darah,
dehidrasi, demam atau infeksi
 Hemolisis berlebihan dan supresi sumsum tulang
 Sindrom dada akut,sesuatu penyakit sel sabit yang mengancam jiwa
yang menyerang paru,yang dimanifestasikan sebagai:
o nyeri dada hebat
o kesulitan bernafas
o anemia berat
o demam
 Gagal jantung yang di sebabkan oleh hipoksemia kronis dan anemia
aplastik
 Vaso-oklusif atau nyeri hebat yang di perburuk oleh stres,suhu dingin
,infeksi,dehidrasi dan olahraga yang menyebabkan pembengkakan
sendi
6. Komplikasi trombositopenia dalam kehamilan
 Gangguan hemotasis
 Pendarahan hidung dan gusi
 Memar
 Menoragia dan anemia sekunder
 Splenomegali jarang terjadi dalam trombositopenia yang terisolasi
 Pendarahan hebat jarang terjadi
G. PATOFISIOLOGI
Penurunan sedang kadar hemoglobin yang dijumpai selama kehamilan
pada wanita sehat yang tidak mengalami defisiensi besi atau folat disebabkan
oleh penambahan volume plasma yang relatif lebih besar dari penambahan
massa hemoglobin dan volume sel darah merah. Ketidakseimbangan antara
kecepatan penambahan plasma dan penambahan eritrosit ke dalam sirkulasi
ibu biasanya memuncak pada trimester kedua.
Sebagian besar penelitian pada anemia berkaitan dengan anemia gizi,
terutama yang diakibatkan oleh defisiensi besi. Pada beberapa penelitian
pengaruh anemia defisiensi besi pada midtrimester, mendapatkan
kecenderungan terjadinya peningkatan risiko persalinan preterm, disamping
itu terjadi hambatan pertumbuhan janin. Hal ini terjadi karena anemia pada ibu
mempengaruhi vaskularisasi di plasenta dengan merubah angiogenesis
terutama bila anemia berlangsung lama sejak awal kehamilan. Konsentrasi
hemoglobin yang berlebihan atau tinggi pada kehamilan cenderung
mengganggu hasil kehamilan. Pada kasus-kasus ini penyebaran atau ekspansi
normal hemoglobin ke seluruh tubuh tampaknya terganggu. Beberapa
penelitian mendapatkan peningkatan frekwensi kematian perinatal pada
konsentrasi hemoglobin yang tinggi. Secara spesifik wanita yang konsentrasi
hemoglobinnya diatas 13,2 g/dL pada kehamilan 13 sampai 18 minggu
memperlihatkan peningkatan frekwensi kematian perinatal, bayi dengan berat
lahir rendah, persalinan preterm, serta preeklamsi. Penelitian lain
memperlihatkan bila hemoglobin rendah pada kehamilan usia 12 minggu
menyebabkan risiko 1,7 kali untuk terjadinya persalinan preterm, sedangkan
kadar hemoglobin tinggi pada kehamilan 12-18 minggu memperlihatkan
peningkatan 1,3 sampai 1,8 kali untuk terjadinya hambatan pertumbuhan.
Anemia megaloblatik disebabkan oleh defisiensi asam folat atau Vitamin
B12 dalam diet, konsumsi alkohol secara berlebihan, peningkatan penggantian
sel karena kehamilan, kondisi inflamasi kronis, kehilangan fungsi ginjal (gagal
ginjal, dialysis), gangguan malabsorpsi mis : eteropati diinduksi gluten
(penyakit seliak), yang jarang terjadi yaitu karena obat-obatan (natrium
valproat untuk epilepsi), faktor lain yaitu seperti genetic, diabetes prakonsepsi,
hiperglikemia di trimester pertama kehamilan, peningkatan kebutuhan dalam
kehamilan, biasanya didapatkan pada wanita yang tidak mengkonsumsi
sayuran segar, buah-buahan, kacang-kacangan, dan protein hewani, pada
sebagian kasus konsumsi alkohol yang berlebihan menjadi penyebab atau ikut
berperan dalam timbulnya anemia ini. Wanita yang menderita penyakit ini
munkin mengalami mual, muntah, dan anoreksia selama kehamilan. Seiring
dengan memburuknya defisiensi folat dan anemia, anoreksia semakin berat
sehingga defisiensi gizi juga semakin berat. Pada sebagian kasus konsumsi
alkohol yang berlebihan menjadi penyebab atau ikut berperan dalam
timbulnya anemia, gangguan epitelial, mis., lidah terasa nyeri dan
permungkaan lidah menjadi licin (glosiitis), dan jika kadar homosistein serum
rendah (bagian dari alur metabolik ini), obstruksi arterial serta trombosis vena.
Anemia Sel Sabit disebabkan oleh infeksi, pireksia, hipoksia, dingin/panas
(perubahan temperature secara tiba-tiba), dehidrasi, asidosis, cedera ,anestesi
dan stress psikologis. HbSS didirikan dengan distorsi dan perlambatan
pergerakan sel darah merah yang diperburuk ketika kadar oksigen turun, dan
menyebabkan anemia hemolik kronis, asidosis metabolik, stasis kapiler, oklusi
pembuluh darah, infrak dan nekrosis iskemik jaringan di organ-organ, seperti
paru, gonjal, limpa, dan tulang. Krisis sel sabit dimanifestasikan dengan
perburukan anemia kronis (6,5-9,0 g/dl), nyeri hebat, sesak nafas, kelemahan,
pucat dan demam.
Anemia Tromboembolisme disebabkan oleh kehamilan kembar, infeksi
berat, preeklamsia, imobilitas (termasuk tiah baring), prosedur pembedahan
selama kehamilan, dehidrasi, hiperemesis, dan kehilangan darah dalam jumlah
besar. Anemia ini menyebabkan, kemerahan atau perubahan warna pada
tungkai yang terkena, bengkak (setidaknya ada perbedaan 2 cm antara kedua
tungkai), nyeri atau rasa tidak nyaman pada tungkai, nyeri tekan pada betis,
perubahan warna atau suhu pada ekstremitas, tanda hormon (nyeri saat
melakukan dorsofleksi kaki) ( tidak terbaca), pireksia derajat rendah (<37,5oc),
takikardia (denyut > 100/menit), nyeri abdomen bawah, sesak nafas.
H. WOC
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN DIAGNOSTIK
1. Konsentrasi hemoglobin
2. Hematokrit
3. MCV, MCH
4. Perhitungan eritrosit
5. Pengukuran retikulosit
6. Feritin
Pemeriksaan nilai feritin merupakan pemeriksaan baku emas untuk
menikah cadangan besi terutang pada kehamilan. Bila nilai feritin dibawah
nilai 15μg/L Meri konfirmasi secara laboratorium terjadinya difisiensi
besi.
7. Hemoglobin ( g/dl) : 10,5- 14
8. Hematokrit (vena) atau packed Cell volume (PVC) : 35-40%
9. MCV (fl) : 80-103
10. Medan Cell hemoglobin (MCH) (pg) :27-33
11. Medan carpuscular haemoglobin concentration (MCHC) (g/dl) : 32-36
12. Serum feritin :30-100 mg/l
13. Serum folat : 6-9 μg/l
14. Pemeriksaan FBC—menunjuka rendahnya hemoglobin korpuskular rerata
(MCH <27 pg) dan rendahnya volume sel rerata (MCV<75 fl)
15. Pemeriksaan sumsum tulang—menunjukan sel darah merah yang
mirkrositik dan hipokromik
16. Analisis haemoglobin—peningkatan kadar HbA.
J. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN
1. Penatalaksanaan medis
a. Kaji penyebab anemia dari riwayat diet dan riwayat medis yang akurat
dan uji yang tepat
b. Resepkan sulfat ferosa 200 mg 2-3 kali setiap hari, atau dengan
kombinasi tablet zat besi dan tablet folat yang paten dengan kandungan
elemen zat besi yang lebih tinggi yang di berikan sampai kadar Hb
normal dan simpanan zat besi kembali ke kadar normal
c. Jika perlu dosis per IM atau per IV dihitung seusai dengan berat badan
dan defisit zat besi.
d. Berikan dekstran besi atau sukrosa per VI dalam infus natrium klorida
0,9% sebagai dosis total atau dosis terbagi
e. Sarankan diet kaya vitamin B12 dan folat, seperti keju, sereal, sayuran
berdaun hijau, sereal yang diperkaya vitamin B12 dan folat, buah, dan
kuning telur. Asupan folat harian yang di rekomendasikan adalah 3
mikrogram per kilogram berat badan untuk wanita yang tidak hamil
dan tidak menyusui.
f. Lakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk "kondisi" penyerta, apabila
anemia megaloblastik terjadinya pertama kali dalam kehamilan, tetapi
benar-benar pastikan ini anemia megaloblastik; dokter obstetri
mungkin perlahan bekerjasama dengan dokter hermtologi
g. Konseling bergantung apakah resiko terdapat pada janin dan/atau
maternal
h. Libatkan dokter hermtologi—diskusikan terapi transfusi untuk terapi
perburukan kadar Hb
i. Kelas zat besi dikontraindikasikan dalam kehamilan, karena
implementasikan program kelasi zat besi, secara agresif sebelum
konsepsi
j. Pemantapan maternal terdiri atas :
 MRI scanning untuk mengkaji kelebihan zat besi di dalam
organ maternal
 ekokardiografi untuk mencegah kardiomiopati
 pengkajian kadar antibodi darah, fungsi hati, dan tiroid secara
teratur
k. Pantau kehamilan—pemeriksaan antenatal 2-4 kali setiap minggu
dalam trimester pertama dan kedua untuk mengkaji tekanan darah
darah, melakukan pemeriksaan mikroskopik dan kultur urine , serta
FBC
l. Berikan transfusi trombosit hanya jika ibu mengalami pemburukan
hebat
2. Penatalaksanaan keperawatan

a. Melakukan latihan gerak tungkai untuk meningkatkan aliran balik


Vena
b. Menghindari dehidrasi
c. Menghindari bahan yang ketat, seperti bagian atas kaus kaki yang
mengikat tungkai
d. Menghindari duduk bersila
e. Anjuran untuk mengonsumsi makanan yang kaya zat besi dan berikan
suplemen zat besi 60-120 mg/hari selama empat minggu. Jika tidak
terjadi respon terhadap terapi, periksa dengan menggunakan tes lain:
hitung retikulosit dan konsentrasi feritin serum
f. Skrining terdiri dari identifikasi kelompok yang beresiko melalui
pemeriksaan riwayat—etnis wanita, daerah asal keluarga, riwayat
medis, skrining, paternal. Pemeriksaan lebih lanjut di tularkan melalui
darah, antibodi maternal, dan kadar kelebihan zat besi.
g. Pemberian PROFILAKSIS penisilin V per oral dan asam folat 1mg
setiap hari, keduanya diberikan dalam jangka panjang. Tindakan lain
dapat mencakup pemberian hidroksiurea untuk mendorong
peningkatan kadar hemoglobin janin (HbF), transfusi darah pengganti,
pemeriksaan anti trombosis, pengkajian riwayat keluarga untuk
menentukan kebutuhan skripsi , dan konseling hemoglobinopati pada
pasangan. Vaksin pneumokokus mungkin diberikan. Fungsi ginjal,
hati, dan retina di kaji secara teratur.
h. Penggunaan kortikosteroid, mis, prednison untuk mengurangi produksi
autoantibodi dan pengeluaran trombosit yang dilapis antibodi; respons
komplet dalam 20% kasus dan tidak memerlukan terapi lebih lanjut
i. Pertimbangan transfusi trombosit dalam situasi yang mengancam jiwa
atau sesaat sebelum pembedahan di bawah pengawasan ahli
hematologi; efek transfusi trombosit ini berlangsung singkat karena
trombosit yang ditransfusikan juga memiliki rentang hidup yang
singkat.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Gangguan hematologi dapat terjadi pada ibu hamil masa kehamilan
trimester I, II dan III.
2. Alasan masuk
Biasanya ibu hamil datang ke pusat kesehatan dengan gangguan
hematologi mengeluhkan kelelahan, mual, muntah, pusing, sesak nafas,
demam dan tampak pucat.
3. Data kesehatan umum
a. Riwayat kesehatan saat ini
Biasanya ibu hamil dengan gangguan hematologi mengeluhkan
kelelahan, mual, muntah, pusing, sesak nafas, demam, dan nyeri pada
tulang dan ekstremitas. Ibu tampak pucat dan ada memar pada kulit
salah satu dari gejala gangguan hematologi pada ibu hamil.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah ibu pernah menderita penyakit terkait dengan gangguan
hematologi sebelumnya seperti anemia, apakah ibu pernah mengalami
infeksi sebelumnya
c. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya ibu hamil dengan gangguan hematologi memiliki riwayat
genetik terkait dengan gangguan hematologi seperti thalasemia dan
penyakit sel sabit.
d. Riwayat kehamilan dan persalinan dahulu
Kemungkinan ibu pernah mengalami gejala yang sama terkait dengan
gangguan hematologi pada kehamilan sebelumnya
e. Riwayat menstruasi
Dikaji apakah pernah mengalami menstruasi yang banyak sebelumnya
4. Data umum kesehatan saat ini
a. Keadaan umum : kesadaran compos mentis, ibu tampak lelah
b. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh teraba panas karena demam, pernafasan cepat karena sesak
nafas, nadi teraba cepat karena takikardi
c. Kepala leher
Mata : konjungtiva anemis
Mulut: bibir pucat dan kering
d. Dada
Jantung : terdapat takikardi
Paru : mengalami sesak napas
e. Abdomen
Terdapat pmbesaran pada limpa(splenomegali) sehinnya abdomen
terasa nyeri dan berisiko terhadap janin.
f. Perineum dan genital
Kemungkinan terjadi displasia serviks,
g. Ekstremitas
Terdapat edema, gangguan fungsi otot, mengalami nyeri pada
ekstremitas karena penurunan densitas tulang
h. Istirahat dan kenyamanan
Biasanya ibu akan mengalami kesulitan tidur dan rasa tidak nyaman
karena gejala gangguan hematologis seperti nyeri
i. Mobilisasi dan latihan
Ibu jarang melakukan latihan karena kelelahan patologis, imobilisasi
(termasuk tirah baring)
j. Nutrisi dan cairan
Nafsu makan ibu menurun, mual muntah.
k. Keadaan mental
Ibu mengalami kecemasan dengan kehamilannya karena penyakit
hematologi yang diderita, ibu dapat mengalami depresi karena
penyakitnya.
l. Obat-obatan yang di konsumsi saat ini
Dengan gangguan hematologi yang dialami ibu, ibu biasanya
mengonsumsi obat pil penambah darah dan tablet Zinc.
m. Hasil pemeriksaan penunjang
 Konsentrasi hemoglobin
 Hematokrit
 MCV, MCH
 Perhitungan eritrosit
 Pengukuran retikulosit
 Pemeriksaan FBC—menunjuka rendahnya hemoglobin
korpuskular rerata (MCH <27 pg) dan rendahnya volume sel
rerata (MCV<75 fl)
 Pemeriksaan sumsum tulang—menunjukan sel darah merah
yang mirkrositik dan hipokromik
 Analisis haemoglobin—peningkatan kadar HbA.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Keletihan b.d peningkatan kelelahan fisik
2. Nyeri akut b.d agens cedera biologis
3. Penurunan curah jantung b.d perubahan afterload
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d kurang pengetahuan tentang
proses penyakit
5. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot pernapasan
6. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurang
asupan makanan
7. Kerusakan integritas kulit b.d gangguan sirkulasi
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa NOC NIC


keperawatan
1. Ketidakefektifan 1.Respon alergi sistemik 1.Monitor pernapasan
pola nafas b.d Indikator : Aktivitas-aktivitas :
keletihan otot  Penurunan tekanan  Monitor
pernapasan darah (2-3) kecepatan,irama,kedalam
 Rasa gatal seluruh an dan kesulitan bernafas
tubuh(3-4  Catat pergerakan
 Edema kulit yang dada,catat
disertai gatal(hives) ketidaksemetrisan,pengg
(3-4) unaan otot-otot bantu
 Pengelupasan nafas,dan retraksi pada
kulit(3-4) otot supraclaviculas dan
 Petekie(2-3) interkosta
 Demam(3-5)  Monitorpola
 Eritema(3-5) nafas(misalnya:bradipnea
 Hemolisis sel darah ,takipnea,hiperventilasi,p
merh(3-4) ernapasan

 Peningkatan 1:1,apneustik,respirasi

bilirubin(3-4) biot,dan pola ataxic)

 Pembesaran  Monitor kelelahan

limpa(3-4) otot-otot difragma

 Pembesaran nodus dengan pergerakan

limfe(3-4) parasoksial

 Nyeri otot(3-4)  Auskultasi suara

 Syok nafas,catat area dimana

anafilaktik(3-4) terjadi penurunan atau

3. 2. 2.Keparahan syok : tidak adanya ventilasi

Anafilaktik dan keberadaan suara

Indikator : nafas tambahan

 Penurunan tekanan  Catat perubahan pada

darah sistolik(3-4) saturasi O2 volume tidak


akhir CO2 dan perubahan
 Penurunan tekanan
nilai analisis gas darah
darh diastolik(3-4)
dengan tepat
 Peningkatan laju
Manajemen jalan nafas
jantung(3-4)
Aktivitas-aktivitas :
 Sesak napas(3-4)
 Posisikan pasien untuk
 Penurunan oksigen
memaksimalkan
arteri(2-3)
ventilasi
 Instruksikan bagaimana
agar bisa melakukan
batuk efektif
 Auskultasi suara
nafas,catat area yang
ventilasinya menurun
atau tidak ada dan
adanya suara tambahan
 Kelola uadara atau
oksigen yang
dilembabkan
sebagaimana mestinya
 Posisikan untuk
meringan sesak nafas

2. Ketidakseimbangan 1. Status nutrisi 1.manajemen gangguan


nutrisi:kurang dari Indikator : makan
kebutuhan tubuh b.d  Asupan gizi(3-4) Aktivitas-aktivitas :
kurang asupan  Asupan  Kolaborasi dengan tim
makanan makanan(3-5) kesehatan lain untuk
 Asupan cairan(3-4) mengembangkan
 Energi(3-4) rencana perawatan

 Rasio berat dengan melibatkan

badan/tinggi klien dan orang-orang

badan(3-5) tersekatnya dengan

 Hidrasi(3-5) tepat.

2. Status nutrisi :  Jarkan dan dukung

asupan nutrisi konsep nutrisi yang

Indikator : baik dengan klien (dan

 Asupan kalori(3-5) orang terdekat klien

 Asupan protein(3-4) dengan tepat)

 Asupan lemak(3-4)  Kembangkan hubungan


yang mendukung
 Asupan
dengan klien
karbohidrat(3-5)
 Monitor tanda-tanda
 Asupan serat(3-4)
fisiologis(tanda-tanda
 Asupan vitamin(3-4)
vital,elektrolit,jika
 Asupan zat besi(3-2)
 Asupan mineral(3-4) diperlukan
 Asupan  Timbang berat badan
natrium(3-4) klien secara rutin (pada
 Asupan hari yang sama dan
kalsium(3-4) setelah BAB/BAK)
 Monitor berat badan
klien sesuai secara rutin
2.Manajemen nutrisi
Aktivitas-aktivitas :
 Tentukan status gizi
pasien dan kemampuan
(pasien) untuk
memenuhi kebutuhan
gizi
 Identifikasi adanya
alergi atau intoleransi
makanan yang dimiliki
pasien
 Tentukan jumlah kalori
dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan
gizi
 Ciptakan lingkungan
yang optimal saat
mengkonsumsi
makan(misalnya bersih
berventilasi santai dan
bebas dari bau yang
menyengat)
 Monitor kecenderungan
terjadinya penurunan
dan kenaikan berat
badan
 Monitor kalori dan
asupan makanan

3. Keletihan b.d 1. Kelelahan : efek yang 1. Manajemen energi


peningkatan mengganggu Aktivitas-aktivitas :
kelelahan fisik Indikator :  Kaji status fisiologis
 Malaise(3-5) pasien yang
 Letargi(3-5) menyebabkan kelelahan
 Penurunan sesuai dengan konteks
energi(3-5) usis dan perkembangan
 Nafsu makan  Anjurkan pasien
menurun(3-5) mengungkapkan
 Perubahan status perasaan secar verbal
nutrisi(3-5) mengenal keterbatasan
2. Tingkat kelelahan yang dialami
Indikator :  Gunakan instrumen yang
 Kelelahan(3-4) valid untuk mengukur

 Kelesuan(3-4) kelelahan

 Alam perasaan  Tentuikan persepsi

depresi(3-5) pasien/orang terdekat

 Kehilangan selera dengan pasien mengenai

makan(3-4) penyebab kelelahan

 Gangguan  Perbaiki defisit status

konsentrasi(3-5) fisiologis (misalnya

 Gejala sindrom kemoterapi yang

kelelahan menyebabkan anemia)

kronis/post sebagai prioritas utama

exetional(3-5)  Pilih intervensi untuk

 Tingkat stress(3-5) mengurangi kelelahan


baik secar farmakologis
maupun non
farmakologis dengan
tepat
 Anjurkan senam aerobik
sesuai kemampuan
pasien
 Amjurkan pasien untuk
memilih
aktivitas-aktivitas yang
membangun ketahanan
 Lakukan ROM
aktif/pasif untuk
menghilangkan
ketegangan otot
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kehamilan memicu perubahan fisiologis yang sering mengaburkan
diagnosis sejumlah kelainan hematologis serta pengkajian pengobatannya.hal
ini terutama berlaku pada anemia.salah satu perubahan paling bermakna
adalah ekpansi volume darah dengan peningkatan volume plasma yang tidak
sepadan sehingga hematokrit biasanya menurun.
Wanita hamil rentan terhadap berbagai kelainan darah yang mungkin
mengenai setiap wanita usia subur.kelainan-kelainan tersebut mencakup
penyakit yang didiagnosis sebelum hamil,misalnya penyakit anemia
herediter,trombositopenia immunologis,dan bahkan keganasan seperti
leukimia dan limfoma.
Pada kasus-kasus ini ,kelainan timbul selama kehamilan akibat perubahan
kebutuhan,misalnya penyakit anemia defesiensi besi dan anemia
megaloblastik pada defisiensi asam folat.sebagian kasus lain lagi,kehamilan
mungkin menyamarkan kelainan hematologis,contohnya anemia
hemolitikaterkonpensasi akibat hemoglobinati atau defek sel darah
merah.penyakit-penyakit tertentu dapat timbul pertama kali saat kehamilan
seperti anemia aplastik atau anemia hemolitik autoimun.
B. SARAN
Makalah sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami sebagai
kelompok mengharapkan kritikan dan saran dari dosen pembimbing dan
teman-teman sesama mahasiswa. Selain itu gangguan hematologi pada
kehamilan ini sangat berbahaya dan kita sebagai host harus bisa menerapkan
pola hidup sehat agar kesehatan kita tetap terjaga.
DAFTAR PUSTAKA

Robson, Elizabeth & Jason Waugh.2011.Patologi Pada Kehamilan:Manajemen &


Asuhan Kebidanan.Jakarta : EGC

Pribadi , Adhi dkk.2015.Kehamilan Risiko Tinggi.Jakarta:Sagung Seto

Bothamley, Judy & Maureen Boyle.2011.Patofisiologi dalam Kebidanan.Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai