ABSTRACT
mempunyai banyak risiko yang berkaitan tahun (kelas 6 Sekolah Dasar) dan segala
dengan kualitas kesehatannya. Kondisi jennis obat diperoleh dengan mudah
tersebut disebabkan adanya karakteristik dengan harga yang terjangkau. Juga
yang spesifik dalam proses perkembangan- tersedianya minuman beralkohol di warung
nya yaitu dengan tingkat kemampuan sekitar sekolah merupakan kondisi yang
kognitif dan penalarannya telah mampu tidak menunjang perilaku sehat.
memahami dan memutuskan sesuatu secara Dalam kaitannya dengan pelayanan
logis, tetapi di sisi lain mendapat tekanan kesehatan pada remaja, diperlukan suatu
kelompok sebayanya (peer-pressure) yang pendekatan yang lebih bersifat bermuatan
membawa kepada perilaku yang kurang edukatif untuk bimbingan ke arah pola
rasional. Dalam situasi tersebut maka perilaku sehat. Jonas (dalam Prokop, dkk.,
sangat besar kemungkinan remaja lebih 1991) menyatakan bahwa diperlukan suatu
terpengaruh oleh perilaku kelompok interaksi yang komunikatif antara para
sehingga menunjukkan perilaku yang profesional di bidang kesehatan dengan
mengandung risiko (risk-taking behavior). para pasien usia remaja. Dalam melakukan
Faktor lain yang berpengaruh adalah pelayanan kesehatan diperlukan perhatian
gencarnya iklan di media cetak maupun pada aspek personal karena mempunyai
elektronik yang menawarkan produk yang peran yang sama besar dengan kecanggihan
kurang menunjang kesehatan misalnya teknologi di bidang kesehatan.
rokok, minuman maupun makanan yang
dianggap berkhasiat, gaya hidup mewah Mengenai pentingnya peran komunikasi
dengan mengkonsumsi alkohol. dalam pelayanan kesehatan, Simmons
(1993) menggunakan istilah providers-
Data yang dicatat oleh National Center client interface untuk memberi penekanan
for Health Statistic pada tahun 1988 (dalam aspek interpersonal yang mendalam dalam
Prokop, dkk., 1991) terdapat 78,5% dari tata pelaksanaan pelayanan. Oleh Simmons
angka kematian remaja disebabkan oleh dinyatakan bahwa membina hubungan
kecelakaan lalu lintas akibat penyalah- interpersonal bukan sesuatu yang mudah
gunaan obat maupun alkohol yang juga dilakukan karena sangat dipengaruhi oleh
menjadi pemicu timbulnya perkelahian persepsi dan sikap baik para penyaji
yang menyebabkan kematian. Juga (providers) maupun pasien atau kelayan
dilaporkan jumlah 18,1% angka kehamilan (client). Hal yang sama dilaporkan oleh
remaja, aborsi maupun penyakit kelamin. Gamayanti dan Martens (1994) bahwa
Penelitian mengenai kesehatan reproduksi berdasarkan pendapat sampel pasien
remaja (Waluyo, dkk., 1998) melaporkan maupun keluarga pasien di RS dr. Sardjito
bahwa remaja mulai berpacaran pada usia Yogyakarta masalah komunikasi dengan
13 – 14 tahun (SLTP kelas 1) dan pertama dokter maupun paramedis masih dirasa
kali melakukan hubungan seks pada usia 15 kurang memenuhi kebutuhan pasien
tahun adalah 3,6% dan yang pertama kali mengenai informasi di sekitar masalah
melakukan pada usia 16 – 20 tahun sebesar diagnosa maupun prosedur penyembuhan/
5,4%. Mengenai penyalahgunaan obat pengobatan. Mengenai kebutuhan akan
dilaporkan oleh Ekowarni (1997) bahwa informasi, Waluyo (1998) melaporkan
remaja sudah mulai mengenal pada usia 12 kesimpulan bahwa mengenai kesehatan
reproduksi, remaja mengharapkan infor- edukatif dari para penyaji kesehatan (health
masi dari lembaga profesional, dokter/ providers) sesuai dengan karakteristik dan
bidan, guru, orangtua dan teman sebaya. kebutuhan remaja.
Informasi yang dibutuhkan adalah selain
masalah perilaku seksual, penyalahgunaan METODE
obat, pertumbuhan fisik manusia, penyakit,
dan juga mengenai nilai moral, hukum dan Materi penelitian berupa sejumlah
agama. instrumen untuk menyusun pola Perilaku
Sehat Remaja dan Gambaran mengenai
Masalah kesehatan tidak lagi dipandang Persepsi Para Penyaji Kesehatan.
sebagai suatu paradigma biomedis tetapi Berdasarkan hasil analisis kedua materi
lebih berdasarkan pendekatan bio- tersebut diolah menjadi suatu model
psikososial. Oleh karenanya pelayanan Pelayanan Kesehatan Remaja.
kesehatan bukan sekedar “medical service”
tetapi sebagai “public health service” yang Alat pengumpul data atau instrumen
mengacu kepada asumsi bahwa kebutuhan terdiri dari dokumen status kesehatan
pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh remaja yang berstatus pasien rawat jalan
faktor epidemiologi, ekonomi, demografi dan rawat inap. Instrumen lain adalah
dan sosial. Dalam aspek sosial terkandung angket untuk mengetahui Persepsi Para
unsur sikap, perilaku, latar belakang sosial Penyaji Kesehatan mengenai Perilaku
budaya dan sejumlah aspek lain (Azwar, Sehat Remaja. Untuk menyusun materi
1996). Dalam upaya peningkatan mutu yang digunakan dalam model Pelayanan
pelayanan kesehatan, konsep Rumah Sakit Kesehatan Remaja digunakan instrumen
Proaktif mulai dikembangkan (Soejoga, audio-visual.
1997). Ciri Rumah Sakit Proaktif adalah Subjek penelitian terdiri dari dua
pelayanan kesehatan yang bermutu, efektif, kelompok yaitu kelompok pasien dan
efisien, inovatif sesuai dengan kebutuhan kelompok dokter. Kelompok pasien remaja
masyarakat secara merata. Selain pening- yaitu pasien yang berusia antar 12 tahun
katan pengembangan teknologi medis yang sampai dengan 18 tahun atau yang
semakin canggih maka pengembangan berpendidikan SLTP sampai dengan SMU
Model Pelayanan Kesehatan Remaja atau SMK.
merupakan bagian dari ciri Rumah Sakit Pasien rawat jalan berjumlah 37 orang
Proaktif. pasien dari Bagian Rehabilitasi Medik;
Remaja merupakan kelompok yang THT; Penyakit Mata; Penyakit Dalam;
mempunyai risiko dalam kualitas perilaku Penyakit Kulit dan Kelamin; Penyakit Gigi
sehat (Sarafino, 1990). Faktor tekanan dan Mulut.
kelompok sebaya (peer-pressure) maupun Pasien rawat inap berjumlah 10 orang
pengaruh iklan di berbagai jenis media yang sedang dirawat di Bagian Penyakit
akan mendorong remaja pada gaya hidup Dalam dan Bagian Bedah.
yang mengandung risiko (risk-taking
behavior). Untuk megembangkan pola Kelompok dokter terdiri dari 37 dokter
perilaku sehat remaja diperlukan model umum dan spesialis serta 20 orang dokter
pelayanan yang bersifat komunikatif dan
kepaniteraan. Profil perilaku sehat remaja 16. Kemana akan berobat kalau diperlukan
terdiri dari gambaran mengenai: lagi
1. Siapa yang menyarankan remaja 17. Pendapat mengenai kebersihan RSD
berobat 18. Penilaian mengenai para perawat RSD
2. Pemahaman mengenai penyebab 19. Pendapat mengenai perlunya Klinik
penyakit yang dialami Khusus Remaja
3. Kebiasaan hidup yang tidak sehat Subjek penelitian kelompok kedua
4. Alasan mengapa remaja tidak perlu adalah dokter. Jumlah seluruh dokter yang
berpikir mengenai hidup sehat mengisi angket adalah 70 orang, yang
5. Alasan mengapa remaja menggunakan terdiri dari dokter Umum, dokter Spesialis,
narkoba dokter Gigi, dan calon dokter yang sedang
melakukan Program Kepaniteraan. Oleh
6. Alasan mengapa remaja melakukan
karena calon dokter belum mempunyai
hubungan seks pranikah
kewenangan dan pengalaman praktek maka
7. Persepsi remaja mengenai dokter yang untuk analisis selanjutnya tidak disertakan.
baik Angket yang dianalisis sejumlah 47 set dan
8. Pertimbangan mengapa pasien tidak diperoleh kesimpulan bahwa persepsi para
perlu banyak bertanya kepada dokter dokter terhadap perilaku sehat cukup
9. Pendapat remaja mengenai penjelasan positif yang dapat dilihat dari rerata
yang diberikan dokter empirik 202,298 sedangkan rerata hipotetik
10. Sikap apabila dokter menyarankan adalah 153.
untuk datang lagi
11. Darimana remaja mendapat informasi HASIL
mengenai obat Profil perilaku sehat remaja, berdasar-
12. Alasan mengapa membeli obat bebas kan aspek perilaku sehat yang disusun
13. Apa yang dilakukan setelah mendapat berdasarkan wawancara dengan para pasien
obat dari dokter remaja yang berkunjung ke RSD
14. Obat apa yang diminum sebelum Kotamadya Semarang (rawat jalan maupun
memeriksakan ke dokter apabila: rawat inap) diperoleh gambaran perilaku
a. sakit kepala sebagai berikut:
b. sakit perut 1. Yang menyarankan berobat. Apabila
c. batuk remaja sakit maka perhatian bapak dan
ibu cukup seimbang untuk menyaran-
d. influenza
kan berobat yaitu 38% (bapak) dan
e. pegal/lelah 37% (ibu) sedangkan kesadaran sendiri
f. gangguan menstruasi untuk berobat hanya 15%.
g. sakit kulit 2. Pemahaman mengenai penyebab
h. sakit mata penyakit yang dialami. Sebagian besar
15. Alasan memilih berobat ke RSD remaja (63%) menganggap bahwa
“salah makan” merupakan penyebab
penyakit, hal ini berkaitan dengan gaya