Anda di halaman 1dari 22

Bab I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Membandingkan dua benda secara geometris dapat dilihat dari dua aspek, yaitu bentuk dan
ukurannya. Satu benda yang memiliki bentuk yang sama tapi dengan ukuran berbeda banyak
dijumpai atau digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, miniatur bangunan dan bangunan
itu sendiri. Peta suatu daerah dengan daerah sesungguhnya dan lain-lain. Contoh lainnya:
pengubinan lantai rumah, lembaran kertas pada buku catatan, dan perhatikan dua buah foto yang
berukuran sama dan dua buah foto berukuran berbeda, misalnya satu berukuran 2 × 3 dan satunya
lagi berukuran 4 × 6 konsep apa yang digunakan dalam hal ini? Untuk itu, kita akan dapat
menjawabnya setelah memahami konsep kongruen dan sebangun berikut ini.

Dua benda yang memiliki bentuk yang sama tetapi ukurannya berbeda disebut sebangun.
Adanya kesebangunan antara dua benda akan berguna untuk mengungkapkan informasi berkaitan
dengan benda kedua dengan memanfaatkan informasi pada benda pertama atau sebaliknya.

Kesebangunan dan kekongruenan biasanya digunakan untuk membandingkan dua buah


bangun datar (atau lebih) dengan bentuk yang sama. dua buah bangun datar dapat dikatakan
sebangun apabila panjang setiap sisi pada kedua bangun datar tersebut memiliki nilai
perbandingan yang sama. sedangkan kongruen memiliki konsep yang lebih mendetail, apabila dua
buah (atau lebih) bangun datar memiliki bentuk, ukuran, serta besar sudut yang sama barulah
mereka dapat disebut sebagai bangun datar yang kongruen.

1
Penemu Konsep Kesebangunan

Thales adalah seorang filsuf yunani yang hidup pada abad ke-6 SM. Lahir di kota Miletus.
Awalnya Thales adalah seorang pedangang, profesi yang membuatnya sering melakukan
perjalanan. Kondisi kota Miletos yang cukup makmur memungkinkan orang-orang di sana untuk
mengisi waktu dengan berdiskusi dan berpikir tentang segala sesuatu yang ada disekitar mereka,
sehingga banyak para filsuf yunani pertama lahir di tempat ini. Pemikiran Thales dianggap sebagai
kegiatan berfilsafat pertama karena ia mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejala didalamnya
dengan menggunakan rasio manusia dan tidak bergantung pada mitos yang berkembang
dimasyarakat. Ia juga dikenal sebagai salah seorang dari Tujuh Orang Bijaksana (dalam bahasa
Yunani hoi hepta sophoi), yang oleh Aristoteles diberi gelar 'filsuf yang pertama'. Selain sebagai
filsuf, Thales juga dikenal sebagai ahli geometri, astronomi, dan politik. Pada bidang matematika,
Thales mengungkapkan salah satu gagasan yang cukup fenomenal, yakni dibidang kesebangunan.
Diceritakan bahwa dia dapat menghitung tinggi piramida dengan menggunakan bantuan dari
bayangan suatu tongkat. Thales menggunakan kenyataan bahwa segitiga yang dibentuk oleh
piramida dan bayangannya sebangun dengan segitiga kecil yang dibentuk oleh tongkat dan
bayangannya. Dengan menggunakan perbandingan kesebangunan dua segitiga itu ia dapat
memperkirankan tinggi dari piramida tersebut. Selain itu Thales juga mampu mengukur jauhnya
kapal di laut dari pantai. Kemudian Thales menjadi terkenal setelah dia berhasil memprediksi
terjadinya gerhana matahari pada tanggal 28 Mei atau 30 September tahun 609 SM. Dia dapat
melakukan prediksi tersebut karena dia telah mempelajari catatan-catatan astronomis yang
tersimpan di Babilonia sejak tahun 747 SM. Thales tidak meninggalkan cukup bukti tertulis
mengenai pemikiran filsafatnya. Thales juga dianggap sebagai perintis filsafat alam (natural
philosophy).

B. MANFAAT
Kesebangunan juga merupakan hal yang sngat penting dalam kehidupan sehari – hari, salah
satunya yaitu kesebangunan segitiga. Kesebangunan segitiga sangat erat kaitannya dengan
kehidupan manusia yaitu secara sadar atau tidak sadar,manusia sejak dulu sudah menggunakan
maupun menerapkan teori kesebangunan segitiga. Contohnya yaitu dalam membuat atap rumah
yang berbentuk segitiga. Dengan memanfaatkan ini, maka manusia bisa membuat atap rumah
dengan rapi tanpa harus mengalami kegagalan maupun pengulangan dalam membuat atap
sehingga tentunya akan menghemat jumlah pemakaian kayu yang biasanya digunakan dalam atap
rumah. Sehingga sadar atupun tidak, kita telah melakukan konservasi karena menggunakan kayu
secara sehemat mungkin tanpa berlebihan.

2
Bab II

PEMBAHASAN
A. KEKONGRUENAN BANGUN DATAR

a. Dua gambar rumah yang kongruen b. Dua gambar rumah yang tidak kongruen

2 gambar jajar genjang yang


KONGRUEN

2 gambar jajar genjang yang


TIDAK KONGRUEN

Kata kongruen dapat diartikan dengan “menempati bingkainya dengan tepat” atau “dapat
menutup rapat”

Dua bangun yang mempunyai bentuk dan ukuran yang sama dinamakan kongruen.
Dua bangun segi banyak (poligon) dikatakan kongruen jika memenuhi dua syarat, yaitu:

(i) sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang, dan

(ii) sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.

Kita boleh mengatakan ruas garis AB kongruen dengan PQ, dan bisa di tulis AB ≅ PQ Jika ruas
garis AB = ruas garis PQ. Sudut A sama besar dengan sudut P atau dapat juga dikatakan ∠ A
kongruen dengan ∠ P. atau ∠ A ≅ ∠ P

K J

L I

G H
3
Jika diukur panjang sisi dan besar susut sudut segienam ABCDEF dan segienam PQRSTU,
maka akan diperoleh hubungan sebagai berikut.

(i) AB = BC = CD = DE = EF = FA = PQ = QR = RS = ST = TU = UP
(ii) ∠A = ∠ B = ∠D = ∠E = ∠F = ∠P= ∠Q = ∠R = ∠S = ∠T = ∠U

Segienam ABCDEF dan PQRSTU memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Oleh sebab itu
kedua bangun tersebut disebut Kongruen.

Ditulis ABCDEF ≅ PQRSTU

Sedangkan jika diukur panjang sisi dan besar sudut – sudut segienam ABCDEF dengan
GHIJKL, maka diperoleh hubungan sebagai berikut.

(i) AB ≠ GH , BC ≠ HI , CD ≠ IJ , DE ≠ JK , EF ≠ KL , FA ≠ LG
(ii) ∠A = ∠ B = ∠D = ∠E = ∠F = ∠P= ∠Q = ∠R = ∠S = ∠T = ∠U

Berdasarkan (i) dan (ii), dapat disimpulkan bahwa segienam ABCDEF sebangun dengan
segienam GHIJKL. Berdasarkan uraian tersebut maka diperoleh dua bangun yang kongruen pasti
sebangun, tetapi dua bangun yang sebangun belum tentu kongruen.

Bangun – bangun yang memiliki bentuk dalam ukuran yang sama dikatakan bangun –
bangun yang kongruen.

Contoh soal :

1. Tunjukkan bahwa kedua bangun tersebut kongruen.

Alternatif Penyelesaian:
a. Panjang sisi-sisi yang bersesuaian pada trapesium ABCD dan trapesium PQRS sama besar,
yaitu AB = PQ, BC = QR, CD = RS, dan AD = PS.
b. Sudut-sudut yang bersesuaian pada kedua trapesium tersebut sama besar, yaitu A = P = E =
Q dan C = R = D = S.

Dari jawaban a dan b terbukti bahwa trapesium ABCD ≅ trapesium PQRS.

2. Manakah persegi di atas yang kongruen? Jelaskan.


8 9
\
8 8 9 9
8
8 9
(a) (b) (c)
4
Alternatif Penyelesaian:
Dua bangun dikatakan kongruen jika memenuhi dua syarat, yaitu:
(i) sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
Setiap persegi mempunyai empat sudut siku-siku, sehingga sudut-sudut yang
bersesuaian pada persegi (a), (b) dan (c) besarnya pasti sama.

(ii) sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang


Persegi (a) dan persegi (b)
Panjang setiap sisi persegi (a) adalah 8 cm. Panjang setiap sisi persegi (b) adalah 9 cm. Jadi, sisi-
sisi yang bersesuaian persegi (a) dan (b) tidak sama panjang.
Persegi (b) dan persegi (c)
Panjang setiap sisi persegi (b) adalah 9 cm. Panjang setiap sisi persegi (c) adalah 8 cm. Jadi, sisi-
sisi yang bersesuaian persegi (b) dan (c) tidak sama panjang.
Persegi (a) dan persegi (c)
Panjang setiap sisi persegi (a) adalah 8 cm. Panjang setiap sisi persegi (c) adalah 8 cm. Jadi, sisi-
sisi yang bersesuaian persegi (a) dan (c) sama panjang.

Berdasarkan (i) dan (ii) di atas, maka persegi yang kongruen adalah persegi (a) dan (c).

B. KEKONGRUENAN DUA SEGITIGA

Pada materi sebelumnya dua bangun dikatakan kongruen jika panjang sisi-sisi yang
bersesuaian adalah sama dan besar sudut – sudutnya yang bersesuaian adalah sama. Sehingga, dua
segitiga dikatakan kongruen jika ketiga pasang sisi yang bersesuaian sama panjang dan ketiga
pasang sudut yang bersesuaian sama besar.

Perhatikan Gambar dibawah ini untuk kasus pencerminan


segitiga
Jika ΔKLM dicerminkan terhadap garis XY maka bayangan
ΔKLM adalah ΔPQR. Bentuk dan ukuran kedua segitiga
sama.
Jadi, ΔKLM dan ΔPQR kongruen.
Karena ΔKLM ≅ ΔPQR maka:
∠MKL = ∠RPQ,
∠KLM = ∠PQR,
∠LMK = ∠QRP,
KL = PQ,
LM = QR, dan
KM = PR.

5
Dari uraian tersebut, dapat dikatakan dua buah segitiga kongruen jika mempunyai:

1. Dua sisi dan sudut yang diapitnya sama.

Δ ABC ≡ Δ DEF (s, sd, s) dibaca (sisi, sudut, sisi) artinya dua sisi dan sebuah sudut yang
diapitnya sama, karena:
a. AC = DF
b. AB = DE
c. ∠CAB = ∠FDE

2. Sebuah sisi dan dua sudut yang berada pada sisi itu sama.

Δ KLM ≅ Δ PQR (sd, s, sd) dibaca (sudut, sisi, sudut), artinya sebuah sisi dan dua sudut pada sisi
itu sama, karena:
a. KL = PQ
b. ∠MKL = ∠RPQ
c. ∠KLM = ∠PQR

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dua segitiga akan kongruen jika memenuhi
salah satu syarat berikut ini.
1. Ketiga sisi pada segitiga pertama sama panjang dengan ketiga sisi pada segitiga kedua (s, s,
s)

2. Dua sisi pada segitiga pertama sama dengan dua sisi pada segitiga kedua, dan kedua sudut
apitnya sama (s, sd, s).

3. Dua sudut dalam segitiga pertama sama dengan dua sudut dalam segitiga kedua. Sisi yang
menjadi salah satu kaki sudut – sudut itu sama (sd, s, sd)

Dua bangun yang mempunyai bentuk dan ukuran yang sama dinamakan kongruen. Dua
segitiga dikatakan kongruen jika hanya jika memenuhi syarat berikut ini:

(i) sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang


(ii) sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.

6
Contoh soal :

Perhatikan gambar berikut ini!

1. Pada segitiga PQR, QT adalah garis bagi sudut Q, ST ⊥ QR .Segitiga yang kongruen adalah
….
Alternatif Penyelesaian:
Dua segitiga dikatakan kongruen jika kedua segitiga tersebut sama dan sebangun. Segitiga
yang kongruen adalah
∆ PTU dan ∆ RTS ∆ QTP dan ∆ QTR
∆ QTU dan ∆ QTS

2. Diberikan ΔABC ≅ ΔDEC seperti pada gambar. Tentukan sudut-sudut dan sisi-sisi yang
kongruen dari kedua segitiga tersebut.

Alternatif Penyelesaian:
Coba perhatikan sudut-sudut dan sisi-sisi yang bersesuaian dari ΔABC dan ΔDEC.
Sudut-sudut yang bersesuaian adalah ∠CAB bersesuaian dengan ∠CDE, ∠ABC
bersesuaian dengan ∠DEC, dan ∠ACB bersesuaian dengan ∠DCE. Oleh karena diketahui
ΔABC ≅ ΔDEC maka berlaku:
∠CAB = ∠CDE (sudut siku-siku),
∠ABC = ∠DEC (sudut dalam berseberangan), dan
∠ACB = ∠DCE (sudut bertolak belakang).
Jadi, sudut-sudut yang kongruen adalah ∠CAB kongruen dengan ∠CDE, ∠ABC kongruen
dengan ∠DEC, dan ∠ACB kongruen dengan ∠DCE.
Adapun sisi-sisi yang bersesuaian adalah AB bersesuaian dengan DE, BC bersesuaian dengan
EC, dan CA bersesuaian dengan CD. Oleh karena diketahui ΔABC ≅ ΔDEC maka berlaku:
AB = DE,
BC = EC, dan
CA = CD.
Jadi, sisi-sisi yang kongruen adalah AB kongruen dengan DE, BC kongruen dengan EC, dan
CA kongruen dengan CD.

7
3. Perhatikan gambar di samping!

Panjang BC adalah ….
Alternatif Penyelesaian:

Dua perbandingan antara segitiga APQ dan ABC akan menghasilkan persamaan di bawah.
𝐴𝑃 𝐴𝐵
=
𝑃𝑄 𝐵𝐶
4 12
=
6 𝐵𝐶
ABC 72 =
60
BC = = 18 cm
4
C. KESEBANGUNAN BANGUN DATAR

Ketika mengedit foto dalam komputer, dengan meng-klik dan menggeser (drag) foto pada sisi
foto (ke atas, ke bawah, atau ke samping) maka ukurannya terhadap foto asli menjadi tidak
proporsional. Tetapi jika menge-klik dan menggeser (drag) foto pada sisi sudut foto maka ukuran
foto proporsional terhadap foto aslinya.

Foto asli di drag ke atas di drag ke samping di drag pada sudut foto

Kesebangunan adalah hal – hal yang berkaitan dengan dua bangun atau lebih yang memiliki
bentuk yang sama. Dua bangun datar yang mempunyai bentuk yang sama disebut sebangun. Tidak
perlu ukurannya sama, tetapi sisi-sisi yang bersesuaian sebanding (proportional) dan sudut-sudut
yang bersesuaian sama besar. Perubahan bangun satu menjadi bangun lain yang sebangun
melibatkan perbesaran atau pengecilan.
Dengan kata lain dua bangun dikatakan sebangun jika memenuhi syarat:
(i) Perbandingan panjang sisi yang bersesuaian senilai
AB BC CD AD
= = =
EF FG GH EH

8
(ii) Sudut yang bersesuaian besarnya sama
m∠A = m∠E
m∠B = m∠F
m∠C = m∠G
m∠D = m∠H
Jika bangun ABCD dan EFGH memenuhi kedua syarat tersebut, maka bangun ABCD dan
EFGH sebangun, dinotasikan dengan ABCD ∼ EFGH.
Jika bangun ABCD dan EFGH tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka bangun ABCD
dan EFGH tidak sebangun, dinotasikan dengan ABCD≁EFGH.
Catatan:
Ketika menyatakan dua bangun sebangun sebaiknya dinyatakan berdasarkan titik - titik sudut yang
bersesuaian dan berurutan, contohnya:

Contoh soal :

1. Perhatikan pasangan bangun datar berikut, Apakah termasuk sebangun atau tidak sebangun?
Mengapa demikian?

Alternatif Penyelesaian:
Akan diselidiki apakah trapesium ABCD dan EFGH sebangun.
∠ A = ∠ F = 450 ∠ C = ∠ H = 450
∠ B = ∠ E = 1350 ∠ D = ∠G = 1350
Ternyata sudut - sudut yang bersesuaian sama besar.
AB 3 𝐶𝐷 3
= =
EF 2 𝐺𝐻 2

BC 6 𝐴𝐷 9 3
= = =
EH 4 𝐸𝐻 6 2
Ternyata sisi-sisi yang bersesuaian sebanding. Jadi, gambar diatas merupakan pasangan
bangun datar yang sebangun.

2.

9
Diketahui persegi panjang ABCD sebangun dengan persegi panjang KLMN. Jika AB = 12 cm,
BC = 8 cm, KL = 24 cm. Berapakah panjang LM?

Alternatif Penyelesaian:
ABCD sebangun dengan KLMN, maka :
AB BC CD DA
= = =
KL LM MN NK
Sehingga :
AB BC
=
KL LM
12 8
=
24 x
12 . x = 8 . 24
Jadi, panjang LM adalah 16 cm
x = 16
D. KESEBANGUNAN DUA SEGITIGA

Dua segitiga akan sebangun jika memenuhi salah satu syarat berikut ini.

a. Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian senilai (s,s,s).


b. Besar sudut-sudut yang bersesuaian sama (sd, sd).
c. Kedua segitiga itu memiliki satu sudut sama besar dan kedua sisi yang mengapitnya
mempunyai perbandingan yang sama (s, sd, s).

a) Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian senilai

𝐴′𝐵′ 𝐵′𝐶′ 𝐴′𝐶′


= = = 𝑎
AB BC AC

(b) Besar sudut-sudut yang bersesuaian sama

m∠A = m∠A'
m∠B = m∠B'
m∠C = m∠C'

Jika ΔABC dan ΔA'B'C' memenuhi syarat tersebut, maka ΔABC dan ΔA'B'C' sebangun,
dinotasikan dengan ΔABC ∼ ΔA'B'C'.

Jika ΔABC dan ΔA'B'C' tidak memenuhi syarat, tersebut maka ΔABC dan ΔA'B'C' tidak
sebangun, dinotasikan dengan ΔABC ≁ ΔA'B'C'.

Syarat Dua Segitiga Sebangun

10
Dua segitiga dikatakan sebangun (misal: ΔABC ∼ ΔA'B'C'), jika memenuhi salah satu kondisi
berikut ini.

1. Perbandingannya ketiga pasangan sisi yang bersesuaian sama, yaitu:


𝐴′𝐵′ 𝐵′𝐶′ 𝐴′𝐶′
= = = 𝑎
AB BC AC

2. Dua pasang sudut yang bersesuaian sama besar.

Contoh: m∠A = m∠A' dan m∠B = m∠B'

3. Perbandingan dua pasang sisi yang bersesuaian sama dan sudut yang diapitnya sama besar.
𝐴′𝐵′ 𝐵′𝐶′
Contoh: = = 𝑎
AB BC
dan

m∠A = m∠A'

Kesebangunan Khusus dalam Segitiga Siku-Siku

Perhatikan gambar. Dengan memperhatikan bahwa ΔABC ∼ ΔDBA, ΔABC ∼ ΔDAC dan

ΔDBA ∼ ΔDAC, diperoleh:


𝐴𝐵 2 = 𝐵𝐷 × 𝐵𝐶

𝐴𝐶 2 = 𝐶𝐷 × 𝐶𝐵

𝐴𝐷2 = 𝐷𝐵 × 𝐷𝐶

11
Contoh soal :

1. Coba kamu selidiki apakah Δ𝐴𝐵𝐶 dan Δ𝐴′𝐵′𝐶′ pada gambar diatas sebangun? Jelaskan hasil

penyelidikanmu.

Alternatif Penyelesaian:
Amati 𝛥𝐴𝐵𝐶
(𝐴𝐶)2 = (𝐴𝐵)2 + (𝐵𝐶)2 ⇔ (𝐴𝐶)2 = 82 + 62 ⇔ (𝐴𝐶)2 = 100 ⇔ 𝐴𝐶 = √100 = 10
Jadi, 𝐴𝐶 = 10
Amati 𝛥A′B′C′

(A′B′)2 = (A′ C′ )2 − (B′C′)2 ⇔ (A′B′)2 = 52 − 32 ⇔ (A′B′)2 = 16 ⇔ 𝐴𝐵 = √16 = 4

Oleh karena itu,


𝐴𝐵 8 𝐵𝐶 6 𝐴𝐶 10
= = 2; = = 2; ′ ′ = =2
A′B′ 4 B′C′ 3 AC 5

𝐴𝐵 𝐵𝐶 𝐴𝐶
Berarti, = = ′ ′
A′B′ B′C′ A C
Jadi, 𝛥𝐴𝐵𝐶 sebangun dengan 𝛥A′B′C′

2. Perhatikan gambar dibawah ini!

Tentukan panjang sisi DE dan AB!

Alternatif Penyelesaian:
Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian adalah
𝐴𝐵 𝐵𝐶 𝐴𝐶
= =
AD DE AE

Diketahui:
panjang AC = 4 cm, AE = AC + CE = 4 + 8 = 12 cm, maka

12
𝐴𝐶 4 1
= =
AE 12 3

panjang BC = 5 cm, maka

𝐵𝐶 𝐴𝐶
=
DE AE
5 1
=
DE 3
𝐷𝐸 = 5 × 3
𝐷𝐸 = 15

panjang BD = 5 cm, maka

𝐴𝐵 𝐴𝐶
=
AD AE
𝐴𝐵 1
=
AB + BD 3
𝐴𝐵 1
=
AB + 5 3
3𝐴𝐵 = 1(𝐴𝐵 + 5)
3𝐴𝐵 = 𝐴𝐵 + 5
3𝐴𝐵 − 𝐴𝐵 = 5
2𝐴𝐵 = 5
𝐴𝐵 𝐷𝐸 = 15
Jadi panjang 2, 𝐴𝐵 = 2,5
= dan

Latihan Soal!
1. Perhatikan gambar berikut ini!

Jarak titik E ke B adalah....

2. Jika dua buah trapesium pada gambar di bawah ini sebangun, maka nilai x adalah ….

3. Perhatikan dua bangun datar yang kongruen berikut.

13
Tentukan besar ∠E !

4. Hitunglah panjang MN pada gambar di bawah ini !

5. Febri mempunyai tinggi badan 150 cm. Ia berdiri pada titik yang berjarak 10 m dari sebuah
gedung. Ujung bayangan Febri berimpit dengan ujung bayangan gedung. Jika panjang
bayangan Febri adalah 4 m, maka tinggi gedung adalah ….

6. Perhatikan gambar segitiga di bawah!

Pasangan segitiga yang kongruen pada di atas tersebut adalah…

7. Perhatikan gambar berikut!

Trapesium PTUV sebangun dengan trapesium PQRS. Luas daerah trapesium PQRS adalah…

8. Diketahui segitiga KLM dan segitiga PQR kongruen. Besar ∠KLM = 74°, ∠KML = 46°, ∠PQR
= 60°, dan ∠PRQ = 46°. Pasangan sisi yang sama panjang pada kedua segitiga itu adalah …

14
Pembahasan:

1. Misalkan EB dinamakan x, maka AB nantinya akan sama dengan (2 + x). Perbandingan sisi
EB dengan ED pada segitiga kecil (segitiga BDE), harus sama dengan perbandingan AB
dengan AC pada segitiga besar (segitiga BCA). Selanjutnya:
𝐸𝐵 𝐴𝐵
=
𝐸𝐷 𝐴𝐶
𝑥 2
=
𝐸𝐷 𝐴𝐶
8𝑥 = 12 + 6𝑥
8𝑥 − 6𝑥 = 12 + 6𝑥
2𝑥 = 12
12
𝑥 = = 6 cm
2
𝑥 14 5 × 14
2. = ⇒𝑥= = 8,75 cm
5 8 8
3. Oleh karena kedua bangun datar tersebut kongruen, sudut-sudut yang bersesuaian sudah pasti
sama besar.
∠ A = ∠ F = 45°
∠ C = ∠H = 60°
∠ D = ∠ G = 120°
∠B=∠E=?
Jumlah sudut pada bangun datar ABCD = jumlah sudut pada bangun datar
EFGH = 360°.
∠E = 360° − (∠ F + ∠ G + ∠ H )
= 360° − (45° +120° + 60° )
= 360° − 225° = 35°
Jadi, E = 35°
4.

15
Kita lihat ΔTQR Sisi-sisi bersesuaian memiliki perbandingan sama, sehingga
RO ON
=
RT TQ
5 ON
=
8 8
ON = 5
Panjang MN:
MN = MO + ON
MN = 12 + 5
Jadi panjang MN adalah 17 cm
MN = 17
5.

Perhatikan 𝛥𝐴𝐵𝐸 dan 𝛥ACD 𝐸𝐵 𝐴𝐵


Berdasarkan prinsip kesebangunan diperoleh =
𝐷𝐶 𝐴𝐶
Sehingga,
1,5 4
=
𝐷𝐶 14
1,5 × 14
𝐷𝐶 = = 5,25 𝑐𝑚
4

6. Pasangan segitiga yang kongruen pada di atas tersebut adalah

𝛥𝐴𝐵𝐺 ≅ 𝛥𝐸𝐷𝐻 𝛥𝐴𝐵𝐶 ≅ 𝛥𝐸𝐷𝐶

𝛥𝐵𝐺𝐶 ≅ 𝛥𝐷𝐻𝐶 𝛥𝐴𝐵𝐷 ≅ 𝛥𝐸𝐷𝐵

𝛥𝐴𝐵𝐹 ≅ 𝛥𝐷𝐹𝐸 𝛥𝐴𝐺𝐹 ≅ 𝛥𝐸𝐻𝐹

𝛥𝐴𝐶𝐷 ≅ 𝛥𝐸𝐶𝐵 𝛥𝐴𝐶𝐻 ≅ 𝛥𝐸𝐺𝐶

Jadi, banyaknya segitiga yang kongruen ada 8 pasang.

7. Cari TQ! Cari SR!


Type
𝑃𝑇 equation
𝑉𝑃here.
= 𝑃𝑇 𝑉𝑈
𝑃𝑇 + 𝑇𝑄 𝑆𝑃 =
𝑃𝑇 + 𝑇𝑄 𝑆𝑅
20 8
=Trapesium PQRS 20 6
Luas
20 + 𝑇𝑄 12 =
20 + 10 𝑆𝑅
16
12 × 20 = 8(20 + 𝑇𝑄) 20𝑆𝑅 = 180

240 = 160 + 8𝑇𝑄 𝑆𝑅 = 9𝑐𝑚


L = 12 × (𝑎 + 𝑏) × 𝑡

L = 12 × (30 + 9) × 12

L = 12 × 39 ×

1
L = 2 × (30 + 9) × 12

1
L = 2 × 39 × 12

1
L = 2 × (𝑎 + 𝑏) × 𝑡

L = 234 𝑐𝑚2

8.

∠KLM = 74°, ∠KML = 46°, ∠PQR = 60°, ∠PRQ = 46°

∠MKL = 180° - (∠KLM + ∠KML)

= 180° - (74° + 46°)

= 180° - 120°

= 60°

∠RPQ = 180° - (∠PQR + ∠PRQ)

= 180° - (60° + 46°)

= 180° - 106°

= 74°

Maka, ∆KLM = ∆QPR

Jadi, Pasangan sisi yang sama adalah...

17
KL = QP

LM = PR

KM = QR

18
Bab III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kekongruenan Bangun Datar

Dua bangun yang mempunyai bentuk dan ukuran yang sama dinamakan kongruen.

Dua bangun segi banyak (poligon) dikatakan kongruen jika memenuhi dua syarat, yaitu:
(i) sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang, dan
(ii) sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
Jika diukur panjang sisi dan besar susut sudut segienam ABCDEF dan segienam PQRSTU,
maka akan diperoleh hubungan sebagai berikut.
(iii) AB = BC = CD = DE = EF = FA = PQ = QR = RS = ST = TU = UP
(iv) ∠A = ∠ B = ∠D = ∠E = ∠F = ∠P= ∠Q = ∠R = ∠S = ∠T = ∠U
ABCDEF ≅ PQRSTU
Ditulis

2. Kekongruenan Bangun Segitiga


Dua buah segitiga kongruen jika mempunyai:
a. Dua sisi dan sudut yang diapitnya sama.
Δ ABC ≡ Δ DEF (s, sd, s) dibaca (sisi, sudut, sisi) artinya dua sisi dan sebuah
sudut yang diapitnya sama, karena:
a.AC = DF
b.AB = DE
c. ∠CAB = ∠FDE
b. Sebuah sisi dan dua sudut yang berada pada sisi itu sama.
Δ KLM ≅ Δ PQR (sd, s, sd) dibaca (sudut, sisi, sudut), artinya sebuah sisi dan dua
sudut pada sisi itu sama, karena:
a. KL = PQ

19
b. ∠MKL = ∠RPQ
c. ∠KLM = ∠PQR
3. Kesebangunan Bangun Datar
Dua bangun dikatakan sebangun jika memenuhi syarat:
(i) Perbandingan panjang sisi yang bersesuaian senilai
AB BC CD AD
= = =
EF FG GH EH
(ii) Sudut yang bersesuaian besarnya sama
m∠A = m∠E
m∠B = m∠F
m∠C = m∠G
m∠D = m∠H
Jika bangun ABCD dan EFGH memenuhi kedua syarat tersebut, maka bangun ABCD dan
EFGH sebangun, dinotasikan dengan ABCD ∼ EFGH.
4. Kesebangunan Bangun Segitiga
Dua segitiga dikatakan sebangun (misal: ΔABC ∼ ΔA'B'C'), jika memenuhi salah satu
kondisi berikut ini.
a Perbandingannya ketiga pasangan sisi yang bersesuaian sama, yaitu:

𝐴′𝐵′ 𝐵′𝐶′ 𝐴′𝐶′


= = = 𝑎
AB BC AC

b Dua pasang sudut yang bersesuaian sama besar


Contoh: m∠A = m∠A' dan m∠B = m∠B'

20
c Perbandingan dua pasang sisi yang bersesuaian sama dan sudut yang diapitnya sama besar.
Contoh: 𝐴′𝐵′ 𝐵′𝐶′
= = 𝑎
AB BC
dan

m∠A = m∠A'

21
DAFTAR PUSTAKA

Agus, Nuniek Avianti. 2007. Mudah Belajar Matematika. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.

Kusumawardani, dkk. 2011. Matematika untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: PT. Sarana Panca
Karya Nusantara.

Masduki, dan Ichwan Budi Utomo. 2007 . Matematika untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Subchan, dkk. 2018. Matematika untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Anonim . Latihan Soal Kelas IX:Kesebangunan dan Kekongruenan.


https://www.academia.edu/16515475/SOAL_KESEBANGUNAN_DAN_KEKONGRUE
NAN_KUNCI_JAWABAN_PDF. Di akses tanggal 22 Maret 2019.

Anonim .2018 .Pembahasan Matematika SMP UN 2017 No. 26-30.


https://kakajaz.blogspot.com/2018/01/pembahasan-matematika-smp-un-2017-no-26-
30.html. Di akses tanggal 22 Maret 2019.

Anonim .2014 .Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar Matematika.


http://www.rumusmatematikadasar.com/2014/10/kesebangunan-dan-kekongruenan-bangun-
datar-matematika.html. Di akses tanggal 22 Maret 2019.

Anonim .2015 .Manfaat Kesebangunan Segitiga dalam Bidang Konservasi.


http://blog.unnes.ac.id/jatmiko121/2015/11/12/hello-world/. Di akses tanggal 22 Maret
2019.

Wiguna,Yolan .2017 .Makalah Geometri Datar Sama dan Sebangun(Kongruen).


https://yolanwiguna.blogspot.com/2017/01/sama-dan-sebangun-kongruen.html. Di akses
tanggal 22 Maret 2019.

22

Anda mungkin juga menyukai