Identifikasi Pencemaran Air Tanah Akibat Intrusi Air Laut (Studi Kasus
Pesisir Pantai Ketah Kabupaten Situbondo)
ABSTRAK
Kawasan Pesisir Pantai Ketah merupakan salah satu kawasan pesisir pantai di Kabupaten
Situbondo berpotensi mengalami intrusi air laut dikarenakan permasalahan intrusi air laut
sering menjadi salah satu permasalahan dikawasan pesisir pantai. Berdasarkan hasil pengujian,
secara keseluruhan kualitas air air pompa yang dimanfaatkan oleh masyarakat Pesisir Ketah
untuk kebutuhan sehari-hari tidak layak dikonsumsi dan harus diolah/dimasak terlebih
dahulu karena telah melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan oleh Permenkes RI Tahun
2010 diantaranya titik 8 dengan kadar pH sebesar 8.73, titik 5 dengan kadar besi sebesar 0.48
mg/L, titik 4 dengan kadar kesadahan sebesar 760 mg/L, dan menurut PAHIAA 1986 kualitas
air dikawasan pesisir pantai Ketah tidak layak dikonsumsi karena memiliki rata-rata nilai
konduktivitas sebesar 1751.78 μs/cm dan masuk dalam kategori air agak payau, sedangkan
rata-rata klorida sebesar 410.169 mg/L, TDS sebesar 20.074 mg/L dan masih dalam kategori air
tawar.
Abstract
Coastal Region Ketah is one of the coastal areas in Situbondo has the potential to seawater intrusion due
to problems of seawater intrusion is often one problem area of the coast Based on the results of testing 27
samples of ground water, the overall water quality of the water pump utilized by the Coastal Ketah for
daily needs such as bathing, washing, cooking, and other activities not suitable for consumption and
should be processed / cooked first because there are several observation points which is really not suitable
for consumption because it has exceeded the maximum levels permitted by the Minister of Health of
Indonesia Year 2010 include point 8 with a pH level of 8.73, point 5 with the iron content of 12:48 mg /
L, point 4 with high levels of hardness of 760 mg / L. Meanwhile, according to PAHIAA 1986 water
quality area of coastal Ketah not suitable for consumption because it has an average value of conductivity
at 1751.78 μs / cm and into the category of water rather brackish, while the average chloride amounting
to 410 169 mg / L TDS amounting to 20 074 mg / L and still in the category of freshwater. And the
relationship between conductivity and chloride with research sites can be said to be directly proportional
to the distance the well that is closer to the waterfront, the greater the value of conductivity and chloride.
While the TDS value shows a low value, it may be because there has been a process of dilution due to the
rain water to seep into the ground.
air tawar akan menyebabkan air laut mudah penduduk pesisir pantai Ketah Kabupaten
untuk mendesak air tanah. Situbondo. Alat yang digunakan
Kabupaten Situbondo merupakan diantaranya pH meter, Konduktivitimeter,
salah satu kabupaten di Jawa Timur yang Rekfraktometer, Kolorimeter, dan Coolbox.
terletak di garis pantai utara pulau jawa dan Jenis penelitian ini merupakan jenis
berbatasan langsung dengan laut jawa. penelitian deskriptif karena akan
Sebagian besar wilayah kabupaten menggambarkan dan menginterpretasi
Situbondo merupakan kawasan pesisir yang objek sesuai dengan keadaan sebenarnya.
dapat berpotensi mengalami intrusi air laut Sedangkan, Metode yang digunakan dalam
dikarenakan permasalahan intrusi air laut pengambilan sampel air tanah yaitu
sering menjadi salah satu permasalahan menggunakan metode Cluster Random
dikawasan pesisir dan tentunya akan Sampling.
berkaitan dengan masalah air bersih. Intrusi
air laut dapat menyebabkan dampak yang HASIL DAN PEMBAHASAN
sangat luas dalam berbagai aspek
kehidupan, seperti gangguan kesehatan, Karakteristik Air Tanah di kawasan Pesisir
penurunan kesuburan tanah, kerusakan Pantai Ketah Situbondo
bangunan dan lain sebagainya (Widada, 8.5 8.3
8.28
2007).
Kawasan Pesisir Pantai Ketah
Nilai pH
8
300 m
merupakan salah satu kawasan pesisir 7.46
7.5
pantai di Kabupaten Situbondo yang 600 m
terletak di Kecamatan Suboh. Pesisir Ketah 7 900m
dan sekitarnya merupakan daerah lahan I II III
pemukiman, pertanian dan tambak. Peranan Lokasi Pengamatan
air tanah di daerah tersebut sangatlah
penting dalam menunjang kelangsungan
sektor pertanian dan kegiatan lainnya Gambar 1. Grafik Hubungan Lokasi
seperti kegiatan sehari – hari.. Seiring Pengamatan dengan Nilai pH
berjalannya waktu, kebutuhan akan air
tanah akan semakin meningkat. Gambar 1 menunjukkan bahwa nilai pH
Peningkatan pengambilan air tanah di terendah sebesar 7.46 terletak pada jarak 900
daerah tersebut dapat mengakibatkan m, sedangkan pH tertinggi sebesar 8.304
terjadinya intrusi yang akan mampu terletak pada jarak 600 m. Berdasarkan sidik
menurunkan kualitas air tanahnya. ragam menunjukkan bahwa adanya
Berdasarkan keterangan warga pesisir pengaruh sangat nyata pada perlakuan /
Ketah, air tanah yang dimanfaatkan oleh lokasi penelitian.. Hal ini karena Fhitung
masyarakat Pesisir Ketah untuk kebutuhan perlakuan (532.5635)˃ F0.01 (3.89) , Maka
sehari-hari seperti mandi, mencuci, maka H0 ditolak atau terdapat pengaruh
memasak, dan kegiatan lainnya diduga perlakuan terhadap respon yang diamati.
telah tercemar oleh air laut karena kondisi Selanjutnya dilakukan uji BNJ untuk
air cenderung payau. Oleh karena itu perlu mengetahui perbedaan antar perlakuan.
dilakukan penelitian terkait pengujian
kualitas air tanah dikawasan pesisir pantai Tabel 1. Uji BNJ Pengaruh Lokasi Penelitian
Ketah melalui beberapa parameter meliputi dengan nilai pH
pH, Salinitas, Konduktivitas, TDS, Perlakuan Rata-rata Notasi
kesadahan dan Besi guna mengetahui P7 6.81 a
P9 6.85 a
pendugaan pencemaran air tanah akibat
P1 8.18 b
instrusi air laut di daerah tersebut. P4 8.23 b
P3 8.25 b
BAHAN DAN METODE P6 8.30 b
P5 8.31 b
P2 8.48 b
Bahan yang digunakan pada penelitian ini P8 8.73 b
yaitu 27 sampel air tanah dari sumur pompa BNJ 0.05 = 0.785
34
Putri, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Keterangan : Bilangan rata yang ditandai Tabel 2. Uji BNJ Pengaruh Lokasi Penelitian
huruf yang sama menunjukkan tidak dengan Nilai Salinitas
berbeda nyata pada P 0.05 Perlakuan Rata-rata Notasi
Berdasarkan hasil uji BNJ yang telah
ditunjukkan pada Tabel 4.1 dengan nilai P1 0.67 a
BNJ 0.05 sebesar 0.785 dapat dilihat bahwa P6 1 a
antara titik 1 dan titik 9 memiliki perbedaan P2 1 a
sangat nyata dibandingkan dengan titik – P3 1.33 a
titik lainnya. Kecenderungan nilai pH yang P7 1.33 a
diperoleh disebabkan akibat pengaruh P9 1.33 a
lokasi pengamatan/jarak yang sangat nyata P8 1.67 b
terhadap respon yang diamati. Titik 1 P5 2.67 b
memiliki nilai pH diatas 7 yang bersifat P4 5 c
basa, hal ini disebabkan oleh adanya
BNJ 0.05 = 0.97
kandungan ion H+ dan ion OH- didalam
Keterangan : Bilangan rata yang ditandai
air. Semakin basa suatu zat, semakin sedikit
huruf yang sama menunjukkan tidak
jumlah ion H+ dan semakin banyak ion OH-
berbeda nyata pada P 0.05.
didalam air (Daud, 2010). Semakin tinggi
nilai pH semakin tinggi pula nilai alkalinitas
Berdasarkan hasil uji BNJ yang telah
dan semakin rendah kadar karbiondioksida
dilakukan pada Tabel 4.2 dengan nilai BNJ
bebas pH yang mempengaruhi toksisitas
sebesar 0.97 diperoleh bahwa ada perbedaan
suatu senyawa kimia. Untuk meningkatkan
nyata antara jarak antar titik pengamatan
pH suatu perairan kita bisa melakukan
dengan respon yang diamati. Hal ini terlihat
pengapuran (Marsidi, 2001).
bahwa pada titik 5 dan 4 memiliki
perbedaan sangat nyata terhadap respon
Pengukuran Nilai Salinitas
yang diamati. Hal ini disebabkan karena
4 titik 5 dan 4 berada dekat dengan pantai,
2.89 sehingga kadar salinitas di titik tersebut
Nilai Salinitas (‰)
3
1.44 300 m lebih tinggi daripada titik lainnya yang lebih
2
0.8 jauh dengan pantai. Perbedaan nilai salinitas
1 600 m ini dapat terjadi akibat kondisi wilayah
0 penelitian. Ditinjau dari kejadiannya,
900m
I II III kondisi payau hingga asinnya air tanah
Lokasi Pengamatan dapat disebebakan oleh 3 faktor yaitu
disebabkan karena adanya penyusupan air
laut, karena lingkungan pengendapan yang
Gambar 2. Grafik Hubungan Lokasi
bersifat marin sehingga batuan pada
Pengamatan dengan Nilai Salinitas
wilayah tersebut sudah asin dan faktor
ketiga karena adanya pengaruh air tanah
Grafik salinitas pada Gambar 4.2
yang berasal dari dalam magma (Djaendi
menunjukkan bahwa rata-rata nilai salinitas
dan Soeroto, 1989).
tertinggi terletak pada jarak 300 m dengan
nilai rata-rata salinitas sebesar 2.89 ‰, dan
nilai salinitas terendah pada jarak 900
sebesar 0.8 ‰. Hasil perhitungan sidik
ragam salinitas terlihat bahwa ada pengaruh
sangat nyata pada perlakuan/ lokasi
penelitian. Hal ini karena Fhitung
(16.00001125)˃ F0.01, (3.89)maka maka H0
ditolak atau terdapat pengaruh perlakuan
terhadap respon yang diamati.
35
Putri, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Pengukuran Nilai Kadar Besi Tabel 3. Uji BNJ Pengaruh Lokasi Penelitian
dengan NilaiKesadahan
Nilai Besi (mg/l) 0.3 0.24 Perlakuan Rata-rata Notasi
300 m
0.2 P1 46.667 a
600 m P6 60 a
0.1 0.04
0.03 900m P3 80 a
0
P8 100 a
I II III
P9 206.67 b
Lokasi Pengamatan
P2 206.67 b
P7 233.33 c
Gambar 3. Grafik Hubungan Lokasi P5 260 c
Pengamatan dengan Nilai Besi P4 760 d
BNJ 0.05 = 126.627
Gambar 3 menunjukkan bahwa lokasi I Keterangan : Bilangan rata yang ditandai
memiliki nilai kandungan besi yang paling huruf yang sama menunjukkan tidak
tinggi dibandingkan dengan lokasi II dan III berbeda nyata pada P 0.05
yaitu sebesar 0.24 mg L-1. Tingginya
kandungan besi menyebabkan bercak noda Berdasarkan hasil uji BNJ yang telah
kuning kecoklatan dan dapat menyebabkan dilakukan pada Tabel 3 dengan nilai BNJ
pakaian menjadi kusam setelah mengalami sebesar 126.627 diperoleh bahwa ada
pencucian. Menurut Effendi (2003), air tanah perbedaan nyata antara jarak antar titik
biasanya memiliki kandungan besi yang pengamatan terhadap respon yang diamati.
relatif tinggi. Jika air tanah mengalami Hal ini terlihat pada titik 5 dan 4 berbeda
kontak dengan udara dan mengalami nyata terhadap respon yang diamati. Titik 4
oksigenasi,ion ferri pada ferri hidroksida dan 5 berada dalam jarak dekat dengan
[Fe(OH)3] yang banyak terdapat dalam air pantai, dan memiliki nilai kesadahan yang
tanah akan teroksidasi menjadi ferro dan cukup tinggi. Adanya kandungan kapur
segera mengalami presipitasi dalam air yang berlebihan menyebabkan air
(pengendapan) serta membentuk warna bersifat sadah. Air yang banyak
kemerahan pada air. mengandung mineral kalsium dan
magnesium dikenal sebagai “air sadah” atau
Pengukuran Nilai Kesadahan air yang sukar untuk dipakai mencuci
Berdasarkan grafik pada Gambar 4 terlihat (Hidayat, 2008).
bahwa nilai kesadahan tertinggi rata-rata
sebesar 360 CaCO3 L-1 pada jarak 300 m, dan Pengukuran Nilai Konduktivitas
terendah sebesar 111.111 CaCO3 L-1 pada
jarak 900 m. tingginya nilai kesadahan dapat 6000
disebabkan akibat adanya garam-garam
Nilai Konduktivitas
4012.22
terlarut didalam air. 4000
300 m
(μs/cm)
400 360
777.11
2000
Nilai Kesadahan
180 0
200 300 m 900m
111.11 I II III
100 600 m
Lokasi Pengamatan
0 900m
I II III Gambar 5. Grafik Hubungan Lokasi
Lokasi Pengamatan Pengamatan dengan Nilai Konduktivitas
Gambar 4. Grafik Hubungan Lokasi
Hasil yang terlihat pada Gambar 4.5
Pengamatan dengan Nilai Kesadahan
menunjukkan bahwa pada jarak terdekat
dengan tepi pantai memiliki nilai
konduktivitas paling tinggi sebesar 4012.22
μs cm-1, dan nilai konduktivitas terendah
36
Putri, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan
yaitu pada jarak terjauh dengan tepi pantai Pengukuran Nilai Klorida
dengan nilai konduktivitas sebesar 466 μs
1500
cm-1. hal ini dapat menunjukkan bahwa 1147.79
sangat rentan di kawasan yang dekat salinitas bisa ditunjukkan melalui nilai TDS
dengan tepi pantai. (Nurrohim, 2012).
21.56
20 klorida, dan TDS dari air sumur dapat
14
300 m dilihat pada Gambar 4.8 berikut ini.
10 600 m 9000
8500
8000
0 900m 7500
7000
Kadar Parameter
I II III 6500
6000
Lokasi Pengamatan 5500
5000 konduktivitas
4500
Gambar 7. Grafik Hubungan Lokasi 4000
3500 klorida
Pengamatan dengan Nilai TDS 3000
2500
2000 TDS
1500
Rata-rata hasil pengamatan nilai TDS 1000
500
di 3 jarak berbeda yang ditunjukkan pada 0
Gambar 7 menunjukkan bahwa nilai TDS 4 5 6 3 1 2 7 8 9
tertinggi sebesar 24.67 mg/l terletak pada Titik Pengamatan
jarak 600 m, sedangkan nilai TDS terrendah
Gambar 8. Grafik Hubungan Konduktivitas,
sebesar 14 mg/l terletak pada jarak 900 m.
Klorida, dan TDS
Tabel 6. Uji BNJ Pengaruh Lokasi Penelitian
Berdasarkan hasil perolehan grafik
dengan nilai TDS
hubungan antara Konduktivitas, Klorida,
Perlakuan Rata-rata Notasi
dan TDS, terlihat bahwa hubungan antara
P9 10.67 a parameter konduktivitas dan Klorida
P8 12.33 a menunjukkan keadaan yang linier. Hal ini
P6 16 a terlihat bahwa kecenderungan nilai
P5 19 a konduktivitas dan klorida berbanding lurus,
P7 19 a yaitu semakin besar nilai konduktivitas
P3 21.67 b maka nilai Klorida juga semakin besar dan
P2 26 c
sebaliknya, serta hubungan antara nilai
konduktivitas dan klorida terhadap jarak
P1 26.33 c menunjukkan bahwa semakin jauh jarak
P4 29.67 d sumur pompa dari tepi pantai, nilai
BNJ 0.05 = 10.386 konduktivtas dan klorida semakin kecil.
Keterangan : Bilangan rata yang ditandai Berbeda dengan parameter TDS yang
huruf yang sama menunjukkan tidak tidak menunjukkan hasil yang linier dengan
berbeda nyata pada P 0.05. parameter konduktivitas dan klorida yang
seharusnya antara ketiga parameter saling
Berdasarkan hasil uji BNJ yang telah berbanding lurus akibat rendahnya nilai
dilakukan pada Tabel 4.6 dengan nilai BNJ TDS. Air tanah yang memiliki kandungan
sebesar 10.386 diperoleh bahwa ada TDS rendah hingga sedang dapat diartikan
perbedaan nyata antara jarak antar titik bahwa telah terjadi proses pengenceran
pengamatan. Hal ini terlihat yaitu pada titik akibat adanya air hujan yang masuk
1 dan 4 sangat berbeda nyata dibandingkan kedalam air tanah atau dapat disebut
titik – titik pengamatan yang lainnya. Air dengan pencucian (flushing).
yang asin memiliki nilai TDS yang tinggi,
hal ini terjadi karena banyak mengandung Analisis Tingkat Keasinan Air Tanah
senyawa kimia, yang juga mengakibatkan Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa
tingginya nilai salinitas. Maka tingkat perolehan tertinggi nilai konduktivitas dan
klorida yaitu pada jarak 300 meter di titik
38
Putri, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan
PAHIAA (Panitia Ad Hoc Intrusi Air Asin). Supardi. 2003. Lingkungan Hidup dan
1986. Direkrorat Geologi Tata Kelestariannya, PT. Alumni, Bandung.
Lingkungan, Jakarta. Supriharyono,2000. Pelestarian dan
Santoso. 1994. Hidrogeologi Umum, ITB, pengelolaan sumber daya alam diwilayah
Bandung. pesisir tropis, GramediaPustakaUtama,
Setiaji, B. 1995. Baku Mutu Limbah Cairuntuk Jakarta.
Parameter Fisika, Kimia padaKegiatan Suripin.2002. Pelestarian SumberDaya Tanah
MIGAS dan Panas Bumi.Lokakarya dan Air. Andi, Yogyakarta.
Kajian Ilmiah tentang Komponen, Syarief, Roestam. 2010. Tata Ruang Air,
Parameter Baku Mutu Lingkungan dalam Andi, Yogyakarta.
Kegiatan Migas dan Panas Bumi, Widada, S. 2007.Gejala intrusi air laut di
PPLHUGM, Yogyakarta. daerah pantai kota pekalongan. Jurnal
Sosrodarsono, S. dan Takeda, S. 1987. Ilmu Kelautan UNDIP, Vol 12.
Hidrologi untuk Pengairan, Pradnya
Paramitha, Jakarta.