Anda di halaman 1dari 10

PENGAMBILAN DARAH VENA

Hari / tanggal : Jumat / 13 September 2019


Tujuan : Untuk mengetahui cara pengambilan darah vena yang baik
dan benar menggunakan spuit
Prinsip : Darah vena diambil dengan cara melakukan penusukan pada
pembuluh darah vena, darah akan masuk pada ujung semprit,
dilanjutkan dengan menarik torak / piston sampai volume
darah yang dikehendaki.

Dasar Teori
Agar dapat di peroleh spesimen darah yang syarat uji laboratorium, maka
pengambilan sampel darah harus di lakukan dengan benar, mulai dari persiapan,
pemilihan jenis antikoagulan, pemilihan letak vena, tekhnik pengambilan
sampai dengan pelabelan sampel.

Pengambilan sampel darah tidak boleh di lakukan pada lengan yang


terpasang infus , jika salah satu lengan terpasang infus maka pengambilan di
lakukan pasa lengan yang yang tidak terpasang infus. jika kedua lengan
terpasang infus di lakukan pengambilan pada vena kaki.

Darah vena diperoleh dengan jalan pungsi vena. Jarum yang digunakan
untuk menembus vena itu hendaknya cukup besar, sedangkan ujungnya harus
runcing , tajam dan lurus. Dianjurkan untuk memakai jarum dan semprit yang
dispossible; semprit semacam itu biasanya dibuat dari semacam plastik. Baik
semprit maupun jarum hendaknya dibuang setelah dipakai, janganlah
disterilkan lagi guna pemakaian berulang.

Darah manusia terdiri dari tiga komponen:

1. Komponen cair atau plasma (55%)


2. Komponen padat atau sel-sel darah (45%)
3. Platelet, atau disebut juga Trombosit

 Komponen cair atau Plasma (55%)

Benda cair dalam pembuluh darah yang merupakan campuran dari air,
glukosa, lemak, protein, dan mineral. Berperan mentransport komponen
'padat'/ selular darah (sel darah merah, putih, dan trombosit) bersama dengan
a) Neutrofil (60-70% dari seluruh leukosit)

b) Eosinophil (2-4% dari seluruh leukosit)

c) Basofil (0-0,5% dari seluruh leukosit)

d) Lymphocyte

e) Monocyte
Alat dan Bahan :
 Alat :

1. Spuit/Syringe

2. Torniquet

3. Sarung tangan

4. Masker

5. Plester

 Bahan :
1. Kapas alkohol
2. Kapas kering

Cara Kerja :
1. Persiapkan alat-alat yang diperlukan : syring, kapas alkohol 70%, tali
pembendung (turniket), plester, dan tabung. Untuk pemilihan syring,
pilihlah ukuran/volume sesuai dengan jumlah sampel yang akan
diambil, pilih ukuran jarum yang sesuai, dan pastikan jarum terpasang
dengan erat.
2. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan
pasien senyaman mungkin.
3. Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar
permintaan.
4. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat
bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
5. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak
melakukan aktifitas.
6. Minta pasien mengepalkan tangan.
7. Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
8. Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan
(palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah
pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba,
lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres
hangat selama 5 menit daerah lengan.
9. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol
70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan
dipegang lagi.
10. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas.
Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke
dalam semprit (dinamakan flash). Usahakan sekali tusuk kena.
11. Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta pasien
membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3
kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
12. Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum.
Tekan kapas beberapa saat lalu plester selama kira-kira 15 menit.
Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka.

Tahapan :
1 2

4 3

5 6
8 7

Keterangan:
1. Siapkan alat dan bahan, seperti kapas alkohol, kapas kering,spuit, tourniquet.
2. Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi)
untuk memastikan posisi vena.
3. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70%
dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
4. Ketika menunggu usapan alkohol tadi kering, buka kemasan spuit, dan
rapatkan jarum pada spuit serta coba tarik perlahan plunger agar udara dapat
keluar sehingga tidak ada udara lagi ketika darah masuk.
5. Buka penutup jarum dengan cara tetap meletakkan spuit pada meja dan
menggunakan satu tangan saja agar tidak tertusuk.
6. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika
jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam
semprit (dinamakan flash).
7. Tarik plunger hingga darah memasuki sedikit bagian barrel, lepaskan
tourniquet dahulu,lalu tarik kembali plunger hingga volume darah yang
diinginkan tercapai
8. Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan
kapas beberapa saat lalu plester selama kira-kira 15 menit.
Pembahasan :
Pengambilan darah vena yaitu suatu pengambilan darah yang diambil pada
pembuluh darah vena fossa cubiti, median cubital atau caphalic dan vena saphena
magma/vena superviciall lain yang cukup besar untuk mendapatkan sampel darah
yang baik dan representatif dengan menggunakan spuit atau vacumtainer.
Pengambilan darah ada tiga cara yaitu dengan melalui Tusukan vena
(Venipuncture), Tusukan kulit (Skinpuncture) dan Tusukan arteri atau nadi. Cara
yang sering digunakan adalah venipuncture dengan spuit. Pengambilan darah
vena (venipuncture) untuk mengambilan darah dalam jumlah yang banyak,
tenaga medis yang melakukan flebotomy disebut Phelobotomist. Pengambilan
darah vena diutarakan mengambil didaerah median cubital, karena daerah ini
terletak lebih besar dan apabila tidak memungkinkan pengambilan darah
dibagian ini dapat dilakukan didaerah vena caphalica atau juga vena basilica.
Pengambilan pada vena Basilica harus dilakuan hati-hati karena letanya
berdekatan dengan arteri branchialis dan syaraf medina.

Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Adalah :


1. Pemasangan Tourniquet (tali pembendungan) :
Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat mengakibatkan
hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit atau pcv dan elemen sel).
Melepas Tourniquet sesudah jarum dilepas dapat memyebabkan
hematoma.
2. Jarum dilepaskan sebelum tabung vacum terisi penuh sehingga
mengakibatkan masuknya udara kedalam tabung dan merusak sel darah
merah.
3. Penusukan :
Penusuan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan
sehingga dapat mengakibatkan pembekuan. Disamping itu penusukan
yang berkali-kali berpotensi menyebabkan hematoma. Tusukan jarum
yang tidak dapat masuk kedalam vena menyebabkan darah bocor dengan
akibat hematoma.
4. Kulit yang ditusuk masih masah oleh alkohol menyebabkan hemolisis
sampel akibat kontaminasi oleh alkohol, rasa terbakar dan rasa nyeri
yang berlebihan pada pasien ketika dilakukan penusukan.

Komplikasi Pada Pengambilan Darah


1. Alergi terhadap atiseptik dan plester
2. Pendarahan berlebihan
3. Hematoma terjadi karena :
a. Vena terlalu kecil untuk jarum yang dipakai
b. Jarum menembus seluruh dinding vena
c. Jarum hanya menembus sebagian vena
d. Jarum dilepaskan pada saat tourniquet masih dipasang
e. Penekanan yang tidak adekuat setelah venipuncture
4. Muntah
5. Nyeri
6. Kerusakan vena
7. Kerusakan saraf
8. Terambilnya darah arteri
9. Petekiae
10. Vena Kolaps
11. Aliran balik antikoagulan

Faktor-Faktor Kegagalan
Posisi jarum salah :
a) Lubang jarum menempel pada bagian atas atau bawah dinding vena
b) Jarum masuk terlalu dalam
c) Jarum masuk sebagian atau kurang dalam
d) Jarum masuk kedalam vena yang kolaps

Koreksi Terhadap Kegagalan Venipuncture


1. Perlahan-lahan posisi jarum diubah kearah yang tepat
2. Pada vena yang kolaps : Tekatkan tourniquet
3. Bila darah tetap tidak keluar, lakukan venipuncture pada bagian yang lain
4. Bila dua kali pengambilan tetap gagal, ganti flebotomis. Bila perlu pasien
diberi istirahat dahulu
Lokalisasi atau Tempat Pengambilan Darah Vena
Tempat-tempat yang memungkinkan dilakukan pemngambilan darah vena adalah
sebagai berikut :
1. Lengan : Vena Basilica, Vena Cepalicha, Vena Mediana Cubiti, Vena
Medial/anterbracial, Vena Radialis
2. Tungkai : Vena Saphinous
Lokasi lain apabila vena lengan tidak dapat digunakan untuk dilakukan
pengambilan darah yaitu : Vena Pergelangan Tangan, Vena Jugulari atau Sinus
Sagitalis (pengambilan darah vena pada bayi), Vena Hermolaris, Vena Dorsalis
Pedis.

Kesimpulan
Pengambilan darah vena adalah cara pengambilan darah dengan menusuk
area pembuluh darah dengan menggunakan spuit. Pengambilan darah vena
adalah suatu pengambilan darah vena yang diambil dari vena fossa cubiti,
median albital atau cepahalic dan vena saphena magma atau superfisial lain yang
cukup besar untuk mendapatkan spuit atau vacumtainer.
Pengambilan darah ada tiga cara yaitu dengan melalui Tusukan Vena
(Venipuncture), Tusukan Kulit (Skinpuncture) dan Tusukanm Arteri atau Nadi.
Cara yang sering digunakan adalah venipuncture dengan spuit. Sebelum
melakukan sampling harus melakukan syarat dan ketentuan agar penyamplingan
berjalan dengan baik.
Sampling darah vena secara baik dan benar sangat memperngaruhi hasil
pemeriksaan dan tidak menimbulkan keluhan pada pasien. Pembendungan yang
terlalu lama akan mempengaruhi hasil pemeriksaan karena akan terjadi
hemokonsentrasi. Penusukan harus tepat agar tidak menimbulkan Hematoma.
Daftar Pustaka
Zaetun, Siti dkk. 2015. Diktat Penuntun Praktikum Teknik Sampling dan
Phlebotomy Semester II Program Studi D-IV Analis Kesehatan Mataram.
Mataram:Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram.

Pearce, C. Evelyn. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:PT Gramedia


Pustaka Utama

Perhimpunan Doktr Spesialis Patologi Klinik Indonesia. 2012. Pelmodulatihan


Nasional

Banjarbaru, 16 September 2019


Pembimbing Praktikan

H. A. Muhlisin, S.Pd, M.Kes. Nur Rizka Adriana

Anda mungkin juga menyukai