STRUKTUR HEWAN
“SISTEM PERNAPASAN”
DI SUSUN OLEH:
A 221 15 041
UNIVERSITAS TADULAKO
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Namun masih banyak
terdapat kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
sempurna, mengingat tenaga dan kemampuan yang ada sehingga keritikan dan saran
yang sifatnya membangun atau konstruktif sangat kami harapkan.
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.2. Tujuan………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula
berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat
pertukaran ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin
yang merupakan perluasan ke atas dari insang dan membentuk lipatan-lipatan
sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini berfungsi
menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan
02. Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele.
Untuk menyimpan cadangan 02, selain dengan labirin, ikan mempunyai
gelembung renang yang terletak di dekat punggung.
Selain dimiliki oleh ikan, insang juga dimiliki oleh katak pada fase
berudu, yaitu insang luar. Hewan yang memiliki insang luar sepanjang
hidupnya adalah salamander.
3) Regio Olfaktorius
Pada kuda dan sapi berwarna kuning muda, biri-biri kuning,
kambing gelap, babi coklat dan karnivora berwarna kelabu pada bagian ini
banyak ditemukan glandula tubuler. Epithelium olfaktorius terdiri atas tiga
macam sel epithelium (Sel sustentakulum, basal dan olfaktorius). Sel
sustentakulum ukurannya tinggi, langsing, banyak mengandung
mikrovilli. Bagian apeks terdapat golgi komplek dan granula berpigmen.
Pada beberapa spesies sel sustentakulum bersifat sekretorik dan
mengandung banyak granula musigen.
Sel olfaktorius bersifat kapiler dan tersebar diantara sel
sustentakulum. nukleusnya berbentuk bulat Bagian apeks dari sel
merupakan modifikasi dari dendrit berupa prosessus yang berbentuk
silindris dari nukleus kepermukaan epithelium. Dibagian distal dari bagian
ini sel menggembung dan keluar lendir, bagian ini disebut Vesicula
olfaktoria, dari sini keluarlah enam sampai delapan buah silia olfaktoria.
Silia ini bersifat non motil dan sangat panjang, komponen dari organa
sensorik yang dapat distimulasi dengan substansi berbau. Membrana
mukosa olfaktoria juga diinervasi saraf bermielin berasal dari nervus
trigeminus. Ujung saraf berakhir pada permukaan bebas pada sel
sustentakulum dan merupakan reseptor stimuli yang tak bersifat bau.
Lamina propria bersatu dengan periosteum, Lamina propria dan
regio olfaktorius banyak mengandung glandula olfaktoria tubulo alveolar
bercabang. Sinus paranasalis dilapisi dengan membrana mukosa, glandula
sedikit dan bersifat serosa. Glandula nasi lateralis tidak ditemukan pada
manusia dan sapi. Mukosa dari duktus insisivus sebagian diliputi dengan
kartilago hialin yang padat. Banyak ditemukan glandula tubuler yang
bersifat serosa dan campuran, leukosit dan nodulus limfatikus.
Sinus Paranasalis
Merupakan sinus tambahan dari kavum nasi terdiri atas sinus frontalis,
ethnoidalis, spenoidalis dan maxillaris. Epithelium pseudokomplek bersilia
dengan sel piala, sedikit mengandung glandula. Silia bergerak menghilangkan
benda asing ataupun mukus kering ke kavum nasi. Mukosanya melekat erat ke
periosteum.
b. Faring.
c. Laring
Tersusun atas kartilago hialin dan elastis yang membentuk tabung panjang
dan kurang teratur, dilapisi oleh jaringan ikat, otot serat lintang dan membrana
mukosa dengan glandula. Merupakan penghubung faring dan trakhea. Rangka
laring tersusun dari beberapa kartilago thiroidea, krikoidea dan epiglotis
bersifat tunggal, sedangkan kartilago aritenoidea, kornikulata dan kuniformis
sepasang. Otot internal berkontraksi menyebabkan bentuk cavum laring
berubah-ubah dan mempengaruhi produksi suara.
Lamina propria dibentuk oleh jaringan ikat dengan banyak serabut elastis,
banyak ditemukan jaringan limfoid dengan nodulus limfatikus dan glandula
yang bersifat serosa, mukosa dan campuran. Nodulus limfatikus banyak
ditemukan pada sapi dan kemudian berkurang jumlahnya pada kuda, babi dan
karnivora.
d. Trakea
Banyak ditemukan sel piala dan leukosit. Gerak silia kearah hidung berguna
untuk mengusir partikel debu. Banyak hewan mempunyai membrana basalis
rudimenter. Lamina propria terdiri atas serabut halus dengan banyak limfosit.
Trakea Burung
Kartilago berupa cincin yang sempurna. Pada burung air, banyak mengalami
osifikasi. Epitheliumnya adalah epithel pseudo-komplek bersilia yang banyak
membantu kripte seperti mukosa kavum nasi. Lamina propria banyak limfosit.
e. Pulmo
Struktur pulmo mirip dengan glandula alveolar komplek. Terletak dalam
kavum thorax. Pulmo disusun rangka penyokong berupa kapsula dan jaringan ikat
interstitialis, bagian konduksi dalam pulmo dan bagian respirasi. Kapsula pulmo
berupa membrana serosa yang disebut pleura viseralis, kapsula memiliki banyak
serabut otot polos. Pada sapi kapsula ini paling tebal sedangkan karnivora paling
tipis. Lapisan superfisial dibatasi oleh mesothelium. Pulmo terbagi atas lobus,
sedangkan lobus dibagi menjadi lobulus oleh jaringan ikat tipis yang disebut septa.
Lobulus berbentuk piramid. Tiap lobulus menerima cabang dari bronkhus primarius
(cabang dari trakhea) sedangkan lobulus menerima bronkhiolus kecil.
f. Bronkhus
Trakhea bercabang menjadi dua (bronkhus primarius). Tiap bronkhus
primarius bercabang sesuai dengan jumlah lobi. Bronkhus masuk ke dalam pulmo
melalui hilus, cabang bronkhus primarius yang masuk kedalam lobulus disebut
bronkhiolus. Dibandingkan dengan bronkhus maka bronkhiolus lebih kecil (diameter
kurang dari satu mm) epitheliumnya kolumner bersilia, dan tidak mempunyai
kartilago. Makin kecil ukuran bronkhi atau bronkhioli maka lapisan dinding makin
tipis, tetapi lapisan otot polosnya masih tetap ditemukan sebagai komponen yang
menjolok, bahkan masih tetap ditemukan pada dinding yang membatasi duktus
alveolaris.
KESIMPULAN
UGM
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta: UGM Press
Pradana, Subhan. 2008. http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas