NIM : 1830207083
Kelas : Pendidikan Biologi 3
Mata Kuliah : Biologi Sel
1. Inti Sel (nucleus), merupakan organel sel yang berperan sebagai pembawa
informasi genetik bagi keturunannya.
2. Retikulum endoplasma, merupakan organel sel yang berbentuk seperti
jala/jarring. Terdapat du ajenis reticulum endoplasma, yaitu RE kasar dan RE
halus. RE kasar adalag RE yang ditempeli oleh ribosom-ribosom dan tampak
berbintil-bintil. Fungsi RE adalah untuk menyintesis lemak dan kolesterol,
menampung protein yang disintesis oleh ribosom, transportasi molekul-molekul,
dan juga menetralkan racun
3. Ribosom, merupakan organel sel yang terdapat di permukaan reticulum
endoplasma dan juga sebgian berada di nucleolus. Ribosom berperan penting
dalam sintesis protein.
4. Badan Golgi, merupakan organel sel yang berbentuk seperti kantung pipih yang
dibatasi oleh membran. Badan golgi memiliki fungsi sebagai tempat sintesis
polisakarida seperti mucus, selulosa, hemiselulosa, dan pectin, sebagai
pembentuk membran plasma, untuk membentuk kantong sekresi yang akan
membungkus zat yang keluar dari sel, dan sebagai membentuk akrosom pada
sperma, kuning telur, dan lisosom.
5. Mitokondria, merupakan organel sel yang berfungsi sebagai penhasil energi bagi
sel. Di mitokondria inilah tempat diubahnya zat-zat menjadi ATP yang berfungsi
sebagai energi sel. Mitokondria memiliki dua membran, yaitu membran dalam
dan membran luar. Kedua membran ini memiliki sifat yang kuat, elastis, dan
fleksibel, dan juga stabil.
TEKNIK MEMPELAJARI SEL
Biologi sel merupakan salah satu cabang biologi yang memusatkan perhatiannya
pada gejala kehidupan yang terjadi pada tingkat sel. Sel tidak saja sebagai satuan fungsional
terkecil dari kehidupan, tetapi sekaligus sel dapat menjadi satuan struktural suatu organisme
tersebut. Biologi sel sering dikenal dengan sitologi. Perkembangan biologi sel sangat erat
hubungannya dengan perkembangan cabang biologi lainnya.
Sel sangat mendasar bagi ilmu biologi, seluruh organisme terdiri dari sel. Penelitian
menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel. Kata “sel” itu sendiri
dikemukakan oleh Robert Hooke, kira-kira 300 tahun yang lalu, yang berarti “kotak-kotak
kosong”, setelah ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop. Selanjutnya disimpulkan
bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan Protoplasma.
Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje; menurut Johannes
Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu Sitoplasma dan Nukleoplasma. Robert
Brown mengemukakan bahwa Nukleus (inti sel) adalah bagian yang memegang peranan
penting dalam sel, Rudolf Virchow mengemukakan sel itu berasal dari sel (Omnis Cellula E
Cellula).
1. Mikroskop
Mikroskop elektron pertama ditemukan oleh Ernst Ruska dan Max Knoll pada tahun 1931.
berasal dari bahasa Yunani dimana mikros berarti kecil dan skopeo berarti melihat.
Berdasarkan sumber energinya, ada dua kelompok mikroskop yang digunakan untuk
mengamati sel, yaitu mikroskop cahaya yang menggunakan cahaya sebagai sumber energi,
dan mikroskop elektron yang menggunakan pancaran elektron sebagai sumber energi.
a. Mikroskop cahaya
Mikroskop ini terdiri dari bagian optik dan mekanis. Komponen optis terdiri atas
kondensor, lensa objektif dan okuler. Kondensor berfungsi untuk memproyeksikan/
mengarahkan sinar ke objek yang akan diamati Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem
lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa
okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop.
Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda
(binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang
bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja
mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah
kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop
yang lain.
Lensa obyektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan
struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir.
Ciri penting lensa obyektif adalah memperbesar bayangan obyek dan mempunyai nilai
apertura (NA). Nilai apertura adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan
menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang
berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.
Lensa okuler, merupakan lensa mikroskop yang terdapat dibagian ujung atas tabung,
berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar bayangan
yang dihasilkan oleh lensa obyektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar
antara 4 – 25 kali.
Dalam mikroskop cahaya, cahaya difokuskan pada spesimen oleh lensa pembalik yang
terbuat dari kaca; bayangan yang terjadi kemudian diperbesar oleh lensa objektif dan
lensa okuler, untuk kemudian diproyeksikan pada mata atau pada film fotografik.
b. Mikroskop elektron
Pada tahun 1920 ditemukan suatu fenomena di mana elektron yang dipercepat dalam
suatu kolom elektro-magnet, Ciri-ciri : panjang gelombang 5.104nm pada 50Kv,
pembesaran 250.0000 x pada layar, lensa electromagnet, specimen tidak hidup,
pewarnaan mengandung logam berat untuk merepleksikan electron, bayangan hitam-
putih.
Prinsip kerja mikroskop elektron sama dengan mikroskop cahaya, yaitu berkas cahaya
radiasi difokuskan dengan menggunakan kondensor melalui objek yang diamati dan
bayangan yang didapat diperbesar oleh lensa-lensa.
Berdasarkan daya tembusnya terhadap objek, ada dua tipe mikroskop electron yaitu:
2. Preparasi
Ada dua tipe kultur yaitu kultur primer dan sekunder, kultur primer disiapkan dari jaringan
organisme secara langsung sedangkan kultur sekunder merupakan pindahan dari kultur
primer (subkultur). Umumya sel dapat hidup dalam suspensi sehingga membutuhkan
permukaan yang rata dan padat.
4. Biakan Sel (cell line)
Sel vertebrata umumnya mati setelah membelah 50-100 kali dalam kultur. Setelah
beberapa kali subkultur akan terdapat ”cell Line” yang dapat digunakan sebagai sumber
sel homogen. Cell Line akan berhenti tumbuh jika lapisan telah merata dalam permukaan
padat. Namun demikian ada sel-sel yang mengalami mutasi sehingga terus tumbuh dan
disebut sebagai sel immortal. Sel immortal dapat diperoleh dari sel kanker atau sel normal
yang ditransformasi dengan virus atau bahan kimia penyebab tumor. Keseragaman genetik
suatu biakan sel dapat ditingkatkan dengan cara kloning, yaitu mengisolasi sebuah sel dan
membiarkannya berkembang biak sampai membentuk kolom yang besar. Kumpulan sel
yang semuanya merupakan turunan sel yang sama disebut klon.
5. Fraksinasi Sel
Cara mempelari sel yang terakhir adalah Fraksinasi sel atau fraksinasi subselular ialah
teknik untuk memisahkan bagian-bagian sel. Secara umum, teknik ini melibatkan
homogenisasi, yaitu pemecahan sel secara halus, dan sentrifugasi, yaitu pemisahan
komponen-komponen sel oleh gaya sentrifugal dalam alat sentrifuge. Pemutaran
homogenat di dalam sentrifuge akan memisahkan bagian-bagian sel ke dalam dua fraksi,
yaitu pelet, yang terdiri atas struktur-struktur lebih besar yang terkumpul di bagian bawah
tabung sentrifuge, dan supernatan, yang terdiri atas bagian-bagian sel yang lebih kecil
yang tersuspensi dalam cairan di atas pelet tersebut.
Supernatan dapat disentrifugasi kembali dengan kecepatan yang lebih tinggi untuk
mendapatkan pelet yang lebih ringan atau kecil daripada pelet pertama. Dengan
sentrifugasi diferensial, supernatan disentrifugasi dengan kecepatan yang makin tinggi
sehingga didapatkan komponen yang makin kecil dalam pelet yang berurutan. Pelet
tersebut dapat diresuspensi dan dimurnikan lebih lanjut dengan sentrifugasi densitas
gradien.
MEMBRAN PLASMA
Membran plasma atau membran sel yaitu bagian sel yang membatasi bagian dalam sel
dengan lingkungan di sekitarnya, membran ini dimiliki oleh semua jenis sel. Membran sel
merupakan bagian terluar sel pada sel hewan dan protozoa, namun pada sel tumbuhan dan
bakteri terletak dibawah dinding sel. Untuk mempelajari membran plasma, para peneliti
menggunakan sel darah merah sebagai objek penelitiannya. Sel darah merah digunakan
karena tidak memiliki organel-organel lain sehingga tidak mengganggu proses pemisahan
membran sel.
Membran plasma merupakan penutup luar (external covering) dari sel tanaman dan hewan
atau mikrorganisme lainnya. Sifatnya hidup, elastis, tipis, berpori, semi permeabel dan
pelindung sel. Membran plasma membatasi sitoplasma dengan lingkungan luar, membran
plasma juga mengatur keluar masuknya material yang tidak diinginkan. Dengan sifat
permeabelnya membran plasma dapat menyeleksi material yang diperlukan. Membran
plasma disebut juga sebagai membran sitoplasma, membran sel dan plasmalema, tetapi
pada modern sitologi nama yang digunakan adalah membran plasma.
Membran sel sebagai bagian sel yang melingkupi seluruh isi sel memiliki fungsi yang
sangat penting dalam perlindungan sel secara mekanik. Perannya dalam perlindungan
mekanis nampak jelas pada sel hewan, karena selnya hanya dibungkus oleh membran
plasma saja. Berbeda dengan sel tumbuhan yang memiliki perlindungan lain berupa
dinding sel yang kuat dan keras.
Fungsi lain dari membran sel adalah dalam ransportasi molekul keluar dan masuk sel.
Fungsi membran sel ini sangat penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sel dan
membuang sampah-sampah sisa proses metabolisme. Transpor molekul di membran sel
bisa terjadi secara aktif maupun pasif, berbagai molekul dapat masuk dan keluar sel
dengan cara sebagai berikut.
O2 dan CO2 dapat melewati membran dengan mudah secara difusi pasif. Hal ini terjadi
karena molekul tersebut kecil dan cenderung tidak bermuatan sehingga tidak terpengaruh
oleh sifat polar (kepala) dan nonpolar (ekor) dari fosfolipid.
Air dapat masuk dan keluar sel secara osmosis, air akan berosmosis dari larutan dengan
konsentrasi zat terlarut rendah (banyak air) menuju ke larutan dengan konsentrasi zat
terlarut tinggi (sedikit air).
Struktur membran sel disusun dari lemak dan protein di mana setiap komponen diikat oleh
ikatan nonkovalen. Selain lemak dan protein, struktur membran sel juga terdiri dari
karbohidrat. Rasio antara lemak dan protein bervariasi bergantung tipe membran seluler.
Misalnya antara membran plasma dan retikulum endoplasma. Tipe organisme prokariot
dan eukariot juga memiliki rasio struktur yang berbeda. Membran mitokondria memiliki
rasio struktur protein/lemak yang tinggi dibandingkan membran plasma pada sel darah
merah.
a. Protein membran
Protein membran merupakan protein yang terdapat pada membran sel. Walaupun
penyusun membran secara struktural adalah fosfolipid, namun protein dalam
fosfolipid dapat mencapai lebih 50% dari berat membran tersebut. Hal ini terjadi
karena struktur protein yang lebih besar dan kompleks dibandingkan lemak.
Protein membran terdiri dari protein integral dan protein perifer. Protein integral
adalah protein yang menembus dua lapis fosfolipid, sedangkan protein perifer adalah
protein yang tidak menembus dua lapis fosfolipid. Protein integral ini berperan dalam
transpor molekul keluar dan masuk sel. Protein integral akan berperan sebagai
saluran/ channel yang memungkinkan beberapa molekul dapat melewatinya. Protein
perifer biasanya merupakan hormon atau enzim yang menempel sementara di
membran sel untuk mengatur kerja dari sel tersebut.
b. Glikolipid
c. Glikoprotein
Sebagian besar protein dalam darah adalah glikoprotein yang berfungsi sebagai
hormon, antibodi, enzim (termasuk yang berperan dalam pembekuan darah) dan
sebagai komponen struktur matriks ekstra sel. Terbentuknya glikoprotein lain seperti
protein sekretorik, tetapi bagian hidrofobik protein tetap melekat ke membran sel
sedangkan karbohidrat menonjol ke dalam ruang ekstra sel. Glikoprotein ini berfungsi
sebagai reseptor bagi senyawa seperti hormon, sebagai protein transpor, dan sebagai
tempat pengenalan sel ke sel dan perlekatan sel. Glikoprotein yang mengalami
segregasi dalam lisosom tempat glikoprotein tersebut berfungsi sebagai enzim lisosom
yang menguraikan berbagai jenis bahan intrasel dan ekstrasel.
d. Proteoglikan
e. Kolesterol
Kolesterol dalam membran plasma akan berada di antara molekul fosfolipid dengan
bagian hidroxil yang bersifat polar akan berada di dekat kepala fosfolipid. Kolesterol
memiliki fungsi yang penting bagi membran plasma. Saat kondisi lingkungan panas,
kolesterol akan berperan dalam menghambat pergerakan fosfolipid sehingga
mencegah fosfolipid menjadi terlalu cair. Namun saat suhu lingkungan dingin,
kolesterol akan bekerja dengan menghambat interaksi antar lemak sehingga menjaga
membran dari beku dan mempertahankan struktur membran cukup cair. Kolesterol
terdapat pada membran sel hewan, sedangkan pada membran sel tumbuhan fungsinya
digantikan oleh sterol.
f. Sitoskeleton
Sitoskeleton atau tulangnya sel berguna untuk memperthankan bentuk sel dan posisi
organel sel. Sitoskeleton terdiri atas dua macam, yaitu mikrotubulus dan
mikrofilamen. Sitoskeleton bukan bagian langsung dari membran sel, hanya saja
sitoskeleton akan berikatan dengan bagian dasar dari protein integral. Dengan
mengikat protein integral di berbagai tempat, sitoskeleton akan mempertahankan
bentuk sel sehingga tidak berubah terlalu ekstrim.
Berdasarkan kemampuannya dalam mengatur transportasi suatu zat ke dalam atau ke luar
sel, sifat membran sel terbagi menjadi 3 jenis :
a. Impermeabel
Merupakan sifat membran yang tidak mengizinkan zat apapun di luar sel untuk masuk
ke dalam sel.
b. Semipermeabel
Suatu keadaan dimana hanya zat – zat tertentu yang dibutuhkan oleh sel yang dapat
masuk ke dalam sel. Biasanya membran sel normal memiliki sifat semipermeabel.
c. Permeabel
Merupakan sifat dimana semua zat dapat melewati membran sel untuk masuk ke dalam
sel. Biasanya sifat ini dimiliki oleh membran sel yang rusak atau hampir mati sehingga
sel tidak dapat bertahan hidup.