Shaad 41
ب وووعوذاَ ب
(41) ب ب إإرذ وناَودىَ ورببَهك أوننيِّ ومبَسنإويِّ اَلبَشري و
طاَكن بإنك ر
ص ب وواَرذككرر وعربودوناَ أويَيوُّ و
Allah SWT memerintahkan kepada Rasulullah saw agar menceritakan kepada kaumnya kisah Ayub yang
sangat saber menghadapi cobaan hidup dan taat kepada Allah. Pada saat ia menghadapi cobaan yang
sangat berat ia berdoa kepada Allah, mengadukan agar penderitaannya itu dihilangkan.
Menurut penelitian ahli tafsir, Ayub adalah seorang Nabi yang sangat kaya. Ia sebagai pengusaha tanah
dan pemelihara ternak. Di samping itu juga sebagai pemimpin kaumnya di sebuah negeri yang terletak di
sebelah tenggara laut mati. Negerinya terletak di antara kota Adum dan padang pasir Arab, sangat subur,
diairi oleh mata air yang sangat banyak. Ia hidup di antara zaman Nabi Ibrahim dan Nabi Musa. Semula
beliau hidup makmur dan bahagia, amat taat beragama, banyak sanak keluarganya. Ia sangat bangga
atas hasil usahanya yang dicapai, juga atas kekayaan, keluarganya dan kesehatannya. Kemudian Allah
SWT ingin menguji ketabahannya. Lalu ia menderita sakit kulit yang sangat parah. Begitu beratnya
penyakitnya dan begitu lama dideritanya hingga harta bendanya habis, dan keluarganya bertebaran ke
negeri-negeri sekitarnya mencari penghidupan. Di tengah-tengah penderitaannya itulah ia merasa sangat
payah. Ia merasa ada setan yang mengusik jiwanya beribadah kepada Allah. Lalu ia mengadukan kepada
Allah agar diberi petunjuk untuk melepaskan dirinya dari kepayahan dan siksanya.
Artinya:
Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa
penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang. (Q.S. Al Anbiya:
83)
Referensi: https://tafsirweb.com/5595-surat-al-anbiya-ayat-83.html