Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

FOTOGRAMETRI DIGITAL
Resume Kalibrasi Kamera

Disusun Oleh:
Aqiyasa Adiba
03311740000076

KELAS:
Fotogrametri Digital B

Dosen Pengampu :
Agung Budi Cahyono, S.T., M.Sc., DEA

DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2019
KALIBRASI KAMERA

A. Pengertian, Tujuan, dan Maksud Kalibrasi Kamera

Lensa yang terdapat pada kamera bukan merupakan lensa yang sempurna berakibat
pada proses perekaman objek yang dilakukan akan terdapat kesalahan. Maka dari itu,
perlu dilakukannya kalibrasi pada kamera dengan beberapa maksud dan tujuan sebagai
berikut:

a. Agar dapat menentukan besarnya penyimpangan yang terjadi


b. Untuk memastikan hubungan antara harga-harga yang ditunjukkan oleh suatu alat
ukur dengan harga yang sebenernya dan besaran yang diukur
c. Untuk mengetahui resolusi (ketajaman kamera)
d. Untuk menentukan parameter distorsi, dimana distorsi meliputi:
i. Distorsi radial
Distorsi radial adalah pergeseran tiitk-titik pada foto dalam arah radial
terhadap titik utama dari proses idealnya. Distorsi radial diangggap positif jika ke
arah luar, ke arah pusat gambar (barrel distortion) dan dianggap negative jika ke
arah luar menjauhi pusat gambar (pincushion distortion)
ii. Distorsi tangensial,
Distorsi tangensial adalah pergeseran linear titik foto pada arah
normal (tegal lurus) garis radial melalui titik foto tersebut. Distorsi ini
disebabkan karena terjadi kesalahan pada pengaturan titik pusat lensa pada
gabungan lensa.

e. Untuk menentukan nilai yang tepat bagi sejumlah konstanta (unsur orientasi dalam
(elements of interior orientation)), konstanta atau unsur ini diperlukan untuk menentukan
data foto yang akurat. Berikut adalah usur orientasidalam yang dapat ditentukan melalui:
1. Panjang fokus ekivalen.
Panjang fokus yang efektif di dekat pusat lensa Kamera.
2. Panjang fokus terkalibrasi (sering disebut konstanta kamera).
Panjang focus yang menghasilkan distribusi distorsi radial lensa rata-rata secara
menyeluruh.
3. Distorsi radial lensa rata-rata.
Distorsi posisi gambar di sepanjang garis radial dari titik utama
4. Distorsi tangensial lensa.
Distorsi posisi gambar dengan arah tegak lurus terhadap garis radial dari titik utama
(pada umumnya sangat kecil dan dapat diterima pada kebanyakan pekerjaan teliti,
biasanya kesalahan ini dapat diabaikan).
5. Lokasi titik utama.
Koordinat titik utama yang dinyatakan terhadap x dan y sumbu fidusial (meskipun
pembuat kamera bermaksud menempatkan tanda fidusial sedemikian sehingga
pasangan yang berhadapan berpotongan pada titik utama, hampir selalu ada
penyimpangan kecil terhadap kondisi ideal ini).
6. Jarak antara dua tanda fidusial yang berhadapan (sering dinyatakan dengan koordinat
tanda fidusial itu).
7. Sudut perpotongan garis-garisfiduslal (seharusnya sebesar 90o +- 1 menit)
8. Kerataan bidang fokal (seharusnya tidak menyimpang lebih dari +- 10,0005 inci atau
0.01 mm dari bidang datar).
B. Metode Kalibrasi

Metode kalibrasi kamera dibedakanbeberapa kategori sebagai berikut:

1. Metode laboratorium

Metode laboratorium menggunakan cara kerja berupa metode multikolimator


dan metode goniometer. Metode multikolimator berupa pemotretan gambar pada
sebuah pelat kaca yang diproyeksikan melalui sejumlah kolimator individual yang
dipasang pada sebuah jajaran menyudut yang dikerahui secara tepat. Kolimator
tunggal-terdiri dari sebuah lensa dengan sebuah tanda silang pada bidangnya dengan
fokus ke jarak tak terhingga. Metode ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
i. Optical Laboratory calibration
ii. Test range calibration

Langkah-langkah kalibrasi kamera manual (metode laboratorium) adalah sebagai


berikut:

• EFL (Equivalent Focal Length) 


EFL adalah sudut terdekat, hampir tidak ada distorsi


EFL = 𝑜𝑓1 + 𝑜𝑓2 + 𝑜𝑓3 + 𝑜𝑓4 4tan𝜃𝑓 



• CFL (Calibration Focal Length)


CFL adalah panjang fokus yang terkalibrasi 


|max ∆ɣ| = |min∆ɣ|


Max positif ∆ɣ + max negatif ∆ɣ = 0 


• Distorsi Radial dari Calibrated Focal Length (CFL)

ΔΥ (CFL) = Jarak rata-rata – CFL tanθ 


• Error Vektor Distorsi


Error Vektor Distorsi adalah arah distorsi masuk atau keluar

2. Metode Lapangan
Metode lapangan menggunakan target dan parameter kalibrasi kamera yang
dihitung menggunakan prinsip bundle adjustment, plumb line, atau Direct Linear
transform (DLT) 


3. Metode Bintang dan Metode Medan

Metode bintang tidak memerlukan alat khusus. Menggunakan serangkaian


sasaran diletakkan cukup jauh dari letak kamera sehingga tidak ada degradasi
gambar. Pada metode ini dilakukan pemotretan atas serangkaian sasaran yang terdiri
dari bintang yang dapat diidentifikasi. . Penaikan (ascension) dan deklinasi bintang
yang benar diperoleh dari satu saat pendek untuk waktu pemotretan yang tepat
sehngga sudut perpanjangan bintang pada letak kemera diketahui. Kemudian sudut
tersebut dibandingkan terhadap sudut yang diperoleh dari pengukuran tepat atas
gambar bintang

4. Self Calibration

Kalibrasi pada saat pemotretan dikenal dengan self calibration, yakni


mengkalibrasi kamera sekaligus pada obyek amat dan data diambil bersamaan
dengan data observasi. Pada self calibration pengukuran titik- titik target pada obyek
pengamatan digunakan sebagai data untuk penentuan titik obyek sekaligus untuk
menentukan parameter kalibrasi kamera.

Diantara metode-metode tersebut, metode laboratorium paling sering digunakan bagi para
pembuat kamera maupun oleh badan pemerintah
C. Flowchart Kalibrasi

Pesiapan Alat

Menentukan Sudut
Pemotretan

Penandaan Titik Kolimator

Pemotretan Titik Kolimator

Hasil Pemotretan (sudah sesuai


syarat)

Gambar Kolomator

Input Gambar ke CAD

Rubber Sheet

Mengukur Jarak dari Titik Pusat ke


Masing-asing Titik Kolimator

Perataan jarak (pada masing-masing titik


kolimator)

Parameter Distorsi (EFL dan


ECL)
REFERENSI

Kartikasari, Fitriana. dkk. Koefisien Polinomial Parameter Distorsi Radial. Surabaya. Diakses
pada 18 September 2019
Mahasiswa Teknik Geomatika angkatan 2012.. 2014. Laporan Praktikum Perhitungan Distorsi
Radial Pada Kamera Casio Exilim EX-ZS5. Surabaya. Diakses pada 18 September 2019
Septifa, Irena. 2013. PENGARUH JARAK PEMOTRETAN TERHADAP KETELITIAN
KOORDINAT TITIK CEK PADA TEKNIK FOTOGRAMETRI JARAK DEKAT.
Yogyakarta. Diakses pada 20 September 2019.
Wolf, Paul. 1993. Elemen Fotogrametri. Madison. Diakses pada 18 September.

Anda mungkin juga menyukai